Sektor pertanian masih berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan manusia, meskipun
pada pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan pesatnya. Hal ini
terjadi karena sektor pertanian berfungsi sebagai penyedia bahan makanan, maupun bahan
baku bagi suatu industri. Di samping itu, pertanian juga berperan sebagai penyedia lapangan
pekerjaan terutama bagi penduduk yang tinggal di pedesaan, dan juga masih merupakan sektor
yang dapat diandalkan sebagai penghasil devisa negara.
1. PERTANIAN
Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika
suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian
memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan
peradaban. Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan pengembangan alat-alat pendukung
kehidupan, dan juga kesenian akibat diadopsinya teknologi pertanian. Kebudayaan masyarakat
yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai kebudayaan agraris.
1.1 Pengertian Pertanian
Pertanian dapat diberikan dalam arti terbatas dan arti luas. Dalam arti terbatas, pertanian ialah
pengelolahan tanaman dan lingkungannya agar memberikan suatu produk. Sedangkan dalam
arti luas, pertanian ialah pengolahan tanaman, ternak, dan ikan agar memberikan suatu produk.
Pertanian yang baik ialah pertanian yang dapat memberikan produk jauh lebih baik daripada
apabila tanaman, ternak, atau ikan tersebut dibiarkan hidup secara alami.
Menurut Todaro (2006) ada tiga pokok dalam evolusi produksi pembangunan pertanian sebagai
berikut: 1). Pertanian tradisional yang produktivitasnya rendah, 2). Produk pertanian sudah
mulai terjadi dimana produk pertanian sudah ada yang dijual ke sektor komersial atau pasar,
tetapi pemakaian modal dan teknologi masih rendah, 3). Pertanian modern yang
produktivitasnya sangat tinggi yang disebabkan oleh pemakaian modal dan teknologi yang
tinggi.
Adapun pengertian pertanian menurut Soetriono (2006) sebagai berikut pertanian adalah suatu
jenis kegiatan produksi berlandaskan proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Kegiatan pertanian terjadi ketika manusia mulai mengambil peranan dalam proses kegiatan
tanaman dan hewan serta pengaturannya untuk memenuhi kebutuhan. Tingkat kemajuan
pertanian mulai dari pengumpul dan pemburu, pertanian primitif, pertanian tradisional sampai
dengan pertanian modern.
Pembangunan dalam bidang pertanian tidak akan terlepas dari dukungan sumberdaya yang ada,
baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia (budaya). Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Sumatmadja (1988) bahwa pertanian sebagai suatu sistem keruangan yang
merupakan perpaduan antara sub sistem fisis dan subsistem manusia. Sub sistem fisis meliputi
tanah, iklim, hidrologi, topografi dengan proses alamiahnnya. Sedangkan sub sistem manusia
antara lain tenaga kerja, kemampuan ekonomi, serta kondisi politik daerah setempat.
1.2 Pertanian dan Pertumbuhan Perekonomian
Pada umumnya negara-negara berkembang seperti Indonesia adalah negara agraris. Sektor
pertanian mendapatkan prioritas utama dalam pembangunan negara-negara berkembang.
10 | S u b S e k t o r P e r t a n i a n d a n P e r i n d u s t r i
Daya saing adalah kemampuan perusahaan, industri, daerah, negara, atau antar daerah untuk
menghasilkan faktor pendapatan dan faktor pekerjaan yang relatif tinggi dan
berkesinambungan untuk menghadapi persaingan internasional. Oleh karena daya saing
industri merupakan fenomena di tingkat mikro perusahaan, maka kebijakan pembangunan
industri nasional didahului dengan mengkaji sektor industri secara utuh sebagai dasar
pengukurannya.
Terdapat dua sisi yang perlu diperhatikan, yaitu sisi Penawaran dan Sisi Permintaan. Sisi
penawaran diukur dari 2 unsur yaitu: 1) Kondisi kemampuan ekonomi Indonesia atau Modal
Dasar (SDA, SDM, Teknologi, dan infrastruktur fisik), 2) Kondisi saat ini struktur industri
manufaktur Indonesia (kemampuan organisasi, kontribusi sektor, produktifitas,
internasionalisasi, dan faktor klasifikasi). Sedangkan sisi permintaan diukur dari 2 unsur yaitu:
1) Tingkat Pengembangan daya saing (posisi daya saing Indonesia dalam perdagangan dunia;
dan struktur ekspor, spesialisasi ekspor, dan penetrasi impor), 2) Lingkungan daya saing
internasional (dinamisme ekspor, struktur persaingan di negara tujuan ekspor, dan struktur
pasar impor dunia).
6. UPAYA MENINGKATKAN PERINDUSTRIAN
Konsideran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984, dinyatakan bahwa untuk mencapai sasaran
pembangunan di bidang ekonomi dalam pembangunan nasional, industri memegang peranan
yang menentukan dan oleh karenanya perlu lebih dikembangkan secara seimbang dan terpadu
dengan meningkatkan peran serta masyarakat secara aktif serta mendayagunakan secara
optimal seluruh sumber daya alam, manusia, dan dana yang tersedia. Berbagai kebijakan telah
dilakukan oleh pemerintah dalam upayanya mendorong laju perkembangan perindustrian di
Indonesia. Baik kegiatan di bidang penyusunan regulasi yang diperkirakan dapat mendorong
laju perkembangan perindustrian Indonesia, maupun kebijakan riil melalui pemberdayaan
departemen yang terkait.
Sasaran pembangunan sektor industri yang ditetapkan oleh pemerintah salah satunya ialah
memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri. Upaya Departemen Perindustrian selaku
pengemban tugas pembinaan industri nasional untuk memperluas akses pasar produk dalam
negeri mulai menunjukkan hasil positif. Sejumlah pasar yang selama ini sulit ditembus produk
dalam negeri seperti pada pengadaan barang dan jasa di sektor industri migas dan
pembangunan infrastruktur listrik, kini mulai terbuka.
Hal ini juga nanti akan berkaitan dengan penyediaan informasi pasar mengenai peluang pasar
internasional dan hasil-hasil kerjasama industri dan perdagangan kepada dunia usaha,
khususnya usaha kecil menengah. Selain itu, mendorong untuk meningkatkan penggunaan
bahan baku dalam negeri menjadi salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi
dalam negeri.
Di bidang regulasi, untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional diperlukan perangkat
hukum yang secara jelas mampu melandasi upaya pengaturan, pembinaan, dan pengembangan
dalam arti yang seluas-luasnya tatanan dan seluruh kegiatan industri. Dalam upaya penyusunan
regulasi, pemerintah telah menghasilkan suatu produk hukum yang khusus mengatur hal-hal
memiliki sangkut paut dengan industri, yaitu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang
Perindustrian.
11 | S u b S e k t o r P e r t a n i a n d a n P e r i n d u s t r i
Bab ini membawa kepada suatu pemahaman bawah sektor industri merupakan salah satu sektor
yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap
pembangunan nasional dari tahun ke tahun menunjukkan kontribusi yang signifikan. Peranan
sektor industri dalam pembangunan ekonomi nasional terlihat dari kontribusi masing-masing
sub sektor terhadap terhadap produk domestik bruto. Bahwa Pembangunan ekonomi adalah
pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan
ekonomi, dan hal itu dapat diwujudkan melalu keberadaan sektor industri. Peranan sektor
industri dalam pembangunan ekonomi Sangat penting karena sektor industri memiliki beberapa
keunggulan dalam mempercepat pembangunan. Keunggulan-keunggulan sektor Industri
tersebut diantaranya memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja dan mampu
menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi pada berbagai komoditas yang dihasilkan.
Daftar Pustaka
12 | S u b S e k t o r P e r t a n i a n d a n P e r i n d u s t r i