BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Transformasi struktural merupakan suatu proses transisi dari sistem
ekonomi tradisional ke sistem ekonomi modern. Transformasi struktural ditandai
dengan pergeseran tenaga kerja dan investasi dari sektor primer ke sektor sekunder
dan yang terakhir ke sektor tersier. Pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan
transformasi struktural dapat dicapai dengan cara: (1) meningkatkan produktivitas
ada setiap sektor dan (2) mengalihkan tenaga kerja dari sektor dengan produktivitas
rendah ke sektor dengan produktivitas tinggi. Salah satu sektor primer di
Indonesia adalah pertanian. Pertanian menjadi sektor yang penting bagi Indonesia
Indonesia merupakan negara yang sedang bertrasnformasi struktural
(transforming ountries) dari sektor pertanian dicirikan dengan sebagian besar petani
menggarap lahan yang sempit atau kurang dari 0,86 ha (Bahrin et al., 2010;
Susilowati dan Maulana, 2012; Arimbawa dan Widanta, 2017), dan hanya
memiliki sedikit peluang penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan pendapatan
(income) (BPS, 2015). Sejauh ini, perubahan orientasi pembangunan pertanian
berfokus komoditas yang bernilai rendah ke komoditas yang bernilai tinggi atau
dari low-value commodities ke high-value commodities (Daryanto, 2012; Khasanah,
2018). Transformasi struktural ekonomi umumnya dari pertanian tradisional ke
sektor agroindustri dan sektor non-pertanian (agribisnis) yang menciptakan nilai
tambah (value added) yang lebih tinggi (BPS, 2015)
Berdasarkan hasil penelitian, semakin maju suatu negara (semakin tinggi
pendapatan per kapitanya), maka sumbangan relatif sektor pertanian terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) juga semakin kecil, sementara pada saat yang
sama sumbangan relatif sector agribisnis (agro-manufacturing dan agroservices)
terhadap PDB semakin besar. Bagi Indonesia (sebagai negara agraris dan
maritim), pertanian yang kuat merupakan kunci keberhasilan pembangunan
ekonomi. Meskipun sumbangan sektor pertanian semakin kecil, bukan berarti
peranan sektor pertanian menjadi mengecil. Indonesia, sebagai negara agraris dan
maritim diduga kuat mengalami perubahan struktural yang tidak seimbang. Data
menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja di sektor pertanian pada tahun 2014
mencapai 34 persen, namun pada saat yang sama, pangsa sektor pertanian
terhadap PDB pada tahun 2014 hanya tinggal 12,1 persen (BPS, 2015), artinya
transformasi ekonomi yang ditandai dengan penurunan kontribusi sektor-sektor
primer, termasuk sektor pertanian tidak diikuti oleh transformasi ketenagakerjaan.
2
Tabel 1. Share PDB SektorEkonomi Terhadap PDB Indonesia dan Share Tenaga
Kerja Sektor Ekonomi Terhadap Total Tenaga Kerja, 2003-2014
Primer
Kelompok Pertanian Pertambangan Sekunder Teriser
Tenaga Tenaga Tenaga Tenaga
Sektor PDB PDB PDB PDB
Kerja
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
200 15,2 NA 10,6 NA 34,3 NA 39,8 NA
Gambar 1.
Proses Transformasi struktural Ekonomi (Budiharsono, 1996)
Kebijakan Pemerintah
Membangun Usahatani
Ubikayu Berkelanjutan
TRANSFORMASI
Pendapatan Struktur Ekonomi Pendapatan
Pertanian RT Petani
Non-Pertanian
Ubikayu
Partial Budget
Analysis
Pendapatan RT
Petani Ubikayu
Gini Rasio
Garis
Pengeluaran RT Kemiskinan
Petani UK (Sajogyo)
Mashlow
7 Indikator Theory
Kesejahteraan RT Kesejahteraan
Petani UK (BPS)
Gambar 2.
Peta Jalan Penelitian Transformasi Struktur Ekonomi dan Kesejahteraan Rumah
Tangga Petani Ubikayu di Provinsi Lampung
Keterangan : UK (Ubikayu), RT (Rumah Tangga)
Struktur ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga petani ubikayu di
Provinsi Lampung dilihat dari sumbangan pendapatan dari berbagai sumber yang
meliputi pendapatan usahatani ubikayu, pendapatan usahatani non-ubikayu,
pendapatan dari sektor agroindustri dan pendapatan dari sektor jasa.
Penelitian ini akan menganalisis bagaimana struktur ekonomi dan kesejahteraan
rumah tangga petani ubikayu dilihat kondisi aktual (saat ini) dan membandingkan
dengan struktur ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga petani ubikayu 10 tahun
yang lalu.
Dari analisis transformasi struktur ekonomi dan kesejahteraan akan
diperoleh gambaran perubahan rumah tangga petani ubikayu 10 tahun yang lalu
dan saat ini. Apabila terjadi perubahan dimana sumbangan pendapatan dari
usahatani ubikayu yang semakin kecil dan tidak berkontribusi terhadap
peningkatan kesejahteraan merupakan suatu temuan jika usahatani ubikayu tidak
menguntungkan dan berkelanjutan. Kondisi tersebut apabila terjadi secara terus
menerus tanpa adanya intervensi pemerintah (baik daerah dan pusat) dapat
menyebabkan petani ubikayu beralih kekomoditas pertanian lain bahkan
beralih kesektor non-pertanian (off farm).
Penelitian ini menarik karena dapat dijadikan referensi keberlanjutan
usahatani ubikayu dimasa yang akan datang dan memperediksi masa depan
usahatani ubikayu. Dibagian akhir penelitian, akan disusun kebijakan untuk
mendukung keberlanjutan usahatani ubikayu dalam mendukung kesejahteraan
petani ubikayu di Provinsi Lampung.
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kabupaten Lampung Tengah. Pemilihan lokasi
dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kabupaten
Lampung Tengah merupakan sentra produksi ubikayu terbesar di Provinsi
Lampung. Kontribusi luas panen ubikayu di Lampung Tengah sebesar 40.27
persen dan 40.20 persen terhadap luas panen dan produksi ubikayu di Provinsi
Lampung. Kemudian dipilih dua kecamatan yang mempunyai areal panen ubikayu
terluas di Kecamatan Terusan Nunyai dengan luas lahan ubikayu 13.405 hektar,
dan Kecamatan Bandar Mataram dengan luas lahan 13.199 hektar.
3.2. Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani ubikayu yang berada di
Kecamatan Bandar Mataram dan Terusan Nunyai.Jumlah responden dalam
penelitian ini menggunakan berjumlah 100 responden yang nantinya akan dibagi
secara proporsional berdasarkan jumlah populasi di dua kecamatan. Pengumpulan
informasi menggunakan dua pendekatan yaitu survey dan indepth interview.
Sampel penelitian yang terpilih nantinya akan dibagi sebanyak 5 (lima) kelas
berdasarkan luas lahan yang dikuasai.
Tabel 2. Persentase responden berdasarkan Kelas
Lahan
Dimana :
= peluang faktor tingkat kesejateraan (0 = belum
Zi
sejahtera; 1 = sejahtera)
β0 = Konstanta
β1 , β2 , β3 , β4 , β5 = koefisien regresi
x1 = jumlah anggota keluarga (orang)
x2 = pendidikan (tahun)
x3 = pendapatan keluarga(Rp/th)
x4 = jumlah pekerjaan keluarga
x5 = pengeluaran nonpangan (Rp/th)
Pi = Probabilitas
Data Primer Data input Answering research question Finding a suitable journal
Survey & interview Quantitave analysis Writing the results Check the journal’s requirement
Report and
submitted
research
BPS data, reports Qualitative analysis Writing the results Submitting the article article
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Target
Persiapan Pembuatan Proposal
Penelitian
Pengurusan izin Diselesaikan izin
penelitian penelitian
Pra Survai Diselesaikan draf
laporan pra survai
Pelaksanaan survai Diselesaikannya survai
lapang lapang
Pengumpulan data Terkumpul 100%
sekunder
Tabulasi dan Terkumpul 100%
pengolahan data
Penyusunan laporan Laporan kemajuan
kemajuan terkumpul
Presentasi Kemajuan Umpan balik masukan
Penelitian tim evaluator
Penyusunan laporan Umpan balik masukan
akhir tim evaluator
Penulisan manuskrip Diselesaikan laporan
jurnal dan seminar akhir kegiatan
Penyerahan laporan Penyerahan laporan
akhir akhir
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal. (2015). Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung
Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Arifin, Idawati, dan Suryaatmaj a. 2012. Janji Singkong. Majalah Trubus No. 509.
Hal 26-31.
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2014. Lampung Dalam Angka 2014.
http://lampung.bps.go.id. Diakses pada tanggal 26 November 2017 pukul
20.00 WIB.
Badan Pusat Statistik. 2017. Indikator Kesejahteraan Rakyat 2017. Badan Pusat
Statistik. Jakarta
Mardiana, R., Abidin, Z., Soelaiman, A. 2014. Pendapatan dan Kesejahteraan Petani
Karet Rakyat di Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Way Kanan. Jurnal
Ilmu-Ilmu Agribisnis. Vol 2. No.
3, Juni 2014 hal 239-245.
Sundari, T. 2010. Pengenalan Varietas Unggul dan Teknik Budidaya Ubi Kayu.
Report No. 55. STE. Final
1.4. Laporan/Diseminasi/Publikasi