Hanung (2310101025)
Fakultas Ekonomi
Universitas Tidar
Tahun 2023/2024
Sebagai negara agraris, mayoritas masyarakat Indonesia berkecimpung di sektor
pertanian. Hal ini didukung oleh kondisi geografis Indonesia yang sangat pas melintasi garis
khatulistiwa, tak heran bila negara ini dijuluki sebagai Zamrud Khatulistiwa atau Emerald of
Equator. Banyak sekali wilayah subur yang ada di Indonesia, iklim yang juga mendukung
untuk kegiatan bercocok tanam, maka tidak heran jika sektor pertanian masih menjadi salah
satu penyumbang dan penentu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya untuk
kesejahteraan penduduk Indonesia. Sektor tanaman pangan sebagai bagian dari pertanian,
sangat penting untuk ketahanan pangan.
Dalam kajian ekonomi, usaha pertanian bisa dikatakan sebagai sebuah kegiatan bisnis
yang memiliki basis usaha di bidang pertanian yang mendukungnya atau usaha penyediaan
pangan ataupun usaha pertanian lainnya. Pada usaha pertanian kita dituntut untuk
mempelajari strategi dalam memperoleh keuntungan dengan pengelolaan berbagai aspek,
seperti budidaya penyediaan bahan baku pasca-panen, proses pengolahan limbah hingga ke
tahap pemasaran, secara konsepsional sistem usaha pertanian dapat diartikan sebagai semua
aktivitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai dengan pemasaran
produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani.
Sebagai negara tropis, Indonesia kaya akan tanaman buah eksotis. Salah satunya yaitu
buah carica, atau yang sering di sebut papaya dieng. Masyarakat setempat menganggap
pohon carica layaknya seperti hama karena mempengaruhi pertumbuhan tanaman kentang
yang menjadi primadona petani dieng kala itu dan buahnya yang mengandung racun.
Namun siapa sangka buah yang sekilas mirip papaya ini sekarang diproduksi menjadi
manisan dan menjadi komoditas produk makanan yang menjanjijkan. Keunggulan dari buah
carica dimanfaatkan oleh Trisila Juwantara, pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 1969.
Dengan bendera CV Yuasafood Berkah Makmur, dia merintis bisnis olahan buah carica, 16
tahun silam
.
Nama merek produknya, Buavica. Dia tergerak hatinya untuk memberikan nilai
tambah pada buah carica yang lebih enak dikonsumsi setelah diolah. Trisila sukses
melambungkan olahan carica dieng (buavica) melalui Jalur distribusinya, yakni
melalui supermarket, pusat oleh-oleh, restoran, pengusaha katering, dan hotel, dengan
produksi yang cukup fantastis yaitu mencapai puluhan ton perbulannya. Berbagai kegiatan
promosipun digelar, di dalam dan luar negeri.