Anda di halaman 1dari 57

B A B II I PE N D E K A T AN DAN

B A B I V P E N U T U P
METODOLOGI
U BAB IPENDAHULUAN
BAB IMI enguPrRaiOkaFnIL
PteEnRtaUnSgAHTAanAgNgapan dan Saran dari
BerisPi mK eenjesiglm pauPnlan
tePernn t an gas
enai pe ekennngiya anjtiarn /
T o
d a r i pos k o n s u lt a n Konsultan terhadap
a l T
Kerangka Acuan
k
Kerja (KAK),
ta
asra Belakang Pendirian
Pekerjaan Perencana
yangMPdeeirunesgnuuclkar aninak,aCnVD.
t e n t a n g La
aR ta aj a Py ra o yRek,a ydan Sistematika
Penyajian
Pemahaman terhadap Kondisi Eksisting juga
Renovasi D Pe r u s ah a a n S t ru k t
o k u m e n U s u la n T e k n isu r O rganisasi
Perusahaan,
Menguraikan Lingkup
secara rinci konsep pendekatan secara
Gedung Jasa Perusahaan, Data dan Pengalaman
PerKaalanttaonr
Tahap II umum, pendekatan teknis, metodologi pelaksanaan,
Pengadilan Perusahaan CV. ARgaEmKAa YASA
RAJAYA khususnya
Program Kerja yang akan dilakukan konsultan dalam
Sumbawa selama 10 Tahun Besar
Terakhir.
Tahun menangani pekerjaan PerenAcnagngaarna. nDisertai
Apresiasi
2014
dan Inovasi, Jadwal Pelaksanaan dan Penugasan
Personil yang dibuat dengan menggunakan Diagram
Batang (Bar Chart) juga Komposisi Tim dan System

BAB I

PENDAHULUAN

UMUM

a) Setiap bangunan Gedung Negara harus diwujudkan dengan


sebaik-baiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal
fungsi bangunannya, andal, ramah lingkungan, dan dapat
sebagai teladan bagi lingkungannya serta berkontribusi positif
bagi perkembangan infrastruktur di Indonesia.

b) Setiap bangunan Gedung Negara harus direncanakan, dirancang


dengan sebaik-baiknya sehingga dapat me menuhi kriteria teknis
bangunan yang layak dari segi mutu , biaya dan kriteria
administrasi bagi bangunan Gedung Nega ra.
c) Pemberi jasa perencanaan untuk bang unan Gedung Negara
perlu diarahkan secara baik dan menyelu ruh, sehingga mampu
menghasilkan karya perencanaan tek nis bangunan yang
memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata
laku profesional.
d) Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan ini
perlu disiapkan secara matang sehingga mampu mendorong
perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan
kepentingan Kegiatan.
LATAR BELAKANG
SULAN
EKNIS Dewasa ini pembangunan gedung-gedung bertingkat
menjadi solusi kebutuhan lahan yang terus meningkat
pada saat ini. Pertumbuhan daerah perkotaan yang
saJl.nGgarautt Nop. e6 Bsaantdunmg enimbulkan penyempitan lahan
yang
Jl. Parakan saat, Komp. Pranaya Blok II N0.30 Bandung
Usulan Teknis semakin cepat. Oleh karena itu sangat penting diambil
suatu cara untuk mengatasi penyempitan lahan

6
4
USBUALBA2N
TPEKenNdISekatan dan Metodologi

2.1. Tanggapan dan saran terhadap Kerangka Acuan Kerja

Setelah membaca dan menelaah Kerangka Acuan Kerja memberikan tanggapan-tanggapan


sebagai berikut :

1. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA


a. Tanggapan Terhadap Latar Belakang Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan
Pembangunan Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran)
Konsultan telah mengetahui sepenuhnya mengenai latar belakang Pekerjaan Pekerjaan
Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Gedung Sekolah (Labschool
Kebayoran)

b. Tanggapan Terhadap Maksud dan Tujuan Pekerjaan


Maksud dan tujuan pekerjaan Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan
Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran) hemat konsultan sudah cukup tepat dan
strategis, yaitu :

Agar pelaksanaan pencapaian target mutu, waktu dan pembiayaan pembangunan bisa
berjalan dengan baik, sehingga hasil pembangunan yang dihasilkan nanti semakin
berharga serta memiliki kinerja yang baik.

c. Tanggapan Terhadap Sasaran


Ketiga point Sasaran pekerjaan Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan
Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran) menurut konsultan sudah cukup tepat guna
sesuai dengan maksud dan tujuannya.

d. Tanggapan Terhadap Tugas, Tanggung jawab dan Program Kerja


6
4
Konsultan Perencana

USULKAonsNultan telah mengetahui sepenuhnya mengenai Tugas, Tanggung jawab

dan

Pro g ram Kerja Konsultan Perencana dalam Pekerjaan


TEKNKebayoran)
I S Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Gedung Sekolah (Labschool
akan melaksanakan seoptimal
mungkin.

e. Tanggapan Terhadap Ruang Lingkup Proyek


Ruang lingkup Penyusunan Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Gedung
Sekolah (Labschool Kebayoran) sebagaimana diarahkan dalam KAK sudah cukup jelas
dan lengkap. Ruang lingkup pekerjaan terdiri dari :

Lingkup Pekerjaan : Kegiatan Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan


Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran) yang meliputi pengendalian waktu, biaya,
pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi dalam
Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Gedung Sekolah (Labschool
Kebayoran) pada tahap pelaksanaan konstruksi sampai dengan masa pemeliharaan.

Tahap Lingkup Tugas : Kegiatan Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan


Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran) yang memiliki spesifikasi umum sebagai berikut:

 Struktur beton bertulang


 Pekerjaan pasangan
 Pekerjaan rangka atap dan plafond
 Instalasi air (bersih dan kotor)
 Pekerjaan mekanikal dan elektrikal

Konsultan pada intinya akan berupaya melaksanakan seluruh lingkup yang diisyaratkan.
Penjabaran pelaksanaan lingkup kegiatan akan diuraikan lebih rinci dalam pendekatan
Masalah dan Metodologi.

f. Tanggapan Terhadap Pendekatan dan Metodologi


Konsultan telah mengetahui sepenuhnya mengenai kebutuhan wawasan yang luas
terhadap pendekatan dan metodologi pelaksanaan sebagai pendukung utama dalam
Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Gedung Sekolah (Labschool
Kebayoran)

6
4
USULAN
g. Tanggapan Terhadap Waktu Pelaksanaan

TEKNJanIgSka waktu pelaksanaan kegiatan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan


Gedung
Sekolah (Labschool Kebayoran) selama 30 hari kalender sejak penandatanganan Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) pekerjaan fisik oleh Kuasa Pengguna Anggaran sampai
dengan masa pemeliharaan. Konsultan mengusulkan dokumen perencanaan untuk bias
diselesaikan maksimall 90 (sembilam puluh) hari Kalender sejak dikeluarkannya
Kontrak/Surat Perintah Mulai Kerja sesuai dengan standar jangka waktu perencanaan
pada umumnya agar Konsultan akan membuat rencana kerja yang terkoordinasikan
dengan baik dan akan mengerahkan kemampuan yang dimiliki agar dalam pelaksanaan
nantinya tepat waktu dan tepat sasaran.

h. Tanggapan Terhadap Tenaga Ahli Yang Diperlukan


Untuk melaksanakan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Gedung Sekolah
(Labschool Kebayoran), jenis keahlian kualifikasi dan jumlah tenaga ahli yang disebutkan
KAK akan disediakan sebaik mungkin. Konsultan memberikan komposisi tim ahli yang
telah berpengalaman luas di proyek-proyek baik proyek pemerintah maupun swasta.
Rincian tenaga ahli ini dapat dilihat pada bab Tenaga Ahli dan Tanggung jawabnya.
Untuk mendukung kerja tim ahli ini diperlukan tim pendukung yang dapat akomodatif
terhadap berbagai tugas yang dibebankan. Oleh karena itu tim pendukung ini juga akan
melibatkan tenaga -tenaga pendukung yang telah berpengalaman.

i. Tanggapan Terhadap Lokasi Pekerjaan


Konsultan telah mengetahui bahwa Kegiatan jasa konsultasi Perencanaa Pelaksanaan
Pembangunan Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran) Teknis sedang/berat ini harus
dilaksanakan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tepatnya di JL. K.H. Ahmad
Dahlan No. 14, Kel. Kramat Pela, Kec. Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-1230 dengan
mengenali karakteristik kawasan secara fisik dan ataupun secara non fisik sesuai dengan
yang terdapat dalam KAK.

j. Tanggapan Terhadap Keluaran

6
4
Konsultan telah mengetahui keluaran pada tahap pelaksanaan Pekerjaan

USULPAereNncanaan Pelaksanaan Pembangunan Gedung Sekolah (Labschool


Kebayoran)

TEKNyanIgSharus dihasilkan sesuai dengan KAK.

k. Tanggapan Terhadap Laporan


Konsultan telah mengetahui jenis – jenis laporan yang harus dihasilkan selama
pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Gedung Sekolah
(Labschool Kebayoran) sesuai dengan KAK.

2. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL / FASILITAS


PENDUKUNG DARI PPK
Tanggapan perihal penyediaan peralatan/ material/ personil/ fasilitas pendukung oleh
PPK meliputi:

a. Konsultan memahami maksud KAK sebagai arahan dalam mewujudkan


perencanaan pembangunan berdasarkan sasaran kegiatan yang harus dipenuhi
sehingga mendapatkan hasil ekonomis, berkualitas, dan berfungsi secara optimal.
b. Penyediaan peralatan maupun material oleh PPK yang masuk dalam usulan biaya
dan metode pengerjaannya dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan
perencanaan sudah sesuai dengan kebutuhan seperti untuk penyelesaian
administrasi dan teknis di lapangan
c. Jumlah Personil maupun disiplin ilmu untuk tenaga ahli dan tenaga pendukung
sudah sesuai dengan kebutuhan personil perencanaan
d. Data dan fasilitas penunjang sudah bisa dijadikan modal untuk melaksanakan
kegiatan perencanaan dari aspek biaya, mutu, waktu, dan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) yang dilakukan personil konsultan perencana dalam
mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan oleh pemborong
e. Pelaporan sudah sesuai dengan keluaran yang tepat sasaran

6
4
2.2. Uraian Pendekatan, Metodologi, dan Program Kerja
USULAN
TE1K.
sanaan layanan Jasa Konsultansi Pekerjaan Perencanaan
NUMIUSM angunan Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran), mengacu pada
Metodologi pelak
apresiasi konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan
Pelaksanaan Pemb
lasan Pekerjaan (Aanwijzing) untuk paket pekerjaan tersebut di
pemahaman dan
ok dalam penyusunan metodologi ini adalah tercapainya maksud
Berita Acara Penje
atas. Orientasi pok
dan tujuan dari pelaksanaan pekerjaan perencanaan dalam pengendalian dan
Perencanaan teknik bangunan gedung secara memuaskan.
Metodologi ini disusun berdasarkan beberapa pendekatan yaitu pendekatan umum,
pendekatan teknis dan administrasi serta pendekatan professional. Pendekatan-
pendekatan tersebut akan menjadi kerangka dasar dari penyusunan program kerja
secara terperinci khususnya yang berhubungan dengan teknik pelaksanaan
Perencanaan pekerjaan di lapangan.

2. KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT


Koordinasi dengan instansi terkait atau lembaga yang terkait di semua tingkatan
merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan, agar implementasi dan
pelaksanaan pekerjaan Perencanaan di lapangan dapat berjalan secara lancar tanpa
ada benturan dan kesalah pahaman yang diakibatkan kurangnya koordinasi dan
informasi dari pihak - pihak yang terkait.
Pihak - pihak yang terkait yang dimaksud bukan hanya dari pihak Proyek, namun
juga instansi - instansi terkait lainnya. Prasarana sebelum pelaksanaan pekerjaan
Perencanaan dilaksanakan perlu adanya koordinasi dan pemberian informasi baik
secara formal maupun secara non formal. Hal ini perlu ditekankan khususnya kepada
personil - personil yang akan melakukan pengendalian dan Perencanaan langsung
pada setiap harinya di lapangan.
Agar pelaksanaan kerja dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan, konsultan
Pengawas akan membina dan menjalin kerjasama yang baik dengan Konsultan lain
di lingkungan BKD Provinsi NTB serta dengan instansi - instansi pemerintah yang
terkait.

3. PENDEKATAN TEKNIS DAN ADMINISTRASI


6
4
Pendekatan teknis dan administrasi yang dimaksud adalah pendekatan terhadap

USULseAmuNa aspek teknis dan administrasi yang akan dihadapi dalam

pelaksanaan

pek e rjaan Perencanaan di lapangan. Pendekatan ini akan menunjukkan


TEKN I S konsultan mengenai aspek teknis dan administrasi yang terkait dengan
pemahaman
pelaksanaan
pekerjaan Perencanaan di lapangan.

a. Pendekatan Secara Teknis


Prinsip-prinsip keteknikan yang akan diaplikasikan dalam pelaksanaan pekerjaan
Perencanaan ini adalah pedoman - pedoman teknik yang biasa dipakai di lingkungan
Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah. Pedoman yang dimaksud adalah semua
produk yang diterbitkan oleh Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah yang relevan
dengan item pekerjaan - pekerjaan yang akan dilaksanakan di lapangan yang
tentunya akan mengacu pada dokumen kontrak termasuk pada lingkup Pekerjaan
Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran) .
Prinsip keteknikan dalam hal pengendalian dan Perencanaan pelaksanaan pekerjaan
yang akan diaplikasikan, pada dasarnya merupakan alat Bantu agar pengelolaan
pembangunan dapat menghasilkan out – put seperti yang diharapkan. Alat Bantu
tersebut adalah sarana dan bukan tujuan yang akan dicapai, dan hasil pelaksanaan
prinsip - prinsip tersebut sangat tergantung kepada komitmen para pelaksana di
lapangan untuk melaksanakannya.
Ukuran dasar keberhasilan suatu rehabilitasi adalah menyangkut mutu, sehingga
aplikasi keteknikan dapat dikatakan sebagai “Quality Assurance“ bahwa sarana dan
prasarana yang dibangun akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sesuai dengan
fungsinya dan dalam waktu pemanfaatan yang sesuai dengan umur rencana.

b. Pendekatan Administrasi
Administrasi pelaksanaan pekerjaan Perencanaan merupakan bagian penting yang
tidak boleh diabaikan. Bagian ini merupakan catatan penting mengenai jalannya
pelaksanaan program, mulai dari tahap awal pengendalian dan Perencanaan
pekerjaan, sampai dengan masa pemeliharaan pekerjaan. Administrasi pelaksanaan
program secara umum terdiri dari administrasi teknik, keuangan dan pelaporan.
Dalam pelaksanaan di lapangan konsultan akan menerapkan prinsip -prinsip
administrasi sebagai berikut :

6
4
 Menggunakan format - format standar yang sudah ada dan sudah biasa

USULANdipakai di lingkungan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah


 Menggunakan format sederhana namun informatif (semua informasi penting
TEKNI yang dibutuhkan dapat tercatat), sehingga mudah dipahami oleh para
pelaksana di lapangan maupun oleh penerima laporan.
 Sistem pelaporan yang jelas dan berjenjang serta tidak “overlapping “

4. PENDEKATAN PROFESSIONAL
Secara umum tugas konsultan Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan
Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran) dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua)
bagian yaitu :

a. Tugas - tugas yang bersifat “ Assistance Concept “


Dalam hal ini konsultan Pengawas bertindak sebagai pemberi saran dan bantuan
teknis, administrasi dan manajerial kepada Pejabat Pembuat Komitmen yaitu
Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Gedung Sekolah (Labschool
Kebayoran). Dalam konsep ini konsultan tidak berwenang memutuskan suatu
kebijakan atau suatu langkah konkret, karena hal tersebut menjadi tugas dan
tanggung jawab dari instansi terkait.

b. Tugas - tugas yang bersifat “ Task Concept ”


Dalam hal ini konsultan bertindak untuk melaksanakan suatu kegiatan, baik lingkup
organisasi konsultan sendiri, maupun dalam lingkup secara keseluruhan. Dalam
konsep ini konsultan berwenang mengambil keputusan dan menentukan kebijakan
dimana keputusan yang diambil oleh konsultan bersifat mengikat terhadap pihak lain
yang terkait (misal : kontraktor). Konsultan bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap semua implikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat dari keputusan yang
diambil.

Dalam Pendekatan Profesional perlu kiranya ditekankan mengenai Prinsip dasar yang
harus dipahami dalam pelaksanaan pekerjaan Perencanaan, yang meliputi hal - hal
sebagai berikut :

6
4
a) Pengendalian Pelaksanaan

USULANKegiatan
Konsultan akan melakukan kegiatan pengendalian dalam lingkup kerja
TEKNI secara cepat, tepat, praktis dan efisien. Kegiatan pengendalian ini meliputi
sasaran, target dan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.

b) Pengaturan Tata Kerja


Personil
Konsultan akan membentuk suatu organisasi intern konsultan maupun
pembentukan organisasi proyek secara keseluruhan agar dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Pengaturan tata kerja atau organisasi yang
kurang baik akan menyebabkan kegiatan berjalan tanpa arah dan terget.

c) Pemeriksaan Kegiatan Kerja


Pemeriksaan kegiatan kerja akan dilakukan dengan memeriksa :

 Penetapan langkah (apa, dimana, dan bagaimana ?)


 Pengaturan waktu (kapan ?)
 Penugasan (siapa ?)
 Tahap lanjutan (atau penyelesaian dengan segera).

5. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Metodologi pelaksanaan pekerjaan yang diajukan ini merupakan penjabaran secara
lebih konkrit terhadap bidang kerja jasa konsultansi Pengawas. Metode ini meliputi
pembahasan mengenai prosedur umum Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan
Pembangunan Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran) secara keseluruhan, maupun
prosedur pelaksanaan kegiatan dari bagian - bagian pekerjaan, termasuk didalamnya
uraian sistem informasi dan pelaporan yang akan dilaksanakan.

a. Pe
ngetahuan Tentang Dokumen Kontrak
Dalam setiap kegiatan proyek perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan
sistem Perencanaan/pengendalian yang teratur, agar hasil akhir yang dicapai dapat
memuaskan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari proyek itu dan
memenuhi sasaran dan persyaratan yang telah ditetapkan. Pada umumnya dan
sudah menjadi suatu keharusan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai antara
6
4
pemilik proyek dengan pelaksana pekerjaan perlu dibuat suatu Dokumen Kontrak

USULKAerjaN, dokumen kontrak ini merupakan acuan dan pedoman untuk

melaksanakan

TEKNpekIeSrjaan di lapangan. Dengandemikian


kiranya personil - personil Perencanaan
perlu
menguasai hal - hal yang
berhubungan dengan manajemen proyek,
yang salah satu diantaranya adalah penguasaan Dokumen Kontrak tersebut.
Dokumen Kontrak Fisik merupakan dokumen yang harus dikuasai oleh personil
konsultan Pengawas. Biasanya dokumen kontrak berisi :

 Instruksi Kepada Peserta Pelelangan


 Syarat - syarat Umum
 Spesifikasi Teknik
 Gambar Rencana Proyek
 Surat Penawaran Kontraktor beserta lampiran - lampirannya.
 Addendum Kontrak, jika ada.
Di dalam pengendalian dan Perencanaan di lapangan nantinya Konsultan Pengawas
akan selalu berpedoman pada Dokumen Kontrak yang telah dibuat dan disepakati
antara Kuasa Pengguna Anggaran, dengan pihak - pihak yang terkait, kecuali kalau
ada perintah perubahan (Contract Change Order) atau Addendum yang dikeluarkan
oleh Kuasa Pengguna Anggaran.

b. Pr
ogram Pengendalian dan Perencanaan pekerjaan
Program Pengendalian dan Perencanaan dalam Perencanaan harus dilaksanakan
secara ketat dan terus - menerus sepanjang waktu kontrak, dimana masing - masing
periode mempunyai tahapan/langkah sendiri - sendiri dan berkesinambungan antara
kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya.
Konsultan diwajibkan untuk kerja penuh waktu dalam pemberian saran kepada
Kuasa Pengguna Anggaran pada Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan
Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran) yang masuk dalam paket pekerjaan proyek
dan pelaksanaan kontrak - kontrak. Konsultan akan menentukan dengan jelas dan
spesifik, luas dan dalam cakupan kerja Perencanaan dalam penugasan ini, dan akan
mengkonfirmasikan tingkat pelayanan dan/atau masukan dari staf yang disyaratkan
untuk kepastian cukupnya Perencanaan dan pemeriksaan.

6
4
a) Masa Mobilisasi

USULAPNada periode Mobilisasi ini disamping Konsultan akan melakukan mobilisasi


personil - personilnya yang akan terlibat dalam pekerjaan Perencanaan,
TEKNIKonsultan juga sudah harus mulai mengadakan checking, pengendalian dan
Perencanaan terhadap :

 Schedule mobilisasi Kontraktor.


 Realisasi Mobilisasi Peralatan, Personil serta Kantor (direksi–keet) Kontraktor.
 Realisasi pemenuhan spesifikasi atas fasilitas untuk Team Supervisi (jika
ada).
 Schedule Pekerjaan yang diajukan Kontraktor, diarahkan agar efektif,
dituangkan dalam Kurva S, sehingga Konsultan akan mudah mengawasi
atas kemajuan pekerjaan Kontraktor.
 Review terhadap design yang ada, serta alternatif design bila
dipandang perlu.
 Pembuatan Shop Drawing (terutama penampang memanjang dan
melintang dulu).
 Mulai meneliti bahan - bahan yang akan dipakai, menurut spesifikasi yang
ada.
 Penyiapan blangko - blangko (form) yang akan dipergunakan selama masa
kontrak, termasuk diantaranya blanko pengujian, blangko perhitungan
volume, blangko laporan, serta blangko sertifikat bulanan (MC) atau
sertifikat eskalasi bulanan (Price Escalation Certificate) jika ada.
Dalam masa mobilisasi inilah Konsultan Pengawas benar - benar harus dapat
mengarahkan dan memberi bimbingan kepada kontraktor agar semuanya dapat
selesai dalam jangka waktu mobilisasi tersebut.

Penekanan dalam pembuatan schedule pekerjaan yang diajukan Kontraktor,


harus diteliti betul serta diperiksa kemungkinan - kemungkinan dalam penerapan
urutan pekerjaan apakah sudah sesuai dengan tahapan serta sesuai dengan
kondisi dan keadaan di lapangan. Yang jelas di dalam pembuatan schedule ini
harus memperhatikan "hari efektif " yang ada didalam jangka waktu
elaksanaan serta harus mengingat batas waktu yang harus diselesaikan.

6
4
USULAN
TEKNIS
b) Masa Pelaksanaan Pekerjaan Fisik
Pada masa pelaksanaan pekerjaan fisik ada beberapa pokok pengendalian
dan Perencanaan yang dapat dibagi dalam kategori sebagai berikut :

1) Pengendalian dan Perencanaan Kualitas (Mutu) Pekerjaan :


Dalam pengendalian dan Perencanaan kualitas ini Konsultan harus benar - benar
ketat, mengingat bahwa intensitas penyimpangan dalam hal mutu di pandang
saat ini masih cukup tinggi. Pengendalian mutu yang dimaksud adalah untuk
mendapatkan hasil pelaksanaan pekerjaan fisik yang awet, tahan lama dan
dapat dipergunakan/dimanfaatkan oleh masyarakat sesuai dengan usia/umur
pelayanan.

Pencapaian mutu hasil pelaksanaan yang optimal akan ditempuh melalui


pengendalian mutu bahan/material dan metode/cara pelaksanaan pekerjaan.
Kegiatan pengendalian mutu direalisasikan melalui kegiatan “kontrol kualitas“,
sesuai dengan setiap tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Hal – hal yang perlu dicermati terutama adalah kualitas pada pekerjaan utama.
Agar diperoleh kualitas yang baik, perlu adanya cheking bahan/material, dalam
hal ini kontraktor mengajukan contoh bahan dengan "request sheet" yang
memuat asal bahan, komposisi bahan, hasil test mutu, ukuran type, spesifikasi,
sertifikat dan sifat - sifatnya.

Dari hasil penelitian bahan, konsultan supervisi membuat rekomendasi atas


bahan - bahan yang dipakai harus sesuai contoh yang disetujui, dan bahan yang
tidak sesuai dengan ketentuan akan ditolak oleh Konsultan Pengawas, bahan
yang ditolak harus dikeluarkan dari lokasi proyek.

Inspeksi secara terus menerus merupakan salah satu alat dari pengendalian
kualitas, disamping dokumentasi. Serta memberikan pengarahan pada para
pekerja agar sesuai dengan rencana dan spesifikasi, sebagai upaya untuk
mencegah terjadinya penyimpangan.

6
4
2) Pengendalian dan Perencanaan Kuantitas :

USULADNalam pengendalian dan Perencanaan kuantitas pekerjaan ini tugas utama ada
pada Surveyor dan Pengawas lapangan. Harus dipahami betul masalah aturan
TEKNIdan cara pembayaran yang ada di dalam Spesifikasi, mana yang dapat dibayar
dan mana yang tidak dan harus mengacu pada dokumen kontrak dan
Addendum kontrak (bila ada).

3) Pengendalian Biaya/Anggaran :
Pengendalian Biaya/Anggaran yang ada sangat erat hubungannya dengan
pengendalian kwantitas. Karena pada umumnya kontrak - kontrak sekarang
menggunakan sistem Harga Satuan, maka pengendalian kwantitas juga akan
merupakan pengendalian anggaran.

4) Pengendalian Waktu
Pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilakukan untuk menjamin agar
pelaksanaan pekerjaan dapat selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Dengan demikian pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan harus selalu
terkontrol.

Pengendalian waktu akan dilakukan melalui analisa terhadap performance


pelaksanaan proyek, dimana untuk proyek ini dapat menggunakan indikator
SPI (Schedule Performance Index) dan CPI (Cost Performance Index).

SPI adalah perbandingan antara realisasi fisik yang telah dikerjakan dengan
rencana (schedule) yang ada pada periode yang sama. Sedangkan CPI adalah
perbandingan antara dana yang telah dibayarkan dengan dana/biaya yang
tersedia (kontrak).

Secara umum SPI dan CPI dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) kriteria,
yaitu :

SPI / CPI = 1, Proyek dikatakan tepat


SPI / CPI > 1, Proyek dikatakan cepat
SPI / CPI < 1, Proyek dikatakan terlambat.

5) Contract Change Order (Perintah Perubahan Kontrak) dan Addendum

6
4
Apabila selama jangka waktu pelaksanaan ini terdapat hal - hal yang tidak sama

USULA(Ndalam hal volume atau biaya dimana jumlah akhir tidak melebihi harga
kontrak)

harus ada perintah perubahan dari owner.


TEKNIS
Kalau perubahan itu bersifat mendasar, termasuk perubahan Spesifikasi Teknis
serta Anggaran yang melebihi Harga Kontrak harus dibuat Addendum.

6) Pembuatan Monthly Certificate/Price Escalation Certification


Di dalam kontrak - kontrak saat ini biasanya pembayaran dilaksanakan secara
bulanan. Setiap akhir bulan Konsultan Pengawas Konstruksi bertugas memeriksa
dan menyiapkan pembayaran yang dapat dilakukan untuk bulan yang
bersangkutan.

Sertifikat Pembayaran Bulanan ini atau MC ini harus dilengkapi dengan Back Up
data yang lengkap. Konsultan Pengawas bertanggung jawab atas kebenaran dari
Back Up Data tersebut.

Dalam Back Up Data harus jelas ditulis untuk lokasi dan pekerjaan apa volume -
volume yang dibayarkan pada bulan tersebut.

Seandainya di dalam kontrak di sebutkan bahwa selama jangka waktu kontrak,


Kontraktor akan mendapatkan eskalasi harga, maka Konsultan juga selain
Monthly Certificate harus menyiapkan Price Escalation (PEC). Eskalasi harga
didasarkan pada index harga yang dikeluarkan oleh BPS (Biro Pusat Statistik).

Perlu diperhatikan betul - betul cara pembuatan dari Price Escalation Certificate
ini biasanya aturannya tercantum dalam Buku 3 Syarat -syarat Umum.

Bagian dari Proses Penyusunan Sertifikat Pembayaran Bulanan Kontraktor ini


lebih jelasnya disajikan seperti pada Gambar di bawah ini Bagan Proses
Penyusunan Sertifikat Bulanan Kontraktor.

6
4
Hasil Opname terhadap Pekerjaan Yang
TEKNIS telah lengkap

Kontraktor mengajukan data - data


Pendukung sertifikat bulanan

Pengawas lapangan Memeriksa pengajuan


tersebut

Penyusunan Draft Sertifikat bulanan Oleh


Kontraktor berdasarkan data Yang telah
diperiksa oleh Pengawas

Site Engineer memeriksa dan Menyetujui


Draft sertifikat

Draft sertifikat dikembalikan ke Kontraktor


untuk dikonfirmasikan Dan penyiapan
pengajuan lengkap Jumlah salinannya dan
tanda tangan

Site Engineer mengechek dan


menandatangani, diteruskan Pemimipin
Proyek

Pemimpin Proyek Menerima Dan


menyetujui, kemudian di proses

Untuk pembayarannya

Bagan Proses Penyusunan Sertifikat Bulanan Kontraktor

6
4
c) Masa Akhir Pelaksanaan

USULAPNada Akhir Pelaksanaan ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan, yaitu :
TEKNIS1) Penyiapan As Built Drawing
Pada akhir masa pelaksanaan Kontraktor diwajibkan membuat As Built
Drawing. Gambar ini akan merupakan dasar pembayaran terakhir. Tanggung
jawab Konsultan adalah memeriksa kebenaran dari As Built Drawing tersebut.

Supaya pada saat akhir pekerjaan kontraktor tidak terlalu banyak, kontraktor
dapat menyiapkan gambar terlaksana ini sedikit demi sedikit seiring dengan
selesainya item - item pekerjaan di lapangan (item pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan/dipasang).

Gambar terlaksana ini merupakan gambar kenyataan di lapangan yang


dikerjakan oleh Kontraktor, dimana gambar ini akan sangat bermanfaat
untuk masa ke depan, untuk masa pemeliharaan konstruksi, juga diperlukan
jika nantinya akan diadakan overlay (pelapisan ulang), rehabilitasi
bangunan/konstruksi kembali.

2) Pembuatan Final Certifikat/Price Escalation Certificate


Setelah pembuatan As Built Drawing , harus dibuat Final Certificate (Sertifikat
Akhir), demikian juga Final Escalation Certificate (jika ada).

Karena setelah sertifikat akhir ini tidak ada lagi pembayaran. Konsultan
Pengawas harus hati - hati dan harus teliti dalam memeriksa dan
menyiapkannya. Semua hitungan, ukuran, lokasi, aturan pembayaran mulai
dari MC 1 (Monthly Certificate – 1) sampai terakhir/ dihitung ulang.

Demikian juga halnya dengan Final Price Escalation Certificate (jika ada)

3) Claim
Selama mulai periode kontrak mungkin terjadi claim atau tuntutan dari pihak
Kontraktor maupun pihak luar, dalam hal ini konsultan pengawas harus selalu
mendasarkan jawabannya berpedoman dan mengacu pada Dokumen Kontrak
yang ada. Semaksimal mungkin Konsultan harus mengamankan Pemilik dari
segala macam claim/tuntutan yang timbul.

6
4
USULA4N) Provisional Hand Over (Serah Terima Sementara) dan Final Hand
TEKNIS Over (Serah Terima Terakhir)
Biasanya dalam Buku 3 Syarat - syarat umum disebutkan bahwa apabila
pekerjaan sudah mencapai 97 % (dengan syarat pekerjaan utama selesai 100
%). Kontraktor dapat mengadakan Serah Terima Sementara.

Konsultan Pengawas berkewajiban menyiapkan semua data yang perlu


untuk pelaksanaan Serah Terima ini.

Kegiatan ini meliputi :

 Penyiapan daftar kerusakan/ kekurangan dari pekerjaan yang


dilaksanakan kontraktor.
 Penyiapan buku informasi bagi Panitia Serah Terima ini yang berisi data
proyek, status pembayaran dan progress serta data quality.
 Ikut didalam anggota Tim Teknis yang akan menjadi petunjuk
didalam pelaksanaan pemeriksaan Serah Terima.
 Menyiapkan semua pekerjaan administrasi yang berkaitan dengan kegiatan
Serah Terima.
 Menyiapkan Berita Acara Serah Terima Sementara dan memberi
pertimbangan kepada Penanggung Jawab Kegiatan dalam menyetujui
jangka waktu perbaikan (grace period) yang diajukan kontraktor.

Setelah jangka waktu perbaikan berakhir diadakan lagi pemeriksaan kedua


yang merupakan bagian dari proses Professional Hand Over (PHO). Kalau hasil
pemeriksaan memenuhi Spesifikasi dan syarat, baru dikeluarkan Berita Acara
Serah Terima. Untuk serah terima akhir (FHO) yang dilaksanakan setelah Masa
Pemeliharaan habis secara prosedur sama dengan pelaksanaan Professional
Hand Over.

6. URAIAN KAJIAN DAN PENDEKATAN PERENCANAAN


Uraian kajian dan pendekatan Perencanaan sesuai dengan tugas konsultan pengawas
adalah menyelaraskan antara biaya proyek yang optimal, mutu pekerjaan yang
baik/berkualitas, dan waktu pelaksanaan yang tepat. Ketiga nya adalah 3 elemen yang
saling mempengaruhi, seperti tertera pada gambar berikut :

6
4
USULAN
TEKNIS

Bagan Keselarasan biaya proyek, mutu dan waktu pelaksanaan

Spesifikasi pekerjaan:

A. STRUKTUR BETON BERTULANG


Dalam rangka pengendalian desain struktur yang telah didesain oleh konsultan
perencana, konsultan Pengawas memberikan apresiasi perlu adanya acuan yang
obyektif, sehingga dalam desain (perencanaan struktur) dapat menghasilkan
keluaran yang optimal. Seperti diketahui biaya fisik (pekerjaan struktur) cukup
besar pengaruhnya terhadap biaya konstruksi.

Untuk bangunan berlantai banyak, konsep pengendalian dan Perencanaan


khususnya dalam estimasi beban gempa yang terjadi sangat penting. Karena
kesalahan dalam konsep Perencanaan gempa akan berpengaruh terhadap beban
gempa yang bekerja pada joint balok kolom. Dan selanjutnya bisa terjadi over
maupun under Estimate Earth Quake Loads, keadaan ini sangat merugikan pihak
owner.

Melalui usulan teknis ini, Konsultan Pengawas menyampaikan beberapa kajian,


usulan-usulan yang konstruktif yang didasarkan pada kaidah atau peraturan-
peraturan yang berlaku. Dengan demikian Pekerjaan Pembangunan gedung ini
dapat berjalan dengan baik. Secara garis besar, perancangan struktur dibagi
menjadi dua hal pokok yaitu :

a. Perancangan sub structure (struktur bawah), yaitu bagian bangunan yang


berada dibawah permukaan tanah yang berfungsi meneruskan beban bangunan
diatasnya ketanah dasar.

6
4
USULA
b. Perancanganupper structure (struktur atas) yaitu bagian bangunan diatas

TEKNIpeSrmukaan tanah, yang berfungsi sebagai pemikul beban kerja atap dan lantai
bangunan.
Secara umum, keduanya harus merupakan kesatuan yang kokoh dan utuh,
sehingga mampu mengantisipasi perilaku struktur oleh beban-beban yang bekerja
pada struktur tersebut. Dalam perancangan struktur ini, digunakan sebagai berikut:

a) Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIG),1983


b) Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia Untuk Gedung
(PPTGIUG),1981.
c) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia Untuk Gedung
(PPBBIG),1983.
d) SNI 1726 tahun 2002
e) Peraturan Konstruksi Indonesia (PKKI). 1961.
f) Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB), 1983.
g) Hasil ” soil test “ berikut analisisnya.
h) Peraturan/ketentuan lain yang terkait dengan pekerjaan perancangan
struktur.

Untuk menetapkan sistem yang sesuai, perlu inventarisasi permasalahan yang ada,
yang mungkin berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
sistem terpilih. Berdasarkan rencana induk dan site engineering permasalahan yang
dipandang berpengaruh pada penentuan sistem struktur ialah :

a) Tata letak bangunan yang direncanakan.


b) System hubungan bangunan baru dengan bangunan lama.
c) Rencana tahapan pelaksanaan masing-masing massa bangunan.
d) Konsep arsitektur tiap-tiap massa bangunan.
e) Rencana utilitas.

Beberapa pekerjaan struktur beton yang perlu diperhatikan dengan seksama adalah
:

 Kepastian pemilihan sub kontraktor yang akan menyediakan adukan


6
4
beton. Selalu dipertimbangkan track record dari sub kontraktor tersebut

USULANKepastian tentang mixed design dari campuran beton untuk mendapatkan


TEKNI compressive strength yang diinginkan
Koordinasi dan monitoring dalam mekanisme pengujian compressive strength
beton
 Pengendalian acuan beton melalui pembuatan shop drawing acuan beton
 Kebenaran dimensi besi tulangan
 Perencanaan saat pencoran beton, agar beton yang dihasilkan tidak berongga

B. STRUKTUR BAWAH (SUB STRUCTURE)


Struktur bawah harus sesuai dengan karakteristik tanah dan hasil soil test yang
sudah diklarifikasi dengan kondisi site development. Pekerjaan yang berhubungan
dengan struktur bawah selalu berdekatan dengan tanah.

a) Deep foundation
Perlu diadakan survei sederhana di area rencana Pembangunan untuk
mendapat beberapa data antara lain :

 Kedalaman muka air tanah terhadap muka tanah


 Kedalaman tanah stabil berada di bawah muka tanah
Dengan hasil survey tersebut, diperkirakan fondasi yang cocok mungkin dengan
deep foundation (fondasi dalam). Alternatif pertama untuk fondasi dalam
tentunya adalah driven pile (tiang pancang), karena keuntungan tiang pancang
adalah :

 Kualitas terjamin karena dibuat di pabrik dengan Perencanaan yang


sangat ketat
 Pada saat driving (pemancangan) dapat ditentukan beban yang
mampu dipikul oleh pile tersebut.

b) Kelongsoran Tanah Akibat Galian Cutting


Di dalam pengendalian dan Perencanaan terhadap pelaksanaan pekerjaan
cutting (galian), perlu diperhatikan faktor-faktor yang diperkirakan akan
mengganggu bahkan menggagalkan pekerjaan tersebut. Aspek yang penting
untuk dicermati menurut perkiraan adalah:

 longsoran tanah akibat aktivitas di sekitar lokasi proyek (lalu-lintas kendaraan

6
4
dan sebagainya) dan beban-beban yang timbul selama masa konstruksi

USULANberkurangnya potensi daya-dukung fondasi bangunan di sekitar basement


TEKNI tersebut akibat penggalian tanah, yang mungkin dapat menyebabkan
miringnya bangunan yang sangat dekat dengan lokasi proyek
 longsoran tanah akibat jenis tanah (khususnya jika jenis tanah
cenderung bersifat pasir)

Perkiraan-perkiraan tersebut berdasarkan teori daya-dukung tanah menurut


Terzaghi sebagai berikut

Gambar 5. Daya dukung tanah menurut Terzaghi

6
4
Dari teori tersebut, apabila persoalan galian tanah ini tidak dipersiapkan secara

USULteAliti,Nsangat dimungkinkan kejadian-kejadian seperti yang ditunjukkan di


dalam

Ga m bar I.6
TEKN I S

(a). Kondisi sebelum penggalian tanah (b). longsor akibat penggalian tanah
Gambar I.6. Longsor akibat kehilangan sebagian potensi daya-dukung tanah

Dari Gambar I.6 dapat dilihat terjadinya longsoran tanah oleh penurunan daya
dukung tanah (kehilangan sebagian potensi daya-dukung tanah akibat penggalian
tanah). Akibat longsoran ini akan terjadi gangguan tehadap proses konstruksi.

Selain itu, apabila tedapat bangunan-bangunan di sekitar lokasi penggalian yang


fondasinya berada di atas atau sedikit di bawah dasar penggalian potensial
mengalami hal yang sama. Jika tanah yang digali adalah pasir atau lebih bersifat
pasir, berarti sudut longsor akan lebih besar dibandingkan dengan tanah lempung
atau yang bersifat lempung. Untuk jenis tanah yang memiliki sudut longsor besar ini
(tanah dengan sudut gesek internal relatif besar) hampir tidak dimungkinkan
penggalian vertikal, sebab probabilitas kelongsoran tanah sangat besar.

c) Dinding Penahan Longsoran Tanah (Retaining Wall)


Dari analisis longsoran di atas, perlu kajian lebih mendalam tentang kemungkinan
penggunaan dinding penahan longsoran (retaining wall) untuk menghindari
keruntuhan atau kelongsoran tanah akibat galian. Penggunaan dinding ini akan
menjadi sangat penting khususnya apabila terjadi hujan selama pelaksanaannya.
Selain itu, dinding ini juga berfungsi sebagai pelindung bangunan di sekitarnya
dan/atau peralatan/pekerja konstruksi dari longsoran akibat galian. Berdasarkan
kondisi site, penggunaan dinding penahan longsoran yang paling memungkinkan
dengan menggunakan gravity wall (pasangan batu) atau Cantilever wall (beton
bertulang).
6
4
USUC. LPAEKENRJAAN FINISHING ARSITEKTUR
TEKNBebIeSrapa pemahaman dan aktifitas bidang arsitektur adalah :
a) Pemahaman Karakteristik Kawasan

Dalam hal ini terkait dengan kemampuan Konsultan Pengawas untuk melihat dan
mengenal potensi kawasan serta karakteristik nilai-nilai arsitektur bangunan yang
membentuk “image” bagi kawasan lokasi Pembangunan tersebut.

Demikian halnya dengan keberadaan sebuah desain arsitektur akan mudah dikenali
ketika mampu menampilkan “image” yang terbentuk oleh melalui perwujudan
bangunan dan ataupun ruang arsitektur yang diciptakan. Pembangunan Gedung ini
sebagai ruang komunal harus mampu menampilkan “citra diri” sebagai wadah space
yang akomodatif terhadap aktivitas yang diwadahinya serta dapat menampilkan
“image” sebagai bangunan

pendidikan. Ini bertujuan agar tercipta ruang dan atau bangunan arsitektur yang
“mengenal” para pelaku yang diwadahinya, sehingga para pelaku kegiatan nantinya
tidak merasa “terasingkan”.

b) Pemahaman Karakteristik “Pelaku” Kegiatan

Bangunan arsitektur akan memenuhi “keidealan desain” ketika mampu


menterjemahkan karakteristik pelaku kegiatan kedalam perwujudan bangunan dan
ataupun ruang-ruang arsitektur. Hal ini dapat dilakukan dengan memahami
karakteristik aktivitas “pelaku” yang akan diwadahinya.

c) Pamahaman Karakteristik sirkulasi Internal maupun


eksternal (terkait dengan Manajemen sirkulasi proyek
dengan sirkulasi transportasi kawasan)

Kenyamanan dan kelancaran pelaksanaan suatu pekerjaan fisik sangat dipengaruhi


oleh adanya sebuah sistem pola sirkulasi yang “optimal” secara internal maupun
eksternal yang saling berkaitan diantara keduanya. “Optimal” dalam artian
terciptanya sistem manajemen sirkulasi tansportasi, material dan ataupun human
resourses yang baik tanpa adanya “crouded” yang dapat menyebabkan
terganggunya kelancaran pekerjaan dan ataupun kelancaran sirkulasi eksternal.
6
4
Berawal dari sinilah dituntut kemampuan bagi Konsultan Pengawas dalam

USULmAengNuasai existing lapangan yang tercakup didalamnya pola sirkulasi


internal

ma u pun eksternal.
TEKN I S
Pola sirkulasi eksternal yang harus dapat dikendalikan adalah pemilihan dan
pengaturan sirkulasi keluar masuknya material maupun tenaga kerja dengan
pemilihan main entrance dan ataupun service entrance yang sedapatmungkin tidak
menimbulkan crouded dengan pola sirkulasi eksternal (sirkulasi transportasi lalu
lintas). Dengan demikian diharapkan tidak akan mengganggu kelancaran arus lalu
lintas transportasi kendaraan dan ataupun aktivitas lainnya.

Hal yang menjadi acuan pertimbangan pemahaman site development untuk


kemudian akan diketahui zone-zone area bebas yang dapat dimanfaatkan sebagai
dropping area serta zone- zone yang memungkinkan untuk dijadikan bagian dari
area pengaturan pola sirkulasi.

Kemampuan Konsultan Pengawas dalam memahami site development akan menjadi


titik acuan pula dalam memberikan masukan dalam menentukan pola sirkulasi
internal yang mencakup penentuan dropping area dan pengaturan keluar masuk
kendaraan terkait dengan kelancaran pola sirkulasi eksternal.

d) Pemahaman Konsep zonifikasi

Zonifikasi dalam Pembangunan Gedung ini sangat terkait dengan jenis dan
karakteristik dari aktivitas yang terjadi pada tiap-tiap ruangan ataupun pola aktivitas
secara menyeluruh dalam suatu wadah bentuk arsitektur.

Dalam kapasitasnya sebagai Konsultan Pengawas merupakan suatu keharusan


memahami zonifikasi tiap-tiap massa bangunan dan ataupun zonifikasi ruang-ruang
dari pekerjaan fisik yang dikerjakan oleh kontraktor pelakana. Hal ini diawali dengan
pemahaman terhadap pola aktivitas pelaku kegiatan yang terdiri dari pola kegiatan
pegawai serta pola interaksi antara pegawai ketika melayani keperluan masyarakat,
serta pemahaman konsultan Pengawas terhadap pola sirkulasi yang terbentuk dari
perilaku aktivitas tersebut.

6
4
Zonifikasi dalam Pengendalian dan Perencanaan Pembangunan Gedung ini dapat

USULdiAbagNi menjadi beberapa zoning, yaitu :


TEKN-ISZoning Kegiatan Publik
Merupakan zoning untuk kelompok kegiatan yang menjadi tempat interaksi
langsung antara pimpinan dengan pihak intern staff . Zoning ini biasanya diletakkan
di area dekat dan atau berhubungan langsung dengan entrance utama.

- Zoning Kegiatan Semipublik

Merupakan zoning bagi kegiatan yang lebih memerlukan tingkat keprivasian lebih
ketika terjadi interaksi antara para staf dalam menyelesaikan permasalahan-
permasalahan khusus yang harus diselesaikan dengan pihak intern.

- Zoning Kegiatan Privat

Merupakan zoning yang diperuntukkan bagi aktivitas-aktivitas yang memerlukan


tingkat privasi lebih bagi kepentingan kantor.. Biasanya terletak pada area yang
relatif tertutup bagi akses sirkulasi publik namun tetap dapat diakses bagi pelaku
kegiatan intern gedung.

Dari adanya pemahaman Konsultan Pengawas terhadap konsep zonifikasi ruangan


akan memberikan kerangka acuan dalam menentukan penggunaan material serta
pemenuhan terhadap syarat-syarat kenyamanan ruangan yang sesuai dengan pola
aktivitas yang diwadahinya.

e) Konsep Fisika bangunan (pencahayaan dan penghawaan)


Syarat sebuah desain arsitektur memenuhi standar kenyamanan adalah
terpenuhinya kenyamanan pencahayaan dan penghawaan secara alami maupun
buatan. Demikian halnya dengan menciptakan desain sebagai wadah kegiatan
perkantoran sebagai wadah kegiatan publik, diperlukan pula adanya Perencanaan
secara intens terhadap konsep fisika bangunannya yang meliputi konsep
pencahayaan dan penghawaan.

Dalam desain sebuah gedung pencahayaan menjadi sesuatu yang sangat urgen,
terlebih dengan pemaksimalan pemamfaatan pencahayaan alami agar mampu
mendukung aktivitas yang sedang dilakukan, karena aktivitas ini lebih sering
dilakukan pada siang hari. Dengan demikian Perencanaan terhadap pemberian

6
4
perlubangan-perlubangan sebagai area masuknya cahaya matahari perlu

USULmAendNapatkan perhatian yang serius agar jumlah sinar matahari

yang masuk

ked a lam ruangan mampu mencukupi intensitas penerangan yang diperlukan


TEKN I S
untuk

D. PEKERJAAN MEKANIKAL - PLUMBING

E. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pendekatan yang dilakukan dalam penyusunan usulan teknik ini pertama kali
melalui pendalaman dan pemahaman terhadap karakteristik bangunan/ruang yang
terkait dengan kebutuhan instalasi mekanikal/elektrikal serta utilitas yang berada di
dalamnya. Sehingga aspek pemenuhan kebutuhan daya listrik, pemenuhan
kebutuhan sanitasi dan kebersihan serta kenyamanan dapat dicapai. Adapun
tanggung jawab sebagai Konsultan Pengawas dalam melakukan kontrol terhadap
pelaksanaan pekerjaan Mekanikal elektrikal adalah dengan melakukan Perencanaan
pada tahapan- tahapan pekerjaan.

Pada tahap pelaksanaan, Konsultan Pengawas melakukan pengendalian


administrasi dan pengendalian teknis. Dalam hal pengendalian ini diantaranya yang
harus dilakukan terutama yang berkaitan dengan pekerjaan Mekanikal/Elektrikal
adalah sebagai berikut :

a. Ketepatan Konstruksi dan Koordinasi Sistem Dalam Pelaksanaan


Untuk mencapai ketepatan dalam konstruksi serta koordinasi antara
pekerjaan yang satu dengan lainnya dilakukan melalui:

- Pembuatan gambar kerja (Shop Drawing) yang dibuat dan diusulkan oleh
kontraktor sebelum pekerjaan yang dimaksud dikerjakan. Shop drawing
hanya dibuat untuk posisi-posisi yang dipandang sulit untuk dikerjakan dan
tidak tergambar secara detil di dalam dokumen perencanaan
- Sebelum ada persetujuan dari pihak Konsultan Pengawas maka pekerjaan
tersebut tidak boleh dikerjakan.
- Setiap tahapan pekerjaan harus didahului oleh pembuatan surat ijin memulai
pekerjaan
b. Pencapaian Kualitas Material/Equipment sesuai yang diinginkan Rencana Kerja dan
6
4
Syarat.

USpeUngeLndAaliaNn dan Perencanaan/inspeksi secara terus menerus di setiap tahapan


pekerjaan.

TEKNIS

6
4
e. Pencapaian Unjuk Kerja

USULAPNada saat pelaksanaan sering terjadi harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian

TEKNIpengangkutan/transportasi
S
d engankondisi lapangan dan tempat yang sebenarnya. Atau pada saat
terjadi hentakan-hentakan yang tidak sengaja sehingga
mengakibatkan adanya pergeseran atau perubahan karakteristik peralatan sehingga
dapat menimbulkan peralatan tidak dapat bekerja secara optimal seperti yang
direncanakan. Untuk mendapatkan unjuk kerja yang baik harus dilakukan test. Dari
data hasil tes inilah dapat dilakukan optimalisasi dengan melaksanakan setting
ulang atau perbaikan seperlunya. Dengan demikian diharapkan ada jaminan bahwa
system akan bekerja secara optimal seperti yang direncanakan

f. Tahapan Pencermatan/Persiapan dan Testing (Commissioning andTesting)

Tujuan dari pencermatan/persiapan (lebih dikenal dengan istilah commissioning)


dan pengujian secara umum adalah untuk tercapainya jaminan keamanan,
keselamatan dan kenyamanan para pengguna dan lingkungan yang berada
disekitarnya serta terjaminnya kerja system sesuai dengan yang direncanakan. Secara
spesifik bertujuan sebagai berikut:

1) Menjamin terpasangnya instalasi secara cukup dan aman dalam


menunjang

terselenggaranya kegiatan dalam gedung sesuai dengan fungsinya

2) Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari adanya


kejadian yang tidak diinginkan
3) Menjamin kehandalan system yang dipasang

4) Menjamin mudahnya dilakukan perawatan

5) Menjamin life time peralatan, minimum sesuai dengan yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat
6) Menjamin beroperasinya system sehingga dapat menunjang terselenggaranya kegiatan
di dalam gedung sesuai dengan fungsinya secara optimal.
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan (baik electrical maupun mechanical) harus diuji
sehingga mencapai hasil baik dan bekerja sempurna sesuai dengan standar dan persyaratan yang
diacu dalam pekerjaan ini seperti termaktub pada RKS Mechanical Electrical tentang Standard dan
Referensi atau sesuai dengan standard pabrik. Bilamana diperlukan, bahan-bahan instalasi atau
peralatan dapat diminta oleh Direksi Proyek untuk diuji di laboratorium atas tanggungan biaya
kontraktor

Setiap bagian instalasi pengkabelan harus diuji sehingga dicapai baik, sesuai dengan

6
4
PUIL 2000. Untuk bagian-bagian yang akan tertutup instalasinya, harus diuji

USULAsNebelum dan sesudah bagian tersebut ditutup.


TEK1) NPanIeSl Listrik
 Sebelum dilakukan pekerjaan pembuatan panel, maka kontraktor diwajibkan untuk
menyampaikan shop drawing baik ukuran panel, tebal plat, lay out equipment
maupun one line diagram lengkap dengan daftar dan volume equipment yang akan
digunakan
 Sebelum dilakukan pembuatan panel kontraktor diwajibkan untuk menunjukan
kualitas panel yang pernah dibuat, baik itu di workshop pembuat panel ataupun
diprojek lain yang pernah dikerjakan untuk mendapatkan persetujuan kualitas
yang dikehendaki.
 Sebelum panel-panel dikirimkan ke lokasi projek, kontraktor wajib melaporkan ke

direksi proyek untuk dilakukan pengecekan akhir (victory visit). Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan, dan jika terjadi kesalahan,
maka perbaikan harus dilakukan di work shop.

Terutama panel induk (LVMDP dan SDP) yang bekerja secara otomatis, harus dilakukan test
unjuk kerja di workshop

 Cek peralatan yang digunakan baik Merk dan keasliannya, kemampuan hantar arus,

breaking capacity, rangkaian kontrolnya dan ukuran busbar

2) Kabel daya, instalasi listrik dan sistem pembumian: Insulation test.

Lakukan pengukuran tahanan isolasi kabel yang meliputi tahanan penghantar


phasa- netral, tahanan penghantar phasa-ground, tahanan penghantar antar
phasa. Tahanan isolasi minimum adalah seperti berikut :

Tegangan sirkit Tegangan uji Resistan isolasi

50 V (ac); 120 V (dc) 250 0.25


Sampai dengan 500 V 500 0.5
Di atas 500 V 1000 1.0

6
4
Walaupun tahanan isolasi tersebut telah memenuhi syarat minimum, namun

USULANpada proyek ini dikehendaki tahanan isolasi di atas harus mencapai


tak terhingga, atau dapat dianggap besarnya tak terhingga. Dalam satu kelompok
TEKNIS rangkaian instalasi yang menuju ke panel, tahanan isolasinya haruslah seimbang
antara bagian satu dengan lainnya. Jika ada nilai yang perbedaannya cukup
mencolok dibandingkan dengan yang lain, maka instalasi tersebut harus dicek dan
diperbaiki sehingga mendapatkan tahanan isolasi yang seimbang dengan lainnya.

3) Visual test

- Melakukan pengecekan aplikasi warna kabel serta luas penampang kabel pada
instalasi yang dikerjakan.
- Polaritas penyambungan kabel atau hubungan fase, harus benar dan semuanya

terpasang dengan kuat

- Melakukan pengecekan pada sistem penyambungan kabel instalasi beserta


kelengkapannya.

4) Grounding test.

Besar tahanan pembumian tidak boleh melebihi seperti berikut ini:


Tabel III.1. Nilai Tahanan Isolasi Minimum

Tahanan
Jenis Instalasi pembumian
Penyalur Petir 5
Pentanahan Peralatan 2

Telekomunikasi/elektroni 0,5

5) Pekerjaan Sistem Peringatan Dini

- Lakukan pengetesan dan pengecekan tahanan isolasi pengkabelannya.

- Lakukan test sistem secara simulasi

6
4
- Lakukan pengetesan langsung dengan menggunakan asap (untuk smoke detector) dan

USUL d
Aengpengetesan
- Lakukan Nan menggunakan panas (untuk ROR dan Fix Temperature Detector)
terhadap fungsi break glass manual station, telephone, fungsi
TEKNIS
flow switch (dari sistem splinkler) dan lain-lain yang terhubung secara
terintegrasi dengan Sistem Peringatan Dini

6) Pekerjaan Sound System, Telephone System

- Lakukan pengetesan dan pengecekan tahanan isolasi pengkabelannya sesuai dengan


persyaratan minimal yang harus dipenuhi seperti tercantum pada tabel III.1.
- Lakukan pengetesan terhadap semua fitur yang dikehendaki RKS, atau sesuai dengan
sistem yang bersangkutan seperti diterangkan oleh pabrik pembuat unit sistem
tersebut

Melihat penjelasan pada uraian di atas dapat disampaikan bahwa pengawas yang mengerti

teknis dan administrasi sangat diperlukan dalam pekerjaan Perencanaan di lapangan. Team

work pengawas harus memahami lingkup dan wewenang pekerjaan yang harus ditangani

dan dikendalikan, untuk hal tersebut maka diperlukan suatu prosedur Perencanaan di

lapangan yang baku integrated dan mudah dipahami oleh personil yang terlibat di lapangan.

Berikut ini adalah bagan skematis mengenai prosedur pelaksanaan manajemen Perencanaan,

pada masa pelaksanaan di lapangan :

1. Skema prosedur pekerjaan persiapan dan


penugasan

2. Skema pekerjaan persiapan


pelaksanaan

3. Skema prosedur manajemen


Perencanaan

4. Skema penegasan
gambar kerja

6
4
USUL5A . SNkema
material
persetujuan

TEKNIS
6. Skema laporan harian dan
mingguan

7. Skema surat instruksi Konsultan


Pengawas

8. Skema pengesahan
gambar kerja

9. Skema pengajuan pembayaran angsuran /


termijn

10. Skema perubahan


pekerjaan

11. Skema pengesahan as built


drawing

2.3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

6
4
2.4. Komposisi Tim dan Penugasan
USULAN
TEKNIS

6
4
2.5. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
USULAN
TEKNIS

6
4

USULAN KERANGKA ACUAN KERJA


PERENCANAAN PEMBANGUNAN
TEKNIS
GEDUNG SEKOLAH LABSCHOOL KEBAYORAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN ANGGARAN 2017

DAFTAR ISI :
DAFTAR ISI ........................................................................................... 1
1. PENDAHULUAN ............................................................................ 2
A. UMUM
B. LATAR BELAKANG
2. MAKSUD DAN TUJUAN ................................................................. 4
3. SASARAN ................................................................................. 4
4. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN ............... 5
5. SUMBER PENDANAAN.................................................................... 5
A. BIAYA PERENCANAAN
B. SUMBER BIAYA
6. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG..... 5
7. LINGKUP PEKERJAAN...................................................................... 7
7.1 LINGKUP PEKERJAAN
7.2 TANGGUNG JAWAB
8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN ...................................................... 11
9. KUALIFIKASI BADAN USAHA, TENAGA AHLI DAN TENAGA 11
PENDUKUNG.................................................................................
10. KELUARAN...................................................................................... 16
11. PELAPORAN.................................................................................... 17
12. PENUTUP........................................................................................ 17

6
4
USULAN
1. PENDAHULUAN
TEKNIS
A. UMUM
Sebagaimana telah ditetapkan dalam Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
Peraturan Menteri PU Nomor 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

1. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu
memenuhi secara optimal fungsi bagiannya, andal dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya,
serta berkontribusi positif bagi pelayanan kepada masyarakat perkembangan arsitektur di Indonesia.
2. Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaik baiknya, sehingga
dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi
bagi bangunan gedung negara.
3. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan oleh kontraktor
pelaksana harus mendapat pengawasan secara teknis di lapangan, agar rencana teknis yang telah
disiapkan dan dipergunakan sebagai dasar pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung operasional
efektif.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara matang
sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan
kepentingan kegiatan.

B. LATAR BELAKANG
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup Unit Peningkatan Perguruan
Tinggi (P2T) Universitas Negeri Jakarta, tahun anggaran 2016.
2. Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sebagi lembaga pendidikan tinggi yang mengemban misi luhur untuk
menghasilkan ilmuwan dan praktisi baik di bidang pendidikan maupun non pendidikan, serta dalam
rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, senantiasa terus menerus mengembangkan diri
menuju ke suatu baku mutu yang telah ditetapkan dalam standar kualitas nasional ataupun
Internasional.
Gedung Sekolah Labschool Kebayoran direncanakan sebagai gedung Sekolah 4 lantai dengan ruang
kelas sejumlah 10 ruang, ruang audio visual, ruang guru, ruang rapat, ruang kepala sekolah, ruang
piket dan sound system.

2. MAKSUD DAN TUJUAN.

6
4
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana yang memuat masukan

USUazaLs, kAriteNria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterpretasikan

k eda lam p elaksanaan tugas perencanaan. Dengan penguasaan ini diharapkan konsultan
TEperencana
K Ndapat Imelaksanakan
S tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang
memadai
sesuai KAK ini.

3. SASARAN
Penyusunan dokumen Laporan Pembangunan Gedung Sekolah Labschool Kebayoran Tahun 2017 yang
memenuhi persyaratan dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pembangunan gedung negara
melalui proses kajian dan evaluasi yang akan dilakukan oleh Konsultan Perencana. Dokumen hasil
perencanaan yang dilakukan diharapkan dapat memberikan pedoman secara utuh untuk pembangunan
Fisik.

4. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Pengguna Jasa Kegiatan Peningkatan Perguruan Tinggi (P2T)


Universitas Negeri Jakarta, TA 2016
Nama Pejabat Pembuat Ramlan Lumbantoruan, S.Sos, MM
Komitmen (PPK)
: Kampus A – UNJ, Jln. Rawamangun Muka Jakarta
13220

5. SUMBER PENDANAAN
A. BIAYA PERENCANAAN
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan Perencanaan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp. 421.861.000,- dan
mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/KPTSMK/2007 tanggal
27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara yaitu:
a. Untuk pekerjaan standar berlaku biaya maksimum dihitung dengan billing rate sesuai ketentuan
yang berlaku.
b. Bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang-bulan dan biaya langsung yang
dapat diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate yang berlaku.
c. Pengaturan komponen pembiayaan pada butir a) dan b) diatas adalah dipisahkan antara
bangunan standar, serta dan non standar dan harus terbaca dalam suatu rekapitulasi akhir yang
menyebut angka dan huruf,
d. Besarnya biaya konsultan Perencanaan merupakan biaya tetap dan pasti.
6
4
e. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjan pekerjaan perencanaan yang dibuat

USULANoleh PPK dan Konsultan Perencana.


2. Biaya pekerjaan konsultan Perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual setelah
TEKNImelalui tahapan proses pengadaan konsultan perencana sesuai peraturan yang berlaku, yang terdiri
atas:
a. honorarium tenaga ahli dan tenaga pendukung,
b. materi dan penggandaan laporan,
c. Pembelian bahan dan ATK
d. sewa kantor, peralatan dan kendaraan
e. pajak.

3. Pembayaran biaya konsultan Perencana didasarkan pada prestasi kemajuan pekerjaan


perencanaan.

B. SUMBER BIAYA
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada DIPA BLU Universitas
Negeri Jakarta Tahun 2017.

6. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG

Lingkup Kegiatan : Perencanaan Pembangunan Gedung Sekolah Labschool


Kebayoran Tahun 2017.

Lokasi Kegiatan :

Jl. K.H Ahmad Dahlan No.14, Kebayoran Baru


Jakarta

Selatan
A. Data Lokasi
1) Untuk melaksanakan tugasnya konsultan Perencana mencari informasi yang dibutuhkan selain dari
yang diberikan dalam Kerangka Acuan Kerja ini.
2) Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan
tugasnya, baik yang berasal dari Kepala Satuan Kerja, maupun yang dicari sendiri. Kesalahan
kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab
konsultan Perencana..
3) Dalam hal ini informasi yang diperlukan adalah dengan mengumpulkan dan mengevaluasi data,
gambar, dokumen, dan informasi yang sudah ada untuk bahan perencanaan lanjutan, diantaranya
mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Informasi tentang lahan, meliputi :
i. kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi,
ii. kondisi tanah (hasil soil test),
6
4
iii. keadaan air tanah,
iv. peruntukan tanah,
USULAN v. koefisien dasar bangunan,
TEKNIS vi.
vii.
koefisien lantai bangunan,
perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan
viii. lain-lain.

b. Pengguna bangunan:
i. struktur organisasi,
ii. jumlah personil-personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk 5 tahun
mendatang,
iii. kegiatan utama, penunjang, pelengkap,
iv. perlengkapan / peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya.
c. Kebutuhan bangunan:
i. program ruang,
ii. keinginan tentang organisasi / pemanfaatan ruang,
d. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan pemakai atau
perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut.
e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan.
f. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti:
i. Air bersih: kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang), sumber air, jaringan dan
kapasitasnya.
ii. Air hujan dan air buangan: melewati sumur resapan dan ke saluran kota, cara pembuangan
keluar tapak.
iii. Air kotor dan sampah: Air Kotor diolah di STP yang letaknya dekat Tempat Pembuangan
Sementara (TPS); sampah di tampung di TPS dan buang keluar dari TPA.
iv. Tata Udara/A.C : beban (Ton of refrigerant), pembagian beban, sistem yang diinginkan.
v. Penanggulangan bahaya kebakaran: APAR.
vi. Pengaman dari bahaya pencurian dan perusakan: alarm (jenis, tipe), sistim yang dipilih,
CCTV
vii. Jaringan listrik: kebutuhan daya, sumber daya dan spesifikasinya, cadangan (kapasitas,
spesifikasi).
viii. Jaringan komunikasi (telepon, faximile, internet, intercom dan data): kebutuhan titik
pembicaraan, sistim yang dipilih.

4) Program alih teknologi.


Penyedia jasa harus mengadakan pelatihan/kursus singkat/diskusi/seminar/rapat terkait
dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada PPK, Tim
teknis dan Pengawas minimal satu kali dalam satu minggu dalam masa kontrak.

5) Staf/ Tim teknis pelaksanaan pekerjaan.


Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas sebagai wakilnya yang bertindak
sebagai Tim Teknis untuk pengawas, pendamping dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

6
4
7. LINGKUP PEKERJAAN
USULAN
I. LINGKUP TUGAS
TEKNLinIgkSup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan Perencana adalah berpedoman pada
ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/KPTS/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 yang
dapat meliputi tugas-tugas perencanaan lanjutan lingkungan, site/tapak bangunan, dan
perencanaan fisik bangunan gedung negara yang terdiri atas:

A. Penyusunan Rencana Detail antara lain :


a.1 Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan (termasuk
penyelidikan tanah), membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi
dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan daerah/ perijinan bangunan
a.2 Penyusunan perkiraan biaya, dan mengurus perijinan, keterangan persyaratan bangunan dan
lingkungan, dan IMB dari Pemerintah Daerah setempat.
a.3 Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi atau studi maket yang mudah
dimengerti oleh pemberi tugas. Perhitungan struktur harus ditandatangani oleh Tenaga Ahli yang
mempunyai Ijin Sertifikat.
a.4 Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
a.5 Rencana utilitas, dan Tata Hijau/landscape beserta uraian konsep dan perhitungannya.
a.6 Perkiraan Biaya
a.7 Penyusunan Dokumen Pengadaan Jasa Konstruksi
1. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai dengan gambar
rencana yang telah disetujui. Semua gambar arsitektur, struktur, dan utilitas harus
ditanda tangani oleh Penanggung Jawab Perusahaan dan Tenaga Ahli yang
mempunyai Ijin Sertifikat.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi
(E.E.).
a.4 Laporan akhir perencanan.

B. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu PPK didalam menyusun dokumen


pelelangan dan membantu POKJA pengadaan menyusun program dan pelaksanaan pengadaan.
C. Membantu POKJA pengadaan pada waktu penjelasan pekerjaan (Aanwijzing), termasuk hadir dalam
menyusun berita acara penjelasan pekerjaan, evaluasi penawaran apabila diperlukan, menyusun
kembali dokumen pengadaan dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang
ulang.
D. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan melaksanakan satuan
kerja seperti :
1. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan.
2. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan
konstruksi.
3. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan bahan.
6
4
4. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.

USULE. AMNenyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan perawatannya termasuk
petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.
TEKNIS
7.2. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN
a Konsultan Perencanaan bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan yang berlaku
dilandasi pasal 11 Undang-undang Nomor 18 Tentang Jasa Konstruksi.
b Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut:
1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil karya
perencanaan yang berlaku mekanisme pertanggungan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-batasan yang telah
diberikan oleh kegiatan, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu
penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.
3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar, dan pedoman
teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya dan yang khusus
untuk bangunan gedung negara.

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen perencanaan untuk siap
dilelangkan maksimal 30 (tiga puluh) hari Kalender atau 1 bulan sejak dikeluarkannya Kontrak/Surat
Perintah Mulai Kerja. Jangka waktu tersebut sekurang-kurang dijabarkan sebagai berikut:

 Tahap Rencana Persiapan: 7 (tujuh) hari kalender


 Tahap Rancangan Gambar Detail dan Penyusunan RKS serta RAB: 16 (empat belas) Hari Kalender
 Tahap Persiapan Pelelangan (Dokumen Perencanaan Teknis): 7 (lima) hari kalender.
 Jangka waktu pelaksanaan pada Tahap Pengawasan Berkala adalah selama masa pekerjaan fisik
konstruksi sampai penyerahan tahap pertama (Provisional Hand Over/PHO).

9. KUALIFIKASI BADAN USAHA, TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG

A. Kualifikasi Badan Usaha


Untuk mendapatkan penyedia jasa perencana yang dapat menghasilkan kualitas pekerjaan sesuai
dengan yang diinginkan, badan usaha penyedia idealnya mempunyai pengalaman sebagai
penyedia jasa perencana gedung pendidikan selama 10 tahun, tetapi tidak menutup kemungkinan
juga bagi penyedia jasa yang memiliki pengalaman kerja kurang atau lebih dari 10 tahun. Selain itu
badan usaha penyedia jasa perencana harus mempunyai pengalaman dalam perencanaan gedung
bertingkat minimal 4 (empat) lantai.

6
4
USUB.LKAualiNfikasi Tenaga Ahli, Asisten Tenaga Ahli Dan Tenaga Pendukung
Keb u tuhan tenaga ahli dan tenaga pendukung Konsultan Perencana dirinci dalam tabel berikut
TEKN I S
ini:

No. Personil Pengalaman Kerja Kualifikasi Orang


Minimal

A TENAGA AHLI

1 Ketua Tim 4 Thn Ahli Utama/S1- 1


Si/Ar

2 Ahli Perencana Struktur/ 3 Thn Ahli Muda/S1- 1


Ahli Teknik Bangunan Si
Gedung

3 Ahli Teknik Tenaga Listrik 3 Thn Ahli Muda/S1- 1


El

4 Ahli Perencana Sistem 3 Thn Ahli Muda/S1- 1


Plumbing/Ahli Teknik Me
Plambing dan Pompa
Mekanik

5 Ahli Sistem Tata Udara dan 3 Thn Ahli Muda/S1- 1


refrigrasi/Ahli Teknik Me
Sistem Tata Udara dan
Refrigasi

6 Ahli Teknik Elektronika dan 3 Thn Ahli Muda/S1- 1


Telekomunikasi/Ahli Teknik El
Elektronika dan
Telekomunikasi dalam
Gedung

B ASISTEN TENAGA AHLI

7 Asisten Ahli Arsitek 2 tahun S1-Ar 1

8 Asisten Ahli Teknik 2 tahun S1-Si 1


Perencana Struktur

9 Asisten Ahli Teknik 2 tahun S1-El 1


Tenaga Listrik

10 Asisten Ahli Manajemen 2 tahun Si-Si 1


Konstruksi

6
4
No. Personil Pengalaman Kerja Kualifikasi Orang
US ULA
C
N Minimal

TEK ITSENAGA
11 3 Thn D3 1

12 Site office 3 Thn 1


D3
Manager/
Administrator
13 Operator Komputer 3 Thn D3 2

14 Operator Computer 3 Thn 2


CAD Struktur dan D3
Arsitektur

15 Operator Computer 3 Thn 1


D3
CAD Elektrikal

16 Operator Computer 3 Thn 2


D3
CAD Mekanikal

17 Surveyor 3 Thn D3 2

Persyaratan untuk tenaga ahli dan tenaga pendukung tersebut di atas dirinci sebagai berikut:
A. Tenaga Ahli.
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan Perencana harus menyediakan tenaga-
tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Perencana untuk menjalankan kewajibannya
sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat dan disetujui oleh
pemberi tugas. Tenaga Ahli yang dilibatkan adalah tenaga ahli aktif yang berpengalaman
dibidangnya masing-masing, yaitu terdiri atas tenaga ahli sebagai berikut :

1) Ketua Tim
Seorang Ketua Tim dengan persyaratan: (a) memiliki SKA Ahli Utama dan aktif bekerja sebagai
ahli utama Arsitek konstruksi sekurang-kurangnya 4 tahun sejak diterbitkannya SKA pertama; (b)
mempunyai pengalaman kerja sebagai Ketua Tim dalam suatu proyek pemerintah dan atau non
pemerintah pekerjaan perencanaan gedung negara bertingkat minimal 4 lantai; (c) sekurang-
kurangnya pernah bekerja selama 4 tahun pada proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi; (d)
berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Sipil/ Arsitektur.

6
4
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi

USULATenNaga Ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.
2) Ahli Perencana Struktur/Ahli Teknik Bangunan Gedung
TEKNI Seorang Ahli Perencana Struktur/Ahli Teknik Bangunan Gedung dengan persyaratan: (a) memiliki
SKA Ahli Muda dan aktif bekerja sebagai ahli muda Perencana Struktur/Ahli Teknik Bangunan Gedung
sekurang-kurangnya 3 tahun sejak diterbitkannya SKA pertama; (b) mempunyai pengalaman kerja
sebagai ahli muda Perencana Struktur/Ahli Teknik Bangunan Gedung dalam suatu proyek
perencanaan gedung bertingkat minimal 4 lantai; (c) mempunyai pengalaman dalam mengevaluasi
kekuatan struktur bangunan gedung yang telah berdiri; (d) sekurang-kurangnya mempunyai
pengalaman kerja selama 3 tahun pada proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi; (e)
berpendidikan minimal Sarjana (S1) Sipil.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi
tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.
3) Ahli TeknikTenaga Listrik
Seorang Ahli Teknik Tenaga Listrik dengan persyaratan: (a) memiliki SKA Ahli Muda Teknik
Tenaga Listrik dan aktif bekerja sebagai ahli muda Teknik Tenaga Listrik sekurang-kurangnya 3
tahun sejak diterbitkannya SKA pertama; (b) mempunyai pengalaman kerja merancang struktur
bangunan dalam suatu proyek perencanaan gedung sekolah dan/atau perkantoran minimal 4
lantai; (c) mempunyai pengalaman merancang struktur bangunan gedung sekurang-kurangnya
mempunyai pengalaman kerja selama 3 tahun pada proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi;
(d) berpendidikan minimal sarjana (S1) Teknik Elektro.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi tenaga
ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.

4) Ahli Perencana Sistem Plambing/Ahli Teknik Plambing dan Pompa Mekanik

Seorang Ahli Perencana Sistem Plambing/Ahli Teknik Plambing dan Pompa Mekanik dengan
persyaratan: (a) memiliki SKA Ahli Muda Perencana Sistem Plambing/Ahli Teknik Plambing dan
Pompa Mekanik dan aktif bekerja sebagai Ahli muda Perencana Sistem Plambing/Ahli Teknik
Plambing dan Pompa Mekanik sekurang-kurangnya 3 tahun sejak diterbitkannya SKA pertama; (b)
mempunyai pengalaman kerja melaksanakan pekerjaan perencanaan dan/atau pemasangan dan/atau
perawatan instalasi listrik, untuk penerangan dan/atau tenaga di dalam dan/atau di luar bangunan
untuk disambung pada jaringan tegangan rendah, jaringan tegangan menegah dan melaksanakan
pembangunan pekerjaan jaringan tegangan rendah, jaringan tegangan menengah, gardu distribusi,
gardu hubung dan sentral pembangkit tenaga listrik dalam proyek perencanaan bangunan bertingkat

6
4
minimal 4 lantai. (c) sekurang-kurangnya mempunyai pengalaman kerja selama 3 tahun pada proyek

USULAgedNung bertingkat sedang atau tinggi; (d) berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Mesin.
P er syaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika
TEKNkualifikasi
I S tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan
pertimbangan.

5) Ahli Sistem Tata Udara dan Refrigasi/Ahli Teknik Sistem Tata Udara dan Refigrasi
Seorang ahli muda Sistem Tata Udara dan Refrigasi/Ahli Teknik Sistem Tata Udara dan
Refigrasi
dengan persyaratan: (a) memiliki SKA Ahli Muda Sistem Tata Udara dan Refrigasi/Ahli Teknik Sistem
Tata Udara dan Refigrasi dan aktif bekerja sebagai ahli muda sistem plambing sekurang-kurangnya 3
tahun sejak diterbitkannya SKA pertama; (b) mempunyai pengalaman kerja sebagai perencana sistem
plambing dalam suatu proyek perencanaan gedung bertingkat minimal 4 lantai; (c) mempunyai
pengalaman kerja sebagai perencana sistem plumbing sekurang-kurangnya selama 3 tahun pada
proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi; (d) berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Mesin.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi
tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.

6) Ahli Teknik Elektronika dan Telekomunikasi/Ahli Teknik Elektronika dan Telekomunikasi dalam
Gedung
Seorang ahli muda Teknik Elektronika dan Telekomunikasi/Ahli Teknik Elektronika dan
Telekomunikasi dalam Gedung dengan persyaratan: (a) memiliki SKA ahli muda Teknik
Elektronika dan Telekomunikasi/Ahli Teknik Elektronika dan Telekomunikasi dalam Gedung dan
aktif bekerja sebagai ahli muda tata udara dan refrigrasi sekurang-kurangnya 3 tahun sejak
diterbitkannya SKA pertama; (b) mempunyai pengalaman kerja sebagai perencana tata udara
dan refrigrasi dalam suatu proyek perencanaan gedung bertingkat minimal 4 lantai; (c)
mempunyai pengalaman kerja sebagai perencana sistem tata udara selama 3 tahun pada
proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi; (d) berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik
Mesin.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi
tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.

7) Ahli Quantity Surveyor/Ahli Manajemen Konstruksi


Seorang ahli muda Quantity Surveyor/Ahli Manajemen Konstruksi dengan persyaratan: (a) memiliki
SKA Ahli Muda Quantity Surveyor/Ahli Manajemen Konstruksi dan aktif bekerja sebagai ahli muda
quantity surveyor/Ahli Manajemen Konstruksi sekurang-kurangnya 4 tahun sejak diterbitkannya SKA
pertama (melampirkan semua referensi dari tempat kerja sebagai tenaga ahli muda ); (b)
mempunyai pengalaman kerja sebagai ahli Muda Quantity Surveyor/Manajemen Konstruksi dalam
suatu proyek perencanaan gedung bertingkat minimal 8 lantai; (c) mempunyai pengalaman kerja
6
4
sebagai quantity surveyor dan/atau Manajemen Konstruksi sekurang kurangnya 6 tahun pada proyek

USULAgedNung bertingkat sedang atau tinggi; (d) berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Sipil.
P er syaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika
TEKNkualifikasi
I S tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan
pertimbangan.

Semua tenaga ahli diatas harus melampirkan Curiculum Vitae (pengalaman dilengkapi
dengan referensi/surat keterangan) serta copy ijazah, NPWP, KTP dan bukti setor SPT
tahun terakhir.

B. Asisten Tenaga Ahli


1. Asisten Ahli Arsitek
Seorang Asisten Ahli Arsitek dengan persyaratan: (a) mempunyai pengalaman kerja dalam suatu
proyek perencanaan gedung bertingkat minimal 4 lantai; (b) mempunyai pengalaman kerja
selama 2 tahun pada proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi; (c) berpendidikan minimal
Sarjana (S1) Teknik Arsitek.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi
tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.

2. Asisten Ahli Perencana Struktur


Seorang Asisten Ahli Perencana Struktur dengan persyaratan: (a) mempunyai pengalaman kerja
dalam suatu proyek perencanaan gedung bertingkat minimal 4 lantai; (b) mempunyai pengalaman
kerja selama 2 tahun pada proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi; (c) berpendidikan
minimal Sarjana (S1) Teknik Sipil.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika
kualifikasi tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan
pertimbangan.

3. Asisten Ahli Teknik Tenaga Listrik


Seorang Asisten Ahli Teknik Tenaga Listrik dengan persyaratan: (a) mempunyai pengalaman
kerja dalam suatu proyek perencanaan gedung bertingkat minimal 4 lantai; (b) mempunyai
pengalaman kerja selama 2 tahun pada proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi; (c)
berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Elektro.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika
kualifikasi tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan
pertimbangan.

6
4
4. Asisten Ahli Manajemen Konstruksi

USULASeoNrang Asisten Ahli Manajemen Konstruksi dengan persyaratan: (a) mempunyai pengalaman
ke rj a dalam suatu proyek perencanaan gedung bertingkat minimal 4 lantai; (b) mempunyai
TEKNpengalaman
I S kerja selama 2 tahun pada proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi; (c)
berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Elektro.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika
kualifikasi tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan
pertimbangan.
Semua asisten tenaga ahli diatas harus melampirkan Curiculum Vitae (pengalaman dilengkapi
dengan referensi/surat keterangan) serta copy ijazah, NPWP, KTP dan bukti setor SPT tahun
terakhir.

C. Tenaga Pendukung
Masing masing tenaga pendukung berpendidikan minimal D3 dan berpengalaman lebih dari 3 (tiga)
tahun untuk tenaga: Sekretaris, Site Office Manager (Administrator), surveyor dan operator
komputer.
Semua tenaga pendukung diatas harus dilengkapi dengan Curiculum Vitae (pengalaman
dilengkapi dengan referensi/surat keterangan) serta ijazah, NPWP, KTP dan bukti setor SPT
tahun terakhir.

10. KELUARAN
A. TAHAPAN PERENCANAAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah
lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:

a. Tahapan Konsep Perencanaan.


1. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi tim
perencana, metoda pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu perencanaan.
2. Perijinan (IMB dari Pemerintah Daerah setempat)/ keterangan persyaratan bangunan dan
lingkungan.
3. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang, dll.
4. Rencana utilitas lanjutan bila diperlukan/ ada perubahan.
5. Penjadwalan pekerjaan konsultan perencana.
6. Perkiraan biaya pelaksanaan konstruksi/EE .
7. Gambar Rencana beserta detail pelaksanaan ; arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal,
pertamanan, tata ruang .

6
4
8. Rencana kerja dan syarat-syarat administratif, syarat umum dan syarat teknis (RKS)

USULA9.NRencana Anggaran Biaya (RAB),


10. Rincian Volume pekerjaan/ bill of quatity (BQ),
TEKNI11. Laporan perencanaan pengadaan (termasuk mendampingi POKJA pada waktu penjelasan
pekerjaan (Aanwijzing).

b. Tahap Pra Rencana Teknis


1) Gambar-gambar rencana tapak.
2) Gambar-gambar pra-rencana bangunan.
3) Perkiraan biaya pembangunan.
4) Laporan Perencanaan.
5) Mengurus kelengkapan untuk perizinan, IMB, SLF, dan Bukti Hak Atas Tanah.
6) Hasil konsultasi rencana dengan Pemda setempat.
7) Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

c. Tahap Pengembangan Rencana


1) rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dwi dan trimatra bila diperlukan;
2) rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;
3) rencana mekanikal-elektrikal termasuk IT, beserta uraian konsep dan perhitungannya;
4) garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifi-cations);
5) perkiraan biaya.

d. Tahap Rencana Detail


1) membuat gambar-gambar detail,
2) rencana kerja dan syarat-syarat, (RKS)
3) rincian volume pelaksanaan pekerjaan, (BQ)
4) rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi, (RAB) berdasarkan Analisa Biaya Konstruksi - SNI
5) dan menyusun laporan perencanaan; struktur, utilitas, lengkap dengan perhitungan-perhitungan
yang bisa dipertanggung jawabkan.

e. Tahap Pelelangan (Dokumen Perencanaan Teknis)


1) Gambar Rencana beserta detail pelaksanaan ; arsitektur, struktur, mekanikal dan
elektrikal, pertamanan, tata ruang ,
2) Rencana kerja dan syarat-syarat administratif, syarat umum dan syarat teknis (RKS)
3) Reancana Anggaran Biaya (RAB),
4) Rincian Voume pekerjaan/ bill of quatity (BQ),
5) Laporan Perencanaan;

f. Pengawasan Berkala
1. Laporan Pengawasan Berkala; seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan
rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila
ada perubahan, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama
masa konstruksi, memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan membuat laporan
akhir pengawasan berkala.

6
4
2. Menyusun laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas perubahan perencanaan ada

USULANmasa pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan bangunan


gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal
TEKNI bangunan.

A. K R l T E R l A
I. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada KAK
harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas
bangunan, yaitu:

1) Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :


a. Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata bangunan
yang ditetapkan di Daerah yang bersangkutan.
b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat, dan lingkungan.
2) Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan:
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan karakteristik lingkungan,
ketentuan wujud bangunan, dan budaya daerah, sehingga seimbang, serasi dan selaras
dengan lingkungannya (fisik, sosial dan budaya).
b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan dan keserasian
bangunan terhadap lingkungannya,
c. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan.
3) Persyaratan Struktur Bangunan:
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul akibat perilaku
alam dan manusia (gempa,dll).

b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh
kegagalan struktur bangunan.

c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang disebabkan oleh perilaku
struktur.

d. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh kegagalan struktur.

4) Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran:


a. Menjamin terwujudnya sistem proteksi pasif dan aktif pada bangunan gedung.

6
4
b. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukungbeban yang timbul akibat

USULANperilaku alam dan manusia,


c. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa sehingga mampu
TEKNI secara struktural stabil selama kebakaran, sehingga:
i. cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman,
ii. cukup waktu dan mudah bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk
memadamkan api,
iii. dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
5) Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar

a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak, aman dan
nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta layanan di dalamya.
b. Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka saat evakuasi pada
keadaan darurat.
c. Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk bangunan
fasilitas umum dan sosial.
6) Persyaratan Pencahayaan Darurat, Tanda arah Keluar, dan Sistem Peringatan Bahaya :

a. Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif di dalam bangunan gedung apabila
terjadi keadaan darurat.
b. Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman, apabila terjadi keadaan
darurat,
7) Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi :

a. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam menunjang
terselenggaranya satuan kerjadi dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya,
b. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari bahaya akibat petir,
c. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang terselenggaranya
satuan kerjadi dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
8) Persyaratan Sanitasi Bangunan Gedung dan Lingkungan

a. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang pada bangunan
gedung dan lingkungan sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi penghuni
bangunan dan lingkungan.
c. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara baik.
9) Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara

6
4
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan dalam

USULANmenunjang terselenggaranya satuan kerja dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya,
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara baik,
TEKNI
10) Persyaratan Pencahayaan :

a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami maupun buatan
dalam menunjang terselenggaranya satuan kerjadalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya,
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara baik,
11) Persyaratan Kebisingan dan Getaran

a. Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara dan getaran yang tidak
diinginkan,
b. Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau satuan kerja yang menimbulkan dampak
negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya pengendalian pencemaran dan atau
mencegah perusakan lingkungan.
12) Persyaratan Bangunan Hemat Energi dan Ramah Lingkungan.

Mempertimbangkan dalam perencanaan lanjutan ini menghasilkan operasional bangunan yang


lebih hemat dibandingkan dengan bangunan di sekitar UNJ.

II. Kriteria Khusus


Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat -syarat yang khusus, spesifik berkaitan
dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi khusus bangunan, segi
teknis lainnya, misalnya:

1) Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada.


2) Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti dalam rangka
implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
3) Solusi dan batasan - batasan kontekstual , seperti faktor sosial budaya setempat, geografi
klimatologi, dan lain - lain.

B. AZAS-AZAS
Selain dari kriteria diatas, di dalam melaksanakan tugasnya konsultan Perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut:

a Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.

6
4
b Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan material, tetapi

USULApadNa kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan,
terutama
sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
TEKNI
c Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan bangunan
sepanjang umumya, hendaknya diusahakan serendah mungkin.
d Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat dilaksanakan dalam
waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
e Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan menjadi acuan
tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.

C. PROSES PERENCANAAN
a Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta, konsultan
perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala minimal seminggu sekali atau sewaktu
waktu bila diperlukan dengan PPK/Tim Teknis.

b Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus
dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.

c Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan
pekerjaan adalah mengikat.

D. PROGRAM KERJA
a. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :

1. Jadwal kegiatan secara detail di setiap tahapan.


2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh
konsultan perencana harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Satuan Kerja.
3. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.
b. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi kerja, setelah
sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan Perencana dan mendapatkan pendapat teknis dari
Pengelola Teknis Kegiatan.

c. Secara Umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti ketentuan dalam :

1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/PRT/M/2006 tanggal 1 Desember 2006


tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember
2007 Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
3) Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar teknis yang
terkait.
4) Peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung.

6
4
11. PELAPORAN
USULAN
A. Laporan Pendahuluan.
TEKNIa)S Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi (fixed) sesuai dengan
dokumen kualifikasi dan seleksi, jumlah dan kualifikasi tim perencana (fixed) sesuai dengan
dokumen kualifikasi dan seleksi, metoda pelaksanaan sesuai dengan dokumen penawaran
teknis dan hasil klarifikasi, dan master schedule (rencana waktu pelaksanaan) serta penugasan
personil dalam waktu pelaksanaan perencanaan serta job-description personil sesuai dengan
dokumen penawaran teknis dan hasil klarifikasi teknis.

b) Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi, hubungan tata
ruang dan hal-hal lain yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan perencanaan. Rencana
kelanjutan pengurusan perijinan (IMB dari Pemerintah Daerah setempat)/ keterangan
persyaratan bangunan dan lingkungan.

c) Hasil analisis dan evaluasi Konsultan Perencana tentang informasi/ data/survei lapangan.

d) Dokumen-dokumen dan gambar-gambar hasil rancangan dari pengembangan konsep-


konsep rancangan yang telah disetujui oleh pemberi tugas.

e) Perkiraan biaya untuk pekerjaan sesuai dengan lingkup pekerjaan.

Laporan ini paling lambat diserahkan 10 hari setelah kontrak dimulai dalam bentuk hardcopy dan
soft copy dengan rincian 1 (satu) asli dan rekaman 4 (empat) copy.

B. Laporan Antara:
1. Perhitungan Engineer Estimate .
Analisis Harga Satuan (Analisis Biaya Konstruksi) sesuai dengan SNI atau referensi lainnya yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Daftar referensi Harga Bahan dan Upah di Wilayah DKI Jakarta
2. Dokumen-dokumen untuk pelelangan pelaksanaan konstruksi yang harus diselesaikan pada
hari ke-30 terhitung sejak tanggal kontrak berupa 1 (satu) asli dan 4 (empat) rekaman dengan
Hard copy dan softcopy terdiri atas:

1) Buku 1 : Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Umum

2) Buku 2 : RKS untuk Pekerjaan Struktur

3) Buku 3 : RKS untuk Pekerjaan Arsitektur

6
4
4) Buku 4 : RKS untuk Pekerjaan Mekanikal Elektrikal
USULAN5) Buku 5 : Gambar Detail Engineering (DED) Arsitektur & Lanskap
TEKNIS6) Buku 6 : Gambar DED Struktur

7) Buku 7 : Gambar DED Mekanikal Elektrikal

8) Buku 8 : Daftar Kuantitas (Bill of Quantity).

3. Pada Tahap Pelelangan.

a) Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan

b) Dokumen petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan peralatan/ perlengkapan bangunan

4. Laporan Akhir.

Laporan akhir berisi keluaran dari kegiatan yang dilakukan tahap pengawasan berkala yang terdiri
atas: Gambar Detail dan perubahannya, laporan pengawasan berkala serta pedoman pengoperasian
dan pemeliharaan peralatan yang harus diselesaikan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum PHO.
Laporan akhir berupa 1 (satu) asli dan 4 (empat) rekaman dengan Hard copy dan softcopy.

12. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) ini diterima, maka konsultan hendaknya memeriksa semua
bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja untuk dibahas
dengan Pemberi kerja.

6
4
DISUSUN OLEH:

USTIUM TLEKANISN
1. Erna Septiandini, ST, MT (Ketua) 1..........................
TEKNI
2. Drs. Sopiyan (Sekretaris)
2..........................
3. Lukman Arhami, S.Pd, MT (Anggota) 3...........................
4. Winoto Hadi, MT (Anggota) 4..........................
5. Andi Irawan Sulistyo, S.Pd (Anggota) 5 ...........................
6. Azhar, S.Ag (Anggota) 6 ...........................
Tim Bagian Perencanaan Biro Keuangan :

1. Edy Witanto, SH, MH 1................................


2. Kamandoko, S.Sos 2................................
3. Rahim, S.Pd. 3................................

Ditetapkan oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen

Ramlan Lumbantoruan, S.Sos, MM.


NIP. 196501071986031003

Mengetahui :
Pembantu Rektor II

Dr. Komarudin, M.Si


NIP 196403011991031001

Menyetujui :
Rektor Selaku Kuasa Pengguna Anggaran

6
4
USUProLf. DAr. DNjaali
N IP 195 50 902
TE K N I S
197903 1 001

6
4

Anda mungkin juga menyukai