Anda di halaman 1dari 32

MARKETING PLAN

KEBUN ROTI
MARKETING MANAGEMENT

Magister Manajemen
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada
2019
MARKETING PLAN
"KEBUN ROTI"
Arranged To Fulfill The Assignment Of Marketing Management Courses
Lecture: Yulia A. Widyaningsih, MBA, Ph.D

Submitted by:

Anysa Riska Utomo 447538


Fahrial Fahmi 447575
Leliantika Handitya Deastri 447611
Muhammad Latifurrohman 447631
Muhammad Masykur M 450882

MASTER OF MANAGEMENT
PROGRAM
FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS
GADJAH MADA UNIVERSITY
2019
Daftar Isi

1. Executive Summaries 1
2. Situation Analysis 11
3. Marketing Strategy 13
4. Financials 16
5. Control 20
6. Recommendation 22
7. References 24
8. Attachment 25
I.  Executive Summary

          Kebun Roti didirikan oleh Siane Caroline dan suaminya Ahmad Solihin yang didirikan

sejak tahun 2014. Saat ini Kebun Roti sudah dikenal sebagai tempat makan yang menjual

makanan dan minuman sehat, bukan hanya roti tapi juga makanan lain seperti kentang

goreng dan bitterballen. Produk speciality dari Kebun Roti adalah roti sourdough. Kebun

Roti berlokasi di Jalan Bougenville No. 11B Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta,

55281.

II. Situation Analysis

2.1  Market History

       Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan hidup sehat membuat

produsen makanan organik memiliki peluang untuk mengembangkan usahanya. Tidak

hanya masyarakat yang memilih pola hidup sehat, masyarakat yang memiliki kebutuhan

khusus atau diet makanan yang memiliki pantangan tertentu pun dapat dipenuhi

kebutuhannya oleh produsen makanan organik. Salah satunya adalah Kebun Roti yang

menyediakan roti dengan bahan baku organic serta ragi liar alami yang yang membuat

roti ini dapat dikonsumsi bahkan untuk konsumen yang tidak dapat mengonsumsi gluten.

Tidak hanya roti, Kebun Roti juga menyediakan makanan dan minuman yang sehat dan

berkualitas tinggi. Seperti minuman anggur fermentasi, burger vegan serta bitterballen

yang digoreng menggunakan minyak kelapa.

       Pada awalnya Kebun Roti muncul karena keadaan pemilik yang memiliki keterbatasan

dalam mengonsumsi bahan makanan. Mereka tidak bisa mengonsumsi beberapa jenis

bahan makanan seperti kandungan gluten dalam tepung. Hal ini yang membuat mereka

berupaya untuk membuat makanannya sendiri dari bahan-bahan organik.  Kemudian

mereka mencoba menawarkan makanan yang mereka buat ke komunitas hidup sehat yang

mana sebagian besar adalah anggota klub fitness. Ternyata mereka mendapatkan respon

positif atas produk yang dijual dari para anggota klub, sehingga membuat mereka berani

untuk terjun ke dunia bisnis dan membuka gerai pertamanya di lokasi fitness center.

       Dalam fase Introduction ini, Kebun Roti mulai menerima lebih banyak permintaan

hingga mencapai 20 lokasi fitness centre. Akan tetapi karena keterbatasan sumber daya

manusia untuk memproduksi roti, jumlah kurir untuk pengantaran produk dan kurangnya

pehamanan kurir atas product knowledge membuat Kebun Roti lambat laun mengurangi

kapasitas produksi. Hal ini berimbas pada sempat menurunnya pertumbuhan bisnis Kebun

Roti.

2.1.1  Market Summary and Company’s Current Condition


            Pada tahun 2014, Siane dan Solihin memutuskan untuk membuka gerai roti sendiri

dengan menyewa tempat di kawasan Caturtunggal. Hal ini mendorong mereka untuk

selalu menjaga kapasitas produksi dan penjualan Kebun Roti. Dengan membuka gerai baru

di kawasan Caturtunggal, membuat mereka memiliki segmen baru yaitu konsumen yang

berada di kawasan gerai. Target mereka yang awalnya hanya komunitas hidup sehat mulai

merambah ke mahasiswa di beberapa universitas sekitar Kebun Roti.

PAGE 1
Dengan adanya gerai tetap, mereka memiliki kapasitas baru untuk memproduksi makanan

selain roti sehingga terjadi diversifikasi produk di Kebun Roti yaitu minuman dan makanan

non-roti lainnya. Konsumen yang tidak ingin membeli roti pun dapat memilih menu lain

yang dibuat dari bahan organik yang tetap menyehatkan. Hal lain yang dapat dilakukan

Kebun Roti dengan adanya gerai tetap adalah mereka menyediakan jasa penitipan bagi

para rekan komunitas hidup sehat untuk menjual produk ramah lingkungan seperti sabun,

dan skin care organic, sedotan stainless steel dan handycraft lainnya. Gerai Kebun Roti

menjadi one-stop store yang membuat konsumen dapat membeli makanan sekaligus

barang-barang yang ramah lingkungan.

Saat ini Kebun Roti memiliki 10 karyawan paruh waktu yang bertugas di gerai dan

2 karyawan paruh waktu yang membantu proses pembuatan roti. Adapun lokasi produksi

roti bertempat di daerah Godean. Proses pembuatan roti memerlukan waktu kurang lebih

5 jam sampai roti siap dikirim ke gerai. Pengiriman roti dari tempat produksi ke gerai

diangkut oleh ownernya sendiri menggunakan kendaraan pribadi (mobil) yang memakan

waktu kurang lebih 30 menit. Roti sampai ke gerai pada pukul 14.00 WIB. Kendala dalam

proses produksi roti berasal dari tingginya turnover karyawan di tempat produksi.

2.1.2    Market Segmentations


 

A. Geographics
       Berdasarkan letak geografis, segmen pasar dari Kebun Roti adalah masyarakat di

area Yogyakarta baik kota maupun kabupaten. Namun tidak menutup kemungkinan

terdapat konsumen yang berasal dari luar Yogyakarta yang datang untuk berwisata atau

sedang bekerja. Bahkan ada konsumen yang berdomisili di luar Yogyakarta namun ada

permintaan untuk roti melalui pengiriman antar kota seperti Semarang dan Jakarta.

B. Demographics
                  Kebun Roti tidak menargetkan konsumen pada kriteria demografi tertentu. Namun

mayoritas pembeli Kebun Roti merupakan wanita usia muda dan berpendidikan.

Berdasarkan survey yang kami lakukan mengenai profil pelanggan Kebun Roti diambil dari

60 responden yang mengisi kuesioner secara online yang kami sebarkan di lingkungan

mahasiswa Magister Manejemen Universitas Gadjah Mada serta masyarakat sekitar,

didapatkan hasil sebagai berikut:

Konsumen Kebun Roti 60% merupakan wanita dan 40% laki-laki

PAGE 2
Konsumen dengan rentang usia 26-40 tahun merupakan konsumen terbanyak kebun roti

dengan persentase 53.5%, diikuti oleh umur 17-25 tahun sebanyak 45% dan konsumen

dengan usia diatas 40 tahun sebanyak 1.5%

       

Sebanyak 71.7% pelanggan Kebun Roti merupakan lulusan sarjana atau sederajat,

diikuti oleh lulusan pascasarjana sebanyak 21.7% dan lulusan SMA atau sederajat

dengan persentase 6.6%

60% konsumen Kebun Roti merupakan pelajar atau mahasiswa, 28.3% adalah pegawai

negeri, 5% merupakan pegawai swasta, 3.3 masuk kategori pekerjaan lain-lain

Sebanyak 40.7% konsumen Kebun Roti menghabiskan Rp 500.000 – Rp 1.000.000 untuk

pembelian makanan per bulannya. 23.7% menghabiskan Rp 1.000.000 - 1.500.000.

20.3% konsumen menghabiskan Rp 1.500.000 - 2.000.000, 11.9% menghabiskan Rp

2.000.000 - 2.500.000 dan 3.4% lebih dari Rp 2.500.000. Dari data ini dapat

diasumsikan bahwa konsumen Kebun Roti secara kelas sosial berasal dari kelas

menengah.

PAGE 3
       

C. Behavior Factors
                Secara perilaku, konsumen membeli roti di Kebun Roti untuk makanan sehari-hari

(regular occasion). Konsumen mengutamakan manfaat produk Kebun Roti dari sisi kualitas

rotinya yang selalu terjaga keamanan bahan bakunya. Beberapa dari konsumen

merupakan first-time user yang ingin mencoba bagaimana rasanya roti sehat dan juga

regular-user yang memang memiliki gaya hidup sehat. Konsumen yang memang memiliki

gaya hidup sehat cenderung loyal dalam membeli roti Kebun Roti. Berdasarkan kuesioner

yang kami sebarkan, berikut adalah hasil pengamatan pada perilaku konsumen Kebun Roti:

Sebanyak 83.3% pelanggan membeli roti langsung di toko Kebun Roti sementara yang

lain melakukan pembelian via online dengan pengiriman Go-Send

45% pelanggan melakukan repetisi pembelian sementara 55% hanya membeli satu kali

Sebanyak 21.7% pelanggan senang menghabiskan waktu yang lama di toko Kebun Roti

kurang lebih 30-60 menit dan 8.3% berada di toko Kebun Roti lebih dari satu jam. 21.7%

pelanggan menghabiskan waktu 15-30 menit sementara 48.3% hanya membutuhkan

kurang dari 15 menit di toko Kebun Roti.

PAGE 4
Dalam segi awareness, 83.3% responden mengetahui keberadaan Kebun Roti,

sementara 16.7% belum mengenal Kebun Roti. 56.7% konsumen mengetahui Kebun Roti

dari teman/keluarga, 30% dari media sosial dan sisanya mengetaui dari event,

komunitas dan lain-lain. Rata-rata responden sudah mengenal Kebun Roti sejak 6 bulan

yang lalu dari kuesioner di sebarkan pada bulan Oktober 2019.

D. Psychographic
          Secara umum konsumen Kebun Roti berasal dari masyarakat yang memiliki gaya hidup

sehat, baik secara aktivitas seperti kebiasaan melakukan olahraga di fitness center

maupun gaya hidup dalam mengonsumsi makanannya.

2.1.3 Market Needs

Kebun Roti memfasilitasi para konsumen yang menjalani hidup sehat ataupun

memiliki batasan asupan bahan makanan dengan menyediakan berbagai macam roti yang

menggunakan ragi alami, tidak mengunakan telur, tepung, serta hanya menggunakan

pewarna alami dari sayuran dan buah-buahan.  Kebun Roti berusaha untuk memenuhi

manfaat yang penting untuk pelanggan, yaitu:

Kualitas Roti.
        Pelanggan Kebun Roti menginginkan roti yang aman bagi tubuh mereka, entah karena

sedang menjalani diet atau memang memiliki batasan dalam asupan bahan baku

makanan seperti tidak bisa memakan makanan yang mengandung gluten. Sehingga

dengan membeli Kebun Roti, pelanggan ingin tetap memakan roti yang menarik serta

lezat, tanpa membahayakan tubuh mereka. Berdasarkan survey, selain roti yang

menyehatkan, responden juga mementingkan rasa yang lezat dan juga varian roti yang

berbagai macam.

PAGE 5
Tampilan Roti yang Menarik.
Meskipun Kebun Roti mengutamakan bahan baku yang alami dan menyehatkan untuk

rotinya, namun Kebun Roti tetap memikirkan tampilan dari rotinya yang dibuat sendiri.

Kebun Roti menyediakan berbagai ragam bentuk serta jenis roti yang banyak dikenal oleh

masyarakat pada umumnya hanya dibuat dengan bahan baku yang alami dan tanpa

pengawet ataupun pengembang. Tampilan roti juga dapat dinilai dari kemasan produk,

yang menurut responden kami merupakan hal yang cukup penting untuk diperhatikan.

Fasilitas dan Layanan Pelanggan


        Kebun Roti menyediakan gerai yang nyaman untuk konsumen menikmati makanan dan

minuman yang disediakan di Kebun Roti. Berdasarkan survey, hal ini dianggap cukup

penting oleh responden untuk memiliki gerai yang nyaman. Sedangkan layanan pelanggan

dianggap responden  sangat penting sebagai faktor kepuasaan pelanggan.

Gambar 1. Toko Kebun Roti

PAGE 6
2.1.4 Market Trends
       Seiring dengan sadarnya masyarakat terhadap pola hidup sehat dan juga masyarakat

yang memiliki kebutuhan khusus akan makanan yang bebas gluten membuat Kebun Roti

melihat peluang dalam membuat produk roti bebas gluten serta penggunaan bahan baku

alami di pasar Yogyakarta. Kebun Roti memproduksi varian roti dengan

mempertimbangkan kecenderungan selera konsumen dan varian produk yang dijual oleh

kompetitornya. Bahan yang digunakan Kebun Roti juga mengikuti ketersediaan bahan baku

yang ada di pasaran. Karena mengikuti selera konsumen, tidak hanya roti, Kebun Roti juga

menawarkan makanan sehat lainnya seperti burger vegan, hotdog vegan, berbagai

macam spaghetti serta olahan buah seperti jus dan smoothies.

2.1.5 Market Growth


       Pada awal berdirinya Kebun Roti di tahun 2014, Kebun Roti hanya membuat Roti

Sourdough saja. Kemudian seiring dengan penyesuaian permintaan pasar akhirnya Kebun

Roti membuat beberapa variasi roti lainnya seperti Roti Sourdough Pelangi dengan

pewarna alami, pastry jenis croissant, pizza dan juga cemilan ringan seperti bitterballen

yang tetap menggunakan bahan baku yang alami dan organic.

       Pada awalnya juga Kebun Roti hanya menempati kios di tempat Fitness sampai

akhirnya sekarang membuka toko sendiri di daerah Caturtunggal. Pembelinya pun yang

pada awalnya hanya orang-orang yang tergabung dalam komunitas hidup sehat serta

yang berkebutuhan khusus berkembang menjadi para anggota fitness dan sekarang

semakin meluas hingga ke pelajar atau mahasiswa.

Jika dilihat dari siklus hidup product, pada saat ini Kebun Roti berada di fase 

growth, dimana Kebun Roti masih memiliki proses yang panjang hingga sampai di fase

maturity. Apabila dilihat dari kategori khusus dari siklus hidup produk, Kebun Roti termasuk

kedalam pola Cycle-Recycle dimana Kebun Roti mengalami kenaikan serta penurunan

yang berulang dalam penjualannya. Adapun pola ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Pola Cycle-Recycle yang menggambarkan

Growth Kebun Roti

PAGE 7
2.1.4 Market Trends
       Seiring dengan sadarnya masyarakat terhadap pola hidup sehat dan juga masyarakat

yang memiliki kebutuhan khusus akan makanan yang bebas gluten membuat Kebun Roti

melihat peluang dalam membuat produk roti bebas gluten serta penggunaan bahan baku

alami di pasar Yogyakarta. Kebun Roti memproduksi varian roti dengan

mempertimbangkan kecenderungan selera konsumen dan varian produk yang dijual oleh

kompetitornya. Bahan yang digunakan Kebun Roti juga mengikuti ketersediaan bahan baku

yang ada di pasaran. Karena mengikuti selera konsumen, tidak hanya roti, Kebun Roti juga

menawarkan makanan sehat lainnya seperti burger vegan, hotdog vegan, berbagai

macam spaghetti serta olahan buah seperti jus dan smoothies.

2.1.5 Market Growth


       Pada awal berdirinya Kebun Roti di tahun 2014, Kebun Roti hanya membuat Roti

Sourdough saja. Kemudian seiring dengan penyesuaian permintaan pasar akhirnya Kebun

Roti membuat beberapa variasi roti lainnya seperti Roti Sourdough Pelangi dengan

pewarna alami, pastry jenis croissant, pizza dan juga cemilan ringan seperti bitterballen

yang tetap menggunakan bahan baku yang alami dan organic.

       Pada awalnya juga Kebun Roti hanya menempati kios di tempat Fitness sampai

akhirnya sekarang membuka toko sendiri di daerah Caturtunggal. Pembelinya pun yang

pada awalnya hanya orang-orang yang tergabung dalam komunitas hidup sehat serta

yang berkebutuhan khusus berkembang menjadi para anggota fitness dan sekarang

semakin meluas hingga ke pelajar atau mahasiswa.

Jika dilihat dari siklus hidup product, pada saat ini Kebun Roti berada di fase 

growth, dimana Kebun Roti masih memiliki proses yang panjang hingga sampai di fase

maturity. Apabila dilihat dari kategori khusus dari siklus hidup produk, Kebun Roti termasuk

kedalam pola Cycle-Recycle dimana Kebun Roti mengalami kenaikan serta penurunan

yang berulang dalam penjualannya. Adapun pola ini digambarkan sebagai berikut:

2.2 SWOT Analysis

2.2.1       Strengths          


Memiliki keunikan dalam hal bahan baku roti yang menggunakan wild

yeast dan non gluten 

Toko yang memiliki ambience yang nyaman untuk bersantai atau

mengerjakan tugas     

Owner memiliki networking yang luas terutama di inner circle penggiat

hidup sehat    

Owner selaku pembuat roti memiliki komitmen yang kuat untuk menciptakan

produk dengan bahan-bahan yang berkualitas      

Owner memiliki komitmen atas eksistensi produknya untuk jangka waktu yang ama

karena owner juga sebagai konsumen

Harga yang relatif murah jika dibandingkan dengan roti yang memilikikualitas

sejenis          

Konten Instagram yang menarik            

PAGE 8
Menerapkan strategi penjualan dengan memberikan diskon agar

menarikpelanggan        

Update informasi mengenai makanan artisan        

Memiliki khasanah yang tinggi dalam dunia healthy food and beverages   

Memiliki kemampuan untuk berkreasi dalam membuat masakan yang menyehatkan

2.2.2 Weakness                


Bahan baku organik menyebabkan produk tidak tahan lama. Sehingga apabila

roti tidak habis dalam satu hari maka sisa roti akan dijual dengan harga diskon

yang menyebabkan pendapatan berkurang 

Varian roti yang diproduksi setiap hari tidak sama    

Pembuatan roti yang memakan waktu lama sehingga roti sampai di toko siang

menjelang sore

Tidak adanya SOP baku dalam pembuatan roti dan manajemen operasinya      

Lokasi yang jauh dari loyal dan potential customer     

Jarak antara tempat produksi dengan outlet relatif jauh sehingga menimbulkan

resiko kerusakan produk di perjalanan          

Keterbatasan manajemen bisnis karena hanya dikelola oleh dua orang

(owner)          

Keterbatasan modal         

Sulitnya menghire orang untuk memproduksi roti karena pekerjaan yang

monoton     

Keterbatasan lahan parkir yang membuat customer berpikir ulang untuk

mampir ke outlet     

Kurangnya petunjuk lokasi seperti plang outlet membuat konsumen baru

sulit menemukan tempat       

Kurangnya sumber daya (Man, Money, Methods, Material, Machine) untuk

memenuhi permintaan yang banyakMemiliki keunikan dalam hal bahan baku roti yang

menggunakan wild

yeast dan non gluten 

Toko yang memiliki ambience yang nyaman untuk bersantai atau

mengerjakan tugas     

Owner memiliki networking yang luas terutama di inner circle penggiat

hidup sehat    

Owner selaku pembuat roti memiliki komitmen yang kuat untuk menciptakan

produk dengan bahan-bahan yang berkualitas      

Owner memiliki komitmen atas eksistensi produknya untuk jangka waktu yang ama

karena owner juga sebagai konsumen

Harga yang relatif murah jika dibandingkan dengan roti yang memilikikualitas

sejenis          

Konten Instagram yang menarik            

PAGE 8
2.2.3 Opportunities

Terdapat kebutuhan dari konsumen yang alergi terhadap telur dan ragi instan serta

tidak mempunyai pengetahu-an dan waktu untuk membuat sendiri.

Selain itu, perilaku konsumen yang suka  makan roti dengan pola hidup sehat

cenderung mau membayar lebih mahal. Hal ini dibuktikan penjualan dengan harga

minimal Rp 15 ribu mampu menjual 120 s.d. 150 roti per hari.

Dari sisi kompetitor,  belum terlalu banyak kompetitior dalam pasar makanan sehat

Banyaknya permintaan dari tempat fitness di Yogyakarta namun belum dapat terpenuhi

Lokasi outlet yang relatif berada di pusat keramaian (Mahasiswa UGM, UNY, Sanata

Dharma) B

Banyak permintaan yang berasal dari luar Yogyakarta

2.2.4  Threats·            

 Potensi konsumen barulebih sedikit karena roti yang dijual tidak lumrah di pasaran roti

padaumumnya.

Kompetitordengan manajemen yang lebih bagus dan dapat menghasilkan “healthy

product withcheaper price”

2.3 Competition
Kebun Roti menciptakan pasar yang berbeda dengan membuat makanan yang sehat

dan organik. Meskipun ada beberapa pesaing dalam usaha makanan sehat, namun Kebun

Roti tidak menganggap itu sebagai pesaing namun sebagai partner. Kebun Roti juga aktif

dalam mendorong pemain baru di bidang makanan sehat agar lebih banyak lagi UMKM di

bidang makanan sehat  di Yogyakarta.

2.4 Product Offering

Kebun Roti menawarkan berbagai macam makanan serta minuman dengan detail

sebagai berikut:

1)  Pasta

Aglio E Olio

Arrabiata

Carbonara

2) Makanan Ringan

Sandwich Vegan

Burger Vegan

Hotdog Vegan

Bitterballen

Roti Bakar

French Fries

PAGE 9
3) Kopi

Americano

Espresso

Cappucino

Vietnam Drip

V60

Affogato

Coffee Caramel

Coffee Hazelnut

Coffee Soda

Coffee Soda Cream

Double Shot

Coffee Caramel

4) Latte

Matcha

Hojicha

Taro

Milk Tea

Chai Tea

Green Tea

Green Thai Tea

5) Milkshake

Minty Choco

Cookies and Cream

Caramel Matcha

Vanilla

Blueberry Honey Cereal

Vanillla Charcoal

Chocolate Strawberry

6) Smoothies

Blueberry on Bowl

Strawberry on Bowl

Dragon Fruit on Bowl

Coffee Banana on Glass

7) Teh

Jasmine

Mango

Lychee

·Black tea

PAGE 10
2.5 Key to Success
Kunci kesuksesan dari Kebun Roti adalah inovasi dalam membuat produk rotinya. Kebun

Roti secara konsisten mengeluarkan roti dengan bahan baku serta jenis roti baru yang

membuat konsumen tidak jenuh. Bahan baku yang digunakan juga mengikuti trend dengan

tetap menggunakan bahan baku yang alami. Seperti bahan baku green tea yang

sedang terkenal di dunia kuliner, digunakan oleh Kebun Roti untuk membuat pie matcha.

Kebun Roti juga secara konsisten mengikuti bazaar yang diselenggarakan di Yogyakarta

dan menggiatkan bisnis kuliner yang menargetkan konsumen dengan pola hidup sehat.

2.6 Critical Issues


Sebagai bisnis kuliner yang dijalankan sendiri, Kebun Roti masih berada di tahap growth

dan memiliki beberapa critical issue untuk diperhatikan, yaitu:

Membuat Kebun Roti sebagai leader dalam bisnis kuliner berbahan sehat dan alami di

Yogyakarta

Mengejar pertumbuhan profit agar Kebun Roti dapat mengembangkan usahanya baik

dalam hal produk maupun target market

Secara konsisten menyediakan roti dengan kualitas dan kuantitas yang ditetapkan

untuk memenuhi permintaan konsumen

Membuat manajemen yang baik untuk mengatur proses produksi, penjualan serta

pemasaran produk

III. Marketing Strategy

3.1 Mission
Kebun Roti menyediakan berbagai pilihan roti sehat dengan citarasa yang enak

dengan berbagai aneka varian rasa serta sebagai sarana edukasi bagi masyarakat untuk

menjalani hidup sehat dan mencintai lingkungan.

3.2 Marketing Objectives


Memperkenalkan roti sehat dan enak khususnya di wilayah Yogyakarta.

Sebagai sarana edukasi bagi masyarakat yang ingin membuat dan mencicipi roti sehat

dengan cita rasa yang enak.

Memenuhi permintaan pasar yang belum bisa kecover.

Memperluas pangsa pasar roti sehat khusunya wilayah Jogjakarta dan sekitarnya.

PAGE 11
3.3 Segmenting
Kebun Roti tidak memiliki preferensi tertentu dalam menentukan segmen pasarnya.

Akan tetapi, apabila dilihat dari personal karakteristiknya, maka Kebun Roti akan menyasar

segmen orang atau komunitas yang memiliki kesadaran terhadap kesehatan, atau

kalangan yang memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan, biasanya orang-orang

tersebut merupakan orang-orang yang secara ekonomi memiliki daya beli yang lebih

(menengah-atas). Sedangkan apabila dilihat berdasarkan demografi, segmen untuk Roti

sehat akan dipasarkan kepada semua umur, atau dengan kata lain merupakan segmen

keluarga menengah ke atas atau bisa dikatakan segmen keluarga mapan yang memiliki

daya beli tinggi dan sadar akan kesehatan.

3.4 Target Market


Fokus utama yang menjadi target market Kebun Roti sendiri adalah market niche, yaitu

kaum vegan maupun orang – orang yang bergaya hidup sehat serta yang memiliki alergi

terhadap bahan – bahan tertentu. Roti yang dijualnya identik dengan sebutan roti sehat,

roti yang cenderung tidak membuat gemuk, kalorinya terukur, serta aman untuk dikonsumsi

khususnya orang-orang yang memiliki penyakit – penyakit tertentu seperti autisme, kanker,

maupun alergi bahan tertentu. Kebun Roti juga membuat roti custom sesuai dengan

keinginan pelanggan yang mengalami berbagai macam alergi. Selain itu, Kebun Roti juga

menyajikan berbagai pilihan jenis roti beraneka macam sehingga dapat dinikmati oleh

berbagai kalangan baik dewasa maupun anak – anak.

3.5 Positioning
Semakin berkembangnya tren hidup sehat khususnya di kota Jogjakarta sendiri

membuat Kebun Roti ingin memposisikan diri sebagai roti sehat yang terbuat dari bahan –

bahan pilihan dan alami dengan kualitas premium. Selain itu Kebun Roti juga aman

dikonsumsi bagi penderita alergi maupun penyakit – penyakit tertentu. Kebun Roti

menggunakan strategi focus dimana Kebun Roti lebih focus pada suatu segmen tertentu

yaitu segmen roti sehat yang konsumennya tidak terlalu terpengaruh terhadap harga yang

diberikan. Kebun Roti menjual produk dengan harga yang relatif terjangkau untuk ukuran

roti sehat serta menyajikan berbagai pilihan varian jenis dan rasa yang beraneka ragam

sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumennya. Selain itu pelayanan

yang ramah terhadap konsumen membuat mereka tidak ragu dan segan untuk bertanya

lebih lanjut terhadap produk roti yang dijual sehingga transfer knowledge dapat berjalan

disini.

PAGE 12
IV. Marketing Tactics

Kebun Roti berfokus pada memproduksi makanan dengan mengedepankan nilai-nilai

kesehatan. agar kebun roti dapat menjadi market leader untuk makanan sehat di

Yogyakarta. Namun tentunya bukan hal mudah bagi kebun roti untuk tetap konsisten

membuat makanan sehat. Perlu adanya alat-alat produksi yang mumpuni dan sistem

manajemen yang baik.

4.1 Product
    Produk yang kebun roti tawarkan memiliki permintaan yang bagus. Bahkan karena

keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh kebun roti, mereka hanya membuat roti

dengan jumlah semampunya mereka saja yaitu sekitar 15 kotak per hari yang dimana isi

masing-masing kotak tersebut terdapat 10 roti. Rasa yang ditawarkan pun mengikuti

selera pasar dan bahan-bahan yang digunakan menggunakan kualitas yang baik. Owner

tidak ingin mendapat complain dari pelanggan jika menggunakan bahan roti yang tidak

berkualitas.

Gambar 3. Display roti di Kebun Roti

4.2 Pricing
Harga yang diberikan cukup murah jika dibandingkan dengan produk-produk dengan

kualitas sejenis dari pesaingnya. Bahan-bahan untuk membuat roti tidak menggunakan

bahan-bahan yang berkualitas rendah, tapi owner mampu menawarkan dengan harga

terjangkau dan ramah di dompet konsumen untuk menikmati makanan sehat. Range harga

dari produk roti Kebun Roti berkisar antara Rp 10.000 – Rp 35.000 untuk makanan dan Rp.

15.000 – Rp. 30.000 untuk minuman.

4.3 Distribution
Kebun roti menjual produknya melalui promosi melaui Instagram, Search Engine

Optimization, word of mouth, mengikuti acara atau event untuk makanan sehat seperti

misalnya Koleja, Pasar Milas, Pasar LIP. Tujuan dari Kebun Roti mengikuti kegiatan seperti

ini adalah agar Kebun Roti semakin dekat dengan pelanggannya dan juga untuk

mempermudah dalam memperkenalkan produk dengan pelanggan baru.

PAGE 13
4.4 Communications
Kebun roti ingin menciptakan citra produk roti yang berkualitas dan sehat kepada

pelanggan. Cara yang dipilih Kebun Roti untuk menyampaikan pesan mereka kepada

konsumen melalui Instagram, website/artikel, influencer, Liputan TV, majalah kuliner dan

event kuliner. Selain itu, hal ini dilakukan untuk mengedukasi pelanggan tentang

bagaimana pentingnya produk mereka terhadap kesehatan.

Gambar 4. Tampilan Facebook Kebun Roti

Gambar 5. Tampilan Instagram Kebun Roti

Gambar 6. Tampilan Website Kebun Roti

PAGE 14
4.4 Communications
Kebun roti ingin menciptakan citra produk roti yang berkualitas dan sehat kepada

pelanggan. Cara yang dipilih Kebun Roti untuk menyampaikan pesan mereka kepada

konsumen melalui Instagram, website/artikel, influencer, Liputan TV, majalah kuliner dan

event kuliner. Selain itu, hal ini dilakukan untuk mengedukasi pelanggan tentang

bagaimana pentingnya produk mereka terhadap kesehatan.

4.5 Marketing Research

Maka total Break-Even Point (Rp) yang didapat dari kebun roti adalah sebesar

Rp 603.225.000 dan total Break-Even Point (unit) yang didapat sebesar 36.865 Units.

PAGE 15
V. Financials

Dalam rangka mengelola keuangannya, Kebun Roti melakukan pencatatan keuangan

secara mandiri oleh ownernya. Laporan keuangan dalam bentuk sederhana disusun untuk

menggambarkan kinerja bisnis tersebut. Berikut ini kami sampaikan laporan keuangan

pada Kebun Roti dengan menggunakan data dummy.

Neraca Keuangan Kebun Roti


Per 31 Desember 2018

(dalam satuan mata uang rupiah)

PAGE 16
Laporan Laba-Rugi Kebun Roti
Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018

(dalamsatuan mata uang rupiah)

PAGE 17
Laporan Arus Kas Kebun Roti
Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018

(dalam satuan mata uang rupiah)

PAGE 18
Modal awal yang dipakai untuk menjalankan bisnis membuat dan menjual roti adalah

sejumlah Rp. 300.000,00. Kemudian mulai meningkat seiring dengan perkembangan bisnis

roti tersebut.

5.1 Break-Even Analysis

5.2 Sales Forecast


Secara spesifik, kebun roti tidak memiliki target penjualan. Namun kebun roti memiliki

perkiraan penjualan sejumlah 120 hingga 150 roti dalam sehari. Dengan rentang harga roti

antara 15 hingga 25 ribu rupiah, omset harian untuk penjualan roti berkisar mulai 2,4

hingga 3 juta rupiah. Ketika terdapat sisa produk yang dijual dalam sehari, maka owner

akan melakukan evaluasi terhadap apa yang mungkin menjadi penyebab adanya sisa

produk. Biasanya yang menjadi penyebab adalah jenis roti yang diproduksi tidak sesuai

dengan selera konsumen.

5.3 Expense Forecast


Biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis kebun roti antara lain sewa tempat,

gaji pegawai, bahan baku pembuatan roti dan minuman, listrik, air, transportasi,

administrasi, dan lain – lain seperti yang sudah dijelaskan di dalam laporan keuangan.

PAGE 19
VI. Control

6.1 Control

Tujuan dari marketing plan Kebun Roti adalah sebagai panduan usaha bisnis tersebut.

Hal-hal yang akan dikontrol untuk meningkatkan kinerja adalah:

Jumlah penjualan dan pengeluaran setiap bulan melalui aplikasi kasir online

Jumlah penjualan roti tertentu setiap bulan melalui aplikasi kasir online

Kepuasan konsumen

Pengembangan produk baru

6.2 Implementasi

Analisis aliran kas dan penjualan dapat dilakukan melalui penerimaan dan pengeluaran

kas serta penjualan roti jenis tertentu dan dapat dilihat dari aplikasi kasir online.

Sebagai contoh penggunan aplikasi kasir online MOKAPOS dengan harga Rp 249.000

perbulan. Aplikasi tersebut dapat membantu Kebun Roti menghitung penerimaan dan

pengeluaran uang untuk manajemen atau optimalisasi kas. Sementara itu, penjualan

roti jenis tertentu untuk mengetahui roti mana yang tidak akan diproduksi lagi karena

penjualannya sepi. Kebun Roti sudah memiliki aplikasi kasir online MOKAPOS akan

tetapi permasalahan penggunaan aplikasi kasir online adalah ketidakmaksimalan

penggunaan fiturnya. Hal ini terjadi di salah satu warung kopi di Jogja dimana pernah

dilakukan penelitian sebelumnya atas penggunaan aplikasi kasir tersebut. Oleh sebab

itu, diperlukan seorang pegawai yang bertanggungjawab atas penggunaan aplikasi

tersebut sekaligus membuat laporan hariannya dan di dalamnya terdapat analisis

penjualan. Pegawai tersebut diberikan tambahan sebesar Rp 200.000 per bulan dan

dilakukan akhir bulan agar mengetahui jumlah penjualan akhir di bulan tersebut.

Membagikan survei elektronik melalui Google Doc atau alat lainnya dan memberikan

potongan harga bagi yang mengisi survei. Survei dan pemberian potongan tersebut

diumumkan melalui instagram dan potongan bisa diberikan kepada 10 pembeli pertama

atau pembeli dengan jumlah pembelian di atas batas tertentu. Biaya yang timbul atas

potongan tersebut Rp 250.000 per bulan dan dilakukan di awal bulan dimana

pelanggan masih memiliki uang.

PAGE 20
Selama ini pengembangan produk baru dilakukan dari inisiatif yang tiba-tiba datang,

melalui saluran masak YouTube atau masukan lainnya. Menurut kami, setelah mendapat

feedback dari konsumen dari Instagram maupun hasil survei elektronik pemilik membuat

penelitian dan pengembangan produk baru atau inovasi lainnya seperti layout toko

atau cara pemasaran. Penelitian dan pengembangan dapat dilakukan dengan

mengunjungi toko toko lainnya yang menurut pemilik pantas untuk ditiru dan atau

dimodifikasi untuk diimplementasikan di Kebun Roti. Biaya yang timbul atas penelitian

dan pengembangan tersebut Rp 500.000 dan dilakukan selama tiga hari di senin

sampai dengan rabu minggu kedua.

Pelaksanaan atas 3 hal tersebut di atas dapat diuraikan di tabel di bawah ini:

6.3 Marketing Organization


Pemilik langsung menunjuk satu staf bertanggungjawab atas aktifitas pemasaran. Hal ini

diperlukan agar pemilik bisa fokus dalam pembuatan roti, pengembangan produk baru

dan ketepatan pengantaran ke toko. Pemasaran sebelumnya dilakukan oleh pemilik

setelah mengantar produk kemudian foto produk dan mengunggahnya ke Instagram.

6.4 Contingency Planning

6.4 .1 Difficulties and Risks

1. Roti terbuat dari bahan organik sehingga produknya tidak tahan lama

2. Pembuatan roti yang memakan waktu lama karena masih manual

3. Keterbatasan modal

4. Jarak antara tempat produksi yang jauh sehingga beresiko menimbulkan kerusakan

pada produk roti

5. Potensi konsumen sedikit karena roti yang dijual tidak lumrah

6. Kompetitor dengan manajemen/modal yang bagus dan dapat menghasilkan “healthy

product with cheaper price”

PAGE 21
6.4 .2 Worst Case Risk
1. Kompetitor mampu menjual roti dengan tekstur lebih lembut, lebih murah, lebih cepat

distribusi

2. Produk roti tidak sesuai standar

3. Produk roti yang diterima konsumen berjamur atau memiliki resiko buat konsumen.

VII. Recommendation

1. Memberikan penanda dan penujuk lokasi yang lebih memadai. Penanda lokasi

ditujukan supaya toko Kebun Roti lebih mudah menarik perhatian calon konsumen di

lokasi sekitar maupun konsumen jarak jauh yang memang belum pernah datang ke Toko

Kebun Roti.

Penunjuk lokasi dapat ditempatkan pada 100 meter dari arah barat sebelum toko Kebun

Roti di sebelah kiri jalan (pada ruas Jalan Selokan Mataram). Dengan memberikan

petunjuk jalan yang sesuai.

Penunjuk lokasi dapat ditempatkan pada 100 meter dari arah selatan sebelum

pertigaan jalan Affandi yang akan berbelok ke Kebun Roti.

Gambar 7. Penanda Toko Kebun Roti yang tidak terlalu Terlihat

2. Menambahkan tempat parkir yang lebih memadai. Untuk parkir sepeda motor, Toko

Kebun Roti dapat bekerja sama dengan warga yang ada di belakang Toko Kebun Roti

perihal lokasi parkir, mengingat bahwa ada rumah warga yang memiliki lahan yang cukup

luas untuk parkir sepeda motor. Selain itu, apabila bangunan tua yang ada di belakang

Toko Kebun Roti dihancurkan, maka akan ada area kosong yang dapat dimanfaatkan

untuk area parkir. Tentunya, Kebun Roti perlu bekerja sama dengan pemilik lahan tersebut.

Dengan demikian, area depan toko bisa lebih rapi untuk parkir mobil.

PAGE 22
Gambar 8. Lahan Parkir Kebun Roti yang Kurang Memadai

Gambar 9. Bangunan Tua yang Dapat Dimanfaatkan Untuk Lahan Parkir

3. Jadwal ketersediaan roti lebih awal. Dengan melihat jam kunjungan konsumen Kebun

Roti yang mulai ramai dari jam 10 pagi, sebaiknya Toko Kebun Roti melengkapi produknya

dengan roti yang merupakan produk utama mulai dari jam 10 pagi. Dengan demikian,

Kebun Roti akan lebih meningkatkan jumlah penjualannya.

4. Membuat perbaikan sistem manajemen sumber daya manusia, sistem


pengiriman produk, dan channel penjualan. Untuk sistem manajemen sumber daya
manusia, Kebun Roti dapat menyusun jadwal kerja yang lebih tepat, menciptakan suasana

kerja yang lebih menyenangkan terutama pada dapurnya, sehingga karyawan produksi

tidak merasa bosan atas rutinitas yang dinilai monoton.

PAGE 23
Untuk sistem pengiriman produk, Kebun Roti dapat mulai memiliki kurir pengiriman roti

yang memadai, seperti halnya kurir kue ulang tahun yang sudah marak digunakan oleh

industri kue. Kemudian, Kebun Roti memberikan edukasi kepada kurir pengiriman sehingga

memiliki produk knowledge yang lebih menyeluruh, terutama dalam hal treatment pada

roti. Untuk channel penjualan, Kebun Roti dapat lebih mengaktifkan akun instagramnya

dan mengaktifkan kembali https://kebunrotisourdough.wordpress.com/, serta

mengubahnya menjadi sebuah channel penjualan. Selain itu, sebaiknya Kebun Roti

kembali aktif memasarkan produknya pada komunitas fitness.

5. Mempertimbangkan penggunaan modal eksternal. Dengan melihat jumlah

keuntungan bersih yang diperolah Kebun Roti sejumlah Rp 368.249.500 dalam satu tahun,

maka Kebun Roti dinilai sudah mampu untuk nantinya menyelesaikan kewajiban utangnya

tersebut.

PAGE 23
VIII. References

PAGE 24
IX. Attachment

Lampiran Financial Report

Laporan Neraca (Balance Sheet)

Persediaan, variabel perhitungan dalam laporan keuangan meliputi bahan bahan untuk

membuat roti seperti tepung, gandum, ragi, buah – buahan dan lain sebagainya.

Sewa dibayar di muka, variabel perhitungan dalam laporan keuangan ini adalah sewa

tanah dan bangunan.

Peralatan dan Mesin, variabel perhitungan dalam laporan keuangan pada peralatan

dan mesin meliputi kulkas, pendingin, kasir, mesin kopi, blender, oven, mixer, AC,

kompor, pisau, sendok, garpu, meja, kursi, wifi, dan lain sebagainya.

Akumulasi Penyusutan, variabel perhitungan dalam laporan keuangan pada asumsi

bahwa asset akan terjadi penyusutan selama 5 tahun.

Laporan laba rugi (Income Statement)

Penjualan 907.500.000
Penjualan Roti. dengan asumsi bahwa rata-rata harga per roti adalah Rp 15.000

dimana penjualan per harinya sebanyak 150 roti, kemudian dikalikan dengan 330 hari

yang dimana sudah dikurangi 26 hari adalah hari libur. Maka akan didapat hasil

sebanyak Rp 742.500.000. Penjualan Non-Roti. Dengan asumsi bahwa rata-rata harga

minuman adalah sebesar Rp 25.000 dan penjualan seharinya sebanyak 20 gelas,

kemudian dikalikan dengan 330 hari yang dimana sudah dikurangi 26 hari untuk hari

libur. Maka akan didapat hasil sebesar 165.000.000.

Beban ATK, pembelian alat tulis kantor seperti misalnya kertas untuk mencetak tagihan

konsumen, pulpen, pensil, kertas untuk mencatat menu, dan lain sebagainya.

Beban Pemasaran, kebun roti secara aktif membuat acara untuk mewadahi pelaku

usaha makanan sehat. Kebun roti mengadakan acara memakan biaya sebesar

12.000.000 untuk membiayai sewa tempat, tenda, tenants, dan lainnya. Acara tersebut

dimaksudkan agar menarik minat masyarakat terhadap produk panganan sehat.

Beban Gaji, kebun roti membayar karyawannya sebesar Rp 6.300.000 per bulan. Kebun

roti memiliki 3 karyawan yang dimana mereka digaji per orangnya sebesar 35.000/hari

dengan jam kerja selama 6 jam, maka didapat hasil 210.000/hari untuk ketiga

karyawannya. Jika dikalikan selama 330 hari (selama 1 tahun) maka didapat hasil beban

gaji per tahunnya sebesar Rp 69.300.000.

Pendapatan di luar operasional. Kebun roti juga mengadakan acara baking class, maka

dengan diselenggarakannya acara tersebut kebun roti mendapatkan keuntungan dari

acara sebesar Rp 3.500.000.

PAGE 25
Pajak penghasilan. DiIndonesia terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018

(selanjutnyadisebut PP 23/2018) mengatur tentang penurunan tarif Pajak

Penghasilan(PPh)Final bagi Wajib Pajak (WP) yang memiliki peredaran bruto sampai

dengan 4,8miliar rupiah dalam 1 (satu) tahun pajak. PP 23/2018 merupakan PP

pengganti PP46/2013 dimana tarif PPh Final yang semula sebesar dari 1% (satu persen)

dari penghasilan bruto (omzet) sebagaimana tertuang dalam PP 46/2013 kini

dipangkas menjadi 0,5%(setengah persen) dari omzet. Penurunan tarif ini mulai berlaku

pada 1 Juli 2018. Dengan adanya pernyataan ini berarti pajak penghasilan yang harus

dibayarkan kebun roti ke pemerintah adalah sebesar Rp 1.850.500 per tahun.

Lampiran Foto-Foto

Foto Produk Kebun Roti

Sumber: Instagram Kebun Roti: @Kebunroti

PAGE 26
Foto Produk Organik yang Dijual di Kebun Roti

Sumber: Dokumen Pribadi

Foto Suasana Toko Kebun Roti

Sumber: Dokumen Pribadi

PAGE 27

Anda mungkin juga menyukai