pelaku usaha dan menciptakan nilai tambah terhadap buah pisang yang diolah
menjadi keripik pisang. Keuntungan agroindustri keripik pisang agung terdiri dari
penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu tertentu dan penerimaan hasil
kali jumlah input yang dihasilkan dengan output. Nilai tambah diperoleh dari nilai
produk akhir dikurangi biaya antara (intermediate cost) yang terdiri dari biaya
bahan baku dan bahan penolong dalam melakukan proses produksi (Tarigan,
2006). Secara umum konsep nilai tambah yang digunakan adalah nilai tambah
Bruto, dimana komponen biaya antara yang diperhitungkan meliputi biaya bahan
input atau faktor produksi yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang
28
29
penerimaan yang diterima oleh produsen tersebut dalam satu proses produksi.
Biaya produksi yang dikeluarkan terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap yang dimaksud berupa penyusutan alat dan biaya investasi, sedangkan
biaya variabel berupa biaya bahan baku, bahan penolong dan tenaga kerja.
pisang agung selama satu kali proses produksi, untuk meningkatkan keuntungan
mempengaruhinya, baik pada biaya input produksi maupun output yang diterima
oleh produsen keripik pisang agung. Adapun faktor yang dimaksud adalah
tetap memiliki nilai jual dan memanfaatkan pisang agar memperoleh nilai jual
yang tinggi dipasaran. Dengan adanya kegiatan usaha pengolahan pisang menjadi
keripik pisang yang mengubah bentuk dari produk primer menjadi produk baru
yang lebih tinggi nilai ekonomisnya setelah melalui proses produksi, maka proses
30
terbentuk harga baru yang lebih tinggi dan keuntungannya lebih besar bila
dibandingkan tanpa melalui proses produksi, untuk mengetahui besar nilai tambah
yang diberikan keripik pisang pada buah pisang sebagai bahan baku maka
diperlukan analisa nilai tambah sehingga bisa diketahui apakah usaha yang
Agroindustri
Pisang
Biaya
Keripik pisang Harga
1. Bahan Baku
2. Input Lain
- Bahan Penolong
- Penyusutan Alat
Tenaga kerja
Penerimaan
Keuntungan
Nilai tambah
Gambar 3.1.
Skema Kerangka Pemikiran
31