KELENGKAPAN
Menyetujui, Mengetahui
Pembangunan MCK ++ dan Jaringan Perpipaan Bagi Lembaga Pendidikan Agama minimal
300 menetap Desa Cimerak Kec. Cimerak
Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung-jawab
agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui :
Kepala Desa Tenaga Fasilitator Lapangan
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunianya-
Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Dokumen Rencana Kerja Masyarakat Kegiatan
Pembangunan MCK + dan Jaringan Perpipaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sanitasi Tahun
anggaran 2019 Di Desa Cimerak Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran.
Dokumen ini merupakan dokumen perencanaan yang disusun oleh Kelompok
Swadaya Masyarakat dengan pendekatan partisipatif. Dokumen ini berisi tentang profil lokasi,
Ketersediaan lahan, penetapan penerima manfaat, penentuan calon pengguna, pemilihan
teknologi, rekening bank KSM, DED (Detailed Engineering Design) dan Rencana Anggaran
Biaya serta dokumen lainnya sebagai syarat untuk pencairan tahap awal.
Kami menyadari bahwa dokumen ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga
perlu penyempurna pada beberapa bagian di masa yang akan datang. Dengan selesainya
penyusunan dokumen ini, penyusun tidak lupa menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah
membantu baik berupa arahan, motivasi, referensi, revisi, memberikan fasilitas sarana dan
prasarana serta bantuan lainya sehingga dokumen ini tersusun tepat waktu.
KSM Salembur
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan tujuan
1.3 Rincian kegiatan
2. Profil titik lokasi;
3. Organisasi KSM;
4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KSM
5. Surat ketersediaan lahan yang sudah pasti, misalnya: surat hibah, surat hak guna dari
dinas/lembaga yang ada di daerah;
6. Dokumen dan berita acara pemetaan sosial dan pemetaan rawan sanitasi;
7. Surat Penetapan Penerima Manfaat;
8. Penentuan Calon Pengguna;
9. Pemilihan Teknologi Sanitasi;
10. RTR dan RAB;
11. Rekening bank bersama atas nama KSM
12. Rencana Pengelolaan Keuangan (mekanisme pencairan dana dari bank, penggunaan
dana bantuan, penyusunan pembukuan dan laporan bulanan keuangan)
13. Rencana pengunaan dana operasional maksimal 5% yang bersumber dari dana
bantuan pemerintah;
14. Rencana pembangunan infrastruktur;
15. Rencana pembiayaan operasi dan pemeliharaan oleh masyarakat pengguna;
16. Jaminan dari masyarakat pengguna terhadap kesediaan dalam mengoperasikan dan
memelihara prasarana dan sarana
17. Standard Operating Procedure (SOP) untuk kegiatan Operasional dan Pemeliharaan
KPP.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai penelitian menunjukan bahwa peningkatan akses penduduk terhadap
fasilitas sarana prasarana sanitasi memberikan dampak menurunkan angka kesakitan dan
kematian yang diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik. Sebagai upaya implementasi
kesehatan lingkungan dalam penanganan resiko penyakit lingkungan perlu dilakukan upaya
percepatan dalam bentuk stimulant melalui program intervensi kesehatan lingkungan melalui
peningkatan kualitas sanitasi di desa sekaligus dilaksanakan sebagai perwujudan pengentasan
kemiskinan yang menjadi salah satu kendala pencapain akses sanitasi melalui peningkatan
akses terhadap infrastruktur dasar permukiman yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat.
Hal di atasa dapat menjadi kegiatan pemberdayaan masyarakat marginal/miskin yang
bersifat produktif berdasarkan pemanfaatan sumber daya alam, tenaga kerja, dan teknologi
lokal dalam rangka mengurangi kemiskinan, meningkatkan pendapatan dan menurunkan
angka stunting dan resiko penyakit berbasis lingkungan lainnya. Tujuan pemberdayaan Desa
yang berorientasi pada pembangunan manusia dan kebudayaan yaitu Mewujudkan Desa
sebagai tempat yang dapat mengakomodasi berbagai pilihan dan kesempatan bagi masyarakat
dengan eksistensinya masing-masing secara mandiri dan inklusif, serta mengembangkan
berbagai aktivitas berbasis kearifan lokal yang produktif dan bernilai ekonomis.
Penetapan Desa Cimerak sebagai salah satu desa penerima Dana Alokasi Khusus
Bidang Sanitasi ini T.A 2019 ini sangat disambut baik. Hal ini mengingat masih belum
terpenuhinya target universal akses terutama karena masih minimnya fasilitas sarana prasana
sanitasi termasuk di lingkungan fasilitas layanan pendidikan agama termasuk di Pondok
Pesantren Kalangsari. Hal tersebut melatarbelakangi tingginya tingkat kemendesakan
pembangunan MCK dan jaringan perpipaan di lokasi ini. Perencanaan terkait hal tersebut
tertuang dalam rencana kerja yang telah disusun sebagai panduan terutama untuk KSM dalam
pelaksanaan kegiatan.
1.2. Tujuan
Tujuan yang hendak diwujudkan dalam penyelenggaraan kegiatan ini adalah:
1. Meningkatkan perluasan akses sanitasi dengan menyediakan prasarana dan sarana
sanitasi yang berkualitas, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai
dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas sumber daya air dan lingkungan;
2. Meningkatkan pemahaman tentang sanitasi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) bagi masyarakat; dan
3. Menciptakan lapangan kerja sementara yang dapat memberikan tambahan
pendapatan bagi warga Desa.
b. Keadaan Demografis.
Jumlah penduduk Desa Cimerak mencapai 3.715 orang / jiwa, terdiri dari 1.835 laki-
laki dan 1.880 perempuan dari 1.338 KK dengan kepadatan penduduk mencapai 567
jiwa/km2. Berdasarkan tingkat kesejahteraan keluarga, sebagian besar penduduk termasuk
kategori Kelurga Prasejahtera, dengan rincian sebagai berikut :
Keluarga Prasejahtera (KK) 612
Keluarga Sejahtera 1 (KK) 480
Keluarga Sejahtera 2 (KK) 186
Keluarga Sejahtera 3 (KK) 53
Keluarga Sejahtera 3+ (KK) 0
Jumlah Kepala Keluarga 1.331
c. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di Desa Cimerak cukup memadai, yaitu seperti uraian berikut :
No Kategori Jumlah Pengajar Jumlah Siswa
1 SMP Plus Nurul Bayan 18 190
2 SMA Informatika Nurul Bayan 9 89
3 Pondok Pesantren Nurul Bayan 20 290
Jumlah 569
a. Air Bersih
b. Sanitasi
Secara umum seperti pada aplikasi e-monev Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) Smart dari Kementrian Kesehatan, saat ini akses sanitasi penduduk di Desa Cimerak
baru mencapai 77,06 %. Tercacatat dari total 1.207 KK di Desa Cimerak, Jamban Sehat
Permanen (JSP) 1 KK, Jamban Sehat Semi Permanen 895 KK, Sharing (menumpang) 10 KK dan
sisanya (301 KK) masih Buang Air Besar Sembarangan. Hal tersebut menunjukan masih cukup
besarnya resiko sumber penyebaran penyakit lingkungan karena akses sanitasi yang belum
mencapai 100%.
Khusus mengenai keadaan sarana sanitasi di lingkungan lembaga pendidikan agama
di Pondok Pesantren Nurul Bayan, saat ini dirasa kurang memadai, dengan gambaran sebagai
berikut :
Sumur Pompa 1 √
Sumur Gali 2 √
Jamban Keluarga 1 √
WC Umum 2 √
Embung 0
ORGANISASI KSM
Sesuai dengan petunjuk teknis bahwa Pembentukan KSM dilakukan pada saat rembuk warga
dengan bentuk dan susunan struktur organisasi sesuai kebutuhan masyarakat dengan
pemperhatikan keterlibatan kaum perempuan.
Selanjutnya terlampir :
1. SK KEPALA DESA TENTANG PEMBENTUKAN KSM
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KSM
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT CIMERAK
DESA CIMERAK KECAMATAN CIMERAK KABUPATEN PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Kelompok Swadaya Masyarakat selanjutnya disebut KSM yaitu perwakilan masyarakat yang dipilih
secara,demokratis oleh masyarakat untuk mengelola bantuan hibah pembangunan sarana sanitasi
MCK + dan Jaringan Perpipaan
BAB II
NAMA, WAKTU, TEMPAT, dan KEDUDUKAN
Pasal 2
Nama Kelompok Swadaya Masyarakat pengelolaan bantuan hibah bantuan hibah pembangunan
sarana sanitasi MCK + dan Jaringan Perpipaan ini dinamakan KSM SALEMBUR .
Pasal 3
Tempat dan kedudukkan KSM SALEMBUR berada di Komplek Pondok Pesantren Nurul Bayan Dusun
Cidadap RT 022 RW 006 Desa Cimerak Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa
Barat.
BAB II
ASAS, CIRI, DAN WATAK
Pasal 5
1. KSM adalah pengelolaan bantuan hibah IPAL yang berasaskam Pancasila.
2. KSM ini merupakan himpunan masyarakat tanpa membedakan suku, keturunan, agama,
kedudukan sosial, dan gender.
3. Jati diri KSM adalah Kebangsaan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial.
4. Watak KSM adalah demokratis, kerakyatan, musyawarah, terbuka dan pantang menyerah.
BAB III
TUJUAN, FUNGSI, dan TUGAS
Pasal 6
Tujuan Umum Organisasi
Tujuan di bentuknya KSM SALEMBUR adalah untuk mengelola aset pemerintah berupa hibah hibah
pembangunan sarana sanitasi MCK + dan Jaringan Perpipaan
Pasal 7
Fungsi KSM
Fungsi KSM SALEMBUR adalah untuk menjadi sebagai panitia pembangunan sarana sanitasi MCK +
dan Jaringan Perpipaan dan dapat diterima penerima manfaat agar terpenuhi serta terwujudnya
kesehatan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Pasal 8
Tugas KSM
Tugas KSM antara lain:
1. Melakukan kampanye tentang PHBS baik kesehatan diri dan kesehatan lingkungan;
2. Menyusun Rencana Kerja Masyarakat (RKM) pembangunan sarana sanitasi bersama TFL;
3. Memfasilitasi kegiatan rembuk warga;
4. Membuka rekening bank atas nama KSM ditandatangani oleh pihak ke-3 (ketua, bendahara
dan salah satu penerima manfaat);
5. Menandatangani kontrak/perjanjian kerja sama (PKS) dengan pihak pemberi bantuan
6. Bersama Kelompok Pemanpaat dan Pemelihara menyusun rencana operasional dan
pemeliharaan;
7. Bersama Tenaga Fasilitator Lapangan menyusun Rencana Penggunaan Dana (RPD) dan
Rencana Penarikan Dana Bank (RPDB) yang akan digunakan dalam proses pembangunan
sanitasi;
8. Bersama TFL melaporkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan fisik dan keuangan pembangunan
sarana sanitasi setiap minggu kepada Masyarakat dan pemberi bantuan
9. Menyusun laporan pertanggungjawaban setiap tahapan penyaluran dana dilengkapi dengan
bukti penggunaan dana;
10. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah
Kabupaten, Pemerintah Provinsi;
11. Melakukan uji coba terhadap semua fungsi sarana sanitasi terbangun; dan
12. Melakukan serah terima sarana sanitasi yang terbangun
BAB IV
ORGANISASI
Bagian Kepengurusan
Pasal 9
1. Dalam rangka melaksanakan tugas Organisasi, disusun jenjang kepengurusan sebagai
berikut:
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Seksi Perencana
e. Seksi Pelaksana
f. Seksi Pengawas
g. Tim Pengadaan Barang
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai kepengurusan Organisasi diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 10
Tugas Pengurus
1. Ketua:
a. Mengkoordinasikan perencanaan kegiatan pembangunan;
b. Memimpin pelaksanaan tugas panitia dan kegiatan rapat- rapat.
2. Sekretaris:
a. Membantu penyusun rencana kebutuhan dan melaksanakan kegiatan tata usaha dan
dokumentasi;
b. Melaksanakan surat-menyurat;
c. Melaksanakan pelaporan kegiatan pembangunan secara bertahap.
3. Bendahara:
a. Menerima, menyimpan, membayarkan uang serta mempertanggungjawabkan dan
mengarsipkan dokumen-dokumen pertanggungjawaban;
b. Melakukan Pengelolaan administrasi keuangan dengan melakukan pencatatan pada
tahap konstruksi antara lain:
1) Laporan keuangan mingguan untuk diumumkan (ditempel di papan
pengumuman/tempat strategis) sehingga dapat dilihat dengan mudah oleh
masyarakat;
2) Laporan keuangan bulanan yaitu laporan penggunaan dana dan laporan harian sesuai
format yang ditentukan untuk kemudian diserahkan kepada Satker Pengembangan
Sistem PLP.
4. Seksi-Seksi
a. Seksi Perencana
Tugas seksi perencana adalah bersama TFL membantu:
1) Mensosialisasikan pilihan teknologi sanitasi kepada masyarakat;
2) Mengevaluasi dan menentukan pilihan teknologi sanitasi yang akan dibangun,
sesuai dengan pilihan, kemampuan masyarakat serta kondisi lingkungan;
3) Menyusun analisa teknis, membuat DED lengkap dengan potongan – RAB dan
menyusun analisa struktural, elektrikal, arsitektural sesuai dengan teknologi sanitasi
yang dipilih masyarakat;
4) Menyusun jadwal rencana kegiatan konstruksi dan kurva S;
5) Menyusun dokumen RKM;
6) Melakukan inventarisasi tenaga kerja;
7) Merekrut tenaga kerja;
8) Mengatur tenaga kerja di lapangan;
9) Mengatur dan mengkoordinir material yang diperlukan; dan
10) Mengatur mekanisme pengawasan terhadap pekerja.
b. Seksi Pelaksana
Tugas seksi pelaksana didampingi TFL adalah membantu:
1) Bertanggung jawab terhadap keamanan material selama pembangunan;
2) Membuat laporan tentang keadaan material;
3) Mengalokasikan material sesuai dengan kebutuhan pekerjaan konstruksi;
4) Mengorganisir kegiatan kampanye kesehatan di masyarakat;
5) Membantu dalam penyuluhan kesehatan masyarakat; dan
6) Melakukan monitoring terhadap upaya penyehatan lingkungan.
c. Seksi Pengawas
1) Melakukan pengawasan kinerja organisasi dan keungan dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pemanfaatan hasil kegiatan pembangunan
2) Memberikan laporan hasil pengawasan secara berjenjang
Pasal 11
Pengurus melaksanakan rapat evaluasi sekurang kurangnya 6 bulan dalam setahun dan pengurus di
wajibkan membuat laporan setiap akhir tahun kepada masyarakat yang meliputi perkembangan
pembangunan, keuangan dan lain - lain.
BAB V
PENGAWASAN
Pasal 12
Pengawasan sebagaimana di maksud dalam pasal 5 melakukan tugas pengawasan dalam
pelaksanaan operasional secara periodik, bidang administrasi dan keuangan dan berhak
mendapatkan keterangan yang di perlukan.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 13
Hal-hal yang belum di atur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ini akan diatur lebih
lanjut dalam rapat anggota.
Pangandaran, 09 Mei 2019
Ketua KSM
KEPUTUSAN
KELOMPOK SAWADAYA MASYARAKAT KEGIATAN PROGRAM
SANITASI PERDESAAN PADAT KARYA
Nomor : 01/Kep/KSM Salembur/V/219
TENTANG
Menetapkan :
Untuk pelaksanaan pembangunan, telah siap lahan yang akan dibangun berupa
sebidang tanah milik Yayasan Nurul Bayan Al Pudoliyah. Berikut terlampir surat pendukung
bukti ketersediaan lahan:
a. Surat Bukti Hibah
b. Surat tanah lainnya (Sertifikat Wakaf)
SURAT PERNYATAAN HIBAH LAHAN DAN TIDAK ADA GANTI RUGI
DARI DAK BIDANG SANITASI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Materai 6000
Saksi- Saksi
Batas Utara
H. Elan Jaelani
p= 13 m
Batas Selatan
Ukus Kusmana
Yang Menghibahkan
H. Elan Jaelani
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Dokumen dan Berita Acara Pemetaan Sosial dan
Pemetaan Rawan Sanitasi
Kegiatan pemetaan sosial dan pemetaan rawan sanitasi ini terdiri dari :
1. Pengenalan masalah/kebutuhan dan potensi, dengan maksud untuk
menggali informasi tentang keberadaan lingkungan dan masyarakat
secara umum.
2. Perumusan masalah dan penetapan prioritas guna memperoleh
rumusan atas dasar masalah dan potensi setempat.
3. Identifikasi alternatif pemecahan masalah atau pengembangan
gagasan guna membahas berbagai kemungkinan pemecahan masalah
melalui urun rembug masyarakat.
4. Pemilihan alternatif pemecahan yang paling tepat sesuai dengan
kemampuan masyarakat dan sumberdaya yang tersedia dalam kaitannya
dengan swadaya.
5. Perencanaan penerapan gagasan dengan pemecahan masalah
tersebut secara konkrit agar implementasinya dapat secara mudah
dipantau.
6. Penyajian rencana kegiatan guna menddapatkan masukan untuk
penyempurnaannya di tingkat yang lebih besar.
7. Pelaksanaan dan pengorganisasian masyarakat sesuai dengan
kebutuhan dan tingkat perkembangan masyarakat.
8. Pemantauan dan pengarahan kegiatan untuk melihat kesesuaiannya
dengan rencana yang telah disusun.
9. Evaluasi dan rencana tindak lanjut untuk melihat hasil sesuai yang
diharapkan, masalah yang telah terpecahkan, munculnya massalah
lanjutan, dll.
10. Pemetaan Permasalahan sanitasi
GAMBAR PETA DESA
HASIL IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Desa : Cimerak
Kecamatan : Cimerak
Kabupaten : Pangandaran
Provinsi : Jawa barat
A. Statistik
Jumlah
No. Data Penduduk
1. Jumlah Penduduk 3.715 orang
2. Jumlah Penduduk Wanita 1.880 orang
3. Jumlah KK 1331 KK
4. Jumlah Keluarga Pra KS 612 KK
5.. Jumlah RT 30 RT
6. Jumlah RW 10 RW
7. Jumlah Dusun 5 Dusun
C. Batas Wilayah
No Batas Desa/Kelurahan Masukan dalam Peta
.
1. Sumber Daya Sarana dan Prasarana Ada
2. Keadaan Fisik Lingkungan Ada
3. Luas dan Tata Letak Lahan termasuk Ada
4. Penyebaran Daerah Permukiman Ada
5. Aliran Air Ada
6. Lembaga yang ada di Desa/Kelurahan Ada
7. Sekolah Ada
8. Posyandu, Puskesmas Ada
9. Pewarnaan merah untuk RT/RW Ada
dengan Kondisi Kurang baik dalam
hal sanitasi
PRIORITAS MASALAH, POTENSI SANITASI KELURAHAN
Desa : Cimerak
Kecamatan : Cimerak
Kabupaten : Pangandaran
Provinsi : Jawa barat
Berdasarkan Kesepakatan peserta dalam diskusi mengenai Pembahasan Hasil Pemetaan Sanitasi
di Tingkat Desa pada hari Kamis, tanggal Sembilan, bulan Mei, tahun 2019 bertempat di Aula
Desa maka bersama ini ditetapkan dan disahkan Daftar Prioritas Masalah Sanitasi dan Potensi
Sanitasi sebagai berikut :
Profil dan Karakteristik Potensi Masalah
Prasarana Akses
Lokasi Akses Kelembagaan
dan Modal dan
Uraian Tempat Kesehatan, dan
No Potensi Sanitasi Sarana Lembaga
Tinggal Pendidikan Organisasi
Dan Masalah Sanitasi Ekonomi /
(RT/RW) yang ada Keuangan dan Sosial Masyarakat
Wilayah
Kurang
memadainya Kurang
Dusun
1 sarana sanitasi di memadai/ku Kurang Mendukung Mendukung
Cidadap
Ponpes Nurul rang layak
Bayan
Beserta Daftar Prioritas Masalah dan Potensi ini juga dilampirkan Risalah / Notulensi Pertemuan,
Daftar Hadir Peserta Pertemuan, Peta Sanitasi serta Profil Wilayah yang dirumuskan masyarakat
dan lampiran lainnya. Demikian Daftar Prioritas ini dibuat untuk dijadikan Dasar Pertimbangan
dalam Pelaksanaan Program Sanitasi Perdesaan Padat Karya di Desa/Keluarahan kami sebagai
Usulan Kegiatan Pembangunan MCK + dan Jaringan Perpipaan
tanggal 9 Mei 2019.
Mengetahui :
Pada hari Kamis Tanggal 9 Bulan Mei Tahun 2019 bertempat di Aula Desa Cimerak Kecamatan
Cimerak telah dilaksanakan Seleksi Lokasi Partisipatif (SELEKTIF) dalam rangka
implementasi Program DAK Bidang Sanitasi. Seleksi tersebut telah dilaksanakan berdasarkan
hasil Pemetaan Kebutuhan Sanitasi dengan metodi SELOTIF. Seluruh proses seleksi telah
dilaksanakan secara fair, transparan dan demokratis oleh masyarakat sendiri.
Seleksi Titik Lokasi tersebut telah diikuti oleh 3 kampung, yaitu :
1. Blok Pesantren Al – Furqon Dusun Cidadap Skor : 162,5
2. Blok Pesantren Nurul Bayan Dusun Cidadap Skor : 220
3. Blok Pesantren Par’u Nurul Bayan Dusun Cidadap Skor :155
Sesuai dengan hasil skor yang dikumpulkan oleh masing-masing kampung, maka telah
disepakati bersama bahwa lokasi yang paling siap untuk pelaksanaan Program DAK Bidang
Sanitasi adalah:
Blok Pesantren Nurul Bayan Dusun Cidadap
Demikian berita acara ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Keterangan :
Lokasi I : Blok Pesantren Al - Furqon
Lokasi II : Blok Pesantren Nurul Bayan
Lokasi III : Blok Pesantren Par’u Nurul Bayan
Surat Penetapan Penerima Manfaat,
Pengguna dan Pembentukan Kelompok
Pemanfaat dan Pemelihara
PEMERINTAH KABUPATEN PANGANDARAN
KECAMATAN CIMERAK
Nomor : 79/436/SK/KSM/V/2019
TENTANG
DAFTAR CALON PENERIMA MANFAAT DAN PENGGUNA SERTA
PEMBENTUKAN KELOMPOK PEMANFAAT DAN PEMELIHARA
(KPP) BANTUAN PEMERINTAH PEMBANGUNAN MCK + DAN
JARINGAN PERPIPAAN DESA CIMERAK KECAMATAN CIMERAK
KABUPATEN PANGANDARAN
TAHUN ANGGARAN 2019
SUGENG RAHAYU
Lampiran 1 :
No Nama Keterangan
1 Dede Mita
2 Dede Suryamah
3 Dini Rahmawati
4 Eva Padilah
5 Esa Fitriani
6 Putri Nurlaila
7 Gingin
8 Hanah Alpa Putri
9 Hila Aditia Fatimah
10 Khoerunnisa
11 Idah Nur Azizah
12 Irnawati
13 Ina Wati
14 Kenti Ayu Permata
15 Maryani
16 Mega Api Puadah
17 Meli Nuryani
18 Selawati
19 Mila Amelia
20 Mira Siltina
21 Noviyani
22 Novitari
23 Nurasiyah
24 Samrotul Puadah
25 Siti Nurzamilah
26 Siti Nurunah
27 Sri Mutiarani
28 Pipi Ramdani
29 Wika Sopi
30 Wina Nurpadilah
31 Sopi Mustaqimah
32 Adi Nur Ibrahim
33 Agim Ginanjar
34 Ahmad Mujahir
35 Ardiyanto
36 Asgar
37 Dedi Mulyana
38 Deden
39 Arip
40 Ardiyansyah
41 Diki Candra
42 Ega
43 Egi
44 Hadiana
45 Johar Maknun
46 Muhammad Pahrul Pauji
47 Muhammad Ramdan
48 Mutaqin
49 Nadi Nurrohman
50 Nurul Hidayat
51 Pahmi Hidayat
52 Pakih Mubarok
53 Pikri Hoeruman
54 Robi Pirmansyah
55 Samsul Hoeruni
56 Taufiq Miftah
57 Nurholis
58 Ade Irwan
59 Rani
60 Adi Purnomo
61 Adi Tia
62 Pebriani
63 Agam Amrulloh
64 Agil Riyono
65 Agit Firmansyah
66 Ahmad Mustopa
67 Ai Najjah
68 Ai Sifa
69 Nursiani
70 Ai Tia Setiawan
71 Aila Amlia
72 Apki Lutfi
73 Aman Darmawati
74 Putri Lia
75 Amelia
76 Andi Susandi
77 Andika Nur Efendi
78 Andriano
79 Anggi
80 Ani Pitriani
81 Annisa
82 Anissa Fitriana
83 Anwar Nasihin
84 Apip Siahul Milah
85 Aris Nugraha
86 ASep Doa Sanjaya
87 Asep Saepul Milah
88 Aris Hayati
89 Dadan Ramdani
90 Dera Abdul Ajiz
91 Dede Intan
92 Dede Tania
93 Dendra Akbar Perona
94 Deni Alamsyah
95 Deris Marsal
96 Deti Ayu
97 Dewi Sinta
98 Dewi Ayin
99 Dwi Ibin
100 Dia Andika
101 Dikri Wahyudi
102 Dinda Amelia
103 Dina Rahma
104 Dini Silmi
105 Dinokafah
106 Doni
107 Eka Septia
108 Eki Kurniawan
109 Eldi Azmi
110 Elga Yansyah
111 Elsa Safitri
112 Encep Ishaq
113 Encep Fauzi
114 Erisa Naisila
115 Euis Samrotulfuadah
116 Fahmi Akmal
117 Fajar Wijaya
118 Fajar Ramdani
119 Fandi Ramdani
120 Fandi Ramdani
121 Faril Nurulyaqin
122 Firsa Olivia
123 Fitri Aulia
124 Fuput
125 Galih Firmansyah
126 Gifar Nurdiansyah
127 Gofar
128 Gita Aulia
129 Gita Syifa
130 Hanifah Fitriani
131 Hani Nur Apriliyah
132 Hendra Saputra
133 Erlina
134 Ida Nurmala
135 Iis Saadah
136 Iqna Hinayah
137 Imam Huseri
138 Ina Rahmawati
139 Ina Wahidah
140 Indra Permana
141 Indri Wahyuni
142 Intan Nadela
143 Ikbal Nurul Hakim
144 Ikbal Jahidin
145 Irfan Irwan
146 Irfan Eso
147 Itih Nuraeni
148 Kania Zahra
149 Khoeriyatun Nisa
150 Kiki Permata
151 Kiki Rohidin
152 Komariah
153 Konita Ningsih
154 Lilis Sulistiyani
155 Lilis Nurjamil
156 Lusi Fatmawati
157 M. Jayin
158 M. Ali Rohman
159 Mala Nurulaini
160 Mala Komara
161 Maya Aidah
162 Maya Aidatulmilah
163 Mella Tendaniya
164 Meri Afta
165 Mesyi Rinjani
166 Merisa Sutarya Putri
167 Mila Nuraisyah
168 Muhammad Fauzan
169 Muhammad Arjun
170 Muhammad Azril Maulana
171 Muhammad Reno Ruhendi
172 Muhammad Rifi Maulana
173 Muhammad Rizi Pratama
174 Naila Salsabila
175 Najril Lingga Akbar
176 Nazwa Samsa Saputra
177 Niha Nurhabibah
178 Nihayati
179 Nisa Nurlaela
180 Nita
181 Nopita Rahmawati
182 Nopita Elfira
183 Nur Masyriah
184 Nurul Inayah
185 Nurul Wijdan
186 Pahmi Rizaludin
187 Patonah
188 Pina Paujiah
189 Rina Wulandari
190 R. Habib Alwi
191 Rahma Aulia Wardah
192 Randi
193 Rani Nurazizah
194 Regi Irawan
195 Rendi
196 Rendi Irawan
197 Respitasari
198 Revi Amalia
199 Reva Anggraeni
200 Ridwan
201 Rinda Nurohmah
202 Ripdah
203 Ririn Rindiani
204 Riyan Nurul Falah
205 Rizal Abdulah
206 Rizal Anam
207 Saeful Ma’ruf
208 Samsul Arifin
209 Sanda Afma Nugraha
210 Sela Nurlaela
211 Sendi
212 Seni
213 Sepi Saadatun Nisa
214 Sera Feriska Putri
215 Silvia Zayinul Amanah
216 Sinta Febrianti
217 Siti Aida Aprilia
218 Siti Maryah
219 Sophianti Chantika
220 Supriatna
221 Tasya Mujdalipah
222 Tiara Intan Nurcahya
223 Tiara Ayu Rizqiana
224 Uhti Alawiyah
225 Usep Diki Wahyudi
226 Virli Vrisila Heryanti
227 Widaningsih
228 Wildan Hamdani
229 Wisnu Admahiya
230 Wisnu Lasudi
231 Wita Melani
232 Yuda Rifaudin
233 Yuni
234 Yuni Febriani
235 Yusup Sidik
236 Zahra Aulia
237 Zahra Nuraisyah
238 Zalfa Nurjihan
239 Ziddan Hidayat Ramdhani
240 Aini
241 Ani
242 Alva
243 Ajijah Nurjamilah
244 Akia Riyani
245 Badruzaman
246 Cinta Riyani
247 Dede Riyan
248 Dika Nugraha
249 Dede Imron
250 Dedi Wahyudin
251 Diki Adam
252 Erwita
253 Emi
254 Fendi
255 Fifi
256 Gina hari
257 Gigi rudi
258 Gani
259 Jeje Jaedi
260 Jenal Abidin
261 Kiki Fatimah
262 Koni Apipah
263 Kaka Rudi
264 Leni Maryani
265 Lullu Jaoharoh
266 Lulela Aminah
267 Lani Afifah
268 Kiki Aminah
269 Sela
270 Riyan
271 Mia Maenunah
272 Nursoleh
273 Nendi Irawan
274 Nunung Nuralimah
275 Pina Palidotunnisa
276 Riyana Abdulah
277 Tari Utami
278 Syafia Awaliah
279 Vebri Nurhasan
280 Maemunah
281 Selviana Ulfah
282 Safira Indirta
283 Veriana Nasution
284 Dito Kurniawan
285 Ayudia Febrianti
286 Febrianti Nisa
287 Anisa Bela
288 Yuli Yuliani
289 Yayan Maryana
290 Yani Nurfadilah
291 Dita Rahmawati
292 Mila Kamilatul Fuadah
293 Imelda Pitriana
294 Yeti Maryati
295 Evi Hilma
296 Aisiyah
297 Zahra Aulia
298 Riyanatul Mustofa
299 Defran Dafariandi
300 Naila Syalsabila
301
302
Ditetapkan di Desa Cimerak
Pada tanggal : 24 Mei 2019
Kepala Desa
SUGENG RAHAYU
Lampiran 2 :
Susunan Pengurus
Kepala Desa
SUGENG RAHAYU
Pemilihan Teknologi Sanitasi
a. Buangan air limbah domestik dari hasil kegiatan rumah tangga seperti
dapur, kamar mandi, tempat cuci, dan WC.
b. Penampungan dan pengolahan air limbah domestik domestik dalam
sarana tangki septik yang kedap dan sesuai SNI : 03-2398-2002
(Standar Nasional Indonesia).
c. Penyedotan lumpur tinja secara berkala menggunakan jasa
penyedotan resmi yang diakui atau terdaftar pada pemerintah
setempat. Penyedotan lumpur tinja umumnya dilakukan 3 tahun
sekali.
d. Transportasi lumpur tinja ke IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja)
untuk diolah lebih lanjut. Transportasi lumpur tinja harus memenuhi
standar yang menjamin tidak terjadi tumpahan atau ceceran lumpur
tinja selama perjalanan ke IPLT.
e. Pengolahan lumpur tinja di IPLT sesuai dengan SOP (Standard
Operating Procedure).
Sumber air limbah domestik yang berasal dari beberapa kegiatan di
dalam rumah tangga yang akan dialirkan kedalam sistem perpipaan air
limbah domestik terdiri dari :
a. Black Water (Tinja) merupakan air limbah domestik yang berasal
dari closet/jamban.
b. Grey Water (air bekas mandi cuci) merupakan air limbah domestik
yang berasal dari tempat mandi, cuci, dapur.
2. Jamban
a. Pemberi Dana
Dana kegiatan pembangunan sarana sanitasi ini bersumber dari Dana Alokasi
Khusus Bidang Sanitasi dalam bentuk uang tunai. Dana tersebut diterima oleh
masyarakat melalui organisasi KSM, dengan membuka rekening bank yang
disalurkan melalui mekanisme transfer.
b. Tujuan Penggunaan Dana
Penggunaan dana untuk membangun sarana sanitasi baru berupa MCK+ dan
jaringan perpipaan.
c. Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan untuk penyelenggaraan pembangunan MCK+ dan jaringan
perpipaan ini dapat berasal dari berbagai sumber, selama tidak mengurangi makna
dari pemberdayaan sebagai model pendekatan yang hendak dijalankan.
1. Pemerintah Pusat (APBN):
a. Rincian Dana yang bersumber dari APBN untuk implementasi
pembangunan sarana sanitasi digunakan untuk:
1. Minimal 60% dari total dana untuk bahan/material;
2. Maksimal 35% dari total dana untuk upah pekerja;
3. Maksimal 5% untuk kegiatan non fisik (jumlah dan jenis disepakati
dalam rembuk warga). Dana ini digunakan untuk kegiatan non fisik
yang diperbolehkan adalah:
a) Kegiatan-kegiatan rembuk tahap konstruksi di tingkat
masyarakat;
b) Alat Tulis Kantor (ATK);
c) Pembuatan Dokumen LPJ KSM;
d) Pelatihan pemeliharaan dan operasionalisasi sarana prasarana;
e) Konsumsi untuk rembuk warga;
f) Papan informasi pelaksanaan kegiatan;
g) Spanduk, poster untuk edukasi masyarakat;
h) Transport untuk pencairan dana di bank, belanja material,
rapat koordinasi di kabupaten/kota dan Provinsi;
2. Pemerintah Desa:
a. Sosialisasi tingkat Desa;
b. Pembukaan Rekening KSM;
c. Pembentukan dan pembinaan KSM dan KPP;
d. Sharing untuk pembangunan sarana sanitasi;
e. Pemeliharaan Sarana Sanitasi;
3. Swadaya Masyarakat
Kegiatan Sanitasi Perdesaan Padat Karya Bidang Air limbah domestik di Desa
dilaksanakan dengan mendorong adanya sumbangan dana, tenaga,
material, dan asset bergerak dan/atau tidak bergerak dari warga Desa yang
berkecukupan.
d. Ketentuan Perpajakan
Bantuan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur sarana sanitasi ini dialokasikan pada
kelompok akun belanja barang untuk bantuan lainnya yang memiliki karakteristik
bantuan pemerintah dalam bentuk uang sesuai dengan pasal 38 ayat (1), PMK
173/PMK.05/2016 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah
Pada Kementerian Negara / Lembaga. Mengacu kepada :
Pasal 4a ayat (2) huruf d, Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang
Perubahan ketiga atas Undang-undang Nomor 08 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah,
bahwa jenis barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah barang
tertentu dalam kelompok barang : uang, emas batangan, dan surat berharga.
Pasal 4 ayat (3) huruf a, Undang-undang PPh tahun 2008, bahwa yang
dikecualikan dari objek pajak adalah: a. 1. bantuan atau sumbangan, termasuk
zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang
dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat
yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk
agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang
dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima
sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Pemerintah;
e. Alokasi Anggaran Dana
Besaran alokasi dana bantuan pemerintah yang disediakan untuk pembangunan
sarana sanitasi ini adalah Rp 380.000.000 (tiga ratus delapan puluh juta rupiah)
f. Tata Kelola Pencairan Dana
1. Penerima Dana
Penyaluran dana dari KPPN ke Rekening KSM dibagi menjadi 3 tahap:
a) Tahap I sebesar 25 % dari total Dana bisa diproses setelah Rencana
Kerja Masyarakat (RKM) terverifikasi,
b) Tahap II sebesar 45 % dari total Dana bisa diproses :
c) Tahap III sebesar 30%
Berkas penyaluran dana disiapkan oleh Satker antara lain :
a) Kontrak kerja atau perjanjian kerjasama
b) Berita Acara Pembayaran;
c) Kuitansi Pembayaran/kuitansi bukti penerimaan uang KSM;
d) dan lain-lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sedangkan berkas
yang disiapkan oleh KSM adalah :
e) Surat permohonan penyaluran Dana
f) Rencana Penggunaan Dana (RPD)
RPD merupakan rencana penggunaan dana yang dibagi dari Rencana
Anggaran dan Biaya (RAB) menjadi 2 bagian yang menjabarkan rencana
prioritas kebutuhan material/bahan, upah, alat dan operasional pada
setiap tahapan.
g. Penarikan Dana dari Bank Oleh KSM
1. Penarikan Dana dari Bank
Setelah dana ditransfer ke Rekening KSM, maka KSM dapat melakukan
penarikan dana dari bank, dengan ketentuan pengurus KSM bersama
dengan TFL melakukan rembuk untuk mengidentifikasi daftar
kebutuhan yang akan didanai. Selanjutnya seluruh daftar kebutuhan
yang sudah diidentifkasi di susun dalam format rencana penarikan dana
bank (RPDB).
2. Penggunaan Materai
Bukti pembayaran dibubuhi materai sesuai ketentuan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2000 tentang
Perubahan Tarif Bea Materai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga
Nominal yang dikenakan Bea Materai, sebagai berikut :
1. Untuk pembayaran yang mempunyai harga nominal sampai dengan
Rp. 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah), tidak dikenakan
Bea Meterai;
2. Untuk pembayaran yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp.
250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp.
1.000.000,00 (satu juta rupiah), dikenakan Bea Meterai dengan tarif
sebesar Rp. 3.000,00 (tiga ribu rupiah);
3. Untuk pembayaran yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp.
1.000.000,00 (satu juta rupiah), dikenakan Bea Meterai dengan tarif
sebesar Rp. 6.000,00 (enam ribu rupiah).
h. Pencatatan Penggunaan Dana
Pencatatan penggunaan dana dilakukan oleh KSM bersama dengan TFL.
Pencatatan merupakan kegiatan atau proses pendokumentasian
penggunaan dana dalam bentuk tulisan kedalam pembukuan. Pencatatan
akan dilakukan pada buku bank, buku Kas Umum KSM dan buku bantu.
1. Buku Kas Umum
Buku Kas Umum KSM adalah buku yang digunakan untuk mencatat
seluruh transaksi-transaksi penerimaan dan pengeluaran dana yang
bersumber dari Dana Program Sanitasi Perdesaan Padat Karya maupun
swadaya secara tunai dalam pelaksanaan Program Sanitasi Perdesaan
Padat Karya. Pencatatan dalam buku kas umum akan sesuai dengan
bukti-bukti pembayaran/pengeluaran. Buku Kas Umum ditulis tangan
atau dengan cara lain yang dapat dilakukan oleh Bendahara KSM.
2. Buku Bank KSM
Buku Bank merupakan catatan seluruh transaksi melalui bank dan
transaksi yang dilakukan oleh pihak bank. Pencatatan buku bank KSM
sangat mudah karena bendahara hanya tinggal memindahkan catatan
transaksi yang ada sesuai dengan print out di buku tabungan KSM,
hanya yang membedakan adalah pada saat dana KSM bertambah maka
posisi pencatatan di buku rekening oleh bank adalah sebagai
pengeluaran (kredit), sedangkan di buku bank KSM dicatat sebagai
penerimaan (debet). Demikian sebaliknya, pada saat dana tabungan
KSM berkurang maka pihak bank mencatat sebagai penerimaan di buku
tabungan KSM, sedangkan di buku bank bendahara KSM dicatat sebagai
pengeluaran.
3. Buku Operasional (Dana Non Fisik)
Buku operasional adalah buku bantu kas yang digunakan
untuk pencatatan transaksi yang berkenaan dengan biaya- biaya khusus
untuk kegiatan operasional KSM. Pencatatan di buku operasional
bertujuan untuk mempermudah pemeriksaan terhadap rincian biaya-
biaya operasional KSM karena di buku kas umum pencatatan jumlah
pengeluaran operasional dibuat secara umum/global.
4. Buku Swadaya
Buku Swadaya adalah buku bantu kas yang digunakan khusus untuk
pencatatan transaksi dari swadaya yang diterima baik dalam bentuk
uang tunai maupun non tunai (misalkan : material/bahan, tenaga kerja).
5. Buku Upah Kerja
Buku Upah Kerja adalah buku bantu yang digunakan untuk
pencatatan daftar penerima dan jumlah upah kerja.
6. Buku Material
Buku Material adalah buku bantu yang digunakan untuk mencatat
setiap material yang masuk dan keluar, buku material ini dibuat perjenis
material.
i. Laporan Penggunaan Dana (LPD)
LPD adalah laporan realisasi penggunaan Dana. Laporan ini memuat nilai
kumulatif dari realisasi penggunaan dana untuk kebutuhan material/bahan,
upah, alat dan operasional, yang sudah dibayarkan dalam setiap termin
penarikan dana dari bank. LPD ini dibuat oleh KSM bersama dengan TFL
setiap termin penarikan dana dari Bank. Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) akan menyampaikan Laporan Penggunaan Dana (LPD) setiap termin
penarikan dana bantuan kepada PPK. Apabila terdapat sisa anggaran dari
efisiensi dan penurunan harga yang terjadi di lapangan, maka sisa dana
bantuan pemerintah dimaksud bisa dipergunakan untuk kegiatan
pengembangan dengan menambah volume pekerjaan atau melakukan
optimalisasi untuk kegiatan yang sejenis sesuai item pekerjaan yang terdapat
di dalam RAB yang penggunannya diputuskan melalui mekanisme rembuk
warga dan harus disetujui oleh PPK. Kesesuaian progres fisik dengan laporan
pertanggungjawaban dana Bantuan yang telah digunakan akan menjadi
bahan evaluasi untuk pengambilan keputusan.
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) harus menyampaikan laporan
pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir program pada
tahun anggaran berjalan dengan dilampiri :
1) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan ditandatangani oleh KSM dan Satker;
2) Berita Acara Commisioning Test ditandatangani oleh KSM dan Satker;
3) Berita acara serah terima barang yang ditandatangani oleh ketua KSM dan
disaksikan oleh 2 (dua) orang (TFL dan KPP) kepada PPK
4) Dokumentasi (foto) fisik yang terbangun (0%, 60%, dan 100%);
5) Daftar perhitungan dana awal, penggunaan, dan sisa dana; dan
6) Surat pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan oleh KSM.
b. Isi Laporan pelaksanaan/pertanggungjawaban (LPj) terdiri dari 3 bagian:
1) Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa:
a) Berita Acara Pembentukan Tim Pengadaan;
b) Berita Acara Survei Harga Bahan, Upah dan Sewa Alat;
c) Undangan Pengadaan Bahan/Material;
d) Penawaran dari pemasok;
e) Surat Pernyataan Kebenaran Usaha;
f) Berita Acara Penentuan Pemenang;
g) Surat Penyataan Tidak Menuntut Ganti Rugi;
h) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan;
i) Surat Perintah Kerja (SPK);
j) Dokumen Pengantar Barang / Faktur Barang.
2) Laporan pelaksanaan fisik:
a) Catatan Harian
b) Catatan Material
c) Daftar Hadir Pekerja
d) Catatan Alat kerja
e) Rekapitulasi Kemajuan Pelaksanaan Mingguan
f) Rekapitulasi Kemajuan Pelaksanaan Bulanan
g) Kurva S
h) Direksi Kit,
i) Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lapangan,
j) Dokumentasi Kemajuan Fisik. (0%,60%,100%);
3) Laporan Keuangan:
a) Rencana Penggunaan Dana (RPD),
b) Rencana Penarikan Dana Bank (RPDB),
c) Surat Permohonan Penarikan Dana,
d) Buku Bank KSM,
e) Buku Kas Umum KSM,
f) Buku Operasional (Dana Non Fisik)
g) Buku Swadaya, dan
h) Laporan Penggunaan Dana (LPD)
Rencana Pengunaan Dana Operasional Maksimal 5% yang
Bersumber dari Dana Bantuan Pemerintah
Rencana Pembangunan Ifrastruktur
Kegiatan ini dilakukan berdasarkan perencanaan dalam Rencana Kerja Masayarakat (RKM)
serta kesepakatan perjanjian kontrak antara KSM dan Satker PSPLP Provinsi dalam
melaksanakan kegiatan Program Sanitasi Perdesaan Padat Karya di lokasi sasaran.
Tahap pelaksanaan konstruksi ditandai dengan telah ditandatanganinya Perjanjian Kerjasama
antara PPK Satker PSPLP Provinsi dengan KSM sebagai keterwakilan warga penerima
manfaat. Contoh Surat Perjanjian Kerjasama PPK dan KSM dapat dilihat pada Lampiran
Format 1.10.
1. Tahap Persiapan Konstruksi
Tahap persiapan konstruksi diawali dengan pengajuan penarikan dana I oleh KSM.
Pelaksanakan persiapan konstruksi KSM didampingi oleh TFL pada forum rembuk warga
meliputi:
1. Memeriksa dan merevisi Jadwal Pelaksanaan yang telah disusun di dalam RKM,
disesuaikan dengan kondisi terkini (bila diperlukan);
2. Mengidentifikasi pekerjaan dan tenaga pelaksana pembangunan seperti: tenaga
terampil yang dibutuhkan, dan membuka pendaftaran calon pekerja untuk
pekerjaan yang akan dilaksanakan secara mandiri. Prioritas tenaga kerja yang akan
dilibatkan adalah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), baik laki-laki
maupun perempuan. Kegiatan pendaftaran tenaga kerja dapat diteruskan selama
dibutuhkan dalam pelaksanaan; dan
3. Membentuk tim pekerja konstruksi yang terdiri dari kepala tukang, tukang dan
pekerja. Tim pekerja konstruksi tersebut diutamakan berasal dari penduduk
setempat atau calon pemanfaat. Khusus untuk kepala tukang dan tukang diusahakan
sebaiknya memang mempunyai keahlian yang memadai.
Pada tahap persiapan konstruksi TFL bersama dengan Faskab melakukan penguatan
kapasitas kepada kepala tukang, tukang, pekerja, KPP serta masyarakat pemanfaat
prasarana dan sarana yang terbangun. Tujuan penguatan kapasitas ini untuk memberikan
pemahaman dan keterampilan dalam hal pelaksanaan konstruksi dan keberlanjutan
Program Sanitasi Perdesaan Padat Karya. Penguatan kapasitas ini dilakukan oleh TFL
selaku tenaga pendamping masyarakat.
Materi Penguatan Kapasitas yang diberikan antara lain:
1. Cara membaca gambar teknis;
2. Pengetahuan tentang spesifikasi teknis dan batasan-batasannya;
3. Tata cara pengawasan pekerjaan (quality control) dan cara
menghitung kemajuan kegiatan (progress fisik);
4. Administrasi dan keuangan (Penyusunan LPj); dan
5. Operasional dan perawatan bangunan sarana sanitasi.
2. Pelaksanaan Konstruksi
Maksud dari tahap konstruksi adalah pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana
Program Sanitasi Perdesaan Padat Karya yang dilaksanakan masyarakat secara
partisipatif (bergotong-royong), sehingga masyarakat pengguna mempunyai rasa
memiliki terhadap prasarana dan sarana Program Sanitasi Perdesaan Padat Karya yang
dibangunnya. Tahapan Konstruksi secara garis besar adalah pelaksanaan, pengawasan,
pengendalian konstruksi dan pelaporan.
1) Pengadaan Barang dan Jasa
Mekanisme pengadaan barang dan jasa mengacu pada Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 dan perubahannya tentang Pengadaan Barang/Jasa.
a. Pelaksanaan pengadaan melalui pengadaan langsung Tahapan
pengadaan Langsung meliputi:
1. Pengadaan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang nilainya
sampai dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
2. Proses pengadaan langsung dilakukan sebagai berikut:
a) Pembelian/pembayaran langsung kepada penyedia untuk pengadaan yang
menggunakan bukti pembelian dan kuitansi, sebagai berikut:
• Tim pengadaan mencari informasi terkait pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan harga, antara lain melalui media elektronik dan/atau
non-elektronik;
• Tim pengadaan dapat membandingkan harga dan kualitas paling sedikit
dari 2 (dua) sumber informasi yang berbeda, jika nilai transaksi lebih
dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);
• Tim pengadaan dapat melakukan klarifikasi teknis dan negosiasi harga
untuk mendapatkan penyedia dengan harga yang wajar serta dapat
dipertanggungjawabkan, jika nilai transaksi lebih dari
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);
• Negosiasi harga dapat dilakukan berdasarkan Harga Penentuan Sendiri
(HPS), jika nilai transaksi lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah); dan
• Dalam hal negosiasi harga tidak menghasilkan kesepakatan, maka
Pengadaan Langsung dapat dinyatakan gagal dan dapat dilakukan
Pengadaan Langsung ulang dengan mencari Penyedia lain.
b) Permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi
teknis dan harga kepada penyedia untuk pengadaan yang menggunakan
SPK, sebagai berikut:
• Tim pengadaan mencari informasi terkait pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan harga, antara lain melalui media elektronik dan/atau non-
elektronik;
• Tim pengadaan membandingkan harga dan kualitas paling sedikit dari 2
(dua) sumber informasi yang berbeda;
• Tim pengadaan mengundang calon penyedia yang diyakini mampu untuk
menyampaikan penawaran administrasi, teknis dan harga;
• Undangan dilampiri spesifikasi teknis dan/atau gambar serta dokumen-
dokumen lain yang menggambarkan jenis pekerjaan yang dibutuhkan;
• Penyedia yang diundang menyampaikan penawaran administrasi, teknis
dan harga secara langsung sesuai jadwal yang telah ditentukan dalam
undangan;
• Tim pengadaan membuka penawaran dan mengevaluasi administrasi dan
teknis dengan sistem gugur, melakukan klarifikasi teknis dan negosiasi
harga untuk mendapatkan penyedia dengan harga yang wajar serta dapat
dipertanggungjawabkan;
• Negosiasi harga dilakukan berdasarkan HPS;
• Dalam hal negosiasi harga tidak menghasilkan kesepakatan, Pengadaan
Langsung dinyatakan gagal dan dilakukan Pengadaan Langsung ulang
dengan mengundang penyedia lain;
• Tim pengadaan membuat Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung yang
terdiri dari:
• Nama dan alamat penyedia;
• Harga penawaran terkoreksi dan harga hasil negosiasi;
• Unsur-unsur yang dievaluasi (apabila ada);
• Hasil negosiasi harga (apabila ada);
• Keterangan lain yang dianggap perlu; dan
• Tanggal dibuatnya berita acara.
c) Tim pengadaan menyampaikan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung
kepada ketua KSM;
d) Ketua KSM melakukan perjanjian dan mendapatkan bukti perjanjian
dengan ketentuan:
• Pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah) menggunakan bukti pembelian);
• Pengadaan yang bernilai lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh
juta rupiah) sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) menggunakan kuitansi; dan
• Pengadaan yang bernilai lebih dari Rp50.000.000 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah)
menggunakan Surat Perintah Kerja (SPK).
Etika Pelaksanaan Pekerjaan
Baik penyedia barang/jasa (pemasok) maupun pengguna barang (KSM) harus
memenuhi etika pelaksanaan pengadaan barang/pekerjaan konstruksi sebagai
berikut:
1) Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk
mencapai sasaran kelancaran dan ketetapan tercapainya tujuan dalam
pelaksanaan pengadaan barang;
2) Bekerja secara operasional, mandiri atas dasar kejujuran dan mencegah
terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan;
3) Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan dalam rapat
lapangan sesuai kesepakatan dengan pihak terkait;
4) Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini;
5) Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau melakukan
kegiatan bersama dengan tujuan keuntungan pribadi, golongan atau pihak
lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Negara;
6) Menghindari dan mencegah pertentangan dengan pihak terkait, baik langsung
maupun tidak langsung; dan
7) Tidak menerima, tidak menawarkan dan atau tidak menjanjikan untuk
memberi atau menerima hadiah/imbalan berupa apapun kepada siapa saja
yang diketahui patut diduga berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
a. Pendanaan Pemeliharaan
Pemeliharaan sarana yang telah dibangun oleh Program Sanitasi Perdesaan Padat Karya
tidak lepas dari tanggungjawab masyarakat. Pemeliharaan prasarana dan sarana dapat
berjalan dengan baik jika diwujudkan dengan rencana kerja yang nyata dan iuran
(pendanaan) dari pemanfaat sebagai swadaya.
Besaran iuran dari masyarakat dihitung berdasarkan kesepakatan bersama sesuai
kebutuhan pemeliharaan. Pendanaan dipergunakan untuk kebutuhan seperti honorarium
petugas pemelihara sarana, perbaikan komponen sarana yang rusak dan biaya operasional
lainnya yang sesuai dengan sistem sarana terbangun. Adapun mengenai rencana
pembiayaan pemeliharaan akan diatur kemudian bersama KPP dan penguurus yayasan
yang menauingi lembaga pendidikan.
b. Rencana Pemeliharaan
Untuk mencapai keberhasilan pemeliharaan sarana sanitasi maka dibutuhkanlah lembaga
KPP. KPP harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut;
1. Melakukan pemantauan rutin/berkala untuk mengetahui dan memastikan
kondisi prasarana dan sarana berjalan dengan baik;
2. Mengetahui kerusakan sedini mungkin agar dapat disusun rencana perawatan
dan pengelolaan yang baik;
3. Melakukan rehabilitasi tepat waktu;
________________
Mengetahui
Kepala Desa Cimerak
Sugeng Rahayu
Standard Operating Procedure (SOP)
untuk kegiatan Operasional dan Pemeliharaan KPP.
I Pra-Operasi
A. Penanaman Bakteri Pengurai
1. Lakukan proses start-up untuk penanaman bakteri dalam tangki septik dan upflow filte.
2. Isi Tangki Septik dengan air dan masukan bakteri sesuai dengan takaran yang
disarankan pada label keterangan kemasan.
3. Kultur bakteri untuk start-up dapat dibeli di toko yang menjual alat sanitasi, dengan
berbagai merk dan kemasan,sebagai contoh seperti EM4, startbio, bio2000, dan lain
sebagainya.
4. Tangki septik dapat digunakan setelah proses penanaman bakteri selesai.
5. Proses pembentukan bakteri pengurai akan lebih cepat terbentuk.
B. Tanpa Penanaman Bakteri Pengurai
1. Isi Tangki Septik dengan air.
2. Tangki septik dapat digunakan langsung.
3. Proses pembentukan bakteri pengurai di tangki septik akan lebih lama terbentuk.
Diperkirakan sekitar 3 – 4 minggu setelah digunakan, bakteri pengurai baru optimum
terbentuk.
II Operasi dan Pemeliharaan
A. Pengecekan Jenis Air Limbah yang masuk
1. Air limbah domestik yang masuk ke Tangki Septik tidak boleh bercampur dengan air
hujan.
2. Air limbah domestik sedapat mungkin terhindar dari masuknya sisa pemakaian bahan
yang beracun seperti pestisida, bahan pemutih, pembersih keramik (porstex, karbol),
cat, thinner, dan sejenisnya terutama dalam jumlah besar karena dapat mengganggu
proses pengolahan dengan membunuh bakteri di tangki septik dan up-flow filter.
3. Air limbah domestik sedapat mungkin terhindar dari padatan atau bahan yang sulit
terurai seperti potongan kain, sisa-sisa makanan, potongan sampah, dan lain-lain, masuk
ke saluran pembuangan, karena akan menyumbat aliran dan mengganggu proses
pengolahan.
4. Pemeriksaan kondisi air limbah di bak kontrol dengan membuka tutup bak kontrol dan
membersihkan sampah-sampah atau padatan sulit terurai yang tersumbat di bak control.
5. Pemeriksaan kondisi air limbah di tangki septik dengan up- flow filter hanya
diperbolehkan melihat melalui lubang kontrol yang terdapat di tutup tangki.
B. Pemeliharaan Jamban Agar jamban tidak menjadi sumber penyakit, jamban sebaiknya
dipelihara dengan baik dengan cara (Depkes, 2004):
1. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering
2. Tidak ada sampah berserakan dan tersedia alat pembersih
3. Tidak ada genangan air disekitar jamban
4. Rumah jamban dalam keadaan baik dan tidak ada lalat atau kecoa
5. Tempat duduk selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat
6. Tersedia air bersih dan alat pembersih di dekat jamban
7. Bila ada bagian yang rusak harus segera diperbaiki
Dalam pemeliharan jamban partisipasi pengguna sangat dibutuhkan agar jambantidak
menjadi sumber penyakit bagi pengguna dan orang disekitar. Upaya penggunaan jamban
berdampak besar bagi penurunan resiko penularan penyakit. Beberapa hal harus
diperhatikan :
1. Jamban berfungsi dengan baik dan dipakai semua anggota keluarga.
2. Siram jamban dengan air setiap menggunakan jamban
3. Bersihkan jamban dengan alat pembersih minimal 2-3 kali seminggu.