SUPPLIERS
Dosen Pengampu:
Kelompok 11:
2023
Latar Belakang
Negotiating with many suppliers merupakan aspek penting dalam manajemen rantai
pasokan bagi perusahaan seperti Indofood. Indofood, sebagai perusahaan makanan dan
minuman terkemuka di Indonesia, mengandalkan beragam pemasok untuk mendapatkan
bahan mentah dan bahan-bahan untuk produknya. Kemampuan perusahaan untuk
bernegosiasi secara efektif dengan pemasok ini berdampak langsung pada struktur biaya,
kualitas produk, dan daya saing pasar secara keseluruhan.
Negotiating with many suppliers merupakan fungsi penting bagi Indofood, dan kemampuan
perusahaan untuk mengembangkan dan menerapkan strategi negosiasi yang efektif secara
langsung mempengaruhi efisiensi operasional dan posisi kompetitifnya di pasar. Tujuan
laporan ini adalah untuk menganalisis bagaimana strategi ini memengaruhi produk-produk
Indofood.
Pembahasan
1. Profil Perusahaan
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan salah satu perusahaan makanan
cepat saji yang ada di Indonesia. Perusahaan ini merupakan penggabungan dari beberapa
perusahaan Salim Group yang dikelola secara terpisah. Salim Group meluncurkan produk
instan pertamanya, Sarimi, pada tahun 1982. Salim Group selanjutnya meluncurkan makanan
lain pada tahun 1985, makanan ringan pada tahun 1990 dan produk penyedap pada tahun
1991 dan telah berkembang sebagai divisi grup produk konsumen bermerek. Oleh karena itu,
perusahaan tersebut bernama Indofood CBP dan produk komersialnya dijual ke konsumen
sebagai produk jadi pada tahun 1994. CBP Group telah mulai memproduksi berbagai produk
Drayton Pte.
Perusahaan ini resmi didirikan pada tanggal 2 September dengan memisahkan diri
dari industri makanan dan minuman. Menurut anggaran dasar perusahaan, ICBP mencakup
usaha perdagangan, pengangkutan dan pengelolaan makanan matang, biskuit, makanan
ringan, makanan khusus, makanan olahan dan minuman ringan. Produksi berbagai merk oleh
ICBP antara lain Tepung Biru, Cakra Kembar, Kunci Biru, Indomie, Sakura, Pop Mie.
Perusahaan juga memproduksi susu, penyedap makanan, dan makanan khas yang termasuk
makanan ibu mengandung, makanan bayi, serta ibu menyusui. ICBP juga beroperasi dalam
bisnis pengemasan sebagai layanan pendukung pengemasan fleksibel. Merek utama antara
lain Tepung Segitiga Biru, Indomie, Supermi, Sarimi, Indomilk, Cap dan Indofood.
Perusahaan Indofood harus mampu untuk beradaptasi dengan tuntutan dan keinginan
masyarakat saat ini akibat meningkatnya persaingan bisnis antar organisasi sejenis.
Kebutuhan masyarakat yang terus berubah akan mendorong terciptanya bisnis baru yang
dirancang untuk memenuhi keinginan dan keinginan tersebut, dimana setiap perusahaan
mendapatkan keuntungan dari barang yang diproduksinya. Keadaan ini merupakan salah satu
penyebab utama kegagalan semua kalangan, khususnya para pelaku usaha. Pertumbuhan
teknologi informasi dan telekomunikasi juga menjadikan kondisi pasar semakin dinamis,
sehingga inovasi dan improvisasi yang terus menerus dilakukan oleh para pelaku usaha untuk
mempertahankan.
Dengan banyaknya pesaing di dunia bisnis, para pelaku ekonomi harus memasuki
pasar internasional. Kondisi modern terkait perkembangan globalisasi teknologi
mengharuskan pelaku ekonomi melakukan penetrasi pasar internasional dengan menerapkan
strategi pemasaran global. Ini bisa menjadi peluang besar untuk menampilkan atau
memberikan layanan secara global. Perkembangan teknologi juga mempengaruhi kondisi
pasar karena kondisi tersebut memaksa pelaku ekonomi untuk melakukan inovasi terhadap
produk atau jasa yang ditawarkannya.
Selain itu, kesuksesan dan kemakmuran PT Indofood juga didukung oleh standar
kualitas proses produksi yang memungkinkan produk PT Indofood bersaing di pangsa pasar.
Dalam hal ini, citra produk yang dihasilkan dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat
brosur dan materi iklan lainnya, sehingga perusahaan PT Indofood dapat berjalan secara
efektif di pangsa pasar.
3. Rantai Pasok dan Strategi "Negotiating with Many Suppliers”
Dengan demikian, konsep "Negotiating with Many Suppliers" dalam konteks rantai
pasok PT Indofood Sukses Makmur Tbk menekankan pentingnya strategi bernegosiasi
dengan banyak pemasok untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang berkualitas, harga
yang kompetitif, serta kelancaran aliran material dalam proses produksi.
3.2 Relevansi Strategi
Strategi "Negotiating with Many Suppliers" mendukung efisiensi dan keberlanjutan
rantai pasok PT Indofood Sukses Makmur Tbk dengan menerapkan beberapa cara berikut :
1. Efisiensi Biaya: Dengan bernegosiasi dengan banyak pemasok, perusahaan dapat
memperoleh harga yang lebih kompetitif untuk bahan baku dan komponen, yang pada
gilirannya dapat meningkatkan efisiensi biaya dalam rantai pasokan
2. Peningkatan Kualitas Layanan: Dengan memiliki banyak pemasok yang bersaing,
perusahaan dapat memilih pemasok yang memberikan kualitas layanan terbaik,
sehingga mendukung peningkatan kualitas layanan kepada konsumen
3. Kelancaran Pasokan: Dengan memiliki banyak pemasok yang dapat saling
mendukung, perusahaan dapat meminimalkan risiko pasokan dan memastikan
kelancaran aliran material dalam rantai pasok
4. Peningkatan Kapasitas: Strategi ini juga mendukung peningkatan kapasitas produksi
melalui pengoptimalan rantai pasokan, sehingga mendukung pertumbuhan
berkelanjutan perusahaan.
5.2 Studi kasus tentang bagaimana negosiasi harga yang efektif mempengaruhi
profitabilitas produk.
● Studi kasus : Indofood Sukses Makmur Tbk, pemilik merek Indomie, ingin
meningkatkan profitabilitas produk Indomie di pasar domestik. Mereka memutuskan
untuk melakukan negosiasi harga dengan distributor besar yang mendistribusikan
produk mereka ke sejumlah besar toko dan supermarket di seluruh negeri.
● Langkah-langkah Negosiasi:
1. Analisis Pasar:
- PT Indofood Sukses Makmur Tbk melakukan analisis pasar untuk
memahami dinamika persaingan, permintaan konsumen, dan harga saingan di
pasar tepung.
- Mereka mengidentifikasi area di mana mereka bisa meningkatkan harga
tanpa mengurangi daya saing produk tepung mereka.
2. Penentuan Tujuan Negosiasi:
- Tujuan utama adalah meningkatkan profitabilitas produk tanpa merugikan
hubungan dengan distributor.
- Menentukan kisaran harga yang diinginkan dan batasan-batasan dalam
perundingan.
3. Persiapan Data:
- Mereka menyiapkan data yang mendukung argumen mereka, seperti tren
penjualan produk, biaya produksi, dan perbandingan harga dengan produk
sejenis.
4. Pembukaan Negosiasi:
- Pihak PT Indofood Sukses Makmur Tbk memulai negosiasi dengan
membuka percakapan secara positif, menyoroti keberhasilan masa lalu dan
rencana pertumbuhan di masa depan.
5. Argumentasi Strategis:
- Mereka menjelaskan peningkatan kualitas produk, investasi dalam
pemasaran, dan faktor-faktor lain yang membenarkan kenaikan harga.
- Mengeksplorasi opsi kolaboratif seperti program promosi bersama, perluasan
saluran distribusi, atau pemberian insentif bagi distributor yang mencapai
target penjualan tertentu.
6. Fleksibilitas dan Kompromi:
- Membuka ruang untuk negosiasi dengan menunjukkan fleksibilitas dalam
syarat-syarat tertentu atau memberikan imbalan tambahan kepada distributor.
7. Penutup dan Kesepakatan:
- Setelah diskusi intensif, kedua belah pihak mencapai kesepakatan yang
saling menguntungkan.
- PT Indofood Sukses Makmur Tbk mengkomunikasikan kenaikan harga
kepada konsumen dengan strategi pemasaran yang cerdas.
Tantangan lainnya terletak pada jadwal pengiriman pemasok tersebut. Jadwal yang
tidak selaras dapat menimbulkan kerumitan dalam perencanaan produksi dan distribusi,
sehingga memerlukan upaya koordinasi yang intensif. Untuk menghadapi tantangan ini,
Indofood telah mengambil langkah-langkah termasuk menerapkan standar kualitas yang
berlaku secara universal untuk semua pemasok. Langkah ini tidak hanya menjamin
konsistensi produk, namun juga berkontribusi untuk mengurangi risiko ketidakcocokan dalam
rantai pasokan.
Selain itu, untuk mengatasi hambatan koordinasi, digunakan sistem manajemen rantai
terintegrasi. Melalui platform ini, bisnis dapat melacak dan lebih efisien inventaris, pesanan,
dan pengiriman dari berbagai pemasok. Kontrak yang jelas dengan masing-masing pemasok,
yang mencakup pengiriman yang diharapkan dan standar kualitas juga memberikan dasar
untuk meminimalkan ambiguitas dan meningkatkan rantai pasokan secara keseluruhan.
Dengan pendekatan holistik ini, Indofood berkomitmen untuk melakukan optimalisasi dengan
banyak pemasok, menjamin kelangsungan operasional dan keunggulan produk.
Sebelum terjadinya pandemi Covid-19, masih terdapat kendala harga bahan baku
sehingga menyebabkan perusahaan terus menaikkan harga barang. Dan terdapat kendala
mengenai ketersediaan bahan baku atau raw material di gudang persediaan. Pada masa
pandemi Covid-19, terjadi lockdown yang mengakibatkan terbatasnya proses impor pasokan
bahan baku dari luar negeri. Pasca pandemi Covid-19, terdapat masa transisi normal dalam
kegiatan logistik, yang berpotensi menyebabkan perubahan anggaran biaya proses penerapan
manajemen rantai pasok.
Big data ini juga dapat digunakan secara terus menerus untuk proyeksi keberlanjutan
rantai pasok di masa depan. Karena peningkatan permintaan selama pandemi, mengalami
masalah produksi. Untuk aliran bahan baku dengan metode sering kali mengalami kendala
dalam pencatatan data barang masuk dan barang keluar, sehingga dapat mengakibatkan
kendala komunikasi akibat kesalahan data. Berdasarkan permasalahan tersebut, perusahaan
dapat merancang aplikasi manajemen rantai pasokan elektronik yang meningkatkan efisiensi
manajemen rantai di PT. Indofood CBP Sukses Makmur TBK.
Masalah dengan sistem MRP dan ERP sebelum Covid-19. Karena ERP digunakan di
semua tingkat divisi perusahaan dan di area kerja yang berbeda, terdapat risiko masalah
gangguan jaringan server di ERP yang digunakan. Hal itu dikarenakan kondisi kekuatan
jaringan di berbagai wilayah kualitasnya berbeda-beda. Selama pandemi Covid-19, pandemi
dan peraturan pembatasan sosial berpotensi mengakibatkan peningkatan jumlah staf untuk
tim TI di lokasi, misalnya karena WFH yang mendorong pembatasan aktivitas online resolusi
langsung. Pasca pandemi Covid-19, dengan tingkat operasional skala besar seperti ICBP,
kapasitas server data yang digunakan berpotensi kelebihan beban hingga berapapun yang
mengharuskan pelaku usaha meningkatkan biaya pemeliharaan dan penambahan kapasitas
biaya sehingga ERP dapat beroperasi secara efisien. dan efisien.
ICBP dikenal sebagai perusahaan yang paling defensif karena mampu bertahan dan
tidak terkena dampak negatif dari pandemi COVID-19. Operasional ICBP berjalan dengan
baik dengan didukung oleh pertumbuhan penjualan. Hal itu dikarenakan ICBP terus membuat
strategi pemasaran melalui iklan media digital dan meluncurkan beberapa merek tepung yang
baru. Dengan meluncurkan berbagai jenis tepung, ICBP terus memproduksi produknya
dengan cepat dan menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Mulai dari tahap produksi hingga
tahap distribusi , ICBP menjalankan aktivitasnya dengan baik, didukung oleh sistem ERP.
Dalam bidang distribusi ICBP sangat berperan karena ICBP mempunyai 1.100 stock point di
seluruh Indonesia yang menempati lokasi seperti retail modern maupun tradisional yang
mempunyai kepadatan. Oleh karena itu, grup distribusi ICBP menggunakan ERP untuk
memperoleh informasi pasar dengan cepat, mendistribusikan produk dan menginformasikan
perusahaan pusat tentang perkembangan pasar terkini. Selain itu, berkat jaringan distribusi
yang luas , dengan sistem ERP ICBP memungkinkan produknya didistribusikan dalam waktu
sesingkat mungkin ke konsumen di wilayah tersebut.
Kesimpulan
Strategi "Negotiating with Many Suppliers" memiliki implikasi yang signifikan pada
pertumbuhan dan ketahanan Indofood di pasar yang kompetitif. Bernegosiasi dengan banyak
pemasok memungkinkan Indofood mendapatkan sumber daya dan bahan mentah yang
diperlukan untuk makanan. Hal ini memberikan ketahanan terhadap fluktuasi harga dan
ketersediaan bahan baku , yang dapat mempengaruhi operasional suatu perusahaan. Memiliki
banyak pemasok memberikan Indofood sarana yang diperlukan untuk menyesuaikan
operasinya dengan perubahan kondisi pasar dan kebijakan pemasok. Hal ini meningkatkan
fleksibilitas perusahaan dalam menghadapi tantangan dan peluang yang mungkin timbul.
Nisa, FZ, Wati, SFA, Rahmadani, A, & ... (2023). STUDI LITERATUR: STRATEGI
DAN TANTANGAN DALAM PENERAPAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT. … dan Sistem Informasi, sitasi.upnjatim.ac.id,
https://www.researchgate.net/publication/371984461_MANAJEMEN_RANTAI_PAS
OK
Awaliya, E, Suhendri, N, Goharwin, TPS, & ... (2023). Analisis Risiko Bisnis Dari Pt.
Indofood Sukses Makmur Dalam Memasuki Pasar Internasional. Jurnal Mirai
…,journal.stieamkop.ac.id,