Udang galah merupakan salah satu jenis udang air tawar dari family palaemonidae
yang sering disebut “giant freshwater prawn”. Udang galah hidup liar di perairan tawar
seperti danau, rawa, waduk dan sungai yang berhubungan langsung dengan laut serta
menyebar di daerah indo pasifik. Di Indonesia, udang galah banyak terdapat di daerah
Sumatera selatan, Jambi, Kalimantan dan bagian selatan Pulau Jawa (Adisukresno, dkk,
1982).
Ciri-ciri khusus udang galah yang membedakannya dari jenis udang lainnya
adalah bentuk rostum yang Panjang dan melengkung seperti pedang, rostrum bagian atas
terdapat 11-13 buah gerigi sedangkan bagian bawah terdapat 8-14 buah. Pada bagian
dada terdapat lima pasang kaki jalan (periopoda), bagian badan (abdomen) terdiri dari
lima ruas masing-masing dilengkapi dengan kaki renang (pleiopoda) (hadie, 1993).
Secara lengkap, ,morfologi udang galah disajikan pada Gambar 1.
Perbedaan udang galah jantan dan betina dapat dilihat pada Gambar 2.
Daur hidup Udang galah (Macrobrachium Rosenbergii De Man) dapat dilihat pada
Gambar 3.
Udang merupakan individu heteroseksual, artinya jantan dan betina terdapat pada
individu yang berbeda. Udang galah jantan memiliki alat kelamin yang disebut petasma
berfungsi sebagai alat untuk menyalurkan sperma. Sedangkan udang galah betina
mempunyai alat kelamin yang disebut thelicum dengan fungsi menampung sperma
sebelum pembuahan. Telur yang keluar dari saluran telur (oviduct) akan dibuahi oleh
sperma dari thelicum. Pembuahan terjadi diluar tubuh (eksternal). Alat kelamin udang
galah jantan dan betina dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Alat Kelamin Udang Galah (Macrobrachium Rosenbergii De Man) Jantan Dan
Betina Sumber: Syamsul (1990).
Salah satu aspek penting dalam reproduksi adalah tingkat kematangan gonad.
Tingkat kematangan gonad adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan
sesudah memijah. Tingkat kematangan gonad dapat ditentukan dengan 2 cara yaitu
pengamatan secara mikroskopik (histologi) dan tanda-tanda umum (morfologi) (effendie,
2002). Kriteria tingkat kematangan gonad (TKG) udang galah dapat dilihat pada Tabel 1.
Sebelum terjadi proses perkawinan, udang galah betina mengalami ganti kulit
(prematingmoult) terlebih dahulu sehingga keadaan tubuhnya lemah dan pada saat itu
terjadi perkawinan. Udang galah jantan mengeluarkan sperma dan dilekatkan di
spermatheca yang terletak pada bagian dada diantara kaki jalan betina. Spermatozoa dari
udang jantan tersebut menunggu saatnya telur keluar melalui organ tersebut. Massa telur
yang berwarna jingga terlihat pada daerah cephalothorax. Dari sini telur akan mengalir
keluar lewat lubang genitalia pada kaki jalan ketiga menuju tempat pengeraman. Telur
yang terdapat pada spermatheca akan dibuahi oleh sperma. Setelah pembuahan
berlangsung, telur diletakkan pada tempat pengeraman yang terdapat di antara kaki
renang udang betina hingga saatnya menetas. Telur yang keluar terikat oleh benang-
benang elastic sehingga berupa massa berwarna jingga yang makin padat memenuhi
tempat pengeraman. Setelah terjadi pembuahan, udang galah betina mencari kondisi
perairan air payau untuk menetaskan telurnya. Masa pengeraman telur berlangsung 19-
21 hari.
Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilan pada setiap induk udang betina
berbeda-beda tergantung ukuran, umur dan tersedianya makanan. Makin besar induk
makin besar jumlah telur yang dikeluarkan. Pada udang denga pertumbuhan sempurna
induk udang dengan ukuran 50 gram dapat menghasilkan telur antara 15.000-25.000 butir
SUMBER
Amri, K., dan Khairuman. 2004. Budidaya Udang Galah Secara Intensif. Agromedia
Pustaka. Jakarta. 89 Hal
Hadie, W dan Lies, E. 1993. Pembenihan Udang Galah Usaha Industri Rumah Tangga.
Penerbit Kanisius, Yogyakarta. 110 Halaman.
Nurjana, M.L. 1979. Mekanisme Usaha Pembenihan Udang Galah Secara Intensif. Jurnal
Penelitian Balai Budidaya Air Payau Jepara. Penerbit BBAP Press.
Halaman.28-56