Anda di halaman 1dari 18

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan

Ekonomi

Perekonomian Indonesia

Sebagian besar bersumber dari: Drs. Agus Luthfi M.Si


Sektor Pertanian dalam Pembangunan
Ekonomi
Pemasok Bahan Pangan dan Bahan Baku
Industri

 Pertanian adalah unit produksi biologis primer berbasis lahan


 Output utama pertanian adalah bahan pangan dan serat
 Dewasa ini pertanian dikembangkan sebagai pemasok
sumber bioenergi
 Implikasi permasalahan sampai pada persaingan
kepentingan Pangan Vs Bahan Baku Industri Vs Bahan Baku
Bioenergi
 Kendala utama yang sering ditemukan yaitu keterbatasan
lahan
Sektor Pertanian dalam Pembangunan
Ekonomi

 Perkembangan ilmu dan inovasi teknologi dalam


bidang pertanian menyebabkan para petani
meningkatkan pembelian input dari sektor non
pertanian
 Permintaan akan jasa pemasaran off-farm seperti
pendistribusian, penyimpanan dan pengelolahan
mengalami peningkatan
Penyerapan Tenaga Kerja

 Daya serap sektor pertanian terhadap tenaga kerja cukup


besar
 Penyerapan tenaga kerja sektor pertanian tidak memerlukan
kualifikasi keterampilan khusus dan level pendidikan formal
tertentu, signifikan dalam jumlah serta dipengaruhi oleh
man-land ratio
 Jhonston dan Mellor (2007) menjelaskan bahwa
pertumbuhan sektor pertanian yang makin menurun juga
disebabkan karena ekspansi produksi sektor pertanian
terhadap input tenaga kerja mengikuti hukum constant dan
diminishing return
Kontribusi Terhadap PDB

 Kuznet, 1961 menyatakan bahwa:


 Kontribusi produk dari sektor pertanian
memberikan ekspansi sektor non pertanian
melalui penyediaan pangan dan bahan baku bagi
industri pengolahan;
 Sektor pertanian mampu menghasilkan surplus
atas neraca pembayaran karena sumbangannya
terhadap ekspor maupun pengembangan produk
substitusi impor
Kontribusi Terhadap PDB

* Angka Sementara Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014


** Angka Sangat Sementara
*** Angka Sangat sangat sementara
Kontribusi Terhadap PDB

 Proporsi suatu sektor terhadap total PDB


merupakan alat ukur peran sektor tersebut dalam
perekonomian suatu negara
 Jika dilihat dari struktur perekonomian indonesia
dalam kurun dekade terakhir perekonomian
indonesia didominasi oleh tiga sektor yaitu
pertanian, industri pengolahan dan perdagangan
 Pertumbuhan sektor pertanian dipengaruhi oleh
elastisitas permintaan akan makanan dan produk-
produk pertanian
Kontribusi Terhadap Perkembangan Ekspor
Nonmigas (Juta US$)

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan

 Sektor pertanian merupakan komoditi ekspor yang akan


memperbesar devisa negara
 Negara-negara yang memiliki sumberdaya yang rendah akan
memenuhi kebutuhan (khususnya pangan) penduduknya
melalui kegiatan perdagangan (impor)
KONDISI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
DI INDONESIA
• Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian rakyat (pertanian
dalam arti sempit), perkebunan, kehutanan, peternakan, dan
perikanan (Mubyarto, 1981).
• Sub sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan
perikanan sebagian besar merupakan sub sektor yang
dikuasai oleh rakyat baik dari sisi luas pertanian dan
keterlibatan petani dalam kegiatan pertanian.
• Meskipun menguasai sebagian besar kegiatan pertanian di
Indonesia, kelompok ini juga menghadapi banyak
permasalahan dalam pengembangan pembangunan
pertanian modern.
Persoalan dalam Pertanian di Indonesia
1.Kecilnya luas pemilikan lahan di Indonesia; permasalahan
utama adalah bertambahnya jumlah rumah tangga petani gurem
(luas lahan <0,5 ha) yang disebabkan karena sebahagian lahan
petani kecil telah terjual kepada petani kaya. Luas lahan yang
relatif kecil (0,5- 1 Ha) dan letaknya terpencar-pencar dan
jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan beban
usahatani menjadi semakin besar dan menyulitkan
perkembangan pembangunan pertanian di Indonesia.
2.Usahatani merupakan usaha rumah tangga; tujuan utama
usahatani adalah memenuhi kebutuhan rumah tangga akan
makanan, kesehatan, pakaian, dan sebagainya. Kerja usahatani
dengan rumah tangga tidak dapat dipisahkan dan tenaga kerja
yang digunakan adalah tenaga kerja dalam keluarga.
3. Kekurangan modal; kurangnya modal dalam pengembangan
usahatani menyebabkan tingkat pendapatan petani relatif
kecil sehingga tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Petani terjerat dengan hutang dan
menggantungkan hidupnya kepada bantuan tengkulak.
4. Pengangguran tersembunyi; tenaga kerja dimana mereka
tidak bekerja secara penuh dari waktu ke waktu. Ada
beberapa penyebab munculnya pengangguran tersembunyi;
 Luas usaha tani kecil
 Tenaga kerja keluarga berlebihan
 Produksi musiman
 Industri kecil pedesaan tidak berkembang
5. Kesukaran dalam Penerapan Teknologi; rendahnya tingkat
pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usahatani
menyebabkan petani harus berhati-hati dalam menerima
teknologi baru karena teknologi baru mengundang resiko
kegagalan.
6. Perangkap kemiskinan; kemiskinan di sektor pertanian bukan
hanya masalah ekonomi melainkan juga masalah sosial
budaya dimana para petani terperangkap dalam lingkaran
hutang terselubung.
7. Kurangnya sarana pendukung; diakibatkan karena jarak
lokasi usahatani yang cukup jauh dari kota sehingga
penyediaan sarana produksi yang diperlukan menjadi relatif
sulit didapatkan.
8. Kemampuan manajerial petani rendah; beberapa penduduk
desa terpaksa untuk menjadi petani karena tidak mampu
bersaing di sektor lain di daerah perkotaan.
Perkembangan Kebijakan Pertanian di
Indonesia
Tahun Jenis Kebijakan Implementasi Kebijakan
2011 Harga Pembelian BULOG hanya dapat membeli beras dari petani pada saat harga
Minimun pasar lebih rendah atau sama dengan harga pembelian resmi
pemerintah
2012 Harga Pembelian Harga pembelian minimum untuk berbagai jenis beras ditetapkan
Minimun pada tingkat 25-26% lebih tinggi dari tahun 2011
2010/2012 Subsidi Pupuk Total pengeluaran anggaran yang disediakan pemerintah
dialokasikan untuk mendukung bidang pertanian
2010/2012 Subsidi Benih Petani-petani beras, jagung, kedelai dan gula adalah penerima
bantuan utama, tetapi beberapa subsidi semacam ini juga
disediakan untuk para produsen kopi, karet alam, minyak sawit
dan Pisang
2005/2012 Kredit Istimewa Suku bunga 5-7 persen di bawah suku bunga pasaran
2011/2014 Pembatasan Diberlakukan sebagai bagian dari serangkaian langkah untuk
Kuantitatif Impor mencapai swasembada daging sapi pada 2014
Daging Sapi
Instrumen-instrumen Utama dalam Kebijakan

 Swasembada
 Mencapai swasembada dalam produksi makanan pokok
pilihan adalah pendekatan utama pemerintah untuk
menjamin pasokan pangan.
 Raskin
 Penerapan harga pembelian minimum untuk beras dan
gula, alokasi anggaran yang substansial untuk input, dan
kompensasi untuk penyediaan jasa bidang pertanian
Instrumen-instrumen Utama dalam Kebijakan:
Tarif Impor
Tahun Jenis Kebijakan
1997/1998 Penghapusan tarif untuk komoditi beras dan gula termasuk tarif tertentu,
monopoli impor, persyaratan perizinan, pembatasan ekspor produk
pertanian
2000-an Pemberlakuan kembali pembatasan kuantitatif impor, khususnya untuk
beras, gula, daging sapi, minyak sawit mentah, produk-produk turunan
dan kakao
2010 Tarif rendah impor MFN untuk produk pertanian pangan, tidak termasuk
minuman beralkohol, berkisar pada tingkatan 5%

2012 Memperkuat prinsip-prinsip kedaulatan pangan dan kemandirian pangan


sebagai pendekatan-pendekatan yang dominan untuk pasokan/keamanan
pangan Membatasi impor dan ekspor makanan pokok , dan mendirikan
otoritas makanan baru untuk menjamin persediaan pangan yang cukup
Strategi Peningkatan Sektor Pertanian pada
Pertumbuhan Ekonomi

 Perlu meningkatkan pendapatan petani melalui diversifikasi


produk lebih lanjut
 Memperkuat kapasitas regulasi
 Meningkatkan pengeluaran untuk penelitian pertanian
 Mendukung cara-cara baru dalam penyuluhan pertanian
 Mendukung pertumbuhan ICT (Information and
Comunication Technology)
 Menjamin berlangsungnya manajemen irigasi
 Memperbaiki infrastruktur rural (kawasan perdesaan)
S I H
K A
I M A
TE R

Anda mungkin juga menyukai