PRAKTIK LAPANGAN/WAWASAN:
Cari/tampilkan video (multimedia) maks. 4 menit mengenai topik bab ini, lalu
narasikan
CARILAH data/informasi PRAKTIK penerapan rekonsiliasi fiskal pada perusahaan
(tidak perlu yang kompleks, cukup yang sederhana mengingat bab kita adalah
pengenalan akuntansi pajak penghasilan)
Sumber : https://youtu.be/s4jVvEH1OQc
Apa yang dimaksud dengan rekonsiliasi fiskal? Rekonsiliasi fiskal adalah proses
penyesuaian atas laporan keuangan komersial terhadap perbedaan antara akuntansi
komersial dengan akuntansi fiskal. Rekonsiliasi fiskal terbagi menjadi 2, yatitu rekonsiliasi
positif dan rekonsiliasi negatif.
Rekonsiliasi fiskal positif dapat berupa biaya yang dibebankan atau dikeluarkan
untuk kepentingan pemegang saham, sekutu atau anggota. Termasuk dalam kategori ini
adalah pemberian dividen terselubung dapat berupa pembayaran premi asuransi atau PBB.
Selain itu, rekonsiliasi fiskal positif dapat pula berupa pembentukan dan pemupukan dana
cadangan, penggantian atau imbalan pekerjaan atau jasa dalam bentuk natura atau
kenikmatan, jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham
atau pihak yang memiliki hubungan istimewa sehubungan dengan pekerjaan, harta yang
dihibahkan, bantuan atau sumbangan, pajak penghasilan, sanksi administrasi di bidang
perpajakan, selisih penyusutan komersial di atas penyusutan fiskal, selisih amortisasi
komersial di atas amortisasi fiskal, serta penyesuaian fiskal lainnya. Sementara itu,
rekonsiliasi fiskal negatif dapat berupa selisih penyusutan komersial dibawah penyusutan
fiskal, selisih amortisasi komersial di bawah amortisasi fiskal, penghasilan yang
ditangguhkan pengakuannya, penghasilan yang bersifat final, penghasilan yang bukan objek
pajak, dan penyesuaian fiskal lainnya.
Dalam rekonsiliasi fiskal ada yang disebut beda tetap dan beda sementara, beda
tetap contohnya adalah dividen yang diterima oleh PT sebagai WPDN dari penyertaan
modal 25% atau lebih, menurut fiskal itu bukan penghasilan. Sedangkan beda sementara
antara lain perbedaan metode penyusutan, metode penilaian persediaan, penyisihan
piutang tak tertagih, rugi-laba selisih kurs, dan lain-lainnya.
Pendapatan Usaha
Beban Operasional
Dalam peraturan perpajakan bunga deposito merupakan PPh yang telah dikenakan
PPh final sesuai dengan pasal 4 Ayat (2) UU PPh sehingga dikoreksi negatif. Perhitungan
Pajak Penghasilan Badan PDAM Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi Penghasilan bruto
PDAM Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi diperoleh dari hasil penjualan berupa jasa
penyediaan air bersih bagi pelanggan di Daerah Kota Sukabumi dan menjadikan biaya yang
berkaitan dengan penerimaan dari menagih, dan memelihara penghasilan. Berikut
merupakan penghasilan bruto dan beban menjadi pengurangan penghasilan bruto pada
PDAM Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi periode 2015 :
Penghasilan Bruto dan Pengurangannya
Uraian 2015(Rp)
Pendapatan
Usaha
Pendapatan 18.641.348.161,00
Penjualan Air
Pendapatan 1.457.247.242,00
Penjualan Non
Air
Jumlah 20.098.595.403,00
Pendapatan
Beban 18.074.261.472,00
Langsung
Usaha
Laba Kotor 1.359.501.521.00
Beban Usaha 11.614.835,00
Laba Usaha 1.179.411.227,00
Uraian 2015
Laba/Rugi bersih
sebelum Pajak
Referensi
Indarti, W. (2017). PENERAPAN REKONSILIASI FISKAL TERHADAP PERHITUNGAN PPh BADAN . Jurnal
Penugasan, 1-9.