Usaha
1. Tanah *)
2. Bangunan **)
E. BIAYA LAINNYA:
16. Biaya rapat-rapat (termasuk Musdes) 1 paket 2,050,000 2,050,000
17. Biaya pelatihan peningkatan kapasitas pengelola 1 paket 1,400,000 1,400,000
TOTAL BIAYA LAINNYA (D) 3,450,000
A. INVESTASI
B. MODAL KERJA
3. Biaya lainnya - - - - -
2. Lain-lain - - - - -
TOTAL ARUS KAS MASUK (A) 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000
3. Bunga bank - - - - -
4. Pajak - - - - -
5. Lain-lain - - - - -
TOTAL ARUS KAS KELUAR (B) 8,170,000 8,170,000 8,170,000 8,170,000 8,170,000
D. BIAYA USAHA
1. ATK 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000
2. Gaji/Insentif Pengelola 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000
3. Biaya promosi - - - - -
4. Biaya Penyusutan 7,296,667 7,296,667 7,296,667 7,296,667 7,296,667
5. Lain-lain - - - - -
Total Biaya Usaha 15,466,667 15,466,667 15,466,667 15,466,667 15,466,667
F. BUNGA - - - - -
H. PAJAK - - - - -
Hasil perhitungan tersebut diatas menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk kembali
modal adalah selama 3 tahun lebih 2 bulan. Jika batasan periode waktu kembali modal yang
dapat diterima adalah 5 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan usa-ha pengelolaan air
BUM Desa “GANTING” dinyatakan layak untuk direalisasikan, karena modal yang ditanamkan
akan kembali dalam waktu yang lebih cepat dari waktu maksimum yang dapat diterima.
Metode Net Present Value (NPV)
Net Present Value (nilai sekarang) yaitu selisih antara biaya investasi dengan nilai sekarang dengan peneri
maan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang.
Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentu-kan tingkat bunga yang berlaku.
Keterangan:
AKt = aliran kas per tahun pada periode t Io = investasi awal pada tahun ke-0
= suku bunga (discount rate) à biasanya suku bunga sertifikat Bank Indonesia atau bunga de-posito digunakan
sebagai acuan
Kriteria penilaian:
jika NPV > 0, maka usulan rencana usaha diteri-ma
jika NPV < 0, maka usulan rencana usaha ditolak
jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walaupun usulan rencana usaha diterima ataupun ditolak.
Perhitungan NPV Arus Kas Bersih untuk Unit Usaha
PengelolaanAir Minum BUM Des
DISCOUNT
TH PRESENT
URAIAN ALIRAN KAS RATE
ke VALUE
(b=7%)
NPV 22,897,784
Break Even Point (BEP) merupakan keadaan yang menunjukkan Total
Pendapatan sama dengan Total Biaya.
Total Pendapatan adalah jumlah unit barang terjual dikalikan harga satuan
barang, sedangkan total biaya merupakan penjumlahan dari biaya tetap
dan biaya variabel. Rumus BEP adalah sebagai berikut:
BEP = Biaya Tetap : (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel Rata-Rata)
Biaya tetap pengelolaan air BUM Desa “GANTING” sebesar Rp. 8.170.000,- per tahun atau Rp.
680.833,-per bulan. Biaya tetap ini untuk membayar ATK dan gaji/tunjangan pengurus dan
pengelola. Biaya varia-belnya Rp. 0,- karena produksi air tidak menggunakan mesin (tinggal
mengalirkan saja melalui perpipaan) dan tidak ada biaya tenaga kerja langsung. Jumlah
pelanggannya sebanyak 400 rumahtangga. Berarti Bi-aya Tetap per pelanggan per bulan = Rp.
680.833,- : 400 = Rp. 1.702. Harga jual per M3 sebesar Rp. 250,-. Berdasarkan data tersebut
BEP dapat dihitung seba-gai berikut:
BEP = Biaya Tetap : (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel Rata-Rata)
= 1.702 : (250 – 0) = 6.81
Makna dari hasil perhitungan tersebut adalah, untuk mencapai BEP atau titik impas maka volume air yang harus
terjual kepada setiap pelanggan rata-rata 6,81 M3 per bulan, dengan catatan jumlah pelanggan tetap sebanyak
400 rumahtangga.
Harga jual tempe per unit sebesar Rp 500,-, biaya tetap sebesar
Rp 10.000,-, dan biaya variabel sebe-sar Rp 100,-/unit, maka
jumlah yang diproduksi agar mencapai BEP adalah:
BEP = Biaya Tetap : (Harga Jual per Unit – Biaya Vari-abel Rata-
Rata)
10.000/ (500 – 100) = 10.000 / 400
25 unit
Jadi jumlah produksi tempe agar mencapai titik impas adalah 25
unit pada harga Rp 500,-.
Jika biaya tetap dan biaya variabel tidak berubah, dan harga jual
per unit berubah (naik) maka jumlah unit produksi untuk mecapai
BEP akan menjadi lebih kecil.
pengelolaan usaha ekonomi produktif serta pengelolaan sarana dan
prasarana ekonomi
pengelolaan produksi usaha pertanian untuk ketahanan pangan dan usaha pertanian yang difokuskan pada kebijakan
satu Desa satu produk unggulan, antara lain:
◦ pembibitan tanaman pangan;
◦ pembibitan tanaman keras;
◦ pengadaan pupuk;
◦ pembenihan ikan air tawar;
◦ pengelolaan usaha hutan Desa;
◦ pengelolaan usaha hutan sosial;
◦ pengadaan bibit/induk ternak;
◦ inseminasi buatan;
◦ pengadaan pakan ternak; dan
◦ sarana dan prasarana produksi pertanian lainnya yang sesuai dengan analisis kebutuhan dan kondisi Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.
pengolahan hasil produksi usaha pertanian untuk ketahanan pangan dan usaha pertanian yang difokuskan pada
kebijakan satu Desa satu produk unggulan, antara lain:
◦ tepung tapioka;
◦ Kerupuk;
◦ keripik jamur;
◦ keripik jagung;
◦ ikan asin; abon sapi;
◦ susu sapi;
◦ Kopi;
◦ Coklat;
◦ karet; dan
◦ pengolahan hasil pertanian lainnya yang sesuai dengan analisis kebutuhan dan kondisi Desa yang diputuskan dalam
musyawarah Desa.
-