Anda di halaman 1dari 25

PERBEDAAN PAJAK

DAN AKUNTANSI
Kelompok 6:
Melvin Tsabitul Ismi (V1520055)
Michael Anthony Dewantoro (V1520056)
Richky Auria Hidayat (V1520069)

Mata Kuliah : Pajak Penghasilan Umum


Diampu oleh Ibu Meka Sabilla Salim,S.E.,M.Ak.
Beda Tetap Beda Waktu
Permanen Temporer

Akuntansi Pajak

PERBEDAAN

Non
Deductable
Deductable
BEDA AKUNTASI DAN PERPAJAKAN
Perlakuan antara akuntansi perpajakan terhadap suatu transaksi
bisnis, dapat menimbulkan perbedaan dalam menentukan jumlah
pajak yang terutang. Hal ini disebabkan perbedaan prinsip yang
digunakan dalam mencatat atau melaporkan penghasilan.

Apa saja yang membedakannya?

Akuntansi Perpajakan

Pengguna Dari Laporan para pengguna dari laporan


para pemegang saham, kreditur,
Keuangan yang Telah keuangan akuntansi
karyawan, lain sebagainya
Dihasilkan perpajakan, yaitu fiskus.

untuk akuntansi perpajakan


Pedoman Dalam Pedoman dalam hal penyusunan
adalah undang-undang
Penyusunan dan dan penyajian dari akuntansi
perpajakan yang masih
Penyajian Laporannya. adalah PSAK
berlaku.
Akuntansi Perpajakan
laporan keuangan bersifat
Informasi pada laporan keuangan
Sifat Informasi yang sangat rahasia. Biasanya
umum lebih bersifat umum atau
Sudah Dihasilkan. yang mengetahui hanya pihak
dapat digunakan oleh siapa saja.
manajemen dan fiskus.

transaksi pada perpajakan


akan dicatat dan dilaporkan
Dasar-Dasar yang Transaksi pada akuntansi akan
jika memang sudah
Digunakan Sebagai dicatat dengan asas substance
memenuhi beberapa
Pencatatan. over form.
persyaratan dan ketentuan
perpajakan.

pada perpajakan sangat wajib


untuk menggunakan mata
Laporan keuangan pada
uang rupiah atau
Mata Uang yang akuntansi diperbolehkan untuk
diperbolehkan menggunakan
Digunakan. disusun berdasarkan dari mata
mata uang lain hanya yang
uang selain rupiah
sudah diijinkan oleh peraturan
saja
Akuntansi Perpajakan
laporan keuangan fiskal harus
Menurut UU No. 40 tahun 2007 diserahkan paling lambat
tentang PT, waktu penyampaian adalah selama 4 bulan setelah
Batas Waktu Untuk
dari laporan keuangan pada masa akhir tahun pajak dan
Penyampaiannya.
akuntansi adalah 6 bulan dapat diperpanjang paling
setelah tahun buku berakhir. lambat adalah selama 2 bulan
dengan ketentuan tersendiri.

Perbedaan antara prinsip akuntansi dan prinsip pajak digolongkan menjadi dua:

Beda Permanen Beda Temporer


Apa itu beda permanen ?

perbedaan pengakuan suatu penghasilan atau biaya berdasarkan ketentuan


peraturan perundang-undangan perpajakan dengan prinsip akuntansi yang
sifatnya permanen dan tidak memiliki dampak terhadap laporan keuangan.
Beda tetap adalah suatu jumlah yang tidak diakui oleh Direktorat Jenderal Pajak
dalam menghitung penghasilan kena pajak, meliputi :

Secara akuntansi merupakan penghasilan, namun bukan merupakan objek PPh atau telah
dikenakan PPh yang bersifat final.

Secara akuntansi bukan merupakan penghasilan tetapi secara fiskal merupakan objek pajak
menurut UU Pajak Penghasilan.

Secara akuntansi bisa dibebankan sebagai biaya tetapi tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto dalam menghitung penghasilan kena pajak, dan sebaliknya.

Koreksi atas beda tetap penghasilan akan menyebabkan koreksi negatif

Koreksi atas beda tetap biaya akan menyebabkan koreksi positif


Contoh biaya – biaya atau pendapatan yang termasuk dalam perbedaan permanen adalah sebagai
berikut:

Natura (Benefit in Kind) Biaya Jamuan (Entertainment)

Sumbangan Penghapusan Piutang

Penghapusan Persediaan Penurunan Nilai Aset

Beban Penyusutan dan Biaya Pemeliharaan


Pendapatan Bunga
atau Perbaikan atas Kendaraan Perusahaan

Pembayaran dividen  Biaya Promosi


Beda Temporer

Perbedaan pengakuan baik penghasilan maupun biaya antara akuntansi komersial


dengan ketentuan Undang-undang PPh yang sifatnya sementara .
Beda waktu memiliki dampak terhadap laporan keuangan karena dalam beda waktu
terjadi pergeseran pengakuan pendapatan dan beban antara satu tahun pajak ke
tahun pajak lainnya,jadi ada konsekuensi pajak yang harus diakui dimasa datang.

Perbedaan temporer merupakan perbedaan antara “Accounting Base” yaitu nilai


buku atau nilai tercatat aktiva dan kewajiban menurut akuntansi dengan “Tax Base”
yaitu nilai buku fiskal yang digunakan untuk menghitung penghasilan kena pajak
(rugi fiskal) yang dilaporkan dalam SPT PPh Badan.
Apa sebab muncul perbedaan temporer?

Karena beda metode antara akuntansi dan PPh,


yang terdiri dari:

Penyusutan sewa guna usaha dengan hak opsi

penyisihan kerugian piutang penyisihan potongan penjualan

perbedaan metode penilaian persediaan penilaian persediaan berdasarkan ‘harga


(akuntansi diperkenankan menggunakan pokok dan harga pasar mana yang lebih
LIFO namun tidak dibenarkan untuk PPh) rendah’

penggabungan peleburan

pemekaran berdasarkan nilai buku investasi saham berdasarkan ‘cost method’


dan harga pasar dan ‘equity method’
Hal pengakuan apa saja yang menyebabkan biaya koreksi perbedaan temporer terjadi?

Penerimaan penghasilan cash basis untuk lebih dari satu tahun SCHEDULE

Perbedaan metode penyusutan RESOURCING

Perbedaan metode penilaian persediaan BUDGET

Penyisihan piutang tak tertagih RISKS

Koreksi atas beda waktu penghasilan akan menyebabkan koreksi positif pada saat
ISSUES
penghasilan diterima dan akan menyebabkan koreksi negatif pada tahun-tahun
berikutnya.
PENGURANGAN PENGHASILAN
Penghasilan kena pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap
ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi dengan pengurangan atau
pengeluaran tertentu.

Pengeluaran / beban / biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto


dapat dibagi dalam 2 (dua) golongan, yaitu:

Pengeluaran / beban / biaya yang


Pengeluaran / beban / biaya yang
mempunyai masa manfaat tidak
mempunyai masa manfaat lebih dari
lebih dari satu tahun yang me-
satu tahun yang pembebanannya
rupakan biaya misalnya gaji, biaya
dilakukan melalui penyusutan atau
administrasi dan bunga, biaya
amortisasi dan sebagainya.
pengelolaan limbah, dan sebagainya.
Pengeluaran / beban / biaya dalam perpajakan tidak
benar-benar sama dengan akuntansi komersial.
Dalam perpajakan, pengeluaran / beban / biaya
dibedakan menjadi dua, yaitu:

1 2
Pengeluaran / beban / biaya yang dapat Pengeluaran / beban / biaya yang tidak
dikurangkan dari tahap bruto (deductible dapat dibebankan sebagai biaya (non-
expenses) deductible expenses)

adalah pengeluaran / beban / biaya yang adalah pengeluaran / beban / biaya untuk
mempunyai hubungan langsung,menagih, mendapatkan,menagih,dan peningkatan yang
dan naik tahapan yang merupakan Objek bukan merupakan Objek Pajak atau pengeluaran
Pajak pembebanannya dapat dilakukan dilaku dengan adat kebiasaan pedagang yang baik.
dalam pengeluaran atau selama masa Oleh karena itu, pengeluaran yang melebihi batas
pengeluaran atas pengeluaran tersebut. kewajaran yang dibangun oleh hubungan tidak
boleh dikurangkan dari tahap bruto.
Biaya yang Diperkenankan sebagai Pengurang (Deductible Expense)

Deducitble expense adalah biaya-biaya perusahaan yang boleh dibebankan dalam


Laporan Keuangan Fiskal. Tipe biaya yang dibebankan dalam Laporan Keuangan Fiskal
yakni Pengeluaran dan biaya yang berkaitan dengan kegiatan mendapatkan,
memelihara dan menagih penghasilan-penghasilan perusahaan.

Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan bahwa besarnya
Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap
ditentikan berdasarkan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan termasuk:
biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
1 usaha, antar lain:
a. biaya pembelian bahan;
b. biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium,
bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang;
c. bunga, sewa, dan royalti;
d. biaya perjalanan;
e. biaya pengolahan limbah;
f. premi asuransi;
g. biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan
peraturan menteri keuangan;
h. biaya administrasi; dan
i. pajak kecuali Pajak Penghasilan

Contoh :
Dana pensiun X yang pendiriannya telah mendapat pengesahan dari menteri keuangan
memperoleh penghasilan bruto yang terdiri atas :
Penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak Rp. 100.000.000
Penghasilan bruto lainnya Rp. 300.000.000 +
Jumlah penghasilan bruto Rp. 400.000.000

Apabila seluruh biayanya sebesar Rp. 200.000.000, biaya yang boleh dikurangkan untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan adalah
¾ x Rp. 200.000.000 = Rp. 150.000.000
Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh aset berwujud dan amortisasi
2 atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai
masa manfaat lebih dari satu tahun

Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh menteri
3 keuangan

Kerugian karena penjualan atau pengalihan aset yang dimiliki dan digunakan
4 dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan

5 Kerugian selisih kurs mata uang asing

Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan


6 yang dilakukan di Indonesia

7 Biaya beasiswa, magang, dan penelitian


8 Piutang yang nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat :

telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial

Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih
kepada Direktorat Jendral Pajak

telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi


pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis
mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur
yang bersangkutan; atau dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus;
atau adanyan pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk
jumlah utang tertentu
syarat pada huruf c tidak berlaku untuk menghapuskan piutang tak tertagih
debitur kecil yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan
sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ditetapkan
9 dengan Peraturan Pemerintah

sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di


10 Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah

biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan


11 Peraturan Pemerintah

sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan


12 Pemerintah

sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dalam


13 Peraturan Pemerintah
Biaya yang Tidak Diperkenankan sebagai Pengurang (Non-Deductible
Expense)

Non Deductible expense adalah biaya-biaya yang tidak terkait dengan kegaiatan
mendapatkan, memelihara, dan menagih penghasilan. Berikut ini yang tidak termasuk
non-deductible expense sesuai pasal 9 ayat (1) UU Nomor 36 Tahun 2008

Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apa pun seperti dividen, termasuk
1 dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan
pembagian sisa hasil usaha koperasi.

2 Biaya yang dibebankan atua dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang


saham, sekutu, atau anggota

3 Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali ( PMK No.


81/PMK.03/2009 dan PMK No. 219/PMK.011/2012 ) :
Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha
bank dan badan usaha lain yang
mengalirkan kredit, sewa guna usaha
dengan hak opsi, perusahaan pem-
biayaan konsumen, dan perusahaan anjak
Cadangan untuk usaha asuransi termasuk
piutang.
cadangan premi tanggungan sendiri dan klaim
tanggungan sendiri untuk perusahaan
asuransi kegiatan dan cadangan premi untuk
Cadangan penjaminan untuk Lembaga perusahaan asuransi jiwa.
Penjaminan Simpanan, yaitu cadangan
penjaminan untuk lembaga yang berfungsi
menjamin simpanan nasabah penyimpan
dan turut aktif dalam meningkatkan
stabillias sistem perbankan sesuai Cadangan biaya reklamasi untuk usaha
kewenangannya. Besarnya cadangan pertambangan, cadangan biaya untuk kegiatan
penjaminan untuk Lembaga Penjaminan yang bertujuan memperbaiki atau menata
Simpanan adalah 80% dari surplus yang lahan yang tidak terganggu sebagai kegiatan
diperoleh Lembaga Penjaminan Simpanan pertambangan agar dapat berfungsi dan
berdaya guna sesuai. dibebankan pada
cadangan biaya reklamasi.
Biaya penanaman kembali untuk usaha
kehutanan, yaitu cadangan biaya Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan
penanaman kembali bagi yang diwajibkan tempat pembuangan industri untuk usaha
melakukan penanaman kembali atas hutan pengolahan limbah industry, yaitu cadangan
yang telah dieksploitasi untuk usaha yang biaya penutupan pemeliharaan bagi
terkait dengan sistem Pengurus. perusahaan yang megolah limbah industri
yang mecakup kegiatan penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan limbah dan penimbunan hasil
pengelolahan limbah industri.

Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna


dan asuransi beasiswa yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika
4 dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi
Wajib Pajak yang bersangkutan
Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan
dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman
bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan
5 bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan
kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan.

Jumlah yang melebihi kewajaran yang kredibel kepada pemegang saham atau
6 kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan
dengan pekerjaan yang dilakukan.

Contoh :

Seorang tenaga ahli yang merupakan pemegang saham dari suatu badan memberikan jasa
kepada badan tersebut dengan memperoleh imbalan Rp. 50.000.000 ( lima puluh juta).
Apabila untuk jasa yang sama yang diberikan oleh tenaga ahli lain yang setara hanya
dibayar Rp. 20.000.000 (dua puluh juta), jumlah Rp.30.000.000 (tiga puluh juta) tidak dapat
dibebankan sebagai biaya. Bagi tenaga ahli yang juga pemegang saham tersebut jumlah
sebesar Rp.30.000.000 (tiga puluh juta) dianggap sebagai dividen.
Aset yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b UU PPh,kecuali
seumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai sampai
7 huruf m UU PPh serta zakat yang diterima oleh lembaga amil zakat atau lembaga
amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan
keagaman yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang
diterima oleh lembaga yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang
ketetntuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

8 Pajak Penghasilan.

Pajak penghasilan yang dimaksud adalah Pajak


Penghasilan yang terutang oleh Wajib Pajak.

9 Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan unuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau
orang pribadi yang menjadi tanggungannya

Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan


10 komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham.

Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa
11 denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang
perpajakan.
Peraturan Pemerintah Nomor 138 Tabun 2000 tentang Penghitungan Penghasilan
Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan mengatur pula
mengenai pengeluaran dan biaya yang tidak boleh dikurangkan dalam menghitung
besarnya Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap

biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang bukan merupakan
objek pajak

biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memilhara penghasilan yang pengenaan


pajaknya bersifat final
biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang dikenakan pajak
(pasal 14 dan 15 UU PPh)
pajak Penghasilan yang ditanggung oleh pemberi penghasilan, kecuali pajak atas penghasilan
yang dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan tapi tidak termasuk
dividen sepanjang Pajak Penghasilan tersebut ditambahkan perhitungan dasar untuk
pemotongan pajak
kerugian dari aset atau utang yang tidak dimiliki dan tidak dipergunakandalam usaha atau
kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memlihara penghasilan yang merupakan Objek
Pajak.
Demikian pula yang berkaitan dengan pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM), selanjutnya Peraturan Pemerintah mengatur
bahwa Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto tapi terdapat unsur pengecualian yang tidak dapat dikurangkan
dari tahapan bruto, termasuk:

1 2
Pajak Masukan (Pasal 9 ayat Pajak Masukan berkenaan dengan pengeluaran yang tidak
(8) huruff dan huruf g) dapat dikurangkan dalam menentukan besaran Penghasilan
sepanjang tidak dapat Kena Pajak (Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Pajak
dibuktikan bahwa Pajak Penghasilan). Terhadap Pajak Masukan, walaupun dapat
Masukan tersebut benar- dikurangkan dari penghasilan bruto, tetapi perlu
benar telah dibayar diperhatikan bila hal tersebut terkait dengan pengeluaran
untuk memperoleh aset berwujud dan / atau aset tak
berwujud serta biaya lainya yang mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun terlebih dahulu harus dikapitalisasi
dengan pengeluaran/biaya tersebut dan dibebankan melalui
penyusutan dan amortisasi
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai