Asumsi yang digunakan sebagai dasar dalam perhitungan kelayakan finansial pada
analisis kelayakan usaha adalah sebagai berikut:
Umur ekonomis tanaman kelapa sawit adalah 25 tahun berdasarkan pada masa produktif kelapa
sawit.
1. Jumlah hari kerja adalah 25 hari per bulan, dengan asumsi hari kerja tidak termasuk hari
minggu, hari libur nasional, dan hari besar keagamaan.
2. Kenaikan harga diasumsikan dengan mengalikan harga dengan rata-rata tingkat inflasi
di Indonesia pada 10 tahun ke belakang sebesar 5.6 persen per tahun berdasarkan tingkat
inflasi BPS 2008 sampai 2017.
3. Asumsi harga TBS sebesar Rp 1693 merupakan rata-rata harga TBS pada tahun 2017
yang didapatkan dari Dinas Perkebunan Sulawesi Tengah Tahun 2018.
4. Asumsi biaya panen sebesar Rp 87.5/kg TBS dengan asumsi jarak dari perkebunan
kelapa saawit PT XYZ ke pabrik kelapa sawit adalah 100 kmyang di peroleh dari
laporan keuangan perusahaan.
5. Asumsi produktivitas mengacu pada PPKS Medan tahun 2006 pada tingkat
produktivitas kelapa sawit pada tanah S2.
6. Asumsi biaya perawatan didapatkan dari proyeksi biaya perawatan PT XYZ, dan
diasumsikan setiap tahunnya menurun 2.5 persen.
7. Analisis kelayakan investasi di asumsikan dengan modal sendiri, sehingga tingkat
diskonto yang digunakan sebesar 5.3 persen atas dasar tingkat bunga deposito Bank
Indonesia tahun 2017.
8. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2008, pasal 17 ayat 2a,
bahwa pajak pendapatan yang digunakan perusahan adalah sebesar 25 persen.
9. Perhitungan pajak perolehan Hak Guna Usaha (HGU) didasarkan pada Undang-
Undang No. 12 tahun 1994.
Aspek Finansial
Penerimaan yang diperoleh PT XYZ berasal dari nilai penjualan tandan buah segar
(TBS) dan nilai sisa. Nilai penjualan ini merupakan hasil perkalian dari jumlah
produktivitas dengan harga jual produk. Jumlah produktivitas didapatkan dari proyeksi
produktivitas tanaman kelapa sawit oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS Medan,
2006), yang dihitung berdasarkan jenis tanah yang digunakan yaitu tanah jenis S2. Peneliti
memilih proyeksi produktivitas tanaman kelapa sawit pada tanah jenis S2 disesuaikan
dengan jenis tanah yang terdapat pada perkebunan kelapa sawit PT XYZ adalah tanah jenis
S2, yang diketahui dari dokumen perusahaan PT XYZ. Sedangkan untuk harga jual produk
didapatkan dari rata-rata harga jual TBS di Kabupaten Morowali pada tahun 2017 yaitu
sebesar Rp 1693 yang diperoleh dari Dinas Perkebunan Sulawesi Tengah (2018). Selain
penjualan TBS, inflow juga diperoleh dari nilai sisa yang merupakan nilai barang investasi
yang tersisa pada saat umur proyek berakhir.
Penanaman tanaman kelapa sawit pada penelitian ini dilakukan pada tahun pertama,
sehingga tanaman kelapa sawit menghasilkan tandan buah segar pada tahun ke-5. Pada
tahun pertama penanaman kelapa sawit dilakukan seluas 500 ha, lalu dilanjutkan
penanaman kelapa sawit seluas 500 ha pada tahun berikutnya. Sehingga produksi tandan
buah segar di perkebunan kelapa sawit PT XYZ pada tahun ke-5 adalah produksi untuk
luas 500 ha, sedangkan untuk tahun ke-6 sampai seterusnya adalah produksi untuk luas
1000 ha. Berikut merupakan proyeksi penerimaan (inflow) PT XYZ, proyeksi produksi,
dan hasil penjualan selama umur proyek yang diperoleh merupakan asumsi dari
produktivitas tanaman kelapa sawit oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS Medan,
2006) yang di sajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Asumsi Produksi dan Penerimaan PT XYZ Untuk Luas Perkebunan 1000 Ha
Harga TBS
Tahun TBS (ton) TBS (kg) (Rp) Nilai Penjualan (Rp)
0
1
2
3
4
5 7 000 7 000 000 1 693 11 851 000 000
6 16 000 16 000 000 1 693 27 088 000 000
7 19 000 19 000 000 1 693 32 167 000 000
8 23 000 23 000 000 1 693 38 939 000 000
9 26 000 26 000 000 1 693 44 018 000 000
10 28 000 28 000 000 1 693 47 404 000 000
11 28 000 28 000 000 1 693 47 404 000 000
12 28 000 28 000 000 1 693 47 404 000 000
13 28 000 28 000 000 1 693 47 404 000 000
14 28 000 28 000 000 1 693 47 404 000 000
15 27 000 27 000 000 1 693 45 711 000 000
16 26 000 26 000 000 1 693 44 018 000 000
17 26 000 26 000 000 1 693 44 018 000 000
18 25 000 25 000 000 1 693 42 325 000 000
19 24 000 24 000 000 1 693 40 632 000 000
20 23 000 23 000 000 1 693 38 939 000 000
21 22 000 22 000 000 1 693 37 246 000 000
22 21 000 21 000 000 1 693 35 553 000 000
23 19 000 19 000 000 1 693 32 167 000 000
24 18 000 18 000 000 1 693 30 474 000 000
25 17 000 17 000 000 1 693 28 781 000 000
TOTAL 502 000 000 810 946 000 000
Sumber: Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan 2006 dan Dinas Perkebunan Sulawesi Tengah 2017
Biaya Investasi
Tabel 7. Rekapitulasi Biaya Investasi PT XYZ Untuk Perkebunan Kelapa Sawit Seluas
1000 Ha.
No Uraian Umur Ekonomis Nilai (Rp)
1. Tanaman 25 92 046 589 000
2. Infrastruktur 12 2 495 844 852
3. Bangunan 12 10 539 068 960
4. Mesin 8 1 163 853 950
5. Alat Berat 8 7 551 015 000
6. Kendaraan 5 2 890 458 300
7. Inventaris 4 61 812 960
Total 116 748 643 022
Biaya investasi pada tahun ke-0 yang dikeluarkan berupa biaya perizinan dan
sertifikasi, ganti rugi tanam tumbuh, dan pembukaan lahan sebesar dengan total biaya
sebesar Rp 12357040000. Pada tahun ke-1 biaya investasi yang dikeluarkan berupa biaya
pembuatan teras seluas 1000 ha, pembibitan seluas 750 ha, penanaman LCC seluas 500 ha,
penanaman TBM seluas 500 ha, mesin, alat berat, kendaraan, dan infrastruktur dengan total
biaya sebesar Rp 44960569602. Pada tahun ke-2 biaya investasi yang dikeluarkan berupa
pembibitan seluas 500 ha, penanaman LCC seluas 500 ha, penanaman TBM seluas 500 ha,
dan pemeliharaa TBM-1 seluas 500 ha dengan total biaya sebesar Rp 23786842500. Pada
tahun ke-3 biaya investasi yang dikeluarkan berupa biaya pemeliharaan TBM-1 seluas 500
ha dan pemeliharaan TBM-2 seluas 500 ha dengan total biaya sebesar Rp 9792651500.
Pada tahun ke-4 biaya invetasiyang dikeluarkan berupa biaya pemeliharaan TBM-2 seluas
500 ha, pemeliharaan TBM-3 seluas 500 ha, bangunan, dan inventaris dengan total biaya
sebesar Rp 20713693920. Pada tahun ke-5 biaya investasi yang dikeluarkan berupa biaya
pemeliharaan TBM-3 seluas 500 ha dengan total biaya sebesar Rp 5137846000.
Biaya Operasional
Analisis laba rugi didasarkan pada besarnya volume penjualan dengan harga jual
produk, serta selisihnya terhadap biaya produksi setiap tahun. Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui perkembangan profitabilitas usaha setiap tahunnya selama perkebunan kelapa
sawit masih beroperasi. Laporan laba rugi juga menunjukkan besar pajak yang harus
dibayarkan kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang yang berlaku untuk
dimasukkan ke dalam laporan arus kas. Proyeksi laba rugi dan pajak yang dihasilkan
selama 25 tahun disajikan pada Tabel 9. Sedangkan rincian lengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 13.
Analisis laporan laba rugi perusahaan baru memperoleh pendapatan pada tahun ke-
5 dari hasil penjualan TBS, hal ini disebabkan perkebunan kelapa sawit baru memproduksi
TBS pada tahun ke-4. Total akumulasi laba bersih selama periode produksi (25 tahun) yang
didapatkan dari total hasil penjualan setelah dikurangi oleh biaya pengeluaran dan pajak,
memperoleh laba bersih sebesar Rp 240703856875.
Tabel 9. Analisis Laba Rugi PT XYZ Untuk Pembangunan Perluasan Perkebunan Kelapa
Sawit Seluas 1000 Ha.
Tahun Laba Bersih (Rp) Pajak (Rp)
1 - 7 669 185 725 31 200 000
2 - 7 669 185 725 31 200 000
3 - 7 669 185 725 31 200 000
4 - 7 669 185 725 31 200 000
5 - 4 108 185 725 2 993 700 000
6 2 054 814 275 6 803 200 000
7 5 830 564 275 8 072 950 000
8 10 784 564 275 9 765 950 000
8 14 549 314 275 11 035 700 000
9 17 126 814 275 11 882 200 000
10 17 334 814 275 11 882 200.000
11 17 536 814 275 11 882 200 000
12 17 734 814 275 11 882 200 000
13 17 926 814 275 11 882 200 000
14 16 932 564 275 11 458 950 000
15 15 933 314 275 11 035 700 000
16 16 111 314 275 11 035 700 000
17 15 103 064 275 10 612 450 000
18 14 090 814 275 10 189 200 000
19 13 073 564 275 9 765 950 000
20 12 052 314 275 9 342 700 000
21 11 027 064 275 8 919 450 000
22 8.816 564 275 8 072 950 000
23 7 783 314 275 7 649 700 000
24 6 747 064 275 7 226 450 000
25 5 706 814 275 6 803 200 000
Total 240 703 856 875 213 157 900 000
Analisis Investasi
Dalam melakukan analisis investasi, dibutuhkan perhitungan arus kas, laporan laba
rugi, dan switching value. Analisis arus kas dilakukan untuk mendapatkan nilai Net
Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan
Payback Period (PP). Hasil perhitungan analisis kelayakan investasi dihitung dengan
menggunakan analisis cash flow. Hasil perhitungan analisis kelayakan investasi
pembangunan perluasan perkebunan kelapa sawit disajikan pada Tabel 10. Sedangkan
untuk rinciannya disajikan pada Lampiran 12.
Net present value adalah selisih antara manfaat bersih dengan biaya yang
digunakan, dihitung dengan menggunakan discount rate 5.3 persen. Discount rate yang
digunakan merupakan tingkat diskonto yang didasarkan oleh tingkat bunga deposito Bank
Indonesia tahun 2017.
Hasil analisis menunjukkan NPV pada discount rate sebesar 5.3 persen bernilai
positif, yaitu sebesar Rp 52951448529. Nilai NPV positif ini menunjukkan bahwa
pembangunan perkebunan kelapa sawit PT XYZ layak untuk dilaksanakan, karena hasil
yang diperoleh lebih besar dari nol.
Net benefit cost ratio digunakan untuk mengukur berapa besar manfaat yang dapat
diterima dari setiap investasi yang dikeluarkan. Hasil analisis Net B/C yang diperoleh
untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit menghasilkan nilai 1.49, yang artinya setiap
tambahan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1 akan menghasilkan tambahan manfaat
bersih bagi PT XYZ sebesar Rp 1.49. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa Net B/C
bernilai lebih besar dari satu, nilai tersebut mengindikasikan bahwa usaha memiliki
manfaat bersih yang menguntungkan terhadap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut
sehingga layak untuk dilaksanakan.
Payback Period (PP)
Analisis switching value dilakukan untuk mengukur berapa besar perubahan yang
dapat ditoleransi oleh perusahaan. Analisis ini dilakukan pada dua indikator yaitu apabila
terjadi kenaikan biaya produksi sebesar 70.46 persen dan penurunan kapasitas produksi
sebesar 21.12 persen. Penetapan kenaikan biaya produksi sebesar 70.46 persen, disebabkan
oleh pada kenaikan 70.46 persen hasil analisis kelayakan investasi yang diperoleh
menunjukkan batas toleransi dari peningkatan biaya produksi. Sedangkan untuk penurunan
kapasitas produksi sebesar 21.12 persen ditetapkan karena pada saat penurunan produksi
sebesar
21.12 persen, hasil analisis kelayakan investasi yang diperoleh menunjukkan batas
toleransi dari penurunan kapasitas produksi.
Pada indikator kenaikan biaya produksi dengan asumsi kenaikan biaya sebesar
70.46 persen, semua variabel biaya produksi diproyeksikan mengalami kenaikan biaya,
kecuali biaya gaji karena sifatnya tetap sehingga tidak berpengaruh terhadap kelancaran
biaya produksi. Biaya produksi merupakan faktor internal sehingga dapat dikendalikan
oleh perusahaan. Ringkasan hasil analisis sensitivitas apabila terjadi kenaikan biaya
produksi sebesar 70.46 persen disajikan pada Tabel 11. Sedangkan rinciannya disajikan
pada Lampiran 14.
Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Analisis Switching Value Pada Indikator Kenaikan Biaya
Produksi Sebesar 70.46 persen.
Kriteria Investasi Hasil Analisis
NPV Rp 7 065 569
IRR 5%
Net B/C 1
Payback Period 14 tahun 4 bulan
Berdasarkan hasil analisis sensitivtas yang dilakukan pada kenaikan biaya produksi
70.46 persen, hasil yang diperoleh menunjukkan nilai NPV yang lebih dari 0, IRR kurang
dari discount rate, Net B/C ratio sama dengan 1, dan payback period 14 tahun 4 bulan.
Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Analisis Switching Value Pada Indikator Penurunan
Kapasitas Produksi Sebesar 19.55%.
Kriteria Investasi Hasil Analisis
NPV Rp 21 499 039
IRR 5%
Net B/C Ratio 1
Payback Period 12 tahun 4 bulan
LAMPIRAN
Biaya Panen
Harga Panen Biaya Panen
Tahun TBS (ton) TBS (kg) (Rp/kg) (Rp)
0
1
2
3
4 14,000 14,000,000 87.5 1,225,000,000
5 16,000 16,000,000 87.5 1,400,000,000
6 19,000 19,000,000 87.5 1,662,500,000
7 23,000 23,000,000 87.5 2,012,500,000
8 26,000 26,000,000 87.5 2,275,000,000
9 28,000 28,000,000 87.5 2,450,000,000
10 28,000 28,000,000 87.5 2,450,000,000
11 28,000 28,000,000 87.5 2,450,000,000
12 28,000 28,000,000 87.5 2,450,000,000
13 28,000 28,000,000 87.5 2,450,000,000
14 27,000 27,000,000 87.5 2,362,500,000
15 26,000 26,000,000 87.5 2,275,000,000
16 26,000 26,000,000 87.5 2,275,000,000
17 25,000 25,000,000 87.5 2,187,500,000
18 24,000 24,000,000 87.5 2,100,000,000
19 23,000 23,000,000 87.5 2,012,500,000
20 22,000 22,000,000 87.5 1,925,000,000
21 21,000 21,000,000 87.5 1,837,500,000
22 19,000 19,000,000 87.5 1,662,500,000
23 18,000 18,000,000 87.5 1,575,000,000
24 17,000 17,000,000 87.5 1,487,500,000
25 16,000 16,000,000 87.5 1,400,000,000
TOTAL 502,000,000 43,925,000,000
51
II BAHAN
1 RP 1.23 166.60 2,920 486,472
2 Urea 1.24 168.30 5,855 985,397
3 MOP/KCl 1.00 136.00 6,424 873,664
4 Kieserite 0.53 71.40 3,738 266,893
5 NPK 15.15.6.4 1.00 136.00 5,151 700,536
6 Meiester 0.35 47.60 31,886 1,517,774
7 Borate 0.06 13,875 -
8 Herbisida (Kleen Up) 0.04 5.97 39,245 234,175
Herbisida (Ally) 0.00 0.34 310,688 105,634
Herbisida (Gramoxone) 0.03 4.08 60,094 245,184
8 Racun Tikus (Klerat) 0.09 11.90 36,792 437,825
Jumlah 5,853,552
Lampiran 11. Cash Flow Pembangunan Perluasan Perkebunan Kelapa Sawit PT XYZ seluas 1000 ha.
58
Lanjutan Cash Flow Pembangunan Perluasan Perkebunan Kelapa Sawit PT XYZ seluas 1000 ha.
59
Lampiran 12. Laporan Laba Rugi Pembangunan Perluasan Perkebunan Kelapa Sawit PT XYZ Seluas 1000 ha.
Lanjutan Laporan Laba Rugi Pembangunan Perluasan Perkebunan Kelapa Sawit PT XYZ Seluas 1000 ha.
Lampiran 13. Cash Flow Peningkatan Biaya Produksi Sebesar 70.46 persen.
Lanjutan Cash Flow Peningkatan Biaya Produksi Sebesar 70.46 persen.
Lampiran 14. Laporan Laba Rugi Peningkatan Biaya Produksi Sebesar 70.46 persen
Lanjutan Laporan Laba Rugi Peningkatan Biaya Produksi Sebesar 70.46 persen.
65
.
69
KUISIONER PENELITIAN
PENENTUAN KELAYAKAN INVESTASI ASPEK NON FINANSIAL DAN
FINANSIAL PT XYZ
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Pekerjaan/Jabatan :
Diharapkan bapak/ibu dapat mengisi kuisioner ini secara lengkap, objektif dan benar
adanya, karena kuisioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga
sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.
B. PASAR
1. Jenis produk apa saja yang di pasarkan?
2. Segmentasi pasar apa saja yang dibidik?
C. TEKNIS
1. Bagaimana identifikasi fisik dan lingkungann lokasi perkebunan kelapa
sawit PT XYZ?
2. Bagaimana aksesibilitas perkebunan kelapa sawit PT XYZ?
3. Apa saja jenis bahan baku yang digunakan?
4. Darimana mendapatkan kebutuhan bahan bahan baku?
5. Bagaimana proses produksinya?
6. Apa saja alat dan mesin yang digunakan untuk proses produksi?
D. SOSIAL
1. Bagaimana hubungan perusahaan dengan masyarakat?
2. Bagaimana PT XYZ melakukan pengenalan perusahaan kepada
masyarakat?
E. FINANSIAL
1. Dari mana saja penerimaan yang diperoleh PT XYZ?
2. Apa saja biaya investasi yang dibutuhkan PT XYZ untuk
pembangunan perkebunan kelapa sawit seluas 1000 ha?
3. Bagaimana rincian biaya investasinya?
4. Apa saja biaya operasional yang dibutuhkan PT XYZ untuk
pembangunan perkebunan kelapa sawit seluas 1000 ha?
5. Bagaimana rincian biaya operasionalnya?
6. Apa saja biaya perawatan yang dibutuhkan PT XYZ untuk
pembangunan perkebunan kelapa sawit seluas 1000 ha?
7. Bagaimana rincian biaya perawatannya?