DAN AKUNTANSI
Kelompok 6:
Melvin Tsabitul Ismi (V1520055)
Michael Anthony Dewantoro (V1520056)
Richky Auria Hidayat (V1520069)
Akuntansi Pajak
PERBEDAAN
Non
Deductable
Deductable
BEDA AKUNTASI DAN PERPAJAKAN
Perlakuan antara akuntansi perpajakan terhadap suatu transaksi
bisnis, dapat menimbulkan perbedaan dalam menentukan jumlah
pajak yang terutang. Hal ini disebabkan perbedaan prinsip yang
digunakan dalam mencatat atau melaporkan penghasilan.
Akuntansi Perpajakan
Perbedaan antara prinsip akuntansi dan prinsip pajak digolongkan menjadi dua:
Secara akuntansi merupakan penghasilan, namun bukan merupakan objek PPh atau telah
dikenakan PPh yang bersifat final.
Secara akuntansi bukan merupakan penghasilan tetapi secara fiskal merupakan objek pajak
menurut UU Pajak Penghasilan.
Secara akuntansi bisa dibebankan sebagai biaya tetapi tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto dalam menghitung penghasilan kena pajak, dan sebaliknya.
penggabungan peleburan
Penerimaan penghasilan cash basis untuk lebih dari satu tahun SCHEDULE
Koreksi atas beda waktu penghasilan akan menyebabkan koreksi positif pada saat
ISSUES
penghasilan diterima dan akan menyebabkan koreksi negatif pada tahun-tahun
berikutnya.
PENGURANGAN PENGHASILAN
Penghasilan kena pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap
ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi dengan pengurangan atau
pengeluaran tertentu.
1 2
Pengeluaran / beban / biaya yang dapat Pengeluaran / beban / biaya yang tidak
dikurangkan dari tahap bruto (deductible dapat dibebankan sebagai biaya (non-
expenses) deductible expenses)
adalah pengeluaran / beban / biaya yang adalah pengeluaran / beban / biaya untuk
mempunyai hubungan langsung,menagih, mendapatkan,menagih,dan peningkatan yang
dan naik tahapan yang merupakan Objek bukan merupakan Objek Pajak atau pengeluaran
Pajak pembebanannya dapat dilakukan dilaku dengan adat kebiasaan pedagang yang baik.
dalam pengeluaran atau selama masa Oleh karena itu, pengeluaran yang melebihi batas
pengeluaran atas pengeluaran tersebut. kewajaran yang dibangun oleh hubungan tidak
boleh dikurangkan dari tahap bruto.
Biaya yang Diperkenankan sebagai Pengurang (Deductible Expense)
Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan bahwa besarnya
Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap
ditentikan berdasarkan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan termasuk:
biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
1 usaha, antar lain:
a. biaya pembelian bahan;
b. biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium,
bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang;
c. bunga, sewa, dan royalti;
d. biaya perjalanan;
e. biaya pengolahan limbah;
f. premi asuransi;
g. biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan
peraturan menteri keuangan;
h. biaya administrasi; dan
i. pajak kecuali Pajak Penghasilan
Contoh :
Dana pensiun X yang pendiriannya telah mendapat pengesahan dari menteri keuangan
memperoleh penghasilan bruto yang terdiri atas :
Penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak Rp. 100.000.000
Penghasilan bruto lainnya Rp. 300.000.000 +
Jumlah penghasilan bruto Rp. 400.000.000
Apabila seluruh biayanya sebesar Rp. 200.000.000, biaya yang boleh dikurangkan untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan adalah
¾ x Rp. 200.000.000 = Rp. 150.000.000
Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh aset berwujud dan amortisasi
2 atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai
masa manfaat lebih dari satu tahun
Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh menteri
3 keuangan
Kerugian karena penjualan atau pengalihan aset yang dimiliki dan digunakan
4 dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan
Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih
kepada Direktorat Jendral Pajak
Non Deductible expense adalah biaya-biaya yang tidak terkait dengan kegaiatan
mendapatkan, memelihara, dan menagih penghasilan. Berikut ini yang tidak termasuk
non-deductible expense sesuai pasal 9 ayat (1) UU Nomor 36 Tahun 2008
Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apa pun seperti dividen, termasuk
1 dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan
pembagian sisa hasil usaha koperasi.
Jumlah yang melebihi kewajaran yang kredibel kepada pemegang saham atau
6 kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan
dengan pekerjaan yang dilakukan.
Contoh :
Seorang tenaga ahli yang merupakan pemegang saham dari suatu badan memberikan jasa
kepada badan tersebut dengan memperoleh imbalan Rp. 50.000.000 ( lima puluh juta).
Apabila untuk jasa yang sama yang diberikan oleh tenaga ahli lain yang setara hanya
dibayar Rp. 20.000.000 (dua puluh juta), jumlah Rp.30.000.000 (tiga puluh juta) tidak dapat
dibebankan sebagai biaya. Bagi tenaga ahli yang juga pemegang saham tersebut jumlah
sebesar Rp.30.000.000 (tiga puluh juta) dianggap sebagai dividen.
Aset yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b UU PPh,kecuali
seumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai sampai
7 huruf m UU PPh serta zakat yang diterima oleh lembaga amil zakat atau lembaga
amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan
keagaman yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang
diterima oleh lembaga yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang
ketetntuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
8 Pajak Penghasilan.
9 Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan unuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau
orang pribadi yang menjadi tanggungannya
Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa
11 denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang
perpajakan.
Peraturan Pemerintah Nomor 138 Tabun 2000 tentang Penghitungan Penghasilan
Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan mengatur pula
mengenai pengeluaran dan biaya yang tidak boleh dikurangkan dalam menghitung
besarnya Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap
biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang bukan merupakan
objek pajak
1 2
Pajak Masukan (Pasal 9 ayat Pajak Masukan berkenaan dengan pengeluaran yang tidak
(8) huruff dan huruf g) dapat dikurangkan dalam menentukan besaran Penghasilan
sepanjang tidak dapat Kena Pajak (Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Pajak
dibuktikan bahwa Pajak Penghasilan). Terhadap Pajak Masukan, walaupun dapat
Masukan tersebut benar- dikurangkan dari penghasilan bruto, tetapi perlu
benar telah dibayar diperhatikan bila hal tersebut terkait dengan pengeluaran
untuk memperoleh aset berwujud dan / atau aset tak
berwujud serta biaya lainya yang mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun terlebih dahulu harus dikapitalisasi
dengan pengeluaran/biaya tersebut dan dibebankan melalui
penyusutan dan amortisasi
THANK YOU!