Anda di halaman 1dari 17

Muhammad Habibi (125020309111003)

Arif Kurniawan Wahono (135020304111002)


Kriteria dasar untuk menjadi
negara industri maju
1) Memiliki peranan dan kontribusi tinggi bagi perekonomian
Nasional,
2) IKM memiliki kemampuan yang seimbang dengan Industri
Besar,
3) Memiliki struktur industri yang kuat (Pohon Industri lengkap
dan dalam),
4) Teknologi maju telah menjadi ujung tombak pengembangan
dan penciptaan pasar,
5) Telah memiliki jasa industri yang tangguh yang menjadi
penunjang daya saing internasional industri,
6) Telah memiliki daya saing yang mampu menghadapi
liberalisasi penuh dengan negara-negara APEC
Permasalahan sektor industri
1. Belum terdapat komitmen yang kuat dan keserasian
ide untuk pengembangan sektor industri pengolahan.
2. Industri pengolahan sebagian tidak berbasis sumber
daya ekonomi domestik, sehingga tergantung dari
bahan baku impor.
3. Belum ada pemihakan yang kuat kepada investor
domestik ( menengah dan kecil ) sebagai pemain inti
dalam sektor industri.
4. Kebijakan liberalisasi yang dilakukan tanpa kalkulasi
yang cermat sehingga pasar domestik dibanjiri
komoditas impor
Data impor
Nilai impor Desember 2013 sebesar US$15,46
miliar, naik 2,04 persen dibanding impor
November 2013 dan turun 0,79 persen jika dibanding
impor Desember 2012.
Nilai impor menurut golongan penggunaan barang
Desember 2013 mencakup barang konsumsi sebesar
US$1,18 miliar, bahan baku/penolong US$11,85
miliar, dan barang modal US$2,43 miliar.

Pertumbuhan produksi sektor
industri



Y-on Y ( triwulan
IV-2013 dengan
triwulan IV-2012)
q to q (triwulan IV-
2013 dengan
triwulan III-2013)
Pertumbuhan
produksi industri
pengolahan /
manufaktur besar
dan sedang
naik 0,13 persen

naik 0,55 persen
Pertumbuhan
produksi industri
mikro dan kecil
naik 5,18 persen naik1,58 persen
Sumber: data sosial ekonomi BPS Februari 2014
29.04%
25.50%
12.05%
10.18%
23.23%
Sektor utama industri nasional
sub sektor peralatan, mesin
dan perlengkapan
transportasi
sub sektor makanan.
Minuman. Dan tembakau
sub sektor produk
pupuk,kimia dan karet
sub sektor tekstil, barang
dari kulit dan alas kaki
lain-lain
*Sumber: Buku Ahmad Erani Yustika (2012)
langkah yang bisa dilakukan pemerintah
untuk memperkuat lagi sektor industri
a. Memperkuat empat sub-sektor yang memiliki kontribusi
terhadap sektor industri. Empat sektor ini perlu lebih didorong
karena keunggulan komparatifnya bagus dan ketergantungan
terhadap bahan baku impor tidak terlalu besar.
b. Diluar empat sub-sektor tersebut, sebetulnya kita juga
memiliki beberapa subsektor industri lainnya yang potensial
dikembangkan karena produktivitas tenaga kerjanya bagus
atau penetrasi ekspornya kuat seperti sub-sektor mutiara,batu
permata, logam mulia, dan perhiasan imitasi, sub-sektor batu
bara , minyak dan gas bumi dan bahan bakar dari nuklir dan
kimia serta barang-barang dari bahan kimia
Strategi untuk menjadi negara
industri maju
1) Meningkatnya nilai tambah industri,
2) Meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri,
3) Kokohnya faktor-faktor penunjang pengembangan
industri,
4) Meningkatnya kemampuan inovasi dan penguasaan
teknologi industri yang hemat energi dan ramah
lingkungan,
5) Menguat dan lengkapnya struktur industri,
6) Meningkatnya persebaran pembangunan industri, serta
7) Meningkatnya peran industri kecil dan menengah
terhadap PDB
Nasib sektor pertanian
Sektor pertanian merupakan kisah sukses perekonomian
nasional pada masa lampau. Secara tegas GBHN yang pernah
dimiliki indonesia menempatkan sektor pertanian sebagai
pondasi pembangunan ekonomi. Namun setelah krisis
1997/1998 keadaan tiba-tiba berubah sangat cepat.
Secara nasional indonesia tidak memiliki lagi panduan strategi
pembangunan ekonomi yang tegas untuk mendudukkan sektor
pertanian sebagai basis perekonomian.
Secara teknis, kebijakan ekonomi banyak didikte oleh asing,
khususnya melalui perjanjian letter of intent dan IMF, yang
meliberalisasi sektor pertanian secara drastis kenyataan itu
membuat insentif melakukan kegiatan produksi disektor
pertanian menjadi menurun karena banjir produk impor.
Implikasinya beberapa produk atau komoditas andalan seperti
kedelai dan jagung, produksinya menurun drastis
Latar belakang pembangunan wilayah pedesaan,
khususnya pertanian
1. Pertanian merupakan sektor yang bertanggung
jawab menyediakan kebutuhan pangan masyarakat
sehingga eksistensinya mutlak diperlukan;
2. Sektor pertanian ikut menyediakan bahan baku bagi
sektor industri (agro industri) sehingga proses
produksi aktivitas industri dapat terus berlangsung;
3. Sektor pertanian turut memberi kontribusi
meningkatkan besarnya devisa negara dengan
komoditas yang dapat diekspor;
4. Pertanian merupakan sektor yang menyediakan
kesempatan kerja bagi tenaga kerja pedesaan.
Permasalahan struktural yang dihadapi oleh
sektor pertanian Indonesia:
1. Kepemilikan lahan sempit;
2. Tingkat pendidikan petani rendah (sebagian besar
SD dan tidak tamat SD)
3. Mayoritas miskin, keterbatasan modal
4. Akses informasi dan pasar terbatas
5. Ancaman perdagangan bebas

Sektor Pertanian
Rumah tangga usaha pertanian, rumah tangga petani
gurem, jumlah petani, rata-rata luas lahan yang dikuasai,
jumlah sapi dan kerbau, (angka tetap ST2013)
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Indonesia pada tahun
2013 sebanyak 26,14 juta rumah tangga usaha pertanian.
Jumlah rumah tangga usaha pertanian menurut subsektor
sebanyak 17,73 juta rumah tangga Tanaman Pangan, 10,60
juta rumah tangga Hortikultura, 12,77 juta rumah tangga
Perkebunan, 12,97 juta rumah tangga Peternakan, 1,19 juta
rumah tangga Budidaya Ikan, 0,86 juta rumah tangga
Penangkapan Ikan, 6,78 juta rumah tangga Kehutanan, dan 1,08
juta rumah tangga Usaha Jasa Pertanian.

Jumlah rumah tangga petani gurem di Indonesia tahun 2013
sebanyak 14,25 juta rumah tangga atau 55,33 persen dari rumah
tangga pertanian pengguna lahan. Jumlah rumah tangga
petani gurem 2013 mengalami penurunansebanyak 4,77
juta rumah tangga atau sebesar 25,07 persen dibandingkan
tahun 2003.
Jumlah petani di Indonesia sebanyak 31,70 juta orang, terbanyak
di Subsektor Tanaman Pangan sebanyak 20,40 juta orang dan
paling sedikit di Subsektor Perikanan kegiatan penangkapan
ikan sebanyak 0,93 juta orang.
Jumlah rumah tangga menurut petani utama yang berusia di
atas 54 tahun relatif besar, yaitu 8,56 juta rumah tangga (32,76
persen).
Rata-rata luas lahan yang dikuasai rumah tangga usaha
pertanian tahun 2013 seluas 0,89 hektar, meningkat sebesar
118,80 persen dibandingkan tahun 2003 sebesar 0,41 hektar.


PERMASALAHAN PANGAN

Krisis pangan dan minyak dunia menjadi sumber
malapetaka yang saat itu karena indonesia telah
menjadi importir penting untuk kedua barang
tersebut. Inflasi bukan hanya membuat daya saing
komoditas domestik menjadi turun, namun yang lebih
mencemaskan adalah turunnya daya beli masyarakat
sehingga menggerogoti kesejahtraan mereka.rakyat
miskin sendiri menjadi fokus disini karena konsumsi
pangan mereka bisa menghabiskan 70-80% dari total
pendapatannya.
Harga Pangan
Rata-rata harga beras Januari 2014 sebesar
Rp11.224,00 per kg, naik 1,36 persen dari bulan
sebelumnya.
Harga cabai rawit naik 23,89 persen; telur ayam ras
naik 9,11 persen; cabai merah naik 8,10 persen; daging
ayam ras naik 4,83 persen; ikan kembung naik 4,14
persen; susu kental manis naik 2,11 persen; daging sapi
naik 2,08 persen.



Produksi Tanaman Pangan Angka Ramalan
II Tahun 2013
Produksi padi tahun 2013 diperkirakan sebesar 70,87 juta ton
Gabah Kering Giling (GKG) atau meningkat sebesar 2,62 persen
dibanding tahun 2012.
Produksi jagung tahun 2013 diperkirakan sebesar 18,51 juta ton
pipilan kering atau turun sebesar 4,52 persen dibanding tahun
2012.
Produksi kedelai tahun 2013 diperkirakan sebesar 807,57 ribu ton
biji kering atau turun sebesar 4,22 persen dibanding tahun 2012.

Produksi Hortikultura
Produksi cabai besar pada tahun 2012 sebanyak 954,36 ribu ton.
Produksi cabai rawit pada tahun 2012 sebanyak 702,25 ribu ton.
Produksi bawang merah pada tahun 2012 sebanyak 964,22 ribu
ton.

kebijakan yang dapat ditempuh pemerintah untuk
memitigasi problem krisis pangan agar tidak
menggerogoti daya beli masyarakat
a. Pemerintah mesti menyiapkan skema bantuan pangan (
khususnya beras ) kepada penduduk yang
diidentifikasikan sebagai kelompok miskin versi BPS,
yang jumlahnya sekitar 31,02 juta jiwa. Subsidi ini harus
datang tepat jumlah, tepat mutu, dan tepat waktu.
b. Manajemen impor dan distribusi pangan harus dilakukan
secara hati-hati untuk memastikan pasokan cukup tanpa
merugikan kepentingan petani.
c. Melakukan langkah besar, drastis, dan sistematis untuk
menempatkan kembali sektor pertanian dan industri (
yang berbasis pertanian ) sebagai sektor pemimpin di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai