Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA

KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN TA 2018

KEGIATAN PENYUSUNAN DATABASE IRIGASI

Instansi : Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran

Unit Organisasi : Pemerintah Kabupaten Pangandaran

Program : Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan

Capaian : Tersajinya Database Irigasi


Program (1 Buku )

Masukan : Jumla Dana senilai Rp. 89.000.000,- (Delapan Puluh Sembilan Juta Rupiah)
Jumlah SDM : 4 orang
Keluaran : Tersedianya Peta Irigasi di Tiap Desa
Tersedianya Data Panjang Irigasi Tersier Tiap Desa
Tersedianya Luas Areal Sawah yang teraliri Irigasi
Hasil : Diperolehnya Acuan Dalam Penyusunan Perencanaan dan
Pendataan Jaringan Irigasi

Kelompok : Irigasi Tersier di 93 Desa pada 10 Kecamatan Kab. Pangandaran


Sasaran

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan yang mengamanatka


bahwa tanggungjawab pengelolaan jaringan irigasi tersier sampai tingkat ke
tingkat usaha tani menjadi hak dan tanggungjawab petani sesuai dengan
kemampuannya .
b. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 20039 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan, tentang irigasi diatur dalam pasal 5 tentang lahan
beririgasi, dan Bab VIII, bagian kedua , pasal 38, 39, 40 dan 41.
c. Undang-undang No.19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
Petani, Bab ke empat tentang Perlindungan Pertanian, di bagian kedua tentang
Prasarana Pertanian dan Sarana Produksi Pertanian, terdapat pada Paragraf
pertama, pasal 16 ayat satu yaitu Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai
dengan kewenangannya bertanggung jawab menyediakan dan/atau mengelola
prasarana pertanian yang dimaksud meliputi : a. Jalan usaha tani, jalan produksi,
dan jalan desa; b. bendungan , dam, jaringan irigasi, dan embung; dan c.
jaringan listrik, pergudangan , pelabuhan, dan pasar.
d. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara.
e. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.
g. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
h. Peraturan Pemerintah No.22 tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air untuk
pertanian terdapat pasal 19,20 dan 23.
i. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan alih fungsi
lahan pertanian pangan berkelanjutan ;
j. Peraturan Menteri PUPR No.12 tahun 2015 tentang Eksploitasi dan
pemeliharaan Jaringan Irigasi.
k. Peraturan Bupati Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi Serta Tata Kerja Perangkat Daerah kabupaten Pangandaran;
l. Peraturan Bupati Pangandaran Nomor 80 Tahun 2016 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2017.

2. Gambaran Umum

Jaringan irigasi merupakan saluran dan bangunan pelengkapnya yang


merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi yang
mencakup penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air
irigasi. Adapun kegiatan penyusunan database jaringan irigasi merupakan
penghimpunan data informasi potensi jaringan irigasi berupa panjang irigasi tersier
yang berada di 93 Desa pada 10 Kecamatan di Kabupaten Pangandaran.

Jaringan irigasi tersier adalah jaringan saluran yang melayani areal di dalam
petak tersier. Jaringan tersier terdiri dari : (1) Saluran dan bangunan tersier (2)
Saluran dan bangunan kuarter (3) Saluran Pembuang. Adapun peningkatan jaringan
irigasi merupakan kegiatan meningkatkan fungsi dan kondisi jaringan irigasi yang
sudah ada atau kegiatan menambah luas areal pelayanan pada jaringan irigasi yang
sudah ada dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi.

Kadangkala pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran


akan membangun sektor pertanian salah satunya peningkatan produksi dan
produktivitas tanaman pangan, karena terkendala keterbatasan data informasi yang
valid dan realibel, maka diperlukan adanya ketersediaan database pendukung sebagai
acuan pembangunan sektor pertanian yang berkelanjutan.

Penyusunan Database Jaringan irigasi diharapkan memperoleh sebuah dokumen


yang berisi :

1. Peta Jaringan Irigasi Tersier dengan satuan Panjang (meter) Irigasi di


93 Desa
2. Kondisi Jaringan Irigasi Tersier yang rusak dengan satuan panjang
(meter)
3. Luas Sawah yang teraliri Irigasi Tersier.
.
Tujuan Penyusunan Database Jaringan Irigasi yaitu mengidentifikasi data dan
informasi potensi jaringan irigasi tersier di setiap desa di 10 Kecamatan , Kabupaten
Pangandaran. Sehingga perolehan data tersebut mampu memberikan acuan
pembangunan irigasi tersier yang akan meningkatan produksi pertanian dan
perkebunan.
Database irigasi erat kaitannya dengan data Peta Tematik yang didalmnya
terdapat : Peta Jaringan Jalan, Peta Jaringan Sungai, Peta Penggunaan Lahan baik itu
: Sawah, Tegalan, Sawah Tadah Hujan, Perkebunan, dan Pemukiman. Seperti Kondisi
Jaringan Sungai dapat dituangkan dalam pemetaan karena saluran irigasi tersier erat
hubungannya dengan alur hidrologi, sehingga panjang saluran cacing tersebut perlu
di efektifkan guna optimalisasi pengairan sawah.

B. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Belanja Pegawai

Kegiatan Penyusunan Database Irigasi dikerjakan oleh : Petugas Pengelola di


Bidang Tanaman Pangan & Hortikultura , adapun rincian pelaksana kegiatan
meliputi :

a. Pejabat Pembuat Komitmen


b. Tim Pengadaan Barang dan Jasa
c. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
d. Kepala Bidang Tanaman Pangan & Hortikultura
e. Kepala Seksi Perlindungan dan Perbenihan
f. Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan & Hortikultura
g. Bendahara Pengeluaran Pembantu
h. Pelaksana Teknis ( PNS & Non PNS)
i. Pelaksana Administrasi ( PNS & Non PNS)

Pelaksana Kegiatan tersebut di atas merupakan petugas pendukung kegiatan


Penyusunan Database Irigasi. Adapun subtansi pengolahan data dilakukan oleh pihak
Kosnultan, yaitu dengan spesifikasi tenaga ahli :

- Ahli Pertanian
- Ahli Hidrologi
- Ahli Pemetaan ( Sistem Informasi Geografis) , Kartografi dan Geografi
- Ahli Statistik Pengolahan database dalam bentuk Tabulasi
Tenaga ahli tersebut mampu memberikan rekomendasi terbaik dalam
pengolahan database irigasi secara menyeluruh. Baik dari segi
Aspek Pertanian yaitu Dampak yang akan dirasakan dari pengelolaan
pengairan guna peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan
(produk pertanian),
Aspek Hidrologi yaitu mengetahui potensi hidrologi yang didistribusikan pada
lahan sawah dengan memperhatikan outlet dari sebuah Sungai anak sungai
sampai dengan saluran primer dan sekunder yang kewenangannya oleh
instansi PU bidang Pengembangan Sumberdaya Air (PSDA) termasuk
kewenangan Pusat dan Provinsi. Kewenangan kabupaten yaitu Saluran Tersier
berupa saluran dan bangunan yang membawa dan membagi air dari
bangunan sadap tersier ke petak-petak kuarter, sedangkan Saluran Kuarter
merupakan saluran dan bangunan yang membawa air dari jaringan bagi ke
petak-petak sawah.
Aspek Pemetaan (System Informasi Geografi) menuangkan informasi jaringan
irigasi dalam peta (maping) yang didalamnya terdiri dari informasi jaringan
sungai, jaringan jalan, administrasi batas desa, dan penggunaan lahan bila
perlu adanya pengukuran panjang tersier menggunakan ground check (GPS)
yang di overlay pada peta administrasi tematik potensi jaringa irigasi.
Pemetaan Jaringan Irigasi di tiap Desa secara subtansi memberikan informasi
visuasliasi dua dimensi yang tertuangdalam sebuah peta.
Aspek Statistik, menuangkan data berupa tabulasi saluran tersier : Nama
Saluran, Nama pengelola (Kelompok Tani, Perkeumpulan Petani Pemakai Air),
Panjang Irigasi (meter) , Jumlah luasan Sawah yang teraliri.

2. Belanja Langsung : Belanja Pegawai dan Belanja Barang Jasa :

Komponen yang di butuhkan untuk kegiatan Penyusunan Database Potensi Komoditi


Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura yaitu :

Belanja Jasa Konsultasi yang akan dikerjasamakan dengan pihak Konsultan dengan
nilai jasa Konsultasi, senilai Rp. 43.918.000,00 ( empat puluh tiga juta Sembilan ratus
delapan belas ribu rupiah) dengan metode pekerjaan Penunjukan Langsung Jasa
Konsultasi).

Belanja Konsultasi Penyusunan Database Irigasi mencakup rangkaian pengolahan


data, validasi data dan informasi sampai dengan pembahasan hasil yang dituangkan
dalam dokumen yang di legalisasi oleh pihak Konsultan. Keluaran dari Database
Irigasi yaitu :

1. Peta Jaringan Irigasi Tersier dengan satuan Panjang (meter) Irigasi di


93 Desa
2. Kondisi Jaringan Irigasi Tersier yang rusak dengan satuan panjang
(meter)
3. Luas Sawah yang teraliri Irigasi Tersier.

Jasa Konsultasi yang dikerjakan oleh Tim Konsultan memberikan gambaran detail
mengenai Data Irigasi yang telah ada dan Potensi Pembangunan Irigasi yang belum
terbangun di setiap desa antar kecamatan sehingga potensi produk unggulan
kedepannya dapat terbangun secara terintegrasi dengan sarana pendukung
bangunan irigasi pengairan.

Dukungan jasa konsultasi tersebut di atas, di tunjang pula oleh komponen biaya
perjalanan dinas yang bersifat teknis dengan fokus ke tiap desa yaitu 93 desa , 10
kecamatan yaitu Survei ke tiap lokasi potensi unggulan dengan alokasi senilai Rp.
5.625.000, 00 .
Hasil survey lokasi ke tiap desa diharapkan memberikan gambaran data irigasi yang
di tuangkan dalam Peta jaringan irigasi, Tabulasi saluran beserta panjang
irigasi tersier, Simpulan dan Rekomendasi Perencanaan Pembangunan
Sektor Pertanian yang didukung Oleh Sarana Pengairan yang akan
dikembangkan guna perencanaan pembangunan pertanian sektor tanaman pangan
& hortikultura.

Rumusan Hasil dari keluaran tersebut dilakukan dengan adanya pertemuan dengan
pihak stakeholder dengan item pertemuan sebagai berikut :

1. Rapat Statistik Jaringan Irigasi


2. Pertemuan Pembahasan Statistik potensi panjang irigasi tersier
3. Rapat Forum hasil simpulan dan rekomendasi database irigasi

Pertemuan tersebut dibiayai dengan alokasi dana senilai Rp. 9.900.000,00

Simpulan dari Penyusunan Database Irigasi dituangakn dalam Belanja Cetak dan
Penggandaan dokumen dengan alokasi dana senilai Rp. 2.150.000,00. Juga didukung
dengan belanja modal berupa Printer dan scanner denga dana senilai Rp.
3.824.000,00

C. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Penilaian kinerja yaitu pelaksanaan kegiatan penyusunan database irigasi dapat diukur
dengan menggunakan indikator dan cara penilaian menggunakan input yang paling
ekonomis untuk mencapai output/keluaran yaitu :

Tersedianya Database Irigasi di Wilayah Kabupaten Pangandaran : 93 Desa ,


10 Kecamatan.

Output tersebut dengan tahapan evaluasi akan dibandingkan dengan input yang
telah dikeluarkan yaitu dengan tersedianya dana dan sumberdaya manusia,
sehingga memberikan efisiensi (daya guna) dan efektivitas (hasil guna) dengan
cara sejauhmana outcome telah dicapai.

Adapun pelaporan yaitu hasil kegiatan program dan anggaran kinerja penyusunan
database irigasi, merupakan suatu bentuk penyampaian informasi serangkaian kegiatan
yang dilakukan sejak dari persiapan sampai pada akhir pelaksanaan yang disusun dalam
bentuk laporan akhir.

Anda mungkin juga menyukai