Sta. Kalijaran
Jika grafik yang terbentuk berupa garis lurus (tidak terjadi patahan), maka data Stasiun
Simongan dapat dikatakan konsisten. Namun, jika terjadi patahan berarti data tersebut tidak
konsisten, sehingga perlu dikoreksi. Jika data sebelum patahan (kemiringan b) dan sesudah
patahan (kemiringan a), maka data stasiun tersebut harus dikoreksi dengan dikalikan suatu
faktor koreksi yaitu b/a.
Data yang sudah dikoreksi berarti data yang terukur dan dihitung adalah benar dan
teliti seusai dengan fenomena saat hujan terjadi. Data pengujian konsistensi untuk masing –
masing stasiun dan grafik Double Mass Curve dapat dilihat pada Tabel 3.1. hingga Tabel
3.3 dan Gambar 3.2. hingga Gambar 3.4.
Grafik Double Mass Curve pada stasiun Gayamprit terjadi patahan yang cukup besar pada
tahun 2010 sehingga perlu dikoreksi, berikut langkah mengoreksi data hujan :
1. Perhatikan pada grafik double mass curve terdapat patahan atau linier, cek pula regresi
grafik double mass curve telah mendekati nilai 1 atau belum.
2. Tentukan kemiringan kurva sebelum patahan ( β ), dengan menggunakan rumus:
Kumulatif stasiun ditinjau − kumulatif stasiun ditinjau tahun terbaru
β=
Kumulatif stasiun indeks ditinjau − kumulatif stasiun indeks terbaru
812 − 176
β=
694 − 135
= 1,138
1296 − 812
α=
956 − 135
= 0,589
β
FK =
α
1,138
=
0,589
= 1,932
Setelah itu data curah hujan Stasiun Susukan dari tahun 2010-2014 dapat dikalikan dengan faktor
koreksi, sehingga seperti yang terlihatkan dalam Tabel 3.2
Dari grafik diatas, dapat disimpulkan data curah hujan ketiga stasiun konsisten,
sebab terdapat patahan pada garis.
Sta. Kalijaran
L1
L2
L3
Tabel 3.6. Perhitungan Curah Hujan Rata – Rata DAS Bengawan Solo
Curah Hujan Harian Maksimum Curah Curah Hujan
Stasiun Stasiun Stasiun Hujan Harian Rata –
Tahun Tanggal
Gayamprit Kalijaran Karangdowo Harian Rata
59.33% 11.40% 29.26% Rata-rata Maksimum
18 Juni 176 26 0 107.39
2016 31 Mei 55 125 0 46.89 107.39
27 Desember 16 7 144 52.43
6 Februari 90 36 25 64.82
2015 29 Maret 42 83 53 49.89 64.82
10 Februari 22 45 81 41.89
9 Februari 86 67 17 63.64
2014 14 Mei 46 123 0 41.32 67.96
18 Juni 49 69 106 67.96
6 Januari 110 74 95 101.51
2013 26 Mei 0 76 27 16.57 101.51
31 Maret 45 6 106 58.40
9 Juni 105 0 0 62.30
2012 2 Januari 62 73 50 59.74 62.30
16 Januari 10 14 78 30.35
24 Februari 100 0 0 59.33
2011 24 November 17 98 25 28.58 59.33
1 Mei 25 24 92 44.49
15 Mei 145 56 27 100.32
2010 9 November 15 121 2 23.29 100.32
10 November 76 7 82 69.89
18 Februari 132 65 74 107.39
2009 26 Maret 0 77 66 28.09 107.39
18 Febuarri 132 65 74 107.39
5 Februari 170 94 82 135.58
2008 21 April 77 109 43 70.70 135.58
9 Maret 45 0 88 52.45
4 Desember 180 45 38 123.05
2007 26 Desember 90 78 84 86.88 123.05
28 Desember 85 69 98 86.98
1
= √10−1 × (7146,58)2
= 28,18
2. Koefisien Variasi (Cv)
SD
Cv =X
R
28,18
= 92,28
= 0,305
3. Koefisien Skewness (Cs)
n
Cs = (n−1)(n−2)SD3 ∑(Xi − XR )3
10
= (10−1)(10−2)×28,183 × 4183,63
= 0,03
4. Koefisien Kurtosis (Ck)
𝑛2
Ck = (n−1)(n−2)(n−3)SD4 ∑(Xi − X R )4
102
= (10−1)(10−2)(10−3)×26,44 × 8068341,35384
= 2,54
1
= √10−1 × (0,17)
= 0,139
2. Koefisien Variasi (Cv)
SD
Cv =X
R
0,139
= 1,946
= 0,071
3. Koefisien Skewness (Cs)
n
Cs = (n−1)(n−2)SD3 ∑Log(Xi − XR )3
15
= (10−1)(10−2)×0,1333 × 0,00033
= 0,000623
152
= (10−1)(10−2)(10−3)×0,114 × 0,0042094
= 2,247
2. Hitung dan tentukan jumlah kelas (G), data minimum (Xi(MIN)), data
maksimum (Xi(MAX)), derajat kebebasan (DK). Selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 3.10.
4. Selanjutnya, hitung nilai batas kritis Chi – Square (XCR2). Pada tabel Chi
– Square, nilai batas kritis untuk DK = 2, derajat kepercayaan (α) = 5%,
nilai XCR2 = 5,991.
5. Dari hasil perhitungan, bandingkan nilai X2 dan XCR2. Apabila nilai X2 <
XCR2 maka jenis distribusi dapat diterima. Karena nilai X2 = 0,409 < XCR2
= 5,991, maka distribusi Log Pearson III dapat diterima.
Ranking Tahun Rmax Tahunan (Xi) Log Xi P (x) P (x<) f(t) P'(x) P'(x<) D
A B C D E=A/(N+1) F=1-E G= (Log Xi-Log Xr)/SD H = A / (N-1) I = 1- H J = F-I
1 2008 132.857 2.123 0.091 0.909 0.614 0.111 0.889 0.020
2 2007 116.828 2.068 0.182 0.818 -0.965 0.222 0.778 0.040
3 2009 103.093 2.013 0.273 0.727 -1.023 0.333 0.667 0.061
4 2016 102.237 2.010 0.364 0.636 0.438 0.444 0.556 0.081
5 2010 98.574 1.994 0.455 0.545 -1.220 0.556 0.444 0.101
6 2013 97.636 1.990 0.545 0.455 -1.242 0.667 0.333 0.121
7 2014 67.502 1.829 0.636 0.364 0.401 0.778 0.222 0.141
8 2015 63.124 1.800 0.727 0.273 0.614 0.889 0.111 0.162
9 2012 62.527 1.796 0.818 0.182 1.343 1.000 0.000 0.182
10 2011 54.223 1.734 0.909 0.091 1.040 1.111 -0.111 0.202
3.6. Perhitungan Distribusi Curah Hujan Metode Log Pearson Tipe III
Perhitungan distribusi curah hujan rencana dengan metode Log Pearson Tipe III
menggunakan rumus:
XT = arc log YT
YT = Log XR + (KT × SD)
Log XR = rata – rata data curah hujan logaritma (Tabel 3.8.)
KT = faktor frekuensi untuk distribusi Log Pearson Tipe III
SD = standar deviasi data curah hujan logaritma (Subbab 3.5.1.)
Dengan cara yang sama, dapat dihitung curah hujan rencana dengan distribusi Log
Pearson Tipe III untuk masing – masing periode ulang, selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 3.13.
= 30,349 mm/jam
Pehitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.14.
0,476 × f0,375
t=
( α β q )0,125 × i0,25
Keterangan :
QN : Debit banjir dengan periode ulang n tahun
α : Koefisien pengaliran
β : Koefisien reduksi
q : Intesitas hujan (m3/km2/detik)
f : Luas daerah pengaliran (km2)
Rn : Curah hujan dengan periode ulang n tahun
t : Waktu konsentrasi (jam)
i : Kemiringan efektif dasar sungai Rumus Perhitungan Waktu Konsentrasi
L
t =V
= 0,0346
0,476 × f 0,375
t=
( α β q )0,125 × i0,25
0,476 × 88,8210,375
=
( 6)0,125 × 0,03460,25
= 4,7453 jam
Setelah melakukan perhitungan waktu konsentrasi, Maka, nilai debit banjir rencana
dengan menggunakan metode Weduwen dapat dihitung. Berikut contoh perhitungan nilai
debit banjir rencana dengan metode Weduwen periode ulang 2 tahun:
Rn
Q2 = (t) × f ×
240
87,542
= ( 4,7453) × 88,821 ×
240
= 153,739 m3/s
Muhammad Saddant Purbaya 21010117140080
32
Ricardo Pandiangan 21010117140081
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
TUGAS BESAR PERANCANGAN BANGUNAN KEAIRAN (BENDUNG)
Tahun Akademik 2019/2020
Dengan tahapan yang sama, maka nilai debit banjir dengan metode Weduwen dengan
periode ulang yang lain dapat ditentukan. Berikut rekapitulasi hasil perhitungan debit banjir
rencana metode Weduwen.
Keterangan :
a. Warna Ungu : Sungai tingkat 1
b. Warna Hijau : Sungai tingkat 2
c. Warna Merah : Sungai tingkat 3
d. Warna Kuning : Sungai tingkat 4
N1 80
12. Frekuensi Sumber (SN) = = 154 = 0,519
N
Wu 6,624
13. Faktor Lebar (WF) = = 2,348 = 2,821
Wl
Au 17,96
14. Luas Relatif DAS Sebelah Hulu (RUA) = = 88,821 = 0,202
A
25,605 3
= 0,43 (100∗0,497) + 1,0665 (0,570) + 1,2775
= 1,887 jam
= 44,882 jam
= 4,489
5. Faktor Indeks (Ø)
3,859A2 1,6985 A 4
Ø = 10,4903 − + (SN)
106 1013
1
L1 = at
2
1
= 1,9 0,3
2
= 0,285 m2
1
L2 = x jarak x (t1+t2)
2
1
= 2 x (0,3+ 5) x 5,2
= 13,78 m2
1
L3 = x jarak x (t2+t3)
2
1
=2 x (5+4,1) x 9,78
= 44,499 m2
1
L4 = x jarak x (t3+t4)
2
1
= 2 x (4,1+1) x 7,3
= 18,615 m2
= 2,80 m2
Keliling basah
= 1,924 m
= 7,009 m
= 9,821 m
= 7,930 m
= 5,689 m
= 32,163 m
Jari-jari hidrolis
A 88,449
R = P = 32,165 = 2,486 m
1
= 0,08 x 2,4862/3 x 0,02321/2 x 79,979
= 279,445 m3/detik
1 T Suhu 10 harian Rerata (°C) 26.26 26.26 26.34 26.34 26.94 26.94 27.28 27.28 27.42 27.42 26.80 26.80 26.48 26.48 26.50 26.50 27.36 27.36 28.38 28.38 27.78 27.78 26.78 26.78
2 εγ Tekanan Udara Jenuh (mbar) 34.14 34.14 34.22 34.22 35.54 35.54 36.26 36.26 36.57 36.57 35.25 35.25 34.59 34.59 34.63 34.63 36.44 36.44 38.66 38.66 37.34 37.34 35.20 35.20
3 w Faktor Beban Berdasakan Suhu dan Elevasi 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.77 0.77 0.77 0.77 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.77 0.77 0.78 0.78 0.77 0.77 0.76 0.76
4 f(T) Berdasarkan Suhu Rerata 15.95 15.95 15.96 15.96 16.09 16.09 16.16 16.16 16.18 16.18 16.06 16.06 16.00 16.00 16.00 16.00 16.17 16.17 16.38 16.38 16.26 16.26 16.06 16.06
5 RH Kelembaban Relatif Rerata (%) 86.20 86.20 86.40 86.40 84.20 84.20 83.40 83.40 80.80 80.80 80.00 80.00 75.80 75.80 71.40 71.40 69.80 69.80 70.20 70.20 78.50 78.50 83.25 83.25
6 εd Tekanan Udara Aktual (mbar) 29.43 29.43 29.57 29.57 29.92 29.92 30.24 30.24 29.55 29.55 28.20 28.20 26.22 26.22 24.73 24.73 25.43 25.43 27.14 27.14 29.31 29.31 29.30 29.30
7 f(εd) Fungsi Tekanan Udara Aktual 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.11 0.11 0.11 0.11 0.12 0.12 0.12 0.12 0.11 0.11 0.10 0.10 0.10 0.10
8 Rγ Radiasi Luar Bumi (mm/hari) 16.03 16.03 16.08 16.08 15.53 15.53 14.48 14.48 13.18 13.18 12.50 12.50 12.80 12.80 13.78 13.78 14.93 14.93 15.78 15.78 15.95 15.95 15.93 15.93
9 n/N Kecerahan Matahari (%) 56.73 56.73 69.00 69.00 71.00 71.00 79.63 79.63 86.13 86.13 90.00 90.00 89.00 89.00 93.00 93.00 99.00 99.00 97.00 97.00 93.00 93.00 90.00 90.00
10 Rs Radiasi Gelombang Pendek yang Masuk (mm/hari) 8.92 8.92 10.01 10.01 9.84 9.84 9.85 9.85 9.43 9.43 9.20 9.20 9.35 9.35 10.37 10.37 11.71 11.71 12.21 12.21 12.00 12.00 11.72 11.72
11 f(n/N) Fungsi Kecerahan 0.61 0.61 0.72 0.72 0.74 0.74 0.82 0.82 0.88 0.88 0.91 0.91 0.90 0.90 0.94 0.94 0.99 0.99 0.97 0.97 0.94 0.94 0.91 0.91
12 U Kecepatan Angin (m/detik) 2.23 2.23 1.84 1.84 2.06 2.06 1.87 1.87 1.94 1.94 2.06 2.06 2.28 2.28 2.78 2.78 2.94 2.94 2.83 2.83 2.57 2.57 1.88 1.88
13 f(U) Fungsi Kecepatan Angin 0.79 0.79 0.70 0.70 0.75 0.75 0.71 0.71 0.72 0.72 0.75 0.75 0.80 0.80 0.92 0.92 0.96 0.96 0.93 0.93 0.87 0.87 0.71 0.71
14 Rn1 Radiasi Gelombang Panjang Netto (mm/hari) 0.99 0.99 1.16 1.16 1.18 1.18 1.29 1.29 1.43 1.43 1.55 1.55 1.65 1.65 1.82 1.82 1.89 1.89 1.77 1.77 1.55 1.55 1.49 1.49
15 c Faktor Penyesuaian 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 0.90 0.90 0.90 0.90 0.90 0.90 0.90 0.90 1.00 1.00 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10
16 Eto* Evaporasi (mm/hari) 5.22 5.22 5.60 5.60 5.73 5.73 5.66 5.66 5.51 5.51 5.33 5.33 5.68 5.68 6.71 6.71 7.73 7.73 8.13 8.13 7.34 7.34 6.56 6.56
17 Eto Evaportranspirasi potensial (mm/hari) 5.746 5.746 6.162 6.162 6.301 6.301 5.097 5.097 4.960 4.960 4.798 4.798 5.116 5.116 6.709 6.709 8.508 8.508 8.943 8.943 8.076 8.076 7.218 7.218
Dengan:
K = faktor frekuensi untuk probabilitas 20% kering – 80% basah digunakan
sebesarr -0,842. Didapat dari nilai Z untuk luas di bawah kurva normal
sebesar 0,2.
Curah hujan efektif ini nantinya digunakan untuk menghitung kebutuhan air
masing – masing tanaman. Untuk tanaman padi, curah hujan efektif harus dikalikan
dengan koefisien berdasarkan Tabel L.6. PSA – 010 Dirjen Pengairan, Bina Program
1985. Pada laporan ini, digunakan curah hujan efektif dengan 2 golongan untuk
mencegah adanya pengambilan air yang terlalu besar.
1 Tanaman Jagung (90 hari) JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC Keterangan
2 Evapotranspirsai (Eto) (mm/hari) 5.75 6.16 6.30 5.10 4.96 4.80 5.12 6.71 8.51 8.94 8.08 7.22 Tabel 3.6 (25)
3 Perkolasi (mm/hari) 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 KP
4 Baris (2) + Baris (3) (mm/hari) 6.75 7.16 7.30 6.10 5.96 5.80 6.12 7.71 9.51 9.94 9.08 8.22 ETo+P
5 Rh= Hujan (1 in 5 dry) (mm/hari) 2.40 3.00 1.54 1.66 1.21 0.16 -0.08 -0.15 -0.41 -0.02 1.29 1.34 Tabel 3.1
1/2 Bulan Ke FH JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
1 0.18 0.43 0.54 0.28 0.30 0.22 0.03 -0.01 -0.03 -0.07 0.00 0.23 0.24
2 0.53 1.27 1.59 0.82 0.88 0.64 0.08 -0.04 -0.08 0.02 -0.01 0.68 0.71
Faktor hujan 3 0.55 1.32 1.65 0.85 0.91 0.67 0.09 -0.04 -0.08 -0.22 -0.01 0.71 0.74 Faktor Hujan
Hujan Efektif Re =
6 dengan 2 gol (FH) 4 0.4 0.96 1.20 0.62 0.66 0.48 0.06 -0.03 -0.06 -0.16 -0.01 0.52 0.53 (FH) dapat dilihat
Rh * FH
tiap 2 mingguan 5 0.4 0.96 1.20 0.62 0.66 0.48 0.06 -0.03 -0.06 -0.16 -0.01 0.52 0.53 dari Lampiran 8
6 0.4 0.96 1.20 0.62 0.66 0.48 0.06 -0.03 -0.06 -0.16 -0.01 0.52 0.53
7 0.4 0.96 1.20 0.62 0.66 0.48 0.06 -0.03 -0.06 -0.16 -0.01 0.52 0.53
8 0.2 0.48 0.60 0.31 0.33 0.24 0.03 -0.02 -0.03 -0.08 0.00 0.26 0.27
1/2 Bulan Ke KT JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
1 0.5 2.87 3.08 3.15 2.55 2.48 2.40 2.56 3.35 4.25 4.47 4.04 3.61
Nilai KT (Koefisi
2 0.59 3.39 3.64 3.72 3.01 2.93 2.83 3.02 3.96 5.02 5.28 4.76 4.26
Koefisien Evapotranspirasi ET = Tanaman) dapat
7 3 0.96 5.52 5.92 6.05 4.89 4.76 4.61 4.91 6.44 8.17 8.59 7.75 6.93
Tanaman (KT) ETo * KT dilihat dari
4 1.05 6.03 6.47 6.62 5.35 5.21 5.04 5.37 7.04 8.93 9.39 8.48 7.58
Lampiran 7
5 1.02 5.86 6.28 6.43 5.20 5.06 4.89 5.22 6.84 8.68 9.12 8.24 7.36
6 0.95 5.46 5.85 5.99 4.84 4.71 4.56 4.86 6.37 8.08 8.50 7.67 6.86
Re ke 1 Lp (Tabel 3.8a) 8.59 8.93 9.05 8.06 7.94 7.81 8.07 9.40 10.98 11.37 10.59 9.84
pengolahan tanah LP - RE1 A 8.16 8.39 8.77 7.76 7.73 7.79 8.08 9.43 11.05 11.37 10.36 9.60
untuk tanaman A*0,116 B 0.95 0.97 1.02 0.90 0.90 0.90 0.94 1.09 1.28 1.32 1.20 1.11
8
Jagung kejenuhan B*1,25 C 1.18 1.22 1.27 1.12 1.12 1.13 1.17 1.37 1.60 1.65 1.50 1.39
100mm C*1,15 D 1.36 1.40 1.46 1.29 1.29 1.30 1.35 1.57 1.84 1.90 1.73 1.60 Nilai Lp didapat
2 minggu I D*1,11 E 1.51 1.55 1.62 1.44 1.43 1.44 1.50 1.74 2.05 2.10 1.92 1.78 melalui
Re ke 2 Lp (Tabel 3.8a) 8.59 8.93 9.05 8.06 7.94 7.81 8.07 9.40 10.98 11.37 10.59 9.84 perhitungan pada
pengolahan tanah LP - RE2 A 7.32 7.34 8.23 7.17 7.30 7.73 8.11 9.48 10.96 11.38 9.91 9.13 tabel 3.8a
untuk tanaman A*0,116 B 0.85 0.85 0.96 0.83 0.85 0.90 0.94 1.10 1.27 1.32 1.15 1.06
9
Jagung kejenuhan B*1,25 C 1.06 1.06 1.19 1.04 1.06 1.12 1.18 1.37 1.59 1.65 1.44 1.27
100mm C*1,15 D 1.22 1.22 1.37 1.20 1.22 1.29 1.35 1.58 1.83 1.90 1.65 1.40
2 minggu II D*1,11 E 1.35 1.36 1.52 1.33 1.35 1.43 1.50 1.75 2.03 2.11 1.83 1.54
Dari rekapitulasi, debit andalan yang digunakan untuk irigasi adalah debit andalan
dengan kemungkinan terpenuhi 80% dari data yang sudah diurutkan dari kecil ke besar
seperti pada Tabel 3.43. Rangkin tersebut didapat dari:
m = (0,20 × n) + 1
= (0,20 × 15) + 1
=4
Jadi, debit andalan yang digunakan adalah debit andalan pada posisi atau rangkin keempat.
Dari data tersebut di atas dilanjutkan dengan analisis pertumbuhan penduduk sehingga
didapatkan proyeksi jumlah penduduk pada 25 tahun mendatang.
Pn = Po × (1 + r) n
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun akhir observasi (jiwa).
Po = Jumlah penduduk pada awal observasi (jiwa).
r = Laju pertumbuhan penduduk pada awal tahun observasi (%).
n = Periode waktu dari tahun awal ke tahun akhir observasi
(tahun).
60.25 ha 22.66
Luas Sawah 100.25 ha Intesitas (%) 37.71 160.37
265.856 ha 100
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEPT OKT NOV DES
URAIAN
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
Kebutuhan Air Irigasi ( l / detik/ ha ) 1.231 0.096 2.470 2.298 4.013 2.729 1.317 1.289 1.151 0.140 1.441 1.431 1.468 1.551 2.191 2.302 2.438 2.498 2.452 2.431 4.527 3.839 1.863 1.823
Kebutuhan Air Irigasi ( m3 / detik ) 0.327 0.026 0.248 0.230 1.067 0.725 0.350 0.343 0.306 0.037 0.144 0.143 0.088 0.093 0.132 0.139 0.147 0.151 0.246 0.244 1.203 1.021 0.495 0.485
Kebutuhan Air Baku ( m3 / detik ) 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117 0.117
Total Kebutuhan Air ( m3 / detik ) 0.445 0.143 0.365 0.348 1.184 0.843 0.468 0.460 0.423 0.155 0.262 0.261 0.206 0.211 0.249 0.256 0.264 0.268 0.363 0.361 1.321 1.138 0.613 0.602
Ketersediaan Air ( m3 / detik ) 1.713 1.713 1.987 1.987 0.661 0.661 1.532 1.532 1.031 1.031 0.335 0.335 0.316 0.316 0.284 0.284 0.233 0.233 0.513 0.513 0.513 0.513 1.341 1.341
Melalui neraca air yang ditunjukan Gambar 3.12, didapati ketersediaan air tercukupi untuk pemenuhanan kebutuhan irigasi dan air baku dimulai pada
bulan Januari, Mei, Juni, Juli, Agustus, Oktober dan Desember sedangkan untuk sisanya kebutuhan air lebih besar dari ketersediaan air yang ada . Namun
melalui neraca tersebut, untuk bulan lainnya masih bisa ditingkatkan intesitas luas sawah, akan tetapi dalam perencanaan bendung ini direncanakan luas sawah
yang dialiri sebesar 265,856 ha.