Anda di halaman 1dari 35

TEKNIK PENGUKURAN

HASIL PELAKSANAAN PEKERJAAN


BANGUNAN AIR

Oleh
JOKO SUPARMANTO S.Pd., MT
INDRADHI LASMANA, ST., MT

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


DESEMBER 2017
MATERI
1 Identifikasi Gambar
2. Identifikasi Pekerjaan Terpasang
3. Teknik Pengukuran Manual
4. Teknik Pengukuran Menggunakan
Alat ukur
5. As Built Drawing
6. Rumus Dasar Menghitung luasan
dan volume terpasang
1. IDENTIFIKASI GAMBAR
Arti IDENTI FIKASI : Meneliti, menelaah

KEGIATAN yang dilakukan : mencari,


menemukan, mengumpulkan, meneliti,
mendaftarkan, mencatat data dan informasi
dari “kebutuhan” lapangan.

FUNGSI DAN TUJUAN untuk mengetahui berbagai


masalah atau kebutuhan program yang
diinginkan.
GAMBAR dalam hal ini GAMBAR TEKNIK :
adalah rancangan gambar yang ditampilkan
dalam satu atau beberapa pandangan sesuai
fungsi dan tujuannya dengan mengikuti standar
yang berlaku.

Fungsi gambar :
a. Penyampaian Informasi
b. Pengawetan, penyimpanan & penggunaan
keterangan.
c. Cara-cara pemikiran dalam penyiapan
informasi.
Tips Memahami Gambar

1. Ketahuilah apa nama gambar konstruksinya


2. Bedakan mana tampak gambar, mana potongan
gambar
3. Perhatikan bagaimana tata letak pembesian pada
gambar konstruksi anda.
4. Perhatikan juga material apa yang digunakan.
5. Perhatikan satuan dimensi yang digunakan pada
gambar
7. Perhatikan skala gambar

Jangan pernah mengskalakan sendiri gambar. Jika Anda tak bisa menemukan
skala apa pun dalam gambar rencana, dapatkan skala yang pasti dari
Perencananya langsung
IDENTIFIKASI GAMBAR

Dengan adanya gambar kerja, seorang pekerja akan dapat


mengidentifikasi dan mengetahui hal-hal yang berkaitan
dengan pembuatan produk/Konstruksi yang akan dibuat.
Hal-hal tersebut antara lain :

1. Mengetahui konstruksi yang akan dibuat.


2. Mengetahui bahan yang digunakan dan ukuran yang
diinginkan.
3. Mengetahui tata cara dan urutan pengerjaan.
4. Mengetahui peralatan yang digunakan.
5. Mengetahui peralatan keselamatan kerja yang
dibutuhkan.
Contoh :
Memeriksa Gambar Kerja (Shop Drawing)
- Gambar kerja atau shop drawing dibuat untuk
kepentingan pelaksanaan pekerjaan dan merupakan
terjemahan dari gambar rencana.
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus
mengajukan gambar kerja yang akan diperiksa terlebih
dahulu oleh konsultan untuk kemudian disetujui.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa gambar
kerja antara lain:
a. Nomor kode gambar harus sama dengan gambar rencana
b. Skala gambar
c. Kelengkapan notasi/ simbul
d. Kelengkapan ukuran
e. Kelengkapan gambar detail
f. Gambar peta kunci (bagi gambar yang merupakan bagian
dari gambar besar)
g. Jenis bahan yang digunakan
h. Kesesuaian dengan kondisi lapangan
Sebelum gambar kerja disetujui maka kontraktor belum
diizinkan untuk melaksanakan pekerjaan tsb.
BANGUNAN BAGI SADAP
Bangunan air yang berfungsi untuk mengatur pembagian air
ke saluran sekunder atau petak tersier.

• Pengatur debit air irigasi dilakukan dengan


pengaturan
1. Bangunan pengatur 
2. Pengaturan Pintu
3. Bangunan Ukur


1. Bangunan Pengatur Muka Air mengatur

1b muka air tinggi muka air
a. Pintu Kuras membersihkan endapan
di depan pengambilan
b. Mercu tetap menaikkan muka air

1a

  
2. Pintu Pengambilan mengatur debit yang
dialirkan ke daerah layanan
3. Bak dan saluran ukur menstabilkan aliran
guna memenuhi persyaratan hidrolis
bangunan ukur
4. Bangunan ukur
Bangunan Bagi B.PH.1
Saluran Sekunder Pilang Hilir - DI. Mrican Kanan
Bangunan Pengatur
Pintu Sorong - Type C5

Tipe Lebar Pintu Tipe Keterangan


Pintu (m) Bangunan sadap B.Pg.1
C5 0,30 – 0,50 Angkat Saluran Sekunder Manis Renggo - DI. Mrican Kanan
2. IDENTIFIKASI PEKERJAAN TERPASANG
Arti: Pekerjaan berarti barang apa yang dilakukan
(diperbuat, dikerjakan, dan sebagainya); tugas
kewajiban; hasil bekerja; perbuatan

Arti Terpasang
Dari kata dasar: pasang.
Arti: dalam keadaan dipasang; sudah dipasang;

Pekerjaan Terpasang : Barang yang dilakukan


(diperbuat, dikerjakan), hasil bekerja, perbuatan
Yang sudah dipasang
Lingkup Identifikasi Pekerjaan Terpasang
Meliputi rangkaian identifkasi terhadap sistem bangunan
air yang terpasang,
- jenis dan fisik material ,
- kesesuaian dengan spesifikasi teknis material dan
teknis pemasangan.
Hasil Identifikasi berisi data teknis kondisi fisik
bangunan.

Rekomendasi perbaikan atau penggantian akan


diberikan bila ditemukan kesalahan ataupun potensi
ketidaksesuaian .
Proses Identifikasi Meliputi :

- Identifikasi data teknis yang ada


- Pengamatan visual kondisi bangunan di lokasi
- Pencatatan data lapangan ( di lokasi ).
- Perbandingan pengecekan kesesuaian teknis dengan
standar nasional/spesifikasi teknis yang disyaratkan.
-Laporan Hasil Identifikasi
Bila ada ketidak sesuaian maka pihak Instansi terkait ini
akan meminta untuk melakukan perbaikan terlebih
dahulu .
3. TEKNIK PENGUKURAN MANUAL
.Jenis Alat dan Penggunaan
a. patok Referensi
Patok referensi digunakan untuk menandai lengkungan dan level jalan. dibuat
dari kayu, cabang atau batang pohon yang dipotong panjang, idealnya
panjang 40 cm dan diameter 5 cm atau 5 cm x 5 cm persegi.
b. Patok Survey
Patok survey biasanya di tetapkan pada garis tengah jalan dan pada lebar jalan
sebelum pelaksanaan pekerjaan tanah, patok harus ditancapkan dengan kokoh
dan kuat. Patok serbaguna diperlukan untuk dipancangkan pada bagian
melintang. Panjang patok biasanya 30 cm
c. Pita Ukur
Pita ukur terbuat dari baja atau linen, panjang
maksimum adalah 20 , 30, dan 50 meter. Pita
sangat penting untuk penetapan ukuran
panjang dan lebar pada pekerjaan pengukuran
dan pematokan.
d. Papan Profil dan Jalon
berguna untuk menentukan kedataran. Jalon
digunakan untuk menetapkan garis lurus dan
lengkungan. Papan profil terbuat dari pelat baja tipis
yang dilas pada tabung logam, bisa diatur ke atas dan
ke bawah sesuai kebutuhan serta dapat dijepit dengan
logam jalon. Ukuran maksimum profil papan logam
adalah panjang 40 cm dan lebar 10 cm, yang dicat
merah untuk memudahkan dilihat

e. Garis Level
Kedataran masing-masing level profil dapat
dikontrol menggunakan garis level, yang
dipasang alat waterpas pendek (sekitar 100
mm) dengan pengait di setiap ujung untuk
dipasang pada benang nilon seperti gambar
dibawah.
f. Batang Ukur
Batang ukur adalah sebuah balok sederhana, biasanya dari bahan kayu, yang
dibantu dengan alat waterpas dan pita pengukur, dapat digunakan untuk
mengukur elevasi badan jalan. Batang ukur biasanya panjang 3 meter dan
untuk mengukur kedataran dengan bantuan waterpas. Metode ini digunakan
untuk pengukuran elevasi yang menerus dengan jarak pendek, misalnya
gorong-gorong, kemiringan saluran dan badan jalan.

Gambar di bawah ini menunjukkan bagaimana elevasi diukur dengan


perbandingan 1:15
g. Slang Ukur
Slang ukur adalah instrumen yang sangat akurat dan sederhana untuk
mengukur perbedaan tinggi antara dua buah titik. Kedataran antara dua
titik , diilustrasikan pada gambar di bawah, terdiri dari panjang slang plastik
bening dipotong pada setiap ujung untuk meratakan papan kayu. Kedua
papan kayu harus rata dan sama panjang, panjangnya sekitar 1,5 m. Tabung
diisi dengan air sampai ketinggian sekitar 1 m dari tanah, slang ukur tidak
boleh mengandung gelembung udara. Ujung tabung dipasang sumbat karet
untuk mencegah air tumpah. Panjang total selang sangat bervariasi, tapi
panjangnya biasanya terbatas pada sekitar 15 m sehingga tidak kesulitan
bergerak pada waktu pengukuran.
Perbedaan antara kedua bacaan
adalah perbedaan tinggi (misalnya
bacaan A = 30 cm dan bacaan B =
70 cm, perbedaan tinggi menjadi 70-
30 = 40 cm).
Beda tinggi dan ketinggian titik yang diukur, diperlukan pengelompokkan data
dengan perhitungannya seperti berikut :
a. Menghitung beda tinggi/selisih tinggi antara dua titik
∆t =b=m ∆t = beda tinggi
b = Pembacaan belakang
m = pembacaan muka
contoh 1.
bacaan belakang (b) = 0,372 m
bacaan muka (m) = 0,020 m
∆t = 0,372 – 0,020 = +0,35 m à naik (+)
Contoh 2.
bacaan belakang (b) = 0,240 m
Bacaan muka (m) = 0,645 m
∆t = 0,240 m – 0,645 m = - 0,405 m à turun (-)
b. Cara mencari tinggi titik-titik yang diukur
Contoh 1.
tinggi A = 110 m
Beda tinggi A dan B = + 0,550 m
Tinggi B = 110 m + 0,550 m = 110,550 m
Contoh 2.
Tinggi B = 110,550 m
Beda tinggi B dan C = 0,210 m Tinggi
C = 110,550 m – 0,210 m 10 = 110,340 m
5. TEKNIK PENGUKURAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR

HI (Height of the Instrument) = 100 ft + 5 ft = 105 ft

Elevation of middle point = 105 ft – 6 ft = 99 ft

Elevation of new benchmark = 4.5 ft – 7.5 ft + 99 ft = 96 ft


Jenis Gambar Teknik Konstruksi

• Gambar Rencana (design drawings)


• Gambar Kerja (shop drawings)
• Gambar hasil pelaksanaan (as built drawings)
Definisi Gambar Rencana
Design drawings

Gambar yang lengkap dan detail untuk


keperluan pelaksanaan konstruksi yang
didalamnya terdiri atas gambar Jaringan
Irigasi lengkap dengan Gambar Konstruksi
Bangunan, Saluran dan pendukung lainnya
yang bisa digunakan untuk dokumen tender
atau pelelangan
Difinisi Gambar Kerja
Shop Drawings
Gambar tambahan yang lebih detail guna
memperjelas gambar rencana agar
pelaksanaannya sesuai speksifikasi
sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen
tender
5. AS BUILT DRAWING
Teradapat beberapa referensi mengenai As built Drawing, yaitu :
- Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan.
(www.bppk.depkeu.go.id)
- Gambar aktual pelaksanaan setelah proses pekerjaan lapangan
selesai dilaksanakan. (www.bppk.depkeu.go.id)

Dari beberapa referensi di atas,


Definisi As Built Drawing adalah cukup sederhana,

yaitu gambar yang dibuat sesuai kondisi terbangun di lapangan


yang telah mengadopsi semua perubahan yang terjadi
(spesifikasi dan gambar) selama proses konstruksi yang
menunjukkan dimensi, geometri, dan lokasi yang aktual atas
semua elemen proyek.
Tujuan gambar AS BUILT DRAWING ini adalah

sebagai pedoman pengoperasian bangunan yang dibuat dari shop


drawing dimana telah mengadopsi perubahan yang dilakukan
pada saat konstruksi dimana perubahan tersebut ditandai secara
khusus.

As Built Drawing dibuat oleh kontraktor dengan persetujuan


Penyedia Jasa / Owner melalui proses cek oleh konsultan
pengawas

As Built Drawing hanya disetujui jika seluruh


dokumen konstruksi telah lengkap
Gambar Detail Profil Saluran
6. Rumus Dasar Menghitung luasan dan
volume terpasang
Mencari Luas Poligon Tak Beraturan
1. Tuliskan koordinat poligon tak
beraturan. Menentukan luas poligon tak beraturan
dapat dilakukan jika Anda mengetahui
koordinatnya setiap sudutnya.

• 2. Buat daftar susunan. Tulis nilai x dan y koordinat


setiap sudut poligon berurutan secara berlawanan
arah jarum jam. Ulangi koordinat titik pertama di
bagian bawah daftar yang Anda buat.
3. Kalikan nilai x koordinat setiap titik dengan
nilai y titik berikutnya. Jumlahkan hasilnya,
yaitu 82.

4. Kalikan nilai y koordinat setiap titik


dengan nilai x titik berikutnya. Sama
halnya, jumlahkan hasilnya. Nilai total pada
contoh ini adalah -38
5. Kurangkan nilai kedua dari nilai pertama. Kurangkan -38 dari 82
sehingga 82 - (-38) = 120.

6. Bagi dua nilai selisih ini untuk mendapatkan


luas poligon. Bagi 120 dengan 2 sehingga
diperoleh 60 dan Anda selesai
JARAK (m)
DISTANCE (m)
ELEVASI DESAIN
DESIGN ELEVATION
795
800
803

790.00
797.206

7.31

796.992 796.992 d=802.992

2.02 794.967 e=800.967


4.45

c=804.000
2.44

794.922 796.923 f=800.922


5.00
4.00
+798.00

2.58

795.006 797.007 g=801.006 b=804.000


CL

796.040 h=802.040
2.56 1.03
1

0.64
BM.04

796.061 i=802.061
797.096 a=803.096
1.03
4.60

797.157
6.4

Anda mungkin juga menyukai