Anda di halaman 1dari 61

PEMERINTAH KABUPATEN SIGI

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


Alamat : Jl. Karanja Lembah Kompleks Perum. Kelapa Gading Blok Anggur No. 11-17
Desa Kalukubula, email : pu.perencanaan2017@gmail.com Kode Pos 94367

I R
KH
A
A N
O R
A P PEKERJAAN :
L PERENCANAAN SARANA
DAN PRASARANA AIR LIMBAH
TAHUN 2022

LOKASI :
TERSEBAR DI 20 (DUA PULUH) DESA
DI KABUPATEN SIGI

TAHUN ANGGARAN 2021

GEOMETRIC, CV
Konsultan Teknik
KATA PENGANTAR

Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami mengucapkan puji syukur telah dapat
menyelesaikan Laporan Akhir dalam pekerjaan Perencanaan Sarana Dan Prasarana
Air Limbah Tahun 2022 dengan lokasi :

1. Desa Dombu Kecamatan Marawola Barat


2. Desa Matantimali Kecamatan Marawola Barat
3. Desa Panesibaja Kecamatan Marawola Barat
4. Desa Balaroa Pewunu Kecamatan Dolo Barat
5. Desa Mantikole Kecamatan Dolo Barat
6. Desa Luku Kecamatan Dolo Barat
7. Desa Pesaku Kecamatan Dolo Barat
8. Desa Pewunu Kecamatan Dolo Barat
9. Desa Soulowe Kecamatan Dolo
10. Desa Potoya Kecamatan Dolo
11. Desa Pandere Kecamatan Gumbasa
12. Desa Tuwa Kecamatan Gumbasa
13. Desa Pilimakujawa Kecamatan Kulawi Selatan
14. Desa Towulu Kecamatan Kulawi Selatan
15. Desa Karunia Kecamatan Palolo
16. Desa Petimbe Kecamatan Palolo
17. Desa Rahmat Kecamatan Palolo
18. Desa Bulili Kecamatan Nokilalaki
19. Desa Kamarora A Kecamatan Nokilalaki
20. Desa Kamarora B Kecamatan Nokilalaki

Laporan Akhir ini merupakan buku laporan penutup dari seluruh pelaporan yang harus
dibuat.

LAPORAN AKHIR i
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
Penyusunan Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Tahun 2022 ini dilaksanakan
atas kerjasama Pemerintah Kabupaten Sigi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
dengan konsultan perencana CV. Geometric Konsultan Teknik.

Secara umum laporan ini berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, kajian literatur,
tipologi lokasi perencanaan, kriteria perencanaan, alternatif sistem pengelolaan,
rekomendasi dan perencanaan instalasi pengelolaan air limbah .

Dengan tersusunnya Laporan Akhir ini diharapkan dapat menjadi acuan baik bagi pihak
konsultan, tim teknis atau pihak lain yang terkait dalam penyelesaian penyusunan
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Tahun 2022.

Palu, November 2021

Tim Penyusun

LAPORAN AKHIR ii
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Air merupakan bahan alam yang paling berharga. Air tidak saja diperlukan untuk
kehidupan manusia, hewan dan tanaman, tetapi juga merupakan media pengangkutan,
sumber energi dan berbagai keperluan lainnya (Arsyad 1989). Kualitas air sangat
dipengaruhi oleh lingkungan sosial seperti kepadatan penduduk dan kepadatan sosial. Dari
sisi kuantitas air di alam ini jumlahnya relatif tetap namun kualitasnya semakin lama
semakin menurun (Hadi & Purnomo 1996).

Pertumbuhan penduduk sudah tentu akan meningkatkan aktifitas untuk memenuhi


kebutuhan hidup. Hal ini akan meningkatkan penggunaan sumber daya air. Semakin
bertambahnya jumlah permukiman pada suatu lingkungan, semakin berat pula lingkungan
tersebut untuk menetralisir air limbah yang sebagian besar dihasilkan dari sisa penggunaan
air bersih.

Permukiman rumah tinggal keluarga setiap hari membuang air kotor yang harus ditampung
dan diolah secara saniter. Air kotor adalah air limbah yang berasal dari kloset, peturasan,
bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat
plumbing lainnya. Pada saat ini cara pengelolaan air kotor yang ada kebanyakan masih
belum memenuhi syarat kesehatan, baik di perkotaan maupun di pedesaan yang masih
menggunakan sistem pengolahan air limbah sistem setempat (on-site) yang berupa tangki
septik standar yang hanya mengendapkan limbah manusia tanpa melewati tahap-tahap
pengolahan.

Peningkatan jumlah penduduk akan menyebabkan peningkatan kuantitas dan intensitas


pembuangan limbah domestik sehingga membuat proses penguraian limbah secara alami
menjadi tidak seimbang. Bila hal ini terjadi secara terus menerus, (Soemarwoto 1991)

LAPORAN AKHIR 1- 1
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 1 PENDAHULUAN

memperkirakan akan terjadi peningkatan kadar BOD, COD, N dan K di sungai-sungai,


peningkatan jumlah bakteri coli pada sumur dan sumber air penduduk lainnya dapat
memacu gulma air.

Di Kabupaten Sigi, air limbah pada umumnya langsung dibuang ke lingkungan tanpa
dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Hal ini mengancam kelestarian lingkungan, karena
keterbatasan kemampuan self purification lingkungan. Permasalahan ini berakibat pada
sumber air bersih dapat mengandung berbagai penyakit yang membahayakan kesehatan
manusia dan penurunan kualitas air sehingga stabilitas lingkungan terganggu.

Tersedianya sarana dan prasarana air limbah merupakan salah satu program pemerintah
dalam upaya menjaga kualitas air bersih tetap terjaga. Pemerintah berupaya memenuhi
akses pelayanan sanitasi di masyarakat Indonesia terutama melayani masyarakat
berpenghasilan rendah.

Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar namun kurang mendapatkan perhatian dan
belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dampaknya kondisi sanitasi di Indonesia
masih relatif buruk dan jauh tertinggal dari sektor-sektor pembangunan lainnya. Hal ini
terlihat dari capaian akses sanitasi layak tahun 2013 yang secara nasional baru mencapai
60,91 % (BPS tahun 2013).

Pekerjaan Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah pada daerah spesifik seperti yang
tercantum dalam KAK diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas
lingkungan.

Acuan kebijakan pembangunan sarana dan prasarana air limbah adalah :


1. Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan Kualitas Air dan
pengendalian Pencemaran Air.
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan
Strategi Air Limbah.

LAPORAN AKHIR 1- 2
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 1 PENDAHULUAN

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


1.2.1 Maksud
Membuat Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah yang terdiri atas
Perencanaan Pembangunan Tangki Septik Skala Individual Pedesaan beserta
Sambungan Rumah berupa Closed Jongkok.

1.2.2 Tujuan
Untuk mendapatkan sarana dan prasarana air limbah yang tepat guna yang
disesuaikan dengan kondisi masing-masing desa dengan konsep pembangunan
yang berwawasan lingkungan.

1.3. SASARAN
Masyarakat pengguna sarana dan prasarana air limbah di beberapa desa di Kabupaten Sigi.

1.4. LOKASI KEGIATAN


Lokasi Pekerjaan terdiri atas :
1. Desa Dombu Kecamatan Marawola Barat;
2. Desa Matantimali Kecamatan Marawola Barat;
3. Desa Panesibaja Kecamatan Marawola Barat;
4. Desa Balaroa Pewunu Kecamatan Dolo Barat;
5. Desa Luku Kecamatan Dolo Barat;
6. Desa Mantikole Kecamatan Dolo Barat;
7. Desa Pesaku Kecamatan Dolo Barat;
8. Desa Pewunu Kecamatan Dolo Barat;
9. Desa Soulowe Kecamatan Dolo;
10. Desa Potoya Kecamatan Dolo;
11. Desa Pandere Kecamatan Gumbasa;
12. Desa Tuwa Kecamatan Gumbasa;
13. Desa Pilimakujawa Kecamatan Kulawi Selatan;
14. Desa Towulu Kecamatan Kulawi Selatan;
15. Desa Karunia Kecamatan Palolo;
LAPORAN AKHIR 1- 3
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 1 PENDAHULUAN

16. Desa Petimbe Kecamatan Palolo;


17. Desa Rahmat Kecamatan Palolo;
18. Desa Bulili Kecamatan Nokilalaki;
19. Desa Kamarora A Kecamatan Nokilalaki;
20. Desa Kamarora B Kecamatan Nokilalaki.

1.5. RUANG LINGKUP


Lingkup Pekerjaan terdiri atas :
a. Kegiatan Persiapan
1. Persiapan Administrasi
2. Mobilisasi Personil dan Alat
3. Studi Pendahuluan
4. Pengumpulan Data Sekunder
▪ Studi-studi terdahulu yang terkait dengan pekerjaan saat ini, yang akan
diperoleh dari pihak pemberi kerja atau instansi lain yang terkait.
▪ Data-data hidrologi dan klimatologi pada lokasi perencanaan dan yang
mempengaruhi.
▪ Data sosial ekonomi, penduduk dan data lainnya.
▪ Dokumen statistik (Kabupaten Dalam Angka)
▪ Data daerah pengaliran sungai atau saluran meliputi topografi, morfologi, sifat
tanah dan tata guna lahan.
▪ Mengumpulkan data eksisting sanitasi dan permasalahan yang berkaitan
dengan data eksisting.
▪ Gambar dan peta
▪ Referensi dan standar yang digunakan dalam pekerjaan ini.
5. Review terhadap studi yang ada.
6. Identifikasi peraturan standar, kebijakan pemerintah, maupun pembangunan
sanitasi komunal yang sedang berjalan
b. Melakukan konsinyasi dengan praktisi dan stoke holder (pemangku kepentingan)
terkait.
c. Kegiatan survey
LAPORAN AKHIR 1- 4
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 1 PENDAHULUAN

1. Orientasi lokasi proyek (orientasi lapangan)


2. Melakukan inventarisasi jaringan/saluran air limbah, air bersih dan drainase.
d. Kegiatan Perencanaan
1. Rancangan Instalasi Tangki Septik Individual
2. Pelaporan

1.6. KELUARAN
Keluaran atau hasil yang diinginkan adalah sebagai berikut :
1. Buku Laporan Pendahuluan dan Laporan Akhir
2. Gambar Desain dan RAB
3. Spesifikasi Teknis

1.7. DASAR HUKUM

Didalam penyusunan Laporan Akhir Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Tahun
2022 berpijak pada beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat
nasional atau pusat, propinsi maupun daerah. Kegiatan Perencanaan Sarana dan Prasarana
Air Limbah Tahun 2022 didasarkan pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi:

1. Undang-Undang
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi
Sumber Daya Alami Hayati dan Ekosistemnya.
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan
dan Pemukiman.
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan
Gedung.
f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya
Air.
g. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

LAPORAN AKHIR 1- 5
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 1 PENDAHULUAN

h. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Peraturan Pemerintah
a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang
Pengaturan Air.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang
Pengendalian Pencemaran Air
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1995 Tentang
Perlindungan Tanaman.
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998 Tentang Kawasan
Suaka Alam dan Pelestarian Alam.
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

3. Keputusan Presiden
a. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan.
b. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.
c. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan
atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.

4. Peraturan Menteri
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 16/PRT/2008
tentang kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Permukiman (KSNP-SPALP).

LAPORAN AKHIR 1- 6
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 1 PENDAHULUAN

5. Keputusan Menteri
a. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.
b. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001
tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL.
c. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2002
tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup.
d. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2003
tentang Metode Analisa Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air
Permukaan.
e. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2003
tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemar Air pada Sumber
Air.
f. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2003
tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian
Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air.
g. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003
tentang Baku Mutu air Limbah Domestik.
h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan
Sehat Pakai Air (SPA).

6. Peraturan Daerah
a. Peraturan Daerah Kabupaten Sigi Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Tahun 2010-2030.
b. Peraturan Daerah Kota Kabupaten Sigi Nomor 17 Tahun 2014 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Peraturan Daerah Kabupaten Sigi Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Air
Limbah Domestik

LAPORAN AKHIR 1- 7
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 1 PENDAHULUAN

7. Standar Nasional Indonesia


a. Standar Nasional Indonesia–03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Permukiman.
b. Standar Nasional Indonesia–03-2398-2002 Tentang Petunjuk Teknis Tata Cara
Perencanaan Tangki Septik dengan Resapan.
c. Standar Nasional Indonesia–03-2399-2002 Tentang Tata Cara Perencanaan
Bangunan Umum MCK.
d. Standar Nasional Indonesia–19-6410-2000 Tentang Tata Cara Penimbunan Tanah
Bidang Resapan pada Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga.
e. Standar Nasional Indonesia–03-6379-2000 Tentang Spesifikasi dan Tata Cara
Pemasangan Perangkap Bau.
f. Standar Nasional Indonesia–03-6368-2000 Tentang Spesifikasi Pipa Beton untuk
Saluran Air Limbah, Saluran Air Hujan dan Gorong-gorong.
g. Standar Nasional Indonesia–19-6466-2000 Tentang Tata Cara Evaluasi Lapangan
untuk Sistem Perencanaan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga.

1.8. SISTEMATIKA PENULIS


Laporan Pendahuluan Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Tahun 2022 ini
disusun dengan sistematika penulisan berikut ini :
Bab I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang; maksud dan tujuan; sasaran; ruang
lingkup kegiatan; lokasi kegiatan; kelurahan; serta sistematika penulisan.
Bab II KAJIAN LITERATUR
Paparan dari literatur sebagai landasan tinjauan terhadap elemen
perancangan yang dilakukan dalam perencanaan Sarana dan Prasarana Air
Limbah. Kajian Literatur ini terdiri dari :
• Pengertian Air Limbah
• Teknologi Pengelolaan Air Limbah
• Kriteria Penentuan Kapasitas IPAL Domestik Individual

LAPORAN AKHIR 1- 8
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 1 PENDAHULUAN

Bab III TIPOLOGI LOKASI PERENCANAAN


Menguraikan tentang deskripsi lokasi perencanaan.
Bab IV KRITERIA PERENCANAAN
Berisikan uraian tentang dasar-dasar perencanaan yang digunakan.
Bab V ALTERNATIF SISTEM PENGELOLAAN
Menguraikan tentang alternatif system pengelolaan air limbah yang dapat
digunakan.
Bab VI REKOMENDASI
Menguraikan tentang rekomendasi teknis pengelolaan air limbah yang akan
digunakan.
Bab VII PERENCANAAN INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Berisi tentang dasar-dasar perencanaan dan metode perencanaan.

LAPORAN AKHIR 1- 9
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

KAJIAN LITERATUR

2.1 PENGERTIAN AIR LIMBAH

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah
akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari
berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).

Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki
kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah
ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi
dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan
terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.
Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan
karakteristik limbah.

2.1.1 Pengolahaan Air Limbah

Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan
bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini
diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini
dapat dibedakan menjadi:

1. Pengolahan menurut tingkatan perlakuan;


2. Pengolahan menurut karakteristik limbah.

Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan
permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak
dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga

LAPORAN AKHIR 2- 1
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau
penghuni rumah, seperti jamban misalnya.

1. Layanan air limbah domestik adalah pelayanan sanitasi untuk menangani limbah air
kakus.
2. Jamban yang layak harus memiliki akses air bersih yang cukup dan tersambung ke unit
penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat
perlu memiliki akses ke jamban bersama atau MCK.
3. Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan
pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau
truk sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan tempat pembuangan
sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas pengolahan sampah
lainnya. Dibeberapa wilayah pemukiman, layanan untuk mengatasi sampah
dikembangkan secara kolektif oleh masyarakat. Beberapa ada yang melakukan upaya
kolektif lebih lanjut dengan memasukkan upaya pengkomposan dan pengumpulan
bahan layak daur-ulang.
4. Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan
saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan
mengalirkannya ke badan air penerima. Dimensi saluran drainase harus cukup besar
agar dapat menampung limpasan air hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran
drainase harus memiliki kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah.
5. Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan
dalam jumlah yang cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
makan, minum, mandi, dan kakus saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan
pembersihan lingkungan

2.1.2 Air Limbah Domestik

Dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan kualitas lingkungan, akses fasilitas
sanitasi khususnya penanganan air limbah harus ditingkatkan. Air limbah yang tidak
dikelola dengan baik akan berdampak langsung pada pencemaran air (air tanah dan air
permukaan), yang pada akhirnya akan menimbulkan penyakit, terutama bagi masyarakat

LAPORAN AKHIR 2- 2
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

pemakai air yang telah tercemar. Air limbah yang dimaksud adalah air limbah perkotaan
yaitu seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan yang meliputi
limbah domestik cair yakni buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian,
limbah perkantoran, dan limbah dari daerah komersial serta limbah industri rumah tangga
yang tidak mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3).

Dari hasil pengumpulan data terhadap beberapa contoh air limbah domestik yang berasal
dari berbagai macam sumber pencemar menunjukkan bahwa konsentrasi senyawa
pencemar sangatlah bervariasi, hal ini disebabkan dari sumber air limbah yang juga
bervariasi sehingga faktor waktu dan metode pengambilan contoh sangat mempengaruhi
besarnya konsentrasi limbah. Secara lengkap karakteristik air limbah domestik berdasarkan
macam sumber pencemar dari berbagai jenis pemukiman dapat dilihat di Tabel 2.1.

Tabel 2.1
Karakteris Air Limbah Domestik

Japan International Corporation Agency – BOD yang dihasilkan


Departemen Pekerjaan Umum RI.

High Income 43,9 gr/org/hari

Middle Income 31,7 gr/org/hari

Low Income 26,8 gr/org/hari

Proyek Pengembangan Baku Mutu Lingkungan – Konsentrasi Air limbah


Departemen Pekerjaan Umum RI (BOD)

(Komposisi Air Buangan Indonesia)

Kuat 400 ppm

Medium 220 ppm

LAPORAN AKHIR 2- 3
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

Lemah 110 ppm

Metcalf, 1991 ( USA ) TSS 60–115 gr/org/hari

WPCF,1959 ( USA ) TSS 90 gr/org/hari

Randal, 1980 TSS 36 gr/org/hari

Data mengenai sumber air limbah dapat dipergunakan untuk memperkirakan jumlah rata-
rata aliran air limbah dari berbagai jenis perumahan, industri dan aliran air tanah yang ada
di sekitarnya. Seluruh data ini harus dihitung perkembangannya atau pertumbuhannya
sebelum membuat suatu bangunan pengolah air limbah serta merencanakan pemasangan
saluran pembawanya. Sumber utama air limbah rumah tangga dari masyarakat adalah air
yang berasal dari perumahan dan daerah perdagangan. Untuk daerah perumahan yang kecil
aliran air limbah biasanya diperhitungkan melalui kepadatan penduduk dan rata-rata
perorang dalam membuang air limbah. Adapun besarnya rata-rata air limbah yang berasal
dari daerah hunian dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2
Rata-rata Aliran Air Limbah dari Daerah Pemukiman
Jumlah Aliran
Sumber Unit (L/Unit/Hari)
Kisaran Rata-rata

1 Apartemen Orang 200-300 260

2 Hotel, penghuni tetap Orang 150-220 190

3 Tempat tinggal keluarga :

Rumah tangga pada umumnya Orang 190-350 280

Rumah yang lebih baik Orang 250-400 310

LAPORAN AKHIR 2- 4
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

Jumlah Aliran
Sumber Unit (L/Unit/Hari)
Kisaran Rata-rata

Rumah mewah Orang 300-550 380

Rumah agak modern Orang 100-250 200

Rumah pondok Orang 100-240 190

4 Rumah gandengan Orang 120-200 150

Sumber: Metcalf dan Eddy, 1979

Dalam pengolahan air limbah, terdapat beberapa parameter kualitas yang digunakan.
Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu parameter organik,
karakteristik fisik, dan kontaminan spesifik. Parameter organik merupakan ukuran jumlah
zat organik yang terdapat dalam limbah. Parameter ini terdiri dari total organic carbon
(TOC), chemical oxygen demand (COD), biochemical oxygen demand (BOD), minyak
dan lemak (O&G), dan total petrolum hydrocarbons (TPH). Karakteristik fisik dalam air
limbah dapat dilihat dari parameter total suspended solids (TSS), pH, temperatur, warna,
bau, dan potensial reduksi. Sedangkan kontaminan spesifik dalam air limbah dapat berupa
senyawa organik atau inorganik.

Untuk mengetahui batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang
boleh ditenggang keberadaannya dalam air limbah domestik yang akan dibuang atau
dilepas ke air permukaan, Pemerintah menetapkan Baku Mutu Air limbah Domestik
melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.112 tahun 2003 tentang seperti tertulis
di Tabel 2.3.

LAPORAN AKHIR 2- 5
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

Tabel 2.3
Baku Mutu Effluen Air Limbah Domestik
Parameter Satuan Kadar Maksimum

pH - 6-9

BOD mg/l 100

TSS mg/l 100

Minyak dan lemak mg/l 10

Sumber : KepMeN LH No 112 Tahun 2003

2.1.3 Pengelolaan Air Limbah

Permasalahan dan kondisi yang berkembang dalam pengelolaan air limbah


di Indonesia, memerlukan suatu kebijakan dan strategi yang spesifik untuk dapat memelihara,
mengembangkan dan meningkatkan pengelolaan air limbah. Kantor Menteri Negara
Pekerjaan Umum dalam rangka pengelolaan air limbah 2001/2005 menetapkan suatu
kebijakan dalam pengelolaan air limbah di wilayah perkotaan dan perdesaan, yang
memerlukan keterlibatan semua stakeholder. Kebijaksanaan air limbah di perdesaan adalah :

1. Bantuan pemerintah untuk pengelolaan air limbah perdesaan dilaksanakan melalui Inpres
(saat ini DAU) dan program sektoral.
2. Pengelolaan air limbah perdesaan melalui program sektoral terutama diprioritaskan untuk
penyediaan sarana pembuangan air limbah setempat, di desa permukiman transmigrasi,
permukiman nelayan, desa-desa pusat pertumbuhan, desa rawan penyakit dan rawan
bencana atau desa kritis lainnya, baik secara individual maupun komunal.

Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman
membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu
diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi
yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah,
seperti jamban misalnya.

LAPORAN AKHIR 2- 6
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

Penyelenggaraan prasarana air limbah domestik dipengaruhi oleh kemauan, kesiapan serta
kemampuan masyarakat. Oleh karenanya aspek ini memainkan peranan yang sangat
menentukan dalam keberhasilan penyelenggaraan prasarana air limbah domestik. Agar
sistem instalasi pengolahan air limbah dapat berfungsi dengan baik maka dibutuhkan sistem
pengelolaan yang baik pula. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang dapat mengelola
sarana dan prasarana serta dukungan finansial untuk melaksanakannya. Terdapat beberapa
aspek yang mempengaruhi kondisi pengelolaan air limbah antara lain :

A. Aspek Teknis

Kelayakan aspek teknis bertujuan untuk mendeskripsikan, menghitung dan


menentukan keseluruhan kebutuhan teknis dari tahap perencanaan, pembangunan, dan
pengelolaan investasi kawasan.
Dalam perencanaan sistem pengolahan air limbah dikenal dengan dua sistem
pembuangan yaitu sistem pembuangan terpusat (off site) dan sistem pembuangan
setempat (on site). Dari segi aspek teknis dibutuhkan data kondisi eksisting
pengelolaan drainase, persampahan dan air limbah di kota atau di desa tersebut untuk
dapat merencanakan sistem pembuangan air limbah yang tepat.

Penanganan dengan menggunakan sistem on site dengan metoda tangki septik atau
cubluk (tunggal atau kembar) memerlukan alat transportasi untuk mengosongkan
tangki lumpur tinja. Umumnya untuk penyedotan tinja menggunakan truck dengan
kapasitas 2-4 m2 atau 6 m2, serta juga dapat menggunakan trailer untuk melayani
penyedotan di daerah yang padat yang hanya ada akses gang atau jalan kecil. Septic
tank dapat direncanakan penggunaanya secara individual dari rumah tangga dan
kolektif dari komunitas yang dikenal dengan sistem septik tank komunal.

Perencanaan untuk sistem terpusat dibutuhkan lokasi atau ketersediaan lahan dan
bidang resapan yang direncanakan mempunyai jarak minimum terhadap rumah
terdekat, jalan umum dan sumber air, kedalaman muka air tanah untuk antipasti
terkontaminasi sumber air. Jarak minimum diperkirakan 15 meter.

LAPORAN AKHIR 2- 7
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

Faktor lain yang juga menentukan IPAL adalah tingkat kepadatan sebuah daerah yaitu
trategi teknis terdiri dari :

1. Daerah dengan kapadatan tinggi (> 300 orang / ha) dan daerah pengembangan
baru harus dilayani dengan system terpusat, yang dibiayai developer dengan
pengembalian oleh pengguna.
2. Daerah kepadatan sedang (>100 – 300 /ha) harus dilayani dengan interceptor
dan fasilitas pengolahan air limbah ukuran kecil atau komunal.
3. Daerah kepadatan rendah ( 50 - 100 orang /ha) dengan lingkungan berkualitas
tinggi harus dilayani dengan interceptor berkaitan dengan program Prokasih
(Program Kali Bersih).
4. Daerah kepadatan sedang dengan kecepatan perkolasi tinggi (>3 cm / menit)
atau muka air tanah tiggi (<1,5 m) harus dilayani dengan shallow sewer dan
tangki septic komunal.
5. Daerah kepadatan rendah dengan kecepatan perkolasi rendah (<3 cm /menit)
dan muka air tanah rendah (>1,5 m) harus menggunakan tangki septic dengan
desain khusus.

Berdasarkan faktor – faktor tersebut kemudian dilakukan pemilihan sistem


pengolahan air limbah dengan mempertimbangkan kondisi tersebut terhadap
kemungkinan penerapan sistem pengolahan terpusat (Off Site System) ataupun sistem
pengolahan setempat (On Site System) dengan membandingkan keuntungan dan
kerugiannya seperti pada Tabel 2.4 berikut ini.

LAPORAN AKHIR 2- 8
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

Tabel. 2.4
Perbandingan Off Site System dan On Site System Menurut Pedoman Pengelolaan Air
Limbah Perkotaan

Off Site System On Site System

Keuntungan : Keuntungan :

- Menyediakan pelayanan yang - Menggunakan teknologi


terbaik. sederhana.
- Sesuai untuk daerah dengan - Memerlukan biaya yang rendah.
kepadatan tinggi. - Masyarakat dan tiap-tiap keluarga
- Pencemaran terhadap air tanah dan dapat menyediakan sendiri.
badan air dapat dihindari. - Pengoperasian dan pemeliharaan
- Memiliki masa guna lebih lama. oleh masyarakat.
- Dapat menampung semua Limbah. - Manfaat dapat dirasakan secara
langsung.

Kerugian : Kerugian :

- Memerlukan biaya investasi, operasi, - Tidak dapat diterapkan pada setiap


dan pemeliharaan yang tinggi. daerah, misalkan sifat
- Menggunakan teknologi tinggi. permeabilitas tanah, tingkat
- Tidak dapat dilakukan oleh kepadatan, dan lain-lain.
perseorangan. - Fungsi terbatas hanya dari
- Manfaat secara penuh diperoleh buangan kotoran manusia, tidak
setelah selesai jangka panjang. melayani air limbah kamar mandi
- Waktu yang lama dalam perencanaan dan air bekas cucian.
dan pelaksanaan. - Operasi dan pemeliharaan sulit
- Perlu pengelolaan, operasional, dan dilaksanakan.
pemeliharaan yang baik.

LAPORAN AKHIR 2- 9
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

B. Aspek Ekonomi

Kelayakan aspek ekonomi bertujuan untuk menilai kelayakan ekonomi perencanaan


investasi kawasan menggunakan instrumen-instrumen kelayakan investasi, dengan
menggunakan penetapan-penetapan harga nilai ekonomis. Kajian ini setidaknya
mampu menjelaskan dan menghitung faktor-faktor berikut :

1. Kontribusi dari dampak pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas terhadap


pemasukan daerah;
2. Menganalisa manfaat pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas yang akan
diterima oleh masyarakat sekitar;
3. Menganalisa daya serap pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas terhadap
pemanfaatan bahan baku lokal;
4. Kontribusi dampak pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas terhadap perluasan
kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi lokal.

Maka perlu dilakukannya analisa terhadap aspek ekonomi pada sistem penanganan air
limbah domestik melalui jaringan pengumpul yang diteruskan ke Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL). Dengan bantuan teknis dan bantuan keuangan bagi fasilitas
individual atau komunal seperti retribusi air limbah sistem komunal dan tempat- tempat
umum.

C. Aspek Lingkungan

Perlu dilakukannya studi kelayakan lingkungan sesuai dengan aturan yang diterapkan
oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup untuk melakukan studi amdal. Apakah
kawasan itu perlu di lakukan analisa lingkungan, atau cukup dilakukan upaya
perbaikan lingkungan untuk menghadapi dampak yang terjadi, berdasarkan laporan
monitoring kajian lingkungan. Lingkungan yang baru harus lebih baik lingkungannya
dari sebelumnya, tanpa merusak rona lingkungan awal.

LAPORAN AKHIR 2- 10
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

D. Aspek Sosial

Informasi merupakan hal yang penting dalam meningkatkan peran serta masyarakat.
Banyak ditemui pelanggan yang tidak mengerti harus memberi tahu pihak mana bila
terjadi penyumbatan saluran. Di beberapa kota lain banyak pelanggan yang
memutuskan sambungan karena pipa yang tersumbat dan mengalirkan air limbahnya
ke tempat lain. Namun demikian ada beberapa pelanggan di kota-kota besar sangat
mendukung system ini dan mengungkapkan bahwa pemeliharaan yang dilakukan
selama ini dirasa cukup baik. Dengan demikian, para pemakai pengolahan
air limbah komunal diharapkan ikut serta dalam perencanaan system pengolahan air
limbah domestik komunal ini.

2.2 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar
di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan
senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam.
Proses pemilihan teknologi yang tepat didahului dengan mengelompokkan karakteristik
kontaminan dalam air limbah dengan menggunakan indikator parameter. Setelah
kontaminan dikarakterisasikan, diadakan pertimbangan secara detail mengenai aspek
ekonomi, aspek teknis, keamanan, kehandalan, dan kemudahan pengoperasian.
Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahapan:
1. Pengolahan Awal (Pretreatment), tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik
yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran
air limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini
ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment), Pada dasarnya, pengolahan tahap
pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak
perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada
pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical addition,
coagulation, flotation, sedimentation, dan filtration.
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment),

LAPORAN AKHIR 2- 11
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air
limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan
pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated
sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization
basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga
ialah coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion
exchange, membrane separation, serta thickening gravity or flotation.
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya
kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure
filtration, vacuum filtration,centrifugation, lagooning or drying bed, incineration,
atau landfill.

2.2.1 Instalasi Pengolahan Air Limbah

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Water Treatment Plant (WWTP) adalah
sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air
sehingga memungkinkan air tersebut untuk dapat digunakan kembali pada aktifitas yang
lain. Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan
pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikorba pathogen,
dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan olehh mikroorganisme yang terdapat di
alam.

Untuk mengolah air yang mengandung senyawa organik, umumnya menggunakan


teknologi pengolahan air limbah secara biologis atau gabungan antara proses kimia-fisika.
Proses secara biologis tersebut dapat dilakukan pada kondisi aerobic (dengan udara),
kondisi anaerobic (tanpa udara) atau dengan kombinasi keduanya.

LAPORAN AKHIR 2- 12
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

Proses aerobic biasanya digunakan untuk pengolahan limbah dengan beban BOD tidak
terlalu besar, sedangkan proses anaerobic digunakan untuk pengolahan air limbah dengan
beban BOD yang sangat tinggi.

Menurut Wahyu Hidayat dan Nusa Idaman Said dalam Jurnal Rancang Bangun IPAL,
pengolahan air limbah secara aerobic secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga, yakni :
1. Proses biologis dengan biakan tersuspensi adalah system pengolahan dengan
menggunakan aktifitas mikroorganisme untuk menguraikan senyawa polutan yang ada
didalam air. Contoh proses ini antara lain proses lumpur aktif standar/konvensional,
step aeration, contact stabilization, dann lainnya.
2. Proses biologis dengan biakan melekat yanki prose pengolahan air limbah dimana
mikroorganisme yang digunakan dibiakkan pada suatu media sehingga
mikroorganisme tersebut melekat pada permukaan media. Beberapa contoh lain
trickling filter atau biofilter, rotating biological contractor (RBC), dan lain-lain.
3. Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan lagoon atau kolam adalah dengan
menampung air limbah pada suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal yang cukup
lama, sehingga aktifitas mikroorganisme yang tumbuh secara alami dan senyawa
polutan yang ada didalam air limbah akan terurai.

2.2.2 Prinsip Kerja Instalasi Pengolahan Air Limbah Aerob–Anaerob

Prinsip kerja dari Instalasi Pengolahan Air Limbah Biofilter Aerob–Anaerob adalah
sebagai berikut :
1. Seluruh air limbah yang dihasilkan dari kegiatan domestic, seluruhnya dialirkan ke bak
pemisah lemak atau minyak. Bak pemisah lemak tersebut berfungsi untuk memisahkan
lemak atau minyak yang berasal dari kegiatan dapur, serta untuk mendapatkan kotoran
pasir, tanah atau senyawa padatan yang dapat terurai secara biologis.
2. Selanjutnya limpasan dari bak pemisah lemak dialirkan masuk ke bak pengendap awal
untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspensi. Selain
sebagai bak pengendapan, bak ini juga berfungsi sebagai bak sludge digestion
(pengurai lumpur) dan penampung lumpur.

LAPORAN AKHIR 2- 13
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

3. Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob
(biofilter anaerob) dengan arah aliran dari atas ke bawah. Jumlah bak kontrole anaerob
terdiri dari dua buah ruangan. Penguraian zat-zat organik yang ada dalamm air limbah
dilakukan oleh bakteri anaerob atau fakultatif aerob. Setelah beberapa hari operasi,
pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme.
Mikroorganisme ini yang akan menguraikan zat organik yang belum terurai pada bak
pengendap.
4. Air limbah dari bak kontaktor (biofilter) anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob yang
berfungsi menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah. Dari bak aerasi, air
dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung
mikroorganisme diendapkan dan sebagian air dipompa kembali ke bagian bak
pengendap awal dengan pompa sirkulasi lumpur.
5. Sedangkan air limpasan (outlet/over flow) sebagian dialirkan ke bak yang diisi ikan
dan sebagian lagi dialirkan ke bak kholirinasi/kontaktor khlor. Di dalam bak kontaktor
khlor ini, air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh
mikroorganisme pathogen. Penambahan khlor bias dilakukan dengan menggunakan
khlor tablet atau dengan larutan kaporit yang disuplai melalui pompa. Air olaha, yakni
air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran
umum.

Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik
(BOD, COD), ammonia, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya dapat juga turun
secara signifikan. Untuk diagram proses pengolahan air limbah domestic dengan proses
biofilter aerob-anaerob, dapat dilihat pada gambar 2.1.

Secara garis besar, kriteria perencanaan IPAL biofilter anaerob-aerob menurut buku
Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob
pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI halaman 40, dapat dilihat
pada Tabel 2.5.

LAPORAN AKHIR 2- 14
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

Tabel 2.5
Kriteria Perencanaan IPAL Domestik Biofilter Aerob-Anaerob

Parameter Perencanaan :
1. Bak Pengendapan Awal - Waktu Tinggal (Retention Time) rata-rata = 3 - 5
jam
- Beban Permukaan = 20 – 50 m³/m².hari (JWWA)
- Efisiensi Pengolahan (Limbah Domestik) = 25%
2. Biofilter Anaerob - Beban BOD per satuan permukaan media (LA) =
5 – 30 g BOD/m².hari (EBIE Kunio., “Eisei
Kougaku Enshu”, Morikita Shuppan Kabushiki
Kaisha, 1992)
- Beban BOD 0,5 – 4 kg BOD per m³ media
(menurut Nusa Idaman Said, BPPT, 2002)
- Efisiensi Pengolahan (Limbah Domestik) = 80%
- Waktu Tinggal Total Rata-rata = 6 – 8 jam
- Tinggi Ruang Lumpur = 0,5 m
- Tinggi Bed Media Pembiakan Mikroba = 0,9 –
1,5 m
- Tinggi Air diatas Bed Media = 20 cm
3. Biofilter Aerob - Beban BOD per Satuan Permukaan Media (LA) =
5 – 30 g BOD/m².hari
- Beban BOD 0,5 – 4 kg BOD per m³ media
(menurut Nusa Idaman Said, BPPT, 2002)
- Efisiensi Pengolahan (Limbah Domestik) = 60%
- Waktu Tinggal Total Rata-rata = 6 – 8 jam
4. Bak Pengendapan - Tinggi Ruang Lumpur = 0,5 m
Akhir
- Tinggi Bed Media Pembiakan Mikroba = 1,2 m

LAPORAN AKHIR 2- 15
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

- Tinggi Air diatas Bed Media = 20 cm


- Waktu Tinggal (Retention Time) Rata-rata = 2 –
5 jam
- Beban Permukaan (Surface Loading) Rata-rata =
10 m³/m².hari
Beban Permukaan = 20 – 50 m³/m².hari (JWWA)

Menurut Said (2006), beberapa keunggulan melalui proses pengolahan air limbah dengan
biofilter anaerob-aerob antara lain yakni:
1. Pengelolaannya sangat mudah.
2. Biaya operasinya rendah.
3. Lumpur yang dihasilkan relatif sedikit
4. Dapat menurunkan konsentrasi senyawa nitrogen atau phospor yang dapat
menyebabkan euthropikasi.
5. Suplai udara untuk aerasi relatif kecil.
6. Mampu untuk menurunkan BOD air yang cukup besar.
7. Dapat mereduksi padatan tersuspensi (SS) dengan baik.
8. Tahan terhadap perubahan beban pengolahan atau beban hidrolik secara mendadak.
Didalam proses pengolahan air limbah dengan proses biakan melekat, prinsip dasaranya
adalah mengalirkan air limbah ke dalam suatu biakan mikroorganisme yang melekat di
permukaan media. Polutan yang ada didalam air limbah akan diuraikan oleh
mikroorganisme tersebut menjadi senyawa yang tidak mencemari lingkungan. Proses
penguraiannya dapat berlangsung secara aerob dan anaerob, atau kombinasi aerob dan
anaerob.
Media biofilter yang digunakan secara umum dapat berupa material organic atau bahan
material anorganik.
Media biofilter dari bahan organik misalnya plastic dalam bentuk tali, bentuk jarring,
bentuk butiran tak teratur (random packing), bentuk papan (plate), bentuk sarang tawon

LAPORAN AKHIR 2- 16
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

dan lain-lain. Media dari bahan anorganik misalnya batu pecah (split) kerikil, batu kali,
batu marmer, batu tembikar, dan lain-lain.
Media biofilter yang digunakan adlaah media dari bahan plastic yang ringan, tahan lama,
mempunyai luas spesifik yang besar, serta mempunyai volume rongga yang besar
sehingga resiko kebuntuan media sangat kecil. Berdasarkan kriteria tersebut, dipilihlah
media dengan tipe sarang tawon (cross flow).

2.3 KRITERIA PENENTUAN KAPASITAS IPAL DOMESTIK INDIVIDUAL

Untuk menentukan kapasitas IPAL Individual yang harus dipasang dilakukan dengan
mengacu pada besaran People Equivalent (PE) yaitu untuk rumah biasa perkiraan jumlah
air limbah adalah 120 liter/orang.hari.
Untuk menghitung besaran kapasitas IPAL dapat dilakukan berdasarkan besarnya
koefisien luas bangunan atau berdasarkan jumlah penghuni bangunan. Untuk bangunan
yang baru, perkiraan jumlah air limbah umumnya dilakukan berdasarkan PE untuk tiap-
tiap peruntukan dikalikan dengan satuan kapasitas (jumlah orang atau luas lantai atau
lainnya).

2.3.1 Kriteria Perencanaan IPAL Domestik Individual


Didalam merancang IPAL Domestik Individual yang paling penting adalah menentukan
jumlah air yang akan diolah. Cara yang paling akurat adalah menghitung jumlah rata-rata
air bersih sebenarnya yang digunakan per hari. Atau dapat dilakukan dengan menentukan
debit air limbah perkapita. Selanjutnya menentukan besarnya polutan organik (BOD) inlet,
BOD air olahan yang diharapkan, efisiensi pengolahan serta beban pengolahan atau waktu
tinggal di dalam reactor IPAL serta jenis proses yang digunakan. Salah satu contoh dapat
dilihat seperti pada Tabel 2.3. Besarnya parameter yang ditetapkan akan menentukan
besarnya IPAL yang akan digunakan.

2.3.2 Cara Pemasangan IPAL Individual


A. Untuk IPAL Skala Rumah Tangga
• Air limbah toilet dialirkan langsung ke IPAL.
LAPORAN AKHIR 2- 17
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

• Air limbah non toilet dialirkan ke bak control, selanjutnya dialirkan ke IPAL.
• Lubang outlet IPAL harus berada diatas saluran penerima.
B. Untuk IPAL Skala Kecil atau Unit Usaha yang Banyak Mengeluarkan Lemak
• Air limbah toilet dialirkan langsung ke IPAL.
• Air limbah non toilet dialirkan ke bak pemisah lemak, selanjutnya dialirkan ke
IPAL.
• Lubang outlet IPAL harus berada diatas saluran penerima.
C. Untuk IPAL Domestik Kapasitas 40 Orang Lebih, Restoran Besar, atau Unit
Usaha yang Banyak Mengeluarkan Lemak
• Air limbah toilet dialirkan ke tangki septik dan selanjutnya air limpasan dialirkan
ke IPAL.
• Air limbah non toilet dialirkan ke bak pemisah lemak, selanjutnya dialirkan ke
IPAL.
• Lubang outlet IPAL harus berada diatas saluran penerima.
D. Bak Pemisah Lemak Sederhana (Spesifikasi Alat : Waktu Tinggal = 30 – 60 menit)
• Untuk IPAL kapasitas 6 m³ atau setara 25 orang atau lebih harus dilengkapi dengan
bak pemisah lemak.
• Minimal terdiri dari dua ruang.
• Dipasang pada air limbah non toilet yang banyak mengandung lemak.
• Untuk air limbah restoran wajib dilengkapi dengan bak pemisah lemak.
• Dipasang sebelum IPAL.

2.4 KRITERIA PENENTUAN KAPASITAS IPAL DOMESTIK INDIVIDUAL

Perencanaan IPAL Komunal merupakan rencana dalam mengelola limbah secara bersama
(komunal) berdasarkan acuan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16 Tahun
2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air
Limbah. Perencanaan meliputi perhitungan debit air limbah, perhitungan elevasi jalan, dan
pengukuran lahan.

LAPORAN AKHIR 2- 18
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 2 KAJIAN LITERATUR

2.4.1 Debit Air Limbah


Perhitungan debit air limbah dihitung berdasarkan jumlah KK, persentase layanan dan
kebutuhan air bersih. Jumlah penduduk diperoleh dari pendataan penduduk oleh Kepala
RT, persentase pelayanan merupakan asumsi berdasarkan daerah yang diindikasikan
tercemar oleh air limbah, kebutuhan air bersih didapatkan berdasarkan Tabel 2..
Perhitungan debit berdasarkan jumlah penduduk inilah yang digunakan nantinya dalam
perhitungan unit pengolahan air limbah.

2.4.2 Jaringan Perpiaan Air Limbah


Sistem jaringan perpipaan terdiri dari unit sambungan rumah (SR) dan unit jaringan air
limbah. Pemeliharaan dan perawatan unit jaringan sambungan rumah merupakan tanggung
jawab pemilik rumah, sedangkan unit jaringan air limbah merupakan tanggung jawab
pengembang atau pengelola IPAL. Dalam menentukan jaringan perpipaan yang
direncanakan, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. Menentukan jalur pipa
2. Menentukan debit puncak dari jalur pipa air buangan dihitung berdasarkan debit yang
melalui pipa sebelumnya.
3. Menentukan nilai slope yang telah dihitung pada masing-masing saluran.
4. Tentukan d/D (perbedaan tinggi renang dengan diameter pipa). Penentuan d/D
berdasarkan asumsi perpipaan yang diinginkan, nilai yang digunakan adalah 0,7.
5. Menentukan nilai Qp/Qfull berdasarkan grafik, nilai Qp/Qfull yang diperoleh pada d/D
0,7 adalah 0,82. Lihat Gambar 2. Grafik Saluran Berbentuk Lingkaran.

LAPORAN AKHIR 2- 19
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 3 TIPOLOGI LOKASI PERENCANAAN

TIPOLOGI LOKASI PERENCANAAN

3.1. LOKASI PEKERJAAN


3.1.1 Letak Geografis dan Administratif Wilayah Kabupaten Sigi
Kabupaten Sigi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah. Beribukota
di Bora yang berada di Kecamatan Sigi Biromaru. Kabupaten Sigi dibentuk
berdasarkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran
dari Kabupaten Donggala. Kabupaten Sigi sekarang terdiri dari 15 (lima belas)
kecamatan dengan batas wilayah ;

Sebelah Utara berbatasan dengan : Kabupaten Donggala dan Kota Palu

Sebelah Selatan berbatasan : Provinsi Sulawesi Selatan


dengan

Sebelah Barat berbatasan dengan : Kabupaten Donggala dan Provinsi


Sulawesi Barat

Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten


Poso

Secara geografis wilayah Kabupaten Sigi terletak pada koordinat 0º 52’ 16” Lintang
Selatan (LS) hingga 2º 03’ 21” LS dan 119º 38’ 45” Bujur Timur (BT) 120º 21’
24” BT

Kabupaten Sigi meliputi areal seluas 5.196,02 Km² atau sekitar 7,64 % dari total
luas daratan Sulawesi Tengah. Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Sigi
menjadi satu-satunya kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah yang tidak memiliki
garis pantai.

LAPORAN AKHIR 3- 1
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 3 TIPOLOGI LOKASI PERENCANAAN

Secara administratif, Kabupaten Sigi terbagi menjadi 15 Kecamatan, 156 Desa dan
1 Unit Permukiman Transmigrasi (UPT). Secara umum Kabupaten Sigi dapat
ditempuh melalui jalur darat dengan jarak antar ibukota kecamatan dangan ibukota
kabupaten beragam. Ketinggian wilayah Kabupaten Sigi berkisar 32 – 1.350 M,
dimana titik terendah berada di Kantor Camat Dolo (Kota Pulu) dan tertinggi di
Kantor Camat Marawola Barat (Dombu).

Peta Administrasi Kabupaten Sigi

LAPORAN AKHIR 3- 2
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 3 TIPOLOGI LOKASI PERENCANAAN

Luas Kabupaten Sigi menurut kecamatan tahun 2021 dapat dilihat pada table
berikut :

No KECAMATAN LUAS (KM) PERSENTASE (%)


1 Pipikoro 956,13 18,40
2 Kulawi Selatan 418,12 8,05
3 Kulawi 1.053,56 20,28
4 Lindu 552,03 10,62
5 Nokilalaki 75,19 1,45
6 Palolo 626,09 12,05
7 Gumbasa 176,49 3,40
8 Dolo Selatan 584,71 11,25
9 Dolo Barat 112,18 2,16
10 Tanambulava 56,33 1,08
11 Dolo 36,05 0,69
12 Sigi Biromaru 289,60 5,57
13 Marawola 38,65 0,74
14 Marawola Barat 150,51 2,90
15 Kinovaro 70,38 1,35
TOTAL 5.196,02 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kebupaten Sigi

3.1.2 Klimatologi
Suhu udara di suatu wilayah anatar lain ditentukan oleh tinggi rendahnya wilayah
tersebut dari permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Dengan kondisi wilayah
yang berada tepat di garis khatulistiwa menjadikan wilayah Kabupaten Sigi
memiliki suhu udara yang cukup panas.

3.1.3 Geologi
Secara geografis dan proses geologi daratan di Provinsi Sulawesi Tengah
khususnya di Kabupaten Sigi terbentuk karena adanya kegiatan tektonik sehingga

LAPORAN AKHIR 3- 3
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 3 TIPOLOGI LOKASI PERENCANAAN

terjadi proses pengangkatan dan penurunan. Adanya pengangkatan dan penurunan


menyebabkan adanya beberapa permukaan tanah terangkat cukup tinggi. Secara
fisiografis, daerah ini dibangun oleh rangkaian pegunungan dengan celah yang
sempit dan dalam. Di bagian barat terdapat pelurusan lembah yang mempunyai arah
barat laut-selatan selatan tenggara (Lembah Palu, Lembah Mui, Lembah Halua,
Lembah Koro, Lembah Leboni terus masuk ke Teluk Bone) dan merupakan
ekspresi morfologi dari adanyan patahan transcurrent besar yang dinamai fossa
sarasina (Sarasin, 1901 dalam Katili, 1980 dalam Studi Pola Pengelolaan SDA WS
Palu Lariang, 2006).

Morfologi dataran umumnya menempati daerah cekungan antar pegunungan yang


bersambung dengan dataran pantai. Cerminan morfologi ini bervariasi mulai dari
dataran bergelombang, miring dan rata. Fisiografis dataran Palu dan Sigi menurut
Van Bemmelen (Van Bemmelen, 1989 dalam Studi Pola Pengelolaan SDA Palu
Lariang, 2006) terbagi dalam 5 formasi dasar yaitu sebagi berikut :

▪ Alluvium dan Endapan Pasir, memanjang di sepanjang pantai.


▪ Molasa Celebes dan Sarasin terdiri atas konglomerat, batu pasir, batu lumpur,
batu gamping, koral dan napal tersebar memanjang dari utara ke selatan.
▪ Tinombo ahlburg, berupa batuan vulkanik hasil gunung api terdiri dari batu
pasir, konglomerat, batu gamping termasuk fisit dan kwarsit.
▪ Kompleks terdiri dari skismika skismibibolit, genes dan pualam
▪ Granit dan Granidiorit

Secara fisiografi daerah Palu terdiri dari pematang timur dan pematang barat,
kedua-duanya berarah utara-selatan dan terpisahkan oleh Lembah Palu. Pematang
barat di dekat Palu hingga 2000 mdpl tingginya, tetapi di Kabupaten Sigi menurun
hingga mendekati elevasi muka laut. Secara umum morfologi di daerah Kabupaten
Sigi dapat dibagi menjadi tiga satuan yaitu : dataran rendah, perbukitan dan
pegunungan. Di bagian dataran rendah menempati wilayah yang sempit di Lembah
Palu. Wilayah perbukitan tersebar di bagian tengah memanjang dengan arah utara-

LAPORAN AKHIR 3- 4
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 3 TIPOLOGI LOKASI PERENCANAAN

selatan dan umumnya berlereng landau hingga curam. Ketinggian berkisar dari 50
mdpl sampai 500 mdpl.

Daerah sekitar Lembah Palu, pada dataran perbukitan ini menempati daerah sempit
antara dataran rendah dan pegunungan, diantaranya di sekitar Bora dan Kulawi.
Wilayah pegunungan menempati sebagian besar Kabupaten Sigi terutama di bagian
selatan. Satuan morfologi daerah ini umumnya berlereng terjal, mempunyai
ketinggian di atas 500 mdpl. Puncak-puncaknya berketinggian antara 1.500 mdpl -
2.250 mdpl. Pola aliran sungai umumnya meranting, setempat menyiku dan sejajar.
Di bagian hulu dan tengah aliran sungai, erosi vertical lebi intensif sehingga
lembahnya berbentuk V sedang di bagian hilir, sungainya berpola meandering
membentuk gosong-gosong pasir pada lembahnya yang berberntuk huruf U. ini
menunjukkan bahwa Kabupaten Sigi mempunyai daur geologi muda.

3.1.4 Demografi
Berdasarkan data dari BPS tahun 2021 jumlah penduduk Kabupaten Sigi tahun
2020 yaitu sebanyak 257.585 jiwa, yang terbagi atas 132.317 laki-laki dan 125.268
perempuan.

Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Sigi Biromaru sebanyak 58.070


jiwa dan jumlah penduduk paling sedikit terdapat pada Kecamatan Lindu sebanyak
5.440 jiwa.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat kepadatan penduduk


juga mengalami peningkatan. Hingga akhir tahun 2020 kepadatan penduduk
tercatat sebanyak 50 jiwa/km², dengan luas wilayah Kabupaten Sigi 5.196,02 Km.
Bila dilihat penyebaran penduduk pada tingkat kecamatan, Kecamatan Marawola
merupakan wilayah dengan kepadatan tertinggi yaitu 729 jiwa/km², sedangkan
Kecamatan Pipikoro merupakan wilayah yang terjarang penduduknya yaitu hanya
9 jiwa/km².

LAPORAN AKHIR 3- 5
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 3 TIPOLOGI LOKASI PERENCANAAN

Data Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Tahun 2020, dapat dilihat pada table
berikut:

KEPADATAN PENDUDUK
NO KECAMATAN (JIWA/KM)
2010 2020
1. Pipikoro 8 9
2. Kulawi Selatan 20 23
3. Kulawi 13 15
4. Lindu 8 10
5. Nokilalaki 75 77
6. Palolo 44 48
7. Gumbasa 66 76
8. Dolo Selatan 25 29
9. Dolo Barat 112 132
10. Tanambulava 140 170
11. Dolo 571 688
12. Sigi Biromaru 148 201
13. Marawola 543 729
14. Marawola Barat 42 39
15. Kinovaro 135 151
Rata-rata 41 50
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sigi

3.2. KONDISI SANITASI


Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Sigi Tahun 2014 kepemilikan sanitasi dasar
untuk keluarga di Kabupaten Sigi :
1. Jamban Komunal
Terdapat 175 unit jamban komunal dengan jumlah penduduk pengguna sebanyak 4.132
jiwa dengan diantaranya sebanyak 37 unit jamban komunal tidak memenuhi syarat
kesehatan.

LAPORAN AKHIR 3- 6
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 3 TIPOLOGI LOKASI PERENCANAAN

2. Jamban Leher Angsa


Terdapat 24.270 unit jamban leher angsa dengan jumlah penduduk pengguna sebanyak
86.481 jiwa dengan diantaranya sebanyak 2.930 unit jamban leher angsa tidak
memenuhi syarat kesehatan.
3. Jamban Plengsengan
Terdapat 390 unit jamban plengsengan dengan jumlah penduduk pengguna sebanyak
470 jiwa dengan diantaranya sebanyak 20 unit jamban plengsengan tidak memenuhi
syarat kesehatan.
4. Jamban Cemplung
Terdapat 1.892 unit jamban cemplung dengan jumlah penduduk pengguna sebanyak
6.773 jiwa dengan diantaranya sebanyak 1.111 unit jamban cemplung tidak memenuhi
syarat kesehatan.

LAPORAN AKHIR 3- 7
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN

KRITERIA PERENCANAAN

4.1. KRITERIA DASAR PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN

4.1.1 Kriteria Dasar Kebijaksanaan


Kriteria dasar perencanaan digunakan sebagai perencanaan pengelolaan air limbah
di wilayah perencanaan agar dapat menjadi pedoman dalam menentukan parameter
untuk merencanakan sistem sanitasi yang ekonomis, layak teknis, dan sesuai
kemampuan daerah.
Kabupaten Sigi yang merupakan lokasi perencanaan pengolahan air limbah, perlu
ditentukan kriteria yang bersifat kebijaksanaan dan disesuaikan dengan tujuan dan
target pelayanan yang ingin dicapai. Kebijaksanaan Pemerintah Indonesia dalam
sanitasi terangkum dengan:

a. Kebijaksanaan Pembangunan
Kabupaten Sigi merupakan penanggung jawab pembangunan dan pengelolaan
prasarana pengolahan dan pembuangan air limbah.
b. Sasaran yang hendak dicapai
Yaitu tersedianya sarana pembuangan air limbah domestik individual di 20 (dua
puluh) desa yang tersebar di Kabupaten Sigi.

4.1.2 Dasar-Dasar dan Tahapan Perencanaan


Keinginan untuk mengelola lingkungan dengan baik mendasari perencanaan sarana
dan prasarana air limbah. Perencanaan pelayanan air bersih tidak terlepas dari
penanganan air limbah. Dasar perencanaan ini berkaitan dengan situasi dan kondisi
lapangan.
Hal-hal yang menjadi pertimbangan pada perhitungan dan pelaksanaan
pembangunan pengolahan air limbah adalah :

LAPORAN AKHIR 4- 1
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN

• Perkembangan pemakaian air sesuai kegiatan di lokasi pelayanan.


• Mencegah penggantian IPAL dalam rentang periode pembangunan yang singkat.
• Kemudahan dalam pembangunan.
• Faktor ekonomis dalam pembiayaan.

4.1.3 Batas-Batas Daerah Pelayanan


Penentuan batas daerah pelayanan sistem penanganan air limbah berkaitan dengan
pelayanan jaringan pengumpul. Hal ini akan didasari oleh :

a. Kondisi lingkungan
Prioritas perencanaan adalah di daerah yang lingkungannya kurang baik,
misalnya penyaluran air limbah yang masih disatukan air hujan pada saluran
terbuka.

b. Kepadatan sumber limbah


Pelayanan dilakukan menurut jumlah sumber limbah.

c. Keadaan topografi
Salah satu pertimbangan menentukan daerah pelayanan adalah dengan
memanfaatkan perbedaan elevasi di lapangan agar penyaluran air limbah dari
sumber limbah sampai ke lokasi IPAL dapat dilakukan secara gravitasi.

4.2 ANALISA HIDROLIS

Debit air limbah pada dasarnya ditentukan dengan memperhatikan :


• Jenis material saluran dan peralatannya
• Sumber atau asal air limbah
• Besarnya pemakaian air bersih

LAPORAN AKHIR 4- 2
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN

a. Debit Puncak (Qpeak)


Diantara debit harian maksimum air limbah, dalam satu hari akan terdapat nilai
terbesar debit air limbah yang disebut debit puncak. Di dalam sistem air limbah, nilai
debit puncak ini sangat penting dalam menentukan kapasitas pengolahan air limbah
yang pada akhirnya menentukan dimensi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

b. Debit Infiltrasi
Aliran ini terjadi karena infiltrasi tanah, air permukaan maupun air hujan ke dalam
saluran air limbah, walaupun hal itu sebenarnya tidak diperkenankan. Tetapi
kenyataannya sambungan pipa tidak selalu tertutup rapat. Ini dapat dikurangi dengan
menggunakan polyvinyl chloride (PVC), karena penyambungnya mudah dibuat dan
pipanya lebih panjang dari pipa vetrified clay. Jika masuknya air tidak dapat dijaga,
diperkirakan inflow air sebesar 20m3/hari untuk pipa vitrified clay dan 10
m3/hariuntuk pipa PVC.

c. Debit rata-rata (Qr)


Pemakaian air bersih, seperti minum, masak, wudhu, cuci, mandi dan pembersihan,
mengepel lantai, menyiram halaman, cuci kendaraan dan lain sebagainya yang
memakai air bersih menentukan jumlah debit air limbah. Air bersih yang digunakan
tidak semuanya menjadi air limbah.

d. Debit Harian Maksimum (Qmd)


Debit harian air limbah pada saat tertentu akan mencapai suatu nilai maksimum dalam
satu hari sesuai dengan fluktuasi maksimum kebutuhan air bersihnya. Di dalam sistem
penyaluran air limbah konvensional, identifikasi debit harian maksimum ini sangat
menentukan kapasitas jaringan penyalur air limbah.

Infiltrasi ini dapat disebabkan oleh :


• Pekerjaan sambungan pipa yang kurang sempurna.
• Jenis atau bahan saluran yang digunakan.
• Kondisi tanah dan fluktuasi muka air

LAPORAN AKHIR 4- 3
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN

• Adanya celah pada manhole dan bangunan pelengkap lainnya


• Letak saluran dibawah muka air tanah

Dengan koefisien infiltrasi air tanah antara (1-3) l/detik/1000 meter panjang pipa,
resapan air tanah ke dalam sistem perhitungan dengan:

Q inf = q inf.L/1000

Dengan : Q inf = debit infiltrasi (l/det)

q inf = infiltrasi air tanah (l/det)

L = panjang saluran (meter)

e. Debit Perencanaan

Debit puncak yang telah ditambah dengan debit infiltrasi digunakan dalam
perencanaan dimensi saluran dan dijabarkan dengan :

Q desain = Q peak + Q inf

= 1,5 . Qr + q inf.L/1000

❖ Sistem Perpipaan
Pada jaringan pengumpul air limbah umumnya terdapat sistem perpipaan:
▪ Pipa Cabang
Untuk mengalirkan limbah dari pipa bangunan ke pipa utama digunakan
pipa cabang yang biasanya terletak di jalan ataupun di tempat tertentu.

▪ Pipa Bangunan
Untuk menghubungkan sistem plumbing ke pipa cabang digunakan pipa
bangunan.

LAPORAN AKHIR 4- 4
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN

Pipa minimum berdiameter 50-100 mm. Pemilihan Ukuran minimum yang


diijinkan dipilih berdasarkan pertimbangan perawatan dan biaya. Saat ini, untuk
fasilitas pembersihan sewer diameter minimum yang disarankan 75 mm, karena
kelengkapan khusus untuk membersihkan pipa kecil biasanya tidak tersedia.

Selain pertimbangan energi, pemeliharaan, operasi dan kenyamanan harus


dievaluasi. Bahan pipa dengan kekuatan yang cukup untuk menahan timbunan
dan tahan lama harus dipilih. Jenis dan jumlah perlengkapan harus dilengkapi
fasilitas pembersih yang sesuai. Ketidaknyamanan dan keamanan masyarakat
selama konstruksi juga menjadi faktor penting.

❖ Bahan dan Bentuk Saluran


Penentuan bentuk saluran harus memperhatikan:
▪ Pertimbangan lokasi
▪ Pertimbangan ekonomis
▪ Pertimbangan hidrolis
▪ Pertimbangan konstruksi

Sistem perpipaan berbentuk bulat umumnya digunakan untuk saluran air limbah,
karena memiliki debit aliran yang relatif konstan pada saluran tertutup. Saluran
dengan bentuk bulat diusulkan dipilih dalam perencanaan sistem pengumpul air
limbah pada studi ini.

4.3 KARAKTERISTIK AIR LIMBAH

Perencanaan pengolahan air limbah dengan sumber limbah domestik memerlukan


beberapa parameter yaitu:

1.Biological Oxygen Demand (BOD5)


BOD merupakan parameter penting, karena BOD :

LAPORAN AKHIR 4- 5
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN

▪ Merupakan indikator pencemar dalam air, bila BOD membesar, maka oksigen
terlarut dalam air semakin kecil zat organik yang dapat diuraikan dalam proses
biologis.
▪ Besaran oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk menguraikan zat
organik secara biologis dalam air limbah ditunjukkan BOD.

2. Chemical Oxygen Demand (COD)


COD menunjukkan konsentrasi oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi semua
senyawa karbon dalam sampel. Pengukuran COD ini didasarkan pada reaksi panas
sampel senyawa kimiawi selama periode pemanasan 2 jam pada suhu 148 0C.
Perbandingan antara BOD dan COD menunjukkan bahwa jika BOD 5/COD makin
kecil, maka akan semakin kecil zat organik yang dapat diuraikan dalam proses
biologis.

3. Dissolved Oxygen (DO)


Jumlah oksigen terlarut dalam air limbah dan indikator kehidupan biologis alam
badan air ditunjukkan dalam DO. Pengolahan dilakukan untuk meningkatkan kadar
oksigen terlarut dalam air limbah. Mulai terjadinya pencemaran ditunjukkan dengan
menurunnya nilai DO. Jika nilai DO mendekati nol, maka akan terjadi kondisi septic,
dimana tidak ada kehidupan selain bakteri anaerob.

4. Suspended solid (SS)


SS merupakan bahan padat yang terkandung dalam air limbah, dimana pada
konvensional yang tinggi menimbulkan kekeruhan dan solid yang organik (volatile
solid) akan menurunkan kadar oksigen yang terlarut dalam air.

5. Nitrogen
Turunnya oksigen dalam air disebabkan oleh nitrogen, karena proses nitrifikasi dan
denitrifikas oleh bakteri memanfaatkan oksigen, yaitu menguraikan nitrogen yang
biasanya bersenyawa dengan zat organik mernjadi HH3, NO2 dan NO3.

LAPORAN AKHIR 4- 6
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN

6. Coliform Bacteria (bakteri Coli)


Merupakan pencemar kualitas air secara biologis dan menunjukkan akan adanya
bakteri pathogen, bakteri yang menimbulkan penyakit dalam air.

7. Bau
Bau disebabkan oleh adanya dekomposisi zat organik oleh bakteri anaerobik sehingga
menimbulkan gas-gas seperti : H2S, CH4, NH3 dan lain sebagainya.

4.4 BAKU MUTU AIR LIMBAH


Agar pengolahan air limbah dapat menghasilkan effluent yang memenuhi persyaratan yang
diinginkan memerlukan adanya baku mutu air limbah. Standard atau baku yang digunakan
adalah:
1. Effluent Standard
Yaitu standard kualitas air yang harus dipenuhi oleh effluent dari suatu instalasi
pengolahan air.

2. Stream Standard
Yaitu standard kualitas air yang harus dipenuhi oleh badan air penerima sehingga
effluent air limbah yang akan diterima dapat disesuaikan. Di dalam perencanaan ini,
standard baku mutu air limbah yang menjadi rujukan adalah effluent standard yang
ditetapkan oleh Propinsi Sulawesi Tengah atau peraturan yang ada di Kabupaten
Sigi.

LAPORAN AKHIR 4- 7
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 5 ALTERNATIF SISTEM PENGELOLAAN

ALTERNATIF SISTEM PENGELOLAAN

5.1. PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Konsentrasi masing-masing polutan dalam air limbah sehingga aman untuk dibuang ke
badan air penerima dikurangi dengan cara pengolahan air limbah. Sehingga pengolahan
bukan untuk memurnikan tetapi untuk memperbaiki kualitas.
Sedangkan pengolahan air limbah bertujuan untuk :
1. Mencegah polusi terhadap badan air
2. Menghindari kerusakan-kerusakan lainnya
3. Melindungi kesehatan masyarakat
4. Menghindari gangguan terhadap lingkungan

Selama ini beberapa teknik pengolahan air limbah untuk menyisihkan bahan polutan telah
dicoba dan dikembangkan. Ada tiga metode dalam teknik-teknik pengolahan air limbah
yang telah dikembangkan secara umum yaitu :
1. Pengolahan secara biologi
2. Pengolahan secara fisika
3. Pengolahan secara kimia

Untuk suatu jenis limbah tertentu, ketiga metoda pengolahan tersebut dapat diaplikasikan
sendiri-sendiri atau secara kombinasi.

5.2 PEMILIHAN SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Penentuan sistem pengolahan air limbah perlu dilakukan pemilihan dengan adanya
beberapa alternatif yang ada.

LAPORAN AKHIR 5- 1
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 5 ALTERNATIF SISTEM PENGELOLAAN

5.2.1 Kriteria Pemilihan Teknologi


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan teknologi pengolahan air
limbah, seperti sebagai berikut:
1. Kemudahan pengoperasian dan SDM tersedia
Kemudahan pengoperasian menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan
teknologi, kondisi ini berkaitan dengan kesediaan SDM yang ada dan biaya
operasional yang ditimbulkan. Untuk di Indonesia berdasarkan pengalaman
SDM untuk pengolahan limbah masih sangat kurang.

2. Kualitas dan jumlah air limbah yang akan diolah


Hasil analisis kualitas air limbah dapat memperlihatkan jenis limbah. Jumlah
beban pencemaran yang akan diolah ditentukan jumlah limbah. Waktu tinggal
dalam reaktor, volume reaktor, jumlah media, jumlah volume udara untuk
proses aerasi, dan besarnya pompa untuk resirkulasi ditentukan oleh jumlah
dan jenis limbah.

3. Jumlah lumpur
Lumpur atau sludge bertambah sejalan dengan berjalannya proses. Pengolahan
limbah yang baik jumlah atau produksi lumpurnya sedikit. Volume lumpur
akan memakan volume reaktor dan mengurangi waktu tinggal. Pengurasan atau
penanganan lumpur akan menambah biaya operasional.

4. Biaya operasional dan pemeliharaan


Pertimbangan yang utama dalam pengambilan keputusan adalah biaya
operasional. Biaya pengoperasian pengolahan limbah pada akhirnya
dibebankan kepada konsumen. Saat ini pengolahan limbah masih banyak yang
disubsidi oleh pemerintah dan konsumen masih merasa berat dibebankan biaya
pengoperasian seluruhnya.

LAPORAN AKHIR 5- 2
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 5 ALTERNATIF SISTEM PENGELOLAAN

5. Efisiensi IPAL
Kualitas hasil olahan seharusnya memenuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Semakin tinggi efisiennya, maka kualitas hasil olahannya akan semakin
baik.

6. Kebutuhan lahan
Setiap sistem mempunyai efisiensi yang berbeda-beda. Kebutuhan luas lahan juga
berbeda-beda tergantung kepada waktu tinggal dan efisiensi proses dari masing-
masing sistem.

7. Energi
Pengolahan limbah membutuhkan listrik untuk pompa air baku, sirkulasi, blower,
dan penerangan. Besarnya jumlah pemakaian listrik akan menambah biaya operasi
pengolahan limbah, terlebih lagi adanya kecenderungan naiknya harga listrik.
Oleh karena itu pemakaian listrik perlu dihemat, agar biaya operasional tidak
terlalu besar.

8. Biaya investasi IPAL


Segi harga dan efisiensi yang tinggi harus diperhatikan dalam perencanaan
investasi IPAL. Yang dimaksud segi harga adalah tidak terlampau mahal,
sedangkan segi efisiensi meliputi biaya pengoperasian dan perawatan yang rendah
dan dapat melakukan pengolahan limbah secara maksimal.

5.2.2 Tingkatan Pengolahan Air Limbah


Beberapa tingkatan pengolahan air limbah adalah :
▪ Pengolahan Primer, merupakan pengolahan secara fisis
▪ Pengolahan Sekunder, merupakan pengolahan secara biologis
▪ Pengolahan Tersier, merupakan pengolahan secara fisis, biologis dan kimia

Sedang kriteria yang harus dipenuhi untuk menentukan sistem pengolahan air
limbah adalah:
LAPORAN AKHIR 5- 3
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 5 ALTERNATIF SISTEM PENGELOLAAN

1. Aspek Teknis
Aspek Teknis terdiri dari :
• Segi Konstruksi, yang berhubungan dengan pengadaan bahan dalam
konstruksi, teknis pelaksanaan, adanya tenaga ahli dan penggunaan sumber
daya setempat serta hal-hal lain yang berkaitan.
▪ Segi Operasional dan Pemeliharaan yang menyangkut tersedianya tenaga
ahli, peralatan dan bahan untuk menunjang pengoperasian dan
pemeliharaan instalasi agar efektif.

2. Aspek Ekonomis
Biaya untuk konstruksi, operasional dan pemeliharaan instalasi bangunan air
limbah yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan masyarakat dan
pemerintah daerah setempat.

3. Aspek Lingkungan
Berhubungan dengan kemungkinan adanya gangguan pada masyarakat sekitar
atau gangguan pada keadaan alamiah pada tempat pelimpahan air limbah dan
berhubungan dengan nilai produktivitas tanah tempat lokasi instalasi.

4. Efisiensi Pengolahan
Agar pengolahan air limbah menghasilkan effluent yang dapat memenuhi
standar yang ditentukan, dan air limbah itu dapat di buang ke badan air
penerima atau dimanfaatkan kembali.

5. Program Pelaksanaan
Berhubungan dengan rencana kerja, agar efektif dan sesuai dengan
perkembangan wilayah perencanaan.

LAPORAN AKHIR 5- 4
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 5 ALTERNATIF SISTEM PENGELOLAAN

5.2.3 Tinjauan Segi Teknis


1. Unit Pengolahan Fisika
Pengolahan fisika merupakan pengolahan yang didasarkan atas fenomena-
fenomena fisika zat pencemar tanpa mengubah sifat dari zat itu sendiri.
a. Saluran Pembawa
Merupakan saluran yang membawa air limbah dari sistem penyaluran air
limbah menuju bangunan pengolahan.
b. Grit Chamber
Bangunan untuk memisahkan grit dari bahan organik disebut sebagai Grit
chamber. Sistem pemisah grit adalah dengan mengatur kecepatan alirannya.
Bahan padat yang dapat terurai (biodegrable) seperti kotoran manusia tidak
boleh mengendap pada bangunan ini, sehingga retention time pda grit
chamber ini relatif singkat berkisar antara 3 sampai 5 menit.
c. Grease Trap
Berfungsi sebagai bangunan penangkap lemak. Prinsip dari konstruksi ini
adalah bahan yang ringan (minyak, lemak, dsb) akan mengapung jika
kondisi airnya tenang, sehingga biasanya konstruksi grease trap adalah bak
dengan sekat untuk menghilangkan turbulensi.
d. Bak Pengendap (Prasedimentasi)
Berfungsi untuk mengendapkan partikel diskrit yaitu proses pengendapan
partikel berlangsung semata-mata akibat pengaruh gaya partikel atau berat
sendiri partikel. Pengendapan akan berlangsung sempurna apabila aliran
dalam keadaan tenang (aliran laminer).
e. Tangki Ekualisasi
Berfungsi sebagai bak pengumpul sementara dari air limbah tiap proses
produksi dan mengurangi adanya beban kejut (shock loading) pada proses
selanjutnya (Metcalf & Eddy, 1991)

LAPORAN AKHIR 5- 5
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 5 ALTERNATIF SISTEM PENGELOLAAN

Keuntungan adanya bak ekualisasi yaitu


- Menyeragamkan kualitas effluen yang berbeda-beda
- Meningkatkan kinerja unit biologis karena shock loading dapat diturunkan
- Pada pengolahan kimia meningkatkan kontrol pada pemberian bahan kimia
sehingga dosis optimum dapat seragam.

Tabel 5.1
Kriteria Desain Bak Ekualisasi
Parameter Satuan Besaran
Jam 2-4
Wakt Waktu Detensi
Kedalaman bak minimum M 1,5-2
Mixing aerator Kw/m3 0,004-0,008
Free board Feet 3
Kecepatan aliran pipa effluen m/detik 0,6-3

1. Unit Pengolahan Biologis


Pengolahan secara biologi sebagai pengolahan sekunder dipandang pengolahan yang
paling murah dan efisian. Semua air limbah yang biodegradable dapat diolah secara
biologi. Proses secara biologis tersebut dapat dilakukan pada kondisi aerobik (dengan
udara), kondisi anaerobic (tanpa udara) atau kombinasi anaerobik dan aerobik.

Pengolahan air limbah dengan beban BOD yang tidak terlalu besar, sedangkan proses
biologis anaerobik digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban BOD yang
sangat tinggi menggunakan proses biologis aerobik. Dalam perencanaan ini proses
pengolahan dilakukan secara aerobik, karena nilai BOD untuk keempat lokasi
perencanaan tidak terlalu tinggi.

LAPORAN AKHIR 5- 6
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 5 ALTERNATIF SISTEM PENGELOLAAN

5.2.4 Pengolahan Biologi yang menggunakan alternatif sistem


Senyawa organik dengan proses biologis (anaerobik dan aerobik) tanpa bahan
kimia dan penambahan oksigen diuraikan dalam kolam stabilization. Kolam terdiri
dari bak terbuka yang cukup luas dengan dinding dari tanah atau pasangan batu dan
terbagi atas 3 tipe kolam yaitu :
▪ Kolam anaerobik
▪ Kolam fakultatif
▪ Kolam aerobik

Keuntungan stabilization ponds adalah biaya pembangunan unit termasuk murah


dan mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaanya, fleksibel terhadap variasi
pembebanan organik, fleksibel terhadap pemutusan atau tidak kontinu operasional.
Kelemahannya adalah memerlukan lahan yang luas, adanya gangguan ganggang
dan menyebarnya bau karena konstruksinya terbuka. Gambar diagram alir
stabilization ponds dapat dilihat pada Gambar 5.1.

LAPORAN AKHIR 5- 7
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 6 REKOMENDASI

REKOMENDASI

6.1. REKOMENDASI UMUM

6.1.1 Sistem Jaringan Penyalur Limbah


Penyaluran air limbah yang berasal dari titik sumber air limbah merupakan fungsi
dari sistem jaringan penyalur limbah. Air limbah ini masuk ke dalam jaringan
pengumpul air limbah yang biasanya menggunakan saluran tertutup dengan melalui
pipa persil. Dari saluran ini kemudian dialirkan ke pipa service kemudian masuk ke
dalam pipa cabang (lateral) dan kemudian dialirkan ke pipa induk yang membawa
air limbah tersebut ke Instalasi Pengolah Air Limbah.

Sistem jaringan penyalur air limbah di Kabupaten Sigi digunakan saluran tertutup,
sedangkan untuk saluran pengumpul air hujan digunakan saluran terbuka. Prinsip
pengaliran didalam penyaluran adalah sebagai berikut :

1. Sistem pengaliran secara gravitasi


2. Letak perpipaan mengikuti kontur daerah
3. Pengaliran dapat mensirkulasikan udara/gas-gas sehingga tidak terakumulasi di
dalam saluran
4. Pengaliran air buangan harus tiba secepatnya sampai ke bangunan pengolahan
air limbah untuk menghindari terjadinya pembusukan dalam saluran
5. Aliran harus dapat membawa material yang terdapat dalam saluran meskipun
dalam kondisi debit minimum
6. Dianjurkan agar saluran dapat membersihkan sendiri dengan kecepatan yang
diisyaratkan atau dengan kecepatan yang tidak menimbulkan kerusakan pada
pipa (permukaan saluran)

LAPORAN AKHIR 6- 1
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 6 REKOMENDASI

6.1.2 Tipe dan Jenis Pipa

1. Tipe Saluran
Tipe saluran yang digunakan sebagai penyalur air limbah adalah saluran
tertutup. Bentuk saluran yang direkomendasikan adalah bentuk bulat.

2. Diameter
Diameter minimum adalah 100 mm. Ketinggian air di dalam pipa harus selalu
= d, dimana pada saat debit puncak d/D berkisar antara 0,6-0,8, sedangkan pada
saat debit minimum, d tidak boleh lebih kecil kedalaman renang (swim depth).
Untuk pipa beton d min = 10 cm dan untuk pipa PVC d min = 7 cm.

3. Kecepatan
Kecepatan aliran di dalam saluran berkisar antara 0,5 m/dt – 0,8 m/dt, agar tidak
terjadi penggerusan maupun pengendapan di dalam pipa.

4. Slope/Kemiringan
Selama masih memungkinkan, slope pipa diambil slope atau kemiringan medan
guna menghemat penggalian maupun pengurugan. Apabila medan datar maka
digunakan slope minimum sebagai berikut :

Tabel 6.1
Hubungan diameter dengan slope

Diameter (mm) Slope minimal

8 0.0040

10 0.0030

12 0.0022

LAPORAN AKHIR 6- 2
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 6 REKOMENDASI

5. Jenis pipa
Untuk mengetahui jenis pipa yang akan digunakan maka harus diketahui :

• Karakteristik air limbah yang akan dialirkan

• Sifat/karakteristik tanah

Jenis pipa yang biasa digunakan untuk mengeluarkan air limbah adalah :

1. Pipa PVC
2 . Pipa tanah liat
3. Pipa DPE

Pemilihannya didasarkan beberapa faktor diantaranya :

1. Mudah dalam pemasangan dan pemeliharaan

2. Mudah didapat dipasaran


3. Kondisi tanah (geologi) daerah yang akan dipasang
4. Harga murah
5. Tahan dan fleksibel terhadap pertambahan/ penurunan bangunan
6. Kuat dan tahan terhadap korositas tanah
7. Kuat dan tahan terhadap asam dan basa
8. Umur pipa yang sesuai dengan perencanaan
9. Sambungan pipa harus kedap air

Dalam perencanaan ini digunakan pipa pvc sebagi alternatif pipa penyalur air
limbah.

LAPORAN AKHIR 6- 3
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 6 REKOMENDASI

6.1.3 Perlengkapan yang Diperlukan

Bangunan pelengkap yang diperlukan dalam penyaluran air limbah adalah:

1. Bak Kontrol (manhole)


Fungsi dari manhole adalah untuk mengadakan pemeriksaan, pembersihan dan
perbaikan pada saluran bilamana terjadi penyumbatan. Pada sistem pengaliran
air limbah, manhole ditempatkan pada daerah-daerah sebagai berikut :

• Pada saluran lurus, manhole ditempatkan pada jarak tertentu yang ditentukan
oleh diameter saluran, seperti terlihat pada Tabel 6.2
• Disetiap perubahan kemiringan saluran, diameter dan perubahan aliran baik
vertikal maupun horisontal
• Disetiap pertemuan aliran percabangan saluran
• Disetiap pertemuan bangunan-bangunan lain
• Manhole harus dilengkapi dengan ventilasi untuk mengeluarkan gas-gas
yang berbahaya dan korosif, disamping bau yang tidak enak seperti gas H2S
dan mencegah terjadinya tekanan yang berlebihan. Ventilasi dapat berupa
lubang-lubang yang ditutup manhole atau dapat juga berupa katup udara
yang dipasang pada pipa.

Tabel 6.2
Jarak Manhole Menurut Diameter Pipa

Diameter pipa (mm) Jarak (m)

150 – 250 25

250 – 500 50

500 – 700 75

>750 100

Sumber: Materi Training PLP, 1990


LAPORAN AKHIR 6- 4
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 6 REKOMENDASI

2. Pompa dan Ruang Pompa


Pompa berfungsi untuk menaikkan air bekas dari saluran yang karena
kedalaman penanaman pipa tidak memungkinkan.

6.1.3 Kemiringan Pipa, Kedalaman Renang, Kecepatan Aliran

1. Slope Pipa
Sistem pembuangan harus mengalirkan dengan cepat air limbah yang biasanya
mengandung bahan-bahan padat. Sehingga diperlukan slope yang memenuhi syarat
sesuai debit dan jenis air limbah. Sebagai pedoman umum, kemiringan pipa dapat
dibuat sama atau lebih dari satu per diameter pipanya (dalam mm). Kemiringan
pipa pembuangan gedung dan roil gedung dapat dibuat lebih landai dari pada yang
dinyatakan dalam Tabel 6.3 asal kecepatannya tidak kurang dari 0,6 m/det.

2. Kedalaman Renang (Swimming Depth)


Pada penyaluran aitr limbah umumnya air dalam pipa tidak penuh dan dikenal
dengan kedalaman renang (swimming depth). Biasanya pipa dianggap tidak penuh
berisi air limbah, melainkan hanya tidak lebih dari 2/3 terhadap penampang pipa,
sehingga bagian atas yang kosong cukup untuk mengalirkan udara. Terjadinya
akumulasi gas dari buangan manusia (faeces), maka d/D = 0,8 cukup untuk
mengalirkan udara dari pipa limbah. Buangan manusia (padat) umumnya berada di
permukaan air, maka d/D = 0,8 dapat menghindari gesekan antara buangan padat
dengan dinding saluran pembawa sehingga pengaliran berjalan lancar.

3. Kecepatan Pengaliran
Kecepatan terbaik dalam pipa air limbah antara (0,6 – 1,2) m/det. Apabila
kecepatan terlalu rendah :

• Kotoran tidak dapat sampai ke akhir jaringan dalam waktu singkat


• Terjadinya pengendapan/pergerakan pada dinding pipa
• Terjadinya akumulasi gas (H2S) dari kotoran yang cenderung diam
• Apabila dibiarkan akan terjadi penyumbatan pipa

LAPORAN AKHIR 6- 5
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 6 REKOMENDASI

Apabila kecepatan terlalu tinggi :

• Menimbulkan turbulensi aliran


• Menimbulkan gejolak-gejolak tekanan dalam pipa
Tabel 6.3
Slope standar untuk penggunaan umum

Diameter pipa (mm) Kemiringan minimum

75 atau kurang 1/50

100 atau kurang 1/100

6.2 REKOMENDASI KHUSUS

Pada saat ini di beberapa desa di Kabupaten SIgi masih belum mempunyai pengolahan air
limbah yang memadai, sehingga diperlukan suatu unit instalasi pengolahan air limbah yang
memenuhi kebutuhan (kapasitas). Sistem instalasi pengolahan limbah yang
direkomendasikan adalah modifikasi septic tank individual. Sistem ini sesuai digunakan
sebagai bangunan instalasi pengolahan limbah di Kabuaten Sigi karena sistem modifikasi
septic tank individual memiliki keunggulan antara lain sederhana, awet dan memiliki
efisiensi yang tinggi. Untuk lokasi IPAL direkomendasikan pada lokasi rumah-rumah yang
belum memiliki bangunan instalasi pengolah limbah.

LAPORAN AKHIR 6- 6
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 7 PERENCANAAN INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

PERENCANAAN INSTALASI
PENGELOLAAN AIR LIMBAH

7.1. UMUM

Pokok bahasan yang akan dikaji dalam bab ini adalah perhitungan debit yang dihasilkan,
penjelasan proses pengolahan dan penentuan desain. Dalam penentuan desain kegitan yang
dilakukan adalah penentuan ukuran dan volume pada unit-unit sistem, peralatan/material yang
dibutuhkan, dan perhitungan struktur bangunan.

7.2 PERENCANAAN IPAL

7.2.1 Cakupan Pelayanan


Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Limbah di Kabupaten Sigi yang tersebar
di 20 (dua puluh) desa.

7.2.2 Proses Pengolahan Air Limbah Komplek Salvation Army


Limbah yang akan diolah berasal dari rumah-rumah penduduk. Jenis limbah yang
dihasilkan adalah buangan dari WC dan kamar mandi. Proses pengolahan yang
akan diterapkan menggunakan modifikasi septik tank. Prosesnya terdiri dari: septik
tank, baffle reactor dan anaerobic filter.

7.2.3 Dasar pertimbangan Instalasi Pengolahan Air Limbah


Tingginya Muka Air Tanah
Memiliki muka air tanah tinggi < 1,5 m, penangan sistem pembuangan limbah
toilet di 20 (dua puluh) desa di Kabupaten Sigi menggunakan septic tank individual.

LAPORAN AKHIR 7- 1
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 7 PERENCANAAN INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Jarak Antar Rumah berjauhan


Termasuk ke dalam daerah kepadatan rendah ke sedang, pengolahan air limbah di
20 (dua puluh) desa di Kabupaten Sigi harus dilayani dengan fasilitas pengolahan
air limbah ukuran kecil atau individual.

7.2.4 Metode Penanganan

Berdasarkan beberapa pertimbangan dan karakteristik wilayah seperti yang telah


dijelaskan di atas, salah satu penanganan air limbah yang akan dilakukan di
Kabupaten Sigi ini adalah dengan :
1. Perbaikan saluran air limbah toilet
Untuk menghindari luapan air kotor dari septic air masuk ke permukaan air
tanah, perbaikan saluran air limbah toilet dilakukan dengan meninggikan elevasi
sistem perpipaan di atas permukaan air tanah. Pekerjaan ini akan dilakukan di
tiap – tiap rumah.

2. Perencanaan Instalasi Pengolahan Air limbah Terpadu


Pengolahan air limbah di Kabupaten Sigi direncanakan akan melalui metode
zona. Rencananya akan ada tiga zona/ blok pengolahan air limbah terpadu yang
akan melayani pembuangan limbah dari 1,857 ribu jiwa warga pemukiman ini.
Pengolahan air limbah terpadu ini rencananya akan menampung air limbah toilet
dan air limbah non toilet.

Usulan program yang diajukan untuk pengolahan air limbah di pemukiman ini
adalah pengadaan Tangki Spetik Individual berukuran 800 Liter berbahan HDPE.

Selanjutnya untuk komponen pemipaan, rencana saluran pembuangan limbah


menggunakan sistem pemipaan PVC akan dipakai sebagai sistem pemipaannya.
Dimana pipa biasanya dapat diletakkan di halaman depan, gang atau halaman

LAPORAN AKHIR 7- 2
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022
BAB 7 PERENCANAAN INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

belakang. Membutuhkan bak peresapan. Sehingga di dalam perencanaan ini, di tiap


– tiap rumah akan ada penambahan bak peresapan.
Bangunan pengolahan limbah cair domestik yang direncanakan diharapkan
nantinya berfungsi dengan baik untuk mengurangi konsentrasi kandungan dari
limbah cair yang dihasilkan dan juga bertujuan agar kondisi lingkungan dapat
terjaga sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsinya.

Perencanaan bangunan IPAL direncanakan menggunakan proses aerasi sebagai


penambah oksigen sehingga oksigen terlarut akan bertambah dan sesuai dengan
baku mutu yang ada. Menurut Donal W. Sundstrom & H.E. Klei. 1979 dalam
Komposisi Air Limbah Rumah tangga dan Presentase Pengurangannya Akibat
Pengolahan Pertama dan Kedua, proses penurunan kandungan COD dan BOD pada
proses pengolahan tahap pertama adalah sebesar 30% dan pengolahan keduanya
adalah sebesar 80 % dan 90.

Limbah cair domestik yang dihasilkan dari aktifitas rumah tangga secepatnya
disalurkan kedalam saluran, untuk menghindari masuknya benda-benda tertentu
kedalam saluran air buangan limbah domestik maka saluran dibuat sebagai saluran
tertutup, serta diberikan bak kontrol yang berada diatas screening guna
mengantisipasi apabila terdapat sampah-sampah yang tersangkut pada screen,

LAPORAN AKHIR 7- 3
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TAHUN 2022

Anda mungkin juga menyukai