Anda di halaman 1dari 26

BAB 5.

ANALISIS FINANSIAL
5.1. ASUMSI-ASUMSI RENCANA INVESTASI PROYEK
Analisis finansial merupakan studi aspek keuangan dari suatu proyek yang bertujuan
untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas proyek bisnis, sehingga dapat
diketahui layak atau tidaknya rencana bisnis yang dimaksud serta dapat memberikan
keuntungan finansial yang maksimum bagi perusahaan. Analisis finansial dilakukan
untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang
diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana
tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat
berkembang terus.
Dalam mengambil keputusan berdasarkan penilaian kelayakan suatu kegiatan, sangat
penting untuk turut memperhitungkan semua biaya dan manfaat yang relevan dan/atau
benar terjadi sebagai akibat pelaksanaan kegiatan.
Konsep dasar dalam analisis suatu proyek adalah membandingkan antara biaya dan
manfaat. Umur proyek yang lebih dari satu tahun, untuk masa-masa mendatang, sudah
tentu besarnya biaya dan manfaat akan berbeda. Dengan demikian besarnya
perbandingan antara manfaat dan biaya juga berbeda, maka perlu metode yang disebut
sebagai metode diskonto atau discounting method". Ukuran (indikator) finansial dengan
metode diskonto yang sering digunakan dalam proyek perkebunan kelapa sawit adalah
benefit cost ratio (BCR), net present value (NPV), dan internal rate of return (IRR).
Nilai benefit cost ratio (BCR), net present value (NPV), dan internal rate of return
(IRR) sesungguhnya saling berhubungan satu sama lainnya. Suatu kegiatan dikatakan
layak secara finansial (menguntungkan bagi perusahaan) bila nilai NPV-nya positif.
Bila NPV positif artinya nilai B/C ratio-nya lebih besar dari satu, dan nilai IRR-nya
lebih besar dari tingkat suku bunga diskonto (discount rate) yang dipergunakan dalam
perhitungan nilai NPV. IRR merupakan tingkat diskonto (diskonto rate) yang
menyebabkan nilai sekarang dari arus kas masuk sama dengan nilai sekarang dari arus
kas keluar. Discount rate sebesar IRR akan menyebabkan nilai NPV sama dengan nol.
Jadi, salah satu dari ketiga nilai tersebut dapat dipergunakan untuk mengambil
keputusan apakah suatu kegiatan akan menguntungkan (layak) atau tidak secara
finansial.
Dalam studi ini, kelayakan finansial ditunjukkan oleh nilai NPV. Bila keseluruhan
manfaat yang dihasilkan selama jangka waktu umur kegiatan lebih besar daripada
keseluruhan biaya investasi, maka nilai NPV positif. Artinya, kegiatan secara finansial
layak untuk dilaksanakan karena dapat memberikan keuntungan finansial bagi
perusahaan.

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V-1
PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

Dalam perhitungan kelayakan usaha ini semua kriteria menggunakan nilai sekarang dari
arus kas masuk dan keluar. Oleh karena seluruh perhitungan arus kas, terutama arus kas
masuk pada masa yang akan datang, selalu mengandung ketidakpastian, maka
diperlukan adanya analisis sensitivitas (sensitivity analisys). Analisis sensitivitas
dimaksudkan sebagai langkah menganalisis kembali suatu proyek untuk melihat apa
yang akan terjadi, jika ada suatu asumsi yang tidak terpenuhi (kenyataan tidak sejalan
dengan rencana).
Sebagai contoh misalnya terjadinya kenaikan harga-harga input dan atau penurunan
harga output, maka dampaknya akan menyebabkan kenaikan biaya produksi atau
penurunan laba. Dalam analisis sensitivitas ini ditentukan suatu toleransi kenaikan
biaya (berapa persen) dan atau penurunan harga output (berapa persen) sehingga nilai-
nilai indikator kelayakan (finansial) masih dalam kriteria layak.
Maka dari itu diperlukan suatu antisipasi agar kerugian yang timbul tidak terlalu besar,
misalnya untuk kenaikan biaya produksi yang dapat ditolelir hanya 10% dan penurunan
harga output juga hanya 10%.
Dalam melakukan analisis kelayakan proyek atau analisis keuangan (finansial) akan
melalui beberapa tahapan analisis/kajian, yaitu sebagai berikut :
 Tahap pertama, yaitu menganalisis biaya pengelolaan kebun kelapa sawit. Analisis
ini ditujukan untuk mengetahui seluruh biaya mulai dari awal investasi sampai
pengusahaan kebun kelapa sawit berakhir.
 Tahap kedua, yaitu menganalisis nilai penerimaan/pendapatan,
 Tahap ketiga, yaitu menghitung nilai laba/rugi dan arus kas yang akan diperoleh,
 Tahap keempat, yaitu menghitung nilai parameter kelayakan proyek diantaranya
NPV, IRR, BCR dan analisis kepekaannya.
Untuk melaksanakan kajian analisis finansial dalam pembangunan perkebunan dan
pabrik pengolahan kelapa sawit oleh PT Agro Sawit Mas yang lokasinya berada di
wilayah Kampung Punan Segah dan Kampung Long Laay, Kecamatan Segah,
digunakan harga input dan output pada harga konstan, yaitu dengan mengambil harga-
harga yang berlaku dalam satu tahun tertentu sebagai tahun dasar/patokan.
Dalam analisis untuk kepentingan penyusunan studi ini harga yang digunakan adalah
harga yang berlaku pada tahun analisis kelayakan dilakukan, yaitu harga pada tahun
2022. Kemudian setiap pengeluaran dan manfaat yang diperoleh dalam tahun-tahun
berikutnya akan dinilai menurut tingkat harga pada tahun 2022. Dengan demikian
besarnya biaya dan pendapatan akan bekerja pada bobot yang sama dengan kondisi
tahun dilaksanakannya analisis kelayakan, dalam hal penurunan harga maupun kenaikan
harga.
Untuk kepentingan tersebut, perlu didekati dengan faktor bunga yang berfungsi sebagai
biaya modal yang diperhitungkan akan membebani modal yang digunakan (opportunity

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V-2
PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

cost of capital). Suku bunga yang akan digunakan dalam analisis adalah suku bunga riil
yang berlaku di pasar modal.
Dalam perhitungan untuk analisis finansial ini digunakan beberapa data dan asumsi,
yang terdiri dari asumsi teknis dan asumsi finansial.
5.1.1. Asumsi Teknis Pembangunan Proyek
a. Luas Areal dan Jangka Waktu Penanaman
Analisis dilakukan untuk kebun seluas 5.630 hektar (areal kebun inti seluas 4.504 ha
dan kebun plasma 1.126 ha). Kebun inti akan dibagi menjadi 3 blok tanam (RKT) dan
ditanam dalam waktu tiga tahun. Demikian juga kebun plasma dibagi ke dalam 3 blok
tanam dan ditanam dalam waktu tiga tahun. Luas tanam per tahunnya (kebun inti dan
kebun plasma) dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Rencana Kegiatan Untuk Kebun Inti dan Kebun Plasma PT. Agro Sawit
Mas
Luas Kebun
Luas Kebun Jumlah
No. Tahun Kegiatan Plasma
Inti (Ha) (Ha)
(Ha)
1. 2023 1.560 390 1.950
2. 2024 1.504 376 1.880
3. 2025 1.440 360 1.800
Jumlah 4.504 1.126 5.630

b. Masa Panen dan Prakiraan Produksi


Pemanenan terhadap Tandan buah segar (TBS) dilakukan mulai tahun keempat (umur
empat tahun) setelah penanaman atau pada tahun 2028. Dengan mempertimbangkan
kelas kemampuan lahan seperti yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, yaitu
kemampuan lahan pada kelas II, maka prakiraan produksi TBS dan hasilnya setelah
diolah menjadi CPO (Crude Palm Oil), dan PK (Palm Kernel) dapat dilihat pada Tabel
5.2.
Tabel 5.2. Perkiraan Produksi Produksi TBS, CPO dan PK yang Dihasilkan Kebun
Kelapa Sawit (Inti dan Plasma) PT. Agro Sawit Mas Selama Jangka
Pengusahaan
Produksi (Ton)
No. Tahun
TBS CPO PK
1. 2028 14.235 2.420 534
2. 2029 40.049 7.257 1.602
3. 2030 69.720 13.073 2.963
4. 2031 90.455 17.521 3.844
5. 2032 108.430 21.686 4.662
6. 2033 126.265 26.036 5.429
7. 2034 143.940 30.587 6.189
8. 2035 153.140 32.542 6.585
9. 2036 157.640 33.499 6.779
10. 2037 157.640 33.499 6.779
Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V-3
PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

Produksi (Ton)
No. Tahun
TBS CPO PK
11. 2038 157.640 33.499 6.779
12. 2039 155.690 33.084 6.695
13. 2040 151.860 32.270 6.530
14. 2041 147.205 31.281 6.330
15. 2042 142.515 30.284 6.128
16. 2043 137.785 29.279 5.925
17. 2044 132.155 28.083 5.683
18. 2045 126.525 26.887 5.441
19. 2046 121.870 25.897 5.240
20. 2047 115.230 24.486 4.955
21. 2048 108.620 23.082 4.671
22. 2049 101.190 21.503 4.351
23. 2050 95.560 20.307 4.109
24. 2051 60.680 12.895 2.609
25. 2052 28.800 6.120 1.238
Jumlah 2.844.839 597.075 122.050

c. Jangka waktu analisis


Umur produktivitas tanaman kelapa sawit adalah selama 25 tahun, oleh karena masa
tanam kelapa sawit yang dilakukan secara bertahap selama 3 (tiga) tahun, maka jangka
waktu analisis pengusahaan kebun kelapa sawit ini dimulai dari tahun 2023 sampai
dengan produktivitas tanaman kelapa sawit yang ditanam pada tahun keempat berakhir
yaitu pada tahun 2052 (29 tahun) yang meliputi persiapan, penanaman tahun pertama,
penanaman tahun kedua, penanaman tahun ketiga, dan seterusnya selama masa
pemeliharaan dan masa produksi.
5.1.2. Asumsi Finansial Pembangunan Proyek
a. Harga penjualan Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel (PK) dan Harga
Pembelian TBS
Standar harga yang digunakan adalah mengacu kepada harga yang ditetapkan oleh Tim
Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Penetapan
harga TBS ini, yang didalamnya juga termasuk penetapan harga CPO dan PK,
dilakukan setiap bulan. Harga TBS ini setiap bulan selalu berubah sesuai dengan
kondisi pasar, sehingga untuk menentukan harga TBS, CPO dan PK dalam kajian ini
digunakan harga rata-rata bulanan pada tahun 2021/2022, yaitu dari bulan Juni 2021 sd.
Mei 2022. Harga TBS, CPO dan PK selama periode tahun 2021 sd 2022 dapat dilihat
pada Tabel 5.3.

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V-4
PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

Tabel 5.3. Harga TBS, CPO dan PK Selama Periode Tahun 2021/2022
URAIAN BULAN (2021)
HARGA JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
CPO/Kg 10.089,82 10.181,52 10.848,83 11.436,49 12.268,46 13.212,91 13.641,24
Kernel/Kg 6.314,09 6.103,02 5.742,89 5.764,79 6.383,85 8.041,42 10.075,49
TBS umur
3 THN 1.885,37 1.871,40 1982,72 2.073,79 2.249,48 2.498,26 2.704,97
4 THN 2.012,40 1.997,82 2117,58 2.215,21 2.402,62 2.666,87 2.885,30
5 THN 2.023,01 2.008,06 2.127,62 2.225,40 2.413,89 2.680,68 2.902,21
6 THN 2.044,42 2.029,25 2.149,87 2.248,59 2.439,10 2.708,99 2.933,34
7 THN 2.056,51 2.041,20 2.162,39 2.261,63 2.453,29 2.724,97 2.951,00
8 THN 2.072,14 2.056,75 2.178,97 2.279,01 2.472,11 2.745,71 2.973,20
9 THN 2.114,53 2.098,60 2.222,64 2.324,44 2.521,56 2.801,68 3.035,40
10 THN > 2.139,47 2.123,37 2.248,93 2.351,95 2.551,40 2.834,74 3.071,08

Lanjutan
URAIAN BULAN (2022)
RATA2
HARGA JAN PEB MAR APR MEI
CPO/Kg 13.673,48 14.233,99 15.028,76 15.490,11 12.736,87
Kernel/Kg 9.976,49 11.228,07 12.189,45 12.605,44 8.584,09
TBS umur
3 THN 2.709,43 2.836,31 3.039,68 3.150,17 2.954,32 2.496,33
4 THN 2.890,20 3.024,51 3.240,97 3.358,72 3.150,40 2.663,55
5 THN 2.907,01 3.043,02 3.261,16 3.379,70 3.169,64 2.678,45
6 THN 2.938,16 3.075,85 3.296,43 3.416,26 3.203,82 2.707,01
7 THN 2.955,82 3.094,49 3.316,48 3.437,04 3.223,24 2.723,17
8 THN 2.978,07 3.117,67 3.341,27 3.462,73 3.247,39 2.743,75
9 THN 3.040,27 3.183,53 3.412,14 3.536,21 3.315,95 2.800,58
10 THN > 3.076,02 3.220,89 3.452,16 3.577,69 3.354,87 2.833,55
Rata-rata harga tbs 2.705,80
Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur (2022)

Berdasarkan harga selama periode tahun 2020 tersebut, maka ditetapkan harga CPO
adalah Rp 12.737,- per kg dan Kernel (PK) adalah Rp 8.584,- per kg. Sedangkan
harga TBS adalah sesuai dengan umur tanaman.
b. Biaya Penyusutan
Besarnya biaya penyusutan dihitung dengan metode garis lurus (straight-line method)
yang disesuaikan dengan umur ekonomis masing-masing modal tetap. Umur ekonomis
bangunan adalah 10 tahun, mesin kendaraan dan peralatan adalah 10 tahun.
c. Suku Bunga Bank
Berdasarkan perkembangan suku bunga pinjaman pada saat ini, maka tingkat suku
bunga bank ditetapkan sebesar 17,5% per tahun.

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V-5
PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

d. Pajak penghasilan
Pajak penghasilan dihitung berdasarkan pada Undang-undang No. 36 tahun 2008
tentang pajak penghasilan.
e. Sumber Modal
Dana investasi dan operasi untuk pembangunan kebun kelapa sawit ini bersumber dari
penyertaan modal sendiri dan memanfaatkan jasa kredit dari perbankan yang terdiri dari
kredit investasi dan kredit modal kerja. DER (Debt Equity Ratio) atau perbandingan
antara pinjaman dan modal sendiri adalah 65 : 35. Tingkat suku bunga untuk kredit
investasi dan modal kerja masing sebesar 17,5%.

5.2. BIAYA-BIAYA INVESTASI


5.2.1. Biaya Investasi/Reinvestasi dan Biaya Operasional
Biaya yang dimaksud merupakan jumlah nilai dari seluruh kegiatan pengusahaan
perkebunan kelapa sawit. Ada 2 (dua) komponen biaya dalam kegiatan pengusahaan,
yaitu biaya investasi/reinvestasi dan biaya operasional. Biaya investasi merupakan
biaya untuk pembelanjaan faktor-faktor produksi yang mempunyai umur ekonomi
(umur penggunaan) lebih besar dari satu tahun. Sedangkan biaya operasional yang
disebut juga sebagai biaya pengelolaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan produksi dan kegiatan rutin yang dilaksanakan perusahaan setiap tahunnya.
Biaya investasi dan reinvestasi dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit PT. Agro
Sawit Mas ini meliputi :
(1) Biaya tanaman yang meliputi persiapan lahan, penanaman sampai dengan
pemeliharaan (tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga dan tahun keempat)
(2) Biaya non tanaman yang meliputi pembangunan jalan dan jembatan,
pembangunan perumahan karyawan, pengadaan bangunan perusahaan,
pembangunan pabrik minyak sawit (Pabrik PKS), pengadaan peralatan, pengadaan
alat angkutan, pengadaan alat berat, serta juga pembangunan water supply dan
electricity.
Sedangkan biaya operasional dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit PT. Agro
Sawit Mas ini meliputi :
(1) Biaya Produksi, yaitu biaya yang digunakan untuk pemeliharaan, pemanenan,
angkutan TBS, dan biaya pengolahan TBS menjadi CPO dan Kernel
(2) Biaya penjualan CPO dan PK
(3) Biaya pembelian TBS dari petani plasma
(4) Biaya umum dan administrasi, yaitu diantaranya meliputi biaya gaji/upah,
pemeliharaan bangunan, sampai dengan biaya kepedulian lingkungan dan sosial.
Faktor biaya operasional yang cukup besar pengaruhnya terhadap pembangunan kebun
kelapa sawit adalah pupuk. Harga pupuk dipengaruhi oleh harga pupuk dunia dan juga
Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V-6
PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

harga bahan bakar minyak (BBM). Pembangunan kebun kelapa sawit PT. Agro Sawit
Mas ini sesuai dengan ketentuan pemerintah menggunakan pupuk non subsidi. Standar
harga yang akan digunakan dalam analisis ini ditentukan berdasarkan informasi dan
analisis harga pupuk non subsidi dari beberapa sumber, serta pendekatan HET pupuk
bersubsidi sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 41 Tahun 2021 tentang
Penetapan Alokasi dan Harga Eceran tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian.
Standar harga untuk masing-masing jenis pupuk yang digunakan adalah seperti
dicantumkan pada standar penanaman dan pemeliharaan tanaman Lampiran 21 s/d
Lampiran 24.
Secara ringkas Biaya Investasi, Reinvestasi dan Biaya Operasional setiap tahunnya
selama jangka pengusahaan dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Biaya Investasi/Reinvestasi dan Biaya Operasional Setiap Tahun Selama
Jangka Pengusahaan Dalam Pembangunan Perkebunan Kelapa sawit PT.
Agro Sawit Mas (x Rp 1.000,-)
Biaya Investasi/Reinvestasi
Biaya Operasional (Rp)
(Rp)
Biaya
Tahun Biaya Umum
Biaya Biaya Non Biaya Pembelian
Biaya Produksi dan
Tanaman Tanaman Penjualan TBS dari
Administrasi
Petani
2023 48.086.125 19.431.500 - 2.281.200
2024 66.982.440 11.930.215 - 3.206.400
2025 88.022.878 10.241.200 - 4.006.800
2026 69.726.625 10.015.000 - - 4.704.000
2027 78.706.756 138.443.751 - - - 15.249.600
2028 52.706.500 2.853.000 24.976.071 178.943 7.583 15.868.800
2029 26.712.838 2.789.200 51.664.785 533.822 21.454 16.591.200
2030 - 1.349.200 78.745.559 963.443 37.747 17.158.800
2031 - - 87.099.149 1.285.212 49.265 17.158.800
2032 - - 94.411.838 1.586.205 59.501 17.365.200
2033 - 17.898.500 101.604.254 1.896.655 70.723 17.365.200
2034 - 10.449.200 107.827.283 2.219.402 81.572 17.365.200
2035 - 8.819.200 111.388.349 2.361.022 86.786 17.365.200
2036 - 9.925.000 113.481.629 2.430.225 89.336 17.365.200
2037 - 4.994.600 113.481.629 2.430.175 89.336 17.365.200
2038 - 1.349.200 113.481.629 2.430.072 89.336 17.365.200
2039 - 1.349.200 109.546.931 2.399.951 88.231 17.365.200
2040 - 1.349.200 105.333.341 2.340.865 86.061 17.365.200
2041 - - 100.997.225 2.269.092 83.422 17.365.200
2042 - - 99.564.430 2.196.782 80.765 17.365.200
2043 - 15.455.300 96.179.316 2.123.829 78.084 17.365.200
2044 - 8.030.000 94.299.794 2.037.060 74.893 17.365.200
2045 - 7.172.800 90.886.651 1.950.243 71.703 17.365.200
2046 - 7.577.800 89.464.549 1.878.417 69.065 17.365.200
2047 - 3.761.000 87.436.029 1.776.064 65.302 17.365.200
2048 - 1.349.200 85.416.674 1.673.341 61.556 17.365.200
2049 - 2.789.200 83.146.809 1.557.085 57.345 17.365.200
2050 - 1.349.200 63.244.379 1.470.504 54.155 17.365.200
2051 - - 34.406.073 934.102 34.388 17.365.200
2052 - - 8.798.400 543.665 16.321 17.365.200
Jumlah 430.944.161 300.671.666 2.146.882.775 43.466.175 1.603.930 460.894.800

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V-7
PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

Kebun kelapa sawit ini diperkirakan akan berproduksi pada tahun 2028, sehingga
berdasarkan Tabel 5.4. tersebut maka dapat dihitung biaya investasi dan biaya
operasional sampai dengan kebun mulai berproduksi sebagai berikut :
 Biaya Investasi/reinvestasi : Rp. 597.145.990.000,-
 Biaya Operasional : Rp. 70.479.397.000,-
Jumlah : Rp. 667.625.387.000,-
Secara rinci rencana pembiayaan tersebut dicantumkan pada Lampiran 11 (Proyeksi
Arus Kas Usaha).
5.2.2. Sumber Permodalan
Dana investasi dan operasi untuk pembangunan kebun kelapa sawit ini bersumber dari
penyertaan modal sendiri dan memanfaatkan jasa kredit dari perbankan yang terdiri dari
kredit investasi dan kredit modal kerja. DER (Debt Equity Ratio) atau perbandingan
antara pinjaman dan modal sendiri adalah 65 : 35. Tingkat suku bunga untuk kredit
investasi dan modal kerja sebesar 17,5%.
Rencana besarnya sumber modal dari masing-masing sumber adalah sebagai berikut :
 Dana Perusahaan : Rp. 225.062.072.000,-
 Dana Pinjaman Perbankan : Rp. 417.972.419.000,-
Jumlah : Rp. 643.034.490.000,-
Rencana pencairan pinjaman dilakukan secara bertahap selama 6 (enam) tahun dari
tahun 2023 sampai dengan tahun 2028 dan besarnya sesuai dengan kebutuhan dari biaya
investasi dan operasi. Pengembalian pinjaman beserta bunganya dilakukan dalam
jangka waktu 10 tahun dengan grace periode 5 tahun. Secara rinci besarnya
penggunaan modal dari masing-masing sumber pada setiap tahun dapat dilihat pada
Tabel 5.5. Sedangkan rencana jadwal pengembalian pinjaman modal dapat dilihat pada
Tabel 5.6.
Tabel 5.5. Penggunaan Modal dari Masing-masing Sumber Pada Setiap Tahun dalam
Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Agro Sawit Mas (x Rp 1000,-)
Tahun Sumber Modal
No Jumlah
Penggunaan Pinjaman Bank Dana Sendiri
1. 2023 45.369.236 24.429.589 69.798.825
2. 2024 53.377.386 28.741.669 82.119.055
3. 2025 66.476.071 35.794.807 102.270.878
4. 2026 54.889.656 29.555.969 84.445.625
5. 2027 151.060.070 81.340.037 232.400.107
6. 2028 46.800.000 25.200.000 72.000.000
Jumlah 417.972.419 225.062.072 643.034.490

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V-8
PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

Tabel 5.6. Jadwal Pengembalian Pinjaman dalam Pembangunan Perkebunan Kelapa


Sawit PT. Agro Sawit Mas (x Rp 1000,-)
Uraian
No. Tahun Angsuran Pokok Bunga 17,5% Total Angsuran
(Rp) (Rp) (Rp)
1. 2028 4.536.924 793.962 5.330.885
2. 2029 9.874.662 1.728.066 11.602.728
3. 2030 16.522.269 2.891.397 19.413.666
4. 2027 22.011.235 3.851.966 25.863.201
5. 2028 37.117.242 6.495.517 43.612.759
6. 2029 41.797.242 9.139.069 50.936.310
7. 2030 41.797.242 9.139.069 50.936.310
8. 2031 41.797.242 9.139.069 50.936.310
9. 2032 41.797.242 9.139.069 50.936.310
10. 2033 41.797.242 9.139.069 50.936.310
11. 2034 37.260.318 8.345.107 45.605.425
12. 2035 31.922.580 7.411.003 39.333.582
13. 2036 25.274.973 6.247.671 31.522.644
14. 2037 19.786.007 5.287.102 25.073.109
15. 2038 4.680.000 2.643.551 7.323.551
Jumlah 417.972.419 91.390.685 509.363.104

5.3. ANALISIS FINANSIAL


5.3.1. Rencana Penerimaan dan Arus Kas
5.3.1.1. Penerimaan
Sumber pendapatan total (total revenue) kegiatan pengusahaan perkebunan kelapa sawit
PT. Agro Sawit Mas adalah meliputi komponen sebagai berikut :
(1) Kontribusi Overhead Cost (OC) dan Manajemen Fee (MF)
PT. Agro Sawit Mas mengalokasikan sebagian arealnya untuk kebun plasma
masyarakat, dimana pembangunan plasmanya dibantu oleh pihak perusahaan, baik
dari segi manajemen maupun pengurusan permodalannya. Karena dalam
pengelolaannya juga menggunakan fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh perusahaan, maka perusahaan memperoleh tambahan dana dari biaya
pembangunan kebun plasma berupa Biaya Overhead Cost (OC) dan Manajemen
Fee (MF). Overhead Cost dan Manajemen Fee ini berasal dari konstribusi biaya
panen dan biaya angkut, yaitu ditambah 15% dari biaya panen dan biaya angkut
dari kegiatan operasional kebun inti.
(2) Hasil penjualan CPO (Crude Palm Oil) dan PK (Palm Kernel).
Hasil penjualan CPO dan PK ini merupakan proyeksi dari nilai produksi TBS
kebun kelapa sawit PT. Agro Sawit Mas (kebun inti dan kebun plasma) yang
diolah menjadi CPO dan PK.

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V-9
PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

Besarnya total penerimaan berdasarkan komponen tersebut selama jangka pengusahaan


adalah Rp. 8.684.220.453.000,-. Besarnya penerimaan tersebut adalah dengan asumsi
bahwa harga penjualan CPO Rp 12.737,- per Kg dan harga penjualan PK Rp 8.584,-
per Kg. Besarnya penerimaan dari hasil penjualan tersebut pada setiap tahun produksi
dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Penerimaan dari Hasil Produksi Setiap Tahun Selama Jangka Pengusahaan
Dalam Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Agro Sawit Mas
PRODUKSI PENERIMAAN (x Rp 1000,-)
TAHUN TBS CPO PK
CPO PK OC dan MF Jumlah
(Ton) (Ton) (Ton)
2023 - - - -
2024 - - - -
2025 - - - -
2026 - - - -
2027 - - - - -
2028 14.235 2.420 534 30.822.589 4.582.295 400.132 35.805.015
2029 40.049 7.257 1.602 92.429.922 13.751.369 519.133 106.700.424
2030 69.720 13.073 2.963 166.502.733 25.435.517 622.294 192.560.544
2031 90.455 17.521 3.844 223.164.400 33.000.139 724.651 256.889.190
2032 108.430 21.686 4.662 276.211.763 40.023.234 826.090 317.061.087
2033 126.265 26.036 5.429 331.615.148 46.606.415 878.890 379.100.453
2034 143.940 30.587 6.189 389.585.827 53.130.538 904.717 443.621.082
2035 153.140 32.542 6.585 414.486.408 56.526.404 904.717 471.917.529
2036 157.640 33.499 6.779 426.666.040 58.187.426 904.717 485.758.182
2037 157.640 33.499 6.779 426.666.040 58.187.426 893.525 485.746.991
2038 157.640 33.499 6.779 426.666.040 58.187.426 871.544 485.725.010
2039 155.690 33.084 6.695 421.388.199 57.467.650 844.829 479.700.678
2040 151.860 32.270 6.530 411.021.979 56.053.936 817.912 467.893.827
2041 147.205 31.281 6.330 398.422.827 54.335.702 790.766 453.549.294
2042 142.515 30.284 6.128 385.728.943 52.604.548 758.455 439.091.946
2043 137.785 29.279 5.925 372.926.797 50.858.630 726.143 424.511.571
2044 132.155 28.083 5.683 357.688.724 48.780.508 699.428 407.168.660
2045 126.525 26.887 5.441 342.450.651 46.702.385 661.320 389.814.357
2046 121.870 25.897 5.240 329.851.499 44.984.151 623.384 375.459.034
2047 115.230 24.486 4.955 311.879.775 42.533.222 580.743 354.993.739
2048 108.620 23.082 4.671 293.989.249 40.093.366 548.431 334.631.046
2049 101.190 21.503 4.351 273.879.324 37.350.835 165.287 311.395.445
2050 95.560 20.307 4.109 258.641.251 35.272.713 165.287 294.079.250
2051 60.680 12.895 2.609 164.235.570 22.397.951 165.287 186.798.808
2052 28.800 6.120 1.238 77.949.644 10.630.537 15.667.109 104.247.290
Jumlah 2.844.839 597.075 122.050 7.604.871.340 1.047.684.322 31.664.791 8.684.220.453

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V - 10


PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

5.3.1.2. Arus Kas


Proyeksi arus kas yang keluar dan masuk setiap tahunnya selama jangka waktu
pengusahaan dengan memperhitungkan pajak, pinjaman bank dan pembiayaan sendiri
dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8. Proyeksi Arus Kas Setiap Tahun Selama Jangka Pengusahaan Dalam
Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Agro Sawit Mas (x Rp
1000,-)

Tahun Penerimaan Pengeluaran Saldo Kas Awal Saldo Kas Akhir

2023 69.798.825 69.798.825 0 0


2024 82.119.055 82.119.055 0 0
2025 102.270.878 102.270.878 0 0
2026 84.445.625 84.445.625 0 0
2027 232.400.107 232.400.107 0 0
2028 107.805.015 101.921.865 0 5.883.151
2029 106.700.424 112.292.563 5.883.151 291.011
2030 192.560.544 134.187.856 291.011 58.663.700
2031 256.889.190 161.645.273 58.663.700 153.907.616
2032 317.061.087 199.649.557 153.907.616 271.319.147
2033 379.100.453 245.349.938 271.319.147 405.069.662
2034 443.621.082 258.948.156 405.069.662 589.742.588
2035 471.917.529 267.284.089 589.742.588 794.376.028
2036 485.758.182 273.473.828 794.376.028 1.006.660.382
2037 485.746.991 268.540.588 1.006.660.382 1.223.866.785
2038 485.725.010 259.757.215 1.223.866.785 1.449.834.579
2039 479.700.678 249.238.372 1.449.834.579 1.680.296.886
2040 467.893.827 235.560.457 1.680.296.886 1.912.630.255
2041 453.549.294 221.107.874 1.912.630.255 2.145.071.675
2042 439.091.946 199.274.062 2.145.071.675 2.384.889.559
2043 424.511.571 201.826.083 2.384.889.559 2.607.575.048
2044 407.168.660 188.627.513 2.607.575.048 2.826.116.194
2045 389.814.357 180.827.361 2.826.116.194 3.035.103.190
2046 375.459.034 176.524.143 3.035.103.190 3.234.038.081
2047 354.993.739 165.999.062 3.234.038.081 3.423.032.759
2048 334.631.046 157.405.994 3.423.032.759 3.600.257.811
2049 311.395.445 151.898.315 3.600.257.811 3.759.754.942
2050 294.079.250 131.997.702 3.759.754.942 3.921.836.490
2051 186.798.808 82.497.202 3.921.836.490 4.026.138.096
2052 104.247.290 44.405.520 4.026.138.096 4.085.979.866
Jumlah 9.327.254.943 5.241.275.077 4.085.979.866

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V - 11


PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

Berdasarkan Tabel 5.8. tersebut, maka saldo akhir kas pada akhir jangka waktu
pengusahaan adalah sebagai berikut :
 Penerimaan : Rp. 9.327.254.943.000,-
 Biaya : Rp. 5.241.275.077.000,-
 Saldo akhir kas : Rp. 4.085.979.866.000,-

5.3.2. Proyeksi Laba Rugi


Besarnya estimasi laba rugi bersih selama jangka pengusahaan perkebunan diperoleh
laba sebesar 3.920.677.562.000.- dengan profit margin yang cenderung meningkat dari
tahun ke tahun, terutama pada puncak produksi. Perhitungan estimasi laba rugi
didasarkan atas asumsi-asumsi yang relevan yaitu:
a. Biaya produksi
b. Biaya penjualan
c. Biaya pembelian TBS dari petani plasma
d. Biaya umum dan administrasi
e. Biaya penyusutan
f. Provisi bank
g. Besarnya Pajak dihitung sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
Proyeksi laba rugi pada setiap tahun pengusahaan dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Proyeksi laba rugi ini secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 12. (Proyeksi Laba/Rugi
Usaha).
Tabel 5.9. Proyeksi Laba Rugi Setiap Tahun Selama Jangka Pengusahaan Dalam
Pembangunan Perkebunan Kelapa sawit PT. Agro Sawit Mas (x Rp 1000,-)
Laba (Rugi)
Pembayaran
Tahun Penerimaan Biaya Sebelum Pajak Laba (Rugi)
Bunga Bank
Pajak
2023 - - (6.069.384) (6.069.384)
2024 - - (10.415.819) (10.415.819)
2025 - - (15.707.849) (15.707.849)
2026 - - (19.334.327) (19.334.327)
2027 - - (38.652.888) - (38.652.888)
2028 35.805.015 24.976.071 793.962 (31.622.786) - (31.622.786)
2029 106.700.424 51.664.785 1.728.066 9.507.423 2.376.856 7.130.568
2030 192.560.544 78.745.559 2.891.397 66.080.326 16.520.081 49.560.244
2031 256.889.190 87.099.149 3.851.966 120.761.651 30.190.413 90.571.238
2032 317.061.087 94.411.838 6.495.517 170.459.812 42.614.953 127.844.859
2033 379.100.453 101.604.254 9.139.069 222.317.792 55.579.448 166.738.344
2034 443.621.082 107.827.283 9.139.069 280.281.939 70.070.485 210.211.454
2035 471.917.529 111.388.349 9.139.069 305.314.625 76.328.656 228.985.969
2036 485.758.182 113.481.629 9.139.069 316.990.244 79.247.561 237.742.683
2037 485.746.991 113.481.629 9.139.069 316.979.109 79.244.777 237.734.331
2038 485.725.010 113.481.629 8.345.107 317.751.199 79.437.800 238.313.399
2039 479.700.678 109.546.931 7.411.003 316.626.897 79.156.724 237.470.173
2040 467.893.827 105.333.341 6.247.671 310.258.172 77.564.543 232.693.629
2041 453.549.294 100.997.225 5.287.102 301.284.685 75.321.171 225.963.514
2042 439.091.946 99.564.430 2.643.551 290.978.628 72.744.657 218.233.971
2043 424.511.571 96.179.316 - 282.502.500 70.625.625 211.876.875

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V - 12


PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

Laba (Rugi)
Pembayaran
Tahun Penerimaan Biaya Sebelum Pajak Laba (Rugi)
Bunga Bank
Pajak
2044 407.168.660 94.299.794 - 267.287.132 66.821.783 200.465.349
2045 389.814.357 90.886.651 - 253.527.740 63.381.935 190.145.805
2046 375.459.034 89.464.549 - 240.680.935 60.170.234 180.510.701
2047 354.993.739 87.436.029 - 222.386.249 55.596.562 166.789.687
2048 334.631.046 85.416.674 - 206.160.835 51.540.209 154.620.627
2049 311.395.445 83.146.809 - 187.931.134 46.982.783 140.948.350
2050 294.079.250 63.244.379 - 194.057.490 48.514.373 145.543.118
2051 186.798.808 34.406.073 119.030.187 29.757.547 89.272.641
2052 104.247.290 8.798.400 70.817.449 17.704.362 53.113.087
Jumlah 8.684.220.453 2.146.882.775 91.390.685 5.268.171.100 1.347.493.538 3.920.677.562

Berdasarkan Tabel 5.9. tersebut diketahui selama jangka pengusahaan proyeksi laba
bersih komulatif setelah pajak adalah sebagai berikut :
 Laba Komulatif Sebelum Pajak : Rp. 5.268.171.100.000,-
 Pajak Komulatif : Rp. 1.347.493.538.000.-
 Laba bersih Komulatif /setelah pajak : Rp. 3.920.677.562.000.-

5.3.3. Analisis Kelayakan


Kriteria untuk menguji kelayakan financial pembangunan kebun kelapa sawit
diantaranya Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), Internal Rate of
Return (IRR) dan Payback Period (PBP). Perhitungan parameter kelayakan didasarkan
pada arus kas bersih. Secara singkat mengenai ketiga analisis (NPV,B/C dan IRR) dapat
dijelaskan sebagai berikut :
(1) Net Present Value (NPV) merupakan total nilai kini dari keuntungan bersih yang
diperoleh oleh perusahaan (badan Usaha) selama jangka analisis yang didasarkan
pada tingkat suku bunga diskonto tertentu, dengan ketentuan jika nilai NPV :
 NPV < 0, maka pembangunan kebun kelapa sawit tersebut tidak layak
dilaksanakan
 NPV ≥ 0, maka pembangunan kebun kelapa sawit tersebut layak untuk
dilaksanakan

Perhitungan NPV dilakukan dengan rumus :

n n

 Bn -  Cn
n=1 n=1
NPV = 
( i + n )n

Dimana :
Bn : benefit/pendapatan pada tahun ke n
Cn : cost / biaya yang dikeluarkan pada tahun ke n
n : tahun proyek dari 1 s/d 25
i : suku bunga
Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V - 13
PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

(2) Benefit Cost Ratio (B/C) merupakan perbandingan antara nilai total kini
pendapatan (kotor) dengan nilai total kini biaya. Ketentuan B/C ini adalah :
 Jika Nilai B/C < 1 : maka pembangunan kebun kelapa sawit tidak layak
untuk dilaksanakan karena tidak menguntungkan
 Jika Nilai B/C > 1 : maka pembangunan kebun kelapa sawit layak untuk
dilaksanakan karena menguntungkan
 Jika Nilai B/C = 1 : maka pembangunan kebun kelapa sawit layak untuk
dilaksanakan tetapi hanya akan mencapai BEP

Benefit Cost Ratio (B/C) dihitung dengan rumus :

n n

 Bn  Cn
n=1 n=1
B/C =  : 
(i+n )n ( i + n )n

Dimana :
Bn : benefit/pendapatan pada tahun ke n
Cn : cost / biaya yang dikeluarkan pada tahun ke n
n : tahun proyek dari 1 s/d 25
i : suku bunga

(3) Internal rate of return (IRR) adalah salah satu kriteria investasi yang digunakan
untuk mencari tingkat suku bunga yang menyebabkan arus penerimaan kini dan
pengeluaran kini berjumlah nol atau NPV = 0. Dalam pernyataan matematis
dirumuskan sebagai berikut :

n n

 Bn -  Cn
n=1 n=1
 = 0
( i + IRR )n

Dimana :
Bn : benefit/pendapatan pada tahun ke n
Cn : cost / biaya yang dikeluarkan pada tahun ke n
n : tahun proyek dari 1 s/d 25
i : suku bunga

5.3.3.1. Net Present Value (NPV)


Pada tingkat discount faktor 25% pertahun besaran NPV yang diperoleh selama umur
ekonomis proyek adalah Rp 96.567.383.000,- (Lampiran 12). Dari analisis ini
diperoleh besaran NPV yang lebih besar dari nol (positif), yang berarti bahwa kriteria

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V - 14


PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

ini menunjukkan proyek layak untuk dilaksanakan. Besaran NPV memiliki makna nilai
keuntungan bersih yang diterima pada masa yang akan datang diukur dengan nilai kini.
5.3.3.2. Internal Rate of Return (IRR)
Nilai IRR menunjukkan tingkat bunga pada saat jumlah penerimaan sama dengan
jumlah pengeluaran atau tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV sama dengan nol.
Analisis menghasilkan IRR sebesar 34,25% (Lampiran 12). Nilai IRR diperoleh jauh di
atas tingkat suku bunga pinjaman yang digunakan dalam proyek ini yaitu 17,5%.
Dengan menggunakan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa proyek pembangunan
kebun kelapa sawit layak untuk dilaksanakan.
5.3.3.3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Analisis net B/C dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara nilai kini keuntungan
bersih (net benefit) dengan nilai kini dari biaya. Analisis menghasilkan net B/C sebesar
1,31 (Lampiran 12). Net B/C yang diperoleh ternyata lebih besar dari 1 (satu) yang
mengindikasikan bahwa proyek layak dilaksanakan. Nilai net B/C 1,31 menunjukkan
bahwa dalam nilai kini bersih setiap Rp 1,- yang diinvestasikan akan menghasilkan
benefit sebesar Rp 1,31,-
5.3.3.4. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas kegiatan kebun kelapa sawit ini dimaksudkan untuk melihat sejauh
mana kegiatan pengusahaan peka/sensitif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
masa mendatang. Perubahan tersebut seperti kenaikan biaya operasional, penurunan
penerimaan dan perubahan-perubahan lainnya. Dalam analisis ini dibuat tiga skenario,
yakni pertama adalah pendapatan tetap namun biaya mengalami kenaikan sebesar 10%;
kedua biaya tetap namun pendapatan turun sebesar 10%; dan ketiga biaya naik 10%
bersamaan dengan pendapatan turun sebesar 10%.
Dari perhitungan analisa sensitivitas yang dilakukan (Lampiran 13, 14 dan Lampiran
15), diperoleh hasil NPV, B/C Ratio, dan IRR seperti dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Hasil Analisis Kepekaan (Sensitivitas) Berdasarkan Perubahan Komponen
Biaya dan Pendapatan
Net Present
B/C IRR
NO. SIMULASI Value (NPV)
RATIO (%)
(Rp)
1. Biaya Naik 10%, Pendapatan Tetap 65.624.332.000 1,20 32,58
2. Biaya Tetap, Pendapatan Turun 10% 56.492.258.000 1,19 32,36
3. Biaya Naik 10%, Pendapatan Turun 10% 26.074.288.000 1,08 29,38

Dari hasil analisa kepekaan di atas diketahui bahwa pada kondisi terjadi kenaikan biaya
sebesar 10% dan pendapatan tetap diperoleh nilai IRR masih jauh berada diatas suku
bunga (32,58%), NPV positip, B/C Ratio > 1 dan pada kondisi terjadi penurunan
pendapatan sebesar 10% dan biaya tetap diperoleh nilai IRR masih di atas suku bunga

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V - 15


PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

(32,36%) NPV positip, B/C Ratio > 1. Kemudian pada kondisi terjadi kenaikan biaya
sebesar 10% secara bersamaan terjadi juga penurunan pendapatan sebesar 10% nilai
IRR yang dihasilkan masih di atas suku bunga (29,38%), NPV positip, B/C Ratio > 1.
Dengan demikian, hasil analisis sensitivitas menunjukkan proyek dapat dinyatakan
layak untuk dilaksanakan.

5.3.4. Analisis Pay Back Period dan Break Even Point


5.3.4.1. Pay Back Period
Payback Period atau jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi
yang telah dikeluarkan dengan total nilai sekarang arus kas yang akan dihasilkan. Dari
proyeksi arus kas (Lampiran 11), nilai PBP dihitung dari tahun dimana nilai kumulatif
kas bersih mendekati investasi awal ditambah hasil pembagian antara kekurangan
investasi dengan nilai kas bersih pada tahun berikutnya. Dari hasil analisis diperoleh
PBP sebesar 11,31 tahun (sekitar 11 tahun 4 bulan). Periode pengembalian investasi ini
meskipun tergolong cukup lama, namun masih berada dibawah umur ekonomis proyek
yang 29 tahun. Kriteria ini mengindikasikan bahwa proyek layak dilaksanakan.
5.3.4.2. Break Even Point (BEP)
Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue sama dengan total
cost (TR=TC). BEP usaha pembangunan perkebunan kelapa sawit ini akan tercapai
pada tahun 2033.
5.3.5. Analisis Ekonomi
Pembangunan perkebunan kelapa sawit dengan luas areal efektif tanaman kebun inti
seluas ± 4.504 ha yang akan dilaksanakan PT. Agro Sawit Mas, diperkirakan akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan wilayah. Pengaruh aktivitas pembangunan kebun
kelapa sawit ini pada dasarnya akan merangsang pertumbuhan ekonomi wilayah
tersebut. Oleh karena itu aktivitas kegiatan semacam ini sering kali disebut sebagai
trigger atau pemicu untuk kegiatan lainnya.
Pelaksanaan aktivitas pembangunan perkebunan kelapa sawit, akan mendukung segala
aktivitas ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan untuk kegiatan
tersebut. Keterkaitan ini disebut sebagai backward linkage atau keterkaitan kebelakang.
Aktivitas ekonomi yang termasuk backward linkage dalam kegiatan ini meliputi :
 Pembangunan prasarana dan sarana
 Perdagangan peralatan kerja, mesin-mesin dan kendaraan
 Perdagangan bahan bakar
 Usaha angkutan, baik barang maupun orang
 Perdagangan bahan makanan dan pakaian
Setelah beroperasinya kegiatan kebun kelapa sawit, akan mendukung segala aktivitas
ekonomi yang menyalurkan, mengolah dan mengkonsumsi produk tersebut. Keterkaitan
aktivitas ekonomi pemanfaatan produk-produk yang dihasilkan disebut sebagai forward
linkage. Aktivitas ekonomi yang termasuk forward linkage diharapkan dapat menyerap
tenaga kerja lokal. Aktivitas tersebut meliputi :
Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V - 16
PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

 Kegiatan pembibitan sawit


 Kegiatan penanaman
 Kegiatan pemanenan sawit
 Usaha angkutan produksi
 Usaha angkutan hasil industri
Kegiatan pembangunan kebun kelapa sawit disamping menciptakan lapangan kerja dan
lapangan usaha, juga akan merangsang pendidikan, pengembangan pengetahuan
masyarakat yang tidak hanya merangsang peningkatan kualitas aktivitas sosial ekonomi,
tetapi juga kualitas mutu kehidupan.
Secara rinci manfaat sosial ekonomi kegiatan pembangunan kebun kelapa sawit, yang
meliputi : kesempatan kerja, peluang berusaha, peningkatan kesejahteraan, dan
kontribusi terhadap pembangunan daerah akan diuraikan di bawah ini.
5.3.5.1. Kesempatan Kerja
Masalah peluang kerja menjadi salah satu harapan dari masyarakat terhadap kebun
sawit. Hal ini disebabkan masih kecilnya alternatif peluang kerja di wilayah tersebut,
terutama di desa-desa sekitar areal kebun. Tenaga kerja yang ditampung sebagai tenaga
tetap sekitar 248 orang (kebun dan pabrik PKS), sedangkan tenaga kerja tidak tetap
sekitar 1.576 orang selama satu siklus tanam (29 tahun). Disamping itu akan
melaksanakan pemberdayaan tenaga kerja lokal dalam rangka kegiatan Pembinaan
Masyarakat yang melibatkan warga desa sekitar areal kebun.
5.3.5.2. Peluang Berusaha
Kegiatan kebun yang akan dilaksanakan memberikan dampak positif terhadap
terciptanya alternatif peluang berusaha. Hal ini dapat dilihat akan munculnya kedai
makanan, warung-warung dan lain-lain yang memanfaatkan kebutuhan-kebutuhan
karyawan kebun. Disamping itu perusahaan juga memiliki anggaran rutin tiap bulan
untuk pemberian kebutuhan-kebutuhan pokok karyawan yang sebagian besar akan
dibeli dari hasil jasa usaha masyarakat. Selain itu keberadaan kebun baik secara
langsung maupun tidak langsung telah menciptakan alternatif diversifikasi usaha di
wilayah tersebut.
5.3.5.3. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana yang akan dibangun perusahaan sedikit
banyak dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Sarana dan prasarana
tersebut baik yang digunakan untuk perusahaan maupun sarana prasarana umum.
Sarana dan prasarana perusahaan yang dapat digunakan untuk masyarakat antara lain
sarana olah raga, poliklinik, sarana ibadah dan jalan. Disamping itu perusahaan juga
memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan kepada
masyarakat sekitar. Melalui kegiatan Pembinaan Masyarakat akan banyak membantu
kepada masyarakat sekitar, baik dalam hal peningkatan kesejahteraan maupun dalam hal
pemberdayaan masyarakat tersebut. Bantuan-bantuan yang diberikan kepada
Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V - 17
PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan antara lain : bantuan fisik desa,
pembuatan sarana olah raga, bantuan obat-obatan dan lain-lain. Sedangkan bantuan
dalam rangka pemberdayaan masyarakat, antara lain : pendidikan dan keterampilan,
penyediaan sarana produksi, pembinaan pengusaha kecil, pembentukan kelompok tani
dan lain-lain.
5.3.5.4. Perkiraan Pendapatan Petani Dalam Program Kemitraan Kebun
Plasma
PT Agro Sawit Mas akan membentuk kemitraan dengan masyarakat di sekitar areal
perkebunan kelapa sawit diantaranya dengan pola kemitraan Inti-Plasma. Melalui
kerjsama kemitraan ini akan terjadi hubungan kerjasama timbal balik yang saling
menguntungkan antara kedua belah pihak. Kebun plasma yang akan dibangun oleh
perusahaan adalah seluas 1.126 ha. Untuk memberikan gambaran besarnya pendapatan
petani plasma, maka dibuat perkiraan pendapatan petani plasma pada areal kebun seluas
2 Ha yang merupakan luas minimal kepemilikan kebun plasma per KK petani.
Lahan plasma yang dialokasikan untuk kemitraan adalah bagian dari areal yang masuk
dalam izin lokasi perkebunan kelapa sawit PT Agro Sawit Mas, dimana berdasarkan
hasil analisa kesesuaian lahannya tergolong ke dalam kesesuaian lahan Kelas II,
sehingga untuk memperkirakan produksi TBS kebun plasma digunakan tingkat
produktivitas pada lahan kelas II seperti dapat dilihat pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11. Prakiraan Potensi Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa
Sawit pada Kebun Plasma Petani Seluas 2 ha
Produktivitas TBS
Umur Tanam Jumlah Produk
Tahun Kelas II
(Thn) (Ton/Th)
(Ton/Ha/Th)
2028 TM1 7,3 15
2029 2 13,5 27
2030 3 16,0 32
2031 4 18,5 37
2032 5 23,0 46
2033 6 25,5 51
2034 7 28,0 56
2035 8 28,0 56
2036 9 28,0 56
2037 10 28,0 56
2038 11 28,0 56
2039 12 27,0 54
2040 13 26,0 52
2041 14 25,5 51
2042 15 24,5 49
2043 16 23,5 47
2044 17 22,5 45
2045 18 21,5 43
2046 19 21,0 42
2047 20 19,0 38

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V - 18


PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

Produktivitas TBS
Umur Tanam Jumlah Produk
Tahun Kelas II
(Thn) (Ton/Th)
(Ton/Ha/Th)
2048 21 18,0 36
2049 22 17,0 34
Jumlah 979

a. Pendapatan petani plasma


Petani plasma memperoleh pendapatan dari hasil penjualan tandan buah segar (TBS)
yang dihasilkan dari kebun plasmanya kepada PT Agro Sawit Mas melalui mekanisme
dan perjanjian kemitraan yang telah disepakati, terutama berkaitan dengan harga dan
mutu tandan buah segarnya.
Pada dasarnya penentuan harga TBS dari petani ini untuk masing-masing wilayah
kabupaten atau provinsi dapat berbeda-beda, mengingat ada Peraturan Menteri
Pertanian yang mengatur hal tersebut, yaitu Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
01/Permentan/KB.120/1/2018 Tentang Pedoman Penetapan Harga Pembelian Tandan
Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Produksi Pekebun, dimana dalam peraturan ini,
penentuan harga TBS melibatkan Tim Penetapan Harga Pembelian TBS yang terdiri
dari Pemerintah Daerah dan dinas terkait, perusahaan kebun, serta pekebun. Salah satu
tugas tim ini adalah menentukan Indeks ”K” sebagai salah satu faktor penentu harga
TBS. Indeks "K" adalah indeks proporsi yang dinyatakan dalam persentase (%) yang
menunjukkan bagian yang diterima oleh pekebun.
Dalam kajian ini harga TBS yang dibeli dari petani plasma oleh PT. Agro Sawit Mas
dalam perhitungan analisis finansial pendapatan petani plasma mengacu kepada Berita
Acara Hasil Rapat Tim Penetapan Harga Pembelian TBS Kelapa Sawit Produksi
Pekebun di Provinsi Kalimantan Timur untuk harga rata-rata bulanan kurun waktu satu
tahun, yaitu dari bulan Juni 2021 sd. Mei 2021, yaitu seperti pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12. Rata-rata Harga TBS Kelapa Sawit Produksi Pekebun Hasil Rapat Tim
Untuk Pembelian Periode Tahun 2021/2022
URAIAN BULAN (2021)
HARGA JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
TBS umur
3 THN 1.885,37 1.871,40 1982,72 2.073,79 2.249,48 2.498,26 2.704,97
4 THN 2.012,40 1.997,82 2117,58 2.215,21 2.402,62 2.666,87 2.885,30
5 THN 2.023,01 2.008,06 2.127,62 2.225,40 2.413,89 2.680,68 2.902,21
6 THN 2.044,42 2.029,25 2.149,87 2.248,59 2.439,10 2.708,99 2.933,34
7 THN 2.056,51 2.041,20 2.162,39 2.261,63 2.453,29 2.724,97 2.951,00
8 THN 2.072,14 2.056,75 2.178,97 2.279,01 2.472,11 2.745,71 2.973,20
9 THN 2.114,53 2.098,60 2.222,64 2.324,44 2.521,56 2.801,68 3.035,40
10 THN > 2.139,47 2.123,37 2.248,93 2.351,95 2.551,40 2.834,74 3.071,08

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V - 19


PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

Lanjutan
URAIAN BULAN (2022)
RATA2
HARGA JAN PEB MAR APR MEI
TBS umur
3 THN 2.709,43 2.836,31 3.039,68 3.150,17 2.954,32 2.496,33
4 THN 2.890,20 3.024,51 3.240,97 3.358,72 3.150,40 2.663,55
5 THN 2.907,01 3.043,02 3.261,16 3.379,70 3.169,64 2.678,45
6 THN 2.938,16 3.075,85 3.296,43 3.416,26 3.203,82 2.707,01
7 THN 2.955,82 3.094,49 3.316,48 3.437,04 3.223,24 2.723,17
8 THN 2.978,07 3.117,67 3.341,27 3.462,73 3.247,39 2.743,75
9 THN 3.040,27 3.183,53 3.412,14 3.536,21 3.315,95 2.800,58
10 THN > 3.076,02 3.220,89 3.452,16 3.577,69 3.354,87 2.833,55
Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur (2022)

Dalam kegiatan pembangunan kebun plasma ini, selama tanaman belum menghasilkan,
pendapatan petani plasma juga akan diperoleh dari upah, baik sebagai pekerja pada
kebun mereka sendiri ataupun pada kebun inti milik perusahaan. Upah ini nantinya
diperhitungkan sebagai bagian dari biaya pengembangan kebun kelapa sawit milik
petani plasma, dan bersama-sama dengan biaya pengembangan lainnya (yang dipinjam
melalui kredit perbankan) akan dibayar setelah kelapa sawitnya mulai menghasilkan.
Dengan mempertimbangkan proyeksi hasil dan kebutuhan biaya untuk pengembangan
kelapa sawit, maka dapat dihitung perkiraan penerimaan petani plasma selama periode
produksi seperti dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13. Perkiraan Penerimaan Petani Plasma (2 Ha) selama Umur Produksi
Sebelum dikurangi Biaya Produksi dan Cicilan Pinjaman
Produksi TBS Penerimaan (RP.)
Tahun
(Ton/tahun) Penjualan TBS Upah Jumlah
0 - - 41.316.804 41.316.804
1 - - 41.316.804 41.316.804
2 - - 41.316.804 41.316.804
3 - - 41.316.804 41.316.804
4 27 71.915.850 33.053.443 104.969.293
5 32 85.710.400 33.053.443 118.763.843
6 37 100.159.247 24.790.082 124.949.329
7 46 125.265.897 24.790.082 150.055.979
8 51 139.931.335 16.526.722 156.458.057
9 56 156.832.433 16.526.722 173.359.155
10 56 158.678.660 16.526.722 175.205.382
11 56 158.678.660 13.221.377 171.900.037
12 56 158.678.660 13.221.377 171.900.037
13 56 158.678.660 13.221.377 171.900.037
14 54 153.011.565 13.221.377 166.232.942
15 52 147.344.470 13.221.377 160.565.847
16 51 144.510.923 13.221.377 157.732.300
17 49 138.843.828 13.221.377 152.065.205
18 47 133.176.733 13.221.377 146.398.110
19 45 127.509.638 8.263.361 135.772.998
20 43 121.842.543 8.263.361 130.105.903
21 42 119.008.995 8.263.361 127.272.356

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V - 20


PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

Produksi TBS Penerimaan (RP.)


Tahun
(Ton/tahun) Penjualan TBS Upah Jumlah
22 38 107.674.805 8.263.361 115.938.166
23 36 102.007.710 8.263.361 110.271.071
24 34 96.340.615 8.263.361 104.603.976
25 32 90.673.520 8.263.361 98.936.881
Total 2.796.475.144 494.148.976 3.290.624.120

Hasil perkiraan seperti tercantum pada pada Tabel 5.13. menunjukkan bahwa selama
empat tahun pertama, penerimaan petani plasma hanya bersumber dari upah tenaga
kerja. Diasumsikan bahwa selama empat tahun pertama setiap keluarga petani akan
bekerja selama 300 HOK per tahun (25 hari dalam sebulan), sehingga penerimaan per
tahun adalah sekitar Rp 41.316.804,- (dengan upah Rp 137.723,- per HOK). Upah ini
sudah memperhitungkan besarnya UMK Kabupaten Berau tahun 2022 berdasarkan hasil
Rapat Dewan Pengupahan Kabupaten Berau tentang Upah Minimum Kabupaten
(UMK) Tahun 2022, yaitu sebesar Rp 3.443.067,- per bulan atau Rp 137.723,- per hari
(hari kerja selama 25 hari per bulan). Kemudian setelah tanaman kelapa sawit plasma
mulai berproduksi penerimaan upah akan semakin mengecil seiring dengan mulai
menghasilkannya pohon kelapa sawit, karena petani plasma secara bertahap
mengalokasikan waktunya untuk mengurus tanaman plasmanya, sehingga pendapatan
dari upah bekerja di perkebunan inti juga semakin berkurang. Diasumsikan bahwa hari
kerja akan berkurang berturut-turut dari 300 HOK menjadi 240 HOK (20 hari kerja)
pada tahun ke 4 dan 5, 180 HOK (15 hari kerja) pada tahun ke 6 dan 7, 120 HOK (10
hari kerja) pada tahun ke 8 sd 10, 96 HOK (8 hari kerja) pada tahun ke 11 sd 18, dan 60
HOK (5 hari kerja) pada tahun ke 19 sd 25. Namun penghasilan secara keseluruhan
akan semakin meningkat karena ada kontribusi penghasilan dari penjualan tandan buah
segar. Penerimaan petani plasma akan mencapai puncaknya pada tahun ke 10 yaitu
sebesar Rp 175.205.382,-. Setelah itu, seiring dengan menurunnya produksi TBS dari
kebun kelapa sawit, penerimaan petani plasma pun akan menurun secara bertahap dan
mencapai Rp 98.936.881,- pada akhir tahun produksi.
b. Pengeluaran
Komponen-komponen biaya pembangunan kelapa sawit yang menjadi beban petani
plasma pada prinsipnya hampir sama dengan komponen biaya pembangunan kelapa
sawit secara keseluruhan seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya. Namun
demikian, ada beberapa komponen biaya yang dipertimbangkan bukan seluruhnya
menjadi beban biaya petani plasma, terutama biaya overhead kantor, bangunan, biaya
pemeliharaan sarana dan prasarana, biaya alat-alat berat untuk pembukaan dan
pemeliharaan jalan. Oleh karena itu standar biaya yang digunakan adalah seperti
dicantumkan pada Lampiran 25 sd. Lampiran 32.
Biaya operasional untuk pengembangan kelapa sawit kebun plasma seperti tercantum
pada Lampiran 25 sd. Lampiran 32 terutama adalah biaya penanaman dan
pemeliharaan tanaman. Ringkasan biaya operasional untuk pemeliharaan tanaman
kebun plasma dapat dilihat pada Tabel 5.14.

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V - 21


PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

Tabel 5.14. Biaya Pemeliharaan Tanaman Kelapa sawit Kebun Plasma per Ha Selama
Umur Tanaman

No. Uraian Satuan Harga Satuan


1 Penanaman Rp 12.453.770
2 Pemeliharaan TBM 1 Rp 16.568.393
3 Pemeliharaan TBM 2 Rp 17.229.260
4 Pemeliharaan TBM 3 Rp 18.550.582
5 Pemeliharaan TM (4 – 8) Rp 12.509.145,6
6 Pemeliharaan TM (9 – 13) Rp 13.720.134,3
7 Pemeliharaan TM (14 – 20) Rp 14.219.113,9
8 Pemeliharaan TM (21 – 25) Rp 12.195.493,5
9 Pemeliharaan TM (> 25) Rp 11.019.675,9

Berdasarkan kebutuhan biaya investasi dan biaya operasional pengembangan kebun


plasma, maka ringkasan pengeluaran yang diperlukan oleh petani plasma selama
periode proyeksi dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15. Perkiraan Pengeluaran Petani Plasma (2 Ha) Selama Umur Proyek
Biaya (Rp)
Tahun
Investasi Operasional Jumlah
0 41.054.131 - 41.054.131
1 - 58.044.327 58.044.327
2 - 34.458.521 34.458.521
3 - 37.101.164 37.101.164
4 - 25.018.291 25.018.291
5 - 25.018.291 25.018.291
6 - 25.018.291 25.018.291
7 - 27.440.269 27.440.269
8 - 27.440.269 27.440.269
9 - 27.440.269 27.440.269
10 - 28.438.228 28.438.228
11 - 28.438.228 28.438.228
12 - 28.438.228 28.438.228
13 - 28.438.228 28.438.228
14 - 28.438.228 28.438.228
15 - 28.438.228 28.438.228
16 - 24.390.987 24.390.987
17 - 24.390.987 24.390.987
18 - 24.390.987 24.390.987
19 - 24.390.987 24.390.987
20 - 22.039.352 22.039.352
21 - 22.039.352 22.039.352
22 - 22.039.352 22.039.352
23 - 22.039.352 22.039.352
24 - 22.039.352 22.039.352
25 - 22.039.352 22.039.352
Total 41.054.131 687.409.116 728.463.247

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V - 22


PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa kebutuhan biaya pada tahun 0 adalah sebesar
Rp 41.054.131,-. Biaya ini merupakan biaya investasi untuk pembibitan, pembukaan
lahan, persiapan lahan, pembuatan jalan dan saluran drainase. Biaya pada tahun ke 1
sebesar Rp 58.044.327,- adalah merupakan biaya penanaman ditambah dengan biaya
pemeliharaan TBM 1.
Selanjutnya biaya pembangunan terutama adalah untuk biaya pemeliharaan tanaman
(TBM dan TM) berupa input pertanian seperti pupuk, pestisida, dan lain-lain.
Keperluan biaya operasional maksimal akan terjadi pada tahun ke 10 sampai tahun ke
15 yaitu mencapai Rp 28.438.228,- per tahun untuk dua hektar kebun kelapa sawit.
Setelah itu keperluan biaya akan menurun secara bertahap dan mencapai Rp
22.039.352,- pada akhir tahun proyeksi. Secara akumulatif biaya yang dibutuhkan
untuk pengembangan kebun kelapa sawit seluas dua hektar selama umur ekonomisnya
adalah Rp 728.463.247,-
c. Program Pendanaan Untuk Petani Plasma
(1) Jumlah Pinjaman Yang diperlukan
Biaya pembangunan kebun kelapa sawit yang telah diuraikan di atas merupakan
proyeksi biaya yang diperlukan oleh setiap petani plasma selama umur ekonomis dari
tanaman kelapa sawit tersebut (25) tahun. Namun demikian modal atau dana
sesungguhnya yang diperlukan (investasi riil) di lapangan adalah biaya pengembangan
kelapa sawit selama tanaman belum menghasilkan (TBM) termasuk di dalamnya biaya
investasi (pembibitan, pembukaan lahan, penanaman, pembuatan jalan, pembuatan
saluran drainase, dan lain-lain) dan biaya operasional (pemeliharaan TBM).
Setelah tanaman menghasilkan (TM), biaya pemeliharaan kelapa sawit dapat
ditanggulangi melalui hasil penjualan TBS. Seperti diperlihatkan pada Tabel 5.16.
besarnya pendanaan yang diperlukan untuk setiap petani plasma dengan 2 hektar kebun
kelapa sawit, adalah sekitar Rp 170.658.142,- yang akan diberikan selama 4 tahun (1
tahun investasi dan 3 tahun pemeliharaan).
Tabel 5.16. Keperluan pendanaan per Petani (2 hektar)

Uraian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3


I. Biaya Investasi
Biaya Pembukaan Lahan 41.054.131 24.907.540 - -
Biaya Pembibitan *) 28.224.348 - - -
Biaya Penanaman 11.079.783 - - -
Biaya Sarana dan Prasarana 24.907.540 - -
Jumlah (I) 1.750.000
II. Biaya Operasional 41.054.131 24.907.540 - -
Biaya Pemeliharaan Tanaman
Jumlah (II) - 33.136.787 34.458.521 37.101.164
Jumlah (I dan II) - 33.136.787 34.458.521 37.101.164
AKUMULASI 41.054.131 58.044.327 34.458.521 37.101.164
170.658.142
Keterangan : *) Luas areal pembibitan ± 0,03 Ha (untuk lahan 2 Ha)

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V - 23


PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

(2) Program Pengambalian Cicilan


Pendanaan pengembangan kebun plasma ini bersumber dari pinjaman lembaga
keuangan yang difasilitasi oleh perusahaan inti. Program Pendanaan serta rencana
pembayaran cicilan pokok pinjaman dan bunganya untuk setiap petani plasma dengan 2
hektar kebun kelapa sawit, dapat dilihat pada Tabel 5.17. dengan tingkat suku bunga
7% per tahun yang merupakan besaran suku bunga untuk usaha kecil, dengan masa
tenggang 3 tahun.
Tabel 5.17. Program Pendanaan dan Rencana Pembayarannya (Rupiah)
Jumlah
Tahun Pinjaman Cicilan Pokok Cicilan Bunga Sisa Cicilan
Cicilan
0 41.054.131 - - - -
1 58.044.327 - - - -
2 34.458.521 - - - -
3 37.101.164 - - - -
4 - 4.105.413 287.379 4.392.792 178.211.420
5 - 9.909.846 693.689 10.603.535 167.607.885
6 - 13.355.698 934.899 14.290.597 153.317.288
7 - 17.065.814 1.194.607 18.260.421 135.056.867
8 - 17.065.814 1.194.607 18.260.421 116.796.446
9 - 17.065.814 1.194.607 18.260.421 98.536.025
10 - 17.065.814 1.194.607 18.260.421 80.275.604
11 - 17.065.814 1.194.607 18.260.421 62.015.182
12 - 17.065.814 1.194.607 18.260.421 43.754.761
13 - 17.065.814 1.194.607 18.260.421 25.494.340
14 - 12.960.401 907.228 13.867.629 11.626.711
15 - 7.155.968 500.918 7.656.886 3.969.825
16 - 3.710.116 259.708 3.969.825 0
Jumlah 170.658.142 170.658.142 11.946.070 182.604.212

Karena pinjaman ini diberikan dalam empat tahun/tahap (sesuai dengan periode
tanaman belum menghasilkan), maka cicilan hutang dan bunganya baru bisa dilunasi
pada tahun ke-13 sejak pembayaran pertama cicilan dilakukan atau pada tahun ke-16
dari awal pinjaman diberikan (ditambah 4 tahun masa tenggang).
d. Perkiraan Pendapatan Petani
Berdasarkan perkiraan penerimaan dan pengeluaran setiap petani plasma seperti yang
telah diuraikan sebelumnya, serta perhitungan program pendanaannya, maka dihasilkan
perkiraan pendapatan petani plasma selama umur proyek seperti dapat dilihat pada
Tabel 5.18.

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V - 24


PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

Tabel 5.18. Perkiraan Pendapatan Petani Plasma Selama Umur Proyek


Penerimaan Pendanaan Pendapatan
dan
Tahun Penjualan Biaya
Upah Pengembalian Per tahun Akumulasi
TBS cicilan
0 0 41.316.804 -41.054.131 41.054.131 41.316.804 41.316.804
1 0 41.316.804 -58.044.327 58.044.327 41.316.804 82.633.608
2 0 41.316.804 -34.458.521 34.458.521 41.316.804 123.950.412
3 0 41.316.804 -37.101.164 37.101.164 41.316.804 165.267.216
4 71.915.850 33.053.443 -25.018.291 4.392.792 84.343.794 249.611.010
5 85.710.400 33.053.443 -25.018.291 10.603.535 104.349.087 353.960.097
6 100.159.247 24.790.082 -25.018.291 14.290.597 114.221.635 468.181.732
7 125.265.897 24.790.082 -27.440.269 18.260.421 140.876.132 609.057.863
8 139.931.335 16.526.722 -27.440.269 18.260.421 147.278.209 756.336.073
9 156.832.433 16.526.722 -27.440.269 18.260.421 164.179.308 920.515.380
10 158.678.660 16.526.722 -28.438.228 18.260.421 165.027.575 1.085.542.955
11 158.678.660 13.221.377 -28.438.228 18.260.421 161.722.231 1.247.265.186
12 158.678.660 13.221.377 -28.438.228 18.260.421 161.722.231 1.408.987.416
13 158.678.660 13.221.377 -28.438.228 18.260.421 161.722.231 1.570.709.647
14 153.011.565 13.221.377 -28.438.228 13.867.629 151.662.344 1.722.371.991
15 147.344.470 13.221.377 -28.438.228 7.656.886 139.784.506 1.862.156.497
16 144.510.923 13.221.377 -24.390.987 3.969.825 137.311.137 1.999.467.634
17 138.843.828 13.221.377 -24.390.987 0 127.674.218 2.127.141.851
18 133.176.733 13.221.377 -24.390.987 0 122.007.123 2.249.148.974
19 127.509.638 8.263.361 -24.390.987 0 111.382.011 2.360.530.985
20 121.842.543 8.263.361 -22.039.352 0 108.066.551 2.468.597.537
21 119.008.995 8.263.361 -22.039.352 0 105.233.004 2.573.830.541
22 107.674.805 8.263.361 -22.039.352 0 93.898.814 2.667.729.355
23 102.007.710 8.263.361 -22.039.352 0 88.231.719 2.755.961.074
24 96.340.615 8.263.361 -22.039.352 0 82.564.624 2.838.525.698
25 90.673.520 8.263.361 -22.039.352 0 76.897.529 2.915.423.227
TOTAL 2.796.475.144 494.148.976 -728.463.247 2.915.423.227

Tabel 5.18. menunjukkan bahwa petani plasma akan memperoleh pendapatan bersih
sekitar Rp 41.054.131,- pada tahun pertama yang diperoleh dari upah, dan selanjutnya
meningkat secara bertahap dan mencapai sekitar Rp 165.027.575,- pada tahun ke-10.
Secara akumulatif, jumlah pendapatan bersih petani selama periode proyeksi adalah
sekitar Rp 2.915.423.227,-.
5.3.5.5. Kontribusi Terhadap Pembangunan Daerah
Kontribusi kebun kelapa sawit terhadap pembangunan daerah dapat dilihat dari :
(a) sumbangan terhadap pembentukan PDB sektor perkebunan maupun PDRB, (b)
sumbangan terhadap pendapatan asli daerah dan (c) penyediaan sarana perekonomian
wilayah dan kesempatan kerja serta kesempatan berusaha.
Kontribusi perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT Agro Sawit Mas
terhadap pembangunan daerah Kabupaten Berau tidak diperoleh secara langsung dari
pajak hasil penjualan CPO dan PK karena regulasi yang mengaturnya adalah pajak
penjualan CPO dan PK diterima oleh pemerintah pusat. Namun demikian kontribusi
dari kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT Agro Sawit Mas

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V - 25


PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 5.
ANALISIS FINANSIAL

diprakirakan cukup besar melalui restribusi, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penghasilan Perorangan maupun Badan (PPh),
penyediaan sarana perekonomian wilayah dan kesempatan kerja serta kesempatan
berusaha.
Kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Agro Sawit Mas
diprakirakan dapat menyumbang sektor pajak atas penjualan CPO dan PK, yaitu selama
masa pengusahaan akan mencapai total Rp 1.347.493.538.000.- atau sebesar rata-rata
Rp 56.145.564.000,- per tahun.
Melalui mekanisme APBN/APBD penerimaan pemerintah pusat tersebut didistribusikan
baik untuk membiayai kegiatan kementerian/lembaga pemerintah pusat dan pemerintah
daerah melalui instrumen desentralisasi fiskal seperti Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Dana Alokasi Khusus (DAK).
Kontribusi yang besar terhadap pembentukan PDRB dalam kegiatan perkebunan ini
diprakirakan memberikan multiplayer efek yang besar, karena nilai kontibusi ini mampu
memberikan sumbangan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor lain, apalagi
dibandingkan dengan sumber daya hutan yang semakin menurun, maka sumbangan
sektor perkebunan ini akan menjadi alternatif yang menjanjikan. Dalam jangka
menengah sampai dengan panjang akan memberikan dampak yang besar terhadap
perkembangan perekonomian daerah.

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit V - 26


PT. AGRO SAWIT MAS

Anda mungkin juga menyukai