Anda di halaman 1dari 10

BAB XII

INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN

12.1

Investasi
Kajian teknis, ekonomi dan keuangan yang dilakukan oleh PT. Kaol

Mineral Indonesia, pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui kemampulabaan


pengusahaan pertambangan kaolin PT. Kaol Mineral Indonesia,yaitu di Dusun
Jetak, Desa Karangsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis ini dilaksanakan berdasarkan umur
tambang yang telah di tetapkan akan berlangsung selama lima tahun sesuai
dengan target produksi tahunan yaitu 1.200.000 ton/tahun yang direncanakan pada
bab sebelumnya.
Analisis mengenai investasi dan keekonomian dilakukan berdasarkan
konsep aliran tunai diskon (discounted cash flow analysis). Masukan utama untuk
analisis komponen biaya kapital adalah berasal dari biaya produksi, sedangkan
faktor penting lainnya adalah produktivitas dan harga jual kaolin yang merupakan
hasil produksi dari pengolahan yang dilakukan PT. Kaol Mineral Indonesia.
Analisis ini dibuat berdasarkan alternatif pola kerja yang akan ditetapkan yaitu :
1. Operasi penambangan dilakukan sendiri dengan konsekuensi adanya suatu
keperluan biaya kapital yang cukup besar untuk pembelian peralatan tambang
pada awal sebelum dimulainya kegiatan penambangan.
2. Seluruh kegiatan penambangan dilakukan dengan sistem kontrak. Pada pola
kerja ini tidak ada beban kapital, namun tetap memperhatikan biaya investasi
infrastruktur dan peralatan pembantu.
Asumsi yang digunakan dalam analisis keuangan dan keekonomian adalah
1. Pembiayaan adalah 80 % yang nilainya sebesar Rp Rp 478.683.652.319,merupakan

modal

sendiri

dan

20%

yang

nilainya

sebesar

Rp

Rp119.670.913.080,- pinjaman.
2. Suku bunga pinjaman dalam Rupiah adalah 10 % per tahun (berdasarkan suku
bunga yang ditetapkan di Bank Mandiri) Tahun 2014

12 - 1

3. Harga jual produk berukuran 800# adalah Rp. 700.000,- / ton


Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan sebagai modal awal untuk
melaksanakan suatu proyek terdiri dari :
1. Modal tetap yang terdiri dari :
a.Biaya persiapan penambangan meliputi biaya studi kelayakan, survey,
eksplorasi dan pemetaan, pembebasan lahan, perijinan, pembabatan pohon,
pengupasan lapisan penutup, pembuatan saluaran, jalan tambang dana
AMDAL.
b.

Biaya pembelian peralatan penambangan, pengolahan, inventaris


serta peralatan pendukung.

c.Biaya pembangunan fasilitas dan jaringan instalasi.


2. Modal kerja
a. Biaya perawatan alat-alat
b. Kebutuhan bulanan kantor ( air, listrik, telepon, dan lain-lain)
12.1.1 Modal Tetap
1. Pengurusan Perijinan dan Eksplorasi
PT. Kaol Mineral Indonesia telah menginvestasikan dana Penyelidikan
Umum dan Eksplorasi sebesar Rp.70.256.000.000,-serta Pengurusan perijinan
sebesar Rp.315.000.000,-. (Perincian biaya dapat dilihat pada Lampiran L.1.)
2. Pembebasan Lahan
Kegiatan pembebasan lahan terdiri dari ganti rugi tanah, rumah,
&pepohonan. Biaya pembebasan lahan per m2 sebesar Rp 1.100.000, luas lahan
yang dilakukan pembebasan seluas 35 Ha atau 350.600 m2 dengan biaya
keseluruhan sebesar Rp.385.000.000.000,-. (Perincian biaya dapat dilihat pada
Lampiran L.1.)

3. Persiapan Penambangan

12 - 2

a.Pembabatan dan Persiapan Jalan serta Bangunan


Lahan tempat operasi penambangan harus dipersiapkan terlebih dahulu
sebelum aktivitas penambangan dimulai. Persiapan lahan mencakup
pekerjaan pembabatan pohon dan pengupasan tanah penutup untuk
pembuatan jalan danpersiapan bangunan.
b.

Penyiapan Pembuatan Jalan Tambang, dan Bukaan Tambang


Pada tahap persiapan penambangan, dipersiapkan pemboran sebagai cara
pengambilan sample untuk menunjang kegiatan penambangan kaolin dengan
sistem penambangan terbuka dengan metode quarry.

4. Kontruksi dan Rekayasa


a.

Bangunan
Investasiuntuk pembuatan bangunan seperti kantor, pabrik pengolahan,
stockyard, mess karyawan, tempat ibadah, aula pertemuan, poliklinik, parkir
unir, bengkel, gudang bahan bakar, bengkel, kantin, sport hall, pos
pemantauan,power supply, dan pos keamanan. Semua bangunan tersebut
menghabisakan

biaya

Rp

2.180.000.000,-(Perincian

biaya

pembuatan

bangunan dapat dilihat pada Lampiran L.2.)


b.

Infrastruktur
Investasi untuk infrastruktur seperti pembuatan jalan tambang,
pembuatan parkiran, instalasi jaringan listrik, instalasi jaringan air, instalasi
jaringan telepon menghabisakan biaya Rp 560.000.000,- (Perincian biaya
pembuatan infrastruktur dapat dilihat pada Lampiran L.2.)

c. Sarana Tambang
Investasi untuk

sarana

tambang

berupa

kolam

pengendapan

menghabiskan biaya Rp 140.000.000,-(Perincian biaya pembuatan sarana


tamabng dapat dilihat pada Lampiran L.2.)

d.

Total Investasi Konstruksi dan Rekayasa

12 - 3

Jumlah total investasi konstruksi dan rekayasa Rp 2.880.000.000,perincian biaya total investasi konstruksi dan rekayasa.(Perincian biaya dapat
e.

diliha pada Lampiran L.2.)


Total Inventarisasi
Jumlah total inventarisasi

peralatan

kantor

senilai

Rp.

18.348.805.000,00 (Perincian biaya total inventarisasi dapat dilihat pada


Lampiran L.3.)
5. Peralatan
a.

Peralatan Operasi
Investasi untuk peralatan operasi diperhitungkan penggunaan hingga
tahun ke lima besar, sebesar Rp 47.795.300.000,-(Perincian investasi peralatan
operasi dapat dilihat pada lampiran L.4.)

b.

Peralatan K3
Investasi untuk peralatan K3 sebesar Rp 141.925.000,-(Perincian
investasi peralatan K3 dapat dilihat pada lampiran L.4.)
Investasi Peralatan ditambahkan dengan inventarisasi peralatan kantor
berjumlah Rp Rp47.937.225.000,-(Perincian total investasi peralatan dapat
dilihat pada lampiran L.4.)

12.1.2 Modal kerja


Modal kerja adalah modal yang diperlukan untuk membiayai proyek
terhitung sejak dimulai sampai proyek tersebut diperkirakan menerima
pendapatan dari hasil penjualan. Modal kerja diperkirakan sebesar total biaya
operasi selama 12 bulan pada tahun pertama proyek, yakni sebesar Rp
494.454.381.594,- (Perincian investasi modal kerja dapat dilihat pada Lampiran
L.19.)

12.1.3 Total Investasi Kerja

12 - 4

Total investasi kerja diketahui dari hasil modal tetap Rp. 474.740.970.000
ditambah dengan modal kerja Rp. 123.613.595.399

yakni sebesar Rp.

598.354.565.399,-. (Perincian total investasi kerja dapat dilihat pada Lampiran


L.8.)
12.1.4 Sumber Pembiayaan
Dana yang dibutuhkan bagi keperluan investasi dapat dilihat pada
lampiran L.20 yang direncanakan dari Modal Sendiri (equity) 80% senilai Rp.
478.683.652.319,- dan Pinjaman (debet) 20% senilai Rp. 119.670.913.080,-.
12.2 Biaya Operasi
12.2.1 Biaya operasi Tetap
a.

Gaji karyawan
Gaji karyawan, untuk menggaji 79 karyawan pada tahun pertama adalah
sebesar Rp 1.201.800.000,- Dengan kenaikan gaji 5% per tahun.(Rincian biaya
gaji karyawan dapat dilihat pada Lampiran L.16.)

b.

Konsumsi karyawan
Konsumsi karyawan, untuk 79 karyawan dengan makan 2x sehari + snack,
maka biayanya adalah sebesar Rp 598.800.000,-/tahun. Pada tahun berikutnya
biaya makan dinaikkan sebesar 8% tahun. (Rincian biaya konsumsi karyawan
dapat dilihat pada Lampiran L.21.)

c. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),


Meliputi bumi lokasi penambangan, bumi dan bangunan lokasi tata letak,
bumi lokasi stockyard. Nilai PBB setiap tahun Rp 285.000.000,-.
d. Pajak penghasilan berdasarkan UU No.36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan, adalah sebesar 25%.
e. Amortisasi
Amortisasi, berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak dan
Penghasilan, maka biaya amortisasi yaitu Rp 35.425.744.455,-(Rincian
amortisasi dapat dilihat pada Lampiran L.6.)
f.

Depresiasi
Depresiasi merupakan pengeluaran atas berkurangnya nilai dari suatu
benda modal. Besarnya penyusutan diatur berdasar UU No. 36 tahun 2008,

12 - 5

dimana metode penyusutan yang di ijinkan untuk digunakan adalah metode


garis lurus dan metode saldo menurun. Besarnya depresiasi total pada tahun
pertama yaitu Rp. 5.033.321.944,00 (lampiran L.5)
12.2.2 Biaya Operasi Tidak Tetap
a.

Royalti
Biaya royalty sebesar 10 % dari pendapatan hasil penjualan kaolin
pertahun. Royalty dibayarkan setiap akhir tahun penjualan yaitu sebesar Rp.
6.969.600.000,- pada tahun pertama.

b. Biaya Pemakain Listrik, Telepon, dan Air


Biaya yang dikeluarkan pada tahun pertama untuk biaya tersebut yakni
sebesar Rp 480.814.400,-. Pada tahun selanjutnya biaya tersebut mengalami
kenaikan sebesar 8%.
c.

Kebutuhan BBM, Pelumas, dan Biaya Perawatan


Biaya yang dikeluarkan pada tahun pertama untuk biaya tersebut yakni
sebebsar Rp. 709.500.000,- (pelumas), Rp

1.389.492.000,- (BBM), Rp

1.902.416.250,- (Perawatan). Pada tahun selanjutnya biaya tersebut mengalami


kenaikan sebesar 8%.
d.

K3 dan pengembangan Masyarakat


Biaya K3 dan Pengembangan Masyarakat ini sebesar Rp 900.000.000,pada tahun pertama dan mengalami kenaikan sebesar 8% ditahu berikutnya.

e.

Biaya Jaminan Pascatambang


Biaya reklamasi dan penutupan tambang dihitung berdasar aturan yang
ditetapkan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Reklamasi dan Penutupan Tambang. Besarnya biaya jaminan reklamasi dan
penututpan tambang keseluruhan adalah sebesar Rp 365.237.000,00,- yang
akan diterbagi dan di tempatkan pada tahun keempat sampai dengan tahun ke15.

12.3

Pendapatan

12 - 6

Tabel 12.1
Hasil Analisis Kepekaan Terhadap Perubahan Harga Jual

Pendapatan selama lima belas tahun berasal dari hasil penjualan kaolin per
tahun, sesuai dengan harga yang berlaku. Penjualan kaolin dilakukan di kantor
pemasaran serta pengambilan kaolin di gudang persediaan. Harga jual kaolin
sebesar Rp 700.000 per ton dengan kenaikan harga kaolin 8% setiap tahunnya.
Hasil penjualan kaolin selama lima tahun adalah seperti pada tabel berikut :
12.4. Analisis Kelayakan
12.4.1. DCFROR
Tingkat Bunga Pengembalian (Internal Rate of Return/IRR atau
DCFROR)suatu investasi didefinisikan sebagai tingkat suku bunga yang akan
menyebabkan nilai ekuivalen biaya investasi sama dengan ekuivalen penerimaan
atau tingkat suku bunga yang dapat menyebabkan nilai sekarang bersih (NSB)
sama dengan nol (Stermole, Franklin,J., 1990).Pengertian diatas dirumuskan
sebagai berikut :

C t n Co t

t 0 1 i t
t 0 1 i t
n

keterangan :

Ct

= aliran kas masuk tahun ke-t;

(Co)t = aliran kas keluar tahun ke-t;


i

= suku bunga pengembalian (rate of return)/IRR;

= umur investasi;

12 - 7

= tahun.

Berdasarkan hasil perhitungan aliran uang kas maka diperoleh


IRR/DCFROR sebesar 136% dapat dilihat pada lampiran L.22.
12.4.2. Nilai Sekarang Bersih / NPV (net present value)
NPV merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran bersih yang
bernilai sekarang dan dihitung berdasarkan tingkat pengembalian minimum. NPV
digunakan dan dihitung nilai ekuivalen pada saat ini dari aliran dana yang berupa
pendapatan dan pengeluaran diwaktu yang akan datang dari suatu rencana
investasi atau aset tertentu. (Stermole, Franklin,J., 1990). Dapat dirumuskan
sebagai berikut :
n

NPV
t 0

dengan :

C t

1 i

Co t
t 0 1 i t
n

NPV

= nilai sekarang bersih;

(C)t

= aliran kas masuk tahun ke-t;

(Co)t = aliran kas keluar tahun ke-t;


n

= umur investasi (tahun);

= suku bungan pengembalian (rate of return);

= tahun.

Berdasarkan perhitungan aliran uang kas maka diperoleh besarnya NPV


sebesar Rp. 1.512.751.327.213,54,- dapat dilihat pada lampiran L.22.

12.4.3. PBP ( Pay Back Period )


PBP merupakan periode waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian
modal atau waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi
yang dihitung sejak modal ditanamkan. Beradasarakan perhitungan maka PBP
yang diperoleh yakni 1 Tahun 10 Bulan 21 Hari. (Dapat dilihat pada lampiran
L.22.)
12.5

Analisis Kepekaan

12 - 8

Analisis kepekaan dilakukan untuk mengantisipasi perubahan yang dapat


terjadi di masa yang akan datang meliputi perubahan harga jual, perubahan biaya
operasi.
12.5.1 Perubahan Harga Jual 5%, 10%, 15%
Tabel 12.2
Hasil Analisis Kepekaan Terhadap Perubahan Harga Jual

Dari hasil analisis kepekaan terhadap perubahan harga jual kaolin, baik
untuk penurunan ataupun kenaikan biaya operasi sebesar 5%, 10%, 15% rencana
penambangan kaolin tetap layak secara ekonomis. Dapat disimpulkan bahwa
proyek tidak peka terhadap perubahan biaya operasi kaolin.

12.5.2 Perubahan Biaya Operasi 5%, 10%, 15%


Tabel 12.3
Hasil Analisis Kepekaan Perubahan Biaya Operasi

Dari hasil analisis kepekaan terhadap perubahan biaya operasi kaolin, baik
untuk penurunan ataupun kenaikan biaya operasi sebesar 5%, 10%, 15% rencana
penambangan kaolin tetap layak secara ekonomis. Dapat disimpulkan bahwa
proyek tidak peka terhadap perubahan biaya operasi kaolin.

12 - 9

12 - 10

Anda mungkin juga menyukai