PEMBAHASAN
Management dimana wajib pajak badan ini bergerak di bidang kesehatan berupa
rumah sakit yang berada di wilayah Klaten. PT. Klinik Sejahtera memperoleh
pendapatannya dari pasien-pasien yang berada di rumah sakit baik rawat inap
terbentuk laporan keuangan secara fiskal, saat ini laporan disusun secara
keuangan dan kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
ekonomi.
32
Berikut adalah laporan laba rugi PT.Klinik Sejahtera sebelum melakukan
Rekonsiliasi Fiskal :
Tabel 4
PT. Klinik Sejahtera
INTISARI RUGI LABA
PERIODE 01 JANUARI s/d DESEMBER 2015
I. PENDAPATAN
1. Pendapatan Umum :
A. Pendapatan Obat & Alkes Rajal 904.737.538
B. Pendapatan Obat & Alkes Ranap 8.243.911.384
C. Pendapatan Business Unit Utama 8.324.905.486
D. Pendapatan Business Unit Dukungan 834.461.635
E. Pendapatan Administratif 725.638.395
F. Discount / Potongan (24.613.635)
TOTAL PENDAPATAN 19.009.040.802
II. HPP
1. Harga Pokok Penjualan 9.296.394.019
LABA KOTOR 9.712.646.783
33
IV. PENDAPATAN & BIAYA LUAR USAHA :
1. Pendapatan Bunga Bank 37.208.497
2. Pendapatan Sewa Optik 4.219.870
3. Pendapatan Lain-lain 119.618.924
4. Biaya Administrasi (441.789.311)
5. Biaya Sosial (67.141.051)
6. Biaya Pajak -
7. Biaya Lain-lain (Beban Non Operasional
(77.426.715)
lainnya)
TOTAL PENDAPATAN & BIAYA LUAR USAHA : (425.309.786)
(425.309.786)
LABA BERSIH 1.822.793.943
Dari laporan laba rugi di atas,berikut rincian dan catatan yang perlu
diketahui :
Pendapatan Business Unit Utama & Business Unit Dukungan PT. Klinik
B. HPP
34
HPP:
Pembelian : Rp 9.343.887.953 +
dijadikan penentu besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi wajib pajak karena tidak
diakui secara fiskal, maka dalam pembuatan laba/rugi secara fiskal baik biaya-
biaya/beban serta pendapatan final atau penghasilan yang masih menurut Standart
Akuntansi tersebut maka harus dilakukan Koreksi Positif dan Koreksi Negatif.
35
4.3 Analisa Penentuan Koreksi Positif dan Koreksi Negatif
pendapatan yang tidak diakui secara fiskal maka akan dikoreksikan baik secara
A. Koreksi Positif
karena transaksi tersebut bagi pihak yang menerima bukan lah merupakan
36 Tahun 2008.
36
yang diterima dalam bentuk uang. Penggantian atau imbalan dalam bentuk
B. Koreksi Negatif
diubah menjadi UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 huruf (f) Pendapatan Bunga
Bank harus dikoreksi karena pendapatan yang bersifat final sehingga tidak
kena pajak yaitu pendapatan Optik yang merupakan objek PPh Pasal 4 ayat
fiskal.
37
c. Untuk Pendapatan Lain-lain
pendapatan ini bersifat final berdasarkan pasal 4 ayat (2) huruf a UU PPh
No.36 Tahun 2008 maka harus dikoreksi negatif yang nantinya akan
C. Penyusutan Fiskal
Tabel 5
Daftar Penyusutan Aktiva (Fiskal) PT. Klinik Sejahtera
Tahun 2015
Jenis
Kelompok Tarif Harga Perolehan Penyusutan
Aktiva
Kendaraan II 12,5% Rp 630.614.000 Rp 78.826.750
Alat/Mesin
II 12,5% Rp 3.379.331.598 Rp 422.416.450
Kantor
Alat
III 6,25% Rp 5.455.243.374 Rp 340.952.710
Kesehatan
Bangunan Permanen 5% Rp 2.040.582.735 Rp 102.029.136
Total Penyusutan Rp 944.261.046
Sumber : KKP Adiyanto Consultant Management (data diolah)
serta direktur dari PT. Klinik Sejahtera adalah penyusutan Bukan Bangunan
38
perhitungan penghasilan kena pajak hanya 50%, sehingga yang dapat diakui
Rp 78.826.750.
adalah penyusutan Bukan Bangunan yang termasuk kelompok III, hal ini
dilihat dari masa manfaat dari alat kesehatan tersebut. Terdapat perbedaan
temporer juga. Artinya secara keseluruhan bahwa beban atau pendapatan yang
- Penyusutan yang termasuk Bangunan Permanen dan juga tanah dari PT. Klinik
ayat 1 huruf b, bahwa penyusutan atas pengeluaran untuk harta berwujud yang
masa manfaatnya lebih dari 20 tahun dapat diakui sebagai pengurang dalam
39
Tabel 6
KOREKSI FISKAL
PERIODE JANUARI S/D JDESEMBER 2015
PT. KLINIK SEJAHTERA
KOREKSI NEGATIF
1. Pendapatan Bunga Bank 37.208.497
2. Pendapatan Sewa 4.219.870
3. Pendapatan Lain-lain 119.618.924
TOTAL KOREKSI NEGATIF (161.047.291)
40
SKP
Penghasilan Kena Pajak 1.748.793.154
fiskal terhadap beberapa akun transaksi baik koreksi positif maupun koreksi
Rp 1.748.793.154.
Tabel 7
PERHITUNGAN PAJAK TAHUN 2015
ANGSURAN MASA PPH 25 TAHUN 2016
PT. KLINIK SEJAHTERA
1. Peredaran Usaha 19.009.040.802
2. Penghasilan Kena
Pajak
A. Penghasilan Kena
1.748.793.154
Pajak
B. Kompensasi
0
kerugian Th.2014
C. Penghasilan Tidak
0
Kena Pajak
D. Penghasilan Kena
(154)
Pajak (Pembulatan)
TOTAL
PENGHASILAN
KENA PAJAK 1.748.793.000
3. Hutang Pajak
A. PKP yang
(4.800.000.000/19.009.040.802)X
mendapatkan 441.590.214
1.748.793.000
fasilitas
TARIF PAJAK (50% X 25%)X 441.590.214 55.198.776
41
B. PKP yang tidak
mendapatkan 1.748.793.154 - 441.590.214 1.307.202.940
fasilitas
TARIF PAJAK 25% X 1.307.202.940 326.800.735
PAJAK TERUTANG 381.999.511
4. Prepaid Tax
A. PPH 23 -
B. PPH 25 276.816.944
TOTAL (276.816.944)
TOTAL PAJAK
105.182.567
TERUTANG
5. ANGSURAN
MASA PPH 25 (381.999.511 / 12) 31.833.293
TAHUN 2016
Dari perhitungan di atas, peredaran usaha yang dimiliki oleh PT. Klinik
Sejahtera dalam periode tahun pajak 2015 saat itu adalah sebesar
Rp 19.009.040.802. Maka dengan hasil koreksi terhadap laporan laba rugi yang
telah dilakukan, total penghasilan kena pajak PT. Klinik Sejahtera adalah sebesar
dikenakan tarif 50% x 25% sesuai dengan tarif penghasilan kena pajak yang
perpaid selama tahun pajak 2015 pada lampiran. Sehingga diperoleh Total Pajak
42
terutang PT. Klinik Sejahtera adalah Rp 105.182.567 dengan angsuran masa
43