PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini industri makanan dan minuman semakin berkembang
pesat, tak terkecuali di Indonesia. Kementerian Perindustrian memprediksi
pertumbuhan industri makanan dan minuman nasional mampu meningkat
hingga 7% hingga akhir tahun 2016. Industri makanan dan minuman yang
berkembang pesat salah satunya adalah industri snack bar. Para editor khusus
Specialty Food News, buletin harian dari Specialty Food Association
memprediksi bahwa industri snack bar akan menguasai pasar.
Perkembangan industri makanan dan minuman secara tidak langsung
dipengaruhi oleh konsumen. Dewasa ini, konsumen semakin malas dan lebih
menyukai hal-hal yang praktis sehingga konsumen lebih memilih makanan
yang instant atau siap makan. Namun dari sisi lain, konsumen juga semakin
pintar dan jeli dalam memilih makanan, minuman, dan bahkan snack atau
cemilan. Dewasa ini, konsumen tidak hanya melihat makanan dari perspektif
untuk mengenyangkan, namun juga memperhatikan kebermanfaatan dari
produk terhadap kesehatan.
Indonesia memiliki komoditas lokal yang melimpah namun belum
dimanfaatkan secara optimal. Contoh komoditas lokal yang belum
termanfaatkan adalah jagung. Sejauh ini, jagung lebih banyak dimanfaatkan
sebagai pakan bukan sebagai pangan. Biasanya untuk pangan jagung hanya
dikonsumsi secara langsung, jika diolah baru sebatas olahan tradisional
seperti gronthol, nasi jagung, emping jagung, dan lain sebagainya.
Dari uraian di atas, pendirian pabrik snack bar jagung sangat
berpotensi. Dimana pabrik snack bar jagung akan memberikan peluang untuk
diversifikasi pangan komoditas lokal Indonesia. Selain itu, juga dapat
memenuhi permintaan konsumen akan pangan yang memberikan efek positif
pada kesehatan dan pangan yang praktis.
1
B. Batasan Masalah
Perancangan pabrik yang tersusun pada tugas ini merupakan
rancangan pabrik yang yang terdiri dari pendahuluan, rancangan produk,
seleksi dan uraian proses, spesifikasi bahan, neraca massa, neraca energi,
spesifikasi alat dan mesin, tata letak pabrik, utilitas, sanitasi dan pengelolaan
limbah, organisasi perusahaan, evaluasi ekonomi, dan kesimpulan.
Permasalahan yang dibahas dalam tugas ini dibatasi hanya sampai evaluasi
ekonomi perusahaan tanpa dilakukan realisasi proyek, proses manufacturing,
dan distribusi output.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana rancangan pabrik yang tepat dalam pembuatan snack bar
jagung?
2. Bagaimana kelayakan rancangan pabrik untuk pembuatan snack bar
jagung berdasarkan aspek ekonomi?
D. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui rancangan pabrik yang tepat dalam pembuatan snack bar
jagung.
2. Mengetahui kelayakan rancangan pabrik untuk pembuatan snack bar
jagung berdasarkan aspek ekonomi.
E. Manfaat Penulisan
1. Terbentuknya sebuah rancangan pabrik snack bar jagung yang tepat dan
layak berdasarkan aspek ekonomi.
2. Memberikan gambaran kepada pembaca tentang rancangan pabrikasi
snack bar jagung.
2
RANCANGAN PRODUK
A. Definisi Produk
Zeabar adalah merek dagang salah satu snack bar jagung berupa
makanan padat dan kompak yang dibuat melalui formulasi bahan tepung
jagung dan dried banana serta ingredient lainnya, kemudian dicetak dalam
bentuk bar atau batangan.
3
Snack bars dan meal replacement product mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Menurut Euromonitor, prediksi untuk snack bar meningkat
5,4 juta USD pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 4,2 juta
USD. Snack bar dibuat agar memiliki kecukupan kalori, protein, lemak, dan
nutrisi lainnya (Lamaday dan Yuwono, 2014). Seiring waktu, snack bar yang
awalnya dibuat dari tepung terigu (gandum) telah mengalami banyak
modifikasi pada bahan, baik pada bahan utama maupun bahan penunjang.
Modifikasi ini disesuaikan dengan selera pasar. Makin populernya snack bar
di kalangan masyarakat menjadikannya semakin banyak diproduksi. Berbagai
macam jenis snack bar pun dibuat dengan manfaat masing-masing
(Anugrah dkk,. 2014).
C. Pemanfaatan Produk
Manusia membutuhkan energi untuk menjalankan aktivitas sehari-
hari. Padatnya aktivitas tersebut membuat mayoritas manusia cenderung
memilih mengonsumsi makanan yang praktis. Praktis dalam artian mudah
diperoleh dan cepat saji sehingga siap untuk dikonsumsi (Subroto, 2008).
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, diciptakan pula makanan
ringan. Makanan ringan pun saat ini seolah tidak dapat dipisahkan dari pola
konsumsi masyarakat dunia. Inovasi produk makanan ringan salah satunya
yaitu snack bar.
Snack bar merupakan makanan ringan dengan bentuk batangan
berbahan dasar sereal atau kacang-kacangan, memiliki kandungan protein
tinggi yang biasa dikonsumsi disela-sela waktu makan. Snack bar dapat
melengkapi kebutuhan gizi, kenyamanan, dan rasa yang dapat memenuhi rasa
lapar dalam waktu yang singkat sampai menuju makanan utama berikutnya
disantap (Sarifudin dkk., 2015).
Food bar atau snack bar atau bar nutrisi memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya memiliki kadar air yang rendah sehingga memiliki umur simpan
yang lama (Christian, 2011). Dengan komposisi yang menyehatkan,
4
diharapkan snack bar dapat menjadi makanan ringan yang memenuhi
kebutuhan gizi konsumen.
Snack bar terdiri dari bahan utama dan bahan penunjang. Bahan
utama terdiri dari penyedia komponen nutrisi penting, yakni tepung jagung.
Sedangkan, bahan penunjangnya terdiri dari dried banana, gula, garam,
maltodekstrin, mentega, dan telur. Penggunaan bahan-bahan tersebut
menjadikan produk tinggi kalori dan tinggi serat yang sesuai untuk aktivitas
sehari-hari.
Tepung jagung menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
mengandung sejumlah nutrisi penting bagi tubuh, yaitu selain karbohidrat,
lemak, dan protein, tepung jagung juga mengandung kalsium, kalium, fosfor,
natrium, zat besi, provitamin A (karotenoid), dan vitamin B1. Ditambah lagi,
jagung juga mengandung vitamin E berfungsi sebagai antioksidan alami yang
dapat meningkatkan imunitas tubuh dan menghambat kerusakan degeneratif
sel. Jagung mengandung sejumlah asam lemak esensial seperti omega-3,
omega-6, dan omega-9. Adapun kandungan serat pangan yang tinggi pada
jagung dapat mencegah kanker usus, menurunkan kolesterol, dan kadar
glukosa darah (Suarni dan Widowati, 2009).
Senyawa karotenoid pada buah pisang berfungsi sebagai zat
antioksidan dan penangkap radikal bebas. Ditambah lagi, buah pisang banyak
mengandung vitamin A, vitamin B1, vitamin B6, vitamin C. Buah pisang
juga mengandung sejumlah mineral penting terutama kalsium, zat besi,
fosfor, dan kalium yang sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan
pembuluh darah dan jantung (Mulyati, 2005). Pisang juga banyak
mengandung serat pangan (FOS) yang diperlukan untuk menjaga kesehatan
saluran pencernaan.
5
D. Perkiraan Kebutuhan Produk dan Penentuan Kapasitas Pabrik
Kebutuhan produk dan kapasitas pabrik ditentukan dengan melakukan
pendekatan data produksi, konsumsi, dan ekspor jagung pipil. Data produksi,
konsumsi, dan ekspor yang telah didapat, selanjutnya diolah untuk didapatkan
persamaan regresi. Kemudian dari persamaan regresi akan ditentukan
perkiraan produksi, konsumsi, dan ekspor jagung pada tahun 2020, dimana
pada tahun tersebut direncanakan untuk mendirikan pabrik. Selain itu, juga
diperlukan data segment pasar dari produk sejenis yang telah beredar di
pasaran sebelumnya, seperti Soyjoy, Fitbar, dan merk lainnya. Data produksi,
konsumsi, dan ekspor jagung pipil adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Data Produksi Jagung Pipil Nasional pada Tahun 2006‒2015
Tahun Produksi (ton)
2006 11609463
2007 13287527
2008 16317252
2009 17629748
2010 18327636
2011 17643250
2012 19387022
2013 18511853
2014 19008426
2015 20666702
Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)
Berdasarkan data produksi jagung nasional tahun 2006‒2015, maka
produksi jagung nasional tahun 2016‒2020 dapat diprediksi menggunakan
metode regresi linier sebagai berikut:
Gambar 1. Produksi Jagung Nasional Tahun 2006‒2015
Berdasarkan Gambar 1 tentang data produksi jagung nasional tahun 2006 ‒
2015, maka persamaan regresi yang diperoleh:
Y = 831.042X – 1.653.570.505
X= 2020 Y = 831.042 (2020) – 1.653.570.505
Y = 1.678.704.840 – 1.653.570. 505
Y = 25.134.335
Dari data produksi jagung nasional tahun 2006 ‒ 2015, diperkirakan
produksi jagung nasional hingga tahun 2020 berangsur-angsur meningkat.
Pada tahun 2020 diprediksi produksi jagung nasional mencapai 25.134.335
ton.
Tabel 2. Data Konsumsi Jagung Pipil Nasional pada Tahun 2006 – 2012
Tahun Konsumsi (ton)
2006 8100000
2007 8500000
2008 8900000
2009 8800000
2010 9800000
2011 10300000
2012 10700000
Sumber: United States Department of Agriculture (2012)
Dari data konsumsi jagung di Indonesia tahun 2006 ‒ 2012, maka
konsumsi jagung Indonesia tahun 2013 ‒ 2020 dapat diprediksi menggunakan
metode regresi linier sebagai berikut:
Y = 42.206X – 84.904.374
X= 2020 Y = 42.206 (2020) – 84.904.374
Y = 85.256.120 – 84.904.374
Y = 351.746 ton
Dari data ekspor jagung Indonesia tahun 2012 ‒ 2015, diperkirakan
ekspor jagung nasional hingga tahun 2020 berangsur-angsur meningkat. Pada
tahun 2020 diprediksi ekspor jagung nasional mencapai 351.746 ton.
Kapasitas Pabrik
Keterangan:
1. Lokasi Supplier Jagung 3. Lokasi C
2. Lokasi B 4. Lokasi A
SELEKSI DAN URAIAN PROSES
C. Macam-Macam Proses
Secara umum dalam proses pembuatan snack bar jagung, proses yang
paling berpengaruh terhadap mutu snack bar adalah proses pembuatan tepung
jagung dan pemanggangan snack bar. Pada proses pembuatan tepung jagung
terdapat beberapa metode yang bisa digunakan antara lain pembuatan tepung
jagung dengan air, pembuatan tepung jagung dengan ragi, dan pembuatan
tepung jagung dengan larutan kapur. Sedangkan pada proses pemanggangan
snack bar, metode yang dapat digunakan antara lain continue dan batch.
1. Pembuatan Tepung Jagung
1.1 Pembuatan Tepung Jagung dengan Air (Suarni dan Widowati, 2009)
Jagung pipilan yang telah disortasi dan dicuci, di-blanching
selama 5 menit, dan dihaluskan dengan menggunakan blender dengan
perbandingan air 1:1. Bubur jagung yang dihasilkan diletakkan pada
loyang dan dikeringkan dengan menggunakan drum dryer pada suhu
50oC selama 24 jam. Setelah kering, dilakukan penepungan dan diayak
dengan ayakan 60 mesh.
1.2 Pembuatan Tepung Jagung dengan Ragi (Richana dkk., 2010)
Jagung yang telah dipipil dikeringkan pada suhu 50 oC selama
1 hari dan dikecilkan ukurannya dengan menggunakan blender sampai
bentuknya menyerupai beras. Beras jagung sebanyak 1 kg
ditambahkan ragi sebanyak 1 g lalu direndam selama 2 hari. Setelah
2 hari, beras jagung ditiriskan, dikeringkan dalam oven suhu 50 oC
selama 24 jam, dihaluskan, dan diayak dengan ayakan 80 mesh.
1.3 Pembuatan Tepung Jagung dengan Larutan Kapur (Rosmisari, 2006)
Biji jagung direndam dengan larutan kapur 1% selama 24 jam.
Selanjutnya jagung ditiriskan, dikeringkan dalam oven suhu 50oC
selama 24 jam, dihaluskan, dan diayak dengan ayakan 80 mesh.
2. Pemanggangan Snack Bar
2.1 Pemanggangan Sistem Continue
Pemanggangan dengan sistem continue membutuhkan waktu
yang lebih singkat, membutuhkan investasi yang lebih besar dan
memerlukan maintenance yang lebih tinggi dari oven batch. Oven
continue dikembangkan untuk proses pengolahan yang berjalan di atas
konveyor. Dalam penggunaannya, oven continue tidak membutuhkan
banyak orang dalam menjalankan pengolahan dan hasil yang
didapatkan lebih banyak sehingga sistem ini biasa digunakan dalam
skala besar atau skala pabrik.
2.2 Pemanggangan Sistem Batch
Pemanggangan dengan sistem batch lebih terjamin
kebersihannya karena menggunakan mesin yang tertutup. Oven batch
membutuhkan investasi yang lebih rendah dari oven kontinyu, namun
membutuhkan tenaga manusia yang lebih besar untuk memindahkan
bahan.
D. Seleksi Proses
Berikut ini adalah uraian singkat tentang aspek teknis dan ekonomi dari
ketiga proses penepungan jagung seperti yang telah disebutkan pada
pembahasan sebelumnya.
Tabel 9. Perbandingan kondisi operasi pada metode penepungan
Metode Penepungan
Uraian Larutan
Air Ragi
Kapur
Aspek Teknis
1. Operasi
a. Waktu 1 hari 4 hari 2 hari
b. Suhu (ᵒC) 50 50 50
2. Proses
a. Pretreatment Blanching Beras jagung Perendaman
b. Pengeringan Merata Tidak merata Tidak merata
Aspek Ekonomi
1. Biaya peralatan Agak Murah Lebih mahal Murah
2. Bahan tambahan - Mahal Murah
3. Energi Sedikit Banyak Banyak
4. Investasi Banyak Lebih banyak Sedikit
Kelebihan proses penepungan jagung dengan metode air dibandingkan
dengan metode lain diantaranya yaitu:
1. Waktu yang dibutuhkan untuk keseluruhan proses penepungan sangat
singkat yaitu sekitar 1 hari.
2. Waktu pengeringan singkat, yaitu 24 jam.
3. Pada proses pengeringan menggunakan drum dryer kapasitas bahan yang
dikeringkan banyak dengan kualitas yang baik.
4. Energi yang dibutuhkan sedikit karena peralatan memiliki efisiensi panas
yang lebih tinggi.
5. Proses pretreatment yang sederhana dan waktunya singkat.
6. Tidak memerlukan bahan tambahan dalam proses.
Berdasarkan pertimbangan seperti yang dijelaskan di atas, maka metode
penepungan yang dipilih yaitu metode penepungan jagung dengan air.
Tabel 10. Perbandingan kondisi operasi pada sistem pemanggangan
Sistem pemanggangan
Uraian
Continue Batch
Aspek Teknis
1. Operasi
a. Waktu Singkat Lama
b. SDM Sedikit Banyak
c. Proses Berkesinambungan Terdapat jeda proses
Tabel 10. (lanjutan)
Sistem Pemanggangan
Uraian
Continue Batch
d. Kapasitas Tinggi Rendah
Aspek Ekonomi
1. Biaya peralatan Tinggi Rendah
2. Energi Rendah Tinggi
3. Investasi Tinggi Rendah
A. Bahan Baku
Bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan
proses produksi suatu industri pengolahan pangan. Baik buruknya kualitas
bahan baku akan sangat mempengaruhi produk yang dihasilkan, sehingga
jenis dan kualitas bahan baku harus mendapatkan perhatian lebih dengan cara
menentukan spesifikasi dari tiap bahan baku yang digunakan. Bahan baku
yang digunakan dalam pembuatan produk snack bar ini yaitu jagung pipilan
kering yang selanjutnya akan dibuat tepung jagung untuk membuat snack bar.
Jagung pipilan memiliki mutu yang bervariasi, tergantung dari jenis
jagungnya. Oleh karena itu, ditentukan kriteria mutu jagung pipilan kering
berdasarkan SNI 01-44483-1998 agar produk snack bar jagung tersebut
memiliki kualitas yang baik. Untuk syarat mutu jagung pipilan kering dapat
dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Syarat Mutu Jagung Pipilan Kering Menurut SNI 01-44483-1998
Komponen Satuan Persyaratan
Kadar Air % Maks 14
Kadar Protein Kasar % Min 7,5
Kadar Serat Kasar % Maks 3,0
Kadar Abu % Maks 2,0
Kadar Lemak % Min 3,0
Mikotoksin:
a. Aflatoksin ppb Maks 50
b. Okratoksin ppb Maks 5,0
Butir Pecah % Maks 5,0
Warna Lain % Maks 5,0
Benda Asing % Maks 2,0
3
Kepadatan kg/cm Min 700
Sumber: Badan Standar Nasional (1998)
B. Bahan Penunjang
Bahan penunjang yang digunakan dalam proses pembuatan snack bar
ini yaitu:
1. Dried Banana
Dalam pembuatan “Zeabar” digunakan dried banana untuk
menambah kandungan gizi, memberikan tekstur crunchy dan memberikan
flavor. Dried banana yang digunakan disesuaikan dengan standar menurut
The African Organization of Standart (ARS) CD-ARS 834:2012. Berikut
syarat mutu dried banana yang digunakan:
Tabel 8. Syarat Mutu Dried Banana Menurut CD-ARS 834:2012
Komponen Satuan Persyaratan
Dried banana rusak % Maks 3
Dried banana hancur % Maks 10
Diameter mm Min 30
Ketebalan mm 3-5
Total Plate Count cfu/g Maks 105
Vibrio cholera - Negatif
Escherichia coli - Negatif
Salmonella - Negatif
Yeast dan Moulds cfu/g Maks 103
Staphylococcus aureus cfu/g Maks 102
Coliform g/100g Negatif
Sumber: ARS (2012)
2. Gula
Gula yang digunakan dalam pembuatan snack bar ini yaitu gula
halus yang berwarna putih. Dipilih gula halus karena butirannya sangat
halus, memiliki kristal-kristal lebih kecil daripada gula biasa, serta mudah
bercampur dan meleleh lebih cepat daripada gula pasir biasa. Gula halus
berasal dari gula rafinasi yang dihaluskan. Standar mutu gula rafinasi
menurut SNI adalah sebagai berikut:
Tabel 12. Syarat Mutu Gula Rafinasi Menurut SNI 01-3140.2-2006
No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 Polarisasi Z Min 99,80
2 Gula Reduksi % Maks 0,04
3 Susut Pengeringan %, b/b Maks 0,05
4 Warna larutan IU Maks 45
5 Abu %, b/b Maks 0,03
6 Sedimen mg/kg Maks 7
7 Belerang dioksida (SO2) mg/kg Maks 2
8 Timbal (Pb) mg/kg Maks 2
9 Tembaga (Cu) mg/kg Maks 2
10 Arsen (As) mg/kg Maks 1
11 Angka Lempeng Total (ALT) Koloni/10 g Maks 200
12 Kapang Koloni/10 g Maks 10
13 Khamir Koloni/10 g Maks 10
Sumber : BSN (2006)
Keterangan : Z = Zuiker = Sukrosa : IU = ICUMSA UNIT
3. Garam
Garam yang digunakan dalam pembuatan snack bar ini yaitu
garam yang mengandung iodium, berwarna putih, dan berbentuk serbuk
(garam halus).
Tabel 13. Standar Mutu Garam
No. Parameter Standar Cara Uji
1. Organoleptik
Kenampakan Kristal kering Visual
Warna Putih Visual
Rasa Asin Sensoris
Kotoran/benda asing Tidak ada Visual
Aroma Tidak berbau Sensoris
2 Kimia fisika
Kadar air Maksimal 7%
Sumber : Quality Control Unit IV PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.
Sedangkan menurut SNI, standar mutu garam konsumsi adalah
sebagai berikut:
Tabel 14. Standar Mutu Garam Konsumsi Menurut SNI 01-
3556-2000/Rev.9
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1. Kadar air (H2O) % (b/b) Maks 7
2. Jumlah klorida (Cl) % (b/b) Min 94.7
adbk
3. Yodium dihitung sebagai mg/kg Min 30
kalium iodat (KIO3)
Tabel 14. (lanjutan)
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
4. Cemaran logam:
Timbal (Pb) mg/kg Maks 10
Tembaga (Cu) mg/kg Maks 10
Raksa (Hg) mg/kg Maks 0,1
Arsen (As) mg/kg Maks 0,1
Sumber : BSN (2000)
4. Margarin
Margarin merupakan salah satu komponen dari lemak. Berdasarkan
SNI 01-3541-2002, telah ditetapkan bahwa kadar lemak dalam margarin
adalah minimal 80%. Jika kurang dari 80%, maka dinyatakan tidak
memenuhi syarat. Syarat mutu margarin yang baik menurut SNI dapat
dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Syarat Mutu Margarin Industri Menurut SNI 01-3541-2002
Komponen Satuan Persyaratan
Keadaan
a. Bau - Dapat diterima
b. Warna - Dapat diterima
c. Rasa - Dapat diterima
Air % bb Maks 18
Lemak % bb Min 80
Vitamin A - -
Vitamin D - -
Asam Butirat % bb Maks 0,2
Bilangan Asam Mg KOH/g Maks 4
BTP - Sesuai peraturan
yang berlaku
Cemaran Logam
a. Timbal mg/kg Maks 0,1
b. Timah mg/kg Maks 40,0/250
c. Raksa mg/kg Maks 0,03
Cemaran Arsen mg/kg Maks 0,1
Cemaran Mikroba
a. Angka Lempeng Total Koloni/g Maks 105
b. Bakteri Bentuk Coli APM/g Maks 10
c. E.coli APM/g <3
d. S. aureus Koloni/g Maks 102
e. Salmonella - Negatif
f. Enterococci Koloni/g Maks 102
Sumber: Badan Standarisasi Nasional (2002)
Tabel 16. Komposisi Gizi Margarin tiap 100 gram
Komposisi % Berat
Lemak 80,899
Lesitin 0,5
Garam 3
TBHQ 0,005
Vitamin A 0,002
B-Karoten 0,003
Na-Benzoat 0,1
Skim Milk 15,491
Sumber: Pamina Adolina (2008)
5. Maltodekstrin
Syarat mutu maltodekstrin sama dengan syarat mutu dekstrin.
Syarat mutu dekstrin dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Syarat Mutu Dekstrin Menurut SNI 01-2593-1992
Komponen Persyaratan
Warna Putih sampai kekuningan
Warna dengan Lugol Ungu kecoklatan
Kehalusan Mesh 80% b/b Min 90 mesh lolos
Air Maks 11 % b/b
Abu Maks 0,5 % b/b
Serat Kasar Maks 0,6 % b/b
Bagian yang Larut dalam Air Min 97%
Kekentalan 3–4
Derajat Asam Maks 5 ml NaOH
Cemaran Logam
Timbal Maks 2 mg/kg
Tembaga Maks 30 mg/kg
Seng Maks 40 mg/kg
Timah Maks 40 mg/kg
Arsen 1 mg/kg
Cemaran Mikroba
Kapang/Ragi Maks 102
Total Aerobik Plate Count -
Bakteri Coliform -
Salmonella -
Sumber: BSN (1992)
6. Telur
Telur yang digunakan dalam pembuatan snack bar ini merupakan
telur ayam dengan kualitas mutu nomor 1. Berdasarkan SNI, syarat mutu
telur ayam adalah sebagai berikut:
Tabel 18. Syarat Mutu Telur
Tingkatan Mutu
No Faktor Mutu Mutu I Mutu II Mutu III
1 Kondisi Kerabang
a. Bentuk Normal Normal Abnormal
b. Kehalusan Halus Halus Sedikit kasar
c. Ketebalan Tebal Sedang Tipis
d. Keutuhan Utuh Utuh Utuh
e. Kebersihan Bersih Sedikit noda Banyak noda
kotor (stain) dan sedikit kotor
Kondisi Kantung
2 Udara (dilihat dengan
peneropongan)
a. Kedalaman < 0,5 cm 0,5 – 0,9 cm > 0,9 cm
kantong udara
b. Kebebasan Tetap di Bebas Bebas bergerak
bergerak tempat bergerak dan dapat
terbentuk
gelembung
udara
3 Kondisi Putih Telur
a. Kebersihan Bebas bercak Bebas bercak Ada sedikit
darah, atau darah, atau bercak darah,
benda asing benda asing tidak ada benda
lainnya lainnya asing lainnya
b. Kekentalan Kental Sedikit encer Encer, yolk
belum ter-
campur
albumen
c. Indeks 0,134 – 0,175 0,092 – 0,133 0,050 – 0,091
4 Kondisi Kuning Telur
a. Bentuk Bulat Agak pipih Pipih
b. Posisi Di tengah Sedikit Agak kepinggir
bergeser dari
tengah
c. Penampakan Tidak jelas Agak jelas Jelas
batas
d. Kebersihan Bersih Bersih Ada sedikit
bercak darah
e. Indeks 0,458 – 0,521 0,394 – 0,457 0,330 – 0,393
Sumber: Badan Standarisasi Nasional (2008)
C. Bahan Pengemas
Produk kering seperti minuman serbuk, snack, dan biskuit biasa
dikemas menggunakan sachet/bag/kantong yang terbuat dari alumunium foil,
metallized plastic, atau plastik bening. Dari segi harga, alumunium foil paling
mahal dibanding metallized plastic atau plastik bening. Namun, alumunium
foil dengan ketebalan hanya 7 mikron saja sudah mampu memberi
perlindungan yang jauh lebih bagus dalam mencegah masuknya uap air,
oksigen, maupun cahaya yang dapat merusak produk dibanding metallized
plastic maupun plastik bening. Umur simpan produk yang dikemas
menggunakan metallized plastic jauh lebih pendek dari umur simpan produk
yang dikemas menggunakan alumunium foil. Hal itu karena kemampuan
metallized plastic dalam mencegah masuknya uap air maupun oksigen
melewati kemasan kurang bagus, sehingga uap air maupun oksigen masih
dapat melewati kemasan dan menyebabkan oksidasi maupun tumbuhnya
jamur. Dari segi penampilan, sekilas metallized plastic mirip dengan
alumunium foil.
Untuk produk snack bar “Zeabar” dari tepung jagung ini, kemasan
yang dipilih adalah alumunium foil yang di luarnya dilapisi plastik PP (Poli
Propilen). Hal ini dikarenakan “Zeabar” mudah teroksidasi akibat kandungan
lemak yang terkandung di dalamnya, sehingga dipilih pengemas yang kedap
terhadap cahaya, uap air, dan oksigen. Selain itu, kemasan alumunium foil
mempunyai nilai laju transmisi uap air dan oksigen yang sangat kecil.
D. Produk Akhir
Produk yang dihasilkan adalah snack bar dari tepung jagung dengan
ketebalan 1,5 cm, lebar 1,5 cm, dan panjang 10 cm. Snack bar ini memiliki
bentuk persegi panjang seperti coklat batangan. Snack bar dari tepung jagung
ini difortifikasi dengan buah pisang kering.
Berikut merupakan komposisi snack bar berdasarkan sumber yang
didapat:
Tabel 19. Komposisi Kimia Snack bar per 30 gram
Jumlah per sajian % per sajian
Lemak total 3,36 g 11,20
Protein 1,87 g 6,23
Karbohidrat total 16,98 g 56,60
Serat pangan 1 g 3,33
Mineral 0,77 g 2,57
Lain-lain 6,02 g 20,07
NERACA MASSA
Jagung pipil
Sisa air +
Air Pencucian
kotoran
Blanching
Uap Kondensat
t=5 menit, T=800C
Bubur jagung
Udara Pengeringan Uap air +
kering T = 1300C Losses
Selesai
Pencampuran Losses
Dried
banana
Adonan
Pemipihan
Adonan pipih
Pemanggangan I
Panas Uap air
T 1500C, 30 menit
Pemanggangan II
Uap air
T 1250C, 5 menit
Pendinginan
Snack bar
Pengemasan
Selesai
3. Blanching
Fungsi: Menginaktivasi enzim dan melunakkan jagung.
6. Penepungan
Fungsi: Mengecilkan ukuran bubur jagung yang telah dikeringkan.
7. Pengayakan
Fungsi: Menyeragamkan ukuran tepung jagung.
[3] Tepung jagung lolos
Tepung jagung [1] ayakan 60 mesh
Pengayakan
[2] Losses 0,003%
2. Pemipihan
Fungsi: membuat adonan menjadi pipih dengan tebal 1,5 cm.
Adonan [1]
[3] Adonan pipih
Pemipihan
[2] Losses
3. Pemanggangan I
Fungsi: Untuk mengurangi kadar air pada adonan pipih dan membentuk
struktur yang kompak.
Pemotongan
[2] Losses 0,001%
5. Pemangangan II
Fungsi: Meratakan kematangan pada semua sisi snack bar.
[2] Snack bar matang
Potongan snack bar [1]
Pemanggangan
II [3] Uap air
Tabel 31. Neraca Massa Proses Pemanggangan II
NERACA MASSA PEMANGGANGAN II
MASUK KELUAR
KOMPONEN MASSA (kg) KOMPONEN MASSA (kg)
a. Aliran [1] a. Aliran [2]
Karbohidrat 5.790,550 Uap air 920,430
Protein 637,572 b. Aliran [3]
Lemak 1.144,136 Karbohidrat 5269,400
Serat 340,621 Protein 580,190
Abu 262,016 Lemak 1041,164
Air 1.493,143 Serat 309,965
Lain-lain 558,967 Abu
238,434
Air 1358,760
Lain-lain 508,660
Total 9.306,573
TOTAL 10.227,004 TOTAL 10.227,004
6. Pendinginan
Fungsi: Menurunkan suhu snack bar pasca pemanggangan sehingga
mencapai suhu ruang.
Blanching Kondensat
Uap 40.397,788 t=5 menit, T=800C 39.993,81 kg
kg (100,994)
(99,985)
Jagung hasil blanching 40.801,766 kg
(102,004)
Air 40.801,766
Pemblenderan Losses 0,979 kg
kg (102,004)
(0,002)
Bubur jagung 81.602,553 kg
(204,009) Uap air +
Losses + udara
Pengeringan kering
Udara kering
T = 1300C [(43.697,683 kg
(109,145) + 0,817
Bubur jagung kering kg (0,002) + 75,36
37.602,553 kg (94,864) kg (0,2019)
Selesai
Pemanggangan I
Uap air
Panas T 1500C, 30 menit
1.804,783 kg
Snack bar setengah (31,618)
matang 10.227,280 kg
(179,171)
Pemotongan
Panas Losses 0,102 kg
Potongan snack bar (0,002)
10.227,004 kg (179,169)
Pendinginan
Pengemasan
Snack bar kemasan
9.306,573 kg (163,044)
Selesai
A. Steam Blanching
Fungsi: Menginaktivasi enzim dan melunakkan jagung.
Jagung pipil bersih
40.397,788 kg Jagung hasil Blanching
(KA 12,50%) 40.801,766 kg (KA 13,40%)
BLANCHING
Kondensat
Uap 39.993,810 kg
40.397,788 kg
= 11.641.066,99 kJ x (100/85)
= 13.695.372,93 kJ
Energi yang terbuang
Q = Q masuk – Q terpakai total
= 13.695.372,93 kJ - 11.641.066,99 kJ
= 2.054.305,94 kJ
Suhu steam 100°C, dari tabel uap dapat diketahui:
Tekanan: 101,33 kPa
HC: 419,1 kJ/kg
VC’: 0,001043 m3/kg
HV: 2.257 kJ/kg
VV’: 1,672 m3/kg
Kualitas steam 90% (fase uap 90% atau 0,9 bagian dan fase cair 10% atau 0,1
bagian)
Kapasitas panas steam:
H = (0,1) (HC) + (0,9) (HV)
= (0,1) (419,1 kJ/kg) + (0,9) (2257 kJ/kg)
= 41,91 kJ/kg + 2.031,3 kJ/kg
= 2.073,21 kJ/kg
Kapasitas panas kondensat yang meninggalkan heat exchanger:
HC = Cp air x T proses
= 4,182 kJ/kg°C x 80°C
= 334,56 kJ/kg
Energi panas yang harus disediakan oleh steam:
q = ms (H – HC)
Sehingga kebutuhan steam, yaitu:
ms = q : (H – HC)
= 13.695.372,93 kJ : (2.073,21 kJ/kg - 334,56 kJ/kg)
= 7.877,02 kg
Kapasitas sistem penyediaan steam:
Energi yang harus disediakan yaitu 13.695.372,93 kJ per sekali
produksi tepung jagung.
B. Pengeringan
Fungsi: Mengeringkan bubur jagung.
Bubur Jagung
81.602,553 kg Bubur jagung kering
(KA 22,50%) 17.904,053 kg
PENGERINGAN (KA 12,64%)
Udara kering
75,36 kg
= 13.354.228,02 kJ x (100/80)
= 16.692.785,03 kJ
Energi yang terbuang
Q = Q masuk – Q terpakai total
= 16.692.785,03 kJ - 13.354.228,02 kJ
= 3.338.557,01 kJ
Kapasitas sistem penyediaan steam:
Energi yang harus disediakan yaitu 16.692.785,03 kJ per sekali
produksi tepung jagung.
C. Pemanggangan I
Fungsi: Mengurangi kadar air bahan dan membuat adonan menjadi setengah
matang.
Adonan pipih
12.031,889 kg Snack bar ½ matang
10.247,105 kg
(KA 20,36%)
(KA 18,50%)
PEMANGGANGAN I
Panas Uap air
1.804,783 kg
= 2.191.728,9 kJ x (100/80)
= 2.739.661,13 kJ
Energi yang terbuang
Q = Q masuk – Q terpakai total
= 2.739.661,13 kJ - 2.191.728,9 kJ
= 547.932,23 kJ
Kapasitas sistem penyediaan steam:
Energi yang harus disediakan yaitu 2.739.661,13 kJ per hari.
D. Pemanggangan II
Fungsi: Mengurangi kadar air dan membuat adonan matang.
= 1.339.226,17 kJ x (100/80)
= 1.674.032,72 kJ
Energi yang terbuang
Q = Q masuk – Q terpakai total
= 1.674.032,72 kJ - 1.339.226,17 kJ
= 334.806,54 kJ
Kapasitas sistem penyediaan steam:
Energi yang harus disediakan yaitu 1.674.032,72 kJ per hari.
SPESIFIKASI ALAT DAN MESIN
5.
Panjang
Panjang mixer
Tebal silo
dinding silo
Diketahui :
a. Kapasitas Adonan: 12.053,353 kg/hari
b. Waktu operasi: 2 shift 20 jam (1 shift yaitu 30batch, jadi total 60
batch)
c. Dipakai 2 silo, maka kapasitas 1 silo dalam 1 batch = 200,889
kg/silo.batch
d. Massa adonan = 200,889 kg/batch x 2,2046 lb/kg
= 442,880
lb/batch e. ρadonan = 91,231 lb/ft3 =
1,172 kg/m3
f. Waktu mixing = 20 menit
g. Volume silo (dengan faktor keamanan sebesar 20%), maka:
V silo = {100/(100-20)} x (442,880 lb/batch /91,231 lb/ft3)
= 6,068 ft3
Digunakan asumsi D/H = 1:2, maka:
Volume = (πD2H)/4
6,068 ft3 = (3,14 x 2D3)/4
D = 1,569 ft = 0,478 m
Didapat:
D = 0,478 m
H = 2 x 0,478 m = 0,957 m
h. Tebal dinding silo
Stress fall (f) = 12.650 psi (Brownell, hal: 251)
Efisiensi sambungan (E) = 0,85 (Brownell, hal 254)
Faktor korosi (c) = 0,125 in
Densitas rata-rata = m/v = 1,172 kg/m3= 91,231 lb/ft3
D = 0,478 m
= 1,569 ft
H = 0,957 m
= 3,139 ft
ts = 1,25 inchi
ts = 0,032 m
= 3,2 cm
~ Diambil ts standar 1 in = 1,25 in (Brownell, hal 87)
i. Pengecekan kembali
OD = ID + 2(ts) = 18,828 + 2 (1,25) = 21,328 in
1. Menghitung Diameter Pengaduk
Diketahui:
Dt yaitu diameter tangki (digunakan diameter silo) (m)
Da yaitu diameter pengaduk (m)
C yaitu jarak pengaduk dengan dasar (m)
Da = 11,297 in = 0,287 m
C = 5,648 in
2. Menghitung Kecepatan Pengaduk
Diambil N referensi = 400 rpm
Da = 0,287 m (diameter pengaduk) = 0,94 ft
N=
N = 135,520 /ft.menit
3. Menghitung Daya
Dimana:
Da = Diameter pengaduk = 0,287 m
ρ = 1,172 kg/m3
= 91,231 lb/ft3
N = Tenaga pengaduk
= 400 rpm ~ 6,667 rps (Geankoplis, hal 141)
Np = 0,9 (Gambar 3.4-4 Geankoplis, hal 145)
V silo = (1,25)
= 37,14 m3
Kebutuhan air = 37,14 m3
Suhu steam = 80 oC
Suhu ruang = 25 oC
Kebutuhan steam
Diket :
H = entalphy steam
C = panas spesifik
Hsat vapour = 2.643 kj/kg (tabel uap)
Csat vapour = 1237,87 J/kg.°C
= 1,237 kJ/kg.°C
H = m x c x ΔT
2.643 kJ/kg = m x 1,237 kJ/kg.°C x (80 – 25) °C
m = 38,847 kg
Kebutuhan steam / 16 jam = 38,847 kg
Jadi, uap yang dihasilkan = 38,847 x 2,205 lb/jam
= 85,657 lb/jam
W=
Dimana :
W : uap yang dihasilkan (lb/jam)
BHP : daya boiler HP
H : enthalpi saturated pada 130oC = 2.063,4921 Btu/lb
BHP =
BHP = 5,280 HP
Massa adonan/batch =
= 200,536 kg/batch
= 0,2 ton/batch
ρ adonan = 91,23 lb/ft3
Kapasitas alat = ton/batch
1 batch = 15 menit
Kapasitas alat = ton/batch x 4
= 0,8 kg/jam
Toleransi belt conveyor = 20%
Hp = TPH x H x 0,002 x C
Diambil sudut belt 15o
H = Panjang belt = = 3,86 4m
= 13,12 ft
Faktor Keamanan 20%
TPH (Ton Per Hour) = (100/(100-20)) x Kapasitas alat
= 1,25 x 0,8 ton/jam
= 1 ton/jam
C (Coefficient) = 2,5
Daya = TPH x H x C
= (1)(13,12)(0,002)(2,5)
= 0,0656 HP
Lebar belt = 1,15 m ~45,26 inch
Kecepatan belt normal = 30,5 m/menit
Karena belt conveyor digunakan untuk perpindahan dari mixer ke
pemipihan, maka kecepatan yang digunakan yaitu 0,003 m/s.
4. Generator
Tabel 51. Perhitungan Daya
Jumlah Daya
Alat Daya Total Jam kWh/hari
alat (kWh)
Sortasi 2 7.0 14 20 280
Pencucian 2 2 4 16 64
Blanching 2 30 60 16 960
Blender 2 3 6 20 120
Drum dryer 2 4 8 20 160
Milling 3 4 12 13 156
Ayakan 2 4 8 9,5 76
Pengemas tepung 1 0.55 0.55 8 4,4
Mixer 2 0.288 0.576 20 9,478
Pemipihan 1 1.1 1.1 17 18,7
Oven continue I 1 139.968 139.968 23 3219,264
Cutting 1 4 4 17 68
Oven continue II 1 139.968 139.968 17 2379,456
Pendingin 1 0.2 1.2 17 3,4
Metal detector 2 0.14 0.28 9 2,52
Pengemas primer 2 0.3 0.6 12 7,2
Pengemas sekunder 1 0.3 0.3 12 3,6
Pengemas karton 1 0.3 0.3 9 2,7
Jumlah 341.1 400.8419742 7534,717
Daya Minimal =
= 1,25 x 7.534,717
= 9.418,396 kWh
Laju Konsumsi = 198 g/kWh
Bahan Bakar = Daya Minimal x Laju Konsumsi
= 9.418,396 kWh x 198 g/kWh
= 1.864.842,458 g
= 1.864,842 kg
C. Penentuan Kapasitas Ekuivalen dan Bottle Neck
1. Sortasi Jagung Pipilan
Kapasitas alat = 1000 kg/jam
Jumlah =2
Waktu Operasi = 20 jam/hari
Kapasitas/hari = 1000 kg/jam x 2 x 20 jam/hari
= 40.000 kg/hari
Kapasitas Ekuivalen:
v
Ruang
v
900,00
v
Gudang
Instalasi Tepung Jag
2
Pengolahan Air dan
Bahan Bak
Ruang Produ
Zeabar
v
Zeabar
Gudang Bahan
Pengemas
v
Ruang Serba
Office Lantai
v
33 50,00
Office Lantai
v
Outlet Produk
v
Assembly Point
Parkir Karyawan
22
T Tr e
3 1 6
r e
Generator
e
e
C D Tr e
e
8 9
v v
u
u t k k
Tree
S
Tree
1 1
n
3
Tree
P
i s mA
a
g i okAA
42 11
r
kP T Pos Satpam
D G Pos Satpam
Tr
0
a r
T
rTree r e ee 8 8
u inA
v
11
k e
e
n
v
D 5 5
e v
Tr 0
,
0
, a g AA
2 12 2
7 14 64 51 821
ee
Ar
2
0 0
Tree 8
D m m Tree Tree Tree Tree Tree
5
ea
d m m A
d
d T T Tree 0
A r AA A A A
1 13
A
A d xr x ,
e A e 0
e 8e 8
5 5 m
0 0 m
, ,
0 0
0 7
x
m m 8
m m 5
0
,
0
9
Tr
ee m
m
Tr
ee
6
Gambar 29. Tata Letak Pabrik Zeabar PT IKON Food
15 3
6
2
,
5
0 Skala: 1 : 25.000.000 cm
v
A
Keterangan:
1. Gudang Jagung 13. Kantor (Lantai 2)
2. Ruang Produksi Tepung Jagung 14. Poliklinik
(Penyedia steam) 15. Masjid
HR
mm
7 c
6 e
Customer
D
s 7
Service q 6
m s
1800
mm
PAN
O
f
Offic
e
72 sq
TRY
m
f
1800 O
mm
i ,0
mm f
MARKET
c 1500 x
,0 800,
mm x 0 f
e 1500
,0 i
mm
ING
1
e
9
1
RECEPTIONIST
s
9
q
s
m
q
m
TOILET
U
3
O O
6O O
1 2 3 4
f f 0f f
f f 0 fi f
i i i
c c 0c c
e e , e e
5
1
0
8
s
q
1
4
0
0
7
8
s
q
m
1
4
0
0
07 1
08 4
s
q 0
m 0
7 1
8 4
s
0
q 1800,00
m 0
7
m
, , , ,
0
0
0
0
0
0 6 0
0
O
f
f
i
c
e
1
1
9
s
q
Skala: 1 : 10.000.000 cm
Keterangan:
1. R. General Manajer 5. Meja diskusi
2. R. Administrasi 6. Ruang rapat
3. R. Departemen produksi 7. Toilet
4. R. Accounting
Tata ruang kantor menjadi salah satu penunjang dalam meningkatkan
kinerja karyawan yang nantinya akan memberikan dampak tersendiri pada
perusahaan tersebut. Seperti pada letak tata ruang yang kurang tepat dan
suasana lingkungan perkantoran yang kurang nyaman ataupun prosedur kerja
yang belum sesuai dengan kebutuhan perusahaan itu sendiri, sehingga hal ini
dapat membuat karyawan cepat lelah, rasa malas dan suntuk serta kurangnya
konsentrasi terhadap pekerjaan dan mengulur waktu. Oleh karena itu, ruang
kantor harus dirancang berdasarkan kebutuhan dan mekanisme kerja dari
perusahaan itu sendiri agar tercipta lingkungan kerja yang nyaman sehingga
dapat meningkatkan produktifitas karyawan.
Tata letak ruangan di lantai dua terdiri dari ruang rapat, ruang diskusi,
ruang General Manager, ruang administrasi, ruang departemen produksi,
ruang accounting, dan toilet. Ruang rapat di desain agar terasa nyaman,
berada dekat dengan ruang diskusi. Ruang diskusi ini akan menjadi sarana
untuk saling bertukar ide dan pendapat antar personal. Ruang General
Manager berada dekat dengan ruang departemen produksi untuk
memudahkan komunikasi. Selain itu antara ruang accounting dan
administrasi pun bersebelahan agar dapat berkoordinasi dengan baik. tidak
lupa disediakan pula toilet wanita dan pria di lantai dua ini.
400
MM
W1
M2
Mex400 Bak
400 Bl
5 MM
C x
400
an a
400
P
e U
sin Pencu ch m
MM MM
MM
Peng x Dr
cian in b
b Prose
Sor
emas
400
MMum
tasi g l Pen
an SDr gePen
Milli e
Tepu yer C ma
Penge ge
s
ng h O ut nO san
ng ee masan ma
tid 2 san
v ne v
4
1
Mi ti
0
0 3
P
xi Produ
n
M
M e gr e e
g
x
n an n n
g
4
ng ksi
0 e
400MM
0 x
400MM
M
m
M a
s
Zeab 2
a
n
ar
Pengema
Gambar 32. a) Tata Letak Proses Produksi Tepung Jagung dan b) Tata Letak
san 1
Proses pembuatan snack bar melalui banyak proses. Snack bar ini
dibuat dengan bahan dasar tepung jagung yang diproduksi sendiri. Adapun
proses pembuatan tepung jagung dan pembuatan snack bar dilakukan di
ruangan terpisah. Jagung pipil yang melalui proses sortasi, pencucian,
blanching, pemblenderan, pengeringan, penepungan, dan pengayakan
dilakukan pada satu ruang produksi tepung jagung. Sedangkan, proses
pencampuran semua bahan, pemipihan, pemanggangan I dan II, pemotongan
snack bar, pendinginan hingga pengemasan dilakukan pada ruang produksi
snack bar. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kontaminasi silang antara
bahan mentah dengan bahan yang siap diproses.
Office 64
sq m
Office
64 sq m
Office
64 sq m
U
GULA GARAM
2000.00
Office 236
sq m
TEPUNG JAGUNG
sq m 116 sq m 152 sq m
Gambar 33. Tata Letak Gudang Bahan Baku Snack bar PT IKON Food
Skala 1 : 10.000.000
Gudang Jagung
Pipil
26000.00
7833.33
Gambar 34. Tata Letak Gudang Jagung Pipilan PT IKON Food
Skala 1 : 10.000.000
38000.00
Gudang
Pengemas
26000.00
7833.33
Gudang Produk
26000.00
7833.33
Gambar 36. Tata Letak Gudang Produk Snack bar PT IKON Food
Skala 1 : 10.000.000
Unit utilitas merupakan unit penunjang bagi unit lain dalam suatu pabrik
atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal sampai
produk akhir. Adapun unit penunjang produksi pada perusahaan ini, yaitu meliputi
unit penyediaan air dan pengolahan air, pengadaan tenaga listrik, penyediaan
bahan bakar, dan penyediaan steam.
D. Penyediaan Steam
Kebutuhan steam di PT IKON Food diperuntukkan dalam proses
blanching. Untuk menghasilkan steam perlu adanya air. Air yang disuplai ke
boiler akan diubah menjadi steam, air ini disebut air umpan. Air umpan dapat
bersumber dari kondensat atau air make up. Kondensat adalah steam yang
mengembun yang kembali dari proses. Sedangkan air make up adalah air
baku yang sudah diolah dan harus diumpankan dari luar boiler dan plant
proses. Pada PT IKON Food, air umpan yang digunakan adalah kondensat.
Steam yang dibutuhkan untuk proses dihasilkan dari boiler. Pada
umumnya ada dua jenis boiler, yaitu fire tube boiler dan water tube boiler.
Fire tube boiler yang mirip dengan shell and tube heat exchanger dengan gas
pembakar mengalir melalui tube. Fire tube boiler digunakan untuk
membangkitkan steam dengan tekanan 8592,7 kPa dan suhu 300°C.
Sedangkan pada water tube boiler, air umpan boiler melalui tube dan terjadi
pembentukan steam pada tube. Sementara pembakaran terjadi dalam kotak
chamber terbuka. Water tube boiler digunakan untuk membangkitkan steam
dengan tekanan maksimal 45 bar dan temperature 250°C (Puspamega dkk.,
2013). Pada PT IKON Food ini digunakan boiler tipe fire tube.
SANITASI DAN PENGELOLAAN LIMBAH
C. Sanitasi Pekerja
Kesehatan karyawan dan perilakunya merupakan salah satu hal yang
harus diawasi dan dipantau untuk menunjang sistem HACCP (Hazard
Analitycal Critical Control Point) yang tengah dijalankan oleh perusahaan.
Karyawan di dalam pabrik harus bersih dan rapi, khususnya bekerja di bagian
proses produksi. Syarat pakaian bersih para karyawan selama menjalankan
tugas di dalam pabrik harus memenuhi standar dan kondisi higiene karena
karyawan merupakan salah satu sumber kontaminan terhadap produk pangan.
PT IKON Food menyediakan sarana-sarana berupa alat kelengkapan
kerja, fasilitas kesehatan, dan fasilitas sanitasi lainnya. Perlengkapan
diberikan bagi seluruh karyawan. Perlengkapan tersebut dibedakan antara
karyawan produksi dan karyawan kantor. Untuk karyawan produksi
menggunakan hairnet-topi, masker hidung, celemek, sepatu kedap air, dan
seragam berwarna putih. Pemakaian perlengkapan ini harus tepat agar tidak
menimbulkan kontaminasi. Sedangkan untuk karyawan kantor menggunakan
pakaian yang rapi seperti kemeja dan celana kain.
Untuk menjaga ruang produksi dari kemungkinan kontaminasi semua
karyawan maupun tamu yang hendak masuk ke ruang produksi harus
mengikuti Good Manufacturing Practices (GMP) yang diterapkan PT IKON
Food. Pelaksanaan GMP karyawan diantaranya adalah:
a) Topi terpakai menutupi rambut.
b) Masker menutupi mulut dan hidung.
c) Kuku pendek dan bersih.
d) Sepatu bersih dan terpakai dengan baik.
e) Pakaian bersih dan rapi.
f) Pada saat bekerja (dalam proses produksi) tidak memakai arloji dan
perhiasan lainnya.
g) Tidak menyimpan barang-barang bawaan (tas, rokok, minuman, makanan)
di area tempat kerja.
Selain itu juga diwajibkan untuk selalu mencuci tangan terlebih
dahulu sebelum memasuki ruang produksi. Adapun persyaratan bagi pekerja
untuk mendukung terlaksananya GMP dengan baik dan benar adalah:
a) Kesehatan yang baik, untuk mengurangi kemungkinan pekerja menjadi
tempat penyimpanan bakteri patogen.
b) Kebersihan, untuk mengurangi kemungkinan penyebaran bakteri oleh
pekerja.
c) Kemauan untuk mengerti tentang sanitasi, merupakan prasyarat agar
program sanitasi berjalan dengan efektif.
Fasilitas sanitasi lain yang disediakan adalah ruang ganti karyawan
produksi, loker, toilet, dan sarana untuk cuci tangan yang berada di dekat
pintu masuk ruang produksi. Kedisiplinan para pekerja untuk melaksanakan
sanitasi juga harus diperhatikan.
Selanjutnya untuk meminimalkan risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja maka perlu diterapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja diterapkan agar tercipta kondisi yang aman, efisien, dan produktif di
tempat kerja. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
50 Tahun 2012, penerapan SMK3 bertujuan untuk meningkatkan efektifitas
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur,
terstruktur, dan terintegrasi; mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh,
dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta menciptakan tempat kerja yang
aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas. Dalam
melaksanakan rencana K3 harus melakukan kegiatan paling sedikit, yaitu
tindakan pengendalian, perancangan (design) dan rekayasa, prosedur dan
instruksi kerja, penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan,
pembelian/pengadaan barang dan jasa, produk akhir, upaya menghadapi
keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri, serta rencana dan
pemulihan keadaan darurat.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 juga
menerangkan tentang pelaksanaan kegiatan K3, diantaranya:
1. Menunjuk sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi kerja dan
kewenangan di bidang K3.
2. Melibatkan seluruh pekerja/buruh.
3. Membuat petunjuk K3 yang harus dipatuhi oleh seluruh pekerja/buruh,
orang lain selain pekerja/buruh yang berada di perusahaan, dan pihak lain
yang terkait.
4. Membuat prosedur informasi.
5. Membuat prosedur pelaporan.
6. Mendokumentasikan seluruh kegiatan.
D. Jenis Limbah
Jenis limbah yang dihasilkan dari PT IKON Food terdiri dari limbah
padat, cair, dan gas.
1) Limbah padat
Limbah padat yang dihasilkan dari PT IKON Food berupa sisa
adonan yang jatuh dilantai atau tertinggal pada peralatan proses, tepung
yang jatuh berserakan saat pengangkutan, serpihan snack bar yang tersisa
pada alat ketika pemotongan dan pemipihan adonan, karton bekas, dan
plastik yang sudah tidak dapat digunakan.
2) Limbah cair
Limbah cair berasal dari sisa proses pencucian peralatan maupun
pembersihan lingkungan pabrik, serta sisa proses pencucian jagung pipil.
3) Limbah gas
Limbah gas pabrik berupa gas hasil penguapan boiler dan gas sisa
steaming saat proses blanching. Gas tersebut dialirkan ke udara bebas
melalui cerobong di atas ruang produksi.
E. Pengelolaan Limbah
Limbah di PT IKON Food dapat dibedakan menjadi limbah padat,
limbah cair, dan limbah gas serta limbah domestik. Namun, sebagian besar
adalah limbah organik. Adapun penanganan limbahnya sebagai berikut:
1. Limbah Padat
Penanganan limbah padat yang dilakukan oleh PT IKON Food,
yaitu:
a. Sampah berupa jagung pipil tidak lolos sortasi, tepung jagung (losses),
atau adonan yang jatuh ke lantai disatukan ke bak sampah dan dapat
dijual sebagai campuran pakan ternak.
b. Sampah berupa snack bar yang hancur dan tidak layak konsumsi serta
kotor dijual sebagai campuran pakan ternak ikan (pelet).
c. Sampah berupa karton bekas dan sampah plastik bekas dapat langsung
dijual kembali atau dimusnahkan.
d. Sampah berupa plastik, karton tidak layak pakai, pengemas lain yang
sudah tidak dipakai dibakar bersama sampah lainnya. Pembakaran
sampah yang dapat menimbulkan polusi dibakar pada malam hari,
seperti plastik, karton, dan bekas kemasan bahan baku. Hasil
pembakaran tersebut dibuang ke pembuangan terakhir (TPA).
2. Limbah Cair
Limbah cair berasal dari sisa proses pembersihan alat serta
pembersihan lingkungan pabik. Penanganan air limbah di perusahaan ini
dilakukan dengan cara sentralisasi dimana semua limbah unit yang ada
dikumpulkan di satu unit instalasi penanganan air limbah atau IPAL.
Limbah yang berupa cairan masuk ke saluran-saluran air dalam pabrik
kemudian mengalir menuju ke tempat pengolahan limbah.
Proses penanganan limbah cair dilakukan dengan cara menampung
seluruh limbah cair dalam satu bak limbah. Penguraian zat di dalam air
menggunakan mikrobia yaitu bakteri dan jamur. Kemudian air dialirkan ke
dalam bak limbah kedua untuk diproses lebih lanjut, hingga akhirnya
masuk pada bak kontrol. Dalam bak kontrol terdapat ikan hidup sebagai
indikator kebersihan air. Apabila ikan dalam bak tersebut tidak mengalami
perubahan, artinya air tersebut sudah layak untuk dialirkan ke sungai.
Air limbah ini mempunyai pH awal sekitar 4 yang kemudian
diproses menjadi pH mendekati netral, agar aman ketika dibuang ke
sungai. Secara fisik air yang telah diizinkan untuk dialirkan ke sungai
harus bersih, yaitu tidak berbau, tidak beracun, dan tidak berwarna atau
jernih.
3. Limbah gas
Limbah gas pabrik berupa gas hasil penguapan boiler dan gas sisa
steaming. Gas tersebut dialirkan ke udara bebas melalui cerobong di atas
ruang produksi. Cerobong dibuat dengan ketinggian melebihi atap dan
disertai pelindung, sehingga asap tidak menimbulkan kontaminasi dan
mencemari lingkungan.
4. Limbah Domestik
Limbah domestik berupa limbah yang berasal dari kamar mandi
perusahaan maupun pabrik. Limbah ini akan masuk dan diolah pada septic
tank sehingga tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut.
ORGANISASI PERUSAHAAN
A. Bentuk Perusahaan
Bentuk hukum perusahaan ini adalah Perseroan Terbatas (PT) yang
bentuk modalnya berupa saham. Saham perusahaan ini telah ditawarkan
kepada masyarakat sehingga sahamnya dapat dimiliki oleh masyarakat umum
bersifat terbuka. PT (Perseroan Terbatas) adalah organisasi bisnis yang
memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan
tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta
pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya. Bentuk PT ini, pemilik
modal tidak harus memimpin perusahaan karena dapat menunjuk orang lain
diluar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT
dibutuhkan sejumlah modal minimal Rp 15.812.397.015.256,00. Modal
tersebut mencakup investasi berupa tanah, bangunan, kontraktor, pemasangan
alat dan listrik, mesin dan peralatan, kendaraan, alat laboratorium dan
inventaris kantor serta biaya yang mendukung keberlangsungan hidup
perusahaan selama satu tahun seperti biaya bahan baku dan bahan penunjang,
perawatan dan perbaikan mesin dan peralatan, biaya umum berupa listrik dan
internet, biaya energi, gaji karyawan, depresiasi, amortisasi dan bunga.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan merupakan gambaran dari tanggung
jawab perusahaan, tugas, kewajiban dan kekuasaan yang ada pada perusahaan
dalam rangka memberi isi dan arah terhadap perusahaan, untuk memudahkan
personel dalam melaksanakan aktivitasnya mencapai tujuan akhir yang telah
ditentukan. PT IKON Food dipimpin oleh seorang direktur. Dalam pemimpin
perusahaan, direktur dibantu oleh seorang general manager. General
Manager (GM) yang memiliki tugas pokok memimpin dan mengarahkan
seluruh kegiatan perusahaan untuk mencapai performance yang tinggi dalam
menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi dengan jaminan sistem
yang selalu dijaga dan dilaksanakan dengan konsisten dan dalam tugasnya
dibantu oleh sekretaris manajer.
Struktur organisasi PT IKON Food dapat dilihat pada Gambar 10.1 di
bawah ini.
Dewan Komisaris
Direktur
General Manager
Sekretaris GM
Spv. Spv. K3
PPIC
110
pengiriman bahan baku terlalu lama, maka dilakukan pengiriman
bahan baku dengan ekspedisi khusus.
b. Manajer Pengembangan dan Pengawasan Mutu Produk (Process
Development and Quality Control Manager)
Manajer PDQC bertugas dan bertanggung jawab dalam
memeriksa bahan baku, bahan tambahan, produk jadi, dan bahan
pengemas. Mengawasi analisa kualitas produksi, bertanggung jawab
atas kelengkapan laboratorium untuk analisa dan pengembangan
produk. Selain itu, manajer PDQC bertugas dan bertanggung jawab
dalam: (1) mengendalikan semua kegiatan departemen PDQC dalam
aspek proses pengendalian mutu untuk menjamin kelangsungan
aktivitas perusahaan, (2) bertanggung jawab dalam pelaksanaan GLP
dan kalibrasi di laboratorium serta GMP dan HACCP diproses
produksi, dan (3) mengontrol semua kegiatan pengendalian mutu pada
proses awal pengemasan mutu dan hasil pengawasan serta
pengembangan produk.
1) Supervisor Pengawasan Mutu (Quality Control Supervisor)
Supervisor pengawasan mutu bertugas mengendalikan mutu
proses produksi dan mutu bahan baku maupun produk jadi.
Memantau dan mengendalikan kualitas proses produksi dan produk
jadi sesuai standar mutu yang ditetapkan. Melakukan perbaikan mutu
dan cost reduction serta penanganan terhadap komplain produk.
Menyediakan bahan kimia dan biaya peralatan untuk kebutuhan
analisis. Melakukan pengawasan secara langsung terhadap proses
Incoming Quality Control (IQC) dan Outgoing Quality Control
(OQC).
2) Supervisor R&D (Research and Development Supervisor)
Melakukan riset dan pengembangan produk untuk
menghasilkan inovasi produk baru sesuai dengan perkembangan
pasar. Menyiapkan program dan menyusun anggaran untuk
mengadakan riset dan pengembangan internal maupun eksternal.
Mengawasi perkembangan produk yang dilakukan kompetitor.
3) Supervisor QA (Quality Assurance Supervisor)
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan GMP, HACCP, dan
SSOP pada seluruh rangkaian kerja perusahaan. Melakukan
perbaikan mutu dan pengurangan biaya serta penanganan terhadap
komplain produk. Menyediakan bahan kimia, biaya peralatan, dan
kalibrasi peralatan laboratorium untuk kebutuhan analisis.
Melakukan pengawasan secara langsung terhadap proses Incoming
Quality Control (IQC) dan Outgoing Quality Control (OQC).
c. Manajer Keuangan (Finance and Accounting Manager)
Manajer keuangan bertugas dan bertanggung jawab dalam
merencanakan, menyiapkan budget and planning (AOP) untuk
menentukan tujuan yang harus dicapai. Memantau kegiatan operasional
dalam aspek finansial supaya sejalan dengan AOP. Menetapkan
pelaksanaan sistem dan prosedur yang berkaitan dengan keuangan.
1) Supervisor Pengontrol Pembiayaan (Cost Control Supervisor)
Supervisor pengontrol pembiayaan bertugas memonitor
project cost. Biasanya cost control tidak menyusun anggaran karena
anggaran sudah ditentukan diawal sebelum project dimulai.
Anggaran sudah disiapkan oleh perusahaan dan tugas cost controler
yaitu memonitor penggunaannya.
2) Supervisor Akunting (Accounting Supervisor)
Supervisor akunting bertugas melaksanakan verifikasi dan
kontrol untuk setiap pengeluaran dan pemasukan. Mengontrol setiap
pencatatan transaksi perusahaan secara up to date. Melaksanakan
pembayaran pajak dan laporan pajak sesuai ketentuan pemerintah.
d. Manajer Personalia (Branch Personnel Manager)
Manajer personalia bertugas untuk menyusun dan melaksanakan
evaluasi terhadap jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan serta
mengawasi dan melaksanakan rekrutmen untuk tenaga kerja baru.
Manajer
personalia juga bertugas untuk merencanakan, mengkoordinir,
mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan kepersonaliaan yang
meliputi administrasi kepegawaian, kehumasan, dan pelayanan umum
untuk mendukung proses pencapaian tujuan perusahaan baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
1) Supervisor Administrasi dan Gaji (Administration and Wages
Supervisor)
Memiliki tugas untuk membantu atasan dalam perencanaan,
mengkoordinasi, dan melaksanakan kegiatan administrasi
kepegawaian dan pengupahan atau jaminan sosial sesuai ketentuan
perusahaan yang berlaku.
2) Supervisor Jasa dan Layanan Umum (General Affair and Service
Supervisor)
Memiliki tugas untuk membantu atasan dalam perencanaan,
mengkoordinasi, dan melaksanakan kegiatan pelayanan umum,
pelayanan khusus, dan perizinan perusahaan sesuai ketentuan.
3) Supervisor Hubungan Publik (Public Relations Supervisor)
Memiliki tugas untuk menumbuhkan dan mengembangkan
hubungan baik antara perusahaan dengan publik yang ditujukan
dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan
mendorong publik untuk berpartisipasi dalam menciptakan iklim
pendapat atau opini yang menguntungkan perusahaan.
4) Supervisor Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Memiliki tugas untuk mengawasi penerapan atau pelaksanaan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) diketuai oleh Manajer Personalia.
Supervisor K3 berfungsi sebagai koordinator pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja. Bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) memiliki 1 orang sekretaris dan 9 orang staff.
Perekrutan bidang K3 diambil dari minimal lulusan D3 Hiperkes
atau D3 K3.
e. Manajer Pemasaran (Area Sales and Promotion Manager)
Manajer pemasaran memiliki tugas dan tanggung jawab dalam
mengkoordinir distribusi produk ke daerah pemasaran, melakukan tugas
penjualan dan permintaan produk, menyiapkan rencana penjualan dan
permintaan produk, dan merencanakan serta membuat rancangan
promosi produk.
1) Time Territorial Management (TTM), yaitu ASPS dapat mengelola
dan bertanggung jawab meliputi area atau wilayahnya, mengetahui
seberapa besar pasar yang ada dan menganalisis pasar potensial bagi
produk, mengetahui data tentang jumlah populasi penduduk wilayah
tersebut, pendapatan per kapita, dan mengelola sales person yang
mencakup area tersebut.
2) Merchandising, yaitu ASPS yang bertanggung jawab untuk brand
building seperti menganalisa daerah tertentu sebagai media promosi
melalui pemasangan billboard, spanduk, dan lain-lain. Selain itu,
melakukan pemeriksaan produk yang ada di toko dan menarik
produk yang kadaluarsa.
3) Promotion, yaitu kegiatan yang meluputi trade promo atau
melakukan promosi ke toko dengan memberikan diskon atau
potongan harga, consumer promo atau melakukan demo mencoba
produk sampel, dan sponsorship atau menjadi sponsor pada acara
tertentu.
4) Goodwill, yaitu ASPS harus menjalin hubungan baik dengan
distributor, toko, dan rekan bisnis.
f. Purchasing Office
Purchasing memiliki tugas dan wewenang dalam menetapkan
dan memelihara prosedur pembelian untuk mengendalikan aktivitas
pembelian, mengesahkan dokumen pembelian sebelum dokumen
dikirim ke pemasok dan memilih serta mengevaluasi pemasok yang
telah ditetapkan. Selain itu, bertugas untuk mengkoordinir antara
internal dan eksternal dalam pengadaan bahan baku dan melaksanakan
evaluasi serta audit pemasok.
E. Jaminan Sosial
PT IKON Food menyediakan berbagai fasilitas berupa jaminan sosial
dan kesejahteraan karyawan. Hal ini dilakukan perusahaan karena perusahaan
menyadari bahwa karyawan merupakan aset penting perusahaan yang perlu
dijaga dan disejahterakan. Berbagai fasilitas tersebut diwujudkan dalam:
1. Sistem pengupahan yang diatur menurut status pekerja.
2. Pemberian cuti sesuai dengan kebijakan perusahaan:
a. Setiap karyawan berhak mendapatkan istirahat atau libur selama 12
hari minimal setelah bekerja selama 1 tahun.
b. Cuti kehamilan bagi karyawan perempuan selama 1,5 bulan sebelum
kelahiran dan 1,5 bulan setelah kelahiran dengan mendapat upah
penuh.
3. Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga kerja) berupa:
a. Jaminan kecelakaan kerja.
b. Jaminan kematian.
c. Jaminan pemeliharaan kesehatan yang meliputi:
1) Pemeriksaan kesehatan pada dokter
2) Perawatan di rumah sakit
4. Menyediakan fasilitas poliklinik di lingkungan perusahaan bagi karyawan.
5. Memberikan tunjangan hari raya keagamaan, tunjangan jabatan, dan
tunjangan kematian.
6. Menyediakan layanan bus antar jemput karyawan.
7. Menyediakan fasilitas kantin bagi karyawan.
8. Menyediakan fasilitas lapangan olahraga bagi karyawan.
EVALUASI EKONOMI
A. INVESTASI
No Uraian Harga (Rp)
1 Tanah (29.842 m2) 35.810.400.000
2 Bangunan+Kontraktor 12.000.000.000
3 Pemasangan Alat 2.000.000.000
4 Pemasangan Listrik 135.000.000
5 Inventaris Kantor 115.950.000
6 Mesin Dan Peralatan 2.712.940.000
7 Truk (6 Buah) 3.000.000.000
8 Kendaraan Dinas (6 Buah) 3.000.000.000
9 Bus Karyawan (2 Buah) 1.200.000.000
10 Peralatan Laboratorium 1.700.000.000
Jumlah 61.674.290.000
3. Biaya Umum
Jumlah/tahun
No Uraian
(Rp)
1 Internet 12.000.000
2 Telepon 18.000.000
Total 30.000.000
4. Biaya Energi
No Uraian Jumlah/tahun (Rp)
1 Listrik 89.859.432
2 Solar 62.988.414
3 Pelumas 4.292.880
4 Air 7.539.232
Total 164.679.957
Total Biaya Tidak Tetap
No Komponen Jumlah/tahun (Rp)
1 Bahan baku dan pembantu 61.199.484.557
2 Biaya perawatan 642.265.776.000
3 Biaya umum 30.000.000
4 Energi 164.679.957
Total 703.659.940.515
C. BIAYA TETAP
1. Gaji Karyawan
No Jabatan Jum- Gaji/bulan Total Total
lah (Rp) gaji/bulan (Rp) gaji/tahun (Rp)
1 Dewan
Direksi 4 20.000.000 80.000.000 960.000.000
2 Direktur 1 15.000.000 15.000.000 180.000.000
3 General
Manager 1 10.000.000 10.000.000 120.000.000
4 Manajer per
departemen 6 5.000.000 30.000.000 360.000.000
5 Supervisor
K3 1 3.250.000 3.250.000 39.000.000
6 Staff dan
Sekretaris 40 2.250.000 90.000.000 1.080.000.000
7 Bagian
Produksi 90 1.500.000 135.000.000 1.620.000.000
8 Bagian
Laboratoriu
m 5 3.000.000 15.000.000 180.000.000
9 Satpam 4 1.100.000 4.400.000 52.800.000
10 Tenaga
kebersihan 15 900.000 13.500.000 162.000.000
11 Sopir 8 1.000.000 8.000.000 96.000.000
Total 175 404.150.000 4.849.800.000
4. Amortisasi
Biaya/tahun
No Uraian
(Rp)
1 Perizinan 5.400.000
2 Promosi 60.000.000
3 Pajak Bumi dan Bangunan 5.000.000
TOTAL 70.400.000
5. Dana sosial
No Uraian Biaya/bulan (Rp) Biaya/tahun (Rp)
1 Dana sosial 10.103.750 121.245.000
Total Biaya Tetap
No Komponen Jumlah/tahun (Rp)
1 Gaji Karyawan 4.849.800.000
2 Penyusutan 957.347.000
3 Amortisasi 44.352.000
4 Bunga 3.496.210.725
5 Dana Sosial 121.245.000
Total 9.468.954.725
D. HASIL PENJUALAN
Jumlah produksi per bulan = 9.306.570 bungkus
Jumlah produk rusak per bulan = 93 bungkus
Jumlah produk yang siap dijual = 9.306.477 bungkus per bulan
= 111.677.724 bungkus per tahun
Harga jual per bungkus = Rp 7.982
Hasil penjualan per bulan = Rp 74.284.299.414
Hasil penjualan per tahun = Rp 891.411.592.968
E. PERHITUNGAN LABA
1. Laba sebelum pajak = hasil penjualan – total biaya produksi
= Rp 891.411.592.968 – Rp 713.128.895.240
= Rp 178.282.697.728 per tahun
2. Laba setelah pajak = laba sebelum pajak – (1% laba sebelum pajak)
= Rp 178.282.697.728 – Rp 1.782.826.977
= Rp 176.499.870.751 per tahun
Net Present Value (NPV) adalah perbedaan antara nilai sekarang dari
penerimaan total dan nilai sekarang dari pengeluaran sepanjang umur proyek
pada discount rate yang diberikan atau dapat juga dikatakan criteria investasi
dengan menghitung nilai keuntungan dari suatu proyek yang diproyeksikan
pada waktu sekarang (present value). Merupakan selisih antara benefit
dengan cost yang telah di-present value-kan. Jika nilai 0, maka proyek
tersebut mengembalikan persis sebesar social oppurtinity cost (faktor
produksi modal). Sebaliknya jika hasil yang didapat (-), maka proyek tersebut
dianggap tidak layak.
TAHUN COST REVENUE BC DF NPV DF NPV
INVESTASI PRODUKSI HASIL PENJUALAN NILAI
14% 14% 24% 24%
SISA
1 61674290000 713128895239,62 0 0 -774803185239,62 0,877192982 -679651916876,86
0,806451613 -12.801.670.407.464,80
2 0 713128895239,62 891411117360,54 0 178282222120,92 0,769467528 137182380825,57
0,650364204 2.570.954.249.358,80
3 0 713128895239,62 891411117360,54 0 178282222120,92 0,674971516 120335421776,82
0,524487261 2.073.350.201.095,81
4 0 713128895239,62 891411117360,54 0 178282222120,92 0,592080277 105557387523,53
0,422973598 1.672.056.613.786,94
5 0 713128895239,62 891411117360,54 0 178282222120,92 0,519368664 92594199582,04
0,34110774 1.348.432.753.053,99
6 0 713128895239,62 891411117360,54 0 178282222120,92 0,455586548 81222982089,51
0,275086887 1.087.445.768.591,92
7 0 713128895239,62 891411117360,54 0 178282222120,92 0,399637323 71248229903,08
0,221844264 876.972.394.025,75
8 0 713128895239,62 891411117360,54 0 178282222120,92 0,350559055 62498447283,40
0,178906664 707.235.801.633,67
9 0 713128895239,62 891411117360,54 0 178282222120,92 0,307507943 54823199371,40
0,144279568 570.351.452.930,38
10 0 713128895239,62 891411117360,54 6167429000 184449651120,92 0,26974381 49754151557,79
0,11635449 460.678.457.195,71
TOTAL 95.564.483.036 (45.798.525.660)
NPV positif berarti investasi layak dan dapat diterima, sedangkan NPV negatif berarti investasi tidak dapat diterima
dan tidak layak. NPV sesuai dengan tabel di atas menunjukkan angka bernilai positif yaitu sebesar Rp 95.564.483.036 pada
saat suku bunga pinjaman bank 14% per tahun. Nilai NPV yang positif menunjukkan bahwa investasi ini layak dan dapat
diterima.
I. BC Ratio (Benefit Cost Ratio)
Benefit Cost Ratio (BCR) adalah nilai perbandingan antara pendapatan
dan biaya produksi. Jika nilai B/C lebih besar dari 1 maka perusahaan
dikatakan layak untuk dijalankan, jika B/C kurang dari 1 maka perusahaan
tidak layak untuk dijalankan.
B/C ratio = (+NPV positif) / (-NPV negatif)
= (95.564.483.036) / ( - 45.798.525.660)
=2
Karena nilai B/C 2 lebih besar dari 1, maka perusahaan ini layak dijalankan.
=14%+(95.564.483.036/(95.564.483.036-(-45.798.525.660)))*
(24% - 14%)
= 16,7%
Usaha ini layak dijalankan karena nilai IRR > suku bunga per tahun
yaitu 16,7% > 14%. Hal ini juga menunjukkan bahwa investasi usaha ini
lebih menguntungkan daripada investasi deposito bank.
130
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Laporan Perancangan Pabrik II
Snack bar “Zeabar” PT IKON Food adalah sebagai berikut:
1. Rancangan pabrik yang tepat dalam pembuatan snack bar jagung
adalah:
a. PT IKON Food berlokasi di Jalan Raya Semarang-Purwodadi KM
40, Hargowinangun, Godong, Grobogan, Jawa Tengah.
b. PT IKON Food memiliki kapasitas produksi 40.000 kg jagung
pipilan/7 hari.
c. PT IKON Food merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pangan dengan produk pangan berupa snack bar dengan nama
“Zeabar” yaitu snack bar dengan bahan baku tepung jagung dan
bahan lain seperti margarin, gula, garam, telur, maltodekstrin, serta
dried banana.
d. Proses pengolahan snack bar “Zeabar” terbagi menjadi 2 proses
yaitu pembuatan tepung jagung dan pembuatan snack bar “Zeabar”.
e. Proses pembuatan tepung jagung meliputi sortasi, pencucian,
blanching, penghancuran dengan blender, pengeringan,
penepungan, dan pengayakan.
f. Proses pembuatan snack bar “Zeabar” meliputi pencampuran
(mixing), pemipihan, pemanggangan I, pemotongan, pemanggangan
II, pendinginan, dan pengemasan.
2. Kelayakan perancangan pabrik untuk pembuatan snack bar jagung
berdasarkan aspek ekonomi meliputi:
a. Berdasarkan B/C ratio PT IKON Food dinyatakan layak untuk
didirikan karena nilainya lebih dari 1.
b. Berdasarkan IRR, PT IKON Food layak dijalankan karena nilai
IRR > suku bunga pertahun yaitu 16,7% > 14%.
130
c. Berdasarkan nilai NPV, PT IKON Food layak dijalankan pada DF
14% karena nilai NPV > 0 (NPV = Rp 95.564.483.036).
B. Saran
Dalam merancang pabrik, sebaiknya digunakan data-data terbaru yang
relevan. Selain itu, perhitungan harus dilakukan dengan cermat dan diperiksa
kembali agar tidak ada kesalahan perhitungan. Dalam pemilihan gambar alat
dan mesin sebaiknya digunakan gambar yang bersih, tidak ada tulisan pada
gambar.