Anda di halaman 1dari 27

PERANCANGAN POROS RODA GIGI SEBAGAI PENGATUR GERAK MAJU

MUNDUR UNTUK MOBIL HARAPAN


*)
Zuli Ardiansyah . Rahmawaty , ST, MT
Jurusan Teknik Mesin
Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan
2014
*)
E-mail : Zuliardiansyah43@yahoo.com
Abstrak

Mobil Harapan dibuat sebagai wahana latihan mahasiswa dalam mengembangkan kreatifitas dalam perencanaan
yang melibatkan analisa penelitian dan pengembangan dibidang teknik mesin dalam pencapaian SDM yang
berkualitas dan profesional. Mobil Harapan di desain dengan konsep klasik yang betujuan untuk mengingatkan
kita kembali kepada sejarah pertama kali terciptanya mobil. Sebagai penggerak mula, Mobil Harapan
menggunakan motor bensin empat langkah satu silinder 150 cc dengan daya 11 HP dan putaran mesin 9500 rpm.
Mobil Harapan mempunyai panjang 2100 mm, lebar 830 mm, dan tinggi 1300 mm dengan jarak antara sumbu
roda 1200 mm. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk merancang poros roda gigi sebagai pengatur gerak maju
mundur untuk mobil harapan, model yang dipakai dalam perencanaan roda gigi yang dilengkapi dengan
pengaturan gerak maju mundur adalah sistem roda gigi yang dipakai pada sepeda motor jenis pesva, ukuran
poros roda gigi yang diperoleh adalah dA 24 mm, db 28 mm, dc 28 dan dD 36 mm. Besarnya tegangan geser yang
terjadi pada poros 3,22 kg/mm2, 3,56 kg/mm2 0. Dan ukuran spline yang diperoleh = 24 mm dan
= 20 mm. Secara umum besarnya teganagan geser, diameter, dan spline yang terjadi masih di bawah tegangan
ijin bahan, sehingga masih aman digunakan.

Kata kunci : Poros, Diameter, Tegangan Geser, spline,,

Abstract

Hope cars created as a vehicle for training students in developing creativity in planning which involves analysis
of research and development in the field of mechanical engineering in the achievement of quality human
resources and professional. Hope in the design of the car with the classic concept that aims to remind us back to
the first creation of the history of the car. As a first mover, Cars Hope uses gasoline engine four stroke single
cylinder 150 cc engine with 11 HP power and engine rev 9500 rpm. Hope have a car length 2100 mm, width 830
mm, height 1300 mm and the distance between the wheelbase of 1200 mm. This thesis aims to design a gear
shaft as a regulator of motion back and forth to the car of hope, the model used in the planning of gear is
equipped with a motion setting forth is a gear system used on motorcycles types pesva, gear shaft sizes obtained
is dA 24 mm, 28 mm db, dc 28 and dD 36 mm. The magnitude of the shear stress that occurs in the shaft _A
3.22 kg / mm2, _B 3.56 kg / mm2 c 0. And spline size obtained D_ (s_out) = 24 mm and D_ (s_in) = 20 mm.
In general, the magnitude of the shear teganagan, diameter, and the spline is still going under the allowable stress
of materials, so it is still safe to use.

Keywords: Axis, Diameter, Voltage Slide, spline,

Biltek Vol. 5, No. 001 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1
1. Pendahuluan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk :
Latar belakang
Kenderaan roda empat secara umum 1. Memperoleh desain penerus daya yang
mempunyai beberapa kompoen utama, yaitu : dilengkapi dengan pengaturan gerak maju dan
chasis, rangka, body, suspensi, penghasil daya gerak mundur.
(engine), sistem kemudi, rangkaian penerus daya, 2. Memperoleh ukuran-ukuran poros roda gigi
roda, dan sistem pengereman.
Manfaat Penulisan
Roda gigi merupakan elemen mesin yang berfungsi 1. Mengaplikasikan teori kedalam praktek
mentransmisikan daya dan putaran dari suatu poros langsung dengan membuat rekayasa mobil dan
ke poros yang lain. Sebelumnya penulis bersama bagian-bagiannya.
teman-teman telah selesai membuat sebuah mobil 2. Konsep rekayasa ini menjadikan wahana
dengan konsep klasik yaitu era pertama kali mobil latihan para dosen dan mahasiswa dalam
dibuat dengan mesin empat tak berbahan bakar mengembangkan kreatifitas dalam perencanaan
bensin seperti yang terlihat pada gambar 1.1. yang melibatkan analisa penelitian dan
pengembangan dibidang teknik mesin dalam
pencapaian SDM .
3. Dosen dan mahasiswa lainnya yang ingin
mengembangkan hasil perancangan ini serta
dapat dijadikan sebagai pembanding dalam
pembahasan pada topik yang sama.

2.TEORI DASAR

Mobil Harapan

Mobil Harapan merupakan sebuah mobil dengan


konsep klasik karya mahasiswa Teknik Mesin
Mobil tersebut menggunakan mesin sepeda motor Sekolah Tinggi Teknik Harapan yang bertujuan
dengan lima tingkat kecepatan. sebagai wahana latihan para dosen dan mahasiswa
dalam mengembangkan kreatifitas dalam
perencanaan yang melibatkan analisa penelitian dan
Perumusan Masalah pengembangan dibidang teknik mesin dalam
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pencapaian SDM yang berkualitas dan professional.
yang menjadi perumusan masalah dalam penulisan
skipri ini adalah bagaimana merencanakan sebuah Adapun spesifikasi singkat mobil Harapan
adalah sebagai berikut :
sistem penerus daya (power transmission) yang
dilengkapi dengan pengaturan gerak maju -
1. Sasis dan rangka
mundur (forward - reverse), dan merencanakan
Bahan yang digunakan untuk sasis adalah Hollow
ukuran-ukuran poros roda gigi dari penerus daya
40 x 60, untuk rangka adalah Hollow 20 x 20.
tersebut.
Desain dan dimensi dari sasis dan rangka.
Batasan Masalah 1. Panjang = 2100 mm
Permasalahan dalam perencanaan sistem 2. Lebar = 830 mm
penerus daya yang dilengkapi dengan pengaturan 3. Tinggi = 1300 mm
gerak maju dan gerak mundur untuk Mobil Harapan 4. Jarak antara sumbu roda = 1200 mm
masih banyak yang tidak dihitung dengan ideal. 5. Berat kosong = 180 kg
Sehingga penulis membatasi permasalahan pada : 6. Jumlah penumpang = 2orang
2. Mesin
1. Membuat desain penerus daya yang dilengkapi
dengan pengaturan gerak maju dan gerak Mesin yang digunakan sebagai tenaga penggerak
mundur. mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
2. Menentukan ukuran-ukuran poros roda gigi Jenis = Motor Besin 4 langkah
Jumlah silinder = 1 silinder
Tujuan Penulisan Volume silinder = 150 cc
Daya = 11 HP/9500 rpm
Merujuk kepada hal yang telah dibahas pada
bagian rumusan masalah dan batasan masalah Torsi =12,7 kg.m/8500 rpm
Tingkat kecepatan = 6 kecepatan
Biltek Vol. 5, No. 001 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 2
Berat mesin = 70 kg Perbedaan antara poros dan ass (axle) adalah poros
meneruskan momen torsi (berputar), sedangkan as
tidak.

Komponen Utama Mobil

Mobil terdiri dari beberapa komponen dasar.


Secara kelompok besar maka komponen utama
mobil khususnya mobil klasik terbagi atas :

1. Mesin (Engine)
Mesin merupakan alat untuk membangkitkan
tenaga, ia disebut sebagai penggerak utama. Jadi
mesin disini berfungsi merubah energi panas dari
ruang pembakaran ke energi mekanis dalam bentuk
tenaga putar.
2. Sasis (chassis) dan rangka (frame)
Chassis adalah bagian dari kendaraan yang
berfungsi sebagai penopang bodi dan terdiri dari
frame (rangka), engine (mesin), power train
(pemindah tenaga), wheels (roda-roda), steering
system (sistem kemudi), suspension system (sistem Roda Gigi
suspensi), brake system (sistem rem), dan Kita telah mengenal apa yang dinamakan roda
kelengkapan lainnya. gigi.pada sepeda, kendaraan roda dua, mobil, kereta
api, pesawat udara, kapal laut, dan semua jenis
3. Suspensi mesin-mesin perkakas selalu dilengkapi dengan
Suspensi adalah suatau mekanisme dari komponenkomponen roda gigi. Dengan adanya
sekumpulan benda kaku yang dipasangkan di antara komponen-komponen roda gigi ini maka sistem
body atau rangka dengan roda-rada yang berfungsi mekanisme mesin dan motor dapat bekerja sesuai
untuk meredam getaran-getaran atau kejutan- dengan fungsinya. Secara umum fungsi dari roda
kejutan pada (beban dinamis) yang ditimbulkan gigi adalah untuk :
oleh keadaan jalan dan juga berfungsi sebagai
tumpuan atau penahan berat kendaraan (beban a. Meneruskan daya dari poros penggerak ke poros
statis). Suspensi pada dasarnya merupakan bagian yang digerakkan.
dari sasis.
b. Mengubah putaran dari poros penggerak ke poros
yang digerakkan, yaitu dari putaran tinggi ke
4. Penerus daya putaran rendah atau dari putaran rendah ke putaran
Poros transmisi (transmission shaft) atau sering tinggi.
hanya disebut poros (shaft) digunakan pada mesin
rotasi untuk mentransmisikan putaran dan torsi dari c. Memindahkan zat cair dari satu tempat ke tempat
satu lokasi ke lokasi lain. lain, misalnya oli, minyak tanah, dan sebagainya.
Jadi, fungsi roda gigi di sini adalah sebagai pompa
zat cair. Dalam otomotof dikenal adanya sistem
pelumas dengan roda gigi.

Tipe Roda Gigi


Berdasarkan dari bentuk (profil) giginya
maka roda gigi dapat dibedakan menjadi empat tipe
roda gigi : lurus (spur gears), miring (helical
gears), kerucut (bevel gears), dan cacing (worm
Gambar Pemindah daya jenis rantai dan sprocket gears).
Poros bisa menjadi satu dengan driver, seperti pada
poros motor dan engine crankshaft, bisa juga poros Roda gigi lurus diilustrasikan yang
bebas yang dihubungkan ke poros lainnya dengan memiliki gigi sejajar dengan sumbu rotasi dan
kopling. Sebagai dudukan poros, digunakan digunakan untuk mengirimkan gerak dari satu poros
bantalan. ke yang lain (poros sejajar).
Biltek Vol. 5, No. 001 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 3
. Jenis roda gigi ini pemotongan gigi-giginya tidak
lurus tetapi sedikit membentuk sudut di sepanjang Jenis roda gigi ini biasanya merupakan satu
badan gigi yang berbentuk silinder. Bila dilihat arah pasangan yang terdiri dari batang berulir cacing dan
alur giginya nampak bahwa alur tersebut roda gigi cacing. Pada batang ulir cacing bentuk
membengkok. giginya seperti ulir. Dan pada roda gigi cacing
bentuk giginya hampir sama dengan roda gigi helix,
. Roda gigi spiral dapat digunakan untuk aplikasi akan tetapi permukaan giginya membentuk
yang sama seperti roda gigi lurus, dan kelebihannya lengkungan ke dalam.
adalah ketika digunakan tidak berisik, karena
semakin banyak keterlibatan bertahap selama gigi
bekerja. Kadang-kadang gigi spiral digunakan
untuk meneruskan gerakan antara poros yang tidak
sejajar.

Bagian-Bagian Roda Gigi


Bagian-bagian dan penamaan roda gigi
lurus diilustrasikan pada gambar berikut ini.

Pada jenis roda gigi ini pemotongan gigi-giginya


adalah pada bagian yang konis (kerucut). Pada
permukaan yang konis ini gigi-gigi dibentuk yang
arahnya lurus dan searah dengan poros roda gigi.
Digunakan sebagian besar untuk transmisi gerakan
antara poros berpotongan.

Lingkaran Puncak (pitch circle) dari sepasang roda


gigi yang berpasangan adalah saling bersinggungan
satu terhadap yang lain. Puncak diametral
Biltek Vol. 5, No. 001 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 4
(diametral pitch), P adalah perbandingan antara
jumlah gigi pada roda gigi dengan diameter puncak.

Puncak diametral dinyatakan dalam


jumlah gigi per inci (dalam satuan Inggris).

(2.1) dimana : Jarak Lengkung Puncak (circular pitch), p adalah


jarak yang diukur pada lingkaran puncak, dari satu
titik pada sebuah gigi ke suatu titik yang berkaitan
pada gigi di sebelahnya. Jadi jarak lengkung puncak
P = diametral pitch, jumlah gigi/in
adalah sama dengan jumlah tebal gigi (tooth-
z = jumlah gigi thickness) dan lebar antara (width of space). Jarak
lengkung puncak dapat dirumuskan sebagai berikut:
d = diameter pitch, in
(2.5)
Modul (module), m adalah perbandingan
antara diameter puncak dengan jumlah gigi. Modul
adalah indeks dari ukuran gigi pada standar SI.
Tinggi Kepala (addendum), a adalah jarak radial
antara bidang atas (top land) dengan lingkaran
(2.2) puncak (pitch circle).
dimana :

m = modul, mm
Kapasitas Beban Roda Gigi
z = jumlah gigi Roda gigi dapat mengalami kerusakan
berupa gigi patah, aus atau berlubang (bopeng)
d = diameter pitch, mm permukaannya, dan tergores permukaannya karena
pecahnya selaput minyak pelumas.
Harga modul, m juga dapat ditentukan dengan
menggunakan diagram pemilihan mudul roda gigi
lurus seperti yang diberikan pada gambar.

Jika tekanan normal pada permukaan gigi


dinyatakan dengan Fn, maka gaya FKt dalam arah
keliling atau tangensial pada titik A adalah :

(2.8)

Gaya Ft yang bekerja dalam arah putaran roda gigi


pada titik jarak bagi adalah :

Jika jarak sumbu poros, as dan rasio roda gigi, i


yang berpasangan diketahui, maka diameter pitch
untuk masing-masing roda gigi dapat dihitung dimana adalah sudut tekanan kerja. Untuk
dengan persamaan berikut : pendekatan dapat dituliskan :


Biltek Vol. 5, No. 001 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 5
Ft FKt (2.14)
Persamaan ini disebut persamaan Lewis, dan Y
Gaya Ft disebut gaya tangensial. dinamakan faktor bentuk gigi. Persamaan yang
diperkenalkan oleh Lewis dalam tahun 1893 itu
Jika diameter pitch adalah d (mm), maka merupakan persamaan yang berharga, dan
kecepatan keliling v (m/s) pada lingkaran pitch roda
gigi yang mempunyai putaran n (rpm) adalah : sampai sekarang masi dipakai dalam bentuk
yang telah dikkoreksi. Di antara koefesien-
koefesien praofil roda gigi, dalam tabel 2.1
diberikan harga-harga untuk profil roda gigi
Hubungan antara daya rencana yang ditransmisikan P
standar dengan sudut tekanan 20.
(kW), gaya tangensial F (kg),
d t
Jumlah Jumlah
dan kecepatan keliling v (m/s) adalah : gigi Y gigi Y
Z Z
10 0,201 25 0,339
maka 11 0,226 27 0,349
12 0,245 30 0,358
13 0,261 34 0,371
bentuk penampang gigi yang akan dipakai sebagai 14 0,276 38 0,383
dasar perhitungan kekuatan lenturnya, didekati 15 0,289 43 0,396
dengan bentuk parabola dengan puncak titik A dan
dasar di B dan C yang merupakan titik singgung 16 0,295 50 0,408
antara parabola dengan profil kaki gigi. Dengan
17 0,302 60 0,421
demikian maka gigi tersebut tersebut dapat dipandang
sebagai balok kantilever yang 18 0,308 75 0,434
mempunyai kekuatan seragam.
19 0,314 100 0,446
20 0,320 150 0,459
21 0,327 300 0,471
23 0,333 Batang 0,484
gigi
Koreksi pertama pada persamaan diatas dilakukan
Jika w (mm) adalah lebar sisi, BC = t (mm) dan AE pada kecepatan keliling roda gigi. Semakin tinggi
= ht ( mm) maka tegangan lentur b (kg/mm2) pada kecepatannya, semakain besar pula variasi beban
titik B dan C (dimana ukuran penampangnya adalah atau
w x t ), dengan beban gaya tangensial Ft pada
puuncak balok, dapat ditulis sebagai: tumbukan yang akan terjadi. Koreksi karena
pengaruh kecepatan ini deberikan dalam bentuk
faktor dinamis fv yang tergantung pada kecepatan
(2.13) keliling dan ketelitian, seperti diperlihatkan pada
tabel 2.2, maka persamaan (2.14) yang telah
dikoreksi berbentuk :

Besar t2/6ht ditentukan dari ukuran dan bentuk gigi.


Besaran ini mempunyai dimensi panjang. Jika Tegangann lentur yang diizinkan
dinyatakan dengan perkalian antara Y dan modul m
(kg/mm2),yang besarnya tergantung pada macam
maka:
bahan dan perlakuan panas, dapat diperoleh dari
tabel 2.3. Besarnya beban lentur yang diizinkan per
satuan lebar sisi Fb ( kg/mm) dapat dihitung dari
besarnya modul m, jumlah gigi z, faktor bentuk gigi
Y dari roda gigi standar dengan sudut tekanan 20,
Biltek Vol. 5, No. 001 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 6
dan faktor dinamis fv sebagai berikut: oleh pihak Jurusan Teknik Mesin Sekolah Tinggi
Teknik Harapan sampai dengan dinyatakan selesai.

Studi Literatur
Maka lebar sisi b dapat diperoleh dari
Studi literatur bertujuan untuk memperoleh teori
w = Ft / Fb dan rumus-rumus dari beberapa buku referensi yang
diperlukan dalam perhitungan ukuran-ukuran untuk
perancangan roda gigi.
Pada umumnya lebar permukaan (face width), w
Penentuan Data Awal Perancangan
adalah antara (6-10)m, dan untuk daya yang besar
antara (10-16)m. Dalam perencanaan suatu roda gigi, daya dan
putaran yang akan ditransmisikan harus terlebih
dahulu diketahui. Adapun data yang diperoleh dari
Poros
hasil pengukuran dan pengamatan spesifikasi mesin
Poros merupakan satu diantara bagian
adalah sebagi berikut :
yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua
mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan Daya = 11 HP/9500
putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu rpm
dipegang oleh poros. Torsi = 12,7 kg.m/8500
Poros untuk meneruskan daya rpm
diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai Tingkat kecepatan = 6 kecepatan
berikut:
Putaran poros penggerak = kecepatan1 : 975 rpm
1. Poros Transmisi
Poros macam ini mendapat beban puntir murni
atau puntir dan lentur. Daya ditransmisikan
kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli kecepatan 2 : 1300 rpm
sabuk atau sproket rantai dan lain-lain.
2. Spindel kecepatan 3 : 1500 rpm
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti
poros utama mesin perkakas, dimana beban kecepatan 4 : 1750 rpm
utamanya berupa puntiran, disebut spindel.
Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah kecepatan 5 : 2500 rpm
depormasinya harus kecil dan bentuk serta
ukurannya harus teliti. kecepatan 6 : 3000 rpm
3. Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda
kerta barang, dimana tidak mendapat beban Merencanakan Mekanisme Kerja Sistem
puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh Transmisi
berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya
mendapat beban lentur, kecuali digerakkan oleh Mekanisme kerja sistem transmisi yang
penggerak mula dimana akan mengalami beban direncanakan diilustrasikan pada gambar. Daya dan
puntir juga. putaran dari mesin penggerak ditransmisikan ke
roda gigi dengan menggunakan rantai dan sproket.
3. METODE PERANCANGAN Begitu juga dari roda gigi ke poros roda belakang.
Fungsi utama dari roda gigi disini adalah untuk
Tempat dan Waktu mengatur gerak maju dan gerak mundur.
1. Tempat

Perancangan roda gigi untuk mobil harapan


dilakukan di Laboratorium Pengujian Mesin dan
Lanoratorium Proses Produksi Jurusan Teknik
Mesin Sekolah Tinggi Teknik Harapan.

2. Waktu

Waktu perancangan dilaksanakan setelah disetujui


sejak tanggal pengesahan judul usulan tugas skripsi
Biltek Vol. 5, No. 001 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 7
Keterangan gambar :

1. Engine
2. Sproket poros penggerak
3. Rantai transmisi input
4. Sproket input
5. Sproket output
6. Rantai transmisi output
7. Sproket poros roda
8. Roda gigi
Roda gigi ini dilengkapi dengan tuas pengatur
gerak maju-mundur. Tuas tersebut terhubung ke
poros output yang dilengkapi dengan silang empat.

Menentukan Bahan Poros

Bahan roda gigi yang digunakan dalam


perencanaan ini adalah material yang umum untuk
kontruksi mesin, yaitu baja karbon S45C. Dari tabel
2.5 diperoleh kekuatan tarik yang diijinkan B = 58
kg/mm2, kekerasan HB = 167-229, dan tegangan
lentur yang diijinkan, A = 30 kg/mm2.

Menentukan Jarak Sumbu Poros dan Rasio


Roda Gigi

Pada perencanan poros roda gigi terlebih


dahulu ditetapkan rasio roda gigi, i untuk masing-
masing pasangan roda gigi. Adapun besarnya rasio
roda gigi yang diambil pada perencanaan ini adalah
:

Disini putaran roda gigi nomor 1 yang Rasio roda gigi 1 dan 2, i1-2 = 2,0
melalui poros A diteruskan ke roda gigi nomor 2 Rasio roda gigi 2 dan 3, i2-3 = 1,5
pada poros B. Putaran pada poros B kemudian
diteruskan ke poros D melalui roda gigi nomor 3 ke Rasio roda gigi 3 dan 4, i3-4 = 2,0
roda gigi nomor 4. Pada keadaan yang sama, roda
gigi nomor 5 juga meneruskan putaran ke roda gigi Rasio roda gigi 2 dan 5, i2-5 = 3,5
nomor 6 pada poros C yang berfungsi sebagai
pembalik arah. Disini poros C tidak ikut berputar Rasio roda gigi 5 dan 6, i5-6 = 2,0
bersamaan dengan roda gigi. Kemudian putaran
roda gigi nomor 6 diteruskan ke roda gigi nomor 7.
Menghitung Ukuran Poros
Namun roda gigi nomor 7 ini tidak ikut berputar
bersama poros D. Kemudian apabila silang empat Ukuran poros roda gigi yang dihitung
berada pada posisi roda gigi nomor 7 seperti pada dalam perencanaan ini adalah :
gambar 3.4, maka yang terjadi adalah gerakan
mundur. 1. Diameter poros roda gigi yang terdiri dari :
Disini putaran roda gigi nomor 1 yang dA, dB, dC dan dD.
melalui poros A diteruskan ke roda gigi nomor 2 2. Tegangan geser yang terjadi pada poros :
pada poros B. Putaran pada poros B kemudian A, B, C, dan D
diteruskan ke poros C melalui roda gigi nomor 5 ke 3. Ukuran spline, yang terdiri dari : diameter
roda gigi nomor 6. Roda gigi nomor 6 berfungsi luar spline ( ), diameter dalam spline (
sebagai pembalik arah. Pada keadaan yang sama,
), tinggi spline (hs), lebar spline (ws), dan
roda gigi nomor 3 juga meneruskan putaran ke roda
gigi nomor 4 pada poros D. Namun roda gigi nomor panjang spline (Ls).
4 tidak ikut berputar bersama poros. Kemudian 4. Tegangan geser yang timbul pada spline
putaran roda gigi nomor 6 diteruskan ke roda gigi (s)
nomor 7. 5. Tegangan tumbuk yang timbul pada spline
(ps)
Biltek Vol. 5, No. 001 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 8
4. PERHITUNGAN POROS RODA GIGI Diameter dari hasil perhitungan merupakan
Perhitungan Poros diameter minimum yang diijinkan.
Setelah diperoleh diameter poros yang
Poros yang akan dirancang adalah poros transmisi direncanakan, maka perlu dikoreksi tegangan geser
yang digunakan untuk mentransmisikan daya pada poros, apakah tegangan geser yang terjadi
sebesar 11 HP dan putaran sebesar 975 rpm. tidak melebihi tegangan ijin. Besarnya tegangan
geser yang terjadi dapat dihitung dengan
Jika P adalah daya nominal dari output menggunakan persamaan.
penggerak mesin berbagai macam faktor keamanan
biasanya dapat diambil dalam perencanaan,
sehingga korelasi pertama dapat diambil kecil.
Harga factor koreksi fc yang diambil adalah 1,0.
Daya mesin P adalah 11 HP = 8,2027 kW. Maka
daya rencana Pd sebagai patokan seperti yang
diberikan pada persamaan 2.18 adalah:

Pd = fc . P
= 1,0 x 8,2027 kW
= 8,2027 kW Syarat aman untuk kekuatan poros adalah a A.
Dari hasil perhitungan memberikan bahwa tegangan
Setelah diperoleh daya yang direncanakan untuk ijin lebih besar dari tegangan yang direncanakan.
poros, maka untuk menghitung torsi yang Maka kekuatan poros dianggap aman.
direncanakan pada poros digunakan persamaan.

Selanjutnya adalah menghitung diameter


poros B. Untuk menghitung besar diameterternya
lebih dahulu dicari putaran pada poros itu sendiri.
Besarnya putaran pada poros B, nB adalah :
Besarnya tegangan geser, a yang diijinkan pada
poros dapat diperoleh dari persamaan.

dimana : 58 kg/mm2
B =
Sf1 = 6,0
Sf2 = 2,0
sehingga diperoleh :

Setelah diperoleh tegangan geser yang diijinkan


untuk poros, maka untuk menghitung diameter
poros yang direncanakan digunakan persamaan
2.23. Dimana harga Kt dan Cb masing-masing
diambil sebesar 1,5 dan 1,0.
Biltek Vol. 5, No. 001 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 9
Dari hasil perhitungan memberikan bahwa
tegangan ijin lebih besar dari tegangan yang
direncanakan. Maka kekuatan poros dianggap
aman.

Perhitungan Spline
Dari hasil perhitungan memberikan bahwa
Spline pada roda gigi yang direncanakan berada
tegangan ijin lebih besar dari tegangan yang
pada poros A dan poros B yang terhubung ke
direncanakan. Maka kekuatan poros dianggap
sproket. Kondisi operasi yang dipakai adalah
aman.
kondisi to slide when under load dengan jumlah
spline i = 6 buah. Karena spline disini merupakan
alur dalam maka diameter luar spline adalah
diameter poros atau = 24 mm. Dengan merujuk
Selanjutnya adalah menentukan diameter poros
pada tabel 2.7, maka diameter dalam spline adalah:
C. Berbeda dengan poros A, poros B, dan poros D,
disini poros tidak ikut berputar bersama roda gigi.
Antara roda gigi dengan poros dipasang bos, = 0,8
dimana pada permukaan poros terdapat pori-pori
untuk pelumasan. Karena poros tidak ikut berputar = 0,8 x 24 mm
dengan poros, maka diasumsikan poros tidak
mengalami torsi (puntiran). Dengan demikian = 19,2 mm 20 mm
diambil besar diameter poros C adalah 28 mm.
Selanjutnya adalah menentukan diameter Tinggi spline adalah:
poros D. Poros ini memegang peranan yang sangat
penting pada roda gigi yang direncanakan. Pada
poros inilah terpasang mekanisme pengaturan gerak
maju dan gerak mundur.
Untuk menghitung besar diameterternya
lebih dahulu dicari putaran pada poros itu sendiri.
Besarnya putaran pada poros D, nD adalah :
Lebar spline adalah:

ws = 0,25

= 0,25 (24mm)

= 6 mm

Maka jari jari rata rata spline adalah:

= 11 mm
Besarnya gaya yang bekerja pada spline di peroleh
dari persamaan 2.24.

dimana dari perhitungan sebelumnya (perhitungan


diameter poros) momen puntir yang bekerja pada
poros, dari perhitungan diperoleh sebesar 8194,28
kg.mm.
Biltek Vol. 5, No. 001 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 10
Maka diperoleh: Dari hasil perhitungan memberikan bahwa
tegangan ijin lebih besar dari tegangan yang
direncanakan. Maka kekuatan spline dianggap
aman.
Dari persamaan 2.26 dapat diperoleh panjang
spline, Ls yaitu :

Desain Poros Roda Gigi

Desain poros roda gigi pada masing-


masing poros diberikan pada gambar.

Panjang ini adalah merupakan panjang minimal,


dalam perancangan dipilih panjang spline, Ls = 25
mm

Pemeriksaan kekuatan spline pada poros


output dilakukan sebagai berikut. Tegangan geser
yang timbul pada spline:

Dari hasil perhitungan memberikan bahwa


tegangan ijin lebih besar dari tegangan yang
direncanakan. Maka kekuatan spline dianggap
aman.

Tegangan tumbuk yang timbul pada spline dapat


diperoleh dari:

Sedangkan tegangan tumbuk ijin bahan spline yaitu


:
Biltek Vol. 5, No. 001 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 11
5. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 6. DAFTAR PUSTAKA

Dari hasil perhitungan roda gigi Hariandja, B., Mekanika Bahan dan Pengantar
berdasarkan data awal perencanaan, maka diperoleh Teori Elastisitas, Erlangga:Jakarta.
kesimpulan sebagai berikut : 1997.

1. Model yang dipakai dalam perencanaan Gere, J.M., dan Timoshenko, S.P., Mekanika Bahan
roda gigi yang dilengkapi dengan Edisi Keempat Jilid 1 dan 2,
pengaturan gerak maju-mundur adalah Erlangga:Jakarta. 2000.
sistem roda gigi yang dipakai pada sepeda
motor jenis vespa. J.E shigley and C.R Mischake, Mechanical
2. Ukuran poros roda gigi yang diperoleh Engineering Design, McGraw Hill
adalah : Publication, Edition. 1989.

dA = 24 mm Joseph E.Shigley, Larry D Mitchel, Gandi Harahap,


Perencanaan Teknik Mesin 2,
dB = 28 mm Erlangga, Jakarta.

dC = 28 mm Khurmi, R.S. and Gupta J.K., Text book on


Machine Design, Eurasia Publishing
dD = 36 mm House, New Delhi, 2002.
3. Tegangan geser yang terjadi pada poros :Lawrence H. Van Vlack, Ilmu dan Teknologi
Bahan, Erlangga, Jakarta 1991.
A = 3,22 kg/mm2
B = 3,56 kg/mm2 Norton, R., Machine Design: An Integrated
C =0 Approach, Upper Saddle River:
Prentice-Hall, 1998.
D = 3,51 kg/mm2
Rajendra Karwa, Machine Design, 2nd Edition,
4. Ukuran spline yang diperoleh adalah : Laxmi Publication (P) Ltd., New Delhi,
2006.
= 24 mm
= 20 mm Sularso, Kiyokatsu Suga, 1997, Dasar
hs = 2,4 mm Perencanaan dan Pemilihan Elemen
= 6 mm Mesin, Pradya Paramita, Jakarta.
ws
Ls = 25 mm
Sebayang, D., Kekuatan Bahan (teori kokoh-
5. Tegangan geser yang timbul pada spline, strength of materials),
Erlangga:Jakarta. 1985.
s = 4,06 kg/mm2
Yang, T.Y., 1986,Finite Element Structural
6. Tegangan tumbuk yang timbul pada spline, Analysis, Prentice-
ps = 8,12 kg/mm2 Hall,Inc,Englewood Cliffs.

Saran

Walaupun mekanisme poros roda gigi


yang direncanakan adalah mekanisme yang dipakai
pada roda gigi vespa, namun ukuran-ukuran dari
poros roda gigi yang direncanakan belum tentu
sama dengan ukuran poros roda gigi yang terdapat
pada roda gigi vespa. Oleh sebab itu disarankan
kepada yang melakukan proses pabrikasi untuk
mempertimbangkan hal tersebut diatas agar
diperoleh hasil yang lebih baik.
Biltek Vol. 5, No. 001 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 12

Anda mungkin juga menyukai