Anda di halaman 1dari 13

REKONSILIASI

FISKAL
- Kelompok 10 -
1. Neha Adelia (205231269)
2. Wulan Aprilia (205231346)
Pengertian
Menurut Siti Resmi (2016: 389), rekonsiliasi fiskal adalah proses
penyesuaian atas laba komersial yang berbeda dengan ketentuan
fiskal untuk menghasilkan penghasilan neto/ laba yang tetuai
dengan ketentuan pajak. Rekonsiliasi fiskal dapat didefinisikan
sebagai cara untuk dapat mencocokkan perbedaan dalam laporan
keuangan yang disusun berdasarkan sistem keuangan akuntansi
(komersial )dengan laporan keuangan yang disusun berdasarkan
sistem pajak (fiskal).
Rekonsiliasi fiskal diterapkan pada keseluruhan penyusunan
laporan laba rugi yang mencakup pengeluaran atau beban, serta
pendapatan. Tepatnya, rekonsiliasi dijalankan pada pos-pos biaya
serta penghasilan dalam laporan keuangan komersial,
yang diantaranya:

• Rekonsiliasi penghasilan dikenakan PPh Final.


• Rekonsiliasi penghasilan bukan objek pajak
• Wajib Pajak mengeluarkan biaya yang tidak menjadi pengurang
penghasilan bruto.
• Wajib Pajak menggunakan metode pencatatan yang berbeda
dengan ketentuan pajak.
• Wajib Pajak mengeluarkan biaya agar mendapat pendapatan yang
sudah dikenakan PPh Final dan pendapatan dikenakan PPh Non
Final.
Tujuan Rekonsilasi Fiskal
Sebagai cara untuk mengetahui perbedaan yang ada pada laporan
keuangan, rekonsiliasi fakal memiliki beberapa tujuan yang meliputi

1 Memeriksa Draf Laporan Keuangan


2. Meminimalisir Terjadinya Kesalahan Perhitungan Pajak
3. Meminimalisir Adanya Kesalahan Hitung
Prosedur Rekonsilasi Fiskal
Teknik rekonsiliasi fiskal dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1.Jika suatu penghasilan diakui menurut akuntansi tapi tidak diakui


menurut fiskal maka rekonsilasi dilakukan dengan mengurangkan
sejumlah penghasilan tersebut dari penghasilan menurut akuntansi,
yang berarti mengurangi laba menurut fiskal

2. Jika suatu penghasilan tidak diakui menurut akuntansi tapi diakui


menurut fiskal maka rekonsiliasi dilakukan dengan menambahkan
sejumlah penghasilan tersebut pada penghasilan menurut
akuntansi, yang berarti menambah laba menurut fiska.
Lanjutan....

3. Jika suatu biaya/pengeluaran diakul menurut akuntansi tapi tidak


diakui sebagal pengurang penghasilan bruto menurut fisikal maka
rekonsiliasi dilakukan dengan mengurangkan sejumlah
biaya/pengeluaran tersebut dari biaya menurut akuntansi yang
berarti menambah laba menurut fiskal

4. Jika suatu blaya/pengeluaran tidak diakuí menurut akuntansi tapi


diakui sebagai pengurang penghasilan bruto menurut fiskal maka
rekonsiliasi dilakukan dengan menambahkan sejumlah biaya
pengeluaran tersebut pada biaya menurut akuntansi yang berarti
mengurangi laba menurut fiskal
Koreksi fiskal positif Koreksi negatif positif
1 Pendapatan menurut fiskal lebih besar 1. Pendapatan menurut fiskal lebih kecil
daripada menurut akuntansi atau suatu daripada menurut akuntansi atau suatu
penghasilan diakui menurut fiskal, tetapi tidak penghasilan tidak diakui menurut fiskal (bukan
diakui menurut akuntansi. Objek Pajak), tetapi diakui menurut akuntansi.

2. Biaya/pengeluaran menurut fiskal lebih kecil 2. Biaya/pengeluaran menurut fiskal lebih besar
daripada menurut akuntansi atau suatu daripada menurut akuntansi atau
biaya/pengeluaran tidak diakui menurut fiskal, suatu.biaya/pengeluaran diakui menurut fiskal,
tetapi diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui menurut akuntansi

3. Suatu pendapatan telah dikenakan pajak


penghasilan bersifat final
Contoh kasus pengisian SPT
Tahunan PPh Wajib Pajak
Badan
PT Perdana didirikan pada tahun 1999 merupakan Wajib Pajak yang bergarak dalam
bidang usaha dagang

Data Wajib Pajak


Nama Wajib Pajak : PT Perdana
NPWP 01444.555.1541000
Alamat Kedudukan :Jl. Kenari No. 49 Condong Catur-Depok, Yogyakarta 55281
Nomor Telepon/Faks (0274) 364192/(0274) 524 50
KLU :5010
Nama Pimpinan: Akbar Perdana Putra
Alamat Rumah : Jl.Swakarya No.5. Yogyakarta
Lokasi Badan PT Perseroan Terbatas)

Kegiatan Usaha
Pada tahun 2014 PT Perdana memperolah panghasilan dari dalam negeri dan luar negeri
Laporan keba rugi bomersial pada tahun 2016 sebagai berikut
PT Perdana
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2016
(dalam rupiah)

Penghasilan dari usaha dalam Negeri


Penjualan 20.005.654.000
•Retur Penjualan (954.852.000)
•Potongan Penjualan (545.987.000)
Penjualan netto 18.504.815.000
Harga Pokok Penjualan *) (14.654.879.000)
Laba bruto. 3.849.936.0000
Biaya Usaha :
•Gaji, upah, THR, tunjangan lain 1.551.900.000
• Alat tulis dan biaya kantor 23.958.000
• Biaya perjalanan dinas 53.465.000
• Biaya listrik dan telpon 16.825.00000
• Biaya makan karyawan 36.783.000
• Biaya promosi 297.285.000
• PBB dan bea materai 53.726.000
• Pajak 60.000.000
• Biaya representasi 65.798.000
• Biaya royalty 237.465.000
•Biaya konsumsi/ perjamuan 12.132.000
• Biaya sewa 197.958.000
• Biaya kerugian piutang. 105.654.000
• Biaya penyusutan 169.000.000
• Biaya lain-lain 293.873.000
Total biaya usaha (3.175.822.000)
Laba usaha 674.114.000
Penghasilan di luar usaha :
- Deviden 40.000.000
- Sewa 25.000.000
Total penghasilan luar usaha 65.000.000
Laba neto (penghasilan neto) dalam negeri 739.144.000
Penghasilan dari luar negeri
- Laba usaha dari Kanada 200.000.00
-Bunga obligasi dari Singapura 50.000.000
Total Penghasilan dari Luar Negeri 250.000.000
Laba (penghasilan neto ) 989.114.000
*) Rincian harga pokok penjualan
- Persediaan barang dagangan, 2 Januari 2016 Rp.5.000.000.000
- Pembelian netto tahun 2016 Rp.13.000.000.000
- Persediaan barang dagangan ,31 Desember 2016 Rp.(3.345.121.000)
Harga pokok penjualan Rp.14.654.879.000
- Terima Kasih -

Anda mungkin juga menyukai