Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kelompok Pengantar Bisnis

“Persaingan Agraris Berbahan Buah Carica”

Dosen Pengampu : Andreas Yogi Prasetyo

Disusun Oleh Kelompok 5 :

Nada Fitri alilah (2310101028)

Hanung (2310101025)

Maulana malik ridho (2340101181)

Retno Wulandari (2320101090)

Hana Aulia (2320101110)

Maya Dinarratih Rahsti (2340101171)

Yusup Muhammad Putra Bugis (2320101105)

Program Studi Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi

Universitas Tidar

Tahun 2023/2024
Sebagai negara agraris, mayoritas masyarakat Indonesia berkecimpung di sektor
pertanian. Hal ini didukung oleh kondisi geografis Indonesia yang sangat pas melintasi garis
khatulistiwa, tak heran bila negara ini dijuluki sebagai Zamrud Khatulistiwa atau Emerald of
Equator. Banyak sekali wilayah subur yang ada di Indonesia, iklim yang juga mendukung
untuk kegiatan bercocok tanam, maka tidak heran jika sektor pertanian masih menjadi salah
satu penyumbang dan penentu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya untuk
kesejahteraan penduduk Indonesia. Sektor tanaman pangan sebagai bagian dari pertanian,
sangat penting untuk ketahanan pangan.

Dalam kajian ekonomi, usaha pertanian bisa dikatakan sebagai sebuah kegiatan bisnis
yang memiliki basis usaha di bidang pertanian yang mendukungnya atau usaha penyediaan
pangan ataupun usaha pertanian lainnya. Pada usaha pertanian kita dituntut untuk
mempelajari strategi dalam memperoleh keuntungan dengan pengelolaan berbagai aspek,
seperti budidaya penyediaan bahan baku pasca-panen, proses pengolahan limbah hingga ke
tahap pemasaran, secara konsepsional sistem usaha pertanian dapat diartikan sebagai semua
aktivitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai dengan pemasaran
produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani.

Sebagai negara tropis, Indonesia kaya akan tanaman buah eksotis. Salah satunya yaitu
buah carica, atau yang sering di sebut papaya dieng. Masyarakat setempat menganggap
pohon carica layaknya seperti hama karena mempengaruhi pertumbuhan tanaman kentang
yang menjadi primadona petani dieng kala itu dan buahnya yang mengandung racun.
Namun siapa sangka buah yang sekilas mirip papaya ini sekarang diproduksi menjadi
manisan dan menjadi komoditas produk makanan yang menjanjijkan. Keunggulan dari buah
carica dimanfaatkan oleh Trisila Juwantara, pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 1969.
Dengan bendera CV Yuasafood Berkah Makmur, dia merintis bisnis olahan buah carica, 16
tahun silam

.
Nama merek produknya, Buavica. Dia tergerak hatinya untuk memberikan nilai
tambah pada buah carica yang lebih enak dikonsumsi setelah diolah. Trisila sukses
melambungkan olahan carica dieng (buavica) melalui Jalur distribusinya, yakni
melalui supermarket, pusat oleh-oleh, restoran, pengusaha katering, dan hotel, dengan
produksi yang cukup fantastis yaitu mencapai puluhan ton perbulannya. Berbagai kegiatan
promosipun digelar, di dalam dan luar negeri.

Buavica menyasar segmen menengah-atas, dari anak-anak sampai dewasa. Demi


meraih segmen wisatawan, Yuasafood mendirikan pusat oleh-oleh di Dieng. Tak lupa, Trisila
mendaftarkan carica Dieng sebagai produk unggulan daerah, one village one
product (OVOP), yang diakui pemerintah tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat sebagai
produk yang bagus dan berkualitas. Ia mendaftarkan produk carica sebagai produk spesifik
(local wisdom) di Kementerian Hukum dan HAM RI bidang Indikasi Geografis sejak 2012.
Berkat kegigihannya, produksi Yuasafood kini mampu tumbuh dari hanya 100 kg menjadi 45
ton buah segar per bulan, yang lebih menggembirakan lagi yaiyu semangat kewirausahaan
dan pertanian masyarakat dalam pengembangan carica tumbuh pesat.
Banyaknya jumlah produsen manisan carica dapat menimbulkan adanya persaingan yang
ketat antar sesama produsen. Persaingan usaha adalah persaingan yang melibatkan pelaku
usaha atau penjual dimana kedua belah pihak memiliki tujuan yang sama untuk menghasilkan
keuntungan. Ketatnya persaingan antar sesama produsen tentu dapat menimbulkan dampak
atau pengaruh bagi bisnis manisan carica itu sendiri, baik itu dampak positif maupun dampak
negatif.
Dampak positif yang muncul akibat ketatnya persaingan bagi bisnis manisan Carica :
1. Meningkatkan kreativitas
Ketatnya persaingan, membuat para produsen harus berpikir lebih keras yang dapat
memunculkan kreativitas. Ketika kreativitas dimaksimalkan, bisnis dan produk yang
dihasilkan akan mampu bersaing dengan produk serupa di pasaran. Saat daya beli masyarakat
terhadap produk meningkat, bisnis pun secara otomatis akan turut berkembang.
2.Meningkatkan motivasi berbisnis
Ketika kinerja bisnis menurun, kesejahteraan pelaku bisnis akan terdampak secara langsung.
Oleh karena itu, pelaku usaha harus mau memberi kinerja lebih dan memaksimalkan kinerja
yang ada agar bisnis tetap bisa bertahan dan tidak kalah saing dengan produsen lain.
3.Perbaikan kualitas produk
Perbaikan kualitas perlu dilakukan agar produk yang dihasilkan tidak kalah saing dengan
produk serupa di pasaran. Jika suatu produk berkuslitas, maka nilai jualnya pun akan lebih
tinggi dan tentu akan menambah keuntungan bagi produsen.
4.Membantu pelaku bisnis keluar dari zona nyaman
Persaingan bisnis memiliki zona yang penuh tantangan, sehingga para pelaku bisnis harus
mau keluar dari zona nyaman dengan memutar kembali strategi yang sudah ada dan mencoba
hal baru agar produk yang dihasilkan tidak tertinggal di tengah persaingan yang ketat.
5.Mendapat konsumen yang loyal
Dengan adanya persaingan bisnis, para pelaku bisnis akan terdorong untuk meningkatkan
kualitas produknya dan belajar lebih tentang keinginan dan persyaratan konsumen melalui
riset bisnis. Pelanggan cenderung lebih bertahan pada produk yang menghatgai kesetiannya,
sehingga ia akan lebih loyal dan produk akan lebih sulit disaingi oleh produk serupa.
Sedangkan, dampak negatif dari adanya persaingan yang ketat bagi bisnis manisan carica
antara lain :
1. Produsen baru sulit menonjol
Adanya persaingan yang ketat membuat produsen baru sulit untuk menonjol, terutama jika
tidak memiliki reputasi yang sudah terbentuk dan penjualan yang besar. Selain itu, biaya
transaksi dan biaya pemasaran juga dapat menjadi beban yang berat bagi para produsen kecil.
2.Muncul oknum produsen curang
Ketatnya persaingan terkadang membuat produsen berniat untuk berbuat curang, seperti
menggunakan pengawet atau zat berbahaya lain untukmenekan biaya produksi, sehingga
harga jual bisa lebih murah dan produk lebih diminati masyarakat.
3. Pengusaha kecil sulit bertahan
Persaingan yang ketat menuntut pelaku usaha untuk terus berupaya agar bisnisnya dapat terus
bertahan dan mampu bersaing dengan yang lain. Namun, bagi pengusaha-pengusaha kecil hal
ini cukup sulit dilakukan karena mungkin terbatasnya biaya, tenaga kerja, ataupun faktor-
faktor lain yang dapat berpengaruh baik pada proses produksi maupun pemasaran.
Strategi merupakan salah satu alat untuk mencapau tujuan yang terus berkembang dan
menghasilkan dampak besar bagi seluruh penjualan manisan carica untuk mecapai tujuan
tertentu atau penjualan yang bernilai tinggi. Slah satu strategi yang dapat dilakukan unutk
meningkatkan penjualan manisan carica antara lain dengan mengadakan promosi, seperti
melalui media digital.

Anda mungkin juga menyukai