Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PRAKTIKUM KELOMPOK

PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN


“MODUL 2 PERMINTAAN DAN ELASTISITAS”

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Fraditya Frigandani Mahardika 225040207111255

Septy Amirotus Salwa 225040207111279

Muhammad Syarifuddin A. H. 225040207111302

Mochamad Sofyan 225040207111303

Stephani Evana Tioniari 225040207111321

Vira Wahyu Apsari 225040207111328

Mikhail Gibran Ramadhan 225040207111330

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2024
a. Petani jeruk mengalami kekurangan air dan produksi pada bulan ini
turun. Apa yang saudara prediksi dari kejadian ini di pasar jeruk dan
pasar jus jeruk?
Prediksi dampak kekurangan air dan penurunan produksi jeruk pada bulan ini
mungkin akan memiliki implikasi yang signifikan terhadap pasar jeruk dan pasar jus
jeruk. Dalam pasar jeruk, penurunan produksi akan menyebabkan penurunan penawaran
jeruk, yang pada gilirannya akan mendorong kenaikan harga jeruk. Meskipun
permintaan jeruk mungkin tetap stabil karena merupakan kebutuhan pokok,
ketersediaan jeruk di pasar kemungkinan akan menjadi lebih terbatas, memaksa
konsumen untuk mencari alternatif lain. Di pasar jus jeruk, penurunan produksi jeruk
juga akan menyebabkan penurunan pasokan jus jeruk, yang berpotensi mengakibatkan
kenaikan harga dan penurunan permintaan karena konsumen mungkin akan beralih ke
alternatif yang lebih terjangkau. Selain itu, petani jeruk akan mengalami penurunan
pendapatan, sementara industri pengolahan jeruk mungkin akan menghadapi kesulitan
dalam mendapatkan bahan baku dan mungkin harus mengurangi produksi. Konsumen
juga dapat merasakan dampak melalui pembayaran harga yang lebih tinggi untuk jeruk
dan jus jeruk. Dampak dari kekurangan air dan penurunan produksi jeruk diperkirakan
akan berlangsung selama beberapa bulan, tergantung pada tingkat keparahan
kekurangan air, kecepatan pemulihan produksi, dan kondisi pasar secara keseluruhan.

b. Kenapa harga cabai berfluktuasi sangat tinggi sedangkan harga beras


relatif stabil?
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan harga cabai memiliki fluktuasi
yang tinggi dibandingkan dengan harga beras. Faktor pertama adalah pasokan, dimana
cabai rentan terhadap perubahan cuaca seperti hujan berlebihan atau kekeringan, serta
serangan hama dan penyakit yang dapat mengurangi hasil panen. Selain itu, masa panen
cabai yang relatif singkat juga menyebabkan pasokan cabai mudah berubah dan
fluktuatif. Faktor permintaan juga berpengaruh, karena permintaan cabai yang tinggi
terutama pada momen-momen tertentu dapat menyebabkan kenaikan harga. Efek
spekulasi oleh pedagang juga dapat mempengaruhi fluktuasi harga cabai. Di sisi lain,
faktor distribusi seperti rantai distribusi yang panjang dan infrastruktur yang kurang
memadai juga turut berkontribusi pada kenaikan harga cabai. Berbeda dengan cabai,
harga beras cenderung stabil karena pemerintah memiliki stok beras yang cukup besar
untuk menstabilkan harga di pasaran dan mengendalikan harga beras melalui kebijakan
tertentu. Selain itu, masa simpan beras yang lebih lama juga membuat fluktuasi harga
beras tidak sedramatis cabai.

c. Kenapa ketika terdapat kebocoran impor gula di Jawa Timur, tiba-tiba


petani tebu menurun pendapatannya?
Kebocoran impor gula di Jawa Timur berpotensi menurunkan pendapatan petani
tebu karena beberapa faktor yang terjadi sebagai akibat dari kebocoran tersebut.
Pertama, turunnya harga gula merupakan efek langsung dari kelebihan pasokan gula di
pasar akibat kebocoran tersebut, sehingga membuat pendapatan petani tebu berkurang.
Selain itu, penurunan permintaan terhadap gula lokal juga terjadi karena konsumen
cenderung memilih gula impor yang lebih murah, menyulitkan petani tebu dalam
menjual hasil panen mereka. Persaingan dengan gula impor juga menjadi faktor yang
mempengaruhi pendapatan petani, karena gula impor biasanya dijual dengan harga lebih
rendah. Faktor lain yang berkontribusi adalah biaya produksi yang tinggi untuk gula
tebu di Jawa Timur, seperti biaya pupuk dan tenaga kerja yang mahal, yang semakin
mempersulit petani dalam mendapatkan keuntungan. Kurangnya dukungan dari
pemerintah juga menjadi kendala bagi petani tebu dalam menghadapi masalah ini, yang
berdampak pada peningkatan kesulitan dalam meningkatkan pendapatan mereka.

d. Kenapa ketahanan pangan memerlukan kebijakan pemerintah dan tidak


diserahkan kepada mekanisme pasar?
Ketahanan pangan, yang merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi seluruh
rakyat Indonesia dengan tersedianya pangan yang cukup, aman, bermutu, dan merata,
menjadi prioritas yang tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar.
Kegagalan mekanisme pasar dalam mencapai ketahanan pangan terjadi karena beberapa
alasan yang meliputi aspek eksternalitas dalam produksi pangan, informasi asimetris
antara petani dan konsumen, serta kekuatan pasar yang dimiliki oleh pedagang besar
dan perusahaan multinasional. Selain itu, mekanisme pasar juga dapat memperparah
ketidakadilan dan kerentanan dalam masyarakat, terutama bagi mereka yang miskin,
terpinggirkan, dan mengalami ketimpangan sosial-ekonomi. Oleh karena itu,
pemerintah memiliki peran penting dalam memastikan ketahanan pangan bagi seluruh
rakyat melalui berbagai kebijakan seperti penyediaan infrastruktur, penelitian dan
pengembangan varietas tanaman, pendidikan dan penyuluhan kepada petani, serta
program bantuan sosial untuk masyarakat miskin dan rentan. Dengan peran pemerintah
yang aktif, diharapkan ketahanan pangan dapat terwujud untuk menjaga kesejahteraan
dan keamanan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tugas Tambahan
1. Penerimaan adalah harga kali jumlah di jual. Gambarkan dampak dari
penurunan harga terhadap perubahan penerimaan dari petani jika
demand produknya adalah inelastic! Jelaskan hal ini!
Dalam kasus penurunan harga terhadap produk dengan permintaan inelastis,
dampaknya terhadap penerimaan penjual tidak selalu sejalan dengan penurunan harga
itu sendiri. Permintaan inelastis mengindikasikan bahwa perubahan harga tidak akan
secara signifikan mempengaruhi jumlah produk yang dibeli oleh konsumen. Sebagai
contoh, jika harga beras per kilogram turun dari Rp10.000 menjadi Rp9.000, konsumen
dengan permintaan inelastis terhadap beras mungkin hanya sedikit meningkatkan
pembelian mereka, misalnya dari 10 kg menjadi 11 kg. Dampaknya pada penerimaan
petani adalah terjadi penurunan harga dari Rp10.000 menjadi Rp9.000 per kilogram,
sementara konsumen hanya sedikit meningkatkan pembelian mereka. Sebelum
penurunan harga, penerimaan total petani adalah 10 kg dikali Rp10.000 = Rp100.000,
sedangkan setelah penurunan harga, penerimaan total petani menjadi 11 kg dikali
Rp9.000 = Rp99.000.

Anda mungkin juga menyukai