Anda di halaman 1dari 4

Pengukuran dan Perencanaan Jaringan Irigasi (1200 Ha)

DI. Raemea di Kabupaten Belu, DI. Aerefak & DI. Uel di Kabupaten Kupang.

BAB - I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pada saat musim kemarau kebutuhan air sering kali tidak terpenuhi baik
untuk kebutuhan irigasi maupun untuk kebutuhan air baku, terutama di
wilayah Indonesia bagian timur. Curah hujan yang rendah (karena kondisi
geografis) di hampir semua dataran Timor merupakan penyebab
terbatasnya ketersediaan air permukaan yang sangat dibutuhkan untuk
mengairi lahan-lahan pertanian maupun kebutuhan lainnya.

Daerah Nusa Tenggara Timur yang termasuk daerah kering, kebutuhan dan
ketersediaan air menjadi problem utama dalam pengembangan potensi
daerah, sementara itu di sisi lain pertanian merupakan mata pencaharian
utama penduduk.

Propinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai beberapa daerah irigasi yang


sudah berproduksi dengan baik. Namun sebagian besar daerah irigasi
tersebut masih belum optimal pengoperasiannya. Salah satu langkah yang
harus dilakukan adalah mengkaji kembali potensi yang terdapat di daerah
irigasi tersebut, baik sumber air, sumber daya manusia, kecocokan lahan,
dan kondisi jaringan irigasi teknisnya.

DI. Raemea, DI. Uel dan DI. Aerefak (areal pengembangan D.I. Batu Merah
Kiri) dan D.I. Koledoki merupakan daerah irigasi yang potensial untuk dapat
dikembangkan sebagai lahan pertanian. Sebagai langkah awal dalam
rencana pengembangan daerah irigasi adalah dengan melakukan desain
pengembangan untuk mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada,
yang tujuannya untuk mendapatkan rekomendasi rencana pengembangan
daerah irigasi yang terdapat di P. Timor secara rinci, jelas dan terarah.

DI. Raemea terletak di Desa Bani-bani Kecamatan Sasitamean Kabupaten


Belu, sedangkan DI. Uel dan DI. Aerefak (areal pengembangan D.I. Batu
Merah Kiri) terletak di Desa Nunkurus Kecamatan Kupang Timur, serta D.I.
Koledoki yang terletak di Desa Manusak Kecamatan Kupang Timur
Kabupaten Kupang. Dari ketiga lokasi pekerjaan tersebut areal yang
rencana akan dikembangkan adalah seluas 1200 Ha.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Analisa hidrologi dalam laporan ini dimaksudkan untuk memperoleh data


dan informasi yang jelas dan cukup mengenai kondisi dan potensi hidrologis
pada areal proyek dan sekitarnya, khususnya yang berhubungan dengan
perencanaan bangunan dan jaringan irigasi pada masing-masing lokasi
proyek.

Laporan Hidrologi I-1


Pengukuran dan Perencanaan Jaringan Irigasi (1200 Ha)
DI. Raemea di Kabupaten Belu, DI. Aerefak & DI. Uel di Kabupaten Kupang.

Hasil analisa/perhitungan hidrologi ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan


data dalam perencanaan teknis detail jaringan irigasi utama yang
merupakan rencana sistim saluran dan bangunan baru yang diperlukan.
Lebih lanjut dengan perhitungan hidrologi ini diharapkan dapat
memanfaatkan potensi lahan dan sumber air yang ada secara maksimal,
dalam rangka peningkatan pemanfaatan jaringan irigasi yang sudah ada
dalam menunjang usaha di bidang pertanian.

1.3. RUANG LINGKUP ANALISA HIDROLOGI

Hal-hal yang dibahas dalam Laporan Hidrologi adalah sebagai berikut :

a. Perhitungan curah hujan rerata daerah dengan Metode Rata-rata aljabar.


b. Uji konsistensi data hujan dengan Metode Lengkung Massa Ganda
c. Perhitungan curah hujan rancangan dengan Log Pearson Type III
d. Perhitungan Uji Kesesuaian Distribusi dengan Metode Chi Square dan
Smirnov Kolmogorof
e. Perhitungan debit banjir rancangan dengan Metode Hidrograf Satuan
Sintetik Nakayasu dan Bankfull Capacity
f. Perhitungan Evapotranspirasi dengan menggunakan Metode Penman
Modifikasi
g. Perhitungan Ketersedian Air dengan Metode F.J. Mock
h. Perhitungan Kebutuhan Air
i. Perhitungan Modulus Drainase
j. Kesimpulan

Secara lebih detail lingkup pekerjaan untuk masing-masing Daerah Irigasi


adalah sebagai berikut :

1. DI. Raemea (Perencanaan Bendung dan Jaringan Irigasi)


- Perhitungan Curah Hujan Rancangan
- Perhitungan Debit Banjir Rancangan
- Perhitungan Debit Andalan
- Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman
- Perhitungan Modulus Drainase

2. DI. Koledoki (Perencanaan Bendung dan Jaringan Irigasi)


- Perhitungan Curah Hujan Rancangan
- Perhitungan Debit Banjir Rancangan
- Perhitungan Debit Andalan
- Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman
- Perhitungan Modulus Drainase

3. DI. Batu Merah Kiri (Perencanaan Jaringan Irigasi)


- Perhitungan Debit Andalan
- Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman
- Perhitungan Modulus Drainase
.

Laporan Hidrologi I-2


Pengukuran dan Perencanaan Jaringan Irigasi (1200 Ha)
DI. Raemea di Kabupaten Belu, DI. Aerefak & DI. Uel di Kabupaten Kupang.

1.4. sistematika penyusunan laporan

Dalam Laporan Hidrologi ini sistematika pembahasannya adalah sebagai


berikut :

Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang pekerjaan, maksud dan tujuan,
lingkup pekerjaan dan sistematika penyusunan laporan dan bagan
alir analisa hidrologi.

Bab II Kondisi Lokasi Pekerjaan


Bab ini berisi kondisi lokasi pekerjaan secara umum dan data-data
yang diperlukan dalam proses analisa hidrologi.

Bab III Analisa Curah Hujan Rancangan


Bab ini berisi analisa curah hujan rerata maksimum, uji konsistensi
data hujan dan curah hujan rancangan.

Bab IV Analisa Debit Banjir Rancangan


Bab ini membahas analisa banjir rancangan dengan metode
Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu.

Bab V Analisa Debit Andalan


Bab ini berisi perhitungan simulasi debit aliran rendah dengan
metode FJ. Mock karena tidak ada pencatatan debit di lokasi
pekerjaan.

Bab VI Analisa Kebutuhan Air


Bab ini membahas perhitungan kebutuhan air di sawah,
perhitungan curah hujan efektif dan pola tata tanam.

Bab VII Analisa Modulus Drainase


Bab ini membahas perhitungan modulus drainase untuk masing-
masing lokasi pekerjaan.

Bab VIII Kesimpulan


Bab ini menyajikan hal-hal penting hasil dari perhitungan hidrologi.

1.5. bagan alir analisa hidrologi

Bagan alir untuk analisa hidrologi disajikan dalam gambar berikut :

Laporan Hidrologi I-3


Pengukuran dan Perencanaan Jaringan Irigasi (1200 Ha)
DI. Raemea di Kabupaten Belu, DI. Aerefak & DI. Uel di Kabupaten Kupang.

Laporan Hidrologi I-4

Anda mungkin juga menyukai