Anda di halaman 1dari 2

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2020/2021

PROGRAM D III DAN S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA PER PERBANAS
MATA UJIAN/KEL . : PERPAJAKAN II
KODE/SKS : EKA 194072 – 1N1A/ 3 SKS

PROGRAM STUDI : S 1 AKUNTANSI


HARI/TANGGAL : SELASA, 16 FEBRUARI 2021
WAKTU/RUANG : 18.30- 20.30
DOSEN/NO. REG : Drs. Shaufa, MM (NO. REG. 90.649)
JENIS SOAL : ESAI
SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK
TIPE SOAL :-
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PERHATIAN:
1. Seluruh lembar soal ujian dikembalikan kepada Pengawas Ujian
2. Jawablah soal ujian pada kertas lembar jawaban yang disediakan
3. Kode ujian sesuai dengan Kode Mata Kuliah yang ada pada kartu ujian
4. Risiko kesalahan penulisan Mata Ujian dan Kode Ujian menjadi tanggung jawab peserta ujian sendiri
5. Soal ujian terdiri dari 3 (tiga) lembar, 1 soal PPh dan 1 soal PPN.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SOAL HITUNGAN PPh (BOBOT 60 %)


I. PAJAK PENGHASILAN (PPH)

PT. SUBUR MAKMUR, usaha perdagangan Alat Tulis Kantor di Jakarta, pada tahun 2018
mempunyai Daftar Rugi Laba Komersial sebagaimana kolom 1, 2 dan 3 pada Lampiran I;
Dalam rangka penghitungan PPh terhutang dan Penghitungan PPh Yang Masih Harus Dibayar
atau PPh Yang Lebih dibayar tahun 2018, terdapat keterangan-keterangan sebagai berikut:

1) Didalam Penjualan sebesar Rp. 30.760.000.000,- terdapat penjualan kepada


Kementerian Agama sebesar Rp. 3.960.000.000,- dimana jumlah tersebut termasuk PPN
10%;
2) Didalam Harga Pokok sebesar Rp. 21.184.000.000,- terdapat pembelian impor barang
dagangan dengan Nilai Impor sebesar Rp. 1.920.000.000,- PT. SUBUR MAKMUR sudah
mempunyai Angka Pengenal Importir;
3) Didalam Biaya Gaji, Bonus, THR sebesar Rp. 468.000.000,- terdapat pemberian Sembilan
Bahan Pokok kepada pegawai, dengan nilai total selama setahun Rp. 51.000.000,-
4) Biaya PPh Pasal 21 sebesar Rp. 23.400.000,- yang dibebankan perusahaan adalah PPh
Pasal 21 pegawai yang ditanggung PT. SUBUR;
5) Sewa gedung kantor sebesar Rp. 432.000.000,- adalah sewa untuk jangka waktu 5 tahun
yang dimulai sejak 1 Juni 2018 sampai dengan 31 Mei 2023;
6) Rata-rata pinjaman Rp. 480.000.000 dengan bunga 8% dan rata-rata deposito Rp.
400.000.000,- dengan bunga 6 %;
7) Didalam Biaya Telpon terdapat pembelian pulsa Hand Phone yang dibebankan
seluruhnya untuk bagian pemasaran sebesar Rp.3.400.000,-
8) Pembayaran Pajak-pajak Rp. 36.000.000,- terdiri dari :
a. Angsuran PPh Pasal 25 PPh bulan Desember 2017 sebesar Rp. 9.000.000,-
b. Pajak Kendaraan Bermotor milik perusahaan Rp. 22.400.000,-
c. Pajak Kendaraan Bermotor milik pemegang saham Rp. 4.600.000,-
9) Aktiva Tetap disusutkan dengan metode garis lurus (baik penyusutan komersial maupun
penyusutan fiskal). Biaya Penyusutan menurut perusahaan adalah Rp. 250.000.000,-
sedangkan bila dihitung menurut ketentuan perpajakan Rp. 186.375.000,-
10) Didalam Biaya lain-lain sebesar Rp. 357.728.000 terdapat:
a) Sumbangan untuk perayaan Hari Kemerdekaan R.I sebesar Rp. 16.000.000,-
b) Biaya perjalanan pemegang saham dan keluarganya ke luar negeri yang tidak ada
hubungan dengan perusahaan, sebesar Rp. 40.000.000,-
’11. Dividen....
11) Dividen-dividen tersebut berasal dari laba ditahan perusahaan pemberi dividen dan PT.
SUBUR MAKMUR mempunyai saham yang disetor pada pemberi dividen sebesar :
o 16 % dari seluruh modal disetor pemegang saham PT. XYZ;
o 35 % dari seluruh modal disetor pemegang saham PT. ABC.
12) Sisa kerugian yang belum dikompensasikan sebesar Rp. 1.700.807.000,dengan rincian :
- tahun pajak 2012 sebesar Rp.1.000.000.000,-
- Tahun pajak 2013 sebesar Rp. 700.807.000,-
13) Pajak atas penghasilan di Negara X (bukan Indonesia) setara dengan Rp.7.500.000;
14) PPh Pasal 25 tahun 2018 sebesar Rp. 1.376.365.263,- dengan rincian:
- Pokok Pajak Rp. 1.373.365.263,-
- Sanksi Rp. 3.000.000,-
15) Pihak-pihak yang seharusnya memotong atau memungut PPh telah melaksanakan
pemotongan dan pemungutan dengan benar dan tepat waktu;

Hitunglah :
PPh terhutang tahun 2018 dan PPh Yang Masih Harus (lebih) dibayar tahun 2018.

II. PPN DAN PPn BM (BOBOT 40 %).


PT. JAKARTA di Jakarta, baru mulai berproduksi komersil bulan April 2018. PT. JAKARTA
memproduksi barang-barang elektronik berupa kipas angin, setrika, radio-tape dan TV.
TV yang diproduksi termasuk dalam golongan barang mewah dan dikenakan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM) sebesar 20%; PT. JAKARTA dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada tanggal 10 April 2018; Dalam bulan April, Mei dan Juni 2018
tercatat transaksi sebagai berikut:
TGLFAKTUR PAJAK
NO & NOTA RETUR TRANSAKSI HARGA KETERANGAN
(Rp.)

1. 04-04-2018 Pembelian Mesin 1.188.000.000 a)


2. 20-04-2018 Pembelian Onderdil Mesin 237.600.000 b)
3. 23-04-2018 Pembelian Komponen 240.000.000 b)
elektronik
4. 28-04-2018 Penjualan Kipas angin 601.920.000 a)

1. 02-05-2018 Penjualan Radio-tape 155.520.000 c)


2. 11-05-2018 Diterima retur penjualan Kipas 34.848.000 a)
Angin
3. 18-05-2018 Pemberian Cuma-Cuma radio- 147.806.208 d)
tape kepada pegawai.
4. 25-05-2018 Pembelian Mobil Sedan untuk 2.160.000.000 Termasuk PPN
Direktur Perusahaan 10% dan PPn
BM 40%
5. 27-05-2018 Pembelian Mobil Pick up untuk 756.000.000 b)
mengangkut hasil produksi
Catatan Tambahan :
a) Harga tersebut termasuk PPN;
b) Harga tersebut sebelum ditambah PPN;
c) Harga tersebut adalah harga sebelum laba 20% dan sebelum ditambah PPN;
d) Harga tersebut adalah harga kepada pembeli secara umum (setelah laba 20% dan ditambah PPN);
e) Semua PKP lawan transaksi PT. JAKARTA telah dikukuhkan sebagai PKP dan atas semua transaksi
tersebut diatas telah dibuatkan Faktur Pajak pada tanggal sesuai tanggal transaksinya diatas.

Hitunglah :
Bila berdasarkan SPT Masa PPN PT. JAKARTA Masa Pajak Maret 2018 tedapat kelebihan PPN
sebesar Rp.500.000,- Hitunglah PPN Yang Masih Harus Dibayar atau Lebih Dibayar untuk
masing-masing Masa Pajak April dan Mei 2018, dengan terlebih dulu menghitung Dasar
Pengenaan Pajak (DPP) PPN.

---- 16-02-2021 ----

Anda mungkin juga menyukai