Anda di halaman 1dari 8

PROSPEK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MEWUJUDKAN

KETAHANAN PANGAN
Efriyani Sumastuti
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Farming Semarang
Email: efriyani_smt@yahoo.com

ABSTRACT

Agribusiness sector has an important role in the process of economic development. The contribution
of this sector in economic development, are to increase the food production for domestic consumption,
become the largest provider of employment, enlarge the market for industries, increase the supply of
money for saving and increase the income. Up to now, the role of the agricultural sector in Indonesia is
sogreatin supporting the food full fill mentand providing an employment for farm house holds. The great
role and potency of agribusiness sector in realizing the food sustainability still have to face many
challenges and complex issues. There should be many efforts for the existance of agribusiness sector.
This study will discuss the agribussiness potency, prospects, problems and the efforts that should be
done for the food sustainability.
Keywords: prospect, development, agribussiness, food security

ABSTRAK
Sektor agribisnis mempunyai peranan penting dalam proses pembangunan ekonomi. Kontribusi
sektor ini dalam pembangunan ekonomi antara lain meningkatkan produksi pangan untuk konsumsi
domestik, sebagai penyedia tenaga kerja terbesar, memperbesar pasar untuk industri, meningkatkan
supply uang tabungan dan meningkatkan devisa. Sampai saat ini, peranan sektor pertanian di Indonesia
begitu besar dalam mendukung pemenuhan pangan dan memberikan lapangan kerja bagi rumah tangga
petani. Peran dan potensi sektor agribisnis yang demikian besar dalam mewujudkan ketahanan pangan
di masa yang akan datang masih harus menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan kompleks.
Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk tetap eksis. Studi ini akan membahas tentang potensi,
prospek, permasalahan serta upaya yang perlu dilakukan sektor agribisnis dalam mewujudkan
ketahanan pangan.
Kata kunci : prospek, pengembangan, agribisnis, ketahanan pangan

PENDAHULUAN 5. Sebagai penyedia pangan utama


Sektor pertanian, khususnya agribisnis dipre- Agribisnis, menurut Suryanto (2004) merupakan sis-
diksi akan sangat berperan dalam pembangunan tem yang mencakup lima subsistem yaitu sarana
ekonomi kerakyatan di masa yang akan datang. produksi, subsistem produksi, subsistem pengolahan
Prediksi ini didasarkan pada beberapa hal, yaitu : hasil, subsistem pemasaran dan subsistem kelem-
1. Sektor pertanian menampung sebagian besar bagaan. Masing-masing subsistem tidak dapat
tenaga kerja (75%) dan terbukti relatif mapan terlepas satu sama lain.
dalam menghadapi krisis ekonomi Indonesia dengan jumlah penduduk yang diper-
2. Industri yang tepat untuk dikembangkan adalah kirakan mencapai 278 juta jiwa pada tahun 2030,
industri pengolahan hasil pertanian menimbulkan tantangan yang kompleks dalam
3. Komoditas pertanian masih dapat bersaing pemenuhan kebutuhan pangan. Usaha untuk meme-
untuk menjadi komoditas unggulan dibandingkan nuhi kebutuhan pangan antara lain adalah dengan
komoditas non-pertanian peningkatan produksi dan diversifikasi. Dua hal
4. Merupakan ekonomi produktif yang berbasis tersebut termasuk dalam kegiatan agribisnis. Dengan
masyarakat demikian, agribisnis perlu dikembangkan untuk men-

154 Prospek Pengembangan Agribisnis (Sumastuti: 154 – 161)


dukung proses pembangunan dan terwujudnya keta- basis yang melaksanakan fungsi-fungsi dari masing-
hanan pangan. Dalam kehidupan manusia, pangan masing subsistem. Agribisnis tidak hanya mencakup
merupakan kebutuhan dasar yang harus terpenuhi. bisnis pertanian yang besar, tetapi juga skala kecil
Pada kenyataannya, pengembangan agribisnis dan lemah (pertanian rakyat). Bentuk usaha dalam
dalam mewujudkan ketahanan pangan menghadapi agribisnis dapat berupa PT, CV, Perum, Koperasi,
banyak kendala, baik internal maupun eksternal. dan lain-lain. Sifat usahanya adalah homogen/
Tetapi kita tetap harus mencari upaya dan alternatif heterogen, berteknologi tinggi atau tradisional, ko-
pemecahannya. Indonesia, yang merupakan negara mersial atau subsisten, padat modal atau padat
agraris, pendekatan agribisnis dapat dijadikan tero- tenaga kerja.
bosan dalam menciptakan ketahanan pangan dan Perkembangan ekonomi bidang pangan dan
memberikan percepatan pembangunan. agribisnis Indonesia pada tahun 2010 sebenarnya
cukup cerah, karena tanda-tanda kelesuan ekonomi
global telah berangsur menghilang. Kebutuhan pa-
PEMBAHASAN
ngan dari waktu ke waktu selalu mengalami kenaikan
1. Prospek, Potensi dan Peran Agribisnis sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk Indo-
Agribisnis secara sederhana adalah suatu kon- nesia 1,49% per tahun. Produksi pangan (khusus
sep yang utuh, mulai dari proses produksi, mengolah padi dan palawija serta tanaman hortikultura) telah
hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan menunjukkan peningkatan, seperti pada Tabel 1 dan
dengan kegiatan pertanian. Pengertian fungsional 2.
agribisnis adalah rangkaian fungsi-fungsi kegiatan Berdasarkan Tabel 1 dan 2 diketahui bahwa
untuk memenuhi kegiatan manusia. Pengertian produksi tanaman hortikultura secara keseluruhan
struktural agribisnis adalah kumpulan unit usaha atau (rata-rata) pada tahun 2007-2011 mengalami pening-

Tabel 1. Perkembangan Produksi Komoditas Hortikultura, 2007- 2011


Produksi Peningkatan
No Kelompok Komoditas per tahun
2007 2008 2009 2010 2011 (%)
1. Buah-buahan (Ton) 17.116.622 18.241.248 19.335.723 26.078.195 27.725.821 12,4
2. Sayuran (Ton) 9.455.464 10.393.407 10.445.374 10.699.420 10.774.203 3,5
3. Tanaman hias :
- Tanaman Hias 31,1
Potong (Tangkai) 190.189.976 212.037.463 335.568.955 378.925.785 485.583.204
- Dracaena (Batang) 2.041.962 2.355.403 2.449.619 4.625.925 2.449.898 (4,8)
- Melati (Kg) 15.775.751 16.597.668 18.423.411 21.600.442 22.545.084 10,7
- Palem (Pohon) 1.171.768 1.304.178 1.460.679 1.098.197 1.251.895 1,7
4. Tanaman Biofarmaka (5,4)
(Kg) 474.911.940 489.702.035 465.216.933 399.312.009 372.436.510
Rata-rata 7,03
Sumber : BPS (2012) diolah
Keterangan : angka dalam kurung pada kolom 4 merupakan nilai minus

Tabel 2. Perkembangan Produksi Padi dan Palawija 2007- 2011


Produksi (ton) Peningkatan
No Komoditas
2007 2008 2009 2010 2011 per tahun (%)
1. Padi 57.157.435 60.325.925 63.342.221 66.469.394 65.756.904 3,76
2. Jagung 13.287.527 16.317.252 17.459.460 18.327.636 17.643.250 8,20
3. Kedelai 592.534 775.710 868.795 907.031 851.286 10,92
Rata-rata 7,63
Sumber : BPS (2012) diolah

JEJAK, Volume 4, Nomor 2, September 2011 155


katan sebesar 7,03%, sedangkan produksi padi dan si dan penyediaan pangan. Seperti diketahui, bahwa
palawija 7,63%. ketersediaan pangan yang melimpah melebihi
Di Indonesia, sektor agribisnis merupakan sek- kebutuhan pangan penduduk tidak menjamin bahwa
tor yang strategis, karena menyediakan kebutuhan seluruh penduduk terbebas dari kelaparan dan gizi
pangan masyarakat; menyediakan bahan baku bagi kurang. Konsep ketahanan pangan yang luas bertlak
sektor industri (agroindustri); memberikan kontribusi pada tujuan akhir dari ketahanan pangan yaitu
bagi devisa negara melalui komoditas yang diekspor; tingkat kesejahteraan manusia
menyediakan kesempatan kerja bagi tenaga kerja Tujuan ketahanan pangan harus diorentasikan
pedesaan dan perlu dipertahankan untuk keseim- untuk pencapaian pemenuhan hak atas pangan,
bangan ekosistem (lingkungan). peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dan keta-
Nilai PDB sektor pertanian mengalami pertum- hanan pangan nasional. Berjalannya sistem keta-
buhan yang semakin membaik dari tahun ke tahun. hanan pangan sangat tergantung pada kebijakan dan
Apabila diperhatikan dan dikelola secara profesional, kinerja sektor ekonomi, sosial dan politik. Agribisnis
sumbangan sektor pertanian masih dapat diting- dapat dijadikan sebagai cara atau solusi dalam
katkan. Secara tidak langsung peningkatan tersebut meningkatkan ketahanan pangan. Hal ini sesuai
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani di dengan teori bahwa fokus dari sistem agribisnis
Indonesia. Secara empirik, keunggulan dan peranan adalah keberlanjutan (sustainable), sedangkan keta-
pertanian/agribisnis tersebut dapat dilihat dari hanan pangan pada stabilitas (stability). Subsistem
besarnya sumbangan atau pangsa realtif terhadap Ketersediaan pangan (food availability) pada keta-
nilai tambah industri non-migas dan ekspor non- hanan pangan dapat dintegrasikan dengan subsis-
migas), yang relatif tinggi. Sektor ini diharapkan tem usahatani (On-farm) pada sistem agribisnis.
mampu menjadi sumber pertumbuhan perekono- Para pelaku agribisnis dapat mengusahakan atau
mian, terutama negara-negara berkembang yang melakukan budidaya berbagai macam tanaman
perekonomiannya masih 60 persen bertumpu pada pangan yang bisa dijadikan sebagai alternatif diver-
sektor pertanian. Dilihat dari sisi produksi, pemba- sifikasi pangan. Dengan demikian ketersediaan
ngunan agribisnis mampu menunjukkan peningkatan pangan dalam negeri akan benar-benar tercapai dan
produktivitas, perbaikan kualitas, perbaikan teknologi tidak hanya bertumpu pada satu komoditas pangan
dan peningkatan jumlah tenaga kerja di sektor saja (iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/11532/
pertanian. 2/I09ehe.pdf). Subsistem penyerapan pangan (food
utilization) dapat diintegrasikan dengan subsistem
agribisnis hilir (down-stream agribusiness). Integrasi
2. Ketahanan Pangan tersebut dilakukan pada kegiatan pengolahan produk
Di Indonesia, sistem ketahanan pangan terdiri pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk
dari empat subsistem yang tidak dapat dipisahkan antara maupun produk akhir. Industri pengolahan
dan terintegrasi satu dengan yang lain, yaitu : produk harus mengutamakan keamanan pangan.
Dengan adanya pengolahan tersebut akan dihasilkan
a. Ketersediaan pangan dalam jumlah dan jenis
produk siap konsumsi yang mempunyai nilai tambah,
yang cukup untuk seluruh penduduk
baik secara ekonomi maupun dari kandungan gizi.
b. Distribusi pangan yang lancar dan merata
Subsistem akses pangan (food access) dapat diinte-
c. Konsumsi pangan setiap individu yang meme- grasikan dengan subsistem agribisnis hilir (down-
nuhi kecukupan gizi seimbang stream agribusiness). Integrasi tersebut dilakukan
d. Status gizi masyarakat dengan kegiatan distribusi atau kegiatan perdagang-
Dengan demikian, sistem ketahanan pangan an di pasar domestik maupun di pasar internasional.
tidak hanya menyangkut soal produksi, distribusi, Dengan adanya kegiatan distribusi, konsumen dapat
dan penyediaan pangan tetapi juga menyangkut mengakses produk-produk yang dibutuhkan untuk
akses pangan di tingkat rumah tangga. Konsep dikonsumsi. Hubungan integrasi, secara sistematis
ketahanan pangan yang sempit meninjau sistem dapat dilihat pada Gambar 1.
ketahanan pangan dari aspek masukan yaitu produk-

156 Prospek Pengembangan Agribisnis (Sumastuti: 154 – 161)


Ketersediaan Pangan Akses Pangan Penyerapan Pangan Status Gizi
(Food Availibility) (Food Acces) (Food Utilization) (Nutritional
Status)

Subsistem Agribisnis hulu Subsistem Usahatani Subsistem Agribisnis hilir

Subsistem Penunjang

Sumber : Rahman (2010)


Gambar 1. Integrasi Sistem Agribisnis dengan Sistem Ketahanan Pangan

Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan tersebut sangat erat kaitannya dengan kondisi dan
di masa yang akan datang, tentu tidak semudah potensi suatu wilayah. keberhasilan pembangunan
yang kita bayangkan. Berbagai masalah dan tan- ekonomi melalui pengembangan sektor agribisnis,
tangan yang perlu diantisipasi antara lain adalah: perlu diidentifikasi terlebih dahulu kondisi dan tan-
a. Pertambahan jumlah penduduk tangan yang dihadapi sektor agribisnis. Dengan
dasar tersebut, dapat dirumuskan strategi untuk
b. Konsumsi pangan utama masih didominasi oleh
menghadapi dan mempercepat pembangunan sektor
beras
agribisnis dalam mewujudkan ketahanan pangan.
c. Diversifikasi pangan belum dapat terlaksana
Sumber : Rahman (2010) Pengembangan agribisnis tidak dapat dilakukan
secara optimal
tanpa dukungan dari perusahaan agribisnis, karena
d. Tingginya kompetisi/ alih fungsi pemanfaatan perusahaan agribisnislah yang memiliki rencana,
lahan Gambar 1. Integrasi Sistem Agribisnis dengan
desainSistem Ketahanan Pangan
dan implementasi aktivitas agribisnis dalam
e. Penurunan kapasitas dan kualitas sumber daya sistem ekonomi kerakyatan. Untuk keperluan terse-
alam karena eksploitasi besar-besaran but maka pemerintah perlu mendorong pengem-
bangan sistem dan usaha agribisnis di bidang usaha
f. Dampak perubahan iklim yang mengakibatkan
industri rumah tangga, koperasi, kelompok usaha
penurunan produksi pangan
berskala kecil, menengah dan besar. Dengan demi-
kian pengembangan agribisnis komoditas unggulan
3. Upaya Pengembangan Agribisnis dalam
akan berdampak pada ketahanan pangan yang han-
Mewujudkan Ketahanan Pangan
dal dan pembangunan daerah yang terarah dan
Pembangunan pertanian tidak terlepas dari berkelanjutan.
pengembangan kawasan pedesaan yang menem- Upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional
patkan pertanian sebagai penggerak utama pereko- tidak terlepas dari kebijakan umum pembangunan
nomian. Lahan, potensi tenaga kerja, dan basis pertanian dalam mendukung penyediaan pangan
ekonomi lokal pedesaan menjadi faktor utama terutama dari produksi domestik. Dalam mewujudkan
pengembangan pertanian. Saat ini, pembangunan ketahanan pangan dan stabilitasnya (penyediaan
pertanian tidak saja bertumpu di desa tetapi juga dari produksi domestik) identik pula dengan upaya
diperlukan integrasi dengan kawasan dan dukungan peningkatan kapasitas produksi pangan nasional
sarana serta prasarana. Struktur perekonomian dalam pembangunan pertanian beserta kebijakan
wilayah merupakan faktor dasar yang membedakan pendukung lain yang terkait (http://www.ipb.ac.id/id/
suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Perbedaan ?b=1545).

JEJAK, Volume 4, Nomor 2, September 2011 157


Sektor pangan dan agribisnis, ke depan sangat Pengembangan sistem agribisnis dapat dilaku-
memerlukan suatu strategi kebijakan dan langkah kan dengan pendalaman struktur agro-industri seba-
konkrit berupa pemberian insentif pajak, akses per- gai suatu subsistem dalam agribisnis. Pendalaman
modalan dan informasi bagi pelaku agribisnis yang agro-industri lebih ditekankan pada industri hilir
akan melakukan investasi pada sektor pengolahan pengolahan hasil pertanian dengan mempertim-
dan pemasaran di hilir. Peningkatan nilai tambah bangkan pengembangan industri hulu. Setelah itu
(added value) komoditas pertanian, perkebunan, dilakukan daya dorong inovasi (creative innovation-
peternakan, dan perikanan akan sejalan dengan driven). Inovasi kreatif menekankan pada pening-
upaya peningkatan keunggulan kompetitif. Investasi katan kemajuan teknologi pada setiap subsistem
di sektor hilir tersebut pasti akan menciptakan agribisnis. Tuntutan sumber daya manusia yang
lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja terampil semakin berkualitas sangat diperlukan guna mengim-
dan berpendidikan tinggi. bangi kemajuan teknologi yang ada. Tahapan
Operasionalisasi pembangunan sistem dan pengembangan sistem agribisnis di setiap wilayah
usaha-usaha agribisnis dilaksanakan melalui pe- tidak sama, karena sangat ditentukan oleh karakte-
ngembangan kawasan dan pusat-pusat pertumbuhan ristik dan keragaman antar daerah, baik secara fisik
berbasis komoditas sesuai dengan keunggulan maupun sosial ekonomi dan budaya masyarakat.
masing-masing daerah. Di samping itu juga memper- Pada umumnya, pembangunan agribisnis dila-
timbangkan kondisi agro-ekologi dan permintaan kukan berdasarkan pada persebaran sumber daya
masyarakat daerah, serta kondisi sosial ekonomi dan fisik, sosial dan ekonomi yang mencakup beberapa
pasar. Setiap daerah perlu mencermati jenis komo- wilayah administrasi pemerintahan maupun bebe-
ditas yang mempunyai keunggulan komparatif rapa wilayah pelayanan Departemen/Dinas. Oleh
(comparative advantage) untuk dikembangkan seca- karena itu, diperlukan adanya koordinasi harmonis
ra berkesinambungan. Ini berarti mulai meletakkan antar-Departemen / Lembaga, antar-Pemerintah
dasar kebijakan peningkatan produksi yang didasar- Pusat, Provinsi dan Kabupaten demi membangun
kan pada potensi alam, penguasaan teknologi, suatu sistem (agribisnis) yang efektif dan efisien.
kemampuan manajerial dan konservasi sumber daya Pembangunan ekonomi lokal yang berbasis
alam. pada pertanian merupakan sebuah proses orientasi.
Efisiensi dapat terjadi apabila dalam penentuan Proses tersebut berkaitan dengan banyak faktor,
wilayah untuk industri pengolahan dan pemasaran antara lain adalah :
harus sinkron dengan wilayah produksi. Sinkronisasi a. Terbentuknya institusi/ lembaga baru
ini akan mendorong terciptanya efektivitas dalam b. Pengembangan industri alternatif
perdagangan suatu komoditas. Karena suatu komo-
c. Peningkatan kemampuan manajerial pelaku
ditas yang hanya unggul secara komparatif dapat
usaha
didorong keunggulan kompetitifnya melalui pewila-
d. Identifikasi pasar
yahan industri pengolahan dan pemasaran yang
tepat. e. Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi
f. Mendorong terbentuknya perusahaan baru
Pembangunan sektor pertanian sebagai basis
kegiatan ekonomi utama, pengembangannya tidak g. Peningkatan entrepreneurship
dapat hanya mengandalkan kegiatan pada on-farm Dengan pembangunan ekonomi lokal, diharapkan
saja. Tetapi diperlukan adanya terobosan penginte- kegiatan pertanian akan berorientasi pada pasar
grasian sistem agribisnis yang memungkinkan tercip- (konsumen). Orientasi pasar menunjukkan bahwa
tanya nilai tambah (value added) yang berarti bagi setiap lokasi dapat menghasilkan komoditas perta-
setiap komoditas sektor pertanian. Pengembangan nian yang spesifik. Dengan demikian akan terjadi
sistem agribisnis regional secara umum harus meng- spesialisasi produksi. Kebijakan Nasional pemba-
hasilkan produk yang lebih beragam bukan hanya ngunan pertanian pertanian di suatu negara tentunya
didominasi oleh produk-produk primer sehingga tidak lepas dari pengaruh faktor-faktor eksternal.
struktur perekonomian regional tidak hanya berbasis
pertanian.

158 Prospek Pengembangan Agribisnis (Sumastuti: 154 – 161)


Faktor-faktor eksternal tersebut antara lain adalah kegiatan utuh yang komprehensif. Untuk keper-
(Suradisastra, 2006): luan tersebut diperlukan dukungan semua pihak
a. Kesepakatan-kesepakatan internasional, seperti yang terkait agar tujuan dapat tercapai.
WTO, APEC dan AFTA Upaya pengembangan potensi agribisnis secara
b. Kebijakan perdagangan komoditas pertanian di efisien dan efektif dalam mewujudkan ketahanan
negara mitra pangan memerlukan suatu strategi. Strategi tersebut
c. Lembaga-lembaga internasional yang membe- adalah sebagai berikut :
rikan bantuan kepada Indonesia tertutama a. Peningkatan produksi pangan secara berkelan-
dalam masa krisis jutan

Saat ini dan masa yang akan datang, orientasi sektor Pening produksi dapat dilakukan melalui berba-
agribisnis telah berubah kepada orientasi pasar. gai macam cara antara lain dengan intensifikasi,
Dengan berlangsungnya perubahan preferensi kon- ekstensifikasi dan diversifikasi.
sumen yang semakin menuntut atribut produk yang b. Revitalisasi industri hulu
lebih rinci dan lengkap, maka motor penggerak sek- Industri hulu yang dimaksud di sini berkaitan
tor agribisnis harus berubah dari usahatani kepada dengan sarana dan prasarana produksi, seperti
industri pengolahan (agroindustri). Untuk mengem- benih, pupuk, pestisida serta alat dan mesin
bangkan sektor agribisnis yang modern dan berdaya pertanian.
saing, agroindustri menjadi penentu kegiatan pada
c. Revitalisasi industri pasca panen dan pengo-
subsistem usahatani dan selanjutnya akan menentu-
lahan pangan
kan subsistem agribisnis hulu.
Optimalisasi manfaat sektor pertanian dan
Di samping konsep pembangunan pertanian di
meningkatkan pendapatan pengelola agribisnis,
atas, khususnya di negara-negara berkembang,
perlu dilakukan proses pasca panen dan pengo-
masih banyak permasalahan yang dihadapi sektor
lahan. Seperti diketahui bahwa bahan hasil
pertanian. Permasalahan tersebut antara lain adalah:
pertanian akan mudah rusak setelah dipanen
a. Kemiskinan apabila tidak ditangani secara serius. Proses
b. Rendahnya produktivitas SDA dan SDM pasca panen dan pengolahan ini tentunya dida-
c. Lemahnya posisi tawar petani sarkan pada modernisasi dengan tidak mening-
d. Lemahnya sistem pasar galkan potensi daerah masing-masing
Struktur agribisnis, untuk hampir semua komoditas, d. Revitalisasi dan restrukturisasi kelembagaan
dewasa ini masih tersekat-sekat, yang dicirikan oleh Pengembangan kelembagaan hendaknya men-
beberapa hal, yaitu: cerminkan jati diri bangsa serta didasarkan pada
a. Agribisnis merupakan konsep dari suatu sistem pertimbangan modernisasi sektor pertanian. Un-
yang integratif dan terdiri atas beberapa sub- tuk keperluan tersebut masih diperlukan peran
sistem, yaitu: subsistem pertanian hulu, sub- pemerintah sebagai fasilitator, tanpa meninggal-
sistem budidaya pertanian, subsistem pengo- kan kearifan lokal dan perundang-undangan
lahan hasil pertanian, subsistem pemasaran dan yang berlaku. Kelembagaan dalam hal ini adalah
subsistem jasa penunjang pertanian. Lima sub- kelembagaan yang berkaitan dengan proses
sitem tersebut di atas merupakan satu kesatuan produksi pangan, seperti: koperasi, UKM dan
yang tidak dapat terpisahkan satu sama lain. lumbung desa
Apabila salah satu subsistem tidak dapat berja- e. Pengembangan kebijakan yang kondusif
lan secara efisien akan mempengaruhi proses
Kebijakan yang diberlakukan hendaknya yang
yang lain dan akibatnya potensi agribisnis tidak
dapat melindungi pelaku bisnis pangan dari hulu
dapat dimaksimalkan
hingga hilir. Kebijakan tersebut berkaitan dengan
b. Agribisnis merupakan suatu konsep yang penerapan technical barrier for Trade (TBT)
menempatkan kegiatan pertanian sebagai suatu pada produk pangan, insentif, alokasi kredit, dan

JEJAK, Volume 4, Nomor 2, September 2011 159


harmonisasi tarif bea masuk, pajak resmi dan perdagangan, pelayanan dan pengaturan serta
tidak resmi. intervensi untuk mendorong terciptanya kemandirian
Secara rinci, strategi untuk mencapai ketahanan pangan. Output dari pengembangan pangan adalah
pangan dapat dilihat pada Gambar 2. Ketahanan terpenuhinya pangan, SDM berkualitas, ketahanan
pangan, berdasarkan pada Gambar 2 diwujudkan pangan, ketahanan ekonomi dan ketahanan
oleh hasil kerja sistem ekonomi pangan. Sistem nasional.
tersebut terdiri dari subsistem ketersediaan produksi,
pasca panen dan pengolahan, subsistem distribusi PENUTUP
dan subsistem konsumsi yang saling berinteraksi
secara berkesinambungan. Ketiga subsistem terse- Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan
but merupakan satu kesatuan yang didukung oleh di atas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
adanya berbagai input sumberdaya alam, kelem- berikut :
bagaan, budaya, dan teknologi. Proses ini akan 1. Di Indonesia, Agribisnis mempunyai peran dan
berjalan secara efisien oleh adanya partisipasi potensi yang sangat strategis dalam mewujud-
masyarakat dan fasilitasi pemerintah. Partisipasi kan ketahanan pangan
masyarakat (petani, nelayan, dan lain-lain) dimulai 2. Dalam proses pengembangannya, untuk mewu-
dari proses produksi, pengolahan, distribusi dan judkan ketahanan pangan, agribisnis mengha-
pemasaran serta jasa pelayanan di bidang pangan. dapi berbagai macam tantangan, yaitu :
Fasilitasi pemerintah diimplementasikan dalam
a. Pertambahan jumlah penduduk yang lebih
bentuk kebijakan ekonomi makro dan mikro di bidang
besar dari peningkatan produksi

Sumber : Suryana (2004)


Gambar 2. Strategi Pembangunan Ketahanan Pangan

160 Prospek Pengembangan Agribisnis (Sumastuti: 154 – 161)


b. Konsumsi pangan masih didominasi oleh Feryanto W.K. (2010) Peranan Agribisnis dalam
satu komoditas, yaitu beras Pembangunan Pertanian dan Ekonomi.
c. Diversifikasi pangan belum berjalan secara Feryanto.wk’s blog.
optimal Herdiana, E. (2009) Analisis jalur Faktor-Faktor Yang
d. Tingginya alih fungsi lahan produktif untuk Mempengaruhi Ketahanan Pangan Rumah
pertanian ke non pertanian Tangga di Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
e. Penurunan kapasitas dan kualitas sumber http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/
daya alam serta manusia 11532/2/i09ehe.pdf
f. Dampak perubahan iklim Rachmawati, K.D. (2010) Peran Profesi Ekonomi
Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, khu- Pertanian Spesialisasi Agribisnis dalam Pem-
susnya yang berkaitan dengan bidang agribisnis, bangunan Pertanian di Indonesia, IPB, Bogor.
disarankan: Rahman, A.Z. (2010) Kaitan Pembangunan Perta-
1. Adanya kebijakan yang berpihak pada sektor nian melalui Agribisnis dengan Ketahanan
pertanian Pangan Indonesia. IPB, Bogor.
2. Perlunya penyusunan strategi yang melibatkan Saragih, B. (2010) Refleksi kritis Pengembangan
semua pihak yang terkait secara terintegrasi dan Dan Kontribusi Pemikiran Agribisnis Terhadap
berkelanjutan pada lima subsistem dalam Pembangunan Pertanian Indonesia. http://www.
agribisnis ipb.ac.id/id/?b=1545
Suradisastra, K. (2006) “Revitalisasi Kelembagaan
Untuk Percepatan Pembangunan Sektor
DAFTAR PUSTAKA
Pertanian Dalam Otonomi Daerah”, Analisis
Badan Pusat Statistik (2009) Indonesia dalam Angka, Kebijakan Pertanian . Vol. 4, No 4.
Jakarta. Suryana, A. (2004) Ketahanan Pangan. lemlit.ugm.
Departemen Pertanian (2009) Kinerja Pembangunan ac.id/Agro/download/white_paper.doc.
Sektor Pertanian 2008, Jakarta. Suryanto (2004) Peran Usahatani Ternak Rumi-
Ditjen Hortikultura (2009) Gambaran Kinerja Makro nansia dalam Pembangunan Agribisnis Berwa-
Hortikultura, Jakarta. wasan Lingkungan. Pidato Pengukuhan Guru
Besar, 6 Oktober 2004. UNDIP, Semarang.

JEJAK, Volume 4, Nomor 2, September 2011 161

Anda mungkin juga menyukai