Anda di halaman 1dari 39

BAB 8

MEKANIKAL ELEKTRIKAL

1.1 PENJELASAN UMUM

1.1.1 NAMA BANGUNAN

Nama Bangunan : GEDUNG OTORITA PELABUHAN PENYEBERANGAN


Lokasi : MERAK
Provinsi BANTEN
Jumlah Lantai : 2 lapis, tanpa basemen.

1.1.2 FUNGSI BANGUNAN

Dalam perencanaan, secara umum bangunan ini akan difungsikan untuk Kantor
Pelayanan Penyeberangan, Kementerian Perhubungan di Merak, Banten.

1.1.3 DATA BANGUNAN

Data Bangunan Gedung Kantor OPP MERAK dilampirkan dalam Gambar 1. Denah
Kantor OPP MERAK.

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-1
Gambar 8.1 Denah lantai dasar

Gambar 8.2 Denah lantai 1

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-2
Gambar 8.3 Denah lantai 2

Gambar 8.4 Denah atap

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-3
Gambar 8.5 Tampak kantor OPP Merak

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-4
Tabel berikut ini adalah luasan dari ruangan di dalam kantor OPP Merak:

Tabel 8.1Luas bangunan gedung kantor OPP Merak


TA BEL LUASAN RUANG
Kantor Otorita Pelabuhan Penyeberangan MERAK Lantai 1 688,39
1.890,44
No. Ruang Luas (M2) KETERANGAN
FUNGSI 420,84
Lantai Dasar 807,41
1 Ruang Rapat Besar 47,96
2 R. Jabatan Fungsional 1 47,06
FUNGSI 359,96
3 R. Rapat 14,96
1 Koperasi Photocopy 15,26
2 R. Kesehatan 16,28 4 R. Kerja TU 29,40
3 Perpustakaan 31,27 5 R. Kepala TU 16,04
4 Kantin 30,71 6 R. Sekretaris 9,98
5 R. Arsip 14,31 7 R. Kepala Kantor/Balai 30,71
6 R. Laktasi 10,08 8 R. Seksi Perencanaan 47,88
7 R. Tamu 13,53 9 R. Kepala Seksi Perencanaan 13,65
8 R. Rapat VIP 16,28 10 R. Dokumen 8,38
9 Lobby / Gallery / Foyer 87,83
11 R. Seksi Perencanaan 47,78
10 Kolam 16,33
12 Lobby / Gallery 107,04
11 RK. Seksi Operasional 47,11
12 R. Kepala Seksi Operasional 13,65
SERVIS 80,62
13 RK. Seksi Operasional 47,32
13 Toilet Wanita 14,69
SERVIS 127,22 14 Toilet Pria 14,64
14 To ilet Wanita 14,69 15 Shaft 0,66
15 To ilet Pria 14,64 16 Janitor 2,66
16 Shaft 0,66 17 Pantry 9,19
17 Janitor 2,66 18 R. Panel 3,08
18 Mushola 29,51 19 Toilet Ka. Kantor 5,27
19 Wudhu 4,57
20 Janitor 2,78
20 Pantry 9,19
21 Shaft 0,74
21 R. Panel 3,08
22 Toilet Pria 10,23
22 To ilet Diffable 4,16
23 Toilet Wanita 10,61
23 To ilet Tamu 5,18
24 Janitor 2,78 24 R. Panel 1,26
25 Shaft 0,74 25 Pantry 4,81
26 To ilet Pria 10,23
27 To ilet Wanita 10,61 SIRKULASI 186,93
28 R. Panel 1,26 26 Selasar 82,58
29 Pantry 4,81 27 Selasar 44,76
30 R. Locker 8,45 28 Tangga 13,80
29 Tangga 17,88
SIRKULASI 320,23
30 Tangga 14,57
31 Hall 52,46
31 Tangga 13,34
32 Selasar 67,02
33 Tangga 13,80
34 Tangga 17,88 Lantai 2 394,64
35 Tangga 14,57
36 Tangga 13,34 FUNGSI 215,66
37 Teras 54,07 1 R. Monitor 30,71
38 Teras 21,29 2 R. Server 14,96
39 Selasar 65,80 3 R. Seminar / Rapat Besar 30,16
4 Hall 139,83

SERVIS 44,92
5 Toilet Wanita 14,69
6 Toilet Pria 14,64
7 Shaft 0,66
8 Janitor 2,66
9 Pantry 9,19
10 R. Panel 3,08

SIRKULASI 134,06
11 Hall & Selasar 102,38
12 Tangga 13,80
13 Tangga 17,88

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-5
1.2 SISTEM PLUMBING

1.2.1 PERATURAN STANDAR / TATA CARA PERENCANAAN DAN LITERATUR / BAHAN


BACAAN :

PERATURAN YANG HARUS DITAATI

1. Undang-undang RI No. 28 th. 2002 Tentang Bangunan Gedung


2. KepMenKes No 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum.
3. KepMenLH Nomor Kep-52/ MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah
Cair Bagi Kegiatan Hotel.
4. KepMenLH Nomor Kep-112 th. 2003 tentang Baku Mutu Limbah Air Limbah
Domestik.
5. Peraturan Pemerintah No. 74 th 2001 tentang Pengelolaan B3.
6. Peraturan Pemerintah RI No. 18 th. 1999 tentang Pengelolalan Limbah B3
jo PP Nomor 85 Th 1999.
7. Peraturan Pemerintah RI No. 82 th. 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air.
8.
STANDAR YANG MENJADI ACUAN TATA CARA PERENCANAAN

1. SNI 19-6786-2002 Spesifikasi Simbol Gambar Sistem Penyediaan Air dan


Sistem Drainase
2. SNI 03-6481 Sistem Plambing.
3. SNI 03-7065 Tata cara perencanaan sistem Plumbing.
4. SNI 06-6373-2000 Tata Cara Pemilihan dan Pemasangan Ven Pada Sistem
Plambing.
5. SNI 6773:2008 Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air.
6. SNI 6774-2008 Tata cara perencanaan unit paket Instalasi Pengolahan Air.
7. SNI 03-2453-2002 Tata cara perencanaan sumur resapan untuk lahan
pekarangan.
8. SNI 19-6410-2000 Tata Cara Penimbunan Tanah Untuk Bidang Resapan
Pada Pengolahan Air.
9. SNI 19-6466-2000 Tata Cara Evaluasi Lapangan Untuk Sistem Peresapan
Pembuangan Air.
Catatan: Penggunaan standar asing seperti ANSI/National Plumbing Code,
British Standard dan/atau lainnya hanya diperbolehkan bilamana Standar
Nasional Indonesia belum mencakup hal-hal tersebut.

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-6
LITERATUR / BAHAN BACAAN / REFERENSI

1) Noerbambang, S.M. & Morimura, T


Pedoman Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing
2) Babbit, H.E., Plambing.

1.2.2 SISTEM AIR BERSIH

A. Sistem penyediaan Air Bersih / Minum untuk Bangunan Gedung Kantor OPP
MERAK ini diperoleh dari PDAM Merak dan Sumur Dalam (Deepwell) sebagai
cadangan. Kemudian air tersebut ditampung di dalam Tangki Bawah (Ground
Water Tank) kemudian dengan menggunakan Pompa Transfer, air dipompakan ke
Tangki Air Atas (High Water Tank = Roof Tank). Dari Pusat Tangki Air Atas
tersebut, air didistribusikan ke semua fasilitas di kawasan Bangunan Gedung
Kantor OPP Merak, Banten.
Pada dibawah ini, diperlihatkan Sistem Air Bersih Kantor OPP MERAK, dimana air
dari PDAM / Deep Well langsung menuju ke Tangki Air Bawah.

Gambar 8.6 Sistem Air Bersih Bangunan Gedung Kantor OPP Merak

B. Kapasitas pengambilan air harian rata-rata sebesar 108,33 Liter/menit. (dari:


perhitungan kapasitas penyediaan air bersih bangunan gedung kantor OPP
Merak).

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-7
C. Kebutuhan air bersih per orang per hari dihitung dengan kriteria pemakaian air
untuk kebutuhan domestik, sesuai dengan peruntukan bangunan gedung kantor
OPP Merak, Sebagai berikut :

Tabel 8.2Kriteria pemakaian air bangunan gedung kantor OPP Merak


PEMAKAIAN AIR BERSIH JUMLAH KEBUTUHAN AIR
JENIS HUNIAN: KANTOR OPP
PER UNIT TOTAL
MERAK JUMLAH SATUAN
LT / HARI LT / HARI
STAF dan PEGAWAI (PEKERJA) 250 ORANG 120 30.000
PENGUNJUNG 500 ORANG 20 10.000
JUMLAH KEBUTUHAN AIR (LITER PER HARI) = 40.000

D. Neraca penggunaan air, meliputi semua penggunaan air di bangunan gedung


kantor OPP Merak adalah sebagai berikut ini :

Gambar 8.7 Neraca Air

E. Kualitas air bersih yang dipergunakan untuk kebutuhan domestik harus


memenuhi atau harus sesuai dengan persyaratan harus memenuhi standar “baku
Mutu Kualitas Air Bersih” yang disyaratkan oleh Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 907 / Menkes / SK / VII / 2002, tentang Syarat-syarat
dan Pengawasan Kualitas Air Bersih, Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor : 416 / MENKES / PER / IX / 1990 Tanggal : 3
September 1990 dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
Nomor : 492 / MENKES / PER / IV / 2010 Tanggal : 19 April 2010
sebagai berikut :

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-8
Tabel 8.3Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-9
F. Untuk menjamin ketersediaan air untuk kebutuhan operasional domestik maka
volume, jenis dan peruntukan tangki/bak penampung air (air bersih dan air
sekunder) di bangunan gedung Kantor OPP Merak ini diperlukan :

 Volume tangki atas Air Bersih : 4,00 M³


 Volume tangki bawah Air Bersih : 10,00 M³

Sedangkan kebutuhan Air Pemadam Kebakaran, hal-hal yang harus diperhatikan


adalah :

 Berdasarkan pengalaman yang lalu apabila waktu tempuh antara Stasiun


Pemadam Kebakaran Merak dengan lokasi bangunan , kurang lebih 45 menit,
maka Pemda setempat mengharuskan Cadangan Air Pemadam Kebakaran
minimal sama dengan Waktu Tempuh jarak tersebut di atas.

 Oleh karena itu dicadangan untuk Fire Hydrant sebesar : 500 US GPM x 45
menit = 85,05 M³ ( dibulatkan : 85,00 M 3. ), maka total volume tangki
bawah : 10,00 + 85,00 = 95,00 M3. Volume Total Tangki Bawah (Air Bersih +
Air Pemadam Kebakaran) = 95,00 M3.

G. Kecepatan air dalam pipa, dalam perencanaan bangunan gedung ini


menggunakan Batas Kecepatan Disain sebesar : 0,9 sampai 2,5 m/detik.
H. Tekanan Disain minimum dalam alat plambing : 1 kg/cm2.
I. Untuk Sistem Air Bersih, pipa yang dipergunakan adalah Pipa PPr, PN 10.

Pada Tabel 4. berikut ini, ditunjukkan Perhitungan Kebutuhan Air Bersih untuk
memenuhi kebutuhan air domestik bangunan Gedung Kantor OPP MERAK .

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-10
Tabel 8.4Lampiran Perhitungan Kebutuhan Air Bersih.

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-11
PERHITUNGAN KAPASITAS PENYEDIAAN AIR

NAMA PROYEK : DED BANGUNAN GEDUNG KANTOR OPP MERAK


JENIS BANGUNAN : KANTOR OTORITA S PELABUHAN PENYEBERANGAN MERAK

PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR

JENIS HUNIAN : GEDUNG KANTOR OPP MERAK JUMLAH KEBUTUHAN AIR


PEMAKAI AIR BERSIH PER - UNIT TOTA L
JUMLAH SATUAN
KANTOR OPP MERAK LITER / HARI LITER / HARI

STAF DAN PEGAWAI 250,00 ORANG 120,00 30.000,00


PENGUNJUNG 500,00 ORANG 20,00 10.000,00

JUMLAH KEBUTUHAN AIR (LITER/HARI) = 40.000,00

KEBUTUHAN AIR HARIAN


KEBUTUHAN LAIN - LAIN : 20,00 %
FAKTOR KEAMANAN : 10,00 %
JUMLAH KEBUTUHAN PERHARI : 52,00 M3
JANGKA WAKTU PEMAKAIAN DALAM SEHARI : 8,00 JAM
KEBUTUHAN HARIAN RATA - RATA : 108,33 LITER/MENIT

PERHITUNGAN KEBUTUHAN WAKTU PUNCAK


FAKTOR PENGALI JAM PUNCAK : 2,00
PEMAKAIAN AIR SELAMA JAM PUNCAK
- RATA - RATA DEBIT JAM PUNCAK : 216,67 LITER MENIT
- RATA - RATA DEBIT MENIT PUNCAK : 433,33 LITER MENIT
- JANGKA WAKTU PUNCAK : 360,00 MENIT
- PEMAKAIAN AIR PADA JAM PUNCAK : 78,00 M3

KAPASITA S TA NGKI RESERVOIR BAWAH


KAPASITAS PIPA DINAS : 88,00 LITER/MENIT
VOLUME TANGKI EFFEKTIF MINIMUM : 9,76 M3
VOLUME TA NGKI BAWAH EFFEKTIF DI BULATKAN : 10,00 M3

KAPASITA S TA NGKI RESERVOIR ATA S


KAPASITAS LIFT/ANGKAT POMPA : 220,00 LITER/MENIT
FAKTOR KEAMANAN : 2,00
VOLUME TANGKI EFFEKTIF MINIMUM : 4,10 M3
VOLUME TA NGKI ATA S EFFEKTIF DI BULATKAN : 4,00 M3

KAPASITA S TA NKI CADANGAN KEBAKARAN


KAPASITAS TANGKI KEBAKARAN 500 US GPM (45 MENIT) : 85,05 LITER/MENIT
VOLUME TA NGKI KEBAKARAN DI BULATKAN : 85,00 M3

TOTA L VOLUME TA NGKI BAWAH 95,00 M3

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-12
1.2.3 SISTEM AIR KOTOR/LIMBAH, AIR KOTORAN DAN VEN (PIPA PELEPAS UDARA)

A. Uraian / Penjelasan Sistem penyaluran Air Buangan :


a. Air Kotor dan Air Kotoran yang berasal dari toilet dialirkan melalui pipa
cabang mendatar terpisah yaitu pipa air kotoran yang menampung buangan
kloset dan urinoir, dan pipa air kotor yang menampung buangan dari
lavatory/washtafel dan floor drain.
b. Air buangan dari pipa mendatar ini langsung dikumpulkan menuju pipa
tegak / pipa riser masing-masing yaitu Pipa Air Kotor, Pipa Air Kotoran dan
Pipa Buangan Pantry. Kemudian pipa air kotoran disalurkan langsung menuju
Bio Septic Tank dan pipa air kotor disalurkan menuju drainase kawasan.

Gambar Sistem penyaluran Air Kotor dan Air Kotoran untuk Bangunan Gedung
Kantor OPP MERAK ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 8.8 Sistem air buangan dan ven bangunan gedung kantor OPP Merak

B. Jenis-jenis Air buangan dan sumber asal Air Buangan dari seluruh bagian
bangunan gedung Kantor OPP Merak, kecuali air hujan dan air buangan yang
berasal dari pengurasan Ground Reservoir / Pit / Lantai dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Air Kotoran, terdiri dari seluruh air buangan kloset & urinoir.
b. Air Kotor, terdiri dari seluruh air buangan lavatory & floor drain.
c. Air Buangan yang berasal dari Kitchen Sink Dapur.

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-13
C. Volume air kotor/kotoran per kapita atau equivalentnya dihitung dengan kriteria
aliran dan kapasitas air buangan, sebagai berikut :
a. Beban BOD (Air Kotoran) penghuni, yaitu Staf, Pegawai (Pekerja), dan
Pengunjung rata-rata sebesar 22 gram/orang/hari.
b. Jumlah Air Kotor adalah 80 persen dari jumlah pemakaian air bersih.
c. Untuk Bangunan Gedung Kantor OPP MERAK, faktor kepadatan penghuni
adalah 100 persen dari jumlah penghuni yang dihitung untuk kebutuhan
penyediaan air bersih.
D. Kecepatan aliran dalam pipa pengumpul,yaitu kecepatan air kotor dan air kotoran
dalam pipa, dalam perencanaan bangunan gedung ini menggunakan Kecepatan
Disain sebesar : 2,0 sampai 2,5 m/detik, dan tidak melebihi 3,0 m/detik.
E. Jenis dan bahan pipa yang digunakan, yaitu pipa air kotor dan air kotoran
menggunakan Pipa PVC AW dengan tekanan kerja minimum 10 kg/cm2.
F. Kemiringan Pipa, yaitu Kemiringan Disain pipa air kotor dan air kotoran dibuat
antara 1 – 2 %.

1.2.4 SISTEM DRAINASE AIR HUJAN

A. Intensitas curah hujan yang digunakan dalam perencanaan dan penjelasan


sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut :
Intensitas Hujan Disain untuk Merak adalah 242,57 mm (Sumber: Geografi dan
Iklim / Geography and Climate), Tabel/Table 1.2. 3 Jumlah Curah Hujan, Hari
Hujan dan Curah Hujan Maksimum Dirinci Menurut Bulan, 2013/Monthly Rainfall,
Rainy Day and Maximum Rainfall, 2013.
B. Kecepatan aliran maksimum dan minimum yang diizinkan, minimum 1,6 m/detik
dan maksimum 3 m/detik.
C. Jumlah dan dimensi sumur resapan, disekeliling Bangunan Gedung Kantor OPP
MERAK, direncanakan penempatan sumur resapan sebanyak 8 buah dengan
diameter 1,4 meter, dengan kedalaman 1,5 meter, sesuai dengan SNI 06-2405-
1991, Tata cara perencanaan teknik sumur resapan air hujan untuk lahan
pekarangan.
D. PERHITUNGAN SISTEM DRAINASE AIR HUJAN
a. Air hujan yang jatuh ke halaman dibuang ke saluran drainase
b. Dalam perencanaan saluran drainase, jumlah air hujan dihitung
berdasarkan rumus Rational :

Q = 0.002785 C.I.A

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-14
Dimana :
Q = jumlah air hujan yang harus ditampung/dialirkan (m³/detik)
C = koefisien pengaliran permukaan
I = curah hujan setempat sebesar 242,57 mm/jam
A = luas daerah yang menerima air hujan (ha)

c. Faktor perencanaan curah hujan yang digunakan sebesar 3 (tiga) kali


curah hujan rata-rata, kurang lebih sebesar 750 mm/jam.

E. Perhitungan diameter pipa dan atau dimensi saluran terbuka di luar bangunan
(drainase halaman) sampai dengan penyambungan ke badan air penerima atau
sumur resapan dihitung berdasarkan debit air hujan yang dialirkan = Q
Q = 0.002785 C.I.A
Dimana :
Q = debit aliran (m³/detik)
C = koefisien run off ( 1, tidak ada yang meresap )
I = intensitas hujan (mm/jam)
I = (0.9 x R24 Jam) / 4 - - - - (Rumus Ir Van Breen)
I = (0.9 x 300) / 4 = 67.5 mm/jam
A = luas daerah tangkapan (ha)
Disain dimensi saluran menggunakan Rumus Manning,
Untuk saluran dengan bentuk penampang = segi empat :

Q =AxV
2/3 ½
= b x y x 1/n x (A/p) x (S)
dimana:
Q = Debit Aliran
b = Lebar Saluran
y = Tinggi air dalam saluran
n = Faktor kekasaran dinding saluran
p = Keliling basah saluran
A = Luas penampang saluran (b.y)
S = slope saluran

Disain : Kemiringan saluran = 0.005 (S)


Kekasaran dinding saluran = 0.0015 (n)

 Untuk saluran dari beton

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-15
Dengan data disain tersebut dilakukan trial & error, sampai mendapatkan
dimensi yang cukup untuk menerima debit air hujan yang ada.
Kedalaman saluran adalah :

Gambar 8.9 Saluran drainase air hujan

D = Free Board + variable akibat slope + y (dalam air).

1.3 SISTEM KEBAKARAN AKTIF

1.3.1 PERATURAN, STANDAR / TATA CARA PERENCANAAN DAN LITERATUR

PERATURAN YANG HARUS DITAATI

1. Undang-undang Rep. Indonesia No. 28 th. 2002 Tentang Bangunan


Gedung.
2. Peraturan Menteri PU No. 26/PRT/M/2008 th. 2008 Tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.

STANDAR YANG MENJADI ACUAN TATA CARA PERENCANAAN

1. SNI 03-1735 Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses


lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
2. SNI 03-1736 Tata cara perencanaan sistem proteksi pasif untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung.
3. SNI 03-1745 Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak
dan slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah
dan gedung.
4. SNI 03-6570 Instalasi Pompa Yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi
Kebakaran.
5. SNI 03-1746 Metoda Pemasangan Pemadam Api Ringan untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran pada Bangun Rumah dan Gedung.
Catatan:

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-16
Penggunaan standar asing seperti NFPA, British Standard dan/atau lainnya hanya
diperbolehkan bilamana Standar Nasional Indonesia belum mencakup hal-hal
tersebut.

LITERATUR/ BAHAN BACAAN DAN / ATAU REFERENSI

1. NFPA-13 Standard for the Installation of Sprinkler Systems.


2. NFPA-14 Standard for the Installation of Standpipe, Private Hydrant and
Hose Systems.
3. NFPA-20 Standard for the Installation of Stationary Pumps for Fire
Protection.
4. NFPA-10 Standard for Portable Fire Extinguisher.

1.3.2 SISTEM PIPA TEGAK HIDRAN

A. Analisis Hidran dan Siamesse, meliputi :


a. Jarak maksimum Hidran kota terdekat ke pemberhentian Mobil Pemadam
Kebakaran adalah 30 meter.
b. Jarak maksimum lokasi pemberhentian Mobil Pemadam Kebakaran ke
Siamesse Connection adalah 18 meter.
c. Penambahan Hidran Halaman bila diperlukan sesuai dengan ketentuan di
Permen PU dan/atau SNI, apabila jarak maksimum pemberhentian Mobil
Pemadam Kebakaran ke Siamese Connection melebihi 18 meter dan jarak
terdekat hidran kota melebihi 30 meter, maka diperlukan tambahan hidran
halaman di areal gedung yang dilindungi.
d. Sumber air Hidran Halaman, direncanakan dari Ground Tank Kawasan
Bangunan , volume cadangan air pemadam kebakaran minimal: 85,00 M3,
khusus untuk KANTOR OPP MERAK.

B. Analisis Kelas Pelayanan dan Sistem Pipa Tegak & Slang yang dipilih sebagai
berikut :
a. Kelas Pelayanan pada bangunan gedung Kantor OPP MERAK ini, termasuk
Hunian dengan tingkat Bahaya Kebakaran Sedang I, (tinggi
bangunan kurang dari 40 meter, dan areal untuk parkir kendaraan).
b. Jenis Pipa Tegak yang dipasang adalah Pipa Tegak Basah Sistem Kelas III,

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-17
c. Diameter Pipa Tegak = 150 mm ( 6 inchi ).

C. Analisis Kelas Pelayanan dan Sistem Pipa Tegak & Slang yang dipilih :
a. Tekanan untuk katup 1,5 inhi tekanannya 4,5 bar, 100 gpm., dan untuk
katup landing 2,5 inchi tekanannya 6,9 bar, 250 gpm.
b. Tekanan maksimum yang diijinkan pada pipa tegak 12,1 bar.
c. Tekanan maksimum yang diijinkan pada system, setiap saat tidak boleh
melebihi 24,1 bar (350 psi).

D. Aplikasi Sistem Pipa Tegak dan Selang Hidran

1. Sistem yang diterapkan adalah sistem pipa tegak basah (wet riser)

2. Bangunan dilengkapi dengan jumlah pipa tegak sesuai dengan ketentuan


yang berlaku (SNI 03-1745-2000), pada bangunan ini adalah 1 (satu) pipa
tegak untuk melayani 1 (satu) buah Fire Hose Cabinet di setiap lantai
berdasarkan ketentuan terhadap luas lantai bangunan.

3. Untuk sambungan dengan Dinas Pemadam Kebakaran, disediakan


Siamesse Connection berukuran 65 mm ( 2,5 inch ), dengan sambungan /
kopling jenis yang sesuai dengan standar kopling Dinas Pemadam
Kebakaran, sebanyak 1 (satu) buah dan dipasang pada pintu masuk /
entrance bangunan.

4. Fire Hose Cabinet yang dipergunakan berukuran 800 x 180 x 1000 mm


berisi kelengkapan berikut ini:
a) Katup Pengeluaran 40 mm ( 1,5 inch )
b) Selang diameter 40 mm, panjang 30 meter, berikut “hose-rack”.
c) Katup Pengeluaran 65 mm ( 2,5 inch landing valve ) dengan kopling
yang sesuai standar Dinas Pemadam Kebakaran.
d) Nozzle 40 mm, jenis Adjustable Spray Nozzle.
e) Portable Fire Extinguisher jenis multi purpose, Dry Chemical ABC
kelas pemadaman 2A, 10B, C.

E. Jenis dan bahan dan kelas kekuatan pipa dan asesoriesnya adalah Black Steel
Pipe, schedule 40.

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-18
1.4 SISTEM TATA UDARA GEDUNG

1.4.1 PERATURAN, STANDAR/TATA CARA PERENCANAAN DAN LITERATUR

PERATURAN YANG HARUS DITAATI

1. Undang-undang Rep. Indonesia No. 28 th. 2002 Tentang Bangunan


Gedung.
2. Peraturan Menteri PU No. 26/PRT/M/2008 th. 2008 Tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.

STANDAR YANG MENJADI ACUAN TATA CARA PERENCANAAN :

1. SNI 03-6572 Tata cara perencanaan sistem ventilasi dan pengkondisian


udara pada bangunan gedung.
2. SNI 03-6571 Sistem Pengendalian Asap Kebakaran pada Bangunan
Gedung.
3. SNI 03-6390 Konservasi Energi Sistem Tata Udara Bangunan Gedung.
4. SNI 03-6389 Konservasi Energi Selubung Bangunan Pada Bangunan
Gedung.
Catatan: Penggunaan standar asing seperti ASHRAE Standard, British Standard
dan/atau lainnya hanya diperbolehkan bilamana Standar Nasional Indonesia
belum mencakup hal-hal tersebut.

LITERATUR/ BAHAN BACAAN / REFERENSI

1. ASHRAE Handbook; Fundamental, Application, Refrigeration, Equipment.


2. Carrier; Handbook of Air Conditioning System design.
3. Kementerian ESDM; Pedoman Energi Efisiensi untuk Desain Bangunan
Gedung di Indonesia, Buku 1,2 & 3.

1.4.2 URAIAN KERJA SISTEM

A. ANALISIS PEMILIHAN SISTEM

Sistem yang direncanakan pada Bangunan Gedung Kantor OPP MERAK ini
menggunakan VRV (Variable Refrijerant Volume) Split Type Air Condition, dimana
setiap atau beberapa Indoor Unit (IU), dilayani oleh satu Outdoor Unit (OU).
Karena penggunaan energinya yang efisien, teknologi ini cocok untuk Gedung
Bertingkat sampai pada batas tertentu dimana penggunaan AC Sentral belum
memadai. Disamping efisien dalam penggunaan energi listrik, sistem ini

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-19
mempunyai tingkat kebisingan yang rendah, hemat tempat serta dapat mengatur
jadwal dan temperatur AC yang diinginkan secara otomatis maupun manual.
B. Penerapan konsep Konversi Energi pada bangunan Gedung Kantor OPP MERAK ini
dimulai dari tahap perencanaan, yaitu menerapkan Sistem Kontrol AC yang
menggunakan teknolologi inverter dan Manajemen Energi, sehingga diperoleh
hasil yang optimum dengan energi yang hemat. Mesin AC yang dipilih dilengkapi
dengan sistem inverter untuk mengontrol kapasitas agar cukup mengatasi beban
dengan masukan daya minimum.
o o
C. Kondisi udara luar ruangan disain : 95 ° F DB, 86 ° F WB (35 C DB, 30 C
o o
WB) & Kondisi udara dalam ruangan disain : 11 F DB (25 C, 50 % RH ± 10
%).

D. Batas-batas kerugian tekanan dalam pipa refrijeran pada sistem DX yang


diperbolehkan adalah :
a. Pada sisi hisap (Suction) : 3 psig
b. Pada sisi disharge : 6 psig
c. Dan pada pipa refrigeran cair : 6 psig.
E. Refrigeran yang digunakan oleh mesin AC dengan VRV System adalah R-410A.
F. Uraian tentang Beban Pendinginan, perhitungannya menggunakan bantuan
software DAIKIN, dimana heat gain total (Latent & Sensible) untuk Merak
totalnya adalah 700 BTUH/sqm.
Hasil dari perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-20
Tabel 8.5Lampiran Perhitungan Kapasitas AC

Kode Ruang Luas BTUH req (HP)req (HP)avl.


Lantai Dasar
IU-D.1 Koperasi+Photocopy 15,26 m2 10.682,00 1,19 10.682,00 1,19 1
IU-D.2 Perpustakaan 32,37 m2 22.659,00 2,52 22.659,00 2,52 2,5
IU-D.3 R. Arsip 14,31 m2 10.017,00 1,11 10.017,00 1,11 1
IU-D.4 R. Kesehatan 16,28 m2 11.396,00 1,27 11.396,00 1,27 1,5
IU-D.5 R. Laktasi 10,08 m2 7.056,00 0,78 7.056,00 0,78 0,75
IU-D.6 R. Tamu 13,53 m2 9.471,00 1,05 9.471,00 1,05 1
IU-D.7 5.698,00 0,63 1
R. Rapat 16,28 m2 11.396,00 1,27
IU-D.8 5.698,00 0,63 1
IU-D.9 16.488,50 1,83 2
RK. Seksi Operasional 47,11 m2 32.977,00 3,66
IU-D.10 16.488,50 1,83 2
IU-D.11 R. KS. Operasional 13,65 m2 9.555,00 1,06 9.555,00 1,06 1
IU-D.12 R. Locker 8,45 m2 5.915,00 0,66 5.915,00 0,66 0,75
IU-D.13 16.488,50 1,83 2
RK. Seksi Operasional 47,11 m2 32.977,00 3,66
IU-D.14 16.488,50 1,83 2
19,5
Lantai 1
IU-1.1 16.786,00 1,87 2
R. Rapat Besar 47,96 m2 33.572,00 3,73
IU-1.2 16.786,00 1,87 2
IU-1.3 R. Rapat 14,96 m2 10.472,00 1,16 10.472,00 1,16 1,5
IU-1.4 16.471,00 1,83 2
R. Jabatan Fungsional 47,06 m2 32.942,00 3,66
IU-1.5 16.471,00 1,83 2
IU-1.6 R. Kerja TU 29,4 m2 20.580,00 2,29 20.580,00 2,29 2,5
IU-1.7 R. Ka TU 16,04 m2 11.228,00 1,25 11.228,00 1,25 1,5
IU-1.8 R. Ka. Kantor/Balai 30,71 m2 21.497,00 2,39 21.497,00 2,39 2,5
IU-1.9 16.471,00 1,83 2
R. Seksi Perencanaan 47,06 m2 32.942,00 3,66
IU-1.10 16.471,00 1,83 2
IU-1.11 R. Kasi Perencanaan 13,65 m2 9.555,00 1,06 9.555,00 1,06 1
IU-1.12 R. Dokumen 8,38 m2 5.866,00 0,65 5.866,00 0,65 0,75
IU-1.13 16.471,00 1,83 2
R. Seksi Perencanaan 47,06 m2 32.942,00 3,66
IU-1.14 16.471,00 1,83 2
25,75
Lantai 2
IU-2.1 R. Monitor 30,71 m2 21.497,00 2,39 21.497,00 2,39 2,5
IU-2.2 R. Server 14,96 m2 10.472,00 1,16 10.472,00 1,16 2
IU-2.3 10.556,00 1,17 1,5
R. Seminar/Rapat Besar 30,16 m2 21.112,00 2,35
IU-2.4 10.556,00 1,17 1,5
7,5
52,75

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-21
G. Perhitungan Sirkulasi fresh air pada sistem tata udara

Tabel 8.6Lampiran perhitungan ventilasi mekanis

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-22
No. Ruang Kode HP ACH CFMruang CFMAC

Lantai Dasar
1 Koperasi+Photocopy IU-D.1 1 10 359,32 359,32
2 Perpustakaan IU-D.2 2,5 6 457,32 457,32
3 R. Arsip IU-D.3 1 8 269,56 269,56
4 R. Kesehatan IU-D.4 1,5 8 306,67 306,67
5 R. Laktasi IU-D.5 0,75 6 142,41 142,41
6 R. Tamu IU-D.6 1 4 127,43 127,43
IU-D.7 1 115,00
7 R. Rapat 6 230,00
IU-D.8 1 115,00
IU-D.9 2 332,79
8 RK. Seksi Operasional 6 665,57
IU-D.10 2 332,79
9 R. KS. Operasional IU-D.11 1 6 192,85 192,85
10 R. Locker IU-D.12 0,75 6 119,38 119,38
IU-D.13 2 332,79
11 RK. Seksi Operasional 6 665,57
IU-D.14 2 332,79
19,5
Lantai 1
IU-1.1 2 338,79
1 R. Rapat Besar 6 677,58
IU-1.2 2 338,79
2 R. Rapat IU-1.3 1,5 6 211,35 211,35
IU-1.4 2 332,43
3 R. Jabatan Fungsional 6 664,86
IU-1.5 2 332,43
4 R. Kerja TU IU-1.6 2,5 6 415,36 415,36
5 R. Ka TU IU-1.7 1,5 6 226,61 226,61
6 R. Ka. Kantor/Balai IU-1.8 2,5 6 433,87 433,87
IU-1.9 2 332,43
7 R. Seksi Perencanaan 6 664,86
IU-1.10 2 332,43
8 R. Kasi Perencanaan IU-1.11 1 6 192,85 192,85
9 R. Dokumen IU-1.12 0,75 10 197,32 197,32
IU-1.13 2 332,43
10 R. Seksi Perencanaan 6 664,86
IU-1.14 2 332,43
25,75
Lantai 2
1 R. Monitor IU-2.1 2,5 6 433,87 433,87
2 R. Server IU-2.2 2 10 352,26 352,26
IU-2.3 1,5 284,07
3 R. Seminar/Rapat Besar 8 568,13
IU-2.4 1,5 284,07
IU-2.5 2,5 432,60
4 Extd. Hall 6 865,20
IU-2.6 2,5 432,60
IU-2.7 3 493,14
IU-2.8 3 493,14
5 Hall 6 1.972,55
IU-2.9 3 493,14
IU-2.10 3 493,14
24,5
69,75

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-23
1.4.3 VENTILASI MEKANIS

Persyaratan laju aliran udara segar atau pertukaran udara (air change rate)
yang disarankan untuk berbagai fungsi ruangan harus sesuai ketentuan yang
berlaku. Kebutuhan ventilasi mekanis dengan parameter perhitungan
sistem ventilasi mekanis sebagai berikut:

a. Toilet : 10 ~ 15 kali pergantian udara setiap jam.


b. Pantry : 10 ~ 15 kali pergantian udara setiap jam.
c. Ruang Mesin : 15 ~ 30 kali pergantian udara setiap jam.
d. Ruang Kantor : 7,5 cfm/orang dengan kelipatan 100 ft2/orang,
atau 4 ~ 6 kali pergantian udara setiap jam.
e. Ruang Lobby : 2 ~ 4 kali pergantian udara setiap jam.
f. Basement : 1,5 cfm/ft2.

1.4.4 CONTOH PERHITUNGAN VENTILASI UDARA (FRESH & EXCHAUST AIR)

P x L x T x ACH
CMM = = (Intake Air)
60

1 CMM (Cubic Meter per Minute) = 35,31 CFM (Cubic Feet per Minute)
Untuk mencari exhaust air, digunakan rumus dibawah ini:

Exhaust Air = 90% x Intake Air

Dengan asumsi tinggi per lantai = 4 m.


Ruangan – ruangan yang menggunakan Ventilasi Mekanis :
1. Toilet Wanita = 14,69 m2
2
P x L x T x ACH 14 , 69 m x 4 m x 10 x 35 , 31
CMM Intake Air = = = 345,8
60 60
CFM Intake Air

CFM Exhaust Air = 90% x 345,8 CFM Intake Air = 311,22 CFM Exhaust Air

2. R. Panel Listrik = 1,26 m2


2
P x L x T x ACH 1, 26 m x 4 m x 10 x 35 ,31
CFM Intake Air = = = 29,66 CFM
60 60
Intake Air

CFM Exhaust Air = 90% x 29,66 CFM Intake Air = 26,70 CFM Exhaust Air

3. Toilet Pria = 14,64 m2

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-24
2
P x L x T x ACH 14 , 64 m x 4 m x 10 x 35 ,31
CFM Intake Air = = = 344,63
60 60
CFM Intake Air

CFM Exhaust Air = 90% x 344,63 CFM Intake Air = 310,16 CFM Exhaust Air

Dan seterusnya.

1.5 SISTEM LISTRIK ARUS KUAT

1.5.1 PERATURAN, STANDAR/TATA CARA PERENCANAAN DAN LITERATUR/REFERENSI

PERATURAN YANG HARUS DITAATI

1. Undang-undang Republik Indonesia No. 28 tahun 2002 Tentang Bangunan


Gedung.
2. Peraturan Menteri PU No. 26/PRT/M/2008 tahun 2008 Tentang
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan.
3. Peraturan Departemen Tenaga Kerja no. 02/89, tentang pengawasan
instalasi penyalur petir.

STANDAR YANG MENJADI ACUAN TATA CARA PERENCANAAN

1. SNI 04-0225-2000 Persyaratan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 2000.


2. SNI 03-7013 Sistem Proteksi Petir Pada Bangunan Gedung.
3. SNI 03-6575 Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada
bangunan gedung.
4. SNI 03-6197 Konservasi Energi Sistem Pencahayaan Pada Bangunan
Gedung.
Catatan: Penggunaan standar asing hanya diperbolehkan bilamana Standar
Nasional Indonesia belum mencakup hal-hal tersebut.

LITERATUR/ BAHAN BACAAN / REFERENSI

1. Pedoman perencanaan penangkal petir (SKBI –


1.3.53.1987). Departemen Pekerjaan Umum (DPU).
2. The Protection of Structure Against Lightning, British Standard Institution,
1990.
3. DIN 57185 dan VDE 0185 : Lightning Protection System, 1991.

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-25
1.5.2 SISTEM CATU DAYA LISTRIK

A. Penjelasan tentang sistem penyediaan listrik, meliputi :

a. Sumber Daya Utama, diperoleh dari Jaringan Listrik Tegangan Rendah PLN
yang dihubungkan langsung menuju Panel Distribusi Utama Tegangan
Rendah (LVMDP=Low Voltage Main Distribution Panel) di dalam bangunan
gedung Kantor OPP Merak, untuk kemudian didistribusikan menuju Sub
Distribution Panel (SDP) di setiap lantai bangunan ini, dan seterusnya
menuju ke Panel-panel Listrik sesuai beban yang sudah direncanakan.
b. Sumber Daya Listrik Cadangan atau Sumber Daya Darurat dipersiapkan
Generator Set yang akan memberikan 100 % Daya Listrik yang diperlukan
oleh bangunan gedung Kantor OPP Merak ini, berikut instalasi panel
kontrol dan interkoneksinya.
c. Disamping itu juga dipersiapkan Sumber Daya UPS (Uninterruptible Power
Supply) dipersiapkan untuk tetap memberikan catu daya listrik untuk
komputer, sistem telekomunikasi dan sebagainya, dimana semua
peralatan tersebut harus tetap beroperasi pada saat listrik dari PLN
padam.
d. Konsep peralihan dari Sumber Daya Utama ke Sumber Daya Cadangan.
Pada saat listrik dari PLN padam, maka saklar utama yang terdapat pada
Panel Kontrol Generator Set akan mentrigger batere starter untuk
menghidupkan mesin penggerak utama generator listrik, yaitu mesin
diesel yang akan memutar generator listrik tersebut sehingga
menghasilkan daya listrik cadangan. Pada saat itu, semua saklar yang
menghubungkan dengan listrik PLN akan terputus (interlock), dan
langsung berhubungan dengan listrik dari generator set tersebut. Semua
kontrol ini dilakukan pada Panel Kontrol Generator Set (PKG).
B. Kriteria perencanaan dan dasar perhitungan dalam perencanaan kelistrikan
bangunan gedung kantor OPP Merak ini menggunakan metode standar seperti :

a. Perhitungan daya listrik 3Φ dan 1Φ


b. Perhitungan kuat arus listrik 3Φ dan 1Φ
c. Perhitungan power factors (Cos Ø)
d. Metode perhitungan perkiraan kebutuhan beban listrik (connected load
dan demand load Factor)
e. Perhitungan arus hubungan singkat (short circuit) 3Φ
f. Perhituangan susut tegangan (Voltage drop) 3Φ dan 1Φ.

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-26
C. Faktor keamanan dalan perhitungan perencanaan selalu menggunakan faktor
keamanan dan mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang disesuaikan
dengan peraturan, standar yang berlaku maupun literatur untuk menjamin
keandalan sistem kelistrikan yang direncanakan untuk bangunan gedung Kantor
OPP Merak ini, antara lain :
a. Faktor keamanan dalam perhitungan perkiraan kebutuhan daya listrik
adalah faktor penyesuaian terhadap kemungkinan kenaikan kebutuhan
listrik beberapa tahun ke depan dari bangunan gedung ini.
b. Perhitungan faktor keamanan juga dimaksudkan untuk mengantisipasi
kualitas dari peralatan listrik yang tidak memadai baik dikarenakan adanya
penyimpangan kualitas dari spesifikasi pabrik pembuatnya, ataupun
adanya penyimpangan dalam pelaksanaan di lapangan.
c. Faktor Keamanan dalam perhitungan kuat arus listrik untuk penentuan
kapasitas Kabel dan Pembatas arus (Circiut Breaker) adalah mengikuti
kriteria sebagai berikut :
 Apabila hasil perhitungan berada diantara rating kapasitas kabel /
pembatas arus yang ada dipasaran, maka cukup melakukan
penyesuaian keatas / meningkat terhadap kapasitas yang tersedia
dipasaran.
 Apabila hasil perhitungan mendekati rating kapasitas kabel / pembatas
arus yang ada dipasaran, maka pemilihan rating kapasitas adalah satu
tingkat diatasnya, dan kelebihan kapasitas tersebut merupakan factor
keamanan yang selanjutnya dianggap sebagai faktor cadangan (spare
factor). Tetapi hal tersebut tidak mutlak berlaku untuk penentuan
pemutus arus (ampere trip) pada peralatan Pembatas Arus (Circuit
Breaker)

d. Faktor keamanan dalam perhitungan Arus Hubung Singkat (short circuit)


adalah 125 % terhadap hasil perhitungan.
e. Faktor keamanan dalam perhitungan Susut Tegangan (voltage drop) tidak
menggunakan faktor keamanan khusus, karena dalam perhitungan sudah
Menggunakan Connected-Load (bukan Demand-Load).

D. Kriteria yang digunakan dalam perencanaan bangunan gedung Kantor OPP Merak
ini, antara lain :
a. Sumber daya listrik :

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-27
 Sumber daya listrik utama berasal dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN) dengan penyambungan pada sistem tegangan rendah (TR)
380/220 V, 3 Fasa, 50 Hz.
 Sumber daya listrik cadangan berasal dari Diesel Generator set yang
beroperasi pada tegangan 380V/220v, 3 Fasa, 4 kawat, 50 Hz.
Sumber daya listrik cadangan akan memasok seluruh kebutuhan daya
listrik (100% dari total kebutuhan).
 Sumber daya listrik darurat berupa :Uniteruptable Power Suplly (UPS)
untuk beban-beban tertentu, seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya yaitu untuk sistem komputer, telekomunikasi dsb.
 Batere kering jenis Nicad atau Seal – Lead Acid untuk beban-beban
darurat / beban untuk keperluan evakuasi, dimana Nicad battery
dengan waktu operasi minimum 4 (empat) jam yang kapasitasnya
akan disesuaikan untuk mencatu/memasok daya listrik ke peralatan-
peralatan lampu “Panic”, lampu penunjuk arah dan lampu-lampu
informasi darurat serta lampu-lampu darurat lainnya.
 Seal-Lead Acid dengan waktu operasi Minimum 4 (Empat) jam yang
kapasitasnya akan disesuaikan untuk mencatu peralatan – peralatan
tata suara, komunikasi, penginderaan kebakaran, sistim keamanan,
dan peralatan kontrol lainnya.

b. Demand Factor :
Demand Factor untuk beberapa kategori beban adalah sebagai berikut:

- Penerangan Lobby : 0.9


- Penerangan ruang kerja : 0.9
- Penerangan ruang komersial : 0.9
- Penerangan ruang service penunjang : 0.8
- Kontak-kontak pada Lobby : 0.4
- Kontak-kontak pada ruang kerja : 0.8
- Kontak-kontak pada ruang komersial : 0.8
- Penerangan ruang service : 0.3
- Pompa-pompa : 0.9-1.0
- Elevator Lift : 1.0

c. Penurunan Tegangan / Voltage Drop :


Maksimum penurunan tegangan yang direncanakan dari terminal sisi
sekunder transformator sampai dengan titik beban terjauh adalah ± 5 %

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-28
baik untuk beban penerangan dan kotak-kotak maupun untuk beban-
beban motor.

d. Intensitas Kuat Penerangan (Lux)


Sistem penerangan direncanakan berdasarkan tingkat kuat penerangan
yang biasa dipakai pada gedung kantor sesuai dengan SNI, dan beberapa
katalog dari pabrik lampu yang terkenal seperti Philips, Osram dan General
Electric. Tingkat kuat penerangan untuk berbagai jenis ruangan/ fungsi
adalah sebagai berikut :

Tabel 8.7Tingkat kuat penerangan pada ruangan

Kuat Penerangan
AREA (Lux)
- Lobby : 300-400
- Ruang Kerja : 600-700
- Ruang Kontrol : 600-700
- Koridor dan daerah tangga : 300-400
- Toilets : 250
- Ruang Mesin dan daerah : 300-400
utilitas
- Parkir / halaman : 150-200

Daerah / ruangan yang belum tersebut pada tabel diatas, intensitas kuat
penerangannya akan disesuaikan dengan fungsi dan perencanaan interior.

E. Material dan peralatan utama :

1. Kabel Tegangan Rendah :


 Standar : SNI
 Bahan Inti : Tembaga
 Diameter : Sesuai kebutuhan minimal 2 ½ mm2
 Jumlah Core : Satu (single) atau banyak (multi)
 Kelas Tegangan : 1000 volt dan 600 / 1000 Volt
 Isolasi : PVC and sheathed (PE sheath)
 Spesifikasi : BC,NYA,NYFGBY dan NYY

2. Panel Tegangan Menengah 20 KV


a. Rumah Panel

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-29
Karena penggunaannya masih di batas tegangan rendah, maka tidak
diperlukan Rumah Panel TM

b. Load Break Switch, dilengkapi antara lain dengan :


 mekanisme pengunci terhadap earthing switch
 Indikator untuk posisi LBS
 mekanisme pegas untuk pengoperasian
 HRC Fuse Tegangan Tinggi lengkap dengan mekanisme otomatis
pembuka LBS apabila salah satu HRC Fuse ini diputus.

Spesifikasi lainnya adalah :


 Tengangan Nominal : 24 KV, 50 Hz
 Tegangan kerja : 20 KV, 50 Hz
 Arus nominal : sesuai gambar
 Tegangan Kontrol : 24 VDC
c. HRC Fuse Tegangan Tinggi
Kerja Load breaker switch tersebut diatas ada yang digandeng dengan
HV HRC Fuse tegangan tinggi dengan spesifikasi sbb.:
 Tegangan Nominal : 24 KV, 50 Hz
 Tegangan kerja : 20 KV, 50 Hz
 Arus Nominal : sesuai gambar
 Tegangan Kontrol : 24 DC
 Tegangan minimum yang diijinkan: 18 KV
Fuse terpasang dalam kompartemen dengan IP = 3 x

d. Earthing Switch dilengkapi antara lain :


 Mekanisme pengunci
 Indikator untuk posisi Earting switch
 Mekanisme interlock dengan pintu panel
 Kelas Tegangan : 24 KV, 50 Hz
 Tegangan Kerja : 20 KV, 50 Hz
 Cara Operasi : manual dengan tangkai penggerak.

e. Circuit Breaker
Circuit Breaker terpasang / diletakan dalam kompartemen SF 6 yang
mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
 Tegangan nominal : 24 KV
 Breaking capacity : 16 KA

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-30
 Arus nominal : 630 A.

f. Peralatan lain :
 Trafo Arus digunakan type 2 inti untuk pengukuran dan
pengamanan
 Trafo Tegangan
 Meter-meter (Volt meter dan ampere meter)
 Pilot lamp
 Relay (Over current relay, Instantaneous shorth circuit relay,
Under voltage relay).

3. Panel Tegangan Rendah :

1) Panel maker (pabrik panel) harus mempunyai sertifikat type test yang
menunjukan short circuit test dan temperatur fuse test.
2) Material untuk rangka / frame panel adalah profil “U” dari plat baja
dengan ketebalan 2 mm.
3) Cat finished panel powder coating
4) Type panel utama (LVMDP) free standing c/w swing door
5) Suhu dan kelembaban dalam panel adalah :
6) Suhu : + 100 C ≤ T ≤ + 400 C

7) Kelembaban : 30 % ≤ HR ≤ 90 %

8) Akan ditambahkan peralatan berupa fan atau exchanger bila suhu yang
disyaratkan tidak tercapai oleh sistem pendinginan ruang panel (room
switchboard) yang telah direncanakan yaitu ± 23 0C dengan kelembaban
± 60 %.
9) Setiap kubikel bersifat “Extendable”
10) Body panel pada tempat masuknya kabel terbuat dari bahan alumunium
11) Semua circuit breaker sesuai standart IEC 898
12) Semua circuit breaker (MCB, MCCB, ACB) pada panel utama (LVMDP)
adalah type 4 (empat) kutup
13) Semua circuit breaker pada panel utama (LVMDP) dilengkapi dengan
“Unit Trip”
14) Circuit breaker > 800 A dilengkapi dengan penggerak motor (motorized
type)
15) Semua ACB dilengkapi dengan penggerak motor (motor activator), air
circuit breaker (ACB) dilengkapi dengan :
16) Testing / uji coba trip

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-31
17) Proteksi arus bocor
18) Unit trip
19) Proteksi hubung singkat dengan waktu tunda
20) Proteksi beban lebih
21) Petunjuk gangguan

22) Penyambungan circuit breaker > 250 A terhadap komponen lainya


disambung dengan busbar.
23) Pilot lamp, push button pada semua panel listrik dan panel kontrol
berupa light emiting diode (LED)
24) Pilot lamp, push button pada semua panel listrik dan panel kontrol
mempunyai indeks proteksi (IP) 65
25) Ukuran dan rumah panel dibuat sedemikian rupa sehingga mencakup
semua peralatan dengan penempatan yang cukup secara elektris dan
fisis
26) Bagian - bagian rumah panel terdiri dari kompartemen sheet steel yang
dilas. Pintu swing depan kerangka baja yang dilas dan plat penutup, dari
sheet steel.
27) Peralatan instrumen, switches dan sebagainya dipasang dalam pasangan
rnasuk dan muka melalui bukaan yang telah tersedia pada rumah panel.
28) Untuk memudahkan pemasangan dan pemeliharaan bagian penutup belakang
panel dapat dibuka dengan peralatan khusus.
29) Pintu dengan engsel yang tersembunyi dan interlock dengan breaker
untuk penggantian.
30) Bukaan ventilasi pada kedua sisi panel.
31) Pada tempat masuknya kabel kedalam panel dipasang cable hub atau cable
gland yang bila dikencangkan maka kontak antara udara dalam dan udara
luar terputus. Penutup adalah dari tipe anti debu atau kotoran lainnya.
32) Penutup dan bagian-bagian yang dilas dibersihkan dengan bahan kimia
yang tepat, di treat dengan hot phospate, dicuci dan dicat primer dengan
bahan indoor light gray paint. Sesudah semua bagian terpasang, bagian luar
diberi cat peIindung yang sama.
33) Automatic Transfer Switch (ATS) menggunakan sistem "Mekanikal Electrilcal
Interlock”.
34) Diameter kabel < 10 mm2 harus terdiri dari 5 (lima) core.
35) Kabel pentanahan BC 70 rnm2.

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-32
36) Semua material yang bersifat konduktif harus ditanahkan
37) Penyambungan kabel BC difabrikasi di lapangan (Caldweld-System) dengan serbuk
tembaga.
38) Proteksi untuk semua peralatan penunjang seperti control / indikator menggunakan
MCB (Mini Circuit Breaker).
39) Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat pembersihan
sejenis "phosphalizing treatment". Bagian dalam dan luar mendapat paling
sedikit satu lapis cat penahan karat.
40) Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis putih-hitarn-putih
dan digrafir sesuai kebutuhan dalam Bahasa Indonesia.

4. Busbar Panel Tegangan Rendah


 Pada sambungan busbar diberi bahan pelindung (tinned).
 Tembaga yang berdaya tahan tinggi , bentuk persegi panjang dipasang pada
pole-pole isolator dari bahan cast resin dengan kekuatan dan jarak yang telah
diperhitungkan untuk menahan tekanan-tekanan elektris dan mekanis pada
level hubungan singkat yang ada di titik tersebut.
 Busbar dalar panel disusun sebaik-baiknya sarnpai semua terminasi kabel atau
bar Iainya tidak menyebabkan lekukan-lekukan yang tidak wajar.
 Bushbar clearance :
- Phase to phase clearence : minimal 75 mm
- Phase to earth clearence : minimal 40 mm
 Batang-batang penghubung antara busbar dengan breaker mempunyai
penarnpang dengan rating arus minimal 125 % rating breaker.
 Busbar Support :
a. Busbar harus non hygroscopic/thermoplastic serta anti traking
insulator dan harus self extinguisher
b. Direncanakan individual untuk setiap phasenya.
c. Banyaknya support yang digunakan harus cukup jumlahnya untuk
menahan electrodynamic stress yang disebabkan oleh arus hubung
singkat.
d. Harus mampu menahan peak short circuit current
 Busbar material: hard drawn high conductivity copper dengan kandungan
tembaga (CU > 99 %). Dibuktikan dengan sertificat yang menunjukan
komposisi untuk setiap jenis/ukuran busbar. Sertifikasi dari salah satu anggota
Copper Development Comite of SEA.

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-33
 Rel Pentanahan diperpanjang kearah deretan panel, terbuat dari tembaga
dengan kapasitas 100 % rel utama.
 CU Bars di cat dengan warna yang berbeda untuk setiap phase.

1.6 SISTEM PENERANGAN / PENCAHAYAAN

1.6.1 INTENSITAS KUAT PENERANGAN (LUX)

Sistim penerangan direncanakan berdasarkan tingkat kuat penerangan seperti yang


tertera pada bagian 1.5.2 Sub-bab D bagian d.

1.6.2 RUMAH LAMPU (LIGHTING ARMATURE/FIXTURE)

Rumah lampu direncanakan menggunakan standar yang biasa dipakai pada gedung
perkantoran, dan untuk ruangan yang bersifat khusus mengikuti / menyesuaikan
terhadap perencanaan interior dan keinginan / saran dari pengelola gedung. Hampir
semua daerah / ruangan menggunakan lampu Flourescent baik dari jenis
“Tabung” maupun jenis “Compact” sedangkan Armatur lampu pada ruang kerja
sebagian besar menggunakan boks lampu yang dilengkapi dengan “Parabolic Mirrors”
dan Louver (kisi-kisi), sedangkan untuk daerah utilitas menggunakan boks lampu.

1.6.3 PENERANGAN SELA WAKTU/DARURAT

 Penerangan sela waktu disediakan untuk pencahayaan pada saat pengalihan


sumber daya listrik dari sumber utama ke sumber cadangan dan sebaliknya. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegan timbulnya rasa panik pada daerah / ruangan yang
sama sekali tidak mendapatkan cahaya alami, dan terutama pada malam hari.
 Penerangan darurat disediakan untuk pencahayaan pada saat evakuasi darurat
yang terdiri dari lampu penerangan ruangan, koridor, tangga dan lampu-lampu
penunjuk arah / informasi darurat.
 Rumah lampu penerangan sale waktu / darurat menjadi satu (integrated) dengan
mendayafungsikan lampu penerangan umum yang ada dengan melengkapinya
dengan sistem catu daya dan battery.

1.6.4 KONTROL LAMPU PENERANGAN

 Lampu penerangan ruang dan koridor dikontrol melalui saklar lokal (manual) atau
terpusat (grid switch).
 Lampu penerangan untuk penunjang/utilitas di kontrol dengan saklar lokal (manual).

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-34
 Lampu penerangan tangga akan menyala selama 24 Jam, atau pada malam saja jika
tersedia pencahayaan alami.
 Lampu penunjuk arah/informasi darurat akan menyala selama 24 Jam.
 Lampu sela waktu menggunakan pengontrolan dengan relay khusus dimana lampu
akan menyala hanya pada waktu hilangnya daya listrik pada daerah yang
bersangkutan.
 Lampu penerangan daerah luar (exterior) dikontrol dengan menggunakan "Time-
Switch" atau “Photo-Electric”.

1.7 SISTEM PEMBUMIAN

Tipe pentanahan yang digunakan adalah kombinasi TNC-TNS dengan jaringan lingkar /
ring sistim dimana seluruh pentanahan untuk perangkat elektronik dalam bangunan
dan bahan-bahan dan bangunan yang bersifat konduktif akan ditanahkan pada titik
yang sama sacara elektris berupa titik penyama tegangan (Potential Equalization Bar)
untuk menghindari adanya "Elevasi Tegangan” diantara peralatan tersebut, terutama
pada saat adanya transient tegangan ataupun Voltage - Dip akibat kenaikan tegangan
secara tiba-tiba (surge) atau sebaliknya penurunan tegangan secara tiba-tiba (sag).

1.8 SISTEM PENANGKAL PETIR

A. Sistem penyalur petir direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat mengamankan


bahaya ekstenal yang diakibatkan oleh sambaran petir langsung pada bangunan, maupun
terhadap bahaya internal yang diakibatkan sambaran petir tidak langsung berupa induksi
arus magnetik yang berasal dari rambatan arus petir akibat sambaran petir pada
gedung maupun sambaran petir pada areal sekitar gedung.
B. Sistem peredam petir yang direncanakan akan terdiri dari Air-terminal (Head), Kabel
penyalur arus petir (Down Conductor), terminalpentanahan (EarthTerminal). Tipe
perangkat penyalur petir yang akan digunakan adalah tipe Electrostatic dengan
sistim perlindungan menggunakan metode Benjamin Franklin.

1.9 SISTEM LISTRIK ARUS LEMAH

1.9.1 PERATURAN, STANDAR/TATA CARA PERENCANAAN & LITERATUR /REFERENSI

PERATURAN YANG HARUS DITAATI

1. Undang-undang Rep. Indonesia No. 28 th. 2002 Tentang Bangunan


Gedung.

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-35
2. Peraturan Menteri PU No. 26/PRT/M/2008 th. 2008 Tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
3. Peraturan Daerah No. 5 tahun 2010 tentang Bangunan Gedung.
4. Regulasi / Ketentuan yang berkenaan dengan PLN, unit Pemadam
Kebakaran Merak, BANTEN dan DEPNAKER.

STANDAR YANG MENJADI ACUAN TATA CARA PERENCANAAN

1. SNI 03-3985 Tata Cara Perencanaan, Pemasangan, Pengujian Sistem


Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan gedung.
2. SNI 04-0225-2000 Persyaratan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 2000.
Catatan: Penggunaan standar asing hanya diperbolehkan bilamana Standar
Nasional Indonesia belum mencakup hal-hal tersebut.

LITERATUR / BAHAN BACAAN / REFERENSI

1. Pedoman perencanaan penangkal petir (SKBI – 1.3.53.1987). Departemen


Pekerjaan Umum (DPU)
2. The Protection of Structure Against Lightning, British Standard Institution
1990.
3. DIN 57185 dan VDE 0185 : Lightning Protection System 1991.

1.9.2 SISTEM DETEKSI DAN ALARM KEBAKARAN

Lingkup pekerjaan perencanaan untuk instalasi sistem pengindra dan isyarat


dini kebakaran secara prinsip / garis besar terdiri atas:
A. Instalasi peralatan utama sistem pengindra dan pemberitahuan dini kebakaran
MCFA (Main Central Fire Alarm) beserta interkoneksinya yang kesemuanya
terdapat pada ruang jaga Lantai Dasar
B. Control Panel Interface berikut interkoneksinya yang terdapat pada setiap lantai
gedung.
C. Instalasi detector yang tersebar pada seluruh areal bangunan gedung Kantor
OPP Merak.
D. Pentanahan peralatan utama sistem pengindera dan isyarat dini kebakaran.

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-36
E. Sistim pengindera dan isyarat dini kebakaran yang direncanakan dari tipe
konvensional yang akan membunyikan tanda peringatan/ pemberitahuan/
isyarat dini setelah menerima sinyal dari detector, manual call point, flow switch
dan temperatur switch.
F. Sistim central fire alarm berupa sistem konvensional dengan pengkabelan
zoning system.
G. Sistim Fire Alarm merupakan “Intelegent Fire Alarm Control Panel” dan berupa
“Electrically Supervised & Monitor “.
H. Struktur sistem (system structure) dan software dari sistem Fire Alarm
merupakan sistem yang fleksibel untuk dimodifikasi, baik modifikasi di
lapangan, termasuk modifikasi pada saat beroprasi (on site modification)
dengan sistem password.
I. Modifikasi pada saat beroperasi (on site modification) tidak menyebabkan
interupsi pada sistem (system interruption).
J. Jaringan komunikasi antar “network control panel” merupakan sistem
komunikasi yang standar dan dikenal secara international.
K. Adanya gangguan sinyal akibat kesalahan/gangguan tanah (ground fault) atau
jaringan yang terputus tidak menyebabkan seluruh sistem terganggu (system
malfunction) atau tidak menyebabkan sistem menyatakan kondisi yang terjadi
adalah kondisi alarm.
L. Sinyal alarm yang diterima oleh Central Fire Alarm tetap dapat diproses
walaupun pada saat yang bersamaan sistem kehilangan daya (power failure)
M. Jaringan detectore dan speaker mempunyai “Electrical supervised” untuk kondisi
open circuit, sehingga apabila terjadi kondisi short – circuit tidak akan
menyebabkan sistem jaringan menjadi aktif
N. Jaringan komunikasi telepon dua arah pada sistem fire alarm diatur sedemikian
rupa sehingga dapat digunakan untuk komunikasi antara fire command center
ke lokasi remote telephone setiap lantai pada waktu yang bersamaan.
O. Fungsi Fire Alarm
 Fire alarm ini digunakan untuk pemberitahuan secara otomatis dan cepat
akan adanya kebakaran dengan menimbulkan bunyi bell dan indicator lampu
pada monitor Central Fire Alarm, repeat annuciator dan pada panel zone
indicator panel pada lantai yang terjadi kebakaran.
 Antara zone indicator panel, Reapeat annunciator dan central fire alarm dapat
berkomunikasi melalui jaringan telepon/ intercom.
 Pada Central Fire Alarm dapat menunjukan posisi on atau off dari pompa air
bersih dan pompa deep well.

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-37
P. Sistim akan bekerja apabila:
 Detector bekerja
 Manual call button atau glass push button dikenakan atau ditarik.

1.9.3 SISTEM TATA SUARA

Perencanaan untuk instalasi sistem tata suara pada gedung / Ruang Tertentu,
terutama untuk kegiatan rapat, yaitu Conference Sound System secara
prinsip/garis besar terdiri dari :
A. Instalasi perangkat utama tata suara beserta interkoneksinya yang terdapat di
ruang kontrol di Lantai Dasar.
B. Instalasi pentanahan pada perangkat utama sistem tata suara.
C. Hal yang terpenting pada perencanaan tata suara ini salah satunya adalah dasar
pemilihan & penentuan jenis-jenis Speaker yang dipasang.

1.9.4 SISTEM TELPON

A. Kabel Telepon dari jaringan PT. Telkom masuk menuju ke bangunan gedung
OPP Merak, langsung ke Switching Panel milik PT. Telkom yang berada di
dalam bangunan gedung OPP Merak di Lantai Dasar.
B. Instalasi panel MDF (Main Distribution Frame) di ruang control di Lantai
Dasar.
C. Panel – panel IDF (Intermediate Distribution Frame) terdapat di Ruang
Tertentu di setiap lantai Kantor OPP Merak.
D. Jaringan socket – outlet telepon yang tersebar keseluruh bagian/lantai di
ruang kerja maupun ruang penting lainnya.
E. Instalasi pentanahan perangkat utama sistem telepon.

1.9.5 SISTEM DATA (LOKAL AREA NETWORK, LAN)

A. Instalasi perangkat utama sistem LAN beserta interkoneksinya yang terpusat


di ruang server maupun di ruang Master Administration di Kantor OPP Merak.
B. Instalasi pentanahan perangkat utama sistem data.

1.9.6 SISTEM CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV)

A. Jaringan CCTV di pusatkan di ruang Security / Ruang Monitor di Lantai Dasar.

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-38
B. Sistem yang direncanakan, sudah menggunakan Motion Sensor untuk
menghemat Kapasitas Perekaman Data yang diperoleh dari setiap kamera
CCTV.
C. Instalasi pentanahan/pembumian untuk perangkat utama sistem CCTV.
D. Hasil rekaman yang ada di sentral CCTV pada ruang security dapat langsung
di monitor dari ruang pengelola IT ( Administrator ) tanpa sepengetahuan
security. Apabila Admin. mempunyai password yang sudah diijinkan.
E. Sinyal data yang dihasilkan kamera ini diperkuat dan disalurkan ke central
CCTV melalui UTP Cable, kabel power dan kabel control menggunakan kabel
UTP yang sama untuk kabel data.
F. Disediakan TV monitor untuk menampilkan daerah yang dicurigai tanpa
adanya looping.
G. Seluruh kamera CCTV menggunakan / dilengkapi dengan POI (Power Over
Internet).
H. Peralatan CCTV yang digunakan adalah jenis colour camera CCTV.

LAPORAN AKHIR
DED PEMBANGUNAN KANTOR OPP MERAK
8-39

Anda mungkin juga menyukai