B A B I V P E N U T U P
METODOLOGI
U BAB IPENDAHULUAN
BAB IMI enguPrRaiOkaFnIL
PteEnRtaUnSgAHTAanAgNgapan dan Saran dari
BerisPi mK eenjesiglm pauPnlan
tePernn t an gas
enai pe ekennngiya anjtiarn /
T o
d a r i pos k o n s u lt a n Konsultan terhadap
a l T
Kerangka Acuan
k
Kerja (KAK),
ta
asra Belakang Pendirian
Pekerjaan Perencana
yangMPdeeirunesgnuuclkar aninak,aCnVD.
t e n t a n g La
aR ta aj a Py ra o yRek,a ydan Sistematika
Penyajian
Pemahaman terhadap Kondisi Eksisting juga
Renovasi D Pe r u s ah a a n S t ru k t
o k u m e n U s u la n T e k n isu r O rganisasi
Perusahaan,
Menguraikan Lingkup
secara rinci konsep pendekatan secara
Gedung Jasa Perusahaan, Data dan Pengalaman
PerKaalanttaonr
Tahap II umum, pendekatan teknis, metodologi pelaksanaan,
Pengadilan Perusahaan CV. ARgaEmKAa YASA
RAJAYA khususnya
Program Kerja yang akan dilakukan konsultan dalam
Sumbawa selama 10 Tahun Besar
Terakhir.
Tahun menangani pekerjaan PerenAcnagngaarna. nDisertai
Apresiasi
2014
dan Inovasi, Jadwal Pelaksanaan dan Penugasan
Personil yang dibuat dengan menggunakan Diagram
Batang (Bar Chart) juga Komposisi Tim dan System
BAB I
PENDAHULUAN
UMUM
6
4
USBUALBA2N
TPEKenNdISekatan dan Metodologi
Agar pelaksanaan pencapaian target mutu, waktu dan pembiayaan pembangunan bisa
berjalan dengan baik, sehingga hasil pembangunan yang dihasilkan nanti semakin
berharga serta memiliki kinerja yang baik.
dan
Konsultan pada intinya akan berupaya melaksanakan seluruh lingkup yang diisyaratkan.
Penjabaran pelaksanaan lingkup kegiatan akan diuraikan lebih rinci dalam pendekatan
Masalah dan Metodologi.
6
4
USULAN
g. Tanggapan Terhadap Waktu Pelaksanaan
6
4
Konsultan telah mengetahui keluaran pada tahap pelaksanaan Pekerjaan
6
4
2.2. Uraian Pendekatan, Metodologi, dan Program Kerja
USULAN
TE1K.
sanaan layanan Jasa Konsultansi Pekerjaan Perencanaan
NUMIUSM angunan Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran), mengacu pada
Metodologi pelak
apresiasi konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan
Pelaksanaan Pemb
lasan Pekerjaan (Aanwijzing) untuk paket pekerjaan tersebut di
pemahaman dan
ok dalam penyusunan metodologi ini adalah tercapainya maksud
Berita Acara Penje
atas. Orientasi pok
dan tujuan dari pelaksanaan pekerjaan perencanaan dalam pengendalian dan
Perencanaan teknik bangunan gedung secara memuaskan.
Metodologi ini disusun berdasarkan beberapa pendekatan yaitu pendekatan umum,
pendekatan teknis dan administrasi serta pendekatan professional. Pendekatan-
pendekatan tersebut akan menjadi kerangka dasar dari penyusunan program kerja
secara terperinci khususnya yang berhubungan dengan teknik pelaksanaan
Perencanaan pekerjaan di lapangan.
pelaksanaan
b. Pendekatan Administrasi
Administrasi pelaksanaan pekerjaan Perencanaan merupakan bagian penting yang
tidak boleh diabaikan. Bagian ini merupakan catatan penting mengenai jalannya
pelaksanaan program, mulai dari tahap awal pengendalian dan Perencanaan
pekerjaan, sampai dengan masa pemeliharaan pekerjaan. Administrasi pelaksanaan
program secara umum terdiri dari administrasi teknik, keuangan dan pelaporan.
Dalam pelaksanaan di lapangan konsultan akan menerapkan prinsip -prinsip
administrasi sebagai berikut :
6
4
Menggunakan format - format standar yang sudah ada dan sudah biasa
4. PENDEKATAN PROFESSIONAL
Secara umum tugas konsultan Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan
Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran) dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua)
bagian yaitu :
Dalam Pendekatan Profesional perlu kiranya ditekankan mengenai Prinsip dasar yang
harus dipahami dalam pelaksanaan pekerjaan Perencanaan, yang meliputi hal - hal
sebagai berikut :
6
4
a) Pengendalian Pelaksanaan
USULANKegiatan
Konsultan akan melakukan kegiatan pengendalian dalam lingkup kerja
TEKNI secara cepat, tepat, praktis dan efisien. Kegiatan pengendalian ini meliputi
sasaran, target dan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.
a. Pe
ngetahuan Tentang Dokumen Kontrak
Dalam setiap kegiatan proyek perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan
sistem Perencanaan/pengendalian yang teratur, agar hasil akhir yang dicapai dapat
memuaskan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari proyek itu dan
memenuhi sasaran dan persyaratan yang telah ditetapkan. Pada umumnya dan
sudah menjadi suatu keharusan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai antara
6
4
pemilik proyek dengan pelaksana pekerjaan perlu dibuat suatu Dokumen Kontrak
melaksanakan
b. Pr
ogram Pengendalian dan Perencanaan pekerjaan
Program Pengendalian dan Perencanaan dalam Perencanaan harus dilaksanakan
secara ketat dan terus - menerus sepanjang waktu kontrak, dimana masing - masing
periode mempunyai tahapan/langkah sendiri - sendiri dan berkesinambungan antara
kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya.
Konsultan diwajibkan untuk kerja penuh waktu dalam pemberian saran kepada
Kuasa Pengguna Anggaran pada Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan
Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran) yang masuk dalam paket pekerjaan proyek
dan pelaksanaan kontrak - kontrak. Konsultan akan menentukan dengan jelas dan
spesifik, luas dan dalam cakupan kerja Perencanaan dalam penugasan ini, dan akan
mengkonfirmasikan tingkat pelayanan dan/atau masukan dari staf yang disyaratkan
untuk kepastian cukupnya Perencanaan dan pemeriksaan.
6
4
a) Masa Mobilisasi
6
4
USULAN
TEKNIS
b) Masa Pelaksanaan Pekerjaan Fisik
Pada masa pelaksanaan pekerjaan fisik ada beberapa pokok pengendalian
dan Perencanaan yang dapat dibagi dalam kategori sebagai berikut :
Hal – hal yang perlu dicermati terutama adalah kualitas pada pekerjaan utama.
Agar diperoleh kualitas yang baik, perlu adanya cheking bahan/material, dalam
hal ini kontraktor mengajukan contoh bahan dengan "request sheet" yang
memuat asal bahan, komposisi bahan, hasil test mutu, ukuran type, spesifikasi,
sertifikat dan sifat - sifatnya.
Inspeksi secara terus menerus merupakan salah satu alat dari pengendalian
kualitas, disamping dokumentasi. Serta memberikan pengarahan pada para
pekerja agar sesuai dengan rencana dan spesifikasi, sebagai upaya untuk
mencegah terjadinya penyimpangan.
6
4
2) Pengendalian dan Perencanaan Kuantitas :
USULADNalam pengendalian dan Perencanaan kuantitas pekerjaan ini tugas utama ada
pada Surveyor dan Pengawas lapangan. Harus dipahami betul masalah aturan
TEKNIdan cara pembayaran yang ada di dalam Spesifikasi, mana yang dapat dibayar
dan mana yang tidak dan harus mengacu pada dokumen kontrak dan
Addendum kontrak (bila ada).
3) Pengendalian Biaya/Anggaran :
Pengendalian Biaya/Anggaran yang ada sangat erat hubungannya dengan
pengendalian kwantitas. Karena pada umumnya kontrak - kontrak sekarang
menggunakan sistem Harga Satuan, maka pengendalian kwantitas juga akan
merupakan pengendalian anggaran.
4) Pengendalian Waktu
Pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilakukan untuk menjamin agar
pelaksanaan pekerjaan dapat selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Dengan demikian pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan harus selalu
terkontrol.
SPI adalah perbandingan antara realisasi fisik yang telah dikerjakan dengan
rencana (schedule) yang ada pada periode yang sama. Sedangkan CPI adalah
perbandingan antara dana yang telah dibayarkan dengan dana/biaya yang
tersedia (kontrak).
Secara umum SPI dan CPI dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) kriteria,
yaitu :
6
4
Apabila selama jangka waktu pelaksanaan ini terdapat hal - hal yang tidak sama
USULA(Ndalam hal volume atau biaya dimana jumlah akhir tidak melebihi harga
kontrak)
Sertifikat Pembayaran Bulanan ini atau MC ini harus dilengkapi dengan Back Up
data yang lengkap. Konsultan Pengawas bertanggung jawab atas kebenaran dari
Back Up Data tersebut.
Dalam Back Up Data harus jelas ditulis untuk lokasi dan pekerjaan apa volume -
volume yang dibayarkan pada bulan tersebut.
Perlu diperhatikan betul - betul cara pembuatan dari Price Escalation Certificate
ini biasanya aturannya tercantum dalam Buku 3 Syarat -syarat Umum.
6
4
Hasil Opname terhadap Pekerjaan Yang
TEKNIS telah lengkap
Untuk pembayarannya
6
4
c) Masa Akhir Pelaksanaan
USULAPNada Akhir Pelaksanaan ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan, yaitu :
TEKNIS1) Penyiapan As Built Drawing
Pada akhir masa pelaksanaan Kontraktor diwajibkan membuat As Built
Drawing. Gambar ini akan merupakan dasar pembayaran terakhir. Tanggung
jawab Konsultan adalah memeriksa kebenaran dari As Built Drawing tersebut.
Supaya pada saat akhir pekerjaan kontraktor tidak terlalu banyak, kontraktor
dapat menyiapkan gambar terlaksana ini sedikit demi sedikit seiring dengan
selesainya item - item pekerjaan di lapangan (item pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan/dipasang).
Karena setelah sertifikat akhir ini tidak ada lagi pembayaran. Konsultan
Pengawas harus hati - hati dan harus teliti dalam memeriksa dan
menyiapkannya. Semua hitungan, ukuran, lokasi, aturan pembayaran mulai
dari MC 1 (Monthly Certificate – 1) sampai terakhir/ dihitung ulang.
Demikian juga halnya dengan Final Price Escalation Certificate (jika ada)
3) Claim
Selama mulai periode kontrak mungkin terjadi claim atau tuntutan dari pihak
Kontraktor maupun pihak luar, dalam hal ini konsultan pengawas harus selalu
mendasarkan jawabannya berpedoman dan mengacu pada Dokumen Kontrak
yang ada. Semaksimal mungkin Konsultan harus mengamankan Pemilik dari
segala macam claim/tuntutan yang timbul.
6
4
USULA4N) Provisional Hand Over (Serah Terima Sementara) dan Final Hand
TEKNIS Over (Serah Terima Terakhir)
Biasanya dalam Buku 3 Syarat - syarat umum disebutkan bahwa apabila
pekerjaan sudah mencapai 97 % (dengan syarat pekerjaan utama selesai 100
%). Kontraktor dapat mengadakan Serah Terima Sementara.
6
4
USULAN
TEKNIS
Spesifikasi pekerjaan:
6
4
USULA
b. Perancanganupper structure (struktur atas) yaitu bagian bangunan diatas
TEKNIpeSrmukaan tanah, yang berfungsi sebagai pemikul beban kerja atap dan lantai
bangunan.
Secara umum, keduanya harus merupakan kesatuan yang kokoh dan utuh,
sehingga mampu mengantisipasi perilaku struktur oleh beban-beban yang bekerja
pada struktur tersebut. Dalam perancangan struktur ini, digunakan sebagai berikut:
Untuk menetapkan sistem yang sesuai, perlu inventarisasi permasalahan yang ada,
yang mungkin berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
sistem terpilih. Berdasarkan rencana induk dan site engineering permasalahan yang
dipandang berpengaruh pada penentuan sistem struktur ialah :
Beberapa pekerjaan struktur beton yang perlu diperhatikan dengan seksama adalah
:
a) Deep foundation
Perlu diadakan survei sederhana di area rencana Pembangunan untuk
mendapat beberapa data antara lain :
6
4
dan sebagainya) dan beban-beban yang timbul selama masa konstruksi
6
4
Dari teori tersebut, apabila persoalan galian tanah ini tidak dipersiapkan secara
Ga m bar I.6
TEKN I S
(a). Kondisi sebelum penggalian tanah (b). longsor akibat penggalian tanah
Gambar I.6. Longsor akibat kehilangan sebagian potensi daya-dukung tanah
Dari Gambar I.6 dapat dilihat terjadinya longsoran tanah oleh penurunan daya
dukung tanah (kehilangan sebagian potensi daya-dukung tanah akibat penggalian
tanah). Akibat longsoran ini akan terjadi gangguan tehadap proses konstruksi.
Dalam hal ini terkait dengan kemampuan Konsultan Pengawas untuk melihat dan
mengenal potensi kawasan serta karakteristik nilai-nilai arsitektur bangunan yang
membentuk “image” bagi kawasan lokasi Pembangunan tersebut.
Demikian halnya dengan keberadaan sebuah desain arsitektur akan mudah dikenali
ketika mampu menampilkan “image” yang terbentuk oleh melalui perwujudan
bangunan dan ataupun ruang arsitektur yang diciptakan. Pembangunan Gedung ini
sebagai ruang komunal harus mampu menampilkan “citra diri” sebagai wadah space
yang akomodatif terhadap aktivitas yang diwadahinya serta dapat menampilkan
“image” sebagai bangunan
pendidikan. Ini bertujuan agar tercipta ruang dan atau bangunan arsitektur yang
“mengenal” para pelaku yang diwadahinya, sehingga para pelaku kegiatan nantinya
tidak merasa “terasingkan”.
ma u pun eksternal.
TEKN I S
Pola sirkulasi eksternal yang harus dapat dikendalikan adalah pemilihan dan
pengaturan sirkulasi keluar masuknya material maupun tenaga kerja dengan
pemilihan main entrance dan ataupun service entrance yang sedapatmungkin tidak
menimbulkan crouded dengan pola sirkulasi eksternal (sirkulasi transportasi lalu
lintas). Dengan demikian diharapkan tidak akan mengganggu kelancaran arus lalu
lintas transportasi kendaraan dan ataupun aktivitas lainnya.
Zonifikasi dalam Pembangunan Gedung ini sangat terkait dengan jenis dan
karakteristik dari aktivitas yang terjadi pada tiap-tiap ruangan ataupun pola aktivitas
secara menyeluruh dalam suatu wadah bentuk arsitektur.
6
4
Zonifikasi dalam Pengendalian dan Perencanaan Pembangunan Gedung ini dapat
Merupakan zoning bagi kegiatan yang lebih memerlukan tingkat keprivasian lebih
ketika terjadi interaksi antara para staf dalam menyelesaikan permasalahan-
permasalahan khusus yang harus diselesaikan dengan pihak intern.
Dalam desain sebuah gedung pencahayaan menjadi sesuatu yang sangat urgen,
terlebih dengan pemaksimalan pemamfaatan pencahayaan alami agar mampu
mendukung aktivitas yang sedang dilakukan, karena aktivitas ini lebih sering
dilakukan pada siang hari. Dengan demikian Perencanaan terhadap pemberian
6
4
perlubangan-perlubangan sebagai area masuknya cahaya matahari perlu
yang masuk
E. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pendekatan yang dilakukan dalam penyusunan usulan teknik ini pertama kali
melalui pendalaman dan pemahaman terhadap karakteristik bangunan/ruang yang
terkait dengan kebutuhan instalasi mekanikal/elektrikal serta utilitas yang berada di
dalamnya. Sehingga aspek pemenuhan kebutuhan daya listrik, pemenuhan
kebutuhan sanitasi dan kebersihan serta kenyamanan dapat dicapai. Adapun
tanggung jawab sebagai Konsultan Pengawas dalam melakukan kontrol terhadap
pelaksanaan pekerjaan Mekanikal elektrikal adalah dengan melakukan Perencanaan
pada tahapan- tahapan pekerjaan.
- Pembuatan gambar kerja (Shop Drawing) yang dibuat dan diusulkan oleh
kontraktor sebelum pekerjaan yang dimaksud dikerjakan. Shop drawing
hanya dibuat untuk posisi-posisi yang dipandang sulit untuk dikerjakan dan
tidak tergambar secara detil di dalam dokumen perencanaan
- Sebelum ada persetujuan dari pihak Konsultan Pengawas maka pekerjaan
tersebut tidak boleh dikerjakan.
- Setiap tahapan pekerjaan harus didahului oleh pembuatan surat ijin memulai
pekerjaan
b. Pencapaian Kualitas Material/Equipment sesuai yang diinginkan Rencana Kerja dan
6
4
Syarat.
TEKNIS
6
4
e. Pencapaian Unjuk Kerja
TEKNIpengangkutan/transportasi
S
d engankondisi lapangan dan tempat yang sebenarnya. Atau pada saat
terjadi hentakan-hentakan yang tidak sengaja sehingga
mengakibatkan adanya pergeseran atau perubahan karakteristik peralatan sehingga
dapat menimbulkan peralatan tidak dapat bekerja secara optimal seperti yang
direncanakan. Untuk mendapatkan unjuk kerja yang baik harus dilakukan test. Dari
data hasil tes inilah dapat dilakukan optimalisasi dengan melaksanakan setting
ulang atau perbaikan seperlunya. Dengan demikian diharapkan ada jaminan bahwa
system akan bekerja secara optimal seperti yang direncanakan
5) Menjamin life time peralatan, minimum sesuai dengan yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat
6) Menjamin beroperasinya system sehingga dapat menunjang terselenggaranya kegiatan
di dalam gedung sesuai dengan fungsinya secara optimal.
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan (baik electrical maupun mechanical) harus diuji
sehingga mencapai hasil baik dan bekerja sempurna sesuai dengan standar dan persyaratan yang
diacu dalam pekerjaan ini seperti termaktub pada RKS Mechanical Electrical tentang Standard dan
Referensi atau sesuai dengan standard pabrik. Bilamana diperlukan, bahan-bahan instalasi atau
peralatan dapat diminta oleh Direksi Proyek untuk diuji di laboratorium atas tanggungan biaya
kontraktor
Setiap bagian instalasi pengkabelan harus diuji sehingga dicapai baik, sesuai dengan
6
4
PUIL 2000. Untuk bagian-bagian yang akan tertutup instalasinya, harus diuji
direksi proyek untuk dilakukan pengecekan akhir (victory visit). Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan, dan jika terjadi kesalahan,
maka perbaikan harus dilakukan di work shop.
Terutama panel induk (LVMDP dan SDP) yang bekerja secara otomatis, harus dilakukan test
unjuk kerja di workshop
Cek peralatan yang digunakan baik Merk dan keasliannya, kemampuan hantar arus,
6
4
Walaupun tahanan isolasi tersebut telah memenuhi syarat minimum, namun
3) Visual test
- Melakukan pengecekan aplikasi warna kabel serta luas penampang kabel pada
instalasi yang dikerjakan.
- Polaritas penyambungan kabel atau hubungan fase, harus benar dan semuanya
4) Grounding test.
Tahanan
Jenis Instalasi pembumian
Penyalur Petir 5
Pentanahan Peralatan 2
Telekomunikasi/elektroni 0,5
6
4
- Lakukan pengetesan langsung dengan menggunakan asap (untuk smoke detector) dan
USUL d
Aengpengetesan
- Lakukan Nan menggunakan panas (untuk ROR dan Fix Temperature Detector)
terhadap fungsi break glass manual station, telephone, fungsi
TEKNIS
flow switch (dari sistem splinkler) dan lain-lain yang terhubung secara
terintegrasi dengan Sistem Peringatan Dini
Melihat penjelasan pada uraian di atas dapat disampaikan bahwa pengawas yang mengerti
teknis dan administrasi sangat diperlukan dalam pekerjaan Perencanaan di lapangan. Team
work pengawas harus memahami lingkup dan wewenang pekerjaan yang harus ditangani
dan dikendalikan, untuk hal tersebut maka diperlukan suatu prosedur Perencanaan di
lapangan yang baku integrated dan mudah dipahami oleh personil yang terlibat di lapangan.
Berikut ini adalah bagan skematis mengenai prosedur pelaksanaan manajemen Perencanaan,
4. Skema penegasan
gambar kerja
6
4
USUL5A . SNkema
material
persetujuan
TEKNIS
6. Skema laporan harian dan
mingguan
8. Skema pengesahan
gambar kerja
6
4
2.4. Komposisi Tim dan Penugasan
USULAN
TEKNIS
6
4
2.5. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
USULAN
TEKNIS
6
4
DAFTAR ISI :
DAFTAR ISI ........................................................................................... 1
1. PENDAHULUAN ............................................................................ 2
A. UMUM
B. LATAR BELAKANG
2. MAKSUD DAN TUJUAN ................................................................. 4
3. SASARAN ................................................................................. 4
4. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN ............... 5
5. SUMBER PENDANAAN.................................................................... 5
A. BIAYA PERENCANAAN
B. SUMBER BIAYA
6. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG..... 5
7. LINGKUP PEKERJAAN...................................................................... 7
7.1 LINGKUP PEKERJAAN
7.2 TANGGUNG JAWAB
8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN ...................................................... 11
9. KUALIFIKASI BADAN USAHA, TENAGA AHLI DAN TENAGA 11
PENDUKUNG.................................................................................
10. KELUARAN...................................................................................... 16
11. PELAPORAN.................................................................................... 17
12. PENUTUP........................................................................................ 17
6
4
USULAN
1. PENDAHULUAN
TEKNIS
A. UMUM
Sebagaimana telah ditetapkan dalam Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
Peraturan Menteri PU Nomor 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
1. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu
memenuhi secara optimal fungsi bagiannya, andal dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya,
serta berkontribusi positif bagi pelayanan kepada masyarakat perkembangan arsitektur di Indonesia.
2. Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaik baiknya, sehingga
dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi
bagi bangunan gedung negara.
3. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan oleh kontraktor
pelaksana harus mendapat pengawasan secara teknis di lapangan, agar rencana teknis yang telah
disiapkan dan dipergunakan sebagai dasar pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung operasional
efektif.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara matang
sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan
kepentingan kegiatan.
B. LATAR BELAKANG
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup Unit Peningkatan Perguruan
Tinggi (P2T) Universitas Negeri Jakarta, tahun anggaran 2016.
2. Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sebagi lembaga pendidikan tinggi yang mengemban misi luhur untuk
menghasilkan ilmuwan dan praktisi baik di bidang pendidikan maupun non pendidikan, serta dalam
rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, senantiasa terus menerus mengembangkan diri
menuju ke suatu baku mutu yang telah ditetapkan dalam standar kualitas nasional ataupun
Internasional.
Gedung Sekolah Labschool Kebayoran direncanakan sebagai gedung Sekolah 4 lantai dengan ruang
kelas sejumlah 10 ruang, ruang audio visual, ruang guru, ruang rapat, ruang kepala sekolah, ruang
piket dan sound system.
6
4
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana yang memuat masukan
USUazaLs, kAriteNria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterpretasikan
k eda lam p elaksanaan tugas perencanaan. Dengan penguasaan ini diharapkan konsultan
TEperencana
K Ndapat Imelaksanakan
S tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang
memadai
sesuai KAK ini.
3. SASARAN
Penyusunan dokumen Laporan Pembangunan Gedung Sekolah Labschool Kebayoran Tahun 2017 yang
memenuhi persyaratan dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pembangunan gedung negara
melalui proses kajian dan evaluasi yang akan dilakukan oleh Konsultan Perencana. Dokumen hasil
perencanaan yang dilakukan diharapkan dapat memberikan pedoman secara utuh untuk pembangunan
Fisik.
5. SUMBER PENDANAAN
A. BIAYA PERENCANAAN
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan Perencanaan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp. 421.861.000,- dan
mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/KPTSMK/2007 tanggal
27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara yaitu:
a. Untuk pekerjaan standar berlaku biaya maksimum dihitung dengan billing rate sesuai ketentuan
yang berlaku.
b. Bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang-bulan dan biaya langsung yang
dapat diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate yang berlaku.
c. Pengaturan komponen pembiayaan pada butir a) dan b) diatas adalah dipisahkan antara
bangunan standar, serta dan non standar dan harus terbaca dalam suatu rekapitulasi akhir yang
menyebut angka dan huruf,
d. Besarnya biaya konsultan Perencanaan merupakan biaya tetap dan pasti.
6
4
e. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjan pekerjaan perencanaan yang dibuat
B. SUMBER BIAYA
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada DIPA BLU Universitas
Negeri Jakarta Tahun 2017.
Lokasi Kegiatan :
Selatan
A. Data Lokasi
1) Untuk melaksanakan tugasnya konsultan Perencana mencari informasi yang dibutuhkan selain dari
yang diberikan dalam Kerangka Acuan Kerja ini.
2) Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan
tugasnya, baik yang berasal dari Kepala Satuan Kerja, maupun yang dicari sendiri. Kesalahan
kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab
konsultan Perencana..
3) Dalam hal ini informasi yang diperlukan adalah dengan mengumpulkan dan mengevaluasi data,
gambar, dokumen, dan informasi yang sudah ada untuk bahan perencanaan lanjutan, diantaranya
mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Informasi tentang lahan, meliputi :
i. kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi,
ii. kondisi tanah (hasil soil test),
6
4
iii. keadaan air tanah,
iv. peruntukan tanah,
USULAN v. koefisien dasar bangunan,
TEKNIS vi.
vii.
koefisien lantai bangunan,
perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan
viii. lain-lain.
b. Pengguna bangunan:
i. struktur organisasi,
ii. jumlah personil-personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk 5 tahun
mendatang,
iii. kegiatan utama, penunjang, pelengkap,
iv. perlengkapan / peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya.
c. Kebutuhan bangunan:
i. program ruang,
ii. keinginan tentang organisasi / pemanfaatan ruang,
d. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan pemakai atau
perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut.
e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan.
f. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti:
i. Air bersih: kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang), sumber air, jaringan dan
kapasitasnya.
ii. Air hujan dan air buangan: melewati sumur resapan dan ke saluran kota, cara pembuangan
keluar tapak.
iii. Air kotor dan sampah: Air Kotor diolah di STP yang letaknya dekat Tempat Pembuangan
Sementara (TPS); sampah di tampung di TPS dan buang keluar dari TPA.
iv. Tata Udara/A.C : beban (Ton of refrigerant), pembagian beban, sistem yang diinginkan.
v. Penanggulangan bahaya kebakaran: APAR.
vi. Pengaman dari bahaya pencurian dan perusakan: alarm (jenis, tipe), sistim yang dipilih,
CCTV
vii. Jaringan listrik: kebutuhan daya, sumber daya dan spesifikasinya, cadangan (kapasitas,
spesifikasi).
viii. Jaringan komunikasi (telepon, faximile, internet, intercom dan data): kebutuhan titik
pembicaraan, sistim yang dipilih.
6
4
7. LINGKUP PEKERJAAN
USULAN
I. LINGKUP TUGAS
TEKNLinIgkSup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan Perencana adalah berpedoman pada
ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/KPTS/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 yang
dapat meliputi tugas-tugas perencanaan lanjutan lingkungan, site/tapak bangunan, dan
perencanaan fisik bangunan gedung negara yang terdiri atas:
USULE. AMNenyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan perawatannya termasuk
petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.
TEKNIS
7.2. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN
a Konsultan Perencanaan bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan yang berlaku
dilandasi pasal 11 Undang-undang Nomor 18 Tentang Jasa Konstruksi.
b Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut:
1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil karya
perencanaan yang berlaku mekanisme pertanggungan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-batasan yang telah
diberikan oleh kegiatan, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu
penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.
3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar, dan pedoman
teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya dan yang khusus
untuk bangunan gedung negara.
Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen perencanaan untuk siap
dilelangkan maksimal 30 (tiga puluh) hari Kalender atau 1 bulan sejak dikeluarkannya Kontrak/Surat
Perintah Mulai Kerja. Jangka waktu tersebut sekurang-kurang dijabarkan sebagai berikut:
6
4
USUB.LKAualiNfikasi Tenaga Ahli, Asisten Tenaga Ahli Dan Tenaga Pendukung
Keb u tuhan tenaga ahli dan tenaga pendukung Konsultan Perencana dirinci dalam tabel berikut
TEKN I S
ini:
A TENAGA AHLI
6
4
No. Personil Pengalaman Kerja Kualifikasi Orang
US ULA
C
N Minimal
TEK ITSENAGA
11 3 Thn D3 1
17 Surveyor 3 Thn D3 2
Persyaratan untuk tenaga ahli dan tenaga pendukung tersebut di atas dirinci sebagai berikut:
A. Tenaga Ahli.
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan Perencana harus menyediakan tenaga-
tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Perencana untuk menjalankan kewajibannya
sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat dan disetujui oleh
pemberi tugas. Tenaga Ahli yang dilibatkan adalah tenaga ahli aktif yang berpengalaman
dibidangnya masing-masing, yaitu terdiri atas tenaga ahli sebagai berikut :
1) Ketua Tim
Seorang Ketua Tim dengan persyaratan: (a) memiliki SKA Ahli Utama dan aktif bekerja sebagai
ahli utama Arsitek konstruksi sekurang-kurangnya 4 tahun sejak diterbitkannya SKA pertama; (b)
mempunyai pengalaman kerja sebagai Ketua Tim dalam suatu proyek pemerintah dan atau non
pemerintah pekerjaan perencanaan gedung negara bertingkat minimal 4 lantai; (c) sekurang-
kurangnya pernah bekerja selama 4 tahun pada proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi; (d)
berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Sipil/ Arsitektur.
6
4
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi
USULATenNaga Ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.
2) Ahli Perencana Struktur/Ahli Teknik Bangunan Gedung
TEKNI Seorang Ahli Perencana Struktur/Ahli Teknik Bangunan Gedung dengan persyaratan: (a) memiliki
SKA Ahli Muda dan aktif bekerja sebagai ahli muda Perencana Struktur/Ahli Teknik Bangunan Gedung
sekurang-kurangnya 3 tahun sejak diterbitkannya SKA pertama; (b) mempunyai pengalaman kerja
sebagai ahli muda Perencana Struktur/Ahli Teknik Bangunan Gedung dalam suatu proyek
perencanaan gedung bertingkat minimal 4 lantai; (c) mempunyai pengalaman dalam mengevaluasi
kekuatan struktur bangunan gedung yang telah berdiri; (d) sekurang-kurangnya mempunyai
pengalaman kerja selama 3 tahun pada proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi; (e)
berpendidikan minimal Sarjana (S1) Sipil.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi
tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.
3) Ahli TeknikTenaga Listrik
Seorang Ahli Teknik Tenaga Listrik dengan persyaratan: (a) memiliki SKA Ahli Muda Teknik
Tenaga Listrik dan aktif bekerja sebagai ahli muda Teknik Tenaga Listrik sekurang-kurangnya 3
tahun sejak diterbitkannya SKA pertama; (b) mempunyai pengalaman kerja merancang struktur
bangunan dalam suatu proyek perencanaan gedung sekolah dan/atau perkantoran minimal 4
lantai; (c) mempunyai pengalaman merancang struktur bangunan gedung sekurang-kurangnya
mempunyai pengalaman kerja selama 3 tahun pada proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi;
(d) berpendidikan minimal sarjana (S1) Teknik Elektro.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi tenaga
ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.
Seorang Ahli Perencana Sistem Plambing/Ahli Teknik Plambing dan Pompa Mekanik dengan
persyaratan: (a) memiliki SKA Ahli Muda Perencana Sistem Plambing/Ahli Teknik Plambing dan
Pompa Mekanik dan aktif bekerja sebagai Ahli muda Perencana Sistem Plambing/Ahli Teknik
Plambing dan Pompa Mekanik sekurang-kurangnya 3 tahun sejak diterbitkannya SKA pertama; (b)
mempunyai pengalaman kerja melaksanakan pekerjaan perencanaan dan/atau pemasangan dan/atau
perawatan instalasi listrik, untuk penerangan dan/atau tenaga di dalam dan/atau di luar bangunan
untuk disambung pada jaringan tegangan rendah, jaringan tegangan menegah dan melaksanakan
pembangunan pekerjaan jaringan tegangan rendah, jaringan tegangan menengah, gardu distribusi,
gardu hubung dan sentral pembangkit tenaga listrik dalam proyek perencanaan bangunan bertingkat
6
4
minimal 4 lantai. (c) sekurang-kurangnya mempunyai pengalaman kerja selama 3 tahun pada proyek
USULAgedNung bertingkat sedang atau tinggi; (d) berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Mesin.
P er syaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika
TEKNkualifikasi
I S tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan
pertimbangan.
5) Ahli Sistem Tata Udara dan Refrigasi/Ahli Teknik Sistem Tata Udara dan Refigrasi
Seorang ahli muda Sistem Tata Udara dan Refrigasi/Ahli Teknik Sistem Tata Udara dan
Refigrasi
dengan persyaratan: (a) memiliki SKA Ahli Muda Sistem Tata Udara dan Refrigasi/Ahli Teknik Sistem
Tata Udara dan Refigrasi dan aktif bekerja sebagai ahli muda sistem plambing sekurang-kurangnya 3
tahun sejak diterbitkannya SKA pertama; (b) mempunyai pengalaman kerja sebagai perencana sistem
plambing dalam suatu proyek perencanaan gedung bertingkat minimal 4 lantai; (c) mempunyai
pengalaman kerja sebagai perencana sistem plumbing sekurang-kurangnya selama 3 tahun pada
proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi; (d) berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Mesin.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi
tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.
6) Ahli Teknik Elektronika dan Telekomunikasi/Ahli Teknik Elektronika dan Telekomunikasi dalam
Gedung
Seorang ahli muda Teknik Elektronika dan Telekomunikasi/Ahli Teknik Elektronika dan
Telekomunikasi dalam Gedung dengan persyaratan: (a) memiliki SKA ahli muda Teknik
Elektronika dan Telekomunikasi/Ahli Teknik Elektronika dan Telekomunikasi dalam Gedung dan
aktif bekerja sebagai ahli muda tata udara dan refrigrasi sekurang-kurangnya 3 tahun sejak
diterbitkannya SKA pertama; (b) mempunyai pengalaman kerja sebagai perencana tata udara
dan refrigrasi dalam suatu proyek perencanaan gedung bertingkat minimal 4 lantai; (c)
mempunyai pengalaman kerja sebagai perencana sistem tata udara selama 3 tahun pada
proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi; (d) berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik
Mesin.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi
tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.
USULAgedNung bertingkat sedang atau tinggi; (d) berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Sipil.
P er syaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika
TEKNkualifikasi
I S tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan
pertimbangan.
Semua tenaga ahli diatas harus melampirkan Curiculum Vitae (pengalaman dilengkapi
dengan referensi/surat keterangan) serta copy ijazah, NPWP, KTP dan bukti setor SPT
tahun terakhir.
6
4
4. Asisten Ahli Manajemen Konstruksi
USULASeoNrang Asisten Ahli Manajemen Konstruksi dengan persyaratan: (a) mempunyai pengalaman
ke rj a dalam suatu proyek perencanaan gedung bertingkat minimal 4 lantai; (b) mempunyai
TEKNpengalaman
I S kerja selama 2 tahun pada proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi; (c)
berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Elektro.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika
kualifikasi tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan
pertimbangan.
Semua asisten tenaga ahli diatas harus melampirkan Curiculum Vitae (pengalaman dilengkapi
dengan referensi/surat keterangan) serta copy ijazah, NPWP, KTP dan bukti setor SPT tahun
terakhir.
C. Tenaga Pendukung
Masing masing tenaga pendukung berpendidikan minimal D3 dan berpengalaman lebih dari 3 (tiga)
tahun untuk tenaga: Sekretaris, Site Office Manager (Administrator), surveyor dan operator
komputer.
Semua tenaga pendukung diatas harus dilengkapi dengan Curiculum Vitae (pengalaman
dilengkapi dengan referensi/surat keterangan) serta ijazah, NPWP, KTP dan bukti setor SPT
tahun terakhir.
10. KELUARAN
A. TAHAPAN PERENCANAAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah
lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:
6
4
8. Rencana kerja dan syarat-syarat administratif, syarat umum dan syarat teknis (RKS)
f. Pengawasan Berkala
1. Laporan Pengawasan Berkala; seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan
rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila
ada perubahan, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama
masa konstruksi, memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan membuat laporan
akhir pengawasan berkala.
6
4
2. Menyusun laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas perubahan perencanaan ada
A. K R l T E R l A
I. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada KAK
harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas
bangunan, yaitu:
b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh
kegagalan struktur bangunan.
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang disebabkan oleh perilaku
struktur.
d. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh kegagalan struktur.
6
4
b. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukungbeban yang timbul akibat
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak, aman dan
nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta layanan di dalamya.
b. Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka saat evakuasi pada
keadaan darurat.
c. Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk bangunan
fasilitas umum dan sosial.
6) Persyaratan Pencahayaan Darurat, Tanda arah Keluar, dan Sistem Peringatan Bahaya :
a. Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif di dalam bangunan gedung apabila
terjadi keadaan darurat.
b. Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman, apabila terjadi keadaan
darurat,
7) Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi :
a. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam menunjang
terselenggaranya satuan kerjadi dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya,
b. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari bahaya akibat petir,
c. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang terselenggaranya
satuan kerjadi dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
8) Persyaratan Sanitasi Bangunan Gedung dan Lingkungan
a. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang pada bangunan
gedung dan lingkungan sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi penghuni
bangunan dan lingkungan.
c. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara baik.
9) Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara
6
4
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan dalam
USULANmenunjang terselenggaranya satuan kerja dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya,
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara baik,
TEKNI
10) Persyaratan Pencahayaan :
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami maupun buatan
dalam menunjang terselenggaranya satuan kerjadalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya,
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara baik,
11) Persyaratan Kebisingan dan Getaran
a. Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara dan getaran yang tidak
diinginkan,
b. Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau satuan kerja yang menimbulkan dampak
negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya pengendalian pencemaran dan atau
mencegah perusakan lingkungan.
12) Persyaratan Bangunan Hemat Energi dan Ramah Lingkungan.
B. AZAS-AZAS
Selain dari kriteria diatas, di dalam melaksanakan tugasnya konsultan Perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut:
a Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.
6
4
b Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan material, tetapi
USULApadNa kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan,
terutama
sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
TEKNI
c Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan bangunan
sepanjang umumya, hendaknya diusahakan serendah mungkin.
d Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat dilaksanakan dalam
waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
e Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan menjadi acuan
tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.
C. PROSES PERENCANAAN
a Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta, konsultan
perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala minimal seminggu sekali atau sewaktu
waktu bila diperlukan dengan PPK/Tim Teknis.
b Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus
dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.
c Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan
pekerjaan adalah mengikat.
D. PROGRAM KERJA
a. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :
c. Secara Umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti ketentuan dalam :
6
4
11. PELAPORAN
USULAN
A. Laporan Pendahuluan.
TEKNIa)S Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi (fixed) sesuai dengan
dokumen kualifikasi dan seleksi, jumlah dan kualifikasi tim perencana (fixed) sesuai dengan
dokumen kualifikasi dan seleksi, metoda pelaksanaan sesuai dengan dokumen penawaran
teknis dan hasil klarifikasi, dan master schedule (rencana waktu pelaksanaan) serta penugasan
personil dalam waktu pelaksanaan perencanaan serta job-description personil sesuai dengan
dokumen penawaran teknis dan hasil klarifikasi teknis.
b) Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi, hubungan tata
ruang dan hal-hal lain yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan perencanaan. Rencana
kelanjutan pengurusan perijinan (IMB dari Pemerintah Daerah setempat)/ keterangan
persyaratan bangunan dan lingkungan.
c) Hasil analisis dan evaluasi Konsultan Perencana tentang informasi/ data/survei lapangan.
Laporan ini paling lambat diserahkan 10 hari setelah kontrak dimulai dalam bentuk hardcopy dan
soft copy dengan rincian 1 (satu) asli dan rekaman 4 (empat) copy.
B. Laporan Antara:
1. Perhitungan Engineer Estimate .
Analisis Harga Satuan (Analisis Biaya Konstruksi) sesuai dengan SNI atau referensi lainnya yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Daftar referensi Harga Bahan dan Upah di Wilayah DKI Jakarta
2. Dokumen-dokumen untuk pelelangan pelaksanaan konstruksi yang harus diselesaikan pada
hari ke-30 terhitung sejak tanggal kontrak berupa 1 (satu) asli dan 4 (empat) rekaman dengan
Hard copy dan softcopy terdiri atas:
6
4
4) Buku 4 : RKS untuk Pekerjaan Mekanikal Elektrikal
USULAN5) Buku 5 : Gambar Detail Engineering (DED) Arsitektur & Lanskap
TEKNIS6) Buku 6 : Gambar DED Struktur
4. Laporan Akhir.
Laporan akhir berisi keluaran dari kegiatan yang dilakukan tahap pengawasan berkala yang terdiri
atas: Gambar Detail dan perubahannya, laporan pengawasan berkala serta pedoman pengoperasian
dan pemeliharaan peralatan yang harus diselesaikan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum PHO.
Laporan akhir berupa 1 (satu) asli dan 4 (empat) rekaman dengan Hard copy dan softcopy.
12. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) ini diterima, maka konsultan hendaknya memeriksa semua
bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja untuk dibahas
dengan Pemberi kerja.
6
4
DISUSUN OLEH:
USTIUM TLEKANISN
1. Erna Septiandini, ST, MT (Ketua) 1..........................
TEKNI
2. Drs. Sopiyan (Sekretaris)
2..........................
3. Lukman Arhami, S.Pd, MT (Anggota) 3...........................
4. Winoto Hadi, MT (Anggota) 4..........................
5. Andi Irawan Sulistyo, S.Pd (Anggota) 5 ...........................
6. Azhar, S.Ag (Anggota) 6 ...........................
Tim Bagian Perencanaan Biro Keuangan :
Ditetapkan oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen
Mengetahui :
Pembantu Rektor II
Menyetujui :
Rektor Selaku Kuasa Pengguna Anggaran
6
4
USUProLf. DAr. DNjaali
N IP 195 50 902
TE K N I S
197903 1 001
6
4