Anda di halaman 1dari 21

Laporan

Keuangan Fiskal
Kelompok 11
Our Team
M Rizqi
01. Alis Sugianti 02. Linda Komalasari 03.
Jaenal
4122423120802 4122423120783 4122423120592

Riska
04. Nurhikmah 05. Risma Gusniar 06. Sulis Nurhayati
4122423120615 4122423120616 4122423120638

Yuli Fuji
07. Astuti
4122423120648
Laporan
01 Keuangan Fiskal
Laporan Keuangan Fiskal

Laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan


Yang disusun sesuai peraturan perpajakan dan Digunakan
untuk kepentingan penghitungan pajak. UU pajak tidak
mengatur secara khusus bentuk dari Laporan keuangan,
hanya memberikan pembatasan Untuk hal-hal tertentu,
baik dalam pengakuan Penghasilan maupun biaya. Akibat
dari perbedaan Pengakuan ini menyebabkan laba akuntansi
dan laba Fiskal dapat berbeda.
Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan
Fiskal

Tujuan Manfaat

Tujuan dari pada membuat laporan Laporan Keuangan fiskal bermanfaat


keuangan fiskal guna menyajikan untuk mengetahui jumlah pajak yang
informasi sebagai bahan untuk harus dibayar oleh perusahaan, maka
menghitung Penghasilan Kena Pajak, perusahaan harus membuat laporan
terutama dalam sistem self assessment keuangan fiskal, sehingga bisa
mengetahui jumlah pajak yang harus
dibayar.
Sifat dan Keterbatasan
Laporan Keuangan Fiskal
Bersifat Historis 1
Memiliki alternatif lain dan cukup
Proses penyusunan tidak lepas
5 berpengaruh pada variasi
dari penggunaan estimasi dan 2 Pengukuran sumber ekonomis serta
berbagai pertimbangan
Lebih mengutamakan bagian 6 tingkat kesuksesan antar wajib
pajaknya
material, tanpa mengurangi
kelengkapan materi
3
Informasi yang diberikan kualitatif,

Laporan keuangan fiskal lebih


7 sedangkan fakta tidak dapat
dikuantifikasikan
menekankan makna ekonomis setiap 4
transaksinya baik tanpa atau dalam
kondisi tertentu
Perbedaan
Laporan Keuangan Komersial
dan
Laporan Keuangan Fiskal

1 2 3

Penghasilan dan Biaya Atau


Penyusutan
Pendapatan Beban
Rekonsiliasi
02 Fiskal
Rekonsiliasi Fiskal

Menurut Setiawan dan Musri (2006 : 421)

“Rekonsiliasi fiskal adalah penyesuaian


ketentuan menurut pembukuan secara
komersial atau akuntansi yang harus
disesuaikan menurut ketentuan
perpajakan”.
Penyebab Terjadinya Rekonsiliasi Fiskal

Beda
Beda Tetap Sementara /
Beda waktu

1) Penghasilan kena PPh final, pasal 4 ayat 2 UU PPh,


2) Penghasilan bukkan objek pajak Pasal 4 ayat 3 UU
PPh,
3) Pengeluaran yang tidak berhubungan langsung 1) penyusutan dan amortisasi
dengan kegiatan usaha Pasal 9 ayat 1 UU PPh, 2) penilaian persediaan
4) Beban yang digunakan untuk mendapatkan 3) kompensasi kerugian fiscal
penghasilan yang bukan objek pajak dan penghasilan
yang telah dikenakan PPh Final, 4) laba selisih kurs
5) Penggantian sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yang diberikan dalam bentuk natura,
6) Sanksi perpajakan
Jenis Jenis Rekonsiliasi Fiskal (Koreksi
Fiskal)
Rekonsiliasi Fiskal Positif Rekonsiliasi Fiskal Negatif

1. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan 1. Penghasilan transaksi saham.


untuk kepentingan pribadi wajib pajak 2. Penghasilan hadian atau undian.
atau orang yang menjadi bagian dari 3. Penghasilan yang bukan merupakan
tanggungannya. objek pajak.
2. Penggantian atau imbalan sehubungan
4. Penghasilan dari bunga deposito dan
dengan pekerjaan atau jasa yang
tabungan.
diberikan dalam bentuk kenikmatan atau
natura. 5. Penghasilan transaksi pengalihan
3. Harta yang dihibahkan, sumbangan, atau harta.
bantuan.
4. Sanksi administrasi.
5. Selisih penyusutan atau amortisasi
komersial diatas penyusutan/amortisasi
fiskal.
6. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang dikenakan
PPh Final dan penghasilan yang tidak
termasuk objek pajak.
03 Studi Kasus
PT Sentosa Abadi adalah sebuah Perusahaan yang bergerak dibidang
produksi peralatan Listrik rumah tangga seperti mesin cuci, setrika, kulkas
dan lain sebagainya. PT Sentosa Abadi didirikan dan bertempat kedudukan
di Jakarta. PT Sentosa Abadi telag terdaftar sebagai wajib pajak dengan
NPWP 01.234.567.8-012.0000. PT Sentosa Abadi melakukan pembukuan
dengan metode akrual, serta dalam Bahasa Indonesia dan dalam satuan mata
uang Rupiah. Dengan tahun pembukuan dari 1 Januari sampai 31 Desember
2022.
PENDAPATAN
Penjualan 10.500.000.000
Retur dan Potongan Penjualan (12.440.000)
Diskon Penjualan (8.720.000)
Penjualan bersih 10.478.840.000

Harga Pokok Penjualan 7.488.620.000


Laba Bruto 2.622.078.000

BEBAN OPERASI
Beban Penjualan:
Beban Gaji Staf Penjualan 81.400.000
Beban Iklan 41.300.000
Beban Penyusutan
Ongkos Kirim Penjualan
150.400.000
60.200.000
Laporan Keuangan Komersial
Beban Perjalanan 110.000.000
Jumlah Beban Penjualan 443.300.000
Tahun 2022
Beban Administrasi:
Beban Gaji Staf Adm. 80.280.000
Beban Sewa 14.480.000
Beban Pajak 108.000.000
Beban Jasa Audit 60.000.000
Beban Rekreasi Karyawan 12.000.000
Beban Bahan Habis Pakai 3.040.000
Beban Adm. Lain 3.340.000
Jumlah Beban Administrasi 724.440.000
Laba Usaha 1.897.638.000

Pendapatan dan Beban Lain-lain:


Pendapatan Sewa 70.820.000
Pendapatan Bunga 8.000.000
Beban Bunga Pinjaman (4.880.000)
Laba Bersih Sebelum PPh 1.971.578.000
Keterangan:

a. Dalam biaya gaji terdapat biaya fasilitas, yang dikenakan untuk


memfasilitasi apartemen yang dinikmati direktur sebesar Rp 4.800.000
b. Dalam laporan keuangan komersial Perusahaan telah menghitung
penyusutan penyusutan Gedung, kendaraan, mesin, dan peralatan sebesar
Rp 150.400.000. Namun, setelah dilakukan perhitungan penyusutan
melalui metode garis lurus sesuai ketentuan perpajakan maka penyusutan
yang dimiliki oleh Perusahaan sebesar Rp 205.000.000
c. Di dalam beban perjalanan terdapat biaya tiket ke luar negri atas nama istri
dan anak dari pemilik Perusahaan yaitu Bapak Herman sebesar Rp
20.000.000
d. Beban rekreasi karyawan yang berekreasi ke taman Impian jaya ancol
e. Di dalam beban adm lain terdapat biaya sumbangan ke panti asusahan
sebesar Rp 2.000.000
f. Beban gaji staff administrasi tidak memiliki bukti sebesar Rp 7.000.000
g. Dalam pendapatan sewa terdapat sewa bangunan yang memiliki nilai netto
20.000.000
h. Pendapatan bunga yang berasal dari bank dan merupakan nilai bersih
setelah PPh
Penyelesaian:
PT SENTOSA ABADI
LAPORAN LABA RUGI FISKAL
Untuk Tahun YANG Berakhir pada tanggal 31 Desember 2022

URAIAN KOMESIAL KOREKSI (+) KOREKSI (-) FISKAL KETERANGAN


Pendapatan dari Penjualan
a. Laporan Keuangan Fiskal Penjualan 10.500.000.000 10.500.000.000
-/- Retur dan Potongan Penjualan - 12.440.000 - 12.440.000
-/- Diskon Penjualan - 8.720.000 - 8.720.000
Penjualan Bersih 10.478.840.000 10.478.840.000
Beban Pokok Penjualan 7.856.762.000 7.856.762.000
Laba Bruto 2.622.078.000 2.622.078.000

Beban Operasi :
Beban Penjualan:
Beban Gaji Staf Penjualan 81.400.000 4.800.000 76.600.000 memfasilitasi
Beban Iklan 41.300.000 41.300.000
Beban Penyusutan 150.400.000 54.600.000 205.000.000 Perhitungan pajak
Ongkos Kirim Penjualan 60.200.000 60.200.000
Beban Perjalanan 110.000.000 20.000.000 90.000.000 prive untuk keluarga
Jumlan Beban Penjualan 443.300.000 473.100.000
Beban Administrasi:
Beban Gaji Staf Adm. 80.280.000 7.000.000 73.280.000 Tidak Ada buktinya
Beban Sewa 14.480.000 14.480.000
Beban Pajak 108.000.000 108.000.000
Beban Jasa Audit 60.000.000 60.000.000
Beban Rekreasi Karyawan 12.000.000 12.000.000 - natura
Beban Bahan Habis Pakai 3.040.000 3.040.000
Beban Adm. Lain 3.340.000 2.000.000 1.340.000 Sumbangan
Jumlah Beban Administrasi 281.140.000 260.140.000
Jumlah Beban Operasi 724.440.000 733.240.000
Laba Usaha 1.897.638.000 1.888.838.000
-
Pendapatan & Beban Lain-lain: -
Pendapatan Sewa 70.820.000 20.000.000 50.820.000 Final
Pendapatan Bunga 8.000.000 8.000.000 - Final
Beban Bunga Pinjaman - 4.880.000 - 4.880.000
Jumlah Pendapatan dan Beban Lain-lain 73.940.000 45.940.000
Laba Bersih Sebelum Pajak 1.971.578.000 1.934.778.000
PT SENTOSA ABADI
LAPORAN LABA RUGI FISKAL
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022
PENDAPATAN
Penjualan 10.500.000.000
Retur dan Potongan Penjualan (12.440.000)
Diskon Penjualan (8.720.000)
Penjualan bersih 10.478.840.000

Harga Pokok Penjualan 7.856.762.000


Laba Bruto 2.622.078.000

BEBAN OPERASI
Beban Penjualan:
Beban Gaji Staf Penjualan 76.600.000
Beban Iklan 41.300.000
Beban Penyusutan 205.000.000
Ongkos Kirim Penjualan 60.200.000
Beban Perjalanan 90.000.000
Jumlah Beban Penjualan 443.300.000

Beban Administrasi:
Beban Gaji Staf Adm. 73.280.000
Beban Sewa 14.480.000
Beban Pajak 108.000.000
Beban Jasa Audit 60.000.000
Beban Rekreasi Karyawan -
Beban Bahan Habis Pakai 3.040.000
Beban Adm. Lain 1.340.000
Jumlah Beban Administrasi 733.240.000
Laba Usaha 1.888.838.000

Pendapatan dan Beban Lain-lain:


Pendapatan Sewa 50.820.000
Pendapatan Bunga -
Beban Bunga Pinjaman (4.880.000)
Laba Bersih Sebelum Pajak 1.934.778.000
b. Perhitungan PPh Badan Terutang

1. PPh Badan terutang berdasarkan laporan keuangan komersial

 Diketahui:
Peredaran bruto = Penjualan bersih + Pendapatan Luar Usaha
= Rp 10.478.840.000 + (Rp 70.820.000 + Rp
8.000.000)
= Rp 10.557.660.000
PKP Badan / Laba Bersih sebelum pajak = Rp 1.971.578.000

 Penghasilan Kena Pajak


• Penghasilan Kena Pajak Mendapat Fasilitas  PPh Terutang Tahun 2022
= (Tarif / Peredaran Bruto) X PKP setahun - PPh Terutang Fasilitas
= (Rp 4.800.000.000 / Rp 10.557.660.000) X Rp 1.971.578.000 50% X 22% X Rp 896.370.000 = Rp
= Rp 896.370.000 98.600.700
• Penghasilan kena pajak tidak mendapat fasilitas - PPh Terutang Non Fasilitas
= PKP Setahun – PKP Mendapat Fasilitas 22% X Rp 1.075.208.000 = Rp 236.545.760 +
= Rp 1.971.578.000– Rp 896.370.000
= Rp 1.075.208.000 Jumlah PPh Terutang Tahun……………..= Rp
335.146.460
b. Perhitungan PPh Badan Terutang

2. PPh Badan terutang berdasarkan laporan keuangan Fiskal

 Diketahui:
Peredaran bruto = Penjualan bersih + Pendapatan Luar Usaha
= Rp 10.478.840.000 + Rp 50.820.000
= Rp 10.529.660.000
PKP Badan / Laba Bersih sebelum pajak = Rp 1.934.778.000

 Penghasilan Kena Pajak  PPh Terutang Tahun 2022


 Penghasilan Kena Pajak Mendapat Fasilitas - PPh Terutang Fasilitas
= (Tarif / Peredaran Bruto) X PKP setahun 50% X 22% X Rp 881.979.000 = Rp 97.017.690
= (Rp 4.800.000.000 / Rp 10.529.660.000) X Rp 1.934.778.000 - PPh Terutang Non Fasilitas
= Rp 881.979.000 22% X Rp 1.052.799.000 = Rp 231.615.780
+
 Penghasilan kena pajak tidak mendapat fasilitas
= PKP Setahun – PKP Mendapat Fasilitas Jumlah PPh Terutang Tahun…………..= Rp 328.633.476
= Rp 1.934.778.000 – Rp 881.979.000
= Rp 1.052.799.000
Keterangan

Dari perhitungan pph terutang di atas dapat diketahui bahwa Ketika Perusahaan
menghitung pph terutang berdasarkan laporan keuangan komersial maka Perusahaan
tersebut memiliki pph terutang sebesar Rp 335.146.460 dan jika Perusahaan tersebut
melakukan rekonsiliasi fiskal Kembali dan menghitung pph terutang maka akan
mendapatkan pph terutang sebesar Rp 328.633.476. Terlihat perbedaan jumlah pph
terutang antara Perusahaan yang melakukan perhitungan sendiri dengan
menggunakan laporan keuangan komersial dengan pph yang telah dihitung oleh
kantor pajak sesuai dengan peraturan pajak (laporan keuangan fiskal).
Kesimpulan

Laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan


Yang disusun sesuai peraturan perpajakan dan Digunakan
untuk kepentingan penghitungan pajak. Untuk mengetahui
laporan keuangan fiskal maka dapat dilakukan koreksi
fiskal yang memiliki 2 jenis yaitu koreksi positif dan
koreksi negatif.
Perbedaan laporan keuangan fiskal dengan keuangan
komersial terletak pada perhitungan beban, pendapatan,
dan penyusutanya.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai