1
Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas, Limau Manis, Padang 25163
2
Dosen Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas, Limau Manis, Padang 25163
E-mail: refitamayasari98@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul “ Evaluasi Kinerja Operasional dan Pemeliharaan Irigasi Gunung Nago
(Petak Tersier bagian Hilir) Badenah II Kota Padang” telah dilaksanakan pada bulan November
sampai Desember 2020. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja dari operasional dan
pemeliharaan (O&P) pada irigasi Gunung Nago (petak tersier bagian hilir) terhadap keberlanjutan
sumber daya air. Penelitian dilaksanakan dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung di lapangan, pengambilan data di
lapangan, dan wawancara dengan petani di lokasi penelitian, sedangkan data sekunder didapatkan
dari studi pustaka atau jurnal ilmiah dan data dari dinas terkait. Dari hasil evaluasi kinerja O&P
irigasi, nilai efisiensi irigasi saluran irigasi petak tersier yang didapatkan adalah 70,28%. Selain itu,
nilai kinerja dari P3A yang ada di irigasi Gunung Nago (petak tersier bagian hilir) Badenah II untuk
operasi dan pemeliharaan yang terdiri dari kelembagaan, operasi, pemeliharaan dan pendanaan
berturut-turut yaitu 35,17%, 21,98%, 32,65% dan 17,14% . Berdasarkan hasil yang telah
didapatkan, maka sistem irigasi Gunung Nago (petak tersier bagian hilir) Badenah II Kota Padang
dapat dinyatakan tidak berkelanjutan, karena kinerja P3A dalam operasional dan pemeliharan yang
memenuhi kategori buruk.
berkelanjutan, tak terlepas dari dukungan penjalanan operasi dan pemeliharaan yang
kelembagaan P3A yang mandiri, berdaya guna, tidak sesuai dengan teknis dan desain jaringan
dan bersinergi untuk meningkatkan irigasi, dana yang tersedia untuk operasi dan
produktivitas pertanian dalam mendukung pengelolaan sangat terbatas, dan kegagalan
upaya negara Indonesia untuk meningkatan dalam mengembangkan pengelolaan
kesejahteraan petani dan swasembada pangan. kelembagaan perkumpulan petani pemakai air
Pada dasarnya, ada beberapa sistem irigasi (P3A) yang partisipatif. Maka dari itu perlu
yang dikelola oleh masyarakat dengan dilakukan evaluasi terkait operasi dan
menggunakan prinsip-prinsip tradisional, yang pemeliharaan Irigasi Gunung nago badenah II
tidak seharusnya melibatkan campur tangan terkhususnya pada petak tersier bagian hilir.
pemerintah dalam pengelolaannya. Karena, pada bagian hilir P3A pengelolaan
Perkumpulan petani pemakai air (P3A) irigasi masih tergolong aktif. Sehingga kita
merupakan suatu badan kelembagaan yang dapat mengetahui peranan kelembagaan P3A
mempunyai tugas dalam mengelola jaringan dalam operasional dan pemeliharaan irigasi
irigasi dari tingkat usaha tani dengan baik Gunung Nago petak tersier bagian hilir
sehingga dapat membantu dalam meningkatkan badenah II Kota Padang.
produktivitas usaha tani. Meskipun
perkumpulan petani pemakai air (P3A) pada 1.2 Tujuan
jaringan irigasi telah dibentuk, permasalahan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
pendistribusian air untuk memenuhi kebutuhan mengetahui kinerja operasi dan pemeliharaan
air tanaman sampai ke lahan sawah tetap sistem irigasi di Daerah Irigasi Gunung Nago
menjadi permasalahaan yang sulit diselesaikan. (bagian Hilir Petak Tersier) Badenah II Kota
Permasalahan pendistribusian air irigasi sampai Padang.
ke lahan sawah akan memicu terjadinya resiko
gagal panen. 1.3 Manfaat
Menurut Mustaniroh (2001), pengelolaan Manfaat dari penelitian ini yaitu agar dapat
sistem irigasi terdiri dari operasi dan memahami bahwa pentingnya melakukan
pemeliharaan jaringan irigasi. Operasi jaringan Operasi dan Pemeliharaan (O&P) irigasi guna
irigasi meliputi kegiatan pemberian, menjaga pasokan air di irigasi Gunung Nago
pengaturan, dan pembagian air dapat dikatakan (Petak Tersier bagian Hilir) Badenah II Kota
baik apabila petugas dan P3A pusat siap untuk Padang.
menapai tujuan utamanya. Tujuan utamanya
adalah jaringan irigasi dapat berfungsi dengan II. METODE PENELITIAN
baik, usia ekonomi dan sosial sesuai dengan 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
perencanaan, serta pembagian air tercapai
secara optimal. Setelah kegiatan operasi Penelitian ini dilakukan di Irigasi Gunung
tersebut dapat terwujud dengan baik, maka Nago Badenah II (Petak Teriser bagian Hilir)
dilakukanlah kegaitan pemeliharaan yang rutin Kota Padang. Penelitian ini dilaksanakan mulai
untuk menjaga jaringan irigasi agar selalu dari bulan November sampai dengan Desember
dalam kondisi yang prima. 2020.
Menurut Nofriadi (2013) dalam skripsi 2.2 Alat dan Bahan
Misdania (2018), hal yang menjadi dasar utama
permasalahan operasi dan pemeliharaan 2.2.1 Alat
jaringan irigasi terletak pada sistem manajemen Alat yang digunakan dalam pelaksanaan
sistem irigasi. hal tersebut berdampak pada penelitian ini, yaitu :
3
adalah dengan membagui nilai luas aktual pengelolaan irigasi sehingga sistem irigasi
lahan dengan luas rencana yang diharapkan, dapat terlaksana dengan baik dan
kemudian dikalikan dengan 100 % sesuai berkelanjutan.
dengan persamaan (6).
2.7 Output Penelitian
2.5 Data Sekunder Pengevaluasian kinerja operasional dan
2.5.1 Skema Jaringan Irigasi Gunung Nago pemeliharaan jaringan irigasi ini dilakukan
Badenah II untuk mengetahui dan menginformasikan
Skema jaringan irigasi ini peranan kelembagaan P3A dalam operasi dan
menggambarkan jaringan irigasi Gunung Nago pemeliharaan irigasi Gunung Nago (Petak
Badenah II yang akan dipetakan. Berdasarkan Tersier bagian Hilir) Badenah II Kota Padang.
skema jaringan irigasi ini dapat ditentukan
bangunan-bangunan dari irigasi dan jaringan
III. HASIL DAN PEMAHASAN
lainnya yang berada pada Irigasi Gunung Nago
badenah II. Selain itu, dengan skema jaringan 3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
irigasi ini dapat ditentukan daerah aliran irigasi
Irigasi Gunung Nago melintasi 5
Gunung Nago badenah II bagian hilir tersebut.
Kecamatan yang ada di Kota Padang
2.5.2 Peta Daerah Irigasi Gunung Nago diantaranya: Kecamatan Pauh, Kecamatan
Peta daerah irigasi Gunung Nago Nanggalo, Kecamatan Kuranji, Kecamatan
Badenah II ini digunakan untuk mengatahui Lubuk Begalung dan Kecamatan Padang
gambaran lokasi Irigasi Gunung Nago Badenah Timur. Sawah pada 5 kecamatan tersebut tidak
II bagian hilir tersebut. secara keseluruhan dialiri oleh Irigasi Gunung
2.5.3 Luas Layanan Irigasi Nago. Seperti Kecamatan Pauh hanya sebagian
Luas layanan irigasi merupakan luas area kecil lahan sawahnya yang dialiri oleh irigasi
yang dapat dialiri dari irigasi petak tersier Gunung Nago, begitu juga dengan 4 kacamatan
bagian hilir. Luas layanan irigasi ini didapat lainnya. Irigasi Gunung Nago terdiri atas dua
dari Dinas Unit Pelaksana Teknis Daerah jalur pengairan yaitu Badenah I dan Badenah
Pekerjaan Umum (UPTD – PU). II, dimana luasan lahan untuk irigasi badenah I
1.266 ha dan luasan irigasi badenah II 821 ha
2.6 Keberlanjutan Sistem Irigasi (UPTD Irigasi Gn Nago. 2018).
Keberlanjutan sistem irigasi merupakan
suatu hasil yang didapatkan dari pengelolaan 3.2 Analisis O&P pada Kelembagaan P3A
air irigasi sehingga ketersedian air dapat 3.2.1 Kelembagaan P3A
dipertahankan secara berkelanjutan. Adapun P3A Ampang Saiyo Irigasi Gunung Nago
kategori keberlanjutan dari jaringan irigasi ini Badenah II kota Padang bagian Hilir memiliki
sebagai berikut: kelembagaan yang dijabarkan pada bagan
1. Kondisi saluran irigasi yang dilihat dari dibawah ini:
nilai efisiensi dari saluran irigasi, dimana
untuk irigasi teknis dikatakan baik jika
nilai efisiensi secara keseluruhannya
memenuhi standar yaitu 50-60 % (Standar
Perencanaan Irigasi KP-01, 1986);
2. Kegiatan Operasional dan Pemeliharaan
(O&P) yang dikelola oleh Perkumpulan
Petani Pemakai Air (P3A) terpenuhi secara
mandiri dan berperan aktif dalam
5
yang dibentuk masih belum berlandaskan Sesuai dengan PP No. 20 Tahun 2006
badan hukum. Mengenai pemilihan pengurus tentang irigasi, terdapat 10 item dalam
maupun ketua P3A yang dipilih adalah orang operasional jaringan irigasi.
yang sudah dimusyawarahkan terlebih dahulu.
Tabel 8. Hasil Kegiatan operasional jaringan
Dalam kelembagaan suatu organisasi, tentunya irigasi
harus sering diadakan musyawarah terkait No. Kegiatan Operasional Hasil
permasalahan dan hal lain yang menunjang 1. Pengumpulan data Dilakukan oleh
keaktifan anggota. Namun, pada P3A Ampang pihak/dinas Irigasi
Saiyo kebanyakan anggota kurang aktif untuk Gunung Nago
2. Penyediaan air irigasi Belum maksimal
terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan dilaksanakan
oleh kelompok tani. 3. Menyusun rencana tata Tidak ada penyusunan
tanam rencana tata tanam
3.2.2 Kinerja P3A dalam Operasi dan
4. Menyusun sistem Belum dilaksanakan
Pemeliharaan golongan
Kinerja dari suatu P3A dalam operasi dan 5. Menyusun rencana Kurang maksimal
pemeliharaan ditunjukkan dari hasil wawancara pembagian air dalam penjelasan
yang dilakukan kepada pengurus P3A ataupun rencana pembagian air
6. Pemberian air irigasi Kurang mencukupi
anggota yang memiliki lahan sawah yang
kebutuhan lahan
berada disekitar daerah irigasi Gunung Nago pertanian
(Petak Tersier bagian Hilir) Badenah II Kota 7. Melaksanakan rencana Belum ada rencana
Padang. Wawancara dilakukan dalam bentuk tata tanam dan tata tanam
kuisioner. Wawancara dilakukan pada P3A pembagian air
8. Membuka dan menutup Dilakukan oleh
yang berada di irigasi Gunung Nago Badenah
pintu anggota kelompok
II Kota Padang bagian hilir sebanyak 7 tani
responden. Adapun hasil dari wawancara 9. Kalibrasi Pada umumnya
kuisioner yang telah dilakukan sesuai dengan kelompok P3A tidak
Tabel 7. mengetahui mengenai
kalibrasi alat ukur
Tabel 7. Persentase Kinerja Operasi Sistem Irigasi
Irigasi 10. Monitoring dan Sangat jarang
No. Jawaban Persentase (%) evaluasi dilakukan
1. A 21,98 Sumber : Hasil Pengolahan Data
2. B 40,66
3. C 37,36 Berdasarkan wawancara yang dilakukan
Kriteria Buruk Sekali operasional jaringan Irigasi P3A Ampang
Sumber : Hasil Perhitungan Data Saiyo Bagian Hilir Badenah II Kota Padang
Keterangan : dapat dikatan masih belum beroperasi dengan
A = Jawaban positif (Jawaban yang maksimal apabila dilihat dari 10 poin utama
diharapkan) operasioanal Irigasi. dijelaskan oleh para
B = Jawaban yang menunjukkan hampir narasumber yang diwawancarai, pembagian air
mendekati kriteria dalam aspek irigasi masih belum merata didapatkan oleh
kelembagaan, operasional, meliharaan petani untuk mengaliri lahan pertanian. Hal
dan pendanaan sistem irigasi tersebutkan diakibatkan masih belum jelasnya
C = Jawaban yang menunjukkan tidak giliran pembagian air. Bagi petani yang merasa
memenuhi kriteria dalam aspek membutuhkan air untuk mengaliri lahan
kelembagaan,operasional, emeliharaan pertanian, maka mereka bisa membuka maupun
dan pendanaan sistem irigasi
7
menutup pintu air setelah selesai pengaliran air irigasi menanggulangi terlaksana
ke lahan pertanian. terjadinya
kerusakan
Kemudian, sistem tata tanam maupun
jaringan irigasi
golongan masih belum ditetapkan di kelompok 2. Pemeliharaan Kegiatan Jarang
tani Ampang Saiyo. Sehingga pola tanam pada Rutin perawatan rutin dilakukan
P3A Ampang Saiyo dilakukan dengan pola diperuntukkan perawatan
tanam bergiliran. Kemudian, mengenai untuk secara rutin
mempertahankan
kalibrasi alat ukur di Irigasi Gunung Nago,
kondisi jaringan
baik ketua P3A maupun anggota P3A tidak irigasi yang
mengetahui mengenai kalibrasi pada alat ukur dilaksanakan
Irigasi. sehingga, penulis mencoba secara terus
menanyakan kepada pihak dinas mengenai menerus.
3. Pemeliharaan Kegiatan Belum
kalibrasi tersebut. Menurut keterangan salah
Berkala perawatan dan maksimal
satu Juru Irigasi Gunung Nago (Vidi Lazuardi), perbaikan yang dilakukan
kalibrasi alat ukur dilakukan terakhir kali pada dilaksanakan pemeliharaan
tahun 2014. secara berkala secara
yang berkala
Tabel 9. Persentase Kinerja Pemeliharaan direncanakan
Sistem Irigasi dan
No. Jawaban Persentase (%) dilaksanakan
1. A 32,65 oleh dinas yang
membidangi
2. B 34,69 irigasi dan dapat
bekerja sama
3. C 32,65
dengan P3A /
Kriteria Buruk GP3A / IP3A.
4. Pemeliharaan Pemeliharaan Dilakukan
Sumber : Hasil Perhitungan Data darurat yang dilakukan perbaikan
akibat bencana apabila
Keterangan :
alam atau kadaan
A = Jawaban positif (Jawaban yang kerusakan berat saluran
diharapkan) akbibat sudah rusak
B = Jawaban yang menunjukkan hampir terjadinya parah
mendekati kriteria dalam aspek kejadian luar
biasa seperti
kelembagaan,operasional,pemeliharaa
pengrusakan
n dan pendanaan sistem irigasi atau penjebolan
C = Jawaban yang menunjukkan tidak tanggul,
memenuhi kriteria dalam aspek longsoran tebing
kelembagaan,operasional,pemeliharaa yang menutup
jaringan, tanggul
n dan pendanaan sistem irigasi
putus, dan lain
Terdapat 4 poin yang perlu diperhatikan sebagainya).
dalam pemeliharaan Irigasi, diantaranya Sumber : Hasil Pengolahan Data
dijabarkan dalam tabel dibawah ini:
Pemeliharaan saluran irigasi pada pada
Tabel 10. Hasil Aspek Pemeliharaan Irigasi Gunung Nago Badenah II (petak tersier
Kegiatan bagian hilir) Kota Padang yang dilakukan oleh
No. Keterangan Hasil
Pemeliharaan P3A Ampang Saiyo masih tergolong belum
1. Pengamanan Upaya untuk Belum maksimal. Pada umumnya saluran irigasi
jaringan mencegah dan maksimal
terdapat beberapa kerusakan ringan. Sehingga
8
Tabel 13. Hasil Efisiensi Saluran Irigasi petak didapatkan dari ketua P3A Ampang saiyo,
tersier bagian Hilir kemudian luas rencana layanan Irigasi
Koef. Kec. Luas
Debit Pelamp Aliran Penampan
Debit Efisi didapatkan dari skema jaringan Irigasi Badenah
(m3/s) ensi
ung (m/s) g (m2) II. Nilai efektivitas Daerah Irigasi Gunung
Nago Badenah II Kota Padang memenuhi
Input 0,124 0,021
0,9616 0,1776 kategori cukup menurut Suprayogi, et al.
(Q1) 1 2
70,2 (2013). Nilai harkat efektivitas yang memenuhi
Output 0,096 0,014
0,9651 0,1605 8 kategori cukup ini menunjukkan bahwa hasil
(Q2) 5 9
yang diperoleh mendekati dengan upaya yang
Sumber : Hasil Perhitungan Data dilakukan.
Pada pengambilan efisiensi saluran irigasi 3.4 Keberlanjutan Sistem Irigasi
dilakukan pada saluran saluran irigasi petak Keberlanjutan sistem Irigasi dilihat dari 2
tersier bagian hilir. Pada saluran tersier kategori, yaitu pengelolaan Perkumpulan
didapatkan efisiensi saluran irigasi sebesar Petani Pemakai Air (P3A) dalam Operasi dan
70,28. Nilai efisiensi yang didapatkan sudah pemeliharaan irigasi serta efisiensi salran
memenuhi kategori baik berdasarkan Standar irigasi. Dilihat dari peranan dan pengelolaan
Perencanaan Irigasi KP-01 (1986). Standar Operasional dan Pemeliharaan (O&P) yang
nilai efisiensi irigasi yang baik berdasarkan dikelola oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air
salurannya ini menunjukkan bahwa tidak (P3A) bagian hilir Ampang saiyo, masih belum
banyak terjadinya kehilangan air pada saluran terpenuhi secara mandiri dan berperan aktif.
dan pedistribusian air juga tergolong merata ke Dari akumulasi poin kuisioner P3A yang
petakan sawah petani. diolah, didapatkan rata-rata persentase kategori
untuk aspek Kelembagaan 35,17%,
3.3.2 Efektivitas Saluran Irigasi
Operasional Irigasi memenuhi persentase
Efektivitas pengelolaan irigasi
21,98%, pemeliharaan irigasi mendapatkan
menunjukkan perbandingan nisbah antara luas
persentase 32,65%, dan untuk aspek pendanaan
area teraliri terhadap luas rancangan daerah
hanya 17,14%. Berdasarkan standar kategori
irigasi. Data luas aktual terairi dan luas rencana
persentase P3A menurut Supadi (2009),
diperoleh dari P3A Irigasi Gunung Nago (petak
persentase yang berkisar pada angka (30-59%)
tersier bagian hilir) Badenah II Kota Padang.
tergolong dalam kriteria buruk.
Besarnya nilai efektivitas daerah irigasi
Kemudian, jika dilihat dari nilai efisiensi
Gunung Nago petak tersier bagian hilir)
yang didapatkan pada salah satu saluran tersier
Badenah II Kota Padang dapat dilihat pada
dikategorikan kedalam kriteria baik
tabel 14 berikut :
Berdasarkan KP-01 (1986). Sehingga sistem
Tabel 14. Hasil Efektivitas Saluran Irigasi Irigasi Gunung Nago Badenah II Kota Padang
bagian Hilir pada bagian hilir dapat dikatakan tidak
Luas Luas
Efektifitas berkelanjutan apabila dilihat dari kinerja
Aktual Rencana Efektifitas
(%) pengelolaan P3A dalam operasional dan
(Ha) (Ha)
pemeliharaan jaringan Irigasi Gunung Nago
43 59 0,728 72,8
(petak tersier bagian hilir) Badenah II Kota
Sumber : Hasil Perhitungan Data Padang, walaupun nilai efisiensi yang
Berdasarkan tabel diatas luas aktual dan didapatkan tergolong dalam kriteria yang
luas rencana Irigasi Gunung Nago Badenah II ditetapkan. Sehingga perlu ditingkatkan lagi
bagian hilir secara berturut-turut adalah 43 Ha kinerja dari P3A Ampang Saiyo Irigasi Gunung
dan 59 Ha. Luas Aktual layanan irigasi Nago (petak tersier bagian hilir).
10