Anda di halaman 1dari 12

DED.

Kolam Retensi Banjir di Kota Madiun

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN

2.1. Umum
Kota Madiun sebagai salah satu kota besar yang ada di Indonesia, memiliki
permasalahan yang identik dengan kota besar yaitu permasalahan drainase yang
berujung kepada bencana banjir. Kejadian banjir tahun 2007 di Kota Madiun
memberikan peringatan perlunya penataan kawasan termasuk didalamnya
pembangunan infrastruktur pengendali banjir sehingga kerugian besar baik jiwa
maupun harta benda akibat bencana banjir dapat diminimalisir.
Permasalahan perubahan tata guna lahan setiap tahun sebagai konsekuensi
perkembangan pusat-pusat perekonomian yang terus menyebar, mengikis luasan
lahan hijau khususnya lahan pertahian sehingga meningkatkan nilai limpasan. Kondisi
ini diperparah dengan penggundulan hutan yang terjadi di wilayah Kabupaten Madiun
sehingga debit permukaan terus bertambah dari tahun ke tahun.
Selain itu, elevasi beberapa wilayah di Kota Madiun yang berada di bawah
muka air banjir Sungai Bengawan Solo membuat drainase di Kota Madiun
mengandalkan pompa untuk membuang air kembali ke Bengawan Solo.
Salah satu metode untuk menanggulangi dan mereduksi banjir yang ada adalah
pembuatan kolam-kolam retensi (Retarding Basin) di bagian hulu atau tengah di kanan
kiri sungai yang masuk kawasan yang akan diselamatkan. Retarding basin dibangun
untuk memotong puncak banjir yang akan masuk kehilir sungai. Volume air pada
puncak banjir akan disimpan di retarding basin selama banjir terjadi, dan akan
dikeluarkan setelah banjir reda.
Retarding basin harus didesain ramah lingkungan, artinya bangunannya cukup
dibuat dengan mengeruk dan melebarkan bantaran sungai, memanfaatkan sungai mati
atau sungai purba yang ada, memanfaatkan cekungan-cekungan, situ, dan rawa-rawa
yang masih ada di sepanjang sungai, dan dengan pengerukan areal di tepi sungai
untuk dijadikan retarding basin.
“Pekerjaan DED. Kolam Retensi Banjir di Kota Madiun” dimaksudkan untuk
melakukan Detail Desain Kolam Retensi di Kota Madiun ditinjau dari aspek teknik dan
biaya. Untuk keperluan pekerjaan tersebut, konsultan telah mulai mengumpulkan data-
data yang nantinya akan diperlukan untuk keperluan pekerjaan. Adapun data-data
yang telah berhasil dikumpulkan oleh konsultan sampai saat ini berupa peta-peta

II - 5
DED. Kolam Retensi Banjir di Kota Madiun

maupun laporan-laporan penunjang yang akan dijelaskan secara rinci pada sub bab
berikut ini.

2.2. Situasi Lokasi Pekerjaan


2.2.1. Tinjauan Umum
Kota Madiun secara astronomis terletak diantara 070 35’45” LS - 70 40’ LS dan
1110 29’ 45” BT - 1110 33’ 30” BT. Wilayah Kota Madiun terletak di lembah Sungai
Madiun yaitu sekitar 30 km di sebelah selatan pertemuan antara sungai Madiun
dengan Sungai Bengawan Solo dan berada pada ketinggian rata-rata 65 m diatas
permukaan laut. Perbedaan ketinggian antara bagian wilayah yang satu dengan
wilayah yang lainnya sangat kecil dengan kemiringan rata-rata 0-2% atau dapat
dikatakan relatif datar. Oleh karenanya, kondisi seperti itu merupakan potensi besar
untuk pengembangan fisik kota.
Kota Madiun secara fisik dibagi oleh sungai Madiun yang membujur dari arah
utara selatan, menjadi dua bagian.Selain itu terdapat pula anak-anak Sungan Madiun
yaitu Sungai Catur dan Sungai Sono yang merupakan saluran irigasi lahan pertanian di
wilayah kota. Untuk sumber air yang ada yaitu sumber air dangkal dengan kedalaman
sekitar 8 meter dari muka air tanah, sedangkan sumber air artesis terdapat pada
kedalaman kurang lebih 90 meter.
Kota Madiun beriklim tropis dengan temperatur harian rata-rata 24-32ºC dan
mempunyai curah hujan rata-rata pertahun sekitar 100 hari dan besarnya curah hujan
2000 mm pertahun. Pada umumnya dalam setahu terjadi 4-5 bulan kering dan 2-3
bulan lembab serta 5-6 bulan basah. Arah mata angin di Kota Madiun dari arah selatan
ke utara rata-rata 78%.
Kota Madiun merupakan daerah urban sehingga dominasi penggunaan
tanahnya adalah untuk kawasan terbangun yang tediri dari perumahan, fasilitas umum
dan lainnya. Luas kawasan terbangun ini pada tahun 2000 mencapai 55% dari luas
keseluruhan atau sekitar 1.860,323 ha.
2.2.2. Tinjauan Adminstrasi dan Kependudukan
Kota Madiun yang merupakan ibukota Madiun, Jawa Timur ini memiliki wilayah
seluas 33,23 km² dengan jumlah penduduk sebanyak 192.807 jiwa (sensus Penduduk
2000). Kota Madiun merupakan kota transit pada jalur selatan yang menghubungkan
kota-kota di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat seperti Surabaya, Jombang,

II - 5
DED. Kolam Retensi Banjir di Kota Madiun

Madiun, Solo, Jogjakarta sampai DKI Jakarta, sehingga kota Madiun sangat cocok dan
menarik untuk mengembangkan sektor indsutri, perdagangan, jasa maupun angkutan.
Hal ini tampak dari keberadaan sarana dan prasarana di kota Madiun sehingga
dapat melayani kepentingan dalam skala regional dan nasional seperti pendidikan,
kesehatan serta komoditi hasil produksi industri. Salah satu sarana yang mendukung
peranan perekonomian dalam skala regional adalah jaringan jalan yang kondisinya
sangat baik untuk menghubungkan kota Madiun, dengan daerah di luar Kota Madiun
yaitu Magetan, Nganjuk, Ponorogo, Jombang, Ngawi dan Kediri.
Secara geografis Kota Madiun dibatasi oleh:
 Batas wilayah utara : Kecamatan Sawahan dan Kecamatan Madiun
 Batas wilayah timur : Kecamatan Wungu
 Batas wilayah selatan : Kecamatan Geger
 Batas wilayah barat : Kecamatan Jiwan
Kota Madiun ini terdiri dari 3 kecamatan yaitu Manguharjo, Taman,dan
Kartoharjo
dan 27 kelurahan.
Tabel 2.1 Luas wilayah dan jumlah penduduk Kota Madiun

Berikut adalah data kependudukan di Kota Madiun:


1. Tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun : 0.49%
2. Tingkat Kepadatan penduduk : 12.06
3. Jumlah KK : 50.168 KK
4. Sektor andalan/potensi daerah : Industri makanan
5. Mata pencaharian
 Pegawai Negeri/TNI : 13.168(jiwa)
 pegawai perusahaan swasta : 20.586(jiwa)
 pedagang/pengusaha : 5.723 (jiwa)

II - 5
DED. Kolam Retensi Banjir di Kota Madiun

 petani/peternak : 1.921(jiwa)
 lainnya (penggalian,listrik,konstruksi,angkutan,pensiunan) : 1.030(jiwa)
Selanjutnya jumlah, perkembangan, dan kepadatan penduduk di Kota Madiun
ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel 2.2 Jumlah, perkembangan, dan kepadatan penduduk

2.2.3. Pola Perkembangan Kawasan Perekonomian


Di Kota Madiun terdapat satu perusahan yang menjadi urat nadi industri Kota
Madiun sekaligus penggerak utama roda ekonomi wilayah ini. Perusahan tersebut
adalah PT Industri Kereta Api (PT INKA) yang bergerak di bidang pembuatan alat
transportasi kereta api dan kelengkapannya. PT INKA adalah produsen kereta api satu-
satunya di Indonesia yang berstatus BUMN yang terbesar baik dari segi investasi
maupun jumlah tenaga kerja diantara enam industri besar di kota ini. Industri keret api
yang berdiri tahun 1981 ini tidak hanay menghasilkan produk untuk pasaran dalam
negeri, melainkan juga untuk tujuan ekspor ke Malaysia dan Thailand. Kapasitas
produksi per tahun menghasilkan di antaranya 300 gerbong barang, 60 kereta
penumpang, 40 KRD dan KRL.
Tahun 2001, industri barang dari logam menyumbang 60,3% dari total nilai
industry sebesar Rp 219,1 milyar, atau 17% dari total kegiatn ekonomi yang besarnya
Rp. 788,4 milyar. Sumbangan ini didominasi oleh PT INKA sebagai satu-satunya
perusahaan besar yang bergerak di bidang pengolahan logam barang. Industri lain
yang menjadi ciri khas Kota Madiun adalah industri makanan ( home industry) seperti
bumbu pecel, kerupuk lempeng, dan brem. Begitu identiknya Madiun dengan makanan
khas ini sampai-sampai Madiun dikenal dengan sebutan Kota Brem dan pecel Madiun
terkenal hingga ke luar kota.
Selain industri, kontributor lain yang tak kalah penting dalam menggerakkan
ekonomi Kota Madiun adalah subsektor perdagangan, Maraknya perdaangan ditandai
dengan meningkatnya jumlah Tanda Daftar Perusahaan (TDP) maupun SIUP,
khususnya perusahaan kecil yang dikeluarkan oleh Disperindag Kota Madiun.

II - 5
DED. Kolam Retensi Banjir di Kota Madiun

2.2.4. Tinjauan Topografi


Gambaran umum lokasi pekerjaan merupakan daerah datar. Kondisi tersebut
sangat berpotensi terjadinya banjir sehingga diperlukan sarana dan prasarana reduksi
banjir seperti pembuatan kolam retensi banjir. Untuk itu diperlukan data-data tentang
kondisi daerah studi, baik dari studi terdahulu, observasi lapangan, survei lapangan,
investigasi geoteknik maupun studi dari instansi pemerintah yang terkait.
Untuk menunjang kegiatan survey topografi di daerah embung yang akan
dilaksanakan diperlukan data penunjang untuk survey topografi, terutama keberadaan
peta-peta dasar. Peta Dasar yang diperoleh dan dipergunakan untuk survey topografi
pada pekerjaan ini adalah Peta Rupabumi Indonesia skala 1:50.000, dari Bakosurtanal
edisi I – tahun 1991, dengan perincian sebagai berikut:
 Peta Rupabumi Skala 1:25.000 lembar Madiun No.:
1508-142
1508-144
1508-214
1508-142
1508-231
1508-232
1508-233
1508-234
2.2.5. Tinjauan Hidrogeologi
Struktur geologi Kota Madiun sebagian besar termasuk jenis alluvium sedangkan
jenis tanahnya termasuk alluvial yang mempunyai kadar mineral dan organisme yang
cukup tinggi. Hal ini disebabkan jenis tanah tersebut merupakan campuran dari tanah
liat dengan pasir halus yang berwarna hitam kelabu dengan daya penahan air yang
cukup baik dan dapat menyerap air.
Tinjauan hidrogeologi di Kota Madiun dilihat dari produktivitas akuifer, termasuk
kedalam akuifer dengan produktivitas tinggi dengan penyebaran yang luas. Bahkan di
sebelah utara Kota Madiun produktivitasnya lebih dari 50 lt/detik. Tinggi dan luasnya
produktivitas akuifer dimanfaatkan oleh para petani dengan banyak membuat sumur
bor untuk kegiatan pertanian disamping keberadaan mata air yang memang sudah
banyak jumlahnya. Berikut adalah Peta Hidrogeologi Kota madiun dan sekitarnya:

II - 5
DED. Kolam Retensi Banjir di Kota Madiun

II - 6
DED. Kolam Retensi Banjir di Kota Madiun

Gambar 2.1 Peta Hidrogeologi kota Madiun dan sekitarnya

II - 6
DED. Kolam Retensi Banjir di Kota Madiun

2.3. Data-Data Yang Ada


2.3.1. Data Topografi
Data topografi yang tersedia untuk lokasi rencana kolam retensi adalah peta
topografi (top-map) dengan skala 1 : 25.000 yang dipublikasikan oleh Bakosurtanal.
2.3.2. Data Hujan
Stasiun pengamatan curah hujan yang berada di sekitar rencana lokasi DED.
Kolam Retensi Banjir di Kota Madiun disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.3 Stasiun Hujan daerah lokasi kolam retensi di Kota Madiun
NOMOR ELEVASI/
NO. NAMA STASIUN KECAMATAN
STASIUN SHVP (m)
1 36 PG. Rejoagung 66 Manguharjo
2 37b Klegen 69 Kartoharjo
3 37 Kantor Madiun 63 Kartoharjo

II - 9
DED. Kolam Retensi Banjir di Kota Madiun

II - 9
DED. Kolam Retensi Banjir di Kota Madiun

Gambar 2.2 Curah Hujan Rerata maksimum Tahunan di Lokasi Pekerjaan

2.4. KONDISI SOSIAL EKONOMI


Nilai PDRB didapatkan dari 9 sektor perekonomian utama yang ada pada Kota
Madiun yaitu sektor:
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih
5. Konstruksi
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

II - 9
DED. Kolam Retensi Banjir di Kota Madiun

7. Pengangkutan dan Komunikasi


8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa

Tabel 2.5 Distribusi presentase kegiatan ekonomi

Tabel 2.6 PDRB perkapita Kota Madiun

II - 9
DED. Kolam Retensi Banjir di Kota Madiun

II - 9

Anda mungkin juga menyukai