Anda di halaman 1dari 26

Konsep Laporan Akhir

Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

BAB VII
OPERASI DAN PEMELIHARAAN
JARINGAN IRIGASI DI. TABO-TABO

7.1. Umum
Berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia No.12/PRT/M/2015 tentang eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
pasal 3 disampaikan bahwa kegitan eksplotasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
meliputi kegitan operasi jaringan irigasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.

Operasi jaringan irigasi merupakan upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya,
termasuk kegiatan membuka menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata
tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan
kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi.

Pemeliharaan jaringan irigasi merupakan upaya menjaga dan mengamankan jaringan


irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan
operasi jaringan irigasi dan mempertahankan kelestariannya

7.2. Organisasi Operasi Dan Pemeliharaan


Keberadaan Organisasi Operasi dan Pemeliharaan (O & P) jaringan irigasi yang
mantap dan didukung oleh personil-personil berkualitas sesuai tanggung jawabnya
merupakan salah satu persyaratan untuk suksesnya pengelolaan jaringan irigasi.
Pelaksanaan O & P jaringan irigasi telah diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air terdiri atas
pemeliharaan sumber air serta operasi dan pemeliharaan prasarana sumber
daya air.
2. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada poin 1
meliputi pengaturan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi untuk menjamin
kelestarian fungsi dan manfaat sumber daya air.

VII - 1
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

3. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air dilakukan oleh


Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau Pengelola Sumber Daya Air sesuai
dengan kewenangannya.
4. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air yang dibangun oleh
badan usaha, kelompok masyarakat, atau perseorangan menjadi tugas dan
tanggung jawab pihak-pihak yang membangun.
5. Masyarakat ikut berperan dalam melaksanakan operasi dan pemeliharaan
sebagaimana dimaksud dalam poin 1.
6. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi ditetapkan:
a). Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi primer dan
sekunder menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah
dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.
b). Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi tersier menjadi
hak dan tanggung jawab masyarakat petani pemakai air.

7.3. Kewenangan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi


Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Daerah Irigasi Tabo-Tabo dengan luas baku
3.830 Ha adalah merupakan kewenangan Pemerintah Pusat (luas areal ≥ 3.000 Ha),
dalam hal ini adalah Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang dan dalam
pelaksanaannya dapat dilakukan dengan pembantuan ke kabupaten/ pemerintah
daerah dengan uraian tanggung jawab sebagai berikut:

a. Pemerintah Pusat melalui BBWS Pompengan Jeneberang


1) Pemerintah Pusat melalui BBWS Pompengan Jeneberang menyusun dan
menyiapkan kebijakan untuk pelaksanaan O & P jaringan irigasi DI. Tabo-Tabo
2) Menyiapkan program dalam melaksanakan keputusan kebijakan tersebut.
3) Menyusun manajemen O & P jaringan irigasi DI. Tabo-Tabo
4) Menyiapkan anggaran pelaksanaan dan administrasi O & P.
5) Pengawasan dalam pelaksanaan O & P.
b. Dinas PSDA Kabupaten Bulukumba (Seksi O & P)
1) Keseluruhan tanggung jawab pelaksanaan O & P ditangani sepenuhnya oleh
Dinas PSDA Kab. Pangkep dalam hal pemeriksaan pekerjaan pemeliharaan,
rencana dan desain.
2) Pengawasan secara berkala dalam pekerjaan pemeliharaan.

VII - 2
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

3) Proses data operasi dan koordinasi kegiatan operasi dengan Pengamat


Pengairan/ ranting pengairan.
4) Menyusun dan mengawasi perkembangan kemajuan kelompok P3A
(Perkumpulan Petani Pemakai Air) dan mengadakan program latihan kerja.
5) Memonitor dan mengevaluasi kemajuan O & P secara aktif.
c. Pengamat Pengairan/Ranting Pengairan (untuk wilayah ≥ 3.000 ha)
1) Melaksanakan pekerjaan operasional pada Daerah Irigasi yang memperoleh
suplai air dari Bendung Tabo-Tabo
2) Merencanakan dan melaksanakan pekerjaan pemeliharaan secara rutin.
3) Melaporkan pelaksanaan O & P kepada Kasie O & P Sub Dinas Pengairan
Kabupaten
4) Koordinasi dan pengarahan terhadap P3A

7.4. Struktur Organisasi O & P


Pelaksana kegiatan O & P untuk jaringan irigasi DI. Tabo-Tabo saat ini belum ada,
mengingat jaringan irigasi belum dibangun (tahap desain dan perencanaan), untuk
rencana pelaksanaan O & P DI. Tabo-Tabo sebagaimana telah diuaraikan diatas, maka
perlu disusun suatu struktur organisasi pelaksanaan O & P jaringan irigasi untuk
memudahkan koordinasi/ pelaksanaan tugas dan tanggungjawab personil O & P.
Pelaksana kegiatan O & P di tingkat pusat oleh dilaksanakan oleh Satuan Kerja
Operasi dan Pemeliharaan sebagai koordinator BBWS Pompengan Jeneberang,
pelaksanaan O & P Jaringan Irigasi lapangan dilaksanakan oleh Dinas PSDA kabupaten
dan Pengamat/Ranting Pengairan (UPTD Pangkep). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
struktur organisasi O & P SDA DI. Tabo-Tabo sebagai berikut.

VII - 3
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

Satker O & P SDA BBWS Pompengan -


Jeneberang

Dinas PU Kabupaten Pangkep

Pengamat Pengairan/
UPTD Bendung Tabo-Tabo

GP3A GP3A GP3A

P3A P3A P3A

P3A P3A P3A

P3A P3A P3A

Gambar 7.1 :Struktur Organisasi O & P DI. Tabo-Tabo

7.5. O & P oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)


Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi tersier menjadi hak dan
tanggung jawab masyarakat petani pemakai air.

Latar belakang perlunya dibentuk lembaga P3A, antara lain:


1. Adanya potensi konflik sesama petani yang terpacu karena kebutuhan air irigasi
untuk mengairi areal pertanian.
2. Hubungan antara pemanfaat air di hulu dan pemanfaat air di hilir memerlukan
pengaturan secara adil.
3. Meningkatnya pengguna dan pemanfaat air (pertanian dan perikanan, industri,
perumahan, perusahaan air minum).

Diharapkan kelembagaan P3A dapat berperan aktif dalam hal:


a) Terselenggaranya pengaturan air secara secara adil antara pemanfaat air.
b) Mengurangi potensi konflik sesama petani sehubungan dengan pemakaian air
irigasi.

VII - 4
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

7.6. Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi


Secara umum kegiatan operasi jaringan irigasi meliputi:
a. Pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah hujan, data luas tanam,
dll);
b. Pekerjaan kalibrasi alat pengukur debit;
c. Pekerjaan membuat Rencana Penyediaan Air Tahunan, Pembagian dan
Pemberian Air Tahunan, Rencana Tata Tanam Tahunan, Rencana Pengeringan,
dll.;
d. Pekerjaan melaksanakan pembagian dan pemberian air (termasuk pekerjaan:
membuat laporan permintaan air, mengisi papan operasi, mengatur bukaan
pintu);
e. Pekerjaan mengatur pintu-pintu air pada bendung berkaitan dengan
datangnya debit sungai banjir;
f. Pekerjaan mengatur pintu kantong lumpur untuk menguras endapan lumpur;
g. Koordinasi antar instansi terkait;
h. Monitoring dan Evaluasi kegiatan Operasi Jaringan Irigasi

7.6.1. Ruang Lingkup Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi


Ruang Lingkup Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi meliputi:
Kegiatan Perencanaan
a) Perencanaan Penyediaan Air Tahunan
b) Perencanaan Tata Tanam Detail
c) Rapat Komisi Irigasi untuk Menyusun Rencana Tata Tanam
d) SK Bupati/Walikota atau Gubernur Mengenai Rencana TataTanam
e) Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan

Pelaksanaan
a) Laporan keadaan air dan tanaman
b) Penentuan rencana kebutuhan air di pintu pengambilan;
c) Pencatatan Debit Saluran;
d) Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer
e) Pencatatan Debit Sungai/ Bangunan Pengambilan;

VII - 5
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

f) Perhitungan faktor-K;
g) Laporan Produktivitas dan Neraca Pembagian Air per Daerah Irigasi
h) Rekap Kabupaten per Masa Tanam;
i) Rekap Provinsi;
j) Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi

Monitoring dan Evaluasi


a) Monitoring Pelaksanaan Operasi
b) Kalibrasi alat ukur
c) Monitoring Kinerja Daerah Irigasi

7.6.2. Peran Serta P3A dalam Operasi dan Jaringan Irigasi


Dalam kegiatan operasi jaringan irigasi dilakukan dengan melibatkan peran serta
P3A/GP3A/IP3A diwujudkan mulai dari pemikiran awal, pengambilan keputusan, dan
pelaksanaan kegiatan dalam operasi jaringan.
Dalam rangka mengikutsertakan masyarakat petani pemakai air, P3A/GP3A/IP3A
kegiatan perencanaan dan pelaksanaan operasi didapat melalui usulan dari
P3A/GP3A/IP3A, dengan proses sebagai berikut.
a) P3A/GP3A/IP3A mengusulkan rencana tanam dan luas areal kepada Dinas yang
membidangi irigasi.
b) Dinas yang membidangi irigasi bersama-sama Dinas yang membidangi
Pertanian menyusun rencana tanam dan luas areal tersebut.
c) Komisi irigasi yang beranggotakan instansi terkait dan wakil perkumpulan
petani pemakai air membahas pola dan rencana tata tanam, rencana tahunan
penyediaan air irigasi, rencana tahunan pembagian dan pemberian air irigasi
dan merekomendasikan kepada Bupati/Walikota atau Gubernur sesuai dengan
kewenangannya.
d) Dinas yang membidangi irigasi, melaksanakan operasi jaringan irigasi atau
dapat dilakukan dengan melibatkan peran P3A/GP3A/IP3A untuk
melaksanakannya.

7.6.3. Prinsip Pengoperasian


Prinsip utama dari pengoperasian jaringan irigasi DI. Tabo-Tabo didasarkan kepada
kondisi hidrologis, kondisi jaringan dan organisasi operasi dan pemeliharaan yang

VII - 6
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

direncanakan. Prinsip utama pengoperasian jaringan irigasi DI. Tabo-Tabo adalah


sebagai berikut :
 Debit aliran Sungai Balantiyeng yang dibendung direncanakan untuk mengairi
areal irigasi DI. Tabo-Tabo.
 Pemberian air dari Bendung Tabo-Tabo untuk areal irigasi sampai dengan petak-
petak tersier dilakukan berurutan dari saluran Induk, sekunder dan tersier.
 Pemberian air secara giliran akan diatur bilamana kodisi air yang tersedia tidak
cukup untuk pengaliran secara terus-menerus (continues flow).

7.6.4. Aturan Dasar Pengoperasian


(1) Umum
Aturan dasar pengoperasian Jaringan Irigasi Tabo-Tabo adalah :
 Pengoperasian bendung dan jaringan irigasi utama sesuai petunjuk operasi harus
dilakukan oleh petugas yang telah ditunjuk dan tidak diperbolehkan dioperasikan
oleh pihak-pihak lain,
 Pintu-pintu pada bangunan pengatur muka air dan pintu pengambilan pada
bangunan bagi dan sadap harus dikunci dengan menggunakan rantai dan gembok
dan anak kunci dipegang oleh Petugas Pengatur Air (PPA) serta anak kunci
cadangan disimpan di Kantor Pengamat/Ranting Dinas.
 Pengoperasian jaringan irigasi harus dilakukan berdasarkan cara yang tepat sesuai
dengan fungsi bangunan itu sendiri. Operator harus mengetahui secara benar
mekanisme, urutan-urutan pengoperasian dan metode pemeliharaan jaringan.
 Pengoperasian jaringan saluran harus didasarkan pada jadwal yang telah
ditentukan atau yang diperbaharui.
 Sebelum dan selama pelaksanaan pengoperasian petugas pengatur air harus
memperhatikan dan menjaga kondisi jaringan di wilayah kerjanya agar tetap
dalam kondisi yang baik. Jika terjadi kerusakan harus segera dilaporkan ke
atasannya dan harus segera diperbaiki.
 Petugas Pengatur Air (PPA) harus selalu mengontrol daerah kerjanya selama
pelaksanaan irigasi dan perubahan debit pengambilan.
 Petugas harus membina P3A pada daerah kerjanya.
(2) Rencana Tanam dan Pembagian Air

VII - 7
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

Para petani disarankan untuk menanam tanaman sesuai dengan pola tata tanam yang
telah direncanakan dan telah disetujui pada Rapat Panitia Irigasi Kabupaten atau
forum sejenis yang sudah ada.
Suatu jadual pemberian air irigasi tahunan atau musiman harus disiapkan berdasarkan
pelaksanaan rencana tanam. Kemudian berdasarkan jadual irigasi tahunan tersebut,
jadual pembagian air bulanan harus disiapkan yang didasarkan pada ketersediaan air
dari Sungai/ Bendung Tabo-Tabo
Jadual pembagian air irigasi harus meliputi kebutuhan debit yang diberikan pada
bangunan pengambilan bendung, debit yang harus diberikan pada saluran sekunder
melalui bangunan bagi dan sadap.
(3) Pengoperasian Bendung
Pembukaan pintu pengambilan (Intake) pada Bendung Tabo-Tabo didasarkan pada
perhitungan debit pengambilan. Tinggi muka air normal bendung secara umum harus
dijaga pada level muka air normal.Endapan lumpur dan pasir di hulu pintu
pengambilan, penguras atau pada kantong lumpur harus dikuras secara periodik.
(4) Pengoperasian Saluran Pembawa
Pintu-pintu pengambilan debit untuk ke saluran sekunder atau tersier pada saluran
pembawa harus dioperasikan berdasarkan perhitungan debit yang harus diberikan
pada saluran tersebut.
 Kecuali untuk perbaikan atau pemeliharaan saluran atau perintah dari petugas
yang berwenang, tinggi muka air diatas pintu pengambilan tersier harus tetap
dijaga sesuai dengan tinggi muka air yang telah ditentukan.
 Debit yang masuk melalui pintu pengambilan harus diukur dan disesuaikan dengan
debit yang harus diberikan sesuai dengan perhitungan. Pembukaan pintu untuk
pengambilan debit tersebut harus disesuaikan sehingga debit yang terambil sesuai
dengan perhitungan debit yang harus diberikan. Sehingga jika debit yang
sebenarnya lebih kecil dari pada kebutuhan debit, prioritas harus diberikan dengan
memberikan debit ke daerah hilir.
 Jika debit di saluran meningkat dan tinggi muka air hampir mencapai setengah
bagian dari tinggi jagaan, pintu pembuang disekitarnya atau pada bagian hulunya
harus dibuka sehingga tinggi muka air di saluran turun menjadi sesuai dengan
tinggi muka air rencana.

VII - 8
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

 Untuk saluran sekunder yang tidak dilengkapi dengan pintu pembuang, pintu-pintu
pengambilan tersier dengan luasan areal yang cukup besar tidak boleh ditutup
secara tiba-tiba. Penutupan secara mendadak akan menyebabkan kenaikan tinggi
muka air di saluran sekunder.
 Pada saat tidak ada irigasi, saluran harus dikosongkan. Pemberian air harus
dihentikan untuk masa pemeliharaan selama satu tahun yang diusulkan untuk
dilakukan pada bulan yang telah disepakati.
(5) Pengoperasian Jaringan Tersier
Air irigasi harus dialirkan melalui petak demi petak selama periode pengolahan lahan.
Setelah pengolahan lahan, pemberian air secara terus menerus harus dilakukan.

7.6.5. Jadwal Pembagian Air


Proses Persiapan Jadual Pembagian Air Irigasi
Proses persiapan jadual irigasi adalah:
o Persiapan rencana tanam tahunan
o Persiapan jadual irigasi tahunan
o Jadual pembagian air irigasi setiap setengah bulan
Proses persiapan jadual irigasi ini harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan,
dengan blangko-blangko isian standar yang berlaku dilingkungan BBWS Pompengan
Jeneberang.

7.6.6. Kebutuhan Air Irigasi


(1) Satuan kebutuhan air
Satuan kebutuhan air irigasi harus digunakan oleh staf O & P untuk menentukan
kebutuhan debit pada petak tersier dan saluran. Satuan kebutuhan air DI. Tabo-Tabo
dihitung berdasarkan rencana pola tata tanam yang mengacu pada ketersediaan air.
(2) Kebutuhan debit di saluran
Kebutuhan debit di saluran adalah total luas tanam dengan kebutuhan air irigasi.
Q = IWR x A
dimana :
Q : Kebutuhan debit di saluran (m3/dt)
IWR : Satuan kebutuhan air irigasi di saluran (lt/dt/ha)
A : Total luas tanam (ha)

VII - 9
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

(3) Keterlambatan awal tanam dan kebutuhan air irigasi


Pelaksanaan irigasi ditentukan berdasarkan hasil rapat panitia irigasi Kabupaten atau
forum sejenis. Jika pelaksanaan tanam pada musim hujan mundur sampai dengan
satu bulan, maka sebagian periode pertumbuhan tanaman pada musim hujan akan
memasuki periode pertumbuhan tanaman untuk musim kemarau dari usulan pola
tanam yang diusulkan, yang akan menyebabkan peningkatan kebutuhan air irigasi
yang mungkin dapat menyebabkan kekeurangan air. Sehingga untuk hal ini
kelambatan saat tanam hanya diijinkan dengan waktu setengah bulan saja.

7.6.7. Pengoperasian Bendung


Pengoperasian Pengambilan Air
(1) Aturan umum
Debit pengambilan air pada bendung untuk mengalirkan air irigasi berdasarkan pada
perhitungan kebutuhan air. Jika debit sungai lebih kecil dari pada kebutuhan air
irigasi, maka semua debit sungai harus diambil melalui pintu pengambilan.
Jika debit sungai sama atau lebih besar dari kebutuhan debit pengambilan, maka debit
yang harus diberikan harus sama dengan kebutuhan debit pengambilan. Penjaga
bendung harus selalu mengamati elevasi muka air sungai di hulu bendung dan
mengukur debit yang masuk ke bangunan pengambilan setiap pagi pada waktu yang
telah ditentukan serta mengatur kembali bukaan pintu.
(2) Pengoperasian
Debit sungai setiap saat selalu mengalami perubahan, terkadang meningkat secara
tajam saat terjadi banjir serta menurun secara drastis selama musim kering.
Pengoperasian pintu pengambilan juga harus dirubah sesuai dengan perubahan
tersebut. Pada pedoman ini ditetapkan bahwa yang disebut dengan saat banjir yaitu
jika muka air di hulu bendung mencapai ketinggian 1.0 meter diatas mercu bendung.

a. Pengoperasian pada saat normal


Debit pengambilan (intake) pada umumnya dirubah setiap periode setengah bulan
dan selama periode tersebut debit pengambilan dijaga tetap konstan. Penjaga
pintu bendung harus mengoperasikan dan mengatur pintu pengambilan sesuai
debit yang telah ditetapkan.

Prosedur pengoperasian harian sebagai berikut :

VII - 10
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

*. Mengukur elevasi muka air yang lewat melalui bangunan pengukur debit
ambang lebar.
*. Memperkirakan debit pengambilan dengan mengkonversikan elevasi muka air
yang lewat alat ukur ambang lebar menjadi debit dengan menggunakan
lengkung debit.
*. Memperkirakan debit yang melimpas bendung dengan mencatat elevasi muka
air di hulu bendung dan mengkonversikannya.
*. Menyesuaikan bukaan pintu pengambilan, tinggi muka air diatas ambang,
dan debit pengambilan yang terukur di bangunan ukur ambang lebar, jika
debit yang terukur berbeda dengan debit yang harus diberikan, perbedaan
yang diijinkan untuk penyesuaian ini adalah 10 %.
b. Pengoperasian pada saat musim kering
Selama musim kering, yaitu jika debit sungai kurang dari kebutuhan debit untuk
areal irigasi, maka semua debit sungai harus diambil dan tidak ada air yang
melimpas dari tubuh bendung, pintu-pintu pengambilan harus diatur sedemikian
rupa untuk mengambil semua debit sungai. Debit pengambilan berubah setiap
hari tergantung pada debit sungai selama musim kering, sehingga setiap pagi
pada waktu yang telah ditentukan, Pengamat/Ranting Dinas harus
menginformasikan besarnya debit pengambilan. Berdasarkan pada informasi
tersebut serta dengan mengamati muka air di saluran terutama pada bangunan
bagi dan sadap, maka penjaga pintu pada saluran sekunder mengatur kembali
tinggi muka air dan bukaan pintu pengatur muka air serta pintu-pintu
pengambilan.
Prosedur pengoperasian harian sebagai berikut :
 Mengamati elevasi muka air di hulu bendung dan elevasi muka air di
bangunan ukur ambang lebar.
 Memperkirakan debit pengambilan dengan menggunakan lengkung atau tabel
debit.
 Mengatur kembali bukaan pintu pengambilan sehingga sesuai dengan debit
yang harus diberikan.
c. Pengoperasian pada saat banjir

VII - 11
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

Penjaga bendung harus selalu mengamati muka air di hulu bendung setiap jam
apabila elevasi muka air di hulu bendung melewati ketinggian lebih dari 1.0 diatas
puncak bendung.
 Pada saat muka air naik
Jika muka air di hulu bendung cenderung naik sehingga mencapai elevasi
diatas, maka semua pintu-pintu pengambilan harus ditutup penuh. Segera
setelah pintu-pintu tersebut tertutup, maka hal itu harus diinformasikan
kepada Ranting Dinas.
 Jika banjir mulai surut
Jika muka air banjir mulai surut, maka pintu harus dibuka perlahan-lahan
sehingga debit pengambilan sesuai dengan debit yang harus diberikan.
Segera setelah pintu pengambilan dibuka maka hal tersebut harus segera
diinformasikan kepada Ranting Dinas dan penjaga pintu.
d. Penutupan pintu pengambilan bendung selama tidak ada irigasi
Pintu-pintu pengambilan harus ditutup rapat jika periode irigasi telah selesai, dan
juga ditutup rapat selama periode pemeliharaan

7.6.8. Pengoperasian Pintu Penguras (Pada Bendung)


(1) Fungsi pintu penguras
Pintu penguras Bendung Tabo-Tabo terdiri atas tiga pintu penguras, 2 pintu dibagian
kanan dan 1 pintu di bagian kiri bendung. Saluran penguras dimulai dari bagian hulu
dari pintu penguras sampai dengan di depan dari pintu pengambilan. Fungsi utama
dari pintu penguras adalah membuang endapan pasir di hulu pintu penguras dan
dihulu pintu pengambilan dan membuang endapan partikel-partikel yang lebih besar
seperti pasir dan kerikil yang mengendap di hulu pintu penguras dan di hulu bendung.
Pintu-pintu penguras harus selalu dalam keadaan tertutup selama pengaliran untuk
irigasi maupun pada saat terjadi banjir.
(2) Pengoperasian pintu penguras

a. Bukaan pintu penguras

VII - 12
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

Untuk menghindari aliran yang dapat membahayakan bangunan, maka bukaan


pintu penguras tidak boleh dibuka secara penuh, bukaan pintu penguras yang
diijinkan harus lebih kecil atau sama dengan 50% bukaan.

b. Frekuensi bukaan pintu


Pintu penguras harus dibuka sekali dalam sebulan pada musim penghujan dan dua
kali dalam sebulan pada musim kemarau, jika debit sungai yang ada mencukupi
maka dalam pengoperasian pintu penguras tersebut muka air di hulu bendung
harus tetap dijaga pada:

c. Lama pengoperasian
Pengoperasian pintu penguras harus dilakukan sekitar 15 menit saja yaitu mulai
dari awal pembukaan beberapa menit, pengoperasian dengan separuh bukaan
pintu 10 menit, dan beberapa menit penutupan pintu. Jika dalam pengoperasian
tersebut elevasi muka air di hulu bendung tidak bisa dipertahankan sampai elevsi
kebutuhan intake maka bukaan pintu atau lama pengoperasian sedikit dikurangi
dari pada yang telah ditetapkan diatas.

d. Pintu pengambilan tetap dibuka dan pintu penguras ditutup


Selama pembukaan pintu penguras, pintu pengambilan harus tetap dibuka.

e. Prosedur operasi
 Mengkonfirmasikan bahwa pintu penguras dalam keadaan tertutup serta tidak
ada orang di hilir pintu penguras atau di hilir bendung.
 Mulai membuka pintu penguras sampai dengan separuh bukaan.
 Mulai menutup pintu penguras setelah pintu penguras dioperasikan selama 10
menit dari separuh bukaan.
 Memastikan bahwa pintu-pintu penguras telah ditutup rapat.

7.6.9. Pengoperasian Kantong Lumpur


(1) Aturan pengoperasian
a. Frekuensi pengoperasian
Diperlukan untuk melakukan pengoperasian kantong lumpur sesuai dengan
kapasitas dari bangunan kantong lumpur

VII - 13
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

b. Debit penguras
Pintu pengambilan harus dibuka dengan tinggi bukaan 50 % untuk pengurasan
kantong lumpur, dan jika bukaan pintu tersebut tidak cukup maka bukaan pintu
dapat dinaikkan sampai dengan bukaan penuh.
c. Lama pengoperasian
Pengoperasian pengurasan yang dimulai dari awal sampai dengan akhir pekerjaan
pengurasan memerlukan waktu kurang lebih 30 menit. Petugas penjaga bendung
harus segera menutup rapat pintu penguras kantong lumpur setelah endapan di
kantong lumpur sudah bersih.

(2) Prosedur operasi


a. Membuka penuh pintu penguras kantong lumpur dan mengatur bukaan pintu
pengambilan pada bukaan 50% setelah memastikan tidak ada orang pada bagian
hilirnya.
b. Menutup pintu pengambilan dan memeriksa efek dari pengurasan.
c. Menutup semua pintu penguras dan kemudian membuka pintu pengambilan untuk
mengalirkan air irigasi.

7.6.10. Pengoperasian Sistem Saluran Pembawa


Pengoperasian untuk Pembagian Air
(1) Dasar pengoperasian dari bangunan pengatur muka air dan bangunan
sadap
Tinggi muka air di hulu bangunan pengatur muka air terlebih dahulu harus diatur
dengan menggunakan pintu sorong dan kemudian jika gerakan muka air melebihi
kapasitas pintu maka muka air dikontrol dengan menggunakan stoplog. Dengan kata
lain, jika muka air tidak dapat naik sampai dengan tinggi muka air rencana meskipun
pintu pengatur telah ditutup rapat, maka balok-balok kayu (stoplog) harus dipasang
pada tempatnya. Demikian juga sebaliknya, jika pintu pengatur muka air telah
diangkat pada bukaan penuh akan tetapi muka air masih tetap lebih tinggi dari pada
tinggi rencana, maka balok-balok stoplog tersebut harus diangkat satu persatu
sedemikian rupa sehingga tinggi muka air sesuai dengan tinggi muka air rencana.

VII - 14
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

Jika bangunan pengatur muka air terdiri atas dua pintu atau lebih, maka bukaan pintu
harus diatur sedemikian sehingga masing-masing dioperasikan dengan tinggi bukaan
yang sama.

Semua bangunan bagi dan sadap dilengkapi dengan pintu sorong dan bangunan ukur
ambang lebar di bagian hilirnya. Pada tipe ini tinggi muka air harus dijaga dengan
tinggi muka air minimum dimana debit pengambilan dapat dialirkan.
Semua pengambilan dari bangunan sadap yang masuk ke saluran tersier dialirkan
secara terus menerus kecuali petak tersier dengan luas areal kurang dari 20 ha,
pengambilan debit pada petak-petak tersebut dilakukan secara terputus-putus dengan
interval waktu 1 sampai 3 hari.

Jika debit yang terukur lebih dari 10 % dari pada debit yang harus diberikan, setelah
pintu sadap dibuka dengan tinggi muka air di hulu sebagaimana ditunjukkan diatas,
maka bukaan pintu harus diatur kembali sehingga pengambilan sesuai dengan debit
yang harus diberikan.
(2) Pengukuran debit di bangunan bagi sadap
Debit yang dialirkan dari bendung yang masuk ke saluran sekunder diatur di
bangunan bagi dan sadap. Pada bangunan ini air dialirkan ke saluran sekunder untuk
ruas-ruas berikutnya sesuai dengan proporsi areal irigasinya.

Langkah-langkah pengaturan air dibangunan bagi dan sadap sebagai berikut :


 Mengukur bukaan pintu ke ruas saluran sekunder berikutnya dan mengukur debit
yang keluar melalui bangunan ukur ambang lebar.
 Mengukur bukaan pintu dan debit yang masuk ke petak-petak tersier.
 Menyesuaikan kembali bukaan pintu sehingga debit yang keluar benar-benar
sesuai dengan debit yang diminta.
(3) Pengoperasian periodik setiap setengah bulanan
Setiap periode setengah bulanan debit saluran perlu dirubah sesuai dengan perubahan
kebutuhan irigasi di petak sawah melalui perhitungan jadual pembagian air dari
seluruh sistim mulai dari bangunan utama sampai dengan saluran tersier.
Semua pintu pada bangunan bagi dan sadap juga perlu diatur kembali sesuai dengan
perubahan debit yang harus diberikan.

VII - 15
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

Setelah mengatur bukaan pintu pengambilan pada bangunan sadap maka Petugas
Pengatur Air (PPA) harus selalu memonitor dan memeriksa tinggi muka air di saluran
untuk beberapa hari. Jika tinggi muka air di saluran tidak sesuai dengan tinggi muka
air rencana, maka petugas pengatur air harus mengatur kembali bukaan pintu-pintu
pengatur muka air.
(4) Penyesuaian pembagian air
Pembagian air irigasi didasarkan atas hasil perhitungan jadual pembagian air, akan
tetapi kadang kadang terjadi ketidak seimbangan antara jumlah air yang diberikan
dengan kebutuhan yang sebenarnya di lapangan.
Jika beberapa petak tersier pada suatu saluran sekunder memerlukan air lebih besar
dari pada yang harus diberikan sesuai perhitungan, maka hal itu perlu diperiksa pada
petak lain apakah bisa untuk mengurangi air dari petak lain dan dibagikan secara
porposional ke petak yang kurang tersebut. Akan tetapi perlu diperhatikan jika
kekurangan air tersebut relatip besar yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman,
maka pengalihan kekurangan air dari petak lain tersebut tidak dapat dilakukan.
Jika ditemukan bahwa perubahan diatas tidak memenuhi kebutuhan dari petak-petak
yang kekurangan, maka Ranting Dinas harus merubah perhitungan kebutuhan debit
dan menaikkan debit yang diberikan ke saluran sekunder.
Selanjutnya jika ditemukan terjadi kekurangan air, meskipun pembagian air irigasi
telah dilakukan, maka Ranting Dinas harus menaikkan pengambilan debit dari
bendung. Pada beberapa kondisi kebutuhan air irigasi dan efisiensi pemberian air
irigasi yang merupakan faktor dasar dalam penentuan kebutuhan debit di saluran
harus direview kembali.
(5) Pengoperasian untuk penghentian suplai air irigasi
Jika suplai air irigasi dihentikan, maka pintu pengambilan bendung harus ditutup, dan
dua atau tiga hari kemudian pintu-pintu pengatur muka air dan pintu pembuang pada
saluran pembawa harus dibuka untuk membuang air yang masih ada di saluran.
Selama periode tidak ada irigasi, semua pintu-pintu pengatur muka air dan pintu
pembuang saluran harus selalu dalam posisi terbuka.

Pengoperasian untuk Pengamanan

VII - 16
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

(1) Pengoperasian karena peningkatan tinggi muka air


Kesalahan pengoperasian saluran akan menyebabkan meningkatkan fluktuasi muka air
saluran. Juga pada waktu curah hujan yang sangat lebat akan menyebabkan kenaikan
muka air. Jika muka air saluran naik sampai dengan separuh dari tinggi jagaan saluran
pasangan, maka hal yang harus dilakukan sebagai berikut :
*. Buka sedikit lebih tinggi pintu pengatur muka air di hilir ruas saluran dimana
muka airnya naik.
*. Buka pintu pembuang yang berada pada ruas tersebut dan pada bagian hulu
dari ruas tersebut, kemudian PPA harus segera menginformasikan hal tersebut
pada Ranting Dinas dan PPA yang ada di bagian hilirnya.

Dalam pengoperasiannya air yang akan dibuang melalui pintu pembuang harus
diperhatikan dengan seksama jangan sampai membahayakan orang yang berada di
bagian hilirnya. Segera setelah muka air turun sampai pada tinggi muka air rencana,
pinu-pintu pembuang harus ditutup kembali dan pintu pengatur muka air diatur pada
posisi semula. Pada pengoperasian ini penurunan bukaan ataupun penutupan pintu
muka air di bagian hulu ruas saluran yang mengalami kenaikan hendaknya dihindari
karena akan menyebabkan kenaikan muka air lagi pada bagian hulunya.
(2) Pengoperasian pengosongan saluran untuk pemeliharaan tahunan
Pekerjaan pemeliharaan khusus dilakukan setiap bulan Maret, setelah memastikan
bahwa pintu-pintu pengambilan bendung telah tertutup rapat, maka PPA harus
membuka pintu-pintu pembuang yang terdapat pada saluran sekunder. Selama
pengoperasian pengosongan saluran ini perlu diperhatikan untuk tidak melakukan
pengosongan saluran secara tiba-tiba dan cepat. Semua bangunan pengatur muka air
dan bangunan bagi harus dibuka sebagaimana mestinya dan air yang dibuang perlu
diperhatikan agar tidak merusak saluran pembuangan.

Pengoperasian pada Keadaan Darurat

Jika suatu keadaan darurat yang menghendaki penutupan saluran atau pengosongan
air di suatu ruas saluran seperti terjadi tanggul longsor atau putus, maka
pengoperasian pintu untuk keadaan darurat harus dilakukan.

VII - 17
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

7.7. Pemeliharaan
7.7.1 Umum
Pemeliharaan secara tepat dari semua jaringan irigasi sangat diperlukan untuk
menjaga agar semua jaringan irigasi yang sudah dibangun dapat tetap berfungsi
sebagaimana mestinya. Penjelasan umum sebagai aturan dasar untuk kegiatan
pemeliharaan jaringan dijelaskan sebagai berikut :
1. Jika terjadi kerusakan dari fasilitas irigasi yang akan menggangu fungsi dari
jaringan irigasi harus diperbaiki, direhabilitasi dan dipelihara.
2. Pekerjaan perbaikan dan rehabilitasi dengan menggunakan peralatan berat
harus dilakukan oleh kontraktor lokal dengan dasar kontrak pekerjaan dibawah
pengawasan Kantor Cabang Dinas Pengairan, sedangkan perbaikan ringan dan
pekerjaan rutin harus dilakukan dengan menggunakan peralatan ringan dan
tenaga kerja yang dikelola langsung oleh Ranting Dinas.
3. Pekerjaan pemeliharaan rutin pada jaringan tersier harus dilakukan oleh P3A
dengan petunjuk teknis dari Kantor Cabang Dinas dan Ranting Dinas.
4. Pekerjaan pemeliharaan rutin secar umum dibagi dalam dua kategori berikut:
 Pemeliharaan rutin dan periodik
-. Pemeliharaan rutin
-. Perbaikan dan pekerjaan rehabilitasi
 Perbaikan darurat dan atau kerusakan serius yang akan menyebabkan
penghentian pengaliran untuk irigasi pada satu atau lebih areal irigasi
5. Keadaan jaringan harus selalu dimonitor baik secara harian maupun berkala
pada saat pelaksanaan operasi.
6. Pekerjaan pemeliharaan tahunan harus diprogramkan secara benar dan harus
dilakukan pada saat tidak ada pengaliran air irigasi.
7. Pekerjaan pemeliharaan pada perlengkapan mekanik harus dilakukan sesuai
dengan petunjuk pemeliharaan yang dibuat oleh pabrik atau kontraktor.
8. Pekerjaan pemeliharaan harus dicatat secara benar dan disimpan dengan baik.
9. Untuk pekerjaan pemeliharaan dari semua jaringan, semua gambar purna
laksana harus disimpan di Kantor PSDA Kabupaten.

VII - 18
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

7.7.2 Inspeksi Rutin


Setiap petugas pengatur air (PPA) bertanggung jawab untuk melakukan inspeksi
harian. Petugas operasi juga harus ikut bertanggung jawab untuk kegiatan operasi
dan pemeliharaan. Jika dalam kegiatan operasi petugas menemukan suatu kerusakan,
maka hal itu harus segera dilaporkan kepada atasannya atau seksi yang bertanggung
jawab atas kegiatan pemeliharaan untuk segera diperbaiki.
Setelah penghentian kegiatan pengoperasian irigasi untuk kegiatan pemeliharaan
tahunan, maka air yang masih ada di saluran harus dibuang melalui pembuangan
yang terdapat di saluran.

7.7.3 Program Perbaikan dan Pemeliharaan Tahunan


Persiapan program tersebut diatas dibuat dengan melalui prosedur berikut :
1. Pengamat pengairan harus melakukan inspeksi secara umum dan menyeluruh
pada seluruh jaringan yang didasarkan atas laporan-laporan kerusakan dari
inspeksi harian, berkala dan isidentil serta catatan-catatan kegiatan perbaikan dan
pemeliharaan yang telah dilakukan.
2. Kepala pengamat pengairan harus memutuskan bagaimana cara untuk
memelihara dan memperbaiki jaringan irigasi misalnya, dengan tenaga manusia
yang dikelola sendiri atau dengan menggunakan tenaga kontraktor. Program
pemeliharaan juga harus memperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
o Perkiraan volume pekerjan, waktu yang diperlukan dan jadual pekerjaan
o Metode pelaksanaan, tenaga kerja dan peralatan yang digunakan
o Perkiraan biaya
3. Kepala seksi pemeliharaan/harus mengkoordinasikan dengan seksi administrasi
dan keuangan dan seksi lainnya yang berhubungan dengan persiapan program
pemeliharaan.
4. Program harus difinalkan oleh Kepala pengamat pengairan/ Cabang Dinas setelah
dilakukan perbaikan dan pengecekan secara keseluruhan, kemudian diajukan ke
Dinas Pengelolaan Sumber Air.

7.7.4 Pekerjaan Pemeliharaan


(1) Pemeliharaan rutin
a. Inspeksi pemeliharaan

VII - 19
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

Tanggung jawab untuk inspeksi rutin kondisi jaringan irigasi ada di tangan
Pengamat pengairan. Dalam melaksanakan inspeksi rutin tersebut dicatat
masalah-masalah baru yang dijumpai dalam pemeriksaan sehari-hari dan juga
akan diterima laporan-laporan mengenai masalah-masalah pemeliharan dari juru
pintu atau dari P3A. selama inpeksi lapangan.
b. Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan rutin akan ditangani terus menerus sepanjang tahun oleh Pengamat
pengairan dan penjaga pintu air (PPA).
(2) Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan berkala yang harus dilakukan antara lain:
 pengerukan lumpur di saluran
 servis berkala pintu-pintu
a) Rencana pemeliharaan berkala
Rencana pemeliharaan berkala mencakup urutan penanganan pengerukan lumpur
di saluran, perbaikan tanggul untuk menjaga dalam profil yang normal. Pekerjaan
diprogramkan untuk seluruh wilayah daerah irigasi dalam satu periode perputaran.
Servis pintu secara berkala, penggunaan peralatan, perlengkapan dan kendaraan
juga harus termasuk dalam perencanaan tersebut. Pemeliharaan berkala juga
meliputi pekerjaan yang tertunda dari tahun-tahun sebelumnya.
b) Pengerukan lumpur
Pengerukan lumpur di saluran induk dan sekunder harus dilakukan setiap tahun.
Untuk mengetahui volume endapan disaluran yaitu dengan cara memasang
tonggak penyipat di tiap hektometer yang akan dihitung volumenya.
Dengan menjajaki pada tiga tempat yang berbeda di sisi kanan, sisi kiri, tengah,
dan muka dapat diketahui tinggi rata-rata endapan yang terjadi di saluran. Dengan
cara yang sama, untuk lokasi patok lainnya maka dapat diketahui volume endapan
atau lumpur yang terjadi pada lokasi tersebut.
c) Perbaikan tanggul
Perbaikan tanggul yaitu mengembalikan tanggul saluran pada profil sesuai disain.
Perbaikan ini harus dilakukan setiap tahun.
d) Servis berkala untuk pintu bangunan utama
Kebanyakan pintu air tidak dapat dioperasikan karena kurangnya pemeliharaan
yang teratur. Pemeliharaan dan servis berkala untuk bendung sangat penting dan

VII - 20
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

harus ditangani dengan program berkala untuk menjamin kelancaran fungsinya.


Periode perputaran digunakan waktu 5 tahun. Pemeliharaan pintu bangunan utama
harus dilakukan oleh Bengkel Besi atau Las yang ahli dalam pekerjaan mekanik.

7.8. Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia untuk Operasi dan Pemeliharaan
7.8.1 Tugas Pokok Dan Fungsi Petugas Pemeliharaan Yang Berada Di Lapangan
a) Pengamat/Ranting/UPTD
 Rapat di kantor setiap bulan untuk mengetahui permasalahan
pemeliharaan, hadir para mantri / juru pengairan, petugas pintu air (PPA),
petugas operasi bendung (POB) serta P3A/GP3A/IP3A.
 Menghadiri rapat di kecamatan dan dinas/pengelola irigasi dalam
kegiatan pemeliharaan.
 Membina P3A/GP3A/IP3A untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan
pemeliharaan.
 Membantu proses pengajuan bantuan biaya pemeliharaan yang
diajukan P3A/GP3A/IP3A.
 Membuat laporan kegiatan pemeliharaan ke Dinas.

b) Mantri/Juru
 Membantu kepala ranting untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan
pemeliharaan.
 Mengawasi pekerjaan pemeliharaan rutin yang dikerjakan oleh para
pekerja saluran (PS) dan petugas pintu air (PPA).
 Mengawasi pekerjaan pemelihraan berkala yang dikerjakan oleh
pemborong.
 Membuat laporan pemeliharaan mengenai:
 Kerusakan saluran dan bangunan air
 Realisasi pelaksanaan pemeliharaan rutin maupun berkala
 Menaksir biaya pemeliharaan berkala
 Bersama masyarakat petani P3A/GP3A/IP3A melakukan penelusuran jaringan
utnuk mengetahui kerusakan jaringan yang perlu segera diatasi.
 Menyusun / memilih secara bersama kebutuhan biaya pada kerusakan
yang dipilih atau disepakati.

VII - 21
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

c) Staf Ranting/Pengamat/UPTD/Cabang Dinas/Korwil


 Membantu kepala ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil dalam
pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi.

d) Petugas Operasi Bendung (POB)


 Melaksanakan pengurasan kantong lumpur
 Memberi minyak pelumas pada pintu-pintu air.
 Melaksanakan pengecatan pintu dan rumah pintu secara periodik
 Mencatat kerusakan bangunan dan pintu air pada Blangko
pemeliharaan
 Membersihkan semak belukar di sekitar bendung.

e) Petugas Pintu Air (PPA)


 Memberi minyak pelumas pada pintu air
 Melaksanakan pengecatan pintu dan rumah pintu secara periodik
 Membersihkan endapan sampah di sekitar bangunan sadap /
 bagi-sadap dan di sekitar alat pengukur debit.
 Mencatat kerusakan bangunan air / pintu air pada Blangko
 pemeliharaan.
 Memelihara saluran sepanjang 50 m di sebelah hilir bangunan
 sadap.

f) Pekerja/ Pekarya Saluran (PS)


 Membersihkan saluran dari gangguan rumput, sampah, dan lain-lain (misal
hewan dan ternak).
 Membersihkan endapan dan sampah di sekitar bangunan penting (bangunan
bagi, siphon, talang dll).
 Menutup bocoran kecil di sepanjang saluran termasuk pengambilan air tanpa
izin (liar).
 Merapikan kemiringan talud saluran.
 Menghalau ternak (kerbau dll) supaya tidak masuk dan merusak saluran.
 Melaporkan kalau ada kerusakan saluran yang cukup parah.

VII - 22
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

7.8.2 Kebutuhan Tenaga Pelaksana Operasi & Pemeliharaan


 Kepala Ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil: 1 orang + 5 staff per
5.000 – 7.500 Ha
 Mantri / Juru pengairan: 1 orang per 750 – 1.500 Ha
 Petugas Operasi Bendung (POB): 1 orang per bendung, dapat ditambah
beberapa pekerja untuk bendung besar
 Petugas Pintu Air (PPA) : 1 orang per 3 – 5 bangunan sadap dan bangunan
bagi pada saluran berjarak antara 2 - 3 km atau daerah layanan 150 sd. 500
ha
 Pekerja/pekarya Saluran (PS) : 1 orang per 2-3 km panjang saluran

7.8.3. Kompetensi Petugas Pemeliharaan

Pendidikan
Jabatan Kompetensi Fasilitas
Minimal
Kepala Ranting/
Mampu melaksanakan
pengamat/ Sarjana Muda /  Mobil pick up
tupoksi untuk areal
UPTD/ cabang D-III Teknik  Rumah dinas
irigasi 5.000 - 7.500
dinas/ korwil/ Sipil  Alat komunikasi
Ha
Pengamat
Mampu melaksanakan
Juru / Mantri  Sepeda motor
tupoksi untuk areal STM Bangunan
Pengairan  Alat Komunikasi
irigasi 750 -1.500 Ha
Petugas operasi Mampu melaksanakan  Sepeda
ST, SMP
Bendung tupoksi  Alat komunikasi
Mampu
 Sepeda
Petugas Pintu air melaksanakan ST, SMP
 Alat komunikasi
tupoksi
Mampu
Pekerja/Pekarya
melaksanakan SD  Alat kerja pokok
saluran
tupoksi

Jadi dalam hal ini perhitungan kebutuhan personil Operasi dan Pemeliharaan DI.
Tabo-Tabo dihitung berdasarkan luas daerah irigasi, jumlah pintu dan panjang
saluran. Dimana jumlah kebutuhan personil (tenaga) operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi DI. Tabo-Tabo adalah sebagai berikut:

VII - 23
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

- 1 Orang : Kepala Ranting/ UPTD


- 3 Orang : Staf Administrasi Ranting/ UPTD
- 3 Orang : Juru Pengairan
- 1 Orang : Petugas Bendung (POB)
- 10 Orang : Petugas Pintu Air (PPA)
- 11 Orang : Pekerja/ Pekarya

Fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan (O&P) jaringan
irigasi adalah menyangkut kebutuhan kantor, ruang rapat, perumahan pegawai. Untuk
keperluan kegiatan kantor sehari-hari pertu didukung dengan peralatan kantor yang
memadai. Hal tersebut sangat panting untuk melaksanakan pekerjaan inventarisasi.

Koordinator pelaksana irigasi (Pengamat Pengairan) mencatat, mendata, melaporkan


dan mengarsipkan barang-barang yang bergerak atau tidak bergerak termasuk
penelusuran jaringan irigasi secara periodik sesuai jadwal yang ditetapkan serta
waktu-waktu yang dibutuhkan.

Hasil kegiatan inventarisasi operasi dan pemeliharaan dituangkan dalam Blanko-blanko


operasi maupun pemeliharaan serta datam bentuk buku yang lain. Inventarisasi
dilaksanakan mulai dari bendung, jaringan irigasi (saluran induk, saluran sekunder,
saluran tersier) sampai tingkat P3A.
Inventarisasi dibedakan menjadi 4 (empat) macam, yaitu inventarisasi meliputi:
a. Jaringan irigasi, bangunan utama, bangunan fasilitas, pintu-pintu air dan areal
sawah
b. Peralatan (barang-barang) baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak
c. Perkantoran, rumah dinas, tanah perkantoran dan di luar perkantoran
d. Kepegawaian (personalia)
Peralatan dan perlengkapan lapangan yang senantiasa dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan operasi dan pemeliharaan antara lain adalah sebagai berikut:
a. Peralatan Non Mesin (cangkul, sabit, sepatu lapangan, kunci inggris, gerobak
dll)
b. Peralatan Bermesin (pompa air, mesin potong rumput dll.)
c. Peralatan Pengamanan (jas hujan, senter dll)

VII - 24
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

d. Peralatan transportasi dan komunikasi (mobil pick up, motor, Handitalky,


telepon selular, dll)
Kebutuhan peralatan Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi tentunya disesuaikan
dengan luas layanan, jumlah bangunan, panjang saluran dan tentunya jumlah personil
pelaksana O & P. Sebagai langkah awal untuk pengadaan fasilitas Operasi dan
Pemeliharaan DI. Tabo-Tabo perlu disiapkan fasilitas dan peralatan antara lain sebagai
berikut:
1. Kantor Ranting/ Pengamat/ UPTD 1 Unit
2. Rumah Dinas Kepala UPTD 1 Unit
3. Mobil Pick Up 1 Unit (sebagai kendaraan
operasional pengamat pengairan dan
diperlukan jika dilakukan kegiatan
perbaikan atau rehabilitasi jaringan
irigasi yang sifatnya darurat)
4. Motor operasional/ Motor Dinas 3 Unit (Juru Pengairan)
5. Sepeda 11 Unit (POB & PPA)
6. Peralatan O & P rutin cangkul, sabit, sepatu lapangan, kunci
inggris, jas hujan, senter
(disesuaikan dengan kebutuhan
lapangan)

7.9. Pembagian Rotasi Kelompok Pembagian Air


Dalam kondisi tertentu kemungkinan ketersediaan air tidak dapat dipenuhi 70% -
100% kebutuhan irigasi sehingga tidak bisa dilakukan pengaliran secara kontinyu
(terus menerus). Untuk itu diperlukan suatu sistem pembagian air/ rotasi yang baik
agar kebutuhan air irigasi tetap dapat terpenuhi secara optimal.

Pada Daerah Irigasi Tabo-Tabo disiapkan suatu model pembagian kelompok


pemberian air untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi pada saat kondisi kritis.
Pembagian kelompok didasarkan pada kemudahan operasi, Pembagian kelompok
rotasi DI. Tabo-Tabo dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:

VII - 25
PT. AMYTHAS
Konsep Laporan Akhir
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep

 Kelompok I : Saluran Induk Tabo-Tabo, Saluran Sekunder Talle-Talle,


Saluran Sekunder Bontorita, Saluran Sekunder Tokade, Saluran
Sekunder Lonrong

 Kelompok II : Saluran Sekunder Masagena, Saluran Sekunder Padangloang


(B.Pl.1 – P.Pl.5), Saluran Sekunder Bijawang

 Kelompok III : Saluran Sekunder Padangloang (B.Pl.6 – P.Pl.11), Saluran


Sekunder Seppang

Skema Pembagian kelompok pemberian air sebagaimana disajikan pada gambar


berikut:

Gambar 7.2 :Skema Rotasi Pemeberian Air

VII - 26
PT. AMYTHAS

Anda mungkin juga menyukai