Anda di halaman 1dari 9

PENILAIAN KINERJA SARANA DAN PRASARANA DAERAH IRIGASI (DI)

DESA MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR


Yulasni Astri1), Manyuk Fauzi2), Rinaldi2)
1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, 2)Dosen Jurusan Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl.HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos 28293
Email : yulasni.astri@student.unri.ac.id

Abstract
Rice production in Indonesia is affected one of which is infrastructure of irrigation.
Irrigation area that was built require Operations and Maintenance in order to function
properly. This study aims to evaluate the performance of operation and maintenance on Muara
Jalai irrigation system. Some indicators based of Permen PU No.12/PRT/M/2015 was used to
determine the performance of the irrigation system such as physical infrastructure, plant
productivity, supporting facilities, personnel organization, documentation and water user
association (P3A). This result showed that total intex of performance of irrigation system on
Muara Jalai is 63,65%. This result classified for bad category and need attantion.

Keywords : Operations and Maintenance, irrigation system performance, Permen PU


No.12/PRT/M/2015

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintah Indonesia senantiasa penyediaan, pengambilan, pembagian
memberikan perhatian serius pada pemberian dan penggunaannya.
pembangunan di sektor pertanian. Kementerian Pertanian Republik
Dalam hal ini meningkatkan produksi Indonesia pada Tahun 2014 menyatakan
pertanian guna memenuhi kebutuhan bahwa, saat ini total jaringan irigasi
pangan dalam negeri yang senantiasa yang rusak mencapai 52% atau
bertambah sesuai dengan pertambahan mencakup 3,3 juta hektar (Harian
jumlah penduduk. Pengelolaan irigasi Kompas tanggal 21 Januari 2015).
merupakan salah satu sektor pendukung Berkenaan dengan hal tersebut perlu
utama bagi keberhasilan pembangunan adanya upaya perbaikan jaringan irigasi
pertanian untuk meningkatkan produksi yang rusak untuk meningkatkan
beras. Namun dalam pengembangannya produktifitas padi pada lahan/sawah
kinerja pengelolaan irigasi telah beririgasi. Peningkatan fungsi jaringan
mengalami penurunan yang disebabkan irigasi tidak terlepas dari opeasi dan
oleh beberapa hal seperti : kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi tersebut.
perawatan, perbaikan atau pemeliharaan Operasi dan Pemeliharaan
jaringan irigasi yang tertunda, jaringan irigasi merupakan suatu
kerusakan karena ulah manusia dan pekerjaan dalam pengelolaan irigasi
bencana alam. Hal-hal tersebut yang bersifat lestari dan mandiri. Lestari
menyebabkan kerusakan pada jaringan berarti pekerjaan operasi pemeliharaan
irigasi. Jaringan irigasi merupakan yang dilaksanakan secara rutin, teratur,
saluran dan bangunan yang merupakan terus-menerus, dalam suatu waktu
satu kesatuan dan diperlukan untuk tertentu (harian, mingguan, bulanan,
pengaturan air irigasi mulai dari musiman, dan tahunan). Pekerjaan

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018


1
operasi pemeliharaan juga bersifat menilai kondisi terakhir jaringan tata air
mandiri, karena pekrjaan operasi daerah irigasi maka dapat di ketahui
pemeliharaan dilaksanakan oleh usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk
petugas-petugas operasi pemeliharaan menjamin kelestarian fungsi jaringan
sendiri. Sedangkan biaya operasi tata air daerah irigasi. Sedangkan
pemeliharaan dapat berasal dari petani manfaat dari penelitian adalah dapat
dan pemerintah serta penerima manfaat memperoleh penilaian dan informasi
air irigasi lainnya (Pasandaran, 1991). kondisi teknis kinerja jaringan serta
Berkaitan dengan hal tersebut, operasi dan pemeliharaan dalam satu
jaringan irigasi pada Daerah Irigasi (DI) satuan luas daerah irigasi di Muara Jalai
Muara Jalai di Kabupaten Kampar Kabupaten Kampar.
merupakan salah satu daerah yang
dikembangkan pada saat ini. Akan 1.2 Tinjauan Pustaka
tetapi permasalahan yang dihadapi di DI Kebutuhan air irigasi adalah jumlah
Muara Jalai Kabupaten Kampar adalah volume air yang diperlukan untuk
kajian tentang operasi pemeliharaan memenuhi kebutuhan evaporasi,
belum terpenuhi sebagaimana yang kehilangan air, kebutuhan air untuk
diharapkan, dimana masih terdapatnya tanaman dengan memperhatikan jumlah
kesimpangsiuran data inventarisasi air yang diberikan oleh alam melalui
sarana/prasarana jaringan irigasi. hujan dan kontribusi air tanah (Anonim,
Dampaknya perencanaan fisik maupun 1996). Kebutuhan air sawah untuk padi
perencanaan operasi dan pemeliharaan ditentukan oleh factor-faktor sebagai
jaringan irigasi belum maksimal berikut : penyiapan lahan, penggunaan
menyentuh lokasi – lokasi baik yang konsumtif, perkolasi dan rembesan,
memerlukan pembangunan, curah hujan efektif.
peningkatan, rehabilitasi, maupun Antisipasi dengan tidak adanya
pemeliharaan saja. Hal ini juga harus data ketersedian air suatu wilayah dapat
diikuti dengan perencanaan operasi dan dilakukan dengan pemodelan
pemeliharaan (OP) yang baik dengan perbandingan luas Daerah Aliran
didukung oleh ketersediaan database Sungai (DAS). Tujuannya untuk
dan kondisi teknis sarana/prasarana mendapatkan rasio perbandingan antara
jaringan irigasi. Metode analisis DAS yang terukur debitnya dengan
penilaian kinerja operasi pemeliharaan DAS yang tidak terukur debitnya. DAS
DI Muara Jalai yang digunakan adalah bagian dari muka bumi, yang
mengacu ke Peraturan Menteri airnya mengalir ke dalam sungai yang
Pekerjaan Umum Nomor bersangkutan, apabila hujan jatuh.
12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Sebuah pulau selamanya terbagi habis
Pemeliharaan Jaringan Irigasi. ke dalam Daerah-Daerah Aliran Sungai.
Permasalahan dalam penelitian ini Antara DAS yang satu dengan DAS
adalah untuk menilai kinerja tingkat yang lainnya dibatasi oleh titik-titik
pelayanan daerah irigasi yang masih tertinggi muka bumi berbentuk
belum optimal di daerah irigasi Muara punggungan yang disebut stream devide
Jalai. Tujuan dari penelitian ini atau batas daerah aliran (garis pemisah
dilakukan adalah untuk menilai sarana DAS). Bila suatu stream devide itu
dan prasarana kondisi teknis kinerja merupakan jajaran pebukitan disebut
jaringan irigasi. Operasi dan stream devide range. (Hallaf H.P.,
pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan 2006).
rutin, khusus dan berkala. Dengan

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018 2


Peraturan Menteri Pekerjaan c. Alat kantor pengamat, meliputi
Umum & Perumahan Rakyat Nomor perabot dasar kantor dan alat tulis
12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan kantor (ATK).
Pemeliharaan Irigasi, menjelaskan Alat komunikasi, meliputi telepon,
bahwa kinerja sistem irigasi dinilai Handy Talkie (HT), dan ketersediaan
berdasarkan 6 (enam) parameter yaitu : jaringan komunikasi.
(Dirjen SDA, 2015)
1. Prasarana fisik 4. Organisasi personalia
Prasarana fisik jaringan irigasi Penilaian yang terkait organisasi
merupakan penunjang utama personalia adalah penyusunan
keberhasilan program irigasi didalam organisasi Operasi dan Pemeliharaan
meningkatkan produktivitas tanaman. (OP) berdasarkan tugas dan tanggung
Prasarana jaringan irigasi terdiri dari jawab, jumlah petugas operasi dan
bangunan dan saluran irigasi. Jaringan pemeliharaan yang tersedia dan tingkat
irigasi adalah satu kesatuan bangunan pemahaman petugas operasi dan
dan saluran yang diperlukan untuk pemeliharaan terhadap tugas dan
menyediakan, membagi, memberi dan tanggung jawabnya.
membuang air irigasi.
5. Dokumentasi
2. Produktivitas tanaman Didalam penilaian indeks kinerja
Produksi tanaman adalah puncak dari sistem irigasi dokumentasi yang akan
berbagai proses yang terjadi dalam dinilai adalah data-data berikut ini :
suatu siklus hidup tanaman. Setiap fase a) Buku Data DI
pertumbuhan dan perkembangan b) Peta dan gambar-gambar:
tanaman berpengaruh terhadap a. Data dinding
produksi. Produktivitas tanaman (yield) b. Gambar pelaksanaan
ditentukan oleh kemampuan tanaman c. Skema jaringan dan bangunan
berfotosintesis dan pengalokasian
sebagian besar hasil fotosintesis 6. Perkumpulan Petani Pemakai Air
kebagian yang bernilai ekonomi. (P3A)
Berdasarkan Peraturan Menteri
3. Sarana penunjang Pertanian Nomor
Sarana yang diperlukan untuk 79/Permentan/OT.140/12/2012, tentang
menunjang kegiatan operasi dan Pedoman Pembinaan Pemberdayaan
pemeliharaan meliputi peralatan Perkumpulan Petani Air menjelaskan
operasi dan pemeliharaan, peralatan bahwa: (Dirjen SDA, 2012)
kantor pelaksana operasi dan a. Perkumpulan Petani Pemakai Air
pemeliharaan, alat komunikasi dan yang selanjutnya disingkat P3A
transportasi. Dalam evaluasi kinerja adalah kelembagaan yang
sistem irigasi sarana penunjang yang ditumbuhkan oleh petani yang
dinilai adalah : mendapat manfaat secara langsung
a. Peralatan operasi dan pemeliharaan, dari pengelolaan air pada jaringan
meliputi alat dasar pemeliharaan irigasi, air permukaan, embung/dam
rutin, perlengkapan personil, parit dan air tanah. P3A yang
peralatan berat untuk pembersihan dimaksud dalam Peraturan ini juga
lumpur dan tanggul. termasuk kelembagaan kelompok
b. Sarana transportasi, meliputi sepeda tani
motor pengamat, juru dan Petani
Pemakai Air (PPA).

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018 3


b. ternak, perkebunan dan hortikultura 2.2 Data Penelitian
yang memanfaatkan air irigasi/air Data yang digunakan dalam
tanah dangkal/air permukaan dan air penelitian ini berupa data primer dan
hasil konservasi/embung. data sekunder. Data primer ialah data
c. Gabungan Perkumpulan Petani yang didapatkan dengan survei
Pemakai Air yang selanjutnya langsung ke DI Muara Jalai seperti
disingkat GP3A adalah gabungan penelusuran saluran primer, sedangkan
beberapa kelembagaan P3A yang data sekunder tersebut adalah data yang
bersepakat bekerjasama sudah ada, berupa data klimatologi (data
memanfaatkan air irigasi dan temperature udara, data penyinaran
jaringan irigasi pada daerah layanan matahari, data kelembaban udara, data
blok sekunder, gabungan beberapa kecepatan angin), peta jaringan dan
blok sekunder, atau satu daerah skema bangunan.
irigasi yang bertujuan untuk
mempermudah pola koordinasi dan 2.3 Bagan Alir Penelitian
penyelenggaraan irigasi sekunder Prosedur penelitian ini dapat dilihat
serta memperkuat posisi tawar petani pada diagram alir Gambar 2. Bagan alir
pada usaha pertaniannya. penelitian ini menggambarkan
d. Induk Perkumpulan Petani Pemakai proses pengumpulan data dan
Air yang selanjutnya disingkat IP3A mempelajari data, dimana data yang
merupakan kumpulan beberapa diperlukan adalah data primer
GP3A pada daerah layanan blok (pengamatan dan obvservasi langsung
primer, gabungan beberapa blok dilapangan) dan sekunder (data
primer atau satu daerah irigasi yang temperature udara, data penyinaran
bertujuan untuk mempermudah pola matahari, data kelembaban udara, data
koordinasi dan penyelenggaraan kecepatan angin, peta jaringan dan
irigasi primer serta memperkuat skema bangunan) pada DI Muara Jalai.
posisi tawar petani pada usaha Melakukan perhitungan kebutuhan air
pertaniannya irigasi, menggunakan metode Penman
modifikasi, menghitung ketersediaan air
II. METODE PENELITIAN irigasi dengan melakukan perbandingan
2.1 Lokasi Penelitian luas DAS Danau Bingkuang dengan
Penelitian dilakukan pada lokasi DI luas DAS Muara Jalai. Melakukan
Kabupaten Kampar pada posisi kegiatan survei lapangan untuk
1°00’40” LU - 0°27’00” LS dan penelusuran jaringan utama (saluran
101°14’30” BT, tepatnya di DI Muara primer) yang ada di DI Muara Jalai.
Jalai. Lokasi pemetaan dapat dilihat melakukan analisis data primer dan
pada Gambar 1 sekunder dengan menggunakan metode
yang mengacu ke Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor
12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Menilai
kinerja sarana dan prasarana daerah
irigasi yang ditinjau secara teknis dan
sesuai dengan Undang-
undang/Peraturan lain yang berkaitan
dengan kegiatan tersebut.
Gambar 1 Lokasi Penelitian

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018 4


Tabel 2 Perhitungan Evapotranspirasi Potensial
(Penman Modifikasi) Juli - Desember

Hasil Penilaian Di DI Muara Jalai


menggunakan metode yang mengacuh
ke Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
& Perumahan Rakyat Nomor
12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Irigasi, menjelaskan
bahwa kinerja sistem irigasi dinilai
berdasarkan 6 (enam) parameter, yaitu :
1. Prasarana fisik
Penilaian kondisi fisik
berdasarkan kunjungan ke lapangan
langsung maka di diperoleh penilaian di
Gambar 2 Bagan alir penelitian daerah irigasi muara jalai dapat dilihat
pada Tabel 3.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Tabel 3 Penilaian Kondisi Fisik Bangunan Di
Daerah Irigasi Muara Jalai
Metode yang digunakan untuk
menganalisis kebutuhan air adalah
metode Penmann modifikasi. Hasil
analisis penilaian kebutuhan air dapat
dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2
Tabel 1 Perhitungan Evapotranspirasi Potensial
(Penman Modifikasi) Januari – Juni

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018 5


muara jalai di peroleh berdasarkan dari
data sekunder dan hasil dari wawancara
dengan masyarakat setempat, dapat
dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Penilaian Produktivitas Tanam Di


Daerah Irigasi Muara Jalai

3. Sarana penunjang
Penilaian Sarana Penunjang di DI
Muara Jalai di peroleh berdasarkan dari
data sekunder dan hasil dari wawancara
dengan masyarakat setempat, dapat
dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Penilaian Sarana Penunjang Di Daerah


Irigasi Muara Jalai

2. Produktivitas tanaman
Setiap fase pertumbuhan dan
perkembangan tanaman berpengaruh 4. Organisasi personalia
terhadap produksi. Penilaian Penilaian Organisasi Personalia di
produktivitas tanam di daerah irigasi DI Muara Jalai di peroleh berdasarkan
dari data sekunder dan hasil dari

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018 6


wawancara dengan masyarakat Tabel 8 Penilaian P3A Di DI Muara
setempat, dapat dilihat pada Tabel 6. Jalai

Tabel 6 Penilaian Organisasi Personalia Di


Daerah Irigasi Muara Jalai

Mengacu pada Peraturan Menteri


5. Dokumentasi Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat
Penilaian Dokumentasi di DI Nomor 12/PRT/M/2015 tentang
Muara Jalai di peroleh berdasarkan dari Eksploitasi dan Pemeliharaan Irigasi,
data sekunder dan hasil dari wawancara hasil yang didapatkan indeks kinerja
dengan masyarakat setempat, dapat untuk Daerah Irigasi Muara Jalai
dilihat pada Tabel 7. sebesar 63,65% masuk kedalam
Tabel 7 Penilaian Dokumentasi Di Daerah kategori kinerja kurang dan perlu
Irigasi Muara Jalai perhatian.

3.2 Pembahasan
Berdasarkan Penilaian di atas
hasil evaluasi kegiatan Operasi
Pemeliharaan DI Muara Jalai
Kabupaten Kampar, maka beberapa hal
yang dapat direkomendasikan adalah
sebagai berikut :
1. Indeks kinerja Irigasi Muara Jalai
6. Perkumpulan Petani Pemakai Air
termasuk kategori kurang dan butuh
(P3A) perhatian, maka direkomendasikan
Penilaian P3A di DI Muara Jalai kegiatan operasi dan pemeliharaan
di peroleh berdasarkan dari data harus segera dilaksanakan guna
sekunder dan hasil dari wawancara meningkatkan indeks kinerjanya.
dengan masyarakat setempat, dapat 2. Pelaksanaan penilaian kinerja
dilihat pada Tabel 8. sistem irigasi harus dilaksanakan
secara terus menerus setiap tahun.
3. Tim pelaksana kegiatan penilaian
kinerja menjadi kewenangan Dinas

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018 7


Pekerjaan Umum dan Penataan Nilai yang di dapatkan pada
Ruang Provinsi Riau. item sarana penunjang sebesar 5,50
4. Kegiatan ini dapat berjalan sesuai % atau 55% dari persentase
tujuan dan manfaatnya apabila maksimum yaitu 10%. Daerah irigasi
dengan melibatkan kelompok tani Muara Jalai pada bagian sarana
atau P3A. penunjang kekurangannya adalah
perlengkapan personil dan peralatan
Menurut Peraturan Menteri berat untuk pembersihan lumpur dan
Pekerjaan Umum dan Perumahan pemeliharaan tanggul tidak ada.
Rakyat No. 12/PRT/M/2015 dan Indeks d. Organisasi personalia
Kinerja Sistem Irigasi (IKSI) untuk Nilai yang di dapatkan pada
parameter prasarana fisik mendapatkan item organisasi personalia di DI
persentase terbesar yaitu 45%. Untuk sebesar 7,10 % atau 47,33% dari
produktivitas tanam, sarana penunjang, persentase maksimum yaitu 15%.
organisasi personalia, dokumentasi dan Pada organisasi personalia di DI
P3A berturut-turut mendapatkan Muara jalai perlu di perhatikan lagi
persentase 15%, 10%, 15%, 5% dan karena struktur organisasi beserta
10%. Prasarana fisik merupakan hal tugas-tugas tidak jelas dan kurangnya
utama yang sangat berpengaruh pemahaman tanggung jawab oleh
terhadap indeks kinerja suatu daerah orang-orang yang di pilih di dalam
irigasi dan dokumentasi adalah organisasi tersebut.
parameter yang berperan kecil terhadap e. Dokumentasi
indeks kinerja daerah irigasi. Nilai yang di dapatkan pada
Hasil tersebut apabila dilihat lebih item dokumentasi sebesar 2,50 %
rinci dapat dijabarkan sebagai berikut : atau 50% dari persentase maksimum
a. Prasarana fisik yaitu 5%. Pada penilaian
Nilai yang di dapatkan pada dokumentasi di DI Muara Jalai ada
item prasarana fisik sebesar 31,44% beberapa yang tidak di miliki, yaitu
atau 69,90% dari persentase berupa data dinding di kantor dan
maksimum yaitu 45%. Pada gambar pelaksana.
prasarana fisik ada beberapa f. Perkumpulan Petani Pemakai Air
bangunan yang tidak ada di daerah (P3A)
irigasi Muara Jalai di antaranya Nilai yang di dapatkan pada
papan operasi, mistar ukur dan item P3A sebesar 5,60 % atau 56%
kantor lumpur pintu pengurasnya. dari persentase maksimum yaitu
b. Produktivitas tanam 10%. Pada daerah irigasi Muara Jalai
Nilai yang di dapatkan pada P3A perlu ditingkatkan lagi dalam
item produktivitas tanam sebesar penyelenggaraannya. Salah satu cara
11,51 % atau 76,74% dari persentase nya ialah dengan mengadakan rapat
maksimum yaitu 15%. Persentase ini dengan ranting atau pengamat di DI
sudah masuk dalam kategori cukup, Muara Jalai.
namun juga harus di tingkatkan lagi.
Produktivitas padi daerah irigasi IV. KESIMPULAN
Muara Jalai kurang baik, di sebabkan Beberapa kesimpulan yang
banyaknya hama yang menyerang diperoleh dari analisa data yang telah
pada tanaman padi tersebut. dilakukan pada penelitian ini adalah:
c. Sarana penunjang 1. Berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018 8


Rakyat No. 12/PRT/M/2015 yang Pertanian Nomor
telah diterjemahkan ke dalam Indeks 79/Permentan/OT.140/12/2012,
Kinerja Sistem Irigasi (IKSI) didapat tentang Pedoman Pembinaan
nilai indeks untuk DI Muara Jalai Pemberdayaan Perkumpulan
Kabupaten Kampar sebesar 63,65%. Petani Air. Jakarta: Departemen
2. Hasil penilaian indeks kinerja sarana Pekerjaan Umum
dan prasarana daerah irigasi Muara
Jalai lebih rinci yaitu untuk prasarana Pasandaran,E., 1991. Irigasi Indonesia
fisik di peroleh nilai 31,44 %, Strateg dan Pengembangan.
produktivitas tanam 11,51 %, sarana Penerbit LP3ES anggota IKAPI.
penunjang 5,50 %, organisasi Jakarta
personalia 7,10 %, dokumentasi 2,50 Anonim. 1996, Diktat Kuliah Irigasi
%, dan Perkumpulan Petani Pemakai dan Bangunan Air, Cisarua.
Air (P3A) 5,60 %.
3. Berdasarkan ketetapan yang tertuang Hallaf, H.P., 2006. Geomorfologi
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Sungai dan Pantai. Jurusan
Umum dan Perumahan Rakyat geografi FMIPA UNM.
No.12/PRT/M/2015 untuk nilai Makassar.
indeks 63,65% masuk kedalam
kategori kinerja kurang dan perlu Harian Kompas. 2015
perhatian Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor
V. DAFTAR PUSTAKA 12/PRT/M/2015 tentang
Direktorat Jendral Sumber Daya Air. Eksploitasi dan Pemeliharaan
(2012). Peraturan Menteri Jaringan Irigasi. Jakarta.

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018 9

Anda mungkin juga menyukai