Tugas PPA - TM 5 - Pola Kecenderungan Konsumen
Tugas PPA - TM 5 - Pola Kecenderungan Konsumen
Komoditas Jagung merupakan salah satu bahan pangan yang cukup penting bagi
produsen pangan maupun untuk konsumsi langsung oleh masyarakat, maka tingkat
permintaan pangan seharusnya tidak terlalu terpengaruh oleh krisis dibandingkan
dengan permintaan terhadap barang dan jasa lainnya. Namun, telah terjadi
perubahan besar dalam struktur permintaan, dengan menurunnya permintaan dari
restoran, hotel dan katering, penutupan pasar terbuka, dan lonjakan permintaan
dari supermarket. Terdapat tanda-tanda bahwa bisnis di sepanjang rantai
makanan sudah beradaptasi terhadap perubahan permintaan, misalnya dengan
mengganti jalur produksi dan meningkatkan kapasitas mereka untuk mengelola
inventaris yang lebih besar; beralih ke platform online dan pengiriman langsung ke
rumah tangga; dan mempekerjakan staf sementara.
Polarisasi Konsumsi Jagung Pada Saat
Sebelum Pandemi COVID-19
Pendapatan petani jagung selama masa pandemi covid-19 mengalami penurunan,
berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya sebelum adanya pandemi Covid-19
dimana pendapatan yang diterima petani jagung perhasil panen itu dapat
mencukupi kebutuhan sehari-hari serta masih dapat digunakan sebagai modal
untuk mengelola usaha tani pada musim berikutnya. Namun sangat berbanding
terbalik saat pandemi Covid-19, pendapatan petani cenderung mengalami
penurunan sehingga membuat para petani harus memutar otaknya untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta untuk mengolah usaha taninya pada
musim berikut.
Polarisasi Konsumsi Jagung Pada Saat
Terjadi Pandemi COVID-19
Jumlah konsumsi yang meningkat dari tahun ke tahun dikarenakan terjadinya
peningkatan jumlah penduduk, yang mengkonsumsi jagung secara langsung,
peningkatan konsumsi juga dipengaruhi oleh industri yang memerlukan jagung
pipilan sebaga bahan baku industri, yakni industri pakan, makanan dan non
makanan.
Jagung pipilan merupakan salah satu komoditas pangan yang banyak dikonsumsi,
maka perlu dilakukan penelitian untuk memperkirakan jumlah produksi dan
konsumsi jagung pipilan di masa yang akan
datang.
Faktor mempengaruhi polarisasi Konsumen dalam
membeli jagung :
1. Preferensi konsumen: Konsumen memiliki preferensi yang berbeda-beda dalam membeli jagung.
jagung kalengan atau beku.
2. Kualitas: Konsumen dapat mempertimbangkan kualitas jagung sebelum melakukan pembelian.
3. Harga: Harga jagung juga dapat mempengaruhi polarisasi konsumen. Beberapa konsumen mungkin
bersedia membayar lebih mahal untuk jagung berkualitas tinggi, sementara yang lain mungkin memilih
opsi yang lebih murah.
4. Manfaat kesehatan: Mempertimbangkan manfaat jagung bagi kesehatan sebelum melakukan
pembelian. Jagung merupakan sumber serat, vitamin, dan mineral yang baik, dan beberapa konsumen
mungkin lebih suka membeli jagung karena nilai gizinya.
5. Ketersediaan: Konsumen mungkin lebih memilih untuk membeli jagung yang ditanam secara lokal
atau sedang musimnya, sementara konsumen lainnya mungkin memilih jagung impor.
kesimpulan
Masa pandemi covid-19 sangat berpengaruh terhadap tingkat konsumsi jagung baik
penggunaan sebagai bahan industri maupun dikonsumsi oleh masyarakat secara
langsung. Hal ini disebabkan karena keterbatasan produksi hingga pemasaran yang
menyebabkan adanya penurunan tingkat konsumsi jagung. Hal tersebut juga berdampak
pada petani, karena mereka kesulitan mendapatkan input dan sulit untuk memasarkan
produknya. Padahal jagung merupakan salah satu pengganti pangan pokok selain beras,
karena jagung sendiri memiliki berbagai kandungan dan vitamin, hal tersebut yang
menyebabkan jagung dapat digunakan dalam berbagai bahan produksi pangan. Adanya
kebijakan pemerintah tentu akan sangat berperan bagi ketersediaan stok jagung, karena
hal ini menyangkut regulasi dalam produksi jagung tersebut.
Terimakasih