Mobil Harapan dibuat sebagai wahana latihan mahasiswa dalam mengembangkan kreatifitas dalam perencanaan
yang melibatkan analisa penelitian dan pengembangan dibidang teknik mesin dalam pencapaian SDM yang
berkualitas dan profesional. Mobil Harapan di desain dengan konsep klasik yang betujuan untuk mengingatkan
kita kembali kepada sejarah pertama kali terciptanya mobil. Sebagai penggerak mula, Mobil Harapan
menggunakan motor bensin empat langkah satu silinder 150 cc dengan daya 11 HP dan putaran mesin 9500 rpm.
Mobil Harapan mempunyai panjang 2100 mm, lebar 830 mm, dan tinggi 1300 mm dengan jarak antara sumbu
roda 1200 mm. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk merancang poros roda gigi sebagai pengatur gerak maju
mundur untuk mobil harapan, model yang dipakai dalam perencanaan roda gigi yang dilengkapi dengan
pengaturan gerak maju mundur adalah sistem roda gigi yang dipakai pada sepeda motor jenis pesva, ukuran
poros roda gigi yang diperoleh adalah dA 24 mm, db 28 mm, dc 28 dan dD 36 mm. Besarnya tegangan geser yang
terjadi pada poros 3,22 kg/mm2, 3,56 kg/mm2 0. Dan ukuran spline yang diperoleh = 24 mm dan
= 20 mm. Secara umum besarnya teganagan geser, diameter, dan spline yang terjadi masih di bawah tegangan
ijin bahan, sehingga masih aman digunakan.
Abstract
Hope cars created as a vehicle for training students in developing creativity in planning which involves analysis
of research and development in the field of mechanical engineering in the achievement of quality human
resources and professional. Hope in the design of the car with the classic concept that aims to remind us back to
the first creation of the history of the car. As a first mover, Cars Hope uses gasoline engine four stroke single
cylinder 150 cc engine with 11 HP power and engine rev 9500 rpm. Hope have a car length 2100 mm, width 830
mm, height 1300 mm and the distance between the wheelbase of 1200 mm. This thesis aims to design a gear
shaft as a regulator of motion back and forth to the car of hope, the model used in the planning of gear is
equipped with a motion setting forth is a gear system used on motorcycles types pesva, gear shaft sizes obtained
is dA 24 mm, 28 mm db, dc 28 and dD 36 mm. The magnitude of the shear stress that occurs in the shaft _A
3.22 kg / mm2, _B 3.56 kg / mm2 c 0. And spline size obtained D_ (s_out) = 24 mm and D_ (s_in) = 20 mm.
In general, the magnitude of the shear teganagan, diameter, and the spline is still going under the allowable stress
of materials, so it is still safe to use.
Biltek Vol. 5, No. 001 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1
1. Pendahuluan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk :
Latar belakang
Kenderaan roda empat secara umum 1. Memperoleh desain penerus daya yang
mempunyai beberapa kompoen utama, yaitu : dilengkapi dengan pengaturan gerak maju dan
chasis, rangka, body, suspensi, penghasil daya gerak mundur.
(engine), sistem kemudi, rangkaian penerus daya, 2. Memperoleh ukuran-ukuran poros roda gigi
roda, dan sistem pengereman.
Manfaat Penulisan
Roda gigi merupakan elemen mesin yang berfungsi 1. Mengaplikasikan teori kedalam praktek
mentransmisikan daya dan putaran dari suatu poros langsung dengan membuat rekayasa mobil dan
ke poros yang lain. Sebelumnya penulis bersama bagian-bagiannya.
teman-teman telah selesai membuat sebuah mobil 2. Konsep rekayasa ini menjadikan wahana
dengan konsep klasik yaitu era pertama kali mobil latihan para dosen dan mahasiswa dalam
dibuat dengan mesin empat tak berbahan bakar mengembangkan kreatifitas dalam perencanaan
bensin seperti yang terlihat pada gambar 1.1. yang melibatkan analisa penelitian dan
pengembangan dibidang teknik mesin dalam
pencapaian SDM .
3. Dosen dan mahasiswa lainnya yang ingin
mengembangkan hasil perancangan ini serta
dapat dijadikan sebagai pembanding dalam
pembahasan pada topik yang sama.
2.TEORI DASAR
Mobil Harapan
1. Mesin (Engine)
Mesin merupakan alat untuk membangkitkan
tenaga, ia disebut sebagai penggerak utama. Jadi
mesin disini berfungsi merubah energi panas dari
ruang pembakaran ke energi mekanis dalam bentuk
tenaga putar.
2. Sasis (chassis) dan rangka (frame)
Chassis adalah bagian dari kendaraan yang
berfungsi sebagai penopang bodi dan terdiri dari
frame (rangka), engine (mesin), power train
(pemindah tenaga), wheels (roda-roda), steering
system (sistem kemudi), suspension system (sistem Roda Gigi
suspensi), brake system (sistem rem), dan Kita telah mengenal apa yang dinamakan roda
kelengkapan lainnya. gigi.pada sepeda, kendaraan roda dua, mobil, kereta
api, pesawat udara, kapal laut, dan semua jenis
3. Suspensi mesin-mesin perkakas selalu dilengkapi dengan
Suspensi adalah suatau mekanisme dari komponenkomponen roda gigi. Dengan adanya
sekumpulan benda kaku yang dipasangkan di antara komponen-komponen roda gigi ini maka sistem
body atau rangka dengan roda-rada yang berfungsi mekanisme mesin dan motor dapat bekerja sesuai
untuk meredam getaran-getaran atau kejutan- dengan fungsinya. Secara umum fungsi dari roda
kejutan pada (beban dinamis) yang ditimbulkan gigi adalah untuk :
oleh keadaan jalan dan juga berfungsi sebagai
tumpuan atau penahan berat kendaraan (beban a. Meneruskan daya dari poros penggerak ke poros
statis). Suspensi pada dasarnya merupakan bagian yang digerakkan.
dari sasis.
b. Mengubah putaran dari poros penggerak ke poros
yang digerakkan, yaitu dari putaran tinggi ke
4. Penerus daya putaran rendah atau dari putaran rendah ke putaran
Poros transmisi (transmission shaft) atau sering tinggi.
hanya disebut poros (shaft) digunakan pada mesin
rotasi untuk mentransmisikan putaran dan torsi dari c. Memindahkan zat cair dari satu tempat ke tempat
satu lokasi ke lokasi lain. lain, misalnya oli, minyak tanah, dan sebagainya.
Jadi, fungsi roda gigi di sini adalah sebagai pompa
zat cair. Dalam otomotof dikenal adanya sistem
pelumas dengan roda gigi.
m = modul, mm
Kapasitas Beban Roda Gigi
z = jumlah gigi Roda gigi dapat mengalami kerusakan
berupa gigi patah, aus atau berlubang (bopeng)
d = diameter pitch, mm permukaannya, dan tergores permukaannya karena
pecahnya selaput minyak pelumas.
Harga modul, m juga dapat ditentukan dengan
menggunakan diagram pemilihan mudul roda gigi
lurus seperti yang diberikan pada gambar.
(2.8)
Biltek Vol. 5, No. 001 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 5
Ft FKt (2.14)
Persamaan ini disebut persamaan Lewis, dan Y
Gaya Ft disebut gaya tangensial. dinamakan faktor bentuk gigi. Persamaan yang
diperkenalkan oleh Lewis dalam tahun 1893 itu
Jika diameter pitch adalah d (mm), maka merupakan persamaan yang berharga, dan
kecepatan keliling v (m/s) pada lingkaran pitch roda
gigi yang mempunyai putaran n (rpm) adalah : sampai sekarang masi dipakai dalam bentuk
yang telah dikkoreksi. Di antara koefesien-
koefesien praofil roda gigi, dalam tabel 2.1
diberikan harga-harga untuk profil roda gigi
Hubungan antara daya rencana yang ditransmisikan P
standar dengan sudut tekanan 20.
(kW), gaya tangensial F (kg),
d t
Jumlah Jumlah
dan kecepatan keliling v (m/s) adalah : gigi Y gigi Y
Z Z
10 0,201 25 0,339
maka 11 0,226 27 0,349
12 0,245 30 0,358
13 0,261 34 0,371
bentuk penampang gigi yang akan dipakai sebagai 14 0,276 38 0,383
dasar perhitungan kekuatan lenturnya, didekati 15 0,289 43 0,396
dengan bentuk parabola dengan puncak titik A dan
dasar di B dan C yang merupakan titik singgung 16 0,295 50 0,408
antara parabola dengan profil kaki gigi. Dengan
17 0,302 60 0,421
demikian maka gigi tersebut tersebut dapat dipandang
sebagai balok kantilever yang 18 0,308 75 0,434
mempunyai kekuatan seragam.
19 0,314 100 0,446
20 0,320 150 0,459
21 0,327 300 0,471
23 0,333 Batang 0,484
gigi
Koreksi pertama pada persamaan diatas dilakukan
Jika w (mm) adalah lebar sisi, BC = t (mm) dan AE pada kecepatan keliling roda gigi. Semakin tinggi
= ht ( mm) maka tegangan lentur b (kg/mm2) pada kecepatannya, semakain besar pula variasi beban
titik B dan C (dimana ukuran penampangnya adalah atau
w x t ), dengan beban gaya tangensial Ft pada
puuncak balok, dapat ditulis sebagai: tumbukan yang akan terjadi. Koreksi karena
pengaruh kecepatan ini deberikan dalam bentuk
faktor dinamis fv yang tergantung pada kecepatan
(2.13) keliling dan ketelitian, seperti diperlihatkan pada
tabel 2.2, maka persamaan (2.14) yang telah
dikoreksi berbentuk :
Studi Literatur
Maka lebar sisi b dapat diperoleh dari
Studi literatur bertujuan untuk memperoleh teori
w = Ft / Fb dan rumus-rumus dari beberapa buku referensi yang
diperlukan dalam perhitungan ukuran-ukuran untuk
perancangan roda gigi.
Pada umumnya lebar permukaan (face width), w
Penentuan Data Awal Perancangan
adalah antara (6-10)m, dan untuk daya yang besar
antara (10-16)m. Dalam perencanaan suatu roda gigi, daya dan
putaran yang akan ditransmisikan harus terlebih
dahulu diketahui. Adapun data yang diperoleh dari
Poros
hasil pengukuran dan pengamatan spesifikasi mesin
Poros merupakan satu diantara bagian
adalah sebagi berikut :
yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua
mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan Daya = 11 HP/9500
putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu rpm
dipegang oleh poros. Torsi = 12,7 kg.m/8500
Poros untuk meneruskan daya rpm
diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai Tingkat kecepatan = 6 kecepatan
berikut:
Putaran poros penggerak = kecepatan1 : 975 rpm
1. Poros Transmisi
Poros macam ini mendapat beban puntir murni
atau puntir dan lentur. Daya ditransmisikan
kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli kecepatan 2 : 1300 rpm
sabuk atau sproket rantai dan lain-lain.
2. Spindel kecepatan 3 : 1500 rpm
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti
poros utama mesin perkakas, dimana beban kecepatan 4 : 1750 rpm
utamanya berupa puntiran, disebut spindel.
Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah kecepatan 5 : 2500 rpm
depormasinya harus kecil dan bentuk serta
ukurannya harus teliti. kecepatan 6 : 3000 rpm
3. Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda
kerta barang, dimana tidak mendapat beban Merencanakan Mekanisme Kerja Sistem
puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh Transmisi
berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya
mendapat beban lentur, kecuali digerakkan oleh Mekanisme kerja sistem transmisi yang
penggerak mula dimana akan mengalami beban direncanakan diilustrasikan pada gambar. Daya dan
puntir juga. putaran dari mesin penggerak ditransmisikan ke
roda gigi dengan menggunakan rantai dan sproket.
3. METODE PERANCANGAN Begitu juga dari roda gigi ke poros roda belakang.
Fungsi utama dari roda gigi disini adalah untuk
Tempat dan Waktu mengatur gerak maju dan gerak mundur.
1. Tempat
2. Waktu
1. Engine
2. Sproket poros penggerak
3. Rantai transmisi input
4. Sproket input
5. Sproket output
6. Rantai transmisi output
7. Sproket poros roda
8. Roda gigi
Roda gigi ini dilengkapi dengan tuas pengatur
gerak maju-mundur. Tuas tersebut terhubung ke
poros output yang dilengkapi dengan silang empat.
Disini putaran roda gigi nomor 1 yang Rasio roda gigi 1 dan 2, i1-2 = 2,0
melalui poros A diteruskan ke roda gigi nomor 2 Rasio roda gigi 2 dan 3, i2-3 = 1,5
pada poros B. Putaran pada poros B kemudian
diteruskan ke poros D melalui roda gigi nomor 3 ke Rasio roda gigi 3 dan 4, i3-4 = 2,0
roda gigi nomor 4. Pada keadaan yang sama, roda
gigi nomor 5 juga meneruskan putaran ke roda gigi Rasio roda gigi 2 dan 5, i2-5 = 3,5
nomor 6 pada poros C yang berfungsi sebagai
pembalik arah. Disini poros C tidak ikut berputar Rasio roda gigi 5 dan 6, i5-6 = 2,0
bersamaan dengan roda gigi. Kemudian putaran
roda gigi nomor 6 diteruskan ke roda gigi nomor 7.
Menghitung Ukuran Poros
Namun roda gigi nomor 7 ini tidak ikut berputar
bersama poros D. Kemudian apabila silang empat Ukuran poros roda gigi yang dihitung
berada pada posisi roda gigi nomor 7 seperti pada dalam perencanaan ini adalah :
gambar 3.4, maka yang terjadi adalah gerakan
mundur. 1. Diameter poros roda gigi yang terdiri dari :
Disini putaran roda gigi nomor 1 yang dA, dB, dC dan dD.
melalui poros A diteruskan ke roda gigi nomor 2 2. Tegangan geser yang terjadi pada poros :
pada poros B. Putaran pada poros B kemudian A, B, C, dan D
diteruskan ke poros C melalui roda gigi nomor 5 ke 3. Ukuran spline, yang terdiri dari : diameter
roda gigi nomor 6. Roda gigi nomor 6 berfungsi luar spline ( ), diameter dalam spline (
sebagai pembalik arah. Pada keadaan yang sama,
), tinggi spline (hs), lebar spline (ws), dan
roda gigi nomor 3 juga meneruskan putaran ke roda
gigi nomor 4 pada poros D. Namun roda gigi nomor panjang spline (Ls).
4 tidak ikut berputar bersama poros. Kemudian 4. Tegangan geser yang timbul pada spline
putaran roda gigi nomor 6 diteruskan ke roda gigi (s)
nomor 7. 5. Tegangan tumbuk yang timbul pada spline
(ps)
Biltek Vol. 5, No. 001 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 8
4. PERHITUNGAN POROS RODA GIGI Diameter dari hasil perhitungan merupakan
Perhitungan Poros diameter minimum yang diijinkan.
Setelah diperoleh diameter poros yang
Poros yang akan dirancang adalah poros transmisi direncanakan, maka perlu dikoreksi tegangan geser
yang digunakan untuk mentransmisikan daya pada poros, apakah tegangan geser yang terjadi
sebesar 11 HP dan putaran sebesar 975 rpm. tidak melebihi tegangan ijin. Besarnya tegangan
geser yang terjadi dapat dihitung dengan
Jika P adalah daya nominal dari output menggunakan persamaan.
penggerak mesin berbagai macam faktor keamanan
biasanya dapat diambil dalam perencanaan,
sehingga korelasi pertama dapat diambil kecil.
Harga factor koreksi fc yang diambil adalah 1,0.
Daya mesin P adalah 11 HP = 8,2027 kW. Maka
daya rencana Pd sebagai patokan seperti yang
diberikan pada persamaan 2.18 adalah:
Pd = fc . P
= 1,0 x 8,2027 kW
= 8,2027 kW Syarat aman untuk kekuatan poros adalah a A.
Dari hasil perhitungan memberikan bahwa tegangan
Setelah diperoleh daya yang direncanakan untuk ijin lebih besar dari tegangan yang direncanakan.
poros, maka untuk menghitung torsi yang Maka kekuatan poros dianggap aman.
direncanakan pada poros digunakan persamaan.
dimana : 58 kg/mm2
B =
Sf1 = 6,0
Sf2 = 2,0
sehingga diperoleh :
Perhitungan Spline
Dari hasil perhitungan memberikan bahwa
Spline pada roda gigi yang direncanakan berada
tegangan ijin lebih besar dari tegangan yang
pada poros A dan poros B yang terhubung ke
direncanakan. Maka kekuatan poros dianggap
sproket. Kondisi operasi yang dipakai adalah
aman.
kondisi to slide when under load dengan jumlah
spline i = 6 buah. Karena spline disini merupakan
alur dalam maka diameter luar spline adalah
diameter poros atau = 24 mm. Dengan merujuk
Selanjutnya adalah menentukan diameter poros
pada tabel 2.7, maka diameter dalam spline adalah:
C. Berbeda dengan poros A, poros B, dan poros D,
disini poros tidak ikut berputar bersama roda gigi.
Antara roda gigi dengan poros dipasang bos, = 0,8
dimana pada permukaan poros terdapat pori-pori
untuk pelumasan. Karena poros tidak ikut berputar = 0,8 x 24 mm
dengan poros, maka diasumsikan poros tidak
mengalami torsi (puntiran). Dengan demikian = 19,2 mm 20 mm
diambil besar diameter poros C adalah 28 mm.
Selanjutnya adalah menentukan diameter Tinggi spline adalah:
poros D. Poros ini memegang peranan yang sangat
penting pada roda gigi yang direncanakan. Pada
poros inilah terpasang mekanisme pengaturan gerak
maju dan gerak mundur.
Untuk menghitung besar diameterternya
lebih dahulu dicari putaran pada poros itu sendiri.
Besarnya putaran pada poros D, nD adalah :
Lebar spline adalah:
ws = 0,25
= 0,25 (24mm)
= 6 mm
= 11 mm
Besarnya gaya yang bekerja pada spline di peroleh
dari persamaan 2.24.
Dari hasil perhitungan roda gigi Hariandja, B., Mekanika Bahan dan Pengantar
berdasarkan data awal perencanaan, maka diperoleh Teori Elastisitas, Erlangga:Jakarta.
kesimpulan sebagai berikut : 1997.
1. Model yang dipakai dalam perencanaan Gere, J.M., dan Timoshenko, S.P., Mekanika Bahan
roda gigi yang dilengkapi dengan Edisi Keempat Jilid 1 dan 2,
pengaturan gerak maju-mundur adalah Erlangga:Jakarta. 2000.
sistem roda gigi yang dipakai pada sepeda
motor jenis vespa. J.E shigley and C.R Mischake, Mechanical
2. Ukuran poros roda gigi yang diperoleh Engineering Design, McGraw Hill
adalah : Publication, Edition. 1989.
Saran