bangunan
ATAU
Mencakup
Suatu perhitungan yang menentukan ukuranukuran penampang bahan yang diperlukan agar
mampu mendukung beban-beban atau gayagaya yang bekerja pada konstruksi dengan
tetap memperhitungkan faktor keamanan.
P=mxa
P = gaya
m=
massa
a = kecepatan
5 cm
P1 = Gaya 1
P2 = Gaya 2
R = Resultante
Teknologi dan Rekayasa
Cara lukisan
Cara hitungan
P2
garis kerja
garis kerja
P1
2,5 cm
4 cm
R = (2,5 + 4) cm x 20
= 130 kg (ke arah kanan)
garis kerja
garis kerja
P1
P2
2,5 cm
50
25
6 cm
4 cm
a. Gambarkan vektor P1 =
150
25
= 6 cm
b. Gambarkan vektor P1 =
50
25
= 2 cm
Jadi R = ( 6 2 ) cm x 25
= 100 kg ( arah ke kiri )
Jajaran genjang
Segi banyak
Penyelesaian :
1. Tentukan skala gaya misalnya 1 cm = 25 kg.
2. Gambarkan posisi gaya dengan berskala.
3. Buat jajaran genjang dengan P1 dan P2 sebagai
sisi.
4. Tarik diagonal (dari sudut yang dibentuk P1 dan
P2 dan itulah R1).
Teknologi dan Rekayasa
Perhatikan gambar :
R = 10,2 cm x 25 = 280 kg
Apabila banyak gayanya maka cara yang dipakai
sama dengan yang diatas.
Teknologi dan Rekayasa
Langkah penyelesaian :
1. Gambarkan posisi gaya
dengan berskala.
2. Hubungkan P2 dari ujung P1.
3. Hubungkan P3 dari ujung P2.
4. Hubungkan P4 dari ujung P3.
5. Hubungkan titik tangkap P1
dengan ujung P4 dan itulah
R.
6. Ukur panjang R dan kalikan
dengan skala gaya dan itulah
besar R.
Teknologi dan Rekayasa
Contoh 1 :
Contoh 2 :
R P1 P2 2 P1 P2 cos
P1
R
Penyelesaian .
R P1 P2 2 P1 P2 cos
2
P1. sin(180 )
sin
R
50. sin 45o
111
35,35
111
0,3184
a sin 0,3184
18,57 o
Jadi
next slide
Penyelesaian
Teknologi dan Rekayasa
Diketahui :
P1 = 150 kg
P2 = 50 kg
Ditanya MA ?
Penyelesaian :
MA = P1.2 P2.4
= 150.2 - 50.4
= 300 200
= 100 kgm
Teknologi dan Rekayasa
: MA ?
BEBAN MATI
BEBAN HIDUP
BEBAN ANGIN
BEBAN GEMPA
Teknologi dan Rekayasa
BEBAN
TERPUSAT
BEBAN
MERATA
BEBAN TIDAK
TERBAGI RATA
BEBAN
BEBAN TAK
LANGSUNG
LANGSUNG
3. Muatan/beban terpusat
G
Teknologi dan Rekayasa
Wmaks
tgn
N
tgn = f disebut koefisiengesek.
Sudut disebut sudut gesek.
P3 Wmaks
a
m
Keterangan :
a = percepatan
m = massa benda A
Teknologi dan Rekayasa
H1 = H2
Keadaan Setimbang
Atau H = 0
Contoh :
Jika H1 = 10 N dan H2 = 10 N maka
H = -H1 + H2 = -10 + 10 =0
Teknologi dan Rekayasa
V1 = V2
Keadaan setimbang
Atau
V = 0
Contoh :
Jika V1 = 10 N dan V2 = 10 N
maka
V = V1 V2 = 10 10 = 0
Teknologi dan Rekayasa
M1 = M2 Atau M = 0
Keadaan Setimbang
Contoh :
Jika P1 = 10 N dan P2 = 10 N dan a = 2 m maka
M = -P1.a + P2.a
= -10.2 + 10.2
= -20 + 20
=0
Teknologi dan Rekayasa
Catatan :
Perlu diketahui bahwa walaupun resultan R=0
tidak selamanya diam dalam keadaan seimbang,
untuk itu perlu diselidiki apakah pada benda itu
tidak terjadi atau bekerja suatu kopel.
M1 = P1.a
M2 = P2.b
MR = M 1 + M 2
jika kopel itu tidak terletak dalam satu bidang
datar akan tetapi terletak pada dua bidang
datar.
Teknologi dan Rekayasa
MR = M 2 M 2 2 M M cos
1
2
1
2
Keterangan :
MR = momen
resultante
M1 = momen kopel P1
M2 = momen kopel P2
R = P1 + P2
Teknologi dan Rekayasa
= P2AB
= P2AB
P1AC
= P2AB P2AC
P1AC
= P2BC
AB AC = BC
P1 : P2 = BC : AC
Teknologi dan Rekayasa
P1 + P2 = BC : AC
Teknologi dan Rekayasa
C'
C
R = (P2 - P1)
P1
Teknologi dan Rekayasa
= P2.AB
= P2AB
P1.AC
= P2AB + P2AC
P1.AC
= P2(AB+AC)
P1.AC
= P2.BC
AB + AC
= BC
P1 : P2 = BC : AC