Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tahu merupakan salah satu bahan makanan pokok di Indonesia, yang termasuk
dalam makanan 4 sehat 5 sempurna. Tahu juga merupakan makanan yang mengandung
sangat banyak gizi dan cukup mudah untuk diproduksi. Untuk memproduksi tahu bahan-
bahan yang dibutuhkan hanya berupa kacang kedelai. pabrik pembuatan tahu, baik dalam
bentuk usaha kecil dan usaha menengah yang masih menggunakan cara tradisional
ataupun usaha-usaha yang sudah cukup sukses dengan cara pembuatan yang lebih
modern. Jenis usaha ini termasuk kedalam jenis usaha bidang manufaktur. Manufaktur
adalah kegiatan produksi dengan mengolah bahan mentah (bahan baku) menjadi barang
jadi yang siap dijual.

Pada umumnya, hal yang sulit teridentifikasi dalam kegiatan produksi adalah
alokasi biaya yang digunakan selama proses produksi dalam suatu periode. Biaya-biaya
yang digunakan dalam proses produksi ini dinamakan biaya produksi. Biaya Produksi
terdiri dari 3 komponen utama, yaitu (1) Biaya Bahan Baku (BBB), (2) Biaya Tenaga
Kerja Langsung (BTKL), dan (3) Biaya Overhead Pabrik (BOP). Untuk memperoleh
informasi biaya produksi tersebut dibutuhkan pengolahan data sesuai teori serta prinsip
akuntansi. Sehingga dapat juga digunakan dalam perhitungan dan penentuan Harga
Pokok Produksi (HPP) yang tepat dan akurat. Perhitungan harga pokok produksi
merupakan hal yang sangat penting mengingat manfaat informasi harga pokok produksi
adalah untuk menentukan harga jual produk yang akan disajikan dalam laporan posisi
keuangan. Setiap perusahaan manufaktur harus melakukan perhitungan harga pokok
produksi secara tepat dan akurat.

Di dalam perhitungan harga pokok produksi, informasi yang dibutuhkan adalah


informasi mengenai biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
Ketiga jenis biaya tersebut harus ditentukan secara cermat, baik dalam pencatatan

Page | 1
maupun penggolongannya. Salah satu penentuan harga jual yang memiliki tingkat
kepastian relatif tinggi adalah harga pokok produksi. Dalam penentuan besarnya biaya
yang dikeluarkan harus tepat sehingga biaya yang ada dalam proses produksi dapat
menunjukan harga pokok yang sesungguhnya. Penentuan metode harga pokok produksi
pun harus sesuai dengan prosedur yang ada. Karena informasi harga pokok produksi
berguna untuk menentukan harga jual suatu produk, menentukan kebijakan dalam
penjualan, pedoman dalam pembelian alat-alat perlengkapan, serta penentuan harga
pokok persediaan produk jadi, produk dalam proses, dan bahan baku yang digunakan
yang akan disajikan dalam neraca.

Penentuan harga pokok produksi merupakan suatu kebutuhan untuk menjaga


persaingan dengan unit usaha lainya, hal ini untuk menyeimbangkan selisih antara harga
pokok produksi dengan harga jual untuk memaksimalkan laba. Kesalahan dalam
melakukan perhitungan harga pokok produksi disebabkan oleh tidak detail atau kurang
terincinya dalam menghitung biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Penentuan
harga pokok penjualan pada suatu perusahaan manufaktur harus selalu memperhitungkan
setiap biaya yang digunakan dalam setiap pembuatan produk, hal ini dilakukan agar
perusahaan manufaktur tersebut tidak mengalami kerugian dalam setiap produksinya.
Kemampuan dalam mengidentifikasi kegiatan produksi perusahaan seperti ini tidak
hanya memperhitungkan perincian biaya-biaya produksi dan harga jual yang mengikuti
harga pasaran atau daya beli konsumen, akan tetapi ditentukan pula oleh seberapa besar
biaya yang dikeluarkan yang mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik.

Oleh karena itu penting sekali bagi perusahaan untuk mengidentifikasi dan
menghitung dengan cermat kegiatan produksinya dengan melakukan perhitungan dan
penentuan harga pokok produksi yang tepat dan akurat. Lokasi pabrik pembuatan tahu
yang diteliti terletak di desa Karang Parwa, Abian Tubuh Baru. Cara pembuatan tahu pun
masih dengan cara tradisional sehingga peran individu atau dalam hal ini para pekerja
sangatlah besar didalam proses pembuatannya. Pabrik yang berdiri sejak 2003 ini
didirikan oleh Ibu Fatimah. Tempat pembuatannya berada dalam satu kawasan dengan
rumah tempat tinggalnya. Terdapat 2 orang pekerja dengan pembagian tugas masing-

Page | 2
masing. Pabrik ini dibangun oleh Ibu Fatimah merupakan suatu usaha yang dirintis sejak
ia masih muda. Dalam sehari Ibu Fatimah membutuhkan 1 kwintal kacang kedelai untuk
memenuhi kuota produksi. Kacang kedelai ini didapat dari para pemasok.

1.2. Rumusan Masalah


A. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh UMKM Ibu
Fatimah
B. Bagaimana penentuan harga pokok produksi berdasarkan metode Variable Costing
pada Tahu Ibu Fatimah?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, penelitian ini bertujuan untuk:
A. Untuk dapat menghitung harga pokok produksi Tahu pada UMKM Ibu Fatimah
B. Untuk dapat menghitung harga pokok produksi pada UMKM Tahu Ibu Fatimah
dengan menggunakan metode Variable Costing
1.4. Manfaat Penelitian
Dalam suatu penelitian diharapkan mampu menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah penelitian ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang perhitungan harga pokok
produksi pada UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Tahu. Dengan demikian
penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi untuk peneliti selanjutnya.

Page | 3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Teori


2.1.1 Pengertian Harga Pokok Produksi
Menurut Samsul (2013), harga pokok produksi adalah biaya untuk
menghasilkan produk pada perusahaan manufaktur. Bastian (2008:40) penentuan
harga pokok adalah bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk atau
pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan seluruh biaya
produksi atau hanya memasukkan unsur biaya produksi variabel saja”.
Menurut Hansen dan Mowen (2004:48) harga pokok produksi adalah
mewakili jumlah biaya barang yang diselesaikan pada periode tertentu. Menurut
Setiadi (2014) harga pokok adalah sejumlah nilai aktiva (aset) tetapi apabila
selama tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh
penghasilan, aktiva tersebut harus dikonversikan ke beban.
2.1.2 Elemen Biaya Produksi
Menurut Sodikin (2015:22) biaya produksi merupakan biaya yang
diperlukan untuk memperoleh bahan baku (mentah) dari pemasok dan
mengubahnya menjadi produk selesai yang siap dijual. Biaya produksi pada
perusahaan pemanufakturan terdiri atas elemen-elemen biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
1. Biaya Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang digunakan untuk membuat produk
selesai. Bahan baku dapat diidentifikasi ke produk dan merupakan bagian
integral dari produk tersebut. Sebagai contoh adalah kayu yang digunakan
untuk membuat daun pintu dan jendela, kertas yang digunakan untuk
membuat buku ini, benang yang digunakan untuk membuat kain mori, dan
kain mori yang digunakan untuk membuat baju. Menurut Mulyadi (2015:275)
bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk
jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh
dari pembelian lokal, impor, atau dari pengolahan sendiri. Didalam

Page | 4
memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya-biaya
pembelian, pergudangan, dan biaya-biaya perolehan lain.Harga pokok bahan
baku terdiri dari harga beli (harga yang tercantum dalam faktur pembelian)
ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah.
Harga beli dan biaya angkutan merupakan unsur yang mudah diperhitungkan
sebagai harga pokok bahan baku, sedangkan biaya-biaya pesan (order costs),
biaya penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan asuransi, pergudangan, dan
biaya akuntansi bahan baku, merupakan usnur-unsur biaya yang sulit
diperhitungkan kepada harga pokok bahan baku yang dibeli.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja adalah tenaga yang langsung menangani proses produksi.
Pembuat daun pintu dan jendela, operator mesin fotokopi, penjahit dan tukang
las, serta tukang batu adalah contoh tenaga kerja langsung. Mereka menangani
secara langsung proses produksi dan oleh karena itu dapat diidentifikasi ke
produk. Gaji atau upah tenaga kerja langsung merupakan elemen biaya
produksi.Menurut Mulyadi (2015:319) tenaga kerja merupakan usaha fisik
atau metal yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga
kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia
tersebut. Biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar berikut
ini:
A. Gaji dan Upah
Gaji dan upah reguler yaitu jumlah gaji dan upah bruto dikurangi
dengan potongan-potongan seperti pajak penghasilan karyawan dan biaya
asuransi hari tua. Cara perhitungan upah karyawan dalam perusahaan
dengan mengalihkan tarif upah dengan jam kerja karyawan. Dengan
demikian untuk menentukan upah seorang karyawan perlu dikumpulkan
data jumlah jam kerjanya selama periode waktu tertentu.
B. Premi Lembur

Perlakuan terhadap premi lembur tergantung atas alasan-alasan


terjadinya lembur tersebut. Premi lembur dapat ditambahkan pada upah

Page | 5
tenaga kerja langsung dan dibebankan pada pekerjaan atau departemen
tempat terjadinya lembur tersebut. Perlakuan ini dapat dibenarkan bila
pabrik telah bekerja pada kapasitas penuh dan pelangganan/pemesan mau

C. Biaya yang Berhubungan dengan Tenaga Kerja


1) Setup Time
Sebuah pabrik memerlukan waktu dan sejumlah biaya untuk memulai
produksi. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memulai produksi
disebut biaya pemula produksi (set up costs).Biaya pemula produksi
meliputi pengeluaran-pengeluaran untuk membuat rancangan bangun,
penyusunan mesin dan peralatan, latihan bagi karyawan, dan kerugian-
kerugian yang timbul akibat belum adanya pengalaman.
2) Waktu Mengganggur (Idle Time)
Dalam mengolah produk, seringkali terjadi hambatan-hambatan,
kerusakan mesin atau kekurangan pekerjaan. Hal ini mengakibatkan
waktu menganggur bagi karayawan. Biaya-biaya yang dikeluarkan
selama waktu menggangur ini diperlakukan sebagai unsur biaya
overhead pabrik.
D. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya selain bahan baku dan


tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk memproduksi barang.Biaya-
biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik
dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini:

E. Biaya Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk


jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya
relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.

Page | 6
F. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang, biaya


bahan habis pakai, dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan
untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan,
bangunan pabrik, mesin-mesin dan ekuipmen, kendaraan.

G. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung


Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang
upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau
pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah,
tunjangan dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja
tidak langsung.
H. Biaya yang Timbul Sebagai Akibat Penilaian Terhadap Aktiva Tetap
Biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya-biaya
depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan ekuipmen,
perkakas laboratorium, alat kerja dan aktiva tetap lain yang digunakan di
pabrik.
I. Biaya yang Timbul Sebagai Akibat Berlalunya Waktu

Biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya asuransi


gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan ekuipmen, asuransi
kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan.

J. Biaya Overhead Pabrik Lain yang Secara Langsung Memerlukan


Pengeluaran Uang Tunai

Biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya reparasi


yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN, dan
sebagainya.

Page | 7
2.1.3 Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode Variable Costing

Menurut Mulyadi (2015:18) Variable costing merupakan metode


penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang
berperilaku variable ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overheadpabrik variabel. Dengan demikian
kos produksi menurut metode variable costingterdiri dari unsur biaya produksi
berikut ini:

Biaya bahan baku xx

Biaya tenaga kerja langsung xx

Biaya overhead pabrik variable xx

Kos produksi xx

Kos produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari
unsur kos produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya non produksi variabel
(biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya
tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan
umum tetap).

2.1.4 Fungsi Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2015:65) dalam perusahaan yang berproduksi massa,


informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu
bermanfaat bagi manajemen untuk:

a. Menentukan Harga Jual Produk.

Perusahaan yang berproduksi massa memproses produknya untuk memenuhi


persediaan di gudang, dengan demikian biaya produksi dihitung dalam jangka
waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan
produk. Dalam penentuan harga jual produksi, biaya produksi per unit

Page | 8
merupakan salah satu data yang dipertimbangkan disamping data biaya lain
dan data non biaya.

b. Memantau Realisasi Biaya Produksi.


Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya
dikeluarkan di dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh karena itu
akuntansi biaya digunakan untuk menggumpulkan informasi biaya produksi
mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan
sebelumnya.
c. Menghitung Laba atau Rugi Bruto Periode Tertentu.
Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan
dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan
rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah
dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu. Informasi
laba atau rugi bruto periodik diperlukan untuk mengetahui kotribusi produk
dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi.
d. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk Dalam
Proses yang Disajikan Dalam Neraca.
Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan
periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan
laporan laba rugi. Dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok
persediaan produk jadi dan harga pokok yang pada tanggal neraca masih
dalam proses.

Page | 9
BAB III

METODE PENELITIAN

1.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah
desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara
sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subyek atau obyek penelitian
(Anwar, 2013:13).
Menurut Afrizal (2014:13) metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-
kata (lisan maupun tulisan) dan perbutan-perbuatan manusia serta peneliti tidak
berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan data kualitatif yang telah diperoleh
dan dengan demikian tidak menganalisis angka.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan
dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial sikap kepercayaan, presepsi,
dan orang secara individual maupun kelompok (Yuniari, 2017). Dalam penelitian ini
menggunakan penelitian kualitatif dengan berbagai teori dan melihat berbagai fakta
mengenai fenomena yang ada pada UMKM Tahu Ibu Fatimah.
1.2. Sumber Data
Menurut Indriantoro (1999:146) data primer merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).
Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Dalam penelitian ini data primer berupa hasil wawancara dan observasi
langsung dengan pihak UMKM Tahu Ibu Fatimah.
1.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat dilakukannya penelitian ini adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Tahu Ibu Fatimah, yang beralamat di desa Karang Parwa, Abian Tubuh Baru.
Pengumpulan data penelitian pada UMKM Tahu Ibu Fatimah tanggal 5 Desember
2019.

Page | 10
1.4. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2014:401) teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan
adalah:
a) Teknik Wawancara
Menurut Sugiyono (2014:194) wawancara merupakan teknik
pengumpulan data apabila ingin melakukan studi pendahuluan, dan apabila
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumah
respondennya sedikit/kecil.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara semi terstuktur.
Artinya dalam wawancara ini menggunakan pedoman wawancara tetapi ada
umpan balik dari responden yang dirasa perlu ditanyakan peneliti, sehingga
peneliti bisa menanyakan kepada informan walaupun didalam pedoman
wawancara tidak ada pertanyaannya. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan
dengan Ibu Fatimah pemilik UMKM.
Untuk menghindari kehilangan informasi, maka peneliti meminta ijin
kepada informan untuk menggunakan alat perekam. Sebelum dilangsungkan
wawancara mendalam, peneliti menjelaskan atau memberikan sekilas gambaran
dan latar belakang secara ringkas dan jelas mengenai topik penelitian.
b) Teknik Pengamatan/Observasi
Menurut Herdiansyah (2014:131) mengemukakan bahwa observasi
merupakan suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk
memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis.Dua di antara yang terpenting
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Penelitian ini menggunakan teknik observasi terus terang dan tersamar
(overt observation and covert observation) yaitu peneliti dalam pengumpulan
data menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan
penelitan. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar
dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang masih
dirahasiakan.

Page | 11
c) Teknik Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2014:422) dokumentasi merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi yang disimpan
atau didokumentasikan seperti dokumen, data soft file, data otentik, foto dan
arsip lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

Page | 12
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Gambaran Umum Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Tahu Ibu Fatimah. UMKM didirikan oleh Ibu Fatimah yang beralamat di desa
Karang Parwa, Abian Tubuh Baru. Dalam melakukan penelitian pada tanggal 5
Desember 2019 dimana saya sendiri melakukan pengamatan langsung di lapangan
untuk memperoleh data terkait dengan penelitian. Saya mendapatkan infomasi atau
data juga melalui informan dengan teknik wawancara. Adapun yang dijadikan
informan adalah Ibu Fatimah selaku pemilik UMKM Tahu.
Wawancara pertama kali dilakukan dengan pemilik UMKM tahu Ibu
Fatimah untuk mendapatkan ijin penelitian, melihat proses pembuatan tahu dari awal
hingga menjadi produk yang siap untuk dijual, selain itu yang paling penting
bertanya tentang perhitungan harga pokok produksi pada UMKM tersebut. Peneliti
kembali datang ke UMKM untuk melakukan wawancara dengan pemilik untuk
mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk perhitungan harga pokok produksi
berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya lain-lain yang
dikeluarkan untuk memproduksi tahu.
1.2 Harga Pokok Produksi Tahu Ibu Fatimah
Biaya-biaya yang diakui dalam perhitungan harga pokok produksi menggunakan
metode Variable Costing:
1. Biaya bahan baku dengan total biaya bahan baku yang dikeluarkan perusahaan
selama 1 bulan yaitu Rp 21.000.000
2. Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan sebesar Rp 3.600.000
3. Biaya overhead pabrik biaya bahan penolong Rp 950.000, biaya saringan Tahu
Rp 80.000, dan biaya listrik Rp 79.000. Jadi total biaya overhead pabrik variable
sebesar Rp 889.000

Berdasarkan biaya-biaya tersebut perhitungan harga pokok produksi menggunakan


metode variable costing adalah sebagai berikut:

Page | 13
Jenis Biaya: Total Biaya (Rp)
Biaya Variable:
Biaya Produksi:
Biaya Bahan Baku Rp. 21.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 3.600.000
Biaya Overhead Pabrik:
A. Bensin Rp 450.000
B. Kayu Bakar Rp 500.000
C. Biaya Saringan Tahu Rp 80.000
D. Biaya Listrik Rp 79.000
Jumlah Biaya Overhead Pabrik Rp 1.109.000
Total Biaya Produksi Rp. 25.709.000
Jumlah Produk yang dihasilkan 90.000 potong
Harga Pokok Produksi per Potong 285.6

Dari table diatas menunjukkan bahwa harga pokok produksi yang


dihasilkan dengan menggunakan metode variable costing pada UMKM Ibu Fatimah
adalah sebesar 285.6

Page | 14
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perusahaan menghitung


harga pokok produksi yang ditentukan oleh perusahaan menggunakan metode
Variable Costing. Perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode Variable
Costing mengakui biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik variable. Total biaya produksi yang dihasilkan dengan metode Variable
Costing adalah sebesar Rp 25.709.000 sedangkan harga pokok produksi per potong
yaitu Rp 285.6.

Page | 15
Lampiran

Page | 16
Page | 17
Page | 18
Page | 19
Page | 20

Anda mungkin juga menyukai