Anda di halaman 1dari 17

Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan

Analisis Proyek SPBG PT Pertamina Persero

Dosen Pengampu : Retno Utari

Disusun oleh:
Kelompok 3
Alfitra Putri Deshanda (03) 1302190422
Fandy Hidayat Nugraha (08) 1302190595
Imam Alviansyah Tarigan (13) 1302190887
Muhammad Iqbal Baitul Makmur (18) 1302190827
Refwetika Rozyfa Puteri Ratas (23) 1302191283
Taufiqurrohman Syahroni (28) 1302191405

Kelas 4-12
Program Studi D III Akuntansi 2019
Politeknik Keuangan Negara STAN
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
DATA....................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. TUJUAN PROYEK SPBG........................................................................................................6
B. METODE PENGANGGARAN MODAL.................................................................................7
C. KOMPONEN CASHFLOW DAN DISCOUNT RATE............................................................9
D. STUDI KELAYAKAN PROYEK SPBG................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................15
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................15
B. SARAN...................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

2
PENDAHULUAN

Seiring dengan semakin meningkatnya populasi manusia dan bertambah banyaknya


kebutuhan manusia, mengakibatkan semakin besar pula masalah-masalah yang terjadi pada
lingkungan, salah satunya adalah pencemaran lingkungan. Pada dasarnya, secara alamiah,
alam mampu mendaur ulang berbagai jenis limbah yang dihasilkan oleh manusia, namun jika
konsentrasi limbah yang dihasilkan sudah tak sebanding dengan laju proses daur ulang maka
akan terjadi Pencemaran. Memburuknya kualitas alam karena polusi sebagai akibat dari
kemajuan peradaban, peningkatan penggunaan sumber alam, pertambahan penduduk, dan
perkembangan industri merupakan konsekuensi yang tidak diinginkan. Dengan demikian,
harus ada kebijakan untuk mengatasi polusi tersebut, salah satu kebijakan untuk masalah
polusi udara yaitu berupa konversi BBM ke BBG.
Pengalihan BBM ke BBG ini diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi polusi di
wilayah perkotaan dan juga mendukung perkembangan daerah sekitarnya. Masalah yang
sering dihadapi dalam pengalihan ini adalah masalah biaya. Hal ini disebabkan karena
apabila menggunakan dana pemerintah yang terbatas akan mengakibatkan biaya yang tinggi
baik dari segi pemeliharaan dan pembangunan jalan. Sehingga diharapkan adanya sumber-
sumber dana dari pihak swasta agar masalah dari pengalihan ini dapat diatasi. Agar pihak
swasta mau terlibat dalam investasi ini, diperlukan skema pembiayaan mengenai kelayakan
investasi dengan metode penganggaran modal (capital budgeting). Hal ini disebabkan bukan
hanya karena pembiayaan yang besar, namun juga karena profil risiko investasi yang
senantiasa berubah mengikuti siklus hidup proyek. Sehingga harus dilakukan analisa yang
mendalam bagi para calon investor. Analisa ini membutuhkan sejumlah data dan asumsi yang
memadai.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menganalisa kelayakan investasi Pendirian SPBG
pada saat perencanaan dengan menggunakan metode Capital Budgeting serta menganalisis
kelayakan investasi proyek Pendirian SPBG pada masa sekarang dengan menggunakan
metode Capital Budgeting. Dengan demikian, dari makalah ini diharapkan para calon
investor mengetahui layak atau tidak layaknya proyek ini dan memilih alternatif yang terbaik.
Jika proyek dinyatakan tidak layak, maka akan dianalisis pada tahun ke berapa proyek akan
dinyatakan layak.

3
DATA

A. Perhitungan Capital Budgeting


Rincian Capital Budgeting untuk membangun SPBG dapat dilihat pada Tabel 1:
No Jenis Umur Harga Depresiasi Akumulasi Nilai Sisa
. Aktiva Aktiv Perolehan per tahun Depresiasi Setelah 20
a Tahun
1. Tanah 0 12.000.000.00 12.000.000.00
0 0
2. Bangunan 20 3.000.000.000 150.000.00 3.000.000.00 -
0 0
Peralatan
Operasiona
l
1. ATG 5 145.000.000 29.000.000 580.000.000 -
2. Tangki 30 300.000.000 10.000.000 200.000.000 -
pendam
3. Dispenser 5 810.000.000 162.000.00 3.240.000.00 -
0 0
4. Genzet 5 20.000.000 4.000.000 80.000.000 -
5. Tabung 5 28.000.000 5.600.000 112.000.000 -
Pemadam
6. Sumur bor 5 7.000.000 1.400.000 28.000.000 -
7. Pompa air 5 4.000.000 800.000 16.000.000 -
8. Biaya PLN 20 28.000.000 1.400.000 28.000.000 -
9. Instalasi 20 120.000.000 6.000.000 120.000.000 -
Listrik
Peralatan
Kantor
1. Brankas 5 20.000.000 4.000.000 80.000.000 -
2. Furniture 3 5.000.000 1.666.667 33.333.333 -
3. Komputer 3 10.000.000 3.333.333 66.666.667 -
4. CCTV 3 15.000.000 5.000.000 100.000.000 -
5. AC 5 4.000.000 800.000 16.000.000 -
6. Seragam, 1. 16.600.000 16.600.000 332.000.000 -
topi, sepatu
Biaya -
organisasi
1. Izin Pemda 5 100.000.000 20.000.000 400.000.000 -
2. Izin 30 350.000.000 11.666.667 233.333.333 -
Pertamina
Sumber : Data Diolah, 2019
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui Total investasi pada saat perencanaan
proyek Pendirian SPBG adalah sebesar Rp 16.982,600,000, dan nilai penyusutan

4
pertahun sebesar Rp. 433,266,667 dimana nilai tersebut bernilai positif dan
memperlihatkan pembangunan SPBG layak secara investasi.

B. Perhitungan Laba Rugi


No Jenis Aktiva Jumlah Umur Harga Depresiasi per
. Aktiva Perolehan tahun
1. Tanah 0 12.000.000.000
2. Bangunan 1 20 3.000.000.000 150.000.000
Peralatan
Operasional
1. ATG 7 5 145.000.000 29.000.000
2. Tangki pendam 7 30 300.000.000 10.000.000
3. Dispenser 4 5 810.000.000 162.000.000
4. Genzet 1 5 20.000.000 4.000.000
5, Tabung Pemadam 1 5 28.000.000 5.600.000
6. Sumur bor 1 5 7.000.000 1.400.000
7. Pompa air 1 5 4.000.000 800.000
8. Biaya PLN 0 20 28.000.000 1.400.000
9. Instalasi Listrik 0 20 120.000.000 6.000.000
Peralatan Kantor
1. Brankas 1 5 20.000.000 4.000.000
2. Furniture 3 3 5.000.000 1.666.667
3. Komputer 1 3 10.000.000 3.333.333
4. CCTV 1 3 15.000.000 5.000.000
5. AC 1 5 4.000.000 800.000
6. Seragam, topi, 0 1 16.600.000 16.600.000
sepatu
Biaya organisasi
1. Izin Pemda 0 5 100.000.000 20.000.000
2. Izin Pertamina 0 30 350.000.000 11.666.667
Total Biaya Penyusutan Per Tahun Rp433,266,667
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui nilai perhitungan laba rugi sebesar
Rp6,052,756,937, dimana nilai tersebut bernilai positif dan memperlihatkan
pembangunan SPBG layak secara investasi.
Penjualan (per tahun) Rp77.200.000.000
Harga Pokok Penjualan (Per tahun) Rp70.200.000.000

Laba kotor (Per tahun) Rp7.020.000.000

Biaya operasional per bulan


Gaji operator Rp9.500.000
Gaji manajer Rp22.148.033
Listrik Rp6.000.000
Telepon RP1.000.000
Jumlah biaya operasional per bulan Rp38.648.033

5
Jumlah biaya operasional per tahun Rp463.776.396

Laba operasional Rp6.556.223.604


Beban penyusutan Rp433.266.667
EBT Rp6.122.956.937
Total PPH Rp70.200.000
EAT Rp6.052.756.937

C. Operating Working Capital


Selain itu, diketahui jumlah Operating Working Capital (OWC) adalah sebagai berikut.
Kas dan setara kas Rp5.500.750.000
Piutang Rp3.050.000.000
Persediaan Rp756.176.396
Item dibayar di Rp500.000.000
muka
Aktiva lancar Rp9.806.926.396
Hutang Rp463.776.396
Hutang Pajak Rp842.400.000
Penghasilan
Kewajiban lancar Rp1.306.176.396
Net Operating Working Capital = Rp3.050.000.000 + Rp756.176.396 +
Rp500.000.000 - Rp463.776.396 - Rp842.400.000 = Rp3.000.000.000

PEMBAHASAN

A. TUJUAN PROYEK SPBG


Pendirian SPBG membutuhkan biaya yang lebih besar daripada pendirian SPBU.
Misalnya saja harga alat pengisi bahan bakar gas ( nozzle) di SPBG jauh lebih mahal
dibandingkan harga alat pengisi bahan bakar SPBU. Dengan kata lain, harga semua
peralatan SPBG sangat mahal , sehingga para investor (baik pemerintah maupun swasta)
jarang sekali tertarik berinvestasi dalam pendirian SPBG.

Namun, disisi lain pemerintah dapat memotong subsidi BBM yang bernilai tinggi
jika dapat beralih ke Bahan Bakar Gas (BBG). Tidak hanya itu, pendirian proyek SPBG
ini memberikan keuntungan lain, seperti keuntungan bahwa gas itu lebih ramah
lingkungan, lebih meluaskan pangsa pasar industri BBG dalam menghadapi masa depan
yang lebih canggih, kemudian masih banyak lagi. Hal ini berarti tidak semua output dari
pendirian SPBG merugikan .Pendirian SPBG dapat menguntungkan jika rencana
investasi dapat dikelola dengan baik dan dilaksanakan dengan prinsip perencanaan yang

6
bagus. Seperti menggunakan metode capital budgeting dengan berbagai perhitungan
kelayakan investasi.

Misalnya pemerintah berencana membangun sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar


Gas (SPBG) baru di Jakarta Selatan. Proyek ini direncanakan akan beroperasi selama 12
tahun dengan berbagai perubahan ekonomi dan operasional. Diketahui bahwa pemerintah
mengestimasikan untuk investasi awal (initial outlay) berkisar sebesar Rp
19.982.600.000 . Dari proyek ini pemerintah diasumsikan mendapatkan arus kas masa
depan (Future Cash Flow) sebesar Rp 6.486.023.604 dari tahun ke-2 hingga tahun ke-11.
Akan tetapi , pada tahun ke-12 arus kas masa depan yang didapat adalah sebesar Rp
9.486.023.604. Bank Indonesia memberikan data bahwa discount factor dari proyek ini
adalah 6%. Atas proyek ini dilakukan pengujian kelayakan investasi dengan berbagai
metode capital budgeting.

Selain dari data diatas, perhitungan kelayakan investasi dipengaruhi oleh sensivitas
NPV terhadap penurunan penjualan sebesar 20%. Kemudian penurunan COGS sebesar
5% setiap tahunnya , sehingga future cash flow nya berubah untuk tahun ke-2 hingga
tahun ke-11 sebesar Rp 5.447.976.396, dan untuk tahun ke-12 sebesar 2.447.976.397.
Maka atas perubahan ini dilakukan penyesuaian NPV dengan asumsi variabel yang lain
sama.

B. METODE PENGANGGARAN MODAL


Penganggaran Modal (Capital Budgeting) adalah keputusan mengenai perencanaan
untuk melakukan investasi. Dalam rangka menentukan apakah suatu investasi layak
untuk dilakukan, perusahaan dapat melakukan analisis dengan berbagai metode berikut:
1. Net Present Value (NPV)
NPV merupakan selisih antara PV arus kas masuk dan arus kas keluar yang digunakan
untuk mengestimasi jumlah kekayaan yang dihasilkan proyek. Ketika nilai NPV
positif maka proyek dapat diterima atau dilakukan. sebaliknya, ketika nilai NPV
negatif maka proyek tidak menguntungkan sehingga tidak akan dilakukan.
Kelebihan Kekurangan
Mengutamakan aliran kas yang lebih Lebih sulit penerapannya daripada
awal Payback Period
Memperhatikan time value of money Memerlukan perhitungan Cost
Of   Capital sebagai Discount Rate
Tidak mengabaikan aliran kas selama
periode proyek atau investasi

2. Equivalent Annual Cost (EAC)


EAC digunakan untuk menghitung analisis keputusan proyek Mutually Exclusive
(proyek yang yang bergantung pada diterimanya atau ditolaknya proyek lain). Ini
terjadi ketika perusahaan dihadapkan pada alternatif investasi serta adanya kendala
waktu maupun modal perusahaan. Dalam mengambil keputusan investasi, ketika
proyek Mutually Exclusive memiliki umur yang sama, maka digunakan metode NPV.
Sementara jika umur proyek berbeda, maka proyek yang dipilih adalah proyek dengan
EAC terendah.

7
3. Profitability Index (PI)
PI lebih menekankan kepada rasio cost-benefit suatu proyek. Nilai PI didapatkan
melalui perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaan–
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang (PV)
dari investasi yang telah dilaksanakan, jadi perhitungan PI dapat dihitung dengan
membandingkan antara Present Value kas masuk dengan Present Value kas keluar.
Ketika nilai PI > 1, maka NPV-nya positif sehingga proyek diterima/dapat dilakukan.
Sebaliknya, nilai PI < 1, maka NPV-nya negatif sehingga proyek ditolak/tidak
dilakukan.
Kelebihan Kekurangan
 Menentukan terlebih dahulu tingkat Dapat memberikan panduan dan pilihan
bunga yang akan digunakan yang salah pada proyek-proyek yang
mutually exclusive yang memiliki
unsure ekonomis dan skala yang
berbeda
Memperhitungkan time value of money
Konsisten dengan tujuan perusahaan,
yaitu memaksimalkan kekayaan
pemegang saham.

4. Internal Rate of Return (IRR)


IRR adalah tingkat pengembalian yang menyebabkan NPV proyek itu sama dengan
nol. Ini merupakan suatu tingkat pengembalian persentase proyek berdasarkan arus
kas yang diperkirakan itu. Ketika IRR > tingkat diskonto, maka proyek diterima.
Sedangkan ketika IRR < tingkat diskonto, maka proyek ditolak.
Kelebihan Kekurangan
Mengutamakan aliran kas awal daripada  Lebih sulit dalam melakukan
aliran kas belakangan perhitungan
Memperhitungkan time value of money Memerlukan perhitungan COC (Cost Of
Capital) sebagai batas minimal dari
nilai yang mungkin dicapai
Tidak mengakibatkan aliran kas selama
periode proyek

5. Payback Period (PP)


PP menghitung berapa lama waktu (tahun) yang diperlukan untuk memulihkan
pengeluaran kas awal dari suatu investasi. Jika PP < jumlah tahun maksimal yang
ditetapkan sebelumnya, maka proyek diterima. Jika PP > jumlah tahun maksimal yang
ditetapkan sebelumnya, maka proyek ditolak.
Kelebihan Kekurangan
Cukup akurat untuk mengukur Mengabaikan konsep time value of
nilai investasi yang diperbandingkan money
untuk beberapa kasus dan bagi pembuat

8
keputusan
Lebih mengutamakan investasi yang Mengabaikan arus kas yang dihasilkan
menghasilkan aliran kas yang lebih cepat dari proyek di luar periode payback
Mudah dimengerti
Beranggapan bahwa semakin lama waktu
pengembalian, semakin tinggi resikonya

6. Discounted Payback Period (DPP)


DPP hampir sama dengan PP secara umum, bedanya adalah DPP menggunakan
diskonto untuk mengukur time value of money. Jika DPP < jumlah tahun maksimal
yang ditetapkan sebelumnya, maka proyek diterima. Jika DPP > jumlah tahun
maksimal yang ditetapkan sebelumnya, maka proyek ditolak
Kelebihan Kekurangan
Cukup akurat untuk mengukur Mengabaikan arus kas yang dihasilkan
nilai investasi yang diperbandingkan dari proyek di luar periode payback
untuk beberapa kasus dan bagi pembuat
keputusan
Lebih mengutamakan investasi yang
menghasilkan aliran kas yang lebih cepat
Mudah dimengerti
Beranggapan bahwa semakin lama waktu
pengembalian, semakin tinggi resikonya
Memperhitungkan time value of money

C. KOMPONEN CASHFLOW DAN DISCOUNT RATE


1. Mengidentifikasi Arus Kas Inkremental
Arus kas inkremental mengacu pada tambahan arus kas (additional cash flow)
perusahaan yang berasal dari diterimanya sebuah proyek baru. Mencarinya cukup
membandingkan antara arus kas ketika ada proyek dan arus kas ketika tanpa proyek.

Hal-hal yang perlu diperhitungkan dalam menentukan Arus Kas Inkremental:


1) Sunk Costs (ex. market research) dan overhead costs (ex. utilities expense)
bukan arus kas inkremental.
2) Abaikan pembayaran bunga dan financing costs lainnya yang
diperhitungkan dalam suatu tingkat diskonto (yang dipakai dalam perhitungan
arus kas terdiskonto).
3) Opportunity Costs, merupakan arus kas inkremental dipandang sebagai efek
sinergi positif dan negatif.
4) Bekerja dalam Working Capital Requirement – Kebutuhan akan tambahan
modal kerja yang muncul dalam bentuk arus kas masuk dan arus kas keluar
terkadang tidak cocok (mismatched).

2. Forecasting Project Cash Flows

9
 Laporan Keuangan Proforma merupakan Prakiraan atas laporan keuangan
masa depan (Forecasting).
 Depresiasi dan non-cash expense lainnya ditambahkan kembali ketika
menghitung FCF
 Depresiasi dapat dihitung menggunakan metode garis lurus
 Data yang diperlukan adalah
 Initial outlay
 Cash flow tahunan
 Discount rate (tergantung kebutuhan)

Langkah menghitung arus kan proyek (Operating Cash flow)


1) Estimasi project’s operating cash flows

2) Hitung project’s working -capital requirments

3) Hitung project’s capital expenditure.


4) Hitung project’s free cash flow.

3. Cash Flows in Replacement Project


 Proyek perluasan meningkatkan lingkup operasi perusahaan namun tidak
menggantikan aset atau operasi apapun yang sudah ada
 Investasi penggantian: SEbuah perolehan aset produktif bAru, menggantikan
yg lama, dikurangi dengan aset produktif. Fitur pembeda dari banyak investasi
penggantian adalah sumber arus kas prinsipal datang dari penghematan biaya
(cost savings), bukan dari pendapatan baru.
 Arus kasnya terbagi dalam
 Initial outlay (CF0)
Yang umumnya meliputi:
a. Biaya perolehan aset tetap

10
b. Biaya pengiriman dan instalasi
c. Investasi dalam modal kerja bersih
d. Penjualan peralatan lama
e. Implikasi pajak dari penjualan peralatan lama.
 Annual cash flows (CF1-end)
Arus kas tahunan pada investasi/ keputusan penggantian berbeda dengan arus kas
pada perolehan aset baru karena kita harus mempertimbangkan perbedaan arus
kas operasi yang baru dengan operasi yang lama (penggantian aset).

D. STUDI KELAYAKAN PROYEK SPBG


1. Proyeksi Cash flow
Proyeksi cash flow dilakukan unutk menggambarkan kondisi kas perusahaan di masa
yang akan datang, sehingga dapat diketahui jumlah kas bersih yang diterima atas
investasi yang dilakukan. Pada proyek akan dilakukan selama 12 tahun.
Akun T0 T1-T11 T12
TR Rp 77.220.000.000 Rp 77.220.000.000
COGS Rp 70.200.000.000 Rp 70.200.000.000
gross porfit Rp 7.020.000.000 Rp 7.020.000.000
operating cost per year Rp 463.776.396 Rp 463.776.396
total operating income Rp 6.556.223.604 Rp 6.556.223.604
depreciation exp Rp 433.266.667 Rp 433.266.667
EBIT Rp 6.122.956.937 Rp 6.122.956.937
Taxes Rp 70.200.000 Rp 70.200.001
EAT Rp 6.052.756.937 Rp 6.052.756.936
Depresiasi Rp 433.266.667 Rp 433.266.668
OFC Rp 6.486.023.604 Rp 6.486.023.604
NOWC -Rp 3.000.000.000 Rp - Rp 3.000.000.000
CAPEX -Rp 16.982.600.000 Rp - Rp -
FCF -Rp 19.982.600.000 Rp 6.486.023.604 Rp 9.486.023.604

2. NPV (Net Present Value)


Metode Net Present Value menilai selisih antara nilai sekarang (present value)
investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan kas bersih di masa yang kan datang.
Berdasarkan data dari BI diketahui bahwa discount factor sebesar 6%.

11
Rate of return 6%
Tahun FCF DF NPV
0 -Rp 19.982.600.000 1,0000 -Rp 19.982.600.000
1 Rp 6.486.023.604 1,0600 Rp 6.118.890.192
2 Rp 6.486.023.604 1,1236 Rp 5.772.537.917
3 Rp 6.486.023.604 1,1910 Rp 5.445.790.488
4 Rp 6.486.023.604 1,2625 Rp 5.137.538.196
5 Rp 6.486.023.604 1,3382 Rp 4.846.734.147
6 Rp 6.486.023.604 1,4185 Rp 4.572.390.705
7 Rp 6.486.023.604 1,5036 Rp 4.313.576.137
8 Rp 6.486.023.604 1,5938 Rp 4.069.411.450
9 Rp 6.486.023.604 1,6895 Rp 3.839.067.405
10 Rp 6.486.023.604 1,7908 Rp 3.621.761.703
11 Rp 6.486.023.604 1,8983 Rp 3.416.756.324
12 Rp 9.486.023.604 2,0122 Rp 4.714.263.113
NPV Rp 35.886.117.778
IRR 31,41%
PI 2,80

Berdasarkan data diatas proyek diterima karena NPV proyek bernilai positif. Dilihat
pula dari IRR proyek tersebut lebih besar dari tingkat diskonto dan Profitability Index
(PI) menunjukan lebih dari satu maka proyek tersebut layak untuk diterima.
1. PayBack Period
Pengukuran dengan menghitung jumlah tahun (bebrapa lama waktu) yang diperlukan
untuk memulihkan pengeluaran kas dari suatu investasi.
Tahun NPV CUMULATIF
0 -Rp19.982.600.000 -Rp 19.982.600.000
1 Rp 6.486.023.604 -Rp 13.496.576.396
2 Rp 6.486.023.604 -Rp 7.010.552.793
3 Rp 6.486.023.604 -Rp 524.529.189
4 Rp 6.486.023.604 Rp 5.961.494.415
5 Rp 6.486.023.604 Rp 12.447.518.018
6 Rp 6.486.023.604 Rp 18.933.541.622
7 Rp 6.486.023.604 Rp 25.419.565.226
8 Rp 6.486.023.604 Rp 31.905.588.829
9 Rp 6.486.023.604 Rp 38.391.612.433
10 Rp 6.486.023.604 Rp 44.877.636.037
11 Rp 6.486.023.604 Rp 51.363.659.640
12 Rp 9.486.023.604 Rp 60.849.683.244

* 3+(524.529.189/6.486.023.604)= 3,081
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui investasi pendirian SBPG di Pondok Labu,
Jakarta Selatan sangat menjanjikan karena proyek tersebut akan balik modal pada
tahun ke 3,081.
2. Discount Payback Period

12
Tahun NPV CUMULATIF
0 -Rp19.982.600.000 -Rp 19.982.600.000
1 Rp 6.118.890.192 -Rp 13.863.709.808
2 Rp 5.772.537.917 -Rp 8.091.171.891
3 Rp 5.445.790.488 -Rp 2.645.381.403
4 Rp 5.137.538.196 Rp 2.492.156.793
5 Rp 4.846.734.147 Rp 7.338.890.940
6 Rp 4.572.390.705 Rp 11.911.281.645
7 Rp 4.313.576.137 Rp 16.224.857.782
8 Rp 4.069.411.450 Rp 20.294.269.232
9 Rp 3.839.067.405 Rp 24.133.336.637
10 Rp 3.621.761.703 Rp 27.755.098.341
11 Rp 3.416.756.324 Rp 31.171.854.664
12 Rp 4.714.263.113 Rp 35.886.117.778

* 3+( 2.645.381.403/5.137.538.196)= 3,51


Berdasarkan tabel diatas discount Payback Period dapat diketahui investasi pendirian
SBPG di Pondok Labu, Jakarta Selatan sangat menjanjikan karena proyek tersebut
akan balik modal pada tahun ke 3,51.
3. Mengasumsikan sinsitivitas NPV terhadapat penurunan penjualan sebesar 20%, dan
penurunan COGS sebesar 5% setiap tahunnya
Perhitungan FCF :
Akun T0 T1-T11 T12
TR Rp 61.776.000.000 Rp 61.776.000.000
COGS Rp 66.690.000.000 Rp 66.690.000.000
gross porfit -Rp 4.914.000.000 -Rp 4.914.000.000
operating cost per year Rp 463.776.396 Rp 463.776.396
total operating income -Rp 5.377.776.396 -Rp 5.377.776.396
depreciation exp Rp 433.266.667 Rp 433.266.668
EBIT -Rp 5.811.043.063 -Rp 5.811.043.064
Taxes Rp 70.200.000 Rp 70.200.001
EAT -Rp 5.881.243.063 -Rp 5.881.243.065
Depresiasi Rp 433.266.667 Rp 433.266.668
OFC -Rp 5.447.976.396 -Rp 5.447.976.397
NOWC -Rp 3.000.000.000 Rp - Rp 3.000.000.000
CAPEX -Rp16.982.600.000 Rp - Rp -
FCF -Rp19.982.600.000 -Rp 5.447.976.396 -Rp 2.447.976.397

Perhitungan NPV

13
Rate of return 6%
Tahun FCF DF NPV
0 -Rp19.982.600.000 1,0000 -Rp 19.982.600.000
1 -Rp 5.447.976.396 1,0600 -Rp 5.139.600.374
2 -Rp 5.447.976.396 1,1236 -Rp 4.848.679.598
3 -Rp 5.447.976.396 1,1910 -Rp 4.574.226.036
4 -Rp 5.447.976.396 1,2625 -Rp 4.315.307.581
5 -Rp 5.447.976.396 1,3382 -Rp 4.071.044.888
6 -Rp 5.447.976.396 1,4185 -Rp 3.840.608.385
7 -Rp 5.447.976.396 1,5036 -Rp 3.623.215.457
8 -Rp 5.447.976.396 1,5938 -Rp 3.418.127.790
9 -Rp 5.447.976.396 1,6895 -Rp 3.224.648.858
10 -Rp 5.447.976.396 1,7908 -Rp 3.042.121.564
11 -Rp 5.447.976.396 1,8983 -Rp 2.869.926.004
12 -Rp 2.447.976.397 2,0122 -Rp 1.216.569.272
NPV -Rp 64.166.675.807

Berdasarkan data bahwa adanya penurunan penjualan sebesar 20% dan penurunan
cogs sebesar 5% akan berdamapak pada FCF dan NPV nya yang bernilai negatif, jika
ada hal demikian proyek tentunya akan kita tolak. Jadi optionya perusahaan atau
manajemen harus memperhatikan terkait hal-hal berikut agar hal tersebut tidak terjadi
dalam diproyek, akan tetapi jika penurunan COGS juga sebesar 20% proyek masih
bisa kita terima karena menujukan NPV sebesar Rp24.115.200.885.
Perhitungan ketika penjualan dari prroyek turun sebesar 20%, dan cogs juga turun
sama seperti jumlah penjualan.
Akun T0 T1-T11 T12
TR Rp 61.776.000.000 Rp 61.776.000.000
COGS Rp 56.160.000.000 Rp 56.160.000.000
gross porfit Rp 5.616.000.000 Rp 5.616.000.000
operating cost per year Rp 463.776.396 Rp 463.776.396
total operating income Rp 5.152.223.604 Rp 5.152.223.604
depreciation exp Rp 433.266.667 Rp 433.266.668
EBIT Rp 4.718.956.937 Rp 4.718.956.936
Taxes Rp 70.200.000 Rp 70.200.001
EAT Rp 4.648.756.937 Rp 4.648.756.935
Depresiasi Rp 433.266.667 Rp 433.266.668
OFC Rp 5.082.023.604 Rp 5.082.023.603
NOWC -Rp 3.000.000.000 Rp - Rp 3.000.000.000
CAPEX -Rp16.982.600.000 Rp - Rp -
FCF -Rp19.982.600.000 Rp 5.082.023.604 Rp 8.082.023.603

14
Rate of return 6%
Tahun FCF DF NPV
0 -Rp19.982.600.000 1,0000 -Rp 19.982.600.000
1 Rp 5.082.023.604 1,0600 Rp 4.794.361.890
2 Rp 5.082.023.604 1,1236 Rp 4.522.982.915
3 Rp 5.082.023.604 1,1910 Rp 4.266.965.014
4 Rp 5.082.023.604 1,2625 Rp 4.025.438.693
5 Rp 5.082.023.604 1,3382 Rp 3.797.583.673
6 Rp 5.082.023.604 1,4185 Rp 3.582.626.106
7 Rp 5.082.023.604 1,5036 Rp 3.379.835.949
8 Rp 5.082.023.604 1,5938 Rp 3.188.524.480
9 Rp 5.082.023.604 1,6895 Rp 3.008.041.963
10 Rp 5.082.023.604 1,7908 Rp 2.837.775.436
11 Rp 5.082.023.604 1,8983 Rp 2.677.146.638
12 Rp 8.082.023.603 2,0122 Rp 4.016.518.126
NPV Rp 24.115.200.885

15
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Rencana investasi Stasiun Pendirian Bahan Bakar Gas (SPBG) merupakan solusi untuk
mengurangi polusi di daerah Pondok Labu, Jakarta Selatan. Rencana investasi ini
dilakukan melalui analisis capital budgeting. Analisi kelatakan investasi dapat digunakan
untuk penbuktian layak atau tidaknya investasi tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan
uji kelayakan dengan menggunakan teknik capital budgeting diperoleh hasil dari
Payback Period diperkirakan investasi akan kembali dalam jangka waktu 3 tahun. Hal ini
berarti investasi layak dilaksanakan, karena umur investasi 5 tahun. Selanjutnya pada
perhitungan NPV yanh dihitung dengan discount faktor sebesar 6% menghasilkan PV
initial investment sebesar Rp24.115.200.885 yang artinya bahwa rencana pendirian
SPBG sangat layak untuk dilaksanakan karena NPV > 0.

B. SARAN
Berdasarkan beberapa kesimpulam diatas, maka sebaiknya investasi Stasiun Pendiria
Bahan Bakar Gas (SPBG) segera dilaksanakan tetapi dengan memperhatikan penurunan
penjualan. Hal ini dikarenakan apabila penjualan mengalami penurunan akan berdampam
pada FCF dab NPV-nya. Sehingga dalam menjalankan rencana investasi hendaknya
dilakukan sebaik mungkin sesuai renvana yang telah dibuar agar mendapatkan hasil
sesuai dengan yang diharapkan.
C.

16
DAFTAR PUSTAKA

Lilik Zulaihah, M. R. (2019). ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI DENGAN


METODE CAPITAL BUDGETING. STUDI KASUS: PENDIRIAN STASIUN
PENDIRIAN BAHAN BAKAR GAS (SPBG) DI, 23-30.
Suneth, M. (2011, Juni 5). Kelebihan dan Kelemahan dari Masing-masing Metode
Keputusan Investasi. Dipetik Juli 23, 2021, dari sunethz.blogspot.com:
http://sunethz.blogspot.com/2011/06/kelebihan-dan-kelemahan-dari-masing.html
Titman, S., Keown, A. J., & Martin, J. D. (2018). Financial Management: Principles and
Applications (ed 13). United Kingdom: Pearson Education Limited.
Wijaya. (2014, Agustus 21). Jual Gas, Pengelola SPBG Dapat Untung Rp 800/Liter. Diambil
kembali dari detikfinance: https://finance.detik.com/energi/d-2668137/jual-gas-
pengelola-spbg-dapat-untung-rp-800liter
Yasin, A. F. (t.thn.). Rangkuman Mankeu Investment Decision Criteria. Dipetik Juli 23,
2021, dari yasinedu:
https://drive.google.com/drive/u/0/folders/18jNqSpUltYKVm6ggF0iCV2y2OSPuwgd
p

17

Anda mungkin juga menyukai