Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA

Nama Kegiatan : Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI D.I.


Semoyo (30,00 Ha), D.I. Kuton,( 113,16 Ha)
D.I.Dadapan (38,00 Ha) dan D.I. Sidoraharjo (97,50 Ha).

1. Latar Dalam mendukung peningkatan produktivitas pertanian


Belakang lahan sawah beririgasi, Pemerintah Daerah DIY dalam salah
satu indikator target kinerjanya berusaha memenuhi
penyediaan air irigasi agar sesuai dengan jumlah, waktu dan
mutu yang memadai. Komitmen tersebut diwujudkan melaui
upaya peningkatan kinerja jaringan irigasi yang menjadi
kewenangannya dengan cara menyiapkan anggaran yang
cukup dengan kebutuhan di masing-masing Daerah Irigasi
(D.I.) agar diperoleh pelayanan irigasi yang sepadan.
Selaras dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 14
/PRT/M/2015 Tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah
Irigasi, Pasal 10 ayat 1 : Pemerintah daerah provinsi
mempunyai wewenang dan tanggungjawab melakukan
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan
sekunder pada daerah irigasi yang luasnya 1000 Ha-3000 Ha,
dan daerah irigasi lintas daerah kabupaten/kota.
Pemerintah Daerah DIY memberikan perhatian besar
terhadap kegiatan operasi dan pemeliharaan serta rehabilitasi
di daerah irigasi yang menjadi kewenangannya sebab
menyadari akan dampak yang ditimbulkan kurangnya biaya
pengelolaan irigasi yaitu menurunnya kinerja irigasi, yang
berakibat diantaranya : (i) berkurangnya efisiensi dan
efektifitas penggunaan air irigasi sehingga pelayanan air
irigasi menjadi terganggu, (ii) Penurunan produksi pertanian
sebab input-input pertanian akan responsif jika air irigasinya
terpenuhi dengan baik, (iii) Menimbulkan konflik antar petani
maupun petani dengan pemerintah.
Kebijakan tersebut didukung melalui payung hukum
Peraturan Daerah DIY Nomor 6 Tahun 2010 tentang Irigasi
pada Bab XI Pembiyaan Jaringan Irigasi Pasal 44 Ayat (1)
Pembiayaan pengelolaan jaringan irigasi primer dan sekunder
menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah; Ayat (2)
Pembiayaan pengelolaan jaringan irigasi primer dan sekunder
didasarkan atas angka kebutuhan nyata pengelolaan irigasi
pada setiap daerah irigasi; Ayat (3) Perhitungan angka
kebutuhan nyata pengelolaan irigasi pada setiap daerah
irigasi dilakukan Dinas bersama dengan perkumpulan petani
pemakai air berdasarkan penelusuran jaringan dengan
mernperhatikan kontribusi perkumpulan petani pemakai air;
Ayat (4) Prioritas penggunaan biaya pengelolaan jaringan
irigasi pada setiap daerah irigasi disepakati Pemerintah
Daerah bersama dengan perkumpulan petani pemakai air.
Pembiayaan pengelolaan jaringan irigasi primer dan sekunder
didasarkan atas Angka Kebutuhan Nyata Pengelolaan Irigasi
(AKNPI) pada setiap daerah irigasi. Perhitungan angka
kebutuhan nyata pengelolaan irigasi pada setiap daerah

Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI D.I. Semoyo, Kuton, Dadapan dan Sidoraharjo | 1
irigasi dilakukan Pemerintah, pemerintah provinsi, atau
pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya
bersama dengan perkumpulan petani pemakai air
berdasarkan penelusuran jaringan dengan memperhatikan
kontribusi perkumpulan petani pemakai air.
Angka kebutuhan nyata ini adalah besaran biaya yang
dihitung berdasarkan kebutuhan aktual pembiayaan operasi,
pemeliharaan, dan rehabilitasi tiap bangunan dan tiap ruas
saluran untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan
irigasi agar berfungsi secara optimal.
Kebutuhan pengelolaan irigasi diestimasi melalui suatu
prosedur penyusunan anggaran AKNPI yang merupakan
besarnya kebutuhan biaya untuk menunjang kegiatan
pengelolaan irigasi di lapangan. Prosedur penyusunan
kebutuhan anggaran pengelolaan irigasi di lapangan dimulai
dari bawah dan disesuaikan dengan aturan-aturan mengenai
keuangan negara.
Kegiatan pokok dalam pengelolaan irigasi adalah meliputi
kegiatan operasi dan pemeliharaan (O&P), serta rehabilitasi
jaringan irigasi. Operasi jaringan sebagai upaya pengaturan
air irigasi dan pembuangannya termasuk kegiatan membuka-
menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata
tanam, menyusun rencana pembagian air, mengumpulkan
data, serta memantau dan evaluasi. Pemeliharaan adalah
upaya untuk menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar
selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar
pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya.
Sedangkan rehabilitasi adalah kegiatan perbaikan jaringan
irigasi guna mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi
seperti semula yang direncanakan. Untuk mewujudkan
terselenggaranya kegiatan O&P, dan rehabilitasi yang efektif
dan efisien maka diperlukan prosedur O&P yang transparan
dan terakuntabilitas. Salah satu alat yang dapat dipakai
untuk mendukung kegiatan O&P dan rehabilitasi jaringan
irigasi yang transparan dan terakuntabilitas adalah melalui
Pengelolaan Aset Irigasi (PAI).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
23/PRT/M/2015 Tentang Pengelolaan Aset Irigasi, Pasal 1
butir 9 : Pengelolaan Aset Irigasi adalah proses manajemen
yang terstruktur untuk perencanaan pemeliharaan dan
pendanaan sistem irigasi guna mencapai tingkat pelayanan
yang ditetapkan dan berkelanjutan bagi pemakai air irigasi
dan pengguna jaringan irigasi dengan pembiayaan
Pengelolaan Aset Irigasi seefisien mungkin. Serta dalam Pasal
4, Pengelolaan Aset Irigasi dilaksanakan melalui kegiatan: a.
inventarisasi aset irigasi; b. perencanaan pengelolaan aset
irigasi; c. pelaksanaan pengelolaan aset irigasi; d. evaluasi
pelaksanaan pengelolaan aset irigasi; dan e. pemutakhiran
hasil inventarisasi aset irigasi. Dan dalam Pasal 18 ayat (1)
Sistem informasi pengelolaan aset irigasi dikembangkan
dengan tujuan untuk mendukung pelaksanaan pengelolaan
aset irigasi.

Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI D.I. Semoyo, Kuton, Dadapan dan Sidoraharjo | 2
Salah satu sistem informasi yang dikembangkan oleh
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
adalah Pengolah Data Sumber Daya Air - Pengelolaan Aset
Irigasi (PDSDA-PAI), PDSDA-PAI ditujukan untuk melakukan
pengelolaan aset irigasi terutama dalam hal pemeliharaan
yang pada saat ini masih belum didasarkan atas suatu sistem
yang transparan dalam memberikan alasan-alasan yang kuat,
akuntabel (dapat dipertanggung jawabkan), dan partisipatif.
Untuk itu melalui APBD DIY tahun anggaran 2018
Pemerintah Daerah DIY secara bertahap merealisasikan
kebijakan tersebut pada seluruh daerah irigasi kewenangan
Pemerintah Daerah DIY yang didahului dengan melaksanakan
kegiatan Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI D.I.
Semoyo (30,00 Ha)D.I Kuton (113,16 Ha), D.I. Dadapan
(38,3400 Ha) dan D.I. Sidoraharjo (97,50 Ha).
2. Tujuan dan Tujuan dari pekerjaan Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi
Maksud dan AKNPI D.I. Semoyo (30,00 Ha)D.I Kuton (113,16 Ha), D.I.
Dadapan (38,3400 Ha) dan D.I. Sidoraharjo (97,50 Ha). ini
adalah :
1) untuk menyusun program dan data base pengelolaan
aset irigasi pada Daerah Irigasi Tersebut diatas sebagai
dasar penentuan kebijakan Pemerintah Daerah DIY
dalam upaya pengelolaan daerah irigasi sesuai kondisi
riil / eksisting dan prioritas penanganan
2) untuk menghitung angka kebutuhan nyata
pengelolaan irigasi serta menyusun menyusun model
aplikasi perhitungan pada D.I. Semoyo (30,00 Ha)D.I
Kuton (113,16 Ha), D.I. Dadapan (38,3400 Ha) dan D.I.
Sidoraharjo (97,50 Ha).
Sedangkan maksud dari pekerjaan ini adalah :
1) Melaksanakan inventarisasi serta menyusun data base
aset irigasi ke dalam program pengelolaan aset irigasi
yang diterbitkan oleh WRDC (water resources data
center) Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.
2) Menyusun kajian sosial ekonomi kelembagaan
pertanian, serta perkiraan biaya rehabilitasi jaringan
irigasi berdasarkan penilaian kerusakan kondisi dan
fungsi jaringan.
3) Melaksanakan transfer of knowledge kepada
stakeholder regulator dan fasilitator pengelola daerah
irigasi, melalui penyusunan manual operasi program
pengelolaan aset irigasi dan workshop.
4) Melakukan identifikasi dan inventarisasi kebutuhan
kegiatan operasi dan pemeliharaan serta rehabilitasi
jaringan irigasi.
5) Melakukan identifikasi kebutuhan prasarana
pendukung pengelolaan irigasi, antara lain :
kelembagaan pengelola jaringan irigasi dari petani
(IP3A/GP3A/P3A) sampai instansi pemerintah daerah

Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI D.I. Semoyo, Kuton, Dadapan dan Sidoraharjo | 3
(juru, pengamat, satuan tugas O&P, penjaga bendung,
Dinas SDA Kab/Kota, Balai PSDA, dan Bidang SDA
Dinas PU, P & ESDM DIY).
6) Menyusun kajian pengambilan kebijakan pengelolaan
irigasi di tingkat kelembagaan pengelola irigasi
IP3A/GP3A/P3A dan instansi pemerintah
7) Menghitung Angka Kebutuhan Nyata Pengelolaan
Irigasi sehingga dapat digunakan untuk melakukan
perencanaan penganggaran biaya pengelolaan irigasi
tahun berikutnya.
8) Menyusun metode dan model aplikasi perhitungan
angka kebutuhan nyata pengelolaan irigasi yang
berkelanjutan dan dapat diperbaharui sesuai dengan
kondisi, fungsi jaringan irigasi dan prasarana
pendukungnya pada tahun bersangkutan.

3. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan Penyusunan


Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI D.I. Semoyo (30,00 Ha)D.I
Kuton (113,16 Ha), D.I. Dadapan (38,3400 Ha) dan D.I.
Sidoraharjo (97,50 Ha). adalah : tersusunnya dokumen
Pengelolaan Aset Irigasi dan Angka Kebutuhan Nyata
Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi
yang meliputi, Laporan Pekerjaan, Laporan Pendukung Data
Base, Laporan Kajian sosial ekonomi kelembagaan pertanian,
Laporan Perkiraan Anggaran Biaya (Enginering Estimate Cost),
Laporan Pendukung Hasil FGD Penjaringan Aspirasi, Laporan
Penunjang Metode Model Aplikasi Perhitungan AKNPI.
4. Lokasi Lokasi kegiatan berada di D.I. Semoyo (30,00 Ha)D.I Kuton
Kegiatan (113,16 Ha), D.I. Dadapan (38,3400 Ha) dan D.I.
Sidoraharjo (97,50 Ha) yang menjadi kewenangan
Pemerintah Daerah DIY.
5. Sumber Kegiatan ini dibiayai dari sumber Anggaran Pendapatan dan
Pendanaan Belanja Daerah (APBD) yang tercantum dalam DPA-SKPD Balai
Pengelolaan Sumber Daya Air, Dinas PU, P & ESDM DIY,
Tahun Anggaran 2018. Besarnya anggaran biaya pelaksanaan
kegiatan ini adalah Rp. 429.990.000,00 (Empat Ratus Dua
Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Ribu
Rupiah) termasuk PPN.

Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI D.I. Semoyo, Kuton, Dadapan dan Sidoraharjo | 4
Ruang Lingkup

6. Lingkup Lingkup kegiatan pekerjaan ini, adalah :


Kegiatan
1. Pekerjaan persiapan yang meliputi sosialisasi kepada
masyarakat dan pemerintah setempat, mobilisasi dan
demobilisasi personil, penyediaan peralatan kantor,
peralatan survei lapangan, kendaraan operasional, dan lain-
lain.
2. Pengumpulan data sekunder yang meliputi peta-peta,
skema jaringan dan bangunan irigasi, data demografi sosial
ekonomi pertanian, data petak pertanian, data
kelembagaan pengelola irigasi dari instansi pemerintah
sampai dengan tingkat petani (IP3A/GP3A/P3A), dan
laporan hasil kegiatan terdahulu yang terkait (bila ada).
3. Survei lapangan dan identifikasi (kondisi existing) sarana
dan prasarana jaringan irigasi meliputi kebutuhan kegiatan
dan biaya operasi, pemeliharaan, rehabilitasi serta
kelembagaan pengelolaan irigasi mulai dari tingkat petani
(IP3A/GP3A/P3A) sampai dengan instansi pemerintah.
4. Melaksanakan evaluasi, examinasi dan validasi data
lapangan.
5. Melaksanakan instalasi, inputting data dan running program
pengelolaan aset irigasi.
6. Menyusun kajian sosial ekonomi kelembagaan pertanian
sebagai bahan pendukung kebijakan pengelolaan irigasi.
7. Menyusun perkiraan anggaran biaya rehabilitasi jaringan
irigasi berdasarkan kondisi dan fungsi eksisting jaringan
irigasi serta perkiraan prioritas penanganan.
8. Menyusun pedoman operasi program pengelolaan aset
irigasi serta melaksanakan workshop pengelolaan aset
irigasi kepada stakeholder regulator dan fasilitator pengelola
irigasi, sekurang-kurangnya dilaksanakan di hotel dengan
mengundang 40 (empat puluh) peserta.
9. Menyusun kajian pengambilan kebijakan pengelolaan irigasi
di tingkat kelembagaan pengelola irigasi IP3A/GP3A/P3A
dan instansi pemerintah.
10. Menghitung Angka Kebutuhan Nyata Pengelolaan Irigasi
sehingga dapat digunakan untuk melakukan perencanaan
penganggaran biaya pengelolaan irigasi tahun berikutnya.
11. Menyusun metode dan model aplikasi perhitungan angka
kebutuhan nyata pengelolaan irigasi yang berkelanjutan
dan dapat diperbaharui sesuai dengan kondisi, fungsi
jaringan irigasi dan prasarana pendukungnya pada tahun
bersangkutan.

Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI D.I. Semoyo, Kuton, Dadapan dan Sidoraharjo | 5
12. Melaksanakan workshop Pengelolaan Aset Irigasi dan Angka
Kebutuhan Nyata Pengelolaan Irigasi kepada stakeholder
regulator dan fasilitator pengelola irigasi, sekurang-
kurangnya dilaksanakan di hotel dengan mengundang 40 (
empat puluh) orang.
13. Penyusunan dokumen pelaporan.
Sebelum seluruh laporan diserahkan terlebih dahulu harus
didiskusikan secara internal dengan Tim Supervisi
Perencanaan, dan khusus untuk kegiatan tersebut di
bawah ini harus didiskusikan secara eksternal :
a) Sosialisasi/Konsultasi Publik mengundang 50 (lima
puluh) orang stakeholder terkait, dilengkapi dengan
konsumsi, uang transport, materi pembahasan.
b) Focus Group Discussion tingkat Pengelola
P3A/GP3A/IP3A mengundang 50 (lima puluh) orang
stakeholder terkait, dilengkapi dengan konsumsi, uang
transport, materi pembahasan.
c) Focus Group Discussion tingkat Instansi Pengelola
Jaringan Irigasi mengundang 40 (empat puluh)orang
stakeholder terkait, dilengkapi dengan konsumsi, uang
transport, materi pembahasan.
d) Pembahasan Laporan Pendahuluan, Antara dan
Laporan Utama mengundang 30 (tiga puluh) orang
stakeholder terkait, dilengkapi dengan konsumsi, uang
transport, materi pembahasan.
7. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini
adalah Dokumen Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan
AKNPI D.I. Semoyo (30,00 Ha)D.I Kuton (113,16 Ha), D.I.
Dadapan (38,3400 Ha) dan D.I. Sidoraharjo (97,50 Ha) Yang
meliputi Laporan Pekerjaan, Laporan Pendukung Data Base,
Laporan Kajian sosial ekonomi kelembagaan pertanian, Laporan
Perkiraan Anggaran Biaya (Enginering Estimate Cost), Laporan
Pendukung Hasil FGD Penjaringan Aspirasi, Laporan Penunjang
Metode Model Aplikasi Perhitungan AKNPI.
8. Peralatan dan Data dan fasilitas yang disediakan sendiri oleh Penyedia Jasa dan
Material dari harus dipelihara dalam rangka untuk mendukung kelancaran
Penyedia Jasa pelaksanaan kegiatan konsultansi, antara lain :
Konsultansi
a). Kantor beserta fasilitasnya untuk kegiatan lapangan dan
atau operasional personil tenaga ahli dan tenaga
pendukung untuk mendukung kelancaran kegiatan jasa
konsultansi.
b). Peralatan komputer, printer, alat tulis kantor, dan lain-
lain untuk mendukung kelancaran kegiatan jasa
konsultansi.
c). Kendaraan Operasional yang diperuntukkan bagi personil
tenaga ahli dan pendukung serta TSP bila diperlukan
untuk mendukung kelancaran kegiatan jasa konsultansi.
d). Peralatan survey seperti Camera Digital setara Canon tele
dan inventarisasi dan lain-lain yang diperlukan untuk
mendukung kelancaran kegiatan jasa konsultansi.

Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI D.I. Semoyo, Kuton, Dadapan dan Sidoraharjo | 6
9. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini dialokasikan 5 (lima)
Penyelesaian bulan .
Kegiatan
10. Personil Jumlah
Posisi Kualifikasi Orang
Bulan
Ketua Tim Mempunyai sertifikat keahlian 1 Orang
(Team (SKA) Ahli Madya Sumber 5 Bulan
Leader)
Daya Air yang masih berlaku.
Ketua Tim disyaratkan seorang :
Ahli Madya
Sumber 1. Sarjana Teknik
Sipil/Pengairan Strata-2 (S2)
Daya Air
Jurusan sipil / pengairan
lulusan universitas /
perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang
telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi dan
berpengalaman dalam
manajerial dan pekerjaan
Perencanaan bidang Sumber
Daya Air, minimal 5 (lima)
tahun; atau

Tenaga Ahli:

Ahli Muda Mempunyai sertifikat keahlian 2 Orang


Teknik (SKA) Ahli Muda Sumber Daya 3 Bulan
Bangunan Air yang masih berlaku. Tenaga
Air ahli yang disyaratkan adalah
minimal Sarjana Teknik
Sipil/Pengairan Strata-1 (S1)
lulusan universitas /perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi
atau yang telah lulus ujian negara
atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi yang
berpengalaman dalam pekerjaan
Survei dan Analisis Struktur
Saluran/Bangunan Air, minimal 5
(lima) tahun.
Ahli Muda Tidak wajib mempunyai sertifikat 2 Orang
Informatika keahlian bidang Informatika yang
4 Bulan
masih berlaku. Tenaga ahli yang

Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI D.I. Semoyo, Kuton, Dadapan dan Sidoraharjo | 7
disyaratkan adalah minimal
Sarjana Teknik Informatik
Strata-1 (S1) lulusan universitas
/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus
ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi
yang berpengalaman dalam
pekerjaan penyusunan aplikasi
komputer dan data base,
minimal 5 (lima) tahun.

Ahli Muda Tidak wajib mempunyai sertifikat 2 Orang


Sosial keahlian. Tenaga ahli yang
3 Bulan
Ekonomi disyaratkan adalah Sarjana
Pertanian Sosiologi / Sosial Ekonomi
Pertanian / Pertanian /
Teknologi Pertanian Strata-1
(S1) lulusan universitas /
perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus
ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi
yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan
Analisis/Kajian Sosial dan
Ekonomi Pertanian, minimal 5
(lima) tahun.
Tenaga Surveyor 4 Orang
pendukung
minimal D3/S1- 5 Tahun 3 Bulan
Enumerator 4 Orang
minimal D3/S1- 5 Tahun 3 Bulan
Operator Komputer 4 Orang
minimal SLTA-1 Tahun 5 Bulan
Administrator 3 Orang
minimal SLTA-1 Tahun 5 Bulan
Tenaga Lokal 4 Orang
2 Bulan

Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI D.I. Semoyo, Kuton, Dadapan dan Sidoraharjo | 8
Laporan

11. Dokumen Dokumen Rencana Mutu Kontrak (RMK), berisi :


Rencana
Mutu Kontrak Pedoman teknis proses pelaksanaan pekerjaan secara rinci
(RMK) untuk menjamin mutu pelaksanaan pekerjaan yang
diharapkan sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini.

Laporan harus diserahkan selambat-Iambatnya 1 (satu)


minggu sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku
laporan (1 asli + 2 copy).

12. Laporan Laporan Bulanan, minimal memuat: Hasil kemajuan kerja


Bulanan yang telah dicapai setiap bulannya, Penjelasan program
berikutnya dilengkapi dengan schedulle dan time sheet serta
permasalahan dan penanganannya.

Laporan dibuat dalam format kuarto dengan kertas HVS 80


Gram dan harus diserahkan selambat-Iambatnya 1 (satu)
minggu setiap awal bulan berikutnya sebanyak 3 (tiga) buku
laporan (1 asli + 2 copy).

13. Laporan Laporan Pendahuluan merupakan laporan hasil identifikasi


Pendahuluan awal, inventarisasi peraturan/ perundangan terkait,
metodologi, pendekatan, analisis data, serta rencana kerja
dan pentahapan pelaksanaan.
Laporan pendahuluan minimal memuat :
a. Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang,
permasalahan, tujuan dan sasaran, serta ruang lingkup.;
b. Deskripsi Wilayah Kegiatan, menjelaskan tentang kondisi /
profil lokasi kegiatan;
c. Metodologi pelaksanaan, menjelaskan tentang metode,
gambaran umum, landasan teori, rencana dan tahapan
kegiatan, jadwal kegiatan, mobilisasi dan demobilisasi
personil dan alat yang akan dilaksanakan;
d. Kajian Awal dan Rencana kerja,
Kajian awal meliputi : hasil dari sosialisasi dan observasi
lapangan, pengumpulan data sekunder dan primer,
identifikasi potensi dan hasil analisis sementara
permasalahan (teknis, sosial dan ekonomi), kesimpulan
sementara;
Rencana kerja selanjutnya meliputi pentahapan
pelaksanaan dan jadwal kegiatan dalam penyelesaian
pekerjaan berikutnya.
Tanggapan, masukan dan perbaikan-perbaikan dari hasil
pembahasan Laporan Pendahuluan dimasukkan dalam

Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI D.I. Semoyo, Kuton, Dadapan dan Sidoraharjo | 9
Laporan Antara (Interim Report) dan laporan bulanan.
Laporan dibuat dalam format kuarto dengan kertas HVS 80
Gram sebanyak 5 (lima) buku (1 asli + 4 copy) dan dijilid Lux
(Hard Cover). Laporan harus diserahkan selambat-Iambatnya
1 (satu) bulan sejak SPMK.

14. Laporan Laporan Antara merupakan laporan hasil survey atau


Antara penyelidikan lapangan yang telah dilaksanakan dan hasil
analisis sementara, rencana alternatif, formulasi dan metode
pengembangan lainnya.
Laporan Antara minimal memuat :
1) Pendahuluan yang merupakan elaborasi dari latar
belakang, permasalahan, tujuan dan sasaran, ruang
lingkup yang digali dari hasil identifikasi di lokasi
pekerjaan;
2) Deskripsi Wilayah Kegiatan memuat elaborasi lebih lanjut
tentang kondisi fisik geografi, ekonomi, sosial budaya, dan
fakta lainnya;
3) Hasil pekerjaan yang dicapai, memuat hasil elaborasi dari
metodologi, tahapan pekerjaan, landasan teori, jadwal
kegiatan, mobilisasi dan demobilisasi personil dan alat
yang sudah dilaksanakan. Capaian pekerjaan minimal
memuat hasil survey yang berisikan pengumpulan data
sekunder dan primer (survey identifikasi sarana dan
prasarana).
4) Analisis / pembahasan awal yang terdiri dari : analisa
kondisi fisik geografis, analisis kesesuaian penggunaan
lahan, analisa kelayakan ekonomi, sosial termasuk
analisis Benefit Cost Ratio (BCR) dan Economic Internal
Rate of Return (EIRR)
5) Perencanaan Sistem (system planning) minimal memuat
perencanaan sistem secara keseluruhan yang terdiri dari
penyediaan air, pengaturan air (meliputi pembagian,
pemberian, dan penggunaan air), dan pembuangan air.
Dilengkapi juga dengan tabel ketersediaan air, kebutuhan
air dan diagram pola tanam.
6) Kesimpulan dan rekomendasi minimal memuat
kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisa sampai
dengan laporan antara dan rekomendasi terhadap
kesimpulan yang ada.
Tanggapan, masukan dan perbaikan-perbaikan dari hasil
pembahasan Laporan Antara dimasukkan dalam Laporan
Utama dan laporan bulanan.
Laporan dibuat dalam format kuarto dengan kertas HVS 80
Gram sebanyak 5 (lima) buku (1 asli + 4 copy) dan dijilid Lux
(Hard Cover).
Laporan harus diserahkan selambat-Iambatnya 2,5 (dua
koma lima) bulan sejak SPMK.

Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI D.I. Semoyo, Kuton, Dadapan dan Sidoraharjo | 10
15. Konsep Konsep Laporan Utama minimal memuat rangkuman hasil
Laporan pekerjaan secara keseluruhan, kesimpulan sementara hasil
Utama pekerjaan dan rekomendasi.
Laporan Utama minimal memuat :
1) Deskripsi Wilayah Kegiatan memuat elaborasi lebih lanjut
dari laporan antara terkait kondisi fisik geografi ekonomi,
sosial budaya, dan fakta lainnya
2) Analisis kondisi fisik geografis memuat kesesuaian
penggunaan lahan serta pengembangan pemanfaatan area
Daerah Irigasi.
3) Analisis hidrologi dan hidrolika meliputi analisis
ketersediaan air, kebutuhan air dan neraca air, serta hasil
analisis kapasitas bangunan utama beserta jaringannya.
4) Analisis Perencanaan Sistem (system planning) minimal
memuat perencanaan sistem secara keseluruhan yang
terdiri dari penyediaan air, pengaturan air (meliputi
pembagian, pemberian, dan penggunaan air), dan
pembuangan air. Dilengkapi juga dengan tabel
ketersediaan air, kebutuhan air dan diagram pola tanam.
5) Analisis sosial dan kelayakan ekonomi minimal memuat
kondisi sosial masyarakat wilayah pekerjaan, analisis
Benefit Cost Ratio (BCR) dan Economic Internal Rate of
Return (EIRR)
6) Kesimpulan dan rekomendasi minimal memuat
kesimpulan akhir dari hasil analisa dan rekomendasi
terhadap kesimpulan yang ada.
Tanggapan, masukan dan perbaikan-perbaikan dari hasil
pembahasan dimasukkan dalam Laporan Utama dan laporan
bulanan.
Dibuat dalam format kuarto dengan kertas HVS 80 Gram
sebanyak 5 (lima) buku (1 asli + 4 copy) dan dijilid Lux (Hard
Cover). Konsep Laporan Utama harus diserahkan selambat-
lambatnya 2 (dua) minggu sebelum periode kontrak
berakhir.

16. Laporan Laporan Utama Laporan Akhir minimal memuat rangkuman


Utama hasil pekerjaan secara keseluruhan, kesimpulan akhir hasil
Laporan pekerjaan dan rekomendasi.
Akhir
Laporan Utama minimal memuat :
1) Deskripsi Wilayah Kegiatan memuat elaborasi lebih lanjut
dari laporan antara terkait kondisi fisik geografi ekonomi,
sosial budaya, dan fakta lainnya
2) Analisis kondisi fisik geografis memuat kesesuaian
penggunaan lahan serta pengembangan pemanfaatan area
Daerah Irigasi.
3) Analisis hidrologi dan hidrolika meliputi analisis
ketersediaan air, kebutuhan air dan neraca air, serta hasil

Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI D.I. Semoyo, Kuton, Dadapan dan Sidoraharjo | 11
analisis kapasitas bangunan utama beserta jaringannya.
4) Analisis Perencanaan Sistem (system planning) minimal
memuat perencanaan sistem secara keseluruhan yang
terdiri dari penyediaan air, pengaturan air (meliputi
pembagian, pemberian, dan penggunaan air), dan
pembuangan air. Dilengkapi juga dengan tabel
ketersediaan air, kebutuhan air dan diagram pola tanam.
5) Analisis sosial dan kelayakan ekonomi minimal memuat
kondisi sosial masyarakat wilayah pekerjaan, analisis
Benefit Cost Ratio (BCR) dan Economic Internal Rate of
Return (EIRR)
6) Kesimpulan dan rekomendasi minimal memuat
kesimpulan akhir dari hasil analisa dan rekomendasi
terhadap kesimpulan yang ada.
Tanggapan, masukan dan perbaikan-perbaikan dari hasil
pembahasan dimasukkan dalam Laporan Utama dan laporan
bulanan.
Dibuat dalam format kuarto dengan kertas HVS 80 Gram
sebanyak 7 (tujuh) buku (1 asli + 6 copy) dan dijilid Lux
(Hard Cover).

17. Laporan Laporan Ringkasan (Executive Summary) minimal meliputi


Ringkasan materi ringkasan atau sari dari Laporan Utama Laporan Akhir
(Executive yang dapat dipergunakan dalam pengambilan kebijakan.
Summary)
Laporan Ringkasan Dibuat dalam format kuarto dengan
kertas HVS 80 Gram sebanyak 7 (tujuh) buku (1 asli + 6
copy) dan dijilid Lux (Hard Cover).

18. Laporan Laporan Penunjang Data Base Inventarisasi Aset Irigasi


Penunjang minimal memuat deskripsi aset, kondisi dan fungsi sarana
Data Base prasarana jaringan irigasi sesuai dengan kondisi yang ada
Inventarisasi
(eksisting) serta data pendukung lainnya.
Aset Irigasi
Laporan Penunjang Data Base Inventarisasi Aset Irigasi harus
diserahkan selambat-lambatnya pada akhir periode
kontrak. Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga)
buku (1 asli + 2 copy).
19. Laporan Laporan Penunjang Kajian Sosial Ekonomi Kelembagaan
Penunjang Pertanian meliputi analisa produktifitas pertanian, analisa
Kajian Sosial optimalisasi kinerja kelembagaan IP3A/GP3A/P3A, penilaian
Ekonomi
kinerja jaringan irigasi terhadap peningkatan produktifitas
Kelembagaan
Pertanian pertanian.
Laporan Penunjang Kajian Sosial Ekonomi Kelembagaan
Pertanian harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir
periode kontrak. Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak
5 (lima) buku (1 asli + 4 copy).

Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI D.I. Semoyo, Kuton, Dadapan dan Sidoraharjo | 12
20. Laporan Laporan Penunjang Manual Operasi Program Pengelolaan
Penunjang Aset Irigasi meliputi meliputi deskripsi mengenai filosofi
Manual maksud dan tujuan program, cara instalasi, inputting dan
Operasi
running program, cara pengambilan data lapangan yang
Program
Pengelolaan diperlukan, cara updating data, dan cara penyajian data
Aset Irigasi dalam hard copy atau soft copy.
Laporan Penunjang Manual Operasi Program Pengelolaan
Aset Irigasi harus diserahkan selambat-lambatnya pada
akhir periode kontrak. Jumlah laporan yang diserahkan
sebanyak 5 (lima) buku (1 asli + 4 copy).
21. Laporan Laporan Penunjang Perkiraan Anggaran Biaya (Engineering
Penunjang Estimate Cost) meliputi analisa biaya, analisa teknis alat,
Perkiraan bahan, dan tenaga, perhitungan volume (bill of quantity)
Anggaran
pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan irigasi serta biaya
Biaya
(Engineering operasi jaringan irigasi.
Estimate Laporan Penunjang Perkiraan Anggaran Biaya (Engineering
Cost) Estimate Cost) harus diserahkan selambat-lambatnya pada
akhir periode kontrak. Jumlah laporan yang diserahkan
sebanyak 5 (lima) buku (1 asli + 4 copy).
22. Laporan Laporan Penunjang Kajian Pengambilan Kebijakan
Penunjang Pengelolaan Irigasi di Tingkat Kelembagaan Pengelola Irigasi
Kajian (IP3A/GP3A/P3A dan instansi pemerintah), minimal memuat
Pengambilan
meliputi (i) deskripsi kelembagaan, kegiatan dan pembiayaan
Kebijakan
Pengelolaan pengelolaan irigasi meliputi operasi, pemeliharaan dan
Irigasi di rehabilitasi jaringan irigasi, (ii) tata cara penjaringan aspirasi
Tingkat melalui Focus Group Discussion, dan (iii) hasil FGD serta data
Kelembagaan pendukung lainnya.
Pengelola
Irigasi Laporan Penunjang Kajian Pengambilan Kebijakan
Pengelolaan Irigasi di Tingkat Kelembagaan Pengelola Irigasi
harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir periode
kontrak. Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 5 (lima)
buku laporan (1 asli + 4 copy).

Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI D.I. Semoyo, Kuton, Dadapan dan Sidoraharjo | 13
23. Laporan Laporan Penunjang Kajian Metode dan Model Aplikasi
Penunjang Perhitungan Angka Kebutuhan Nyata Pengelolaan Irigasi,
Metode dan meliputi : (i) kajian metode perhitungan AKNPI, (ii) model
Model
aplikasi perhitungan AKNPI yang bersifat berkelanjutan dan
Aplikasi
Perhitungan dapat diperbaharui sesuai dengan kondisi, fungsi jaringan
AKNPI irigasi dan prasarana pendukungnya pada tahun
bersangkutan, (iii) hasil perhitungan AKNPI sehingga dapat
digunakan untuk melakukan perencanaan penganggaran
biaya pengelolaan irigasi tahun berikutnya.

Laporan Penunjang Metode dan Model Aplikasi Perhitungan


Angka Kebutuhan Nyata Pengelolaan Irigasi harus diserahkan
selambat-lambatnya pada akhir periode kontrak. Jumlah
laporan yang diserahkan sebanyak 5 (lima) buku laporan (1
asli + 4 copy).

24. Backup Seluruh hasil pekerjaan disimpan (backup) bentuk External


Data Disk (1 TB) sebanyak 2 (dua) set untuk diserahkan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen.

Seluruh Laporan dan gambar disajikan dalam Bahasa


Indonesia sesuai format (bentuk) yang ditentukan Tim
Supervisi Perencanaan (TSP) di lingkungan Balai Pengelolaan
Sumber Daya Air Dinas PU, P & ESDM Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Peraturan Perundangan yang diterbitkan oleh
Kementerian Pekerjaan Umum. Untuk istilah-istilah dalam
bahasa asing, agar ditulis dalam format huruf miring.

Yogyakarta, 09 Pebruari 2018


Kuasa Pengguna Anggaran

Ir. Bambang Sugiharto, MT.


NIP. 19601004 199303 1 001

Penyusunan Pengelolaan Aset Irigasi dan AKNPI D.I. Semoyo, Kuton, Dadapan dan Sidoraharjo | 14

Anda mungkin juga menyukai