Anda di halaman 1dari 17

Budidaya Ikan Gabus

Daftar Isi
Daftar isi..............................................................................................................1
Bab 1. Pendahuluan ................................................................................2
1.1 Latar Belakang............................................................................................2

Bab 2. Isi .....................................................................................................3


2.1 Pengenalan Ikan Gabus ( Channa Striata )..............................................3
2.1.1 Asal usul.................................................................................................3
2.1.2 Klasifikasi...............................................................................................3
2.1.3 Morfologi................................................................................................3
2.1.4 Jenis ikan gabus ....................................................................................5

2.1.5 Kandungan Gizi .....................................................................................6

2.1.6 Kebiasaan Hidup....................................................................................6

2.1.7 Pengendalian..........................................................................................7

2.1.8 Sistem Reproduksi..................................................................................8

2.2 Cara Budidaya Ikan Gabus


2.2.1 Membedakan jantan dan betina.............................................................. 8
2.2.2 Proses pemijahan ikan gabus.................................................................. 8
2.2.3 Proses penetasan telur............................................................................ 9
2.2.4 Pemeliharaan larva ikan gabus............................................................... 9
2.2.5 Pendederan............................................................................................. 10
2.2.6 Proses pembesaran................................................................................. 10

2.3 Hama dan Penyakit


2.3.1 Penyakit Ikan.......................................................................................... 12
2.3.2 Penanggulangan penyakit ikan............................................................... 15
2.3.3 Penanggulangan hama............................................................................ 17

Kewirausahaan Page 1
Budidaya Ikan Gabus

Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Usaha budidaya ikan sekarang ini semakin bertambah intensif. Hal ini sejalan dengan
kemajuan zaman dan teknologi, dimana kita cenderung menggunakan lahan seminimal mungkin
namun diharapkan dapat memberikan hasil yang semaksimal mungkin, sehingga hasil produksi
semakin meningkat. Budidaya ikan bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih tinggi daripada
bila ikan itu dibiarkan hidup secara alami sepenuhnya. Budidaya ikan di Indonesia terutama
dilaksanakan di kolam, tambak, sawah dan keramba atau kurungan (Augusta, 2011).

Ikan gabus (Channa striata) adalah merupakan ikan lokal Kalimantan Tengah, dan juga
merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, baik dalam bentuk segar
maupun dalam bentuk awetan atau kering. Ikan gabus mempunyai ciri-ciri tubuhnya panjang,
kepala seperti kepala ular, sirip punggung dan sirip anus panjang berdiri, bentuk sirip ekor
membundar, punggung berwarna kecoklatan hampir hitam, bagian perut putih keperakan atau
terang. Tergolong ikan buas, termasuk jenis karnivora. Pada tingkat larva makanannya adalah
rotozoa dan algae. Sedangkan pada tingkat dewasa makanannya adalah ikan-ikan kecil, insekta,
cacing dan udang, sehingga kadang-kadang kehadirannya sebagai penggangu bagi ikan lainnya
(Wahyuningsih, 1998). Ikan gabus hidup di perairan tawar dengan pH berkisar antara 4,5 - 6 dan
tidak begitu dalam, terutama di sungai, danau dan rawa serta perairan payau (Asmawi, 1986).

Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan yang digunakan untuk keperluan konsumsi.
Ikan gabus diketahui memiliki kandungan protein yang disebut albumin yang sangat tinggi.
Kandungan tersebut sangat baik bagi tubuh manusia, mengingat albumin adalah salah satu bagian
protein yang cukup penting. Dengan kandungan nutrisi yang dimiliki oleh ikan gabus,
mengkonsumsi ikan gabus secara rutin dipercaya mampu mengatasi berbagai macam jenis
penyakit berbahaya, seperti stroke, hepatitis, maupun infeksi paru-paru.

Ikan gabus merupakan ikan air tawar liar dan predator benih yang rakus dan sangat
ditakuti pembudidaya ikan. Ikan ini merupakan ikan buas (carnivore yang bersifat pemakan
segala yang predator). Di alam, ikan gabus tidak hanya memangsa benih ikan tetapi juga ikan
dewasa dan serangga air lainnya termasuk kodok. Asal usul Ikan Gabus, Ternyata ikan gabus
adalah ikan asli Indonesia. Hidup di perairan sekitar kita, di rawa, di waduk dan di sungai-sungai
yang airnya tenang. Namun sayang, populasi ikan gabus di alam sudah mulai berkurang,
sehingga budiadaya ikan gabus ini sangat perlu dikembangkan.

Kewirausahaan Page 2
Budidaya Ikan Gabus

Bab 2
Isi
2.1 Pengenalan Ikan Gabus ( Channa Striata )

2.1.1 Asal usul


Soal asal usul. Ternyata ikan gabus adalah ikan asli Indonesia. Hidup di perairan sekitar
kita, di rawa, di waduk dan di sungai-sungai yang airnya tenang. Namun ikan gabus yang bisa
dibeli di pasar-pasar dan warung-warung, kemungkinan besar dari Kalimantan. Karena pulau
itulah yang kini menjadi pemasok terbesar untuk pasar-pasar seluruh Indonesia. Namun sayang,
populasi ikan gabus di alam sudah mulai berkurang, sehingga budiadaya ikan ini perlu
dikembangkan

2.1.2 Klasifikasi
Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari daerah tropis. Ikan
gabus ini banyak ditemukan di perairan umum, yang dapat tumbuh dan berkembang dimuara
muara sungai, daun dan dapat juga berkembangbiak di perairan kotor rendah kadar oksigen
bahkan juga tahan terhadap kekurangan air.
Berdasarkan hasil penelitian dari Anonim, 2012 ikan gabus ini dapat diklasifikasi dan morfologi
berdasarkan taksonomi diantarnya yaitu :
Klasifikasi ikan gabus :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actionopterygii
Ordo : Percformes
Famili : Channidae
Genus : Ophiocephalus
Spesies : Ophiocephalus striatus ( Channa striata )

2.1.3 Morfologi
Morfologi ikan gabus

Kewirausahaan Page 3
Budidaya Ikan Gabus

Ikan gabus pada umumnya memiliki bentuk tubuh bulat memanjang dengan panjang
mencapai 1 meter bahkan lebih, ikan ini memiliki berat rata rata 2-5 kg. Bagian kepala
berbentuk gepeng dan agak pipih yang hampir menyerupai kepala ular ( Head snake ). Memiliki
sisik yang besar dan kasar di bagian kepala, perut, punggung, dan bagian ekornya.

Bagian sirip punggung memanjang dan juga sirip ekor bebentuk bulat pada bagian
ujungnya, bagian sisi atas tubuh hingga bagian ekor memiliki warna kegal, kehitaman maupun
kehijauan, sedangkan warna bagian perut berwarna krim atau putih. Bagian sisi samping terdapat
garis maupun coret tebar ( striata ), warna ini biasanya tergantung dengan habitat dan
lingkungannya.

Bagian mulut terdapat gigi yang besar dan tajam, yang berguna untuk mencabik atau
mengunyah makanannya. Secara umum, ikan gabus ini memiliki bau amis, hal ini disebabkan
karena bagian otot ikan terbuat dari protein yang bervariasi. Bau amis ini berasal dari
penguraian ( dekomposisi ), zat amonia dari senyawa belerang dan bahan kimia amina yang
berasal dari penguraian asam amino.

Ada beberapa jenis gabus.Channa striata merupakan jenis ikan gabus yang banyak ditemui
dan memiliki ukuran tubuh relatif kecil. Jenis lain adalah gabustoman Channa micropeltes dan
Channa pleuropthalmus. Gabus toman merupakan jenisgabus yang berukuran tubuh besar,
mencapai panjang 1 meter dengan berat 5 kg.

Ikan gabus memiliki kepala berukuran besar dan agak gepeng mirip kepala ular(sehingga
dinamai snakehead). Terdapat sisik-sisik besar di atas kepala.Tubuhberbentuk bulat gilig
memanjang, seperti peluru kendali atau torpedo.Sirippunggung memanjang dan sirip ekor
membulat di ujungnya.Sisi atas tubuh darikepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam
kecokelatan atau kehijauan.Sisibawah tubuh putih. Sisi samping bercoret-coret tebal
(striata).Warna ini seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi
besar dantajam.

Ikan gabus biasa ditemukan di perairan umum sebagai ikan liar. Banyak ditangkap di
danau,rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Di Indonesia, ikangabus
awalnya hanya terdapat di barat garis Wallacea (Sumatera, Jawa, danKalimantan). Namun dalam
perjalanan waktu, ikan gabus diintroduksi (dimasukkan)ke wilayah Indonesia Timur.

Kewirausahaan Page 4
Budidaya Ikan Gabus

Pada beberapa daerah yang dilalui aliran sungai besar seperti di Sumatera danKalimantan,
ikan gabus seringkali terbawa banjir ke parit-parit di sekitarrumah, atau memasuki kolam-kolam
pemeliharaan ikan dan menjadi hama yangmemangsa ikan-ikan peliharaan. Jika sawah, kolam
atau parit mengering, ikan iniakan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan
mengubur diri didalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini acapkali
ditemui berjalan di daratankhususnya di malam hari di musimkemaraumencari tempat lain
yang masih berair. Ikan gabus bisa bertahan hiduptanpa air karena bisa bernapas menyerap
oksigen bebas menggunakan alat bantupernapasan berupa labirin.

2.1.4 Jenis Jenis ikan gabus


Nama ilmiah Nama umum Penyebaran Panjang max.

Channa amphibeus Borna snakehead Asia 25 cm


Channa argus argus Northern snakehead Asia 85 cm
Channa argus warpachowskii Asia 80 cm
Channa asiatica Chinesse snakehead Asia 34 cm
Channa aurantimaculata Orange spotted snakehead Asia 40 cm
Channa bankanensis Bangka snakehead Asia 14 cm
Channa baramensis Baram snakehead Asia 22 cm
Channa barca Barca snakehead Asia 90 cm
Channa bleheri Rainbow snakehead Asia 20 cm
Channa burmanica Burmese snakehead Asia 106 cm
Channa cyanospilos Bluespotted Snakehead Asia 20 cm
Channa diplogramma Malabar snakehead Asia 60 cm
Channa gachua Kotes, Dwarf snakehead Asia 20 cm
Channa harcourtbutleri Inle Snakehead Asia 16 cm
Channa lucius Splendid Snakehead Asia 40 cm
Channa maculata Blotched Snakehead Asia 33 cm
Channa marulioides Emperor Snakehead Asia 65 cm
Channa marulius Great snakehead Asia 180 cm
Channa melanopterus Blackfinned Snakehead Asia 65 cm
Channa melasoma Black snakehead Asia 30 cm
Channa micropeltes Toman, Haruan, Giant snakehead Asia 150 cm
Channa nox Night Snakehead Asia 20 cm
Channa orientalis Green snakehead Asia 20 cm
Channa ornatipinnis Asia 20,5 cm
Channa panaw Panaw Snakehead Asia 17 cm
Channa pleurophthalma Selendang mayang Asia 40 cm
Channa pulchra Asia 16 cm
Channa punctata Spotted Snakehead Asia 30 cm
Channa stewartii Golden Snakehead Asia 25 cm
Channa striata Kutuk, Common snakehead Asia 100 cm
Parachanna africana Niger snakehead Afrika 32 cm
Parachanna insignis Afrika 41 cm
Parachanna obscura African snakehead Afrika 50 cm
2.1.5 Kandungan gizi

Kewirausahaan Page 5
Budidaya Ikan Gabus

No Unsur Gizi Jumlah Satuan

1 Energi 116 Kal

2 Air 69,6 G

3 Protein 25,2 G

4 Lemak 1,7 G

5 Karbohidrat 0 G

6 Lemak jenuh 3.6 G

7 Kalisium 62 Mg

8 Fosfor 176 Mg

9 Besi 0,9 Mg

10 Vitamin A 45 Mcg

11 Vitamin B 0,04 Mg

12 Vitamin C 0 Mg

2.1.6 Kebiasan hidup

Ikan gabus ini biasa ditemukan hidup di sungai, rawa danau, dan bahkan mereka juga
ditemukan hidup di saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Ikan ini dialam bebas sering
memangsa berbagai aneka ikan yang berukuran kecil, serangga, dan berbagai hewan air lain

Disaat kemarau panjang yang menyebabkan keadaan sawah, kolam atau parit mengering,
ikan ini akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam
lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui berjalan di
daratan, khususnya di malam hari di musim kemarau, mencari tempat lain yang masih berair.
Fenomena ini adalah karena gabus memiliki kemampuan bernapas langsung dari udara, dengan
menggunakan semacam organ labirin (seperti pada ikan lele atau betok) namun lebih primitif.

Pada musim kawin, ikan jantan dan betina bekerjasama menyiapkan sarang di antara
tumbuhan dekat tepi air. Anak-anak ikan berwarna jingga merah bergaris hitam, berenang dalam

Kewirausahaan Page 6
Budidaya Ikan Gabus

kelompok yang bergerak bersama-sama kian kemari untuk mencari makanan. Kelompok muda
ini dijagai oleh induknya.

2.1.7 Pengendalian

Biasanya ikan ini menyambar mangsa di permukaan sehingga jika masuk ke kolam ikan
yang lain kehadirannya dapat segera diketahui. lkan gabus yang akan menyambar mangsa
biasanya berdiam diri di sekitar tanaman air (sehingga tidak terlihat oleh mangsanya) dan secara
tiba-tiba meluncur cepat ke arah mangsanya dan langsung menelannya. Mulutnya yang besar
memungkinkan untuk itu.

Pada musim kawin, ikan gabus jantan dan betina bekerjasama menyiapkan sarang di antara
tumbuhan di tepi air. Anak-anak ikan berwarna jingga merah bergaris hitam, berenang dalam
kelompok yang bergerak bersama-sama kian kemari untuk mencari makanan. Kelompok muda
ini dijaga oleh induknya. Ini merupakan saat yang paling baik untuk menangkap/mengusir gabus
dari kolam.

Untuk mencegah masuknya gabus ke kolam, pada saat pengolahan, dasar kolam harus
benar-benar kering sampai retak-retak sehingga tidak memungkinkan gabus bertahan hidup.
Biarkan dasar kolam dijemur sinar matahari selama beberapa hari. Pada bagian saluran
pemasukan, dipasang saringan dari ijuk yang sangat rapat sehingga benih dan telur gabus tidak
ikut masuk ke kolam bersama aliran air.

Jika di dalam kolam sudah terdapat ikan gabus, harus segera ditangkap. Biasanya
populasinya tidak begitu banyak. Gabus dapat dipancing dengan mengggunakan umpan berupa
ikan kecil, anak kodok atau eating. Cara pemancingannya cukup unik, yaitu dengan menggerak-
gerakkan umpan di permukaan air. Umpan yang bergerak biasanya disambar gabus karena
disangka mangsanya. Gabus yang tertangkap dapat dikonsumsi karena memang rasanya enak dan
menjadi makanan favorit di beberapa daerah baik dalam bentuk segar maupun kering/asin.

2.1.8 Sistem Reproduksi


Sistem reproduksi merupakan sistem yang sangat penting bagi ikan. Sistem reproduksi
pada ikan terdiri atas alat-alat kelamin (organ genitalia/gonad) dan alat-alat pengeluaran (organ
uropoetica yang terdiri atas mesonepros, ureter dan vesica urinaria).Gonad yang terdapat pada
ikan jantan disebut testes sedangkan pada ikan betina disebut dengan ovary.

Sistem reproduksi pada ikan Gabus (Channa striata) memiliki Gonat yang terdpat didalam
rongga tubuh ikan jantan disebut testis, bentuknya sangat tergantung pada rongga tubuh yang
tersedia, pada umumnya berbentuk memanjang, jumlahnya sepasang yang menggantung pada

Kewirausahaan Page 7
Budidaya Ikan Gabus

mesentries (mesorchia) pada bagian atas rongga tubuh. Posisinya persis dibawah tulang punggun
disamping gelembung udara. Warnanya bervariasi mulai dari transparan sampai berwarna putih
susu. alat kelamin jantan (testes), bentuk testis pada ikan berwarna putih susu, lembek dan
terletak pada bagian internal dan berbentuk longitudinal. Umumnya berpasangan tergantung
rongga tubuh.

2.2 Cara Budidaya Ikan Gabus

2.2.1 Membedakan Jantan dan Betina


Anda bisa dengan mudah membedakan si jantan dan betina. Caranya bisa dengan melihat
fisik ikan gabus. Kelamin jantan ditandai dengan bentuk kepala yang lonjong dengan warna
tubuhnya cukup gelap, lubang pada kelamin memerah serta jika Anda urut akan mengeluarkan
cairan benih. Sedangkan ciri-ciri fisik untuk betina yaitu memiliki kepala yang agak membulat
dengan warna tubuhnya cukup terang, bentuk perutnya sedikit besar dan cenderung agak lembek
jika dipegang, apabila Anda urut akan mengeluarkan telur. Sebaiknya untuk indukan jantan
bobotnya harus mencapai 1 kg.

2.2.2 Proses Pemijahan Ikan Gabus


Tingkah laku pemijahan ikan gabus meliputi 5 tahap, yaitu membentuk daerah kekuasaan,
membuat sarang pemijahan, proses kawin, memijah dan meletakkan telurnya pada sarang, dan
menjaga telurnya.

Yang perlu Anda siapkan dalam melakukan pemijahan ikan gabus yaitu fibreglass atau bak
beton. Ukuran bak beton yaitu PxLxT 5x3x1 meter kemudian keringkan selama 3-4 hari. Lalu isi
bak beton dengan volume air setinggi 50 cm serta biarkan air mengalir pada waktu pemijahan
berlangsung.
Anda bisa menutupi bak kolam dengan tanaman eceng gondok untuk membantu
perangsangan pemijahan. Masukkan 30 indukan jantan dan 30 indukan betina ke dalam bak, lalu
biarkan proses pemijahan berlangsung. Setelah betelur, segara ambil dengan menggunakan
sekupnet halus. Telur sudah siap untuk ditetaskan.

Kewirausahaan Page 8
Budidaya Ikan Gabus

Selama proses pemijahan, selalu kontrol kolan setiap hari, apabila telur sudah menetas
maka aka segera mengapung di permukaan kolam. Indukan betina bisa menghasilkan telur
mencapai 10.000 11.000 butir telur.

Memilih Induk

Induk ikan gabus umumnya dikumpulkan dari alam sebab perlu waktu yang lama dan
pakan yang sangat banyak untuk menghasilkan induk di kolam.

Ciri induk ikan gabus yang berkualitas

Betina : Badannya berwana lebih gelap. Bercak hitam lebih banyak. Papila urogenital berbentuk
tonjolan memanjang yang lebih besar, membundar, warnanya memerah saat menjelang memijah.
Ukurannya lebih kecil dibandingkan yang jantan pada umur yang sama. Berbadan sehat. Dewasa.

Jantan : Badannya berwana lebih terang. Bercak hitam lebih sedikit. Papila orogenital berbentuk
segitiga, pipih, dan kecil. Pada umur yang sama ukurannya lebih besar daripada betina. Berbadan
sehat. Dewasa.

2.2.3 Proses Penetasan Telur


Sebaiknya pada proses penetasan dilakukan di dalam akuarium untuk memudahkan
mengontrol kondisi telur. Siapkan ukuran akuarium PxLxT 60x40x40 cm, biarkan dalam kondisi
kering selama 2 hari, lalu isi air dengan ketinggian sekitar 40 cm. Di dalam akuarium pasang 2
titik aerasi kemudian nyalakan selama proses penetasan telur, pasang juga alat pemanas hingga
air mencapai suhu 28C. Masukkan telur ikan gabus dengan kepadatan 4-6 butir per cm lalu
biarkan sampai menetas. Pada umumnya telur sampai menetas memerlukan waktu 24 jam.
Selama 2 hari setelah larva ikan gabus menetas, Anda tidak perlu memberikan pakan karena
masih mempunyai cadangan makanan.

2.2.4 Pemeliharaan Larva Ikan Gabus


Masa pemeliharaan larva ikan gabus dimulai dari 2 hari setelah menetas sampai berusia 15
hari, Anda bisa menggunakan akuarium yang digunakan dalam proses penetasan telur dengan
kepadatan 5 ekor larva per 1 liter air. Larva ikan gabus yang berusia 2 hari sebaiknya diberi
makanan seperti naupli artemia, yang bisa diberikan 3x dalam sehari.
Untuk larva ikan gabus yang berusia 5 hari diberikan pakan tambahan daphnia 3x sehari
atau secukupnya. Dalam menjaga kualitas air bisa dilakukan penyiponan yaitu membuang
kotoran serta sisa-sisa pakan lalu diganti menggunakan air baru sekitar 50%. Proses penyiponan
bisa dilakukan paling tidak 3 sekali atau tergantung pada kondisi air

2.2.5 Proses Pendederan


Proses pendederan ikan gabus dilaksanakan pada kolam tanah. Berikut ini kami ulas secara
poin per poin untuk memudahkan Anda dalam memahami ;

Kewirausahaan Page 9
Budidaya Ikan Gabus

Ukuran kolam tanah 200m


Sebelumnya lakukan proses pengeringan kolam selama 5 hari
Bersihkan kolam jika ada gulma yang mengganggu
Buatkan kemalir dengan ukuran lebar 40 cm serta tinggi 10 cm
Ratakan tanah pada dasar kolam
Tebarkan kotoran ayam/puyuh pada dasar kolam dengan kisaran 5-7 karung
Isikan kolam dengan air setinggi 40 cm kemudian rendam 5 hari
Tebarkan 4000 ekor larva ikan gabus ketika pagi hari
Setelah mencapai 2 hari, berikan 1-2 kg pelet
Panen benih bisa dilakukan apabila usia larva ikan gabus mencapai 3 minggu.

2.2.6 Proses Pembesaran


Pembesaran ikan gabus dapat dilakukan di kolam tanah, kolam terpal, maupun kolam
semen. Pertama yaitu persiapan kolam, apabila kolam telah disiapkan maka isilah kolam dengan
air sampai ketinggian minimal 80 cm karena ikan gabus sangat menyukai perairan yang dalam.

Masukkan juga obat anti jamur dan bakteri ke dalam kolam. Setelah memasukkan benih
ikan gabus, benih yang dimasukkan sebaiknya sudah berukuran 4-6 cm atau lebih besar. Kegiatan
pembesaran ini pakan merupakan faktor yang sangat penting untuk pertumbuhan ikan gabus,
untuk pemberian pakan pada awal pembesaran disesuaikan dengan ukuran benih yang
dimasukkan ke dalam kolam untuk benih ukuran 4-6 cm sebaiknya diberikan pelet PF 800.
Pemberian pakan diberikan sebanyak 4-5 kali dalam sehari dengan interval 4 jam. Pakan untuk
pembesaran ikan gabus diberikan secukupnya dengan selalu mengamati ikan pada waktu makan
hal ini untuk mencegah pakan tidak habis yang akhirnya membuat air kolam menjadi cepat kotor.

Kualitas air dalam kegiatan budidaya ikan gabus juga harus diperhatikan. Hal ini dapat
mengakibatkan kematian ikan gabus apabila kondisi air tidak lagi sesuai dengan kebutuhan ikan
gabus khususnya kandungan amoniak yang ada di dalam air kolam.
Untuk menjaga kualitas air kolam maka air kolam harus diganti secara berkala, hal ini
tergantung dari faktor padat tebar benih dalam kolam maupun faktor lain seperti tumbuhnya
lumut dalam kolam. Padat tebar 50 ekor/m3 maka air kolam dapat diganti dua minggu sekali,
penggantian air dilakukan dengan cara membuang air bawah kolam sebanyak 2/3 kemudian diisi
lagi dengan air yang baru sampai air mencapai ketinggian semula namun apabila kolam telah
ditumbuhi banyak lumut maka air kolam harus secepatnya diganti secara menyeluruh dan kita
juga harus membersihkan lumut yang tumbuh pada dinding-dinding kolam dan dasar kolam.
Secara biologi, ikan gabus masih tahan terhadap kondisi tingkungan perairan yang kurang baik.
Dalam kondisi kekurangan air ikan gabus masih mampu bertahan hidup karena ikan gabus

Kewirausahaan Page 10
Budidaya Ikan Gabus

memiliki atat bantu pernafasan sehingga dapat memanfaatkan oksigen bebas di udara untuk
proses pernafasanya. Sifat ini sangat menguntungkan datam usaha membudidayakan ikan
gabus, karena ikan gabus memiliki ketahanan hidup tebih tinggi.

Penyortiran dapat dilakukan setelah 4 minggu terhitung dari hari memasukkan benih,
penyortiran dilakukan dengan mengelompokkan ukuran ikan gabus kedalam 2 bagian,
selanjutnya kelompok ikan gabus yang besar dan kelompok ikan gabus yang lebih kecil
dibesarkan dalam kolam yang berbeda hal ini dilakukan untuk mencegah kelompok ikan gabus
yang lebih kecil kalah dalam perebutan makanan. Pada umumnya ikan gabus sudah dapat di
panen ketika sudah mencapai umur 6-7 bulan dengan ukuran 5-6 ekor dalam satu kilo .

2.3 Hama dan Penyakit

Dalam budidaya ikan, serangan penyakit adalah masalah dan aspek yang sangat penting,
artinya penanggulangan penyakit dan hama juga harus menjadi pengetahuan yang penting bagi
petani ikan dan siapa saja yang hendak membudidayakan ikan. Sebab penyerangan penyakit
maupun ganguan hama dapat mengakibatkan kerugian ekonomis.

Serangan penyakit dan ganguan hama dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi
lambat (kekerdilan), padat tebar sangat rendah, konversi pakan sangat tinggi, periode
pemeliharaan lebih lama, yang berarti meningkatnya biaya produksi. Dan pada tahap tertentu,
serangan penyakit dan gangguan hama tidak hanya menyebabkan menurunya hasil panen
(produksi), tetapi pada tahap yang lebih jauh dapat menyebabkan kegagalan panen.

Agar para pembudidaya ikan mampu mencegah serta mengatasi serangan penyakit dan
gangguan hama yang terjadi pada ikan pemeliharaannya , maka mereka perlu dibekali
pengetahuan menyenai sumber penyakit, penyebab, dan jenisnya serta teknik-teknik
penanggulangannya

2.3.1 Penyakit Ikan

Penyakit ikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan
gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat tubuh atau sebagian alat tubuh, baik secara langsung
maupun tidak lansung. Pada prinsipnya penyakit yang menyerang ikan tidak dating begitu saja,
melainkan melalui proses hubungan antara tiga faktor, yaitu kondisi lingkungan (kondisi di
dalam air), kondisi inang (ikan), dan adanya jasad pathogen (jasad penyakit). Dengan demikian
timbulnya serangan penyakit itu merupakan hasil dari interaksi yang tidak serasi antara
lingkungan, ikan, dan jasad/ organisme penyakit. Interaksi yang tidak serasi ini menyebabkan

Kewirausahaan Page 11
Budidaya Ikan Gabus

stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjdi lemah dan
akhirnya mudah diserang penyakit.

Manusia memegang peranan penting dalam upaya mencegah terjadinya serangan penyakit
pada ikan budidaya, baik di kolam, keramba, tambak, maupun di wadah budidaya lainnya, yaitu
dengan cara memelihara keserasian interaksi antara tiga komponen di atas. Ini berarti kerugian
yang diderita karena serangan penyakit sebenarnya dapat dihindari apabila petani mempunyai
pengetahuan yang memadai mengenai cara menjaga keserasian antara ketiga komponen
penyebab penyakit itu

Penyebab penyakit pada ikan atau peristiwa yang memicu terjadinya penyakit antara lain
sebagai berikut :

1. Stress

Semua perubahan pada lingkungan dianggap sebagai penyebab stress bagi ikan dan untuk
itu diperlukan adanya adaptasi dari ikan. Beberapa faktor stress, misalnya suhu air dan salinitas,
bisa menyebabkan meningkatnya metabolism ikan, bila ikan dipindahkan dari air tawar yang
salinitasnya 0 ppt ke tambak atau laut yang salinitasnya di atas 20 ppt tidak secara bertahap maka
ikan akan mengalami kesulitan beradaptasi.

Faktor lain misalnya transportasi, dapat menyebabkan tekanan pada system kekebalan dan
menghasilkan bermacam penyebab meningkatnya penyakit dan kematian pada ikan. Oleh karena
itu kadang-kadang ikan diberi obat penenang sebelum ditransportasikan. Ada juga stres
disebabkan dari segi makanan atau pakan yang diberikan, seperti yang terjadi pada ikan lele, jika
ikan muda (0,5-5,0 gram) diberi makanan lebih dari 5% berat tubuh segar per hari, usus bagian
belakang atau bagian tengah pecah menimbulkan penyakit pada peritoneum. Kemudian timbul
radang pada dinding perut yang menyebabkan luka yang berasal dari dalam.

Untuk mengurangi stres pada saat penebaran benih harus hati-hati, ikan yang baru
ditangkap atau baru didatangkan tidak boleh langsung dicampurkan dengan ikan-ikan yang lama,
namun perlu dilakukan adaptasi suhu terlebih dahulu.

2. Kekurangan gizi

Ikan yang kekurangan gizi juga merupakan sumber dan penyebab penyakit. Pakan yang
kandungan proteinnya rendah akan mengurangi laju pertumbuhan, proses reproduksi kurang
sempurna, dan dapat menyebabkan ikan menjadi mudah terserang penyakit. Kekurangan lemak
atau asam lemak akan menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat, kesulitan reproduksi, dan
warna kulit yang tidak normal. Kekurangan karbohidrat dan mineral jarang terjadi, kecuali
yodium yang dapat menyebabkan gondok. Kekurangan vitamin dapat mengakibatkan

Kewirausahaan Page 12
Budidaya Ikan Gabus

pertumbuhan menurun, mata ikan redup, anemia, kulit pucat, dan pertumbuhan tulang belakang
kurang baik.

Pakan yang tidak seimbang atau komponennya berlebihan juga dapat menimbulkan
masalah, seperti kelebihan protein dan lemak dapat menimbulkan penimbunan lemak di hati dan
ginjal (lipoid liver degeneration) sehingga ikan menjadi gemuk, nafsu makan berkurang, dan
bengkat di sekitar perut. Dan kelebihan karbohidrat juga dapat menyebabkan penimbunan lemak
di hati dan organ dalam lainya, rongga perut melebar, insang menjadi pucat, telur tertahan, dan
kualitasnya menurun.

Pencegahan dilakukan dengan memberikan ikan makanan yang mengandung gizi lengkap,
tidak kelebihan gizi, pemberian makanan cukup, tepat waktu, dan makanan tidak mengandung
bahan beracun.

3. Pemberian pakan yang berlebihan

Selain kekurangan gizi sebagai pengebab mudahnya ikan terserang penyakit, pemberian
makanan juga mengakibatkan hal yang sama. Ada dua kejadian yang berbahaya bila ikan
diberikan pakan yang berlebihan, yaitu ikan mengalami kekenyangan yang berlebihan sehingga
usus ikan mudah pecah dan penurunan kualitas air.

Pakan yang berlebihan yang tidak habis dimakan oleh ikan akan tertimbun didasar kolam
dan tambak. Dengan demikian akan mempercepat penurunan kualitas air, karena pakan
merupakan sumbernbahan organik yang mengalami dekomposisi (terutama protein) akan
menjadi ammonia. Sedangkan konsentrasi ammonia yang berlebihan dapat menyebabkan
timbulnya keracunan pada ikan.

4. Keracunan

Keracunan yang bayak dikenal adalah yang disebabkan oleh ion NO 2 dan NH3. Tetapi ini
terjadi hanya pada kondisi lingkungan tertentu, misalnya penimbunan lumpur dan sisa pakan
yang banyak dikolam atau tambak. Gangguan kesehatan lainnya yang sangat tergantung pada
keadaan fisik adalah trauma gelembung gas atau disebut GBT (Gas Bubble Trauma). Penyakit
ini terjadi karena air terlalu jenuh dengan gas-gas terutama nitrogen. Tetapi trauma gelembung
gas atau GBT juga bisa terjadi karena terlalu jenuhnya oksigen.

Terlalu jenuhnya darah dengan gas bisa terjadi misalnya karena penggunakan air yang
dipanaskan, air yang disediakan melalui tekanan yang berlebihan, dan pengaliran air
menggunakan pompa-pompa yang rusak dan berlubang. Didalam tubuh ikan, dengan kejenuhan
darah seperti tersebut di atas, akan timbul suatu gelembung udara dengan tingkat tertentu dan hal
ini akan menyumbat kapiler-kapiler darah. Pecahnya kapiler-kapiler ini menghasilkan hemoragik.

Selain keracunan yang disebutkan di atas, kerucunan juga bisa berasal dari pakan. Misalnya
dari bahan baku yang digunakan, aktivitas mikroorganisme yang mencemari pakan dan
penurunan/ pengrusakan komponen pakan selama penyimpanan. Ketengikan lemak dapat

Kewirausahaan Page 13
Budidaya Ikan Gabus

merusak fungsi hati ikan. Mycotoksin dai Aspergilus flavus dapat menyebabkan tumor hati.
Beberapa senyawa lainnya yang tidak beracun tetapi dapat menurunkan kualitas pakan antara lain
enzim thiaminase yang dapat merusak thiamin (vitamin B1), trypsin inhibitor yang dapat
menghambat aktivitas enzim tripsin.

Keracunan juga bisa berasal dari limbah baik limbah rumah tangga seperti ditergen, limbah
pertanian seperti pestida maupun limbah industry seprti Cu, Cd, dan Hg serta berbagai bahan
pencemaran lainnya. Kesemuanya ini pada konsentrasi tinggi dapat membahayakan ikan dan
para pengkonsumsi ikan.

5. Memar dan luka

Ikan mengalami memar dan luka karena saling mengigit atau penangganan yang kurang
baik. Penyakit ulcus syndrome pada ikan kerapu yang diidentifikasikan disebabkan oleh bakteri
vibrio sp. (vibriosis) berawal dari memar dan luka pada ikan (Anonim, 1994).

Selama pengangkutan perlu diperhatikan agar kondisi lingkungan dalam media pengangkut
tetap baik, sehingga ikan tidak mengalami gangguan. Untuk menjaga kondisi media pengangkut
tetap baik, perlu diperhatikan waktu pengangkutan, jumlah ikan yang diangkut, dan jarak yang
ditempuh. Di dalam wadah pengangkut, ukuran ikan harus seragam, terutama ikan-ikan yang
mempunyai sifat kanibal (saling memangsa) seperti ikan kerapu, kakap, kuwe, gabus, dan ikan-
ikan karnivor lainya. Hal ini perlu diperhatikan agar tidak terjadi saling menyerang antara ikan
yang dapat menyebabkan memar dan luka pada ikan. Sebab ikan yang memar dan luka hanya
cepat stres, tetapi bagian tubuh yang memar dan luka merupakan media potensial untuk diserang
penyakit.

6. Cacat

Ikan cacat akan kesulitan memperoleh makanan, baik karena pergerakannya lambat atau
karena kecacatannya sehingga mengalami kekerdilan. Dan karena itu, sulit bersaing terutama
dalam memperoleh makanan. Walaupun demikian ikan cacat bukan hanya merupakan penyakit
(non-infeksi) bawaan, tetapi juga karena perlakuan pembenih yang tidak tepat. Misalnya, ikan
yang mempunyai kebiasaan memakan makanan di dasar perairan, oleh pembenih diberikan
makanan terapung. Perlakuan seperti ini akan menyebabkan ikan menderita mata juling. Begitu
juga ikan yang mengalami pembengkokan tulang.

Mungkin saja telur ikan ditetaskan terserang penyakit terlebih dahulu sebelum menetas.
Oleh karena itu, pembenih juga harus dapat memastikan media air yang digunakan maupun telur
yang hendak ditetaskan adalah dalam kondisi optimal.

7. Kulitas air

Bila kualitas air tidak dalam kondisi optimum untuk keperluan kehidupan ikan, misalya
tingkat bahan organik di dasar kolam atau tambak yang tinggi. Kualitas air juga mempunyai
potensi untuk menyebabkan perubahan sito-patologi dan histo-patologi pada ikan. Kosentrasi

Kewirausahaan Page 14
Budidaya Ikan Gabus

amonia yang tinggi bisa menyebabkan perubahan histologis pada jaringan insang walaupun
secara lambat tetapi terus menerus.

Menjaga agar kualitas air tetap optimum bagi kebutuhan ikan yang dibudidayakan, berarti
menjaga kesehatan ikan dan mencegah serangan penyakit. Kualitas air yang optimum dapat
dipertahankan dari kegiatan memilih lokasi yang ideal, menggunakan dan membuat wadah
budidaya yang cocok, dan melaksanakan pengololaan usaha budidaya ikan secara benar, seperti
memilih benih yang berkualitas, pemberian pakan yang cukup dan bermutu serta tepat waktu,
pergantian air, pengelolaan tanah, dan sebagainya.

8. Hama

Penyakit juga dapat disebabkan oleh hama yang secara sengaja maupun tidak sengaja
masuk ke dalam wadah pemeliharaan. Hama selain mengganggu ikan pemeliharaan dalam
bentuk memangsa, menyaingi, dan merusak wadah budidaya, juga dapat membawa organisme
penyakit seperti virus, perasit, bakteri atau jamur. Ikan pemeliharaan yang terluka akibat
terserang pemangsa akan mudah stres, dan bagian yang memar atau terluka merupakan media
yang potensial terjadinya serangan penyakit infeksi.

2.3.2 Penanggulangan Penyakit Ikan

Cara penanggulangan penyakit ikan dengan menggunakan obat-obatan atau secara kimiawi
dapat dilakukan di dalam bak (tank treatment) maupun di kolam/tambak (pond treatment).
Sedangkan teknik-teknik yang digunakan sebagai berikut :

Jangka pendek

Untuk penanggulangan penyakit ikan jangka pendek (short duration) dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :

Metode perendaman (Dip Method)

Metode perendaman dilakukan dengan memakai dosis konsentrasi yang tinggi untuk waktu
yang pendek, tidak lebih dari beberapa detik. Ikan yang diobati dengan cara ini dimasukan
kedalam jaring dan dicelupkan. Cara ini diterapkan pada pengobatan ikan dan telur ikan.

Metode pembilasan (Rapis (Flus)

Metode pembilasan dilakukan dengan memakai konsentrasi yang relatif tinggi, ikan dibilas
sekaligus sambil dilakukan penggantian air. Biasanya cara ini diterapkan untuk telur ikan.

Jangka panjang

Kewirausahaan Page 15
Budidaya Ikan Gabus

Penanggulangan penyakit ikan jangka panjang (prolonged treatment) dapat dilakukan


dengan dua cara, yaitu sebagai berikut:

Metode pemandian (Bath Method)

Metode pengobatan dengan cara pemandian dilakukan sekitar 1 jam. Selama pengobatan
ikan selalu diamati. Aerasi juga terus menerus diberikan selama pengobatan (pemandian).

Perlakuan dengan aliran air tetap ( Constant Flow Treatment)

Metode ini diperlukan alat aliran air tetap (constan flow apparatus). Lama pengobatan
untuk metode ini sekitar 1 jam.

Jangka waktu tak terbatas

Metode pengobatan ikan sakit dalam jangka waktu tak terbatas (indefinite treatment)
umumnya dipakai untuk pengobatan dikolam, tambak atau bak-bak yang berukuran besar. Bahan
kimia yang digunakan dalam dosis yang rendah untuk jangka waktu yang lama, dan dibiarkan
supaya berkurang dan hilang dengan sendirinya.

Penyemprotan

Penanggulangan penyakit ikan di kolam atau tambak dapat dilakukan dengan cara
penyemprotan. Bahan kimia yang biasanya digunakan adalah dengan jalan penyemprotan yaitu
pestida. Pengobatan dengan pestida ini hanya dilakukan sebagai cara terakhir, setelah cara yang
lain tidak yang efektif.

Penyuntikan

Pengobatan melalui penyuntikan biasanya dilakukan untuk ikan-ikan yang berukuran besar
atau induk-induk ikan. Penyuntikan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut:

1. Secara Intra Peritoneal (IP), yaitu penyuntikan dilakukan pada bagian belakang dari
rongga perut, tepat di depan sirip perut (diusahakan agar tidak melukai usus ikan).

2. Secara Intra Muscular (IM), yaitu penyuntikan dilakukan pada bagian tengah otot
punggung dekat sirip punggung (kurang lebih 3 sisik di bawah ujung belakang sirip
punggung).

Pengobatan melalui makanan

Kewirausahaan Page 16
Budidaya Ikan Gabus

Apabila ikan yang terserang penyakit masih mau makan (belum kehilangan nafsu makannya)
maka pengobatan dapat dilakukan melalui makanan. Caranya, obat yang hendak digunakan
dicampur dengan makanan (sesui dosis) sesaat sebelum makanan diberikan.

2.3.3 Penanggulangan Hama

Hama adalah organisme yang dapat menimbulkan ganguan pada ikan budidaya secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk menanggulangi serangan hama lebih ditekankan pada
system pengendalian hama terpadu, yaitu pemberantasan hama yang berasil, tetapi tidak
mengakibatkan kerusakan ekosistem, termasuk hewan ternak, ikan budidaya, manusia, dan
musuh alami yang mengkonsumsinya (hama). Dengan kata lain, apabila masih ada cara yang
dapat dilakukan dan ternyata memberikan hasil yang baik, maka tidak perlu menggunakan obat-
obatan, apa lagi obat-obatan buatan pabrik (pestisida anorganik).

Oleh karena itu, penanggulangan hama umumnya dilakukan dengan cara mekanis.
Pemberantasan secara mekanis sebaiknya dilakukan petani ikan pada saat sebelum penebaran
benih. Cara ini merupakan tindakan pencegahan (preventif). Cara pencegahan ini lebih
menguntungkan karena tidak menimbulkan dampak yang merugikan pada lingkungan, mudah
dan murah pelaksanaannya, tidak berpengaruh buruk pada usaha budidaya dan memberikan
pengaruh yang cukup lama.

Tindakan pencegahan seperti menyiapkan kondisi kolam/ tambak yang sempurna dengan
perlakuan pengolahan tanah yang baik, pengeringan yang memenuhi syarat, pengapuran dengan
dosis yang sesuai pH dan sifat tanah, mempertinggi peranan dan fungsi saluran, pintu air dan alat
penyaringannya dalam kolam/tambak, akan memberikan andil yang sangat besar dalam usaha
penanggulangan hama.

Kewirausahaan Page 17

Anda mungkin juga menyukai