Anda di halaman 1dari 3

BAB 8.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

8.1. KESIMPULAN
(1) Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kesesuaian lahannya, maka dari luasan 6.250
ha, terdapat lahan dengan tingkat kesesuaian lahan Cukup Sesuai (S2) seluas 6.142
Ha dan Sesuai Marginal (S3) seluas 108 Ha.
(2) Areal yang layak untuk penanaman kelapa sawit seluas 5.630 Ha yang terdiri dari
4.504 Ha untuk kebun inti dan 1.126 Ha untuk kebun plasma. Kesesuaian lahan
di areal ini adalah tergolong Cukup Sesuai (S2).
(3) Kebun Inti seluas 4.504 Ha akan ditanami kelapa sawit dalam waktu tiga tahun
yaitu pada tahun 2024 seluas 1.560 Ha, tahun 2025 seluas 1.504 Ha, Tahun 2026
seluas 1.440 ha.
(4) Kebun Plasma seluas 1.126 Ha akan ditanami kelapa sawit dalam waktu tiga tahun
yaitu pada tahun 2024 seluas 390 Ha, tahun 2025 seluas 376 Ha, Tahun 2026
seluas 360 ha.
(5) Kegiatan pengadaan bibit dan pembangunan prasarana dan sarana akan
dilaksanakan pada tahun 2023.
(6) Pabrik pengolahan kelapa sawit (Pabrik PKS) akan dibangun dengan kapasitas 45
ton tbs/jam. Kebutuhan bahan baku pabrik ini akan dipenuhi dari hasil produksi
kebun inti dan kebun plasma dengan total luas areal pertanaman kelapa sawit
sebesar 5.630 ha. Kebutuhan bahan baku TBS, selain dari produksi inti dan plasma
juga akan menerima produksi TBS dari kebun-kebun masyarakat yang ada di
sekitar lokasi kegiatan. Pabrik PKS akan dibangun pada tahun 2027, yaitu satu
tahun sebelum kebun berproduksi.
(7) Pengelolaan kebun dengan pola kemitraan (inti-plasma) mengacu kepada
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang
Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan. Areal perkebunan seluas 4.504 Ha
sebagai kebun inti dan 1.126 Ha sebagai kebun plasma
(8) Kegiatan community development akan diarahkan untuk meningkat prasarana dan
sarana social-ekonomi masyarakat setempat guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat.
(9) Biaya investasi dan biaya operasional sampai dengan kebun mulai berpoduksi
adalah :
- Biaya investasi : Rp. 597.145.990.000,-
- Biaya operasional : Rp. 70.479.397.000,-
Jumlah : Rp. 667.625.387.000,-

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit VIII - 1
PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 8.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

(10) Dana investasi dan operasi untuk pembangunan kebun kelapa sawit ini bersumber
dari penyertaan modal sendiri dan memanfaatkan jasa kredit dari perbankan yang
terdiri dari kredit investasi dan kredit modal kerja. DER (Debt Equity Ratio) atau
perbandingan antara pinjaman dan modal sendiri adalah 65 : 35. Tingkat suku
bunga untuk kredit investasi dan modal kerja sebesar 17,5%.
Rencana besarnya sumber modal dari masing-masing sumber adalah :
- Dana Perusahaan : Rp. 225.062.072.000,-
- Dana Pinjaman Perbankan : Rp. 417.972.419.000,-
Jumlah : Rp. 643.034.490.000,-
(11) Dengan memperhitungkan pembiayaan yang disediakan, maka arus kas yang
keluar dan masuk selama jangka waktu pengusahaan adalah sebagai berikut :
- Penerimaan : Rp. 9.327.254.943.000,-
- Biaya : Rp. 5.241.275.077.000,-
Saldo akhir kas : Rp. 4.085.979.866.000,-
(12) Secara garis besar proyeksi laba rugi adalah sebagai berikut n:
- Laba Komulatif Sebelum Pajak : Rp. 5.268.171.100.000,-
- Pajak Komulatif : Rp. 1.347.493.538.000.-
Laba bersih Komulatif /setelah pajak : Rp. 3.920.677.562.000.-
(13) Berdasarkan analisis financial telah dilakukan diperoleh IRR sebesar 34,25%
dengan tingkat suku bunga riil yang diperkirakan sebesar 17,5% per tahun, maka
IRR proyek > dari opportunity cost of capitalnya.
(14) Pada tingkat discount faktor 25% pertahun, kegiatan pengusahaan masih
menunjukkan NPV (+) sebesar Rp. 96.567.383.000,- yang berarti proyek masih
viable.
(15) Gross Benefit Cost Ratio diperoleh sebesar 1,31 kegiatan pengusahaan masih
menunjukkan nilai B/C Ratio > dari 1, yang berarti kegiatan pengusahaan layak
dilaksanakan.
(16) Dari hasil analisa kepekaan di atas diketahui bahwa pada kondisi terjadi kenaikan
biaya sebesar 10% dan pendapatan tetap diperoleh nilai IRR masih jauh berada
diatas suku bunga (32,58%), NPV positip, B/C Ratio > 1 dan pada kondisi terjadi
penurunan pendapatan sebesar 10% dan biaya tetap diperoleh nilai IRR masih di
atas suku bunga (32,36%) NPV positip, B/C Ratio > 1. Kemudian pada kondisi
terjadi kenaikan biaya sebesar 10% secara bersamaan terjadi juga penurunan
pendapatan sebesar 10% nilai IRR yang dihasilkan masih di atas suku bunga
(29,38%), NPV positip, B/C Ratio > 1. Dengan demikian, hasil analisis
sensitivitas menunjukkan proyek dapat dinyatakan layak untuk dilaksanakan.

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit VIII - 2
PT. AGRO SAWIT MAS
BAB 8.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

(17) Kontribusi pajak kegiatan perkebunan kelapa sawit PT. Agro Sawit Mas akan
mencapai total Rp 1.347.493.538.000.- atau sebesar rata-rata Rp 56.145.564.000,-
per tahun.
(18) Program pengembangan kebun plasma masyarakat memberikan sumbangan
peningkatan pendapatan petani plasma dengan perkiraan pendapatan sebagai
berikut : setiap tahun petani plasma akan memperoleh pendapatan bersih sekitar
Rp 41.054.131,- pada tahun pertama yang diperoleh dari upah, dan selanjutnya
meningkat secara bertahap dan mencapai sekitar Rp 165.027.575,- pada tahun ke-
10. Secara akumulatif, jumlah pendapatan bersih petani selama periode proyeksi
adalah sekitar Rp 2.915.423.227,-.
8.2. REKOMENDASI
(1) Bahan baku pabrik PKS dengan kapasitas sebesar 45 ton tbs/jam belum optimal
jika hanya disuplai dari kebun seluas 5.630 Ha (kebun inti dan kebun plasma).
Oleh karena itu ke depannya agar dapat menampung hasil produksi dari pekebun-
pekebun masyarakat sekitar.
(2) Mengingat penguasaan teknis budidaya tanaman kelapa sawit yang baik (dari
penanaman, pemeliharaan sampai dengan cara panen) dari sebagian besar
penduduk setempat masih belum memadai, maka diperlukan pemantapan
kelembagaan yang dapat menunjang peningkatan teknik budidaya tanaman.
Peningkatan penguasaan teknis budidaya ini dapat dilaksanakan melalui program-
program pelatihan.

Perubahan Proposal Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit VIII - 3
PT. AGRO SAWIT MAS

Anda mungkin juga menyukai