Anda di halaman 1dari 54

METODOLOGI PENELITIAN

UJIAN TENGAH SEMESTER ( UTS )

NAMA : PUTRI NOVIANTI


NIM : 2034021175
KELAS : MANAJEMEN SSK F – 1 R.104
WAKTU KULIAH : Kamis, 20:30 – 21:30 WIB

1. Latar Belakang Penelitian


a. Uraikan konten dari latar belakang penelitian
b. Buatlah latar belakang penelitian dari rencana proposal skripsi saudara

Jawab :

Masa era globalisasi yang terjadi pada saat ini dikatakan sudah termasuk
pada masa modern yang artinya yaitu suasana hidup yang bebas tanpa adanya
keterikatan dalam persaingan. Dengan adanya perkembangan yang terjadi, gaya
dan pola hidup manusia semakin berkembang dengan mengikuti adanya trend.
Gaya hidup yang cepat dan pola hidup yang simple menjadikan manusia memiliki
keakuratan dan kecepatan dalam semua hal. Salah satunya yaitu dengan
pengkonsumsian makanan dan minuman untuk kebutuhan sehari – hari. Di zaman
modern ini persaingan yang terjadi dalam dunia bisnis menjadi semakin ketat dan
persaingan yang ada membuat masing – masing dari perusahaan selalu ingin
mengikuti trend dan promosi sesuai dengan era globalisasi untuk meningkatkan
penjualannya. Para pengusaha juga menyadari bahwa suatu kebutuhan untuk
memaksimalkan kinerja melalui promosi dan trend yang ada akan membantu
menjaga asset – asset dan meningkatkan keuntungan.

Dilihat dari pangsa pasar saat ini mendorong para pemasar dibidang siap
saji untuk lebih focus terhadap strateginya pada usaha – usaha untuk
mempertahankan konsumen jika ingin loyal dan setia pada perubahan zaman
yang terjadi. Konsumen yang akan menjadi target terhadap harga dan promosi
juga memiliki beberapa harapan yang tidak terbatas dimana ketika terdapat
ketidaksamaan antara keinginan dan kenyataan yang terjadi konsumen akan
berupaya untuk memperkecil ketidaksamaan yang terjadi dengan proses
keputusan. Dilihat dari tingkat konsumsi makanan yang selalu meningkat, sector
industri yang berkembang dengan pesat yaitu merupakan industry bagian
makanan. Perkembangan yang terjadi memiliki bukti dengan banyaknya investor
yang memberi modal kepada perusahaan industri makanan. Kekuatan usaha pada
produk makanan ini yaitu dilihari dari bagaimana setiap perusahaan berusaha
selalu memberikan nilai tambahan yang berbeda terhadap produk dan jasa yang
diberikan kepada konsumennya. Dapat disimpulkan bahwa nilai tambah akan
membuat suatu produknya berbeda dengan yang lainnya, yang dimana akan
menyebabkan konsumen memiliki alasan tersendiri mengapa harus memiliki
produk tersebut yang nantinya akan menjadi perbandingan dengan perusahaan
lainnya.

Jakarta yang dijuluki sebagai ibukota di Indonesia yang dikelilingi banyak


daerah dengan jumlah penduduk berada di posisi 28 dari total 781 kota, yang
didata oleh World Population Review yaitu sebanyak 11,24 juta jiwa, yaitu
merupakan calon konsumen yang berpotensial untuk menjadi target pada harga
dan promosi yang simple pada restoran siap saji ( Fast Food ). Pada saat ini
kuliner di Indonesia sudah tidak asing lagi didengar oleh para msnusia, selain itu
makanan yang memiliki cita rasa Indonesia juga terdapat di dalam bisnis kuliner
asing yang memasuki Indonesia yaitu makanan cepat saji ( Fast Food ). Dilihat
dari peringkat Top Brand McDonald’s menempati posisi kedua dengan skor TBI (
Top Brand Index ) sebesar 26,2% ( Topbrand, 2022 ). Produk yang dikeluarkan
oleh McDonald’s yaitu French Fries, Pie, Burger, Soda Drink, dan lain
sebagainya. McDonald’s juga memiliki beberapa menu andalannya yaitu Bigmac,
Spicy Chicken, Mcnugget, Mcflurry Feat Oreo. Makanan ni merupakan
pengembangan olahan dari bahan – bahan yang berkualitas dan sudah memiliki
sertifikasi jaminan. Banyak jenis makanan yang dibuat tetapi untuk makanan
utama McDonald’s yaitu Burger. Dimana Burger merupakan olahan roti dengan
daging sapi atau ayam ditambah dengan keju dan sayuran yang segar. Dengan
adanya perkembangan teknologi untuk memenuhi asupan dan gizi, semakin
berkembang juga kreasi olahan makanan unik yang dikeluarkan oleh McDonald’s
untuk menarik para konsumennya.

McDonald’s pertama kali didirikan di dunia yaitu oleh Ray Kroc. Pada
umur 15 tahun profesi awal yang Ray Kroc jalankan yaitu pengemudi ambulans
Palang Mera pada tahun 1917. Pada tahun 1954 Ray memiliki banyak pesanan
yang membuatnya terkejut yaitu berupa 8 Multi – Mixer dari sebuah restoran di
San Bernardino, California. Di California Ray menemukan restoran yang tidak
terlalu besar tetapi bisa dikatakan sudah sukses yang dikelola oleh Dick dan Mac
McDonald’s. Pada tahun 1960 Ray memiliki hak yang eksklusif atas merek
McDonald’s ( mcdonalds.co.id ). McDonald’s hingga saat ini memiliki ribuan
restoran yang tersebar di lebih dari 100 negara salah satunya Indonesia.
McDonald’s di Indonesia pertama kali didirikan pada 23 Februari 1991 dengan
pendiri Bambang Racmadi di Sarinah, Thamrin. Pada tahun 2009 PT. Rekso
Nasional Food ( RNF ) yang merupakan salah satu anak perusahaan dari Rekso
Group menandatangani Master Franchise Agreement dengan McDonald’s
International Property Company ( MIPCO ) yang sudah memberikan izin untuk
mengoperasikan semua restoran dengan brand McDonald’s dan akan membuka
restoran baru di seluruh Indonesia. Hingga pada saat ini PT. Rekso Nasional Food
telah membuka sebanyak 268 gerai yang tersebar di berbagai kota di Indonesia
yang didukung dengan lebih dari 14.000 karyawan diseluruh dunia. PT. Rekso
Nasional Food melalui McDonlad’s Indonesia berkomitmen penuh dalam
menyuguhkan pelayanan yang terbaik untuk konsumen, menghadirkan kualitas
makanan yang terdepan, serta memberikan manfaat yang besar bagi para
konsumennya.

Menurut Kotler (2010) promosi adalah media untuk memperkenalkan


atau mempertahankan brand image suatu produk atau jasa yang di produksi oleh
suatu perusahaan. McDonald’s dalam merayakan 25 tahun berdirinya di
Indonesia, McDonald’s memberikan banyak promosi untuk konsumennya. Salah
satunya adalah cukup bertransaksi senilai Rp 25.000 dapat memenangkan grand
prize mobil Honda HR-V (mcdonalds.co.id). Untuk memuaskan para
konsumennya, McDonald’s memberikan pelayanannya secara 24 jam. Selain
promosi in store (banner, sticker tembok, bounce back), McDonald’s juga
melakukan promosi market (giant banner, pamphlet, tv, delivery service, t-cash).
Promosi bounce back yang dilakukan oleh McDonald’s adalah memberikan item
gratis setiap melakukan transaksi pembelian, contohnya dengan membeli paket
panas 1, gratis 1 es krim Sunday. Terdapat beberapa penelitian mengenai
pengaruh kualitas produk, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian.
Beberapa penelitian terdahulu dalam penelitian ini akan dijadikan sebagai acuan
agar peneliti dapat memperoleh informasi mengenai topik pembahasan penelitian
yang akan dilakukan.

Menurut Artanto (2016) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pertama


hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel kualitas produk memiliki pengaruh
signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian pada A&W Restaurant
Cabang Surabaya Town Square. Hasil ini menunjukkan semakin baik kualitas
produk dari A&W, maka akan semakin meningkatkan keputusan pembelian
konsumen, kedua hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel harga memiliki
pengaruh signifikan dan negatif terhadap keputusan pembelian pada A&W
Restaurant Cabang Surabaya Town Square. Hasil ini menunjukkan semakin
tinggi harga dari A&W, maka akan semakin menurunkan keputusan pembelian
konsumen, ketiga hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel citra merek
memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian pada
A&W Restaurant Cabang Surabaya Town Square. Hasil ini menunjukkan
semakin baik citra merek dari A&W, maka akan semakin meningkatkan
keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan nilai koefisien determinasi parsial
variabel citra merek menjadi variabel yang berpengaruh dominan terhadap
keputusan pembelian.

Menurut Rawung, et al (2015) dalam penelitiannya mengatakan, pertama


Kualitas Produk, Merek, dan Harga Berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.
Kedua, Kualitas Produk tidak berpengaruh terhadap variabel Keputusan
Pembelian. Ketiga, Merek mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
variable. Keputusan Pembelian. Dan yang terakhir, harga mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian.

Menurut Muanas (2014) dalam penelitiannya mengatakan, hasil pengujian


menunjukkan bahwa variabel produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian mobil Suzuki pada PT. Buana Indomobil Trada Surabaya. Kondisi ini
menunjukkan semakin baik kualitas produk mobil Suzuki yang ditawarkan baik
dari ciri-ciri, kinerja, mutu kesesuaian, ketahanan mesin, tahan uji, kemudahan
dalam perbaikan serta banyaknya variasi modelakan disukai oleh konsumen
karena dirasa akan memberikan manfaat-manfaat bagi pemakainya sehingga akan
menarik minat mereka untuk membeli produk tersebut. Hasil pengujian kedua
menunjukkan variabel harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian mobil Suzuki pada PT. Buana Indomobil Trada Surabaya. Hasil ini
mengindikasikan bahwa semakin baik strategi harga yang ditawarkan oleh
perusahaan akan membuat konsumen semakin senang, sehingga mereka akan
mau membeli produk tersebut. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk
menganalisis bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian terhadap
McDonald’s sebagai restoran cepat saji dilihat dari kualitas produk, harga, dan
promosi. Oleh karena itu penulis memberi judul “ Pengaruh Kualitas Produk,
Harga, dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian McDonald’s “ (Studi
Kasus McDonald’s cabang Jatiwaringin )

2. Landasan teori dan penelitian yg relevan


a. Uraikan pentingnya mempelajari hal tersebut.
b. Buatlah landasan teori dan penelitian yg relevan dari rencana skrlpsi saudara
Jawab :
1. Secara Teoritis
Secara Teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan untuk
memperluas perkembangan ilmu ekonomi untuk menambah kajian ilmu ekonomi
khususnya di dalam bidang pemasaran, untuk mengetahui bagaimana strategi yang
tepat untuk dijalankan dalam pemasaran di McDonald’s. Sehingga hasil dari penelitian
ini dapat memberikan wawan dan pengetahuan tentang harga dan promosi terhadap
pembelian di McDonald’s
2. Secara Praktis
a. Bagi Pihak Perusahan
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
berarti bagi perusahaan tentang pengaruh harga dan promosi terhadap pembelian di
McDonald’s. Selain itu juga diharapkan untuk hasil penelitian ini dapat
memberikan kontribusi untuk pengaruh harga dan promosi terhadap pembelian di
McDonald’s.
b. Bagi Pembaca
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk
melakukan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya yang lebih mendalami.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengembangan
pola piker dari peneliti, yang khususnya dalam upaya memahami pengaruh harga
dan promosi terhadap pembelian di McDonald’s.
3.
a. Jelaskan apa tentang hipotesis
b. Buatlah hipotesis dari rencana skripsi sdara
Jawab :

KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN


HIPOTESIS

2.1 Kajian Teori


Dalam subbab ini peneliti akan menjelaskan tentan teori yang berkaitan dan yang
akan digunakan dalam penelitian.

2.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian


Proses keputusan pembelian konsumen merupakan salah satu dari bagian
perilaku konsumen (consumen behavior) yang tercipta. Keputusan pembelian
adalah sikap dari hasil pemutusan yang diambil oleh konsumen setelah
memperhatikan aspek-aspek seperti, jenis produk, merek, kuantitas, waktu, dan lain
sebagainya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Menurut Kotler dan Keller
(2007) keputusan pembelian adalah beberapa tahapan yang dilakukan konsumen
sebelum memutuskan membeli suatu produk atau jasa.
Kotler dan Keller (2007) mengemukakan bahwa proses keputusan pembelian
konsumen terdiri dari lima tahap yang dilakukan oleh konsumen sebelum sampai
pada keputusan pembelian dan selanjutnya pasca pembelian. Hal ini menunjukkan
bahwa proses membeli yang dilakukan oleh konsumen dimulai jauh sebelum
tindakan membeli dilakukan serta mempunyai konsekuensi setelah pembelian
tersebut dilakukan.

Gambar 2.1
Tahap Pengambilan Keputusan Kotler

Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan


Masalah Informasi alternatif Pembelian

Perilaku Pasca Pembelian

Sumber: Philip Kotler dan Keller (2007)


Model lima tahap proses pembelian (Gambar 2.1) tersebut menjelaskan bahwa
konsumen harus melalui lima tahap dalam proses pembelian sebuah produk. Namun hal
ini tidak berlaku, terutama atas pembelian dengan keterlibatan yang rendah. Konsumen
dapat melewatkan atau membalik beberapa tahap. Misalkan, seorang ibu rumah tangga
yang membeli merek terigu yang bisa digunakan langsung mulai dari kebutuhan akan
terigu menuju keputusan pembelian, dan melewatkan pencarian dan evaluasi informasi.
Tahapan pertama dalam proses pengambilan keputusan adalah pengenalan
masalah. Proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan.
Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam atau dari luar pembeli.
Tahapan kedua yaitu pencarian informasi. Konsumen dapat memperoleh
informasi dari berbagai sumber meliputi pertama sumber pribadi, yaitu keluarga,
teman, tetangga, kenalan. Kedua adalah sumber komersil, yaitu iklan, tenaga penjual,
penyalur kemasan, pameran. Ketiga adalah sumber publik, yaitu media massa,
organisasi konsumen. Dan yang terakhir sumber eksperimental, yaitu pernah menagani,
menguji dan menggunakan produk tersebut.
Tahapan ketiga adalah evaluasi alternatif. Dalam tahap ini tidak ada suatu
proses evaluasi yang mudah dan tunggal yang dapat dipergunakan untuk semua
konsumen atau bahkan oleh seorang konsumen dalam semua situasi pembeliannya.
Tahapan keempat adalah keputusan pembelian. Tahap ini diawali dengan tahap
penilaian berbagai alternative yang dapat dilihat dari atribut-atribut yang melekat pada
produk itu. Dengan indikasi itu konsumen membentuk pilihan. Namun, ada dua faktor
yang mempengaruhi pada saat memilih, yaitu sikap pada orang lain dan kejelekan suatu
produk.
Tahapan terakhir yang mempengaruhi keputusan adalah perilaku setelah
pembelian. Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat
kepuasan atau ketidakpuasan tertentu.

2.1.2 Pengertian Kualitas Produk


Menurut Kotler (2008), kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk
melakukan fungsi-fungsinya. Kemampuan tersebut meliputi, daya tahan,
kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan pengoperasionalan, kemudahan
dalam perbaikan, dan atribut yang berharga pada produk secara keseluruhan.
Menurut Ahyari (2010) menjelaskan kualitas adalah secara umum mutu atau
kualitas adalah sebagai jumlah dari atribut atau sifat-sifat sebagaimana di
deskripsikan dalam produk yang bersangkutan sehingga dengan demikian termasuk
didalam kualitas ini adalah daya tahan dari produk, kenyamanan pemakai, daya
guna dan lain sebagainya.
Untuk menentukan kualitas produk, menurut Kotler (2010) kualitas produk
dapat dimasukkan ke dalam 9 dimensi, yaitu pertama bentuk (form) produk dapat
dibedakan secara jelas dengan yang lainnya berdasarkan bentuk, ukuran, atau
struktur fisik produk. Kedua adalah ciri-ciri produk (features), yaitu karakteristik
sekunder atau pelengkap yang berguna untuk menambah fungsi dasar yang
berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya. Ketiga kinerja
(performance), berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan
karakterisitik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang
tersebut. Yang keempat adalah ketepatan/kesesuaian (conformance), yaitu berkaitan
dengan tingkat kesesuaian dengan spesifikasi yang ditetapkan sebelumnya
berdasarkan keinginan pelanggan. Kesesuaian merefleksikan derajat ketepatan
antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah
ditetapkan. Faktor kelima adalah ketahanan (durabillity), berkaitan dengan berapa
lama suatu produk dapat digunakan.
Keenam adalah kehandalan (reliabillity), berkaitan dengan probabilitas atau
kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan
dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. Ketujuh, kemudahan
dalam perbaikan (repairability), berkaitan dengan kemudahan perbaikan atas
produk jika rusak. Idealnya produk akan mudah diperbaiki sendiri oleh pengguna
jika rusak. Kedelapan adalah gaya (style). Penampilan produk dan kesan konsumen
terhadap produk. Dan faktor yang terakhir adalah desain (design) keseluruhan
keistimewaan produk yang akan mempengaruhi penampilan dan fungsi produk
terhadap keinginan konsumen.

2.1.2.1 Dimensi Kualitas Produk


Menurut Sviokla dalam Lupiyoadi (2009) kualitas memiliki empat dimensi
pengukuran, yaitu kinerja (performance), keragaman produk (features), keandalan
(reliability), kesesuaian (conformance). Kinerja (Performance), merupakan
karakteristik dari suatu produk yang meliputi, merek, atribut-atribut yang dapat
diukur dan aspek- aspek kinerja individu. Kinerja beberapa produk biasanya
didasari oleh preferensi subjektif pelanggan bisnis yang pada dasarnya bersifat
umum. Hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang, dan juga
merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli
barang tersebut.
Keragaman Produk (Features) fitur atau keistimewaan tambahan, dapat
berbentuk tambahan dari produk inti, yang dapat menambah nilai dari suatu produk.
Biasanya diukur secara subjektif oleh masing-masing individu yang menunjukkan
adanya perbedaan kualitas suatu produk atau jasa. Hal ini menuntut karakter yang
fleksibel, disesuaikan dengan perkembangan pasar. Fitur sangat berguna untuk
menambah funsgi pasar, berkaitan dengan pilihan- pilihan produk dan
pengembangannya. Kehandalan (Reliability), kehandalan berkaitan dengan
timbulmya kemungkinan suatu produk mengalami suatu keadaan tidak berfungsi
pada suatu periode. Keadaan suatu produk menandakan tingkat kualitas sangat
berarti bagi konsumen dalam memilih produk. Hal ini menjadi sangat penting
karena besarnya biaya penggantian dan pemeliharaan yang harus dikeluarkan oleh
konsumen apabila terjadi kerusakan atau apapun pada produk tersebut.
Kesesuaian (Conformance) pengukur sejauh mana karakteristik desain dan
operasi memenuhi standar- standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesesuaian
suatu produk dalam industri jasa diukur dari tingkat akurasi, waktu penyelesaian,
perhitungan kesalahan yang terjadi, keterlambatan yang tidak dapat diantisipasi, dan
beberapa kesalahan lain. Hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.
2.1.3 Konsep Harga
Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang sifatnya fleksibel dimana setiap
saat dapat berubah menurut waktu dan tempatnya. Harga bukan hanya angka- angka
yang tertera dilabel suatu kemasan atau rak toko, tapi harga mempunyai banyak
bentuk dan melaksanakan banyak fungsi. Sewa rumah, uang sekolah, ongkos, upah,
bunga, tarif, biaya penyimpanan, dan gaji semuanya merupakan harga yang harus
anda bayar untuk mendapatkan barang atau jasa.
Umar (2003) mengatakan bahwa harga merupakan sejumlah nilai yang
ditukarkan konsumen dengan manfaat dari mengkonsumsi atau menggunakan suatu
barang atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual, melalui tawar-
menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap
pembeli.
Harga memiliki perananan utama dalam proses pengambilan keputusan
konsumen. Menurut Tjiptono (2010) yaitu yamg pertama adalah peranan
alokasi harga. Fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan
cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya
belinya. Yang kedua adalah peranan informasi harga. Fungsi harga dalam
membidik kosnumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini
terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli memngalami kesulitan untuk
menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif.
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa harga adalah salah satu unsur
penting dalam suatu perusahaan dimana dengan adanya harga maka perusahaan
akan mendapatkan sebuah pendapatan untuk keberlangsungan perusahaan tersebut
dan juga harga merupakan salah satu alat ukur kualitas sebuah produk yang akan
menentukan keputusan pembelian konsumen. Selain itu, harga juga merupakan alat
yang nantinya dijadikan proses pertukaran terhadap suatu barang atau jasa oleh
konsumen.
2.1.3.1 Dimensi Harga
Menurut Kotler (2010) terdapat empat komponen atau dimensi harga, yaitu
yang pertama adalah Objective Monetary Price. Harga sesungguhnya (actual price)
dari suatu produk yang tertulis di suatu produk, yang harus dibayar oleh pelnggan.
Actual price inilah yang dilihat oleh pelanggan dan dianalisis didalam pikirannya,
untuk menentukan sikap pembeliannya. Yang kedua adalah Perceived Price. Harga
yang dipersepsikan oleh pelanggan. Harga suatu produk dapat dipersepsikan murah
atau mahal berdasarkan kualitas barang tersebut sesuai dengan standar atau tidak.
Perceived price biasanya dikomunikasikan pelanggan kepada teman- teman atau
keluarga, untuk memberiikan kesan terhadap produk tersebut. Komponen ketiga
adalah Sacrifice Price. Harga yang harus dibayar oleh pelanggan berikut
pengorbanan, baik berupa transportasi, telepon, ataupun komisi yang harus
dikeluarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan suatu barang atau jasa yang hendak
digunakan atau dibeli. Dan yang terakhir adalah Price Discount. Pengurangan
sejumlah nilai harga atas nilai harga yang ditawarkan, dikarenakan pelanggan
memenuhi persyaratan tertentu guna memotivasi tingkat pembelian pelanggan.
2.1.3.2 Faktor Penetapan Harga
Menurut Kotler dan Amstrong (2001) terdapat beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan ketika menentukan penetapan harga yaitu pertama faktor intern
yaitu pertimbangan organisasi, sasaran pemasaran, biaya dan strategi pemasaran.
Kedua adalah faktor ekstern. Situasi pasar dan permintaan, persaingan, harapan,
perantara dan faktor-faktor lingkungan seperti kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan
politik.
2.1.3.3 Indikator Harga
Menurut Stanton (2009), terdapat empat indikator yang mencirikan harga, yaitu
yang pertama keterjangkauan harga, kedua kesesuaian harga dengan kualitas
produk, ketiga adalah daya saing harga, faktor keempat adalah kesesuaian harga
dengan manfaat. Harga akan menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi
konsumen dalam memutuskan pembeliannya. Konsumen akan membandingkan
harga dari produk pilihan mereka dan kemudian akan mengevaluasi apakah harga
tersebut sesuai atau tidak dengan nilai produk serta jumlah uang yang harus
dikeluarkan.
2.1.4 Konsep Promosi
Dalam mengelola suatu sistem komunikasi pemasaran memerlukan suatu
rancangan strategi dan program-program penjualan yang efektif dan efisien.
Promosi merupakan salah satu variabel pemasaran yang dapat digunakan oleh
kosnumen sebagai acuan dalam memilih atau menggunakan suatu produk atau jasa
yang diinginkan. Keterkaitan antara promosi dengan keputusan pembelian
konsumen adalah suatu cara memperkenalkan, mengkomunikasikan manfaat dari
sebuah produk atau jasa dan mengajak kosnumen untuk menggunakan produk atau
jasa yang ditawarkan. Apabila kosnumen tertarik untuk menggunakan produk atau
jasa yang dipromosikan, maka akan menimbukkan permintaan pasar. Sebaliknya,
jika konsumen belum mengetahui akan suatu produk atau jasa, maka tidak akan
meniptakan permintaan di pasar.
2.1.4.1 Pengertian Promosi
Menurut Kotler (2010), promosi adalah media untuk mengenalkan suatu produk
barang dan jasa yang baru atau memperkuat brand image suatu produk yang telah
ada sebelumnya. Menurut Tjiptono (2001), promosi juga menjadi penentu
keberhasilan perusahaan dalam program pemasaran yang baik. Konsep pemasaran
yang baik diperlukan suatu kerangka pengembangan strategi guna merumuskan
strategi pemasaran yang efektif agar perusahaan dapat menembus pasar yang dituju
sehingga dapat mencapai target penjualan yang telah ditetapkan. Dari beberapa
pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa promosi adalah suatu cara dari sebuah
perusahaan yang berperan untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan
calon konsumen akan sebuah produk atau jasa yang diproduksi untuk menciptakan
suatu permintaan pasar.
2.1.4.2 Jenis Promosi
Menurut Kotler (2010), terdapat lima jenis promosi, yaitu yang pertama adalah
periklanan. Periklanan adalah semua bentuk penyajian non personal, promosi ide-
ide, promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor yang dibayar. Menurut
Kotler (2002), periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang
atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran.
Jenis promosi yang kedua adalah promosi penjualan. Promosi penjualan adalah
variasi insentif jangka pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan suatu
produk atau jasa. Teknik promosi dalam penjualan adalah yang pertama adalah
kupon (coupon). Yaitu sertifikat yang memberi hak pada pemegangnya untuk
mendapat pengurangan harga seperti yang tercetak untuk pembelian produk
tertentu. Kupon agar efektif sebaiknya memberika penghematan 15% sampai 20%.
Kedua adalah price-off deals. Adalah Memberikan potongan harga langsung di
tempat pembelian, biasanya potongan harga berkisar dari 10% -25%. Yang ketiga
adalah premium and advertising specialties. Barang yang ditawarkan dengan biaya
yang relative rendah atau gratis sebagai insentif untuk membeli produk tertentu.
Premi dengan paket menyertai produk di dalam atau pada kemasan. Kemasan itu
sendiri, jika berupa wadah yang dapat digunakan kembali dapat berfungsi sebagai
premi. Yang keempat adalah kontes dan undian. Hadiah adalah tawaran kesempatan
untuk memenangkan uang tunai, perjalanan atau barang-brang karena membeli
sesuatu. Yang kelima, yaitu pemberian contoh produk. Penawaran gratis untuk
sejumlah produk atau jasa. Pemberian sample adalah cara yang paling efektif dan
paling mahal untuk memperkenalkan suatu produk baru. Teknik yang keenam
adalah brand placement. Yaitu memasukkan sebuah produk ke acara televisi atau
film. Teknik ketujuh adalah tawaran pengembalian tunai, yaitu pemberian potongan
harga setelah adanya pembelian di toko pengecer. konsumen mengirimkan bukti
pembelian kepada produsen. Teknik yang kedelapan adalah frequency (continuity)
programs, yaitu penawaran diskon kepada konsumen ketika telah melakukan
pembelian berkelanjutan atau pembelian kembali atas produk yang dikeluarkan oleh
produsen tersebut. Dan teknik yang terakhir adalah event sponsorship. Yaitu ketika
perusahaan mensponsori suatu acara dengan menonjolkan merek mereka di acara
tersebut.
Ketiga adalah hubungan masyarakat dan publisitas. Hubungan masyarakat
adalah suatu usaha (variasi) dari rancangan program guna memperbaiki,
mempertahankan, atau melindungi perusahaan atau citra produk.
Jenis promosi yang keempat adalah penjualan personal. Penjualan pribadi atau
tatap muka adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau
beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan.
Jenis promosi yang terakhir adalah pemasaran langsung. Komunikasi secara
langsung yang biasanya digunakan dari e-mail, telepon, fax atau internet untuk
mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen seca
2.2 Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya dapat diringkas dalam tabel 2.1 dibawah ini:
Tabel 2.1
Beberapa Penelitian Sebelumnya Megenai Kualitas Produk, Harga, dan Promosi terhadap
Keputusan Pembelian

No Penulis Variabel Konteks Hasil Penelitian

1. Evalina et al Citra Merek, Kartu Hasil penelitian


(2012) Kualitas Perdana menunjukkan: Citra
Produk, Harga, Telkom Merek, Kualitas
dan Promosi Flexi Produk, Harga, dan
Promosi
berpengaruh positif
terhadap Keputusan
Pembelian Kartu
Perdana Telkom
Flexi dan variabel
dominan yang
mempengaruhi
Keputusan
Pembelian Kartu
Perdana Telkom
Flexi adalah
Promosi.
2. Liwe, F Kesadaran Kentucky Hasil penelitian
(2013) Merek, Fried menunjukkan:
Keragaman Chicken Kesadaran merek,
Produk, dan (KFC) Keragaman Produk,
Kualitas Produk dan Kualitas Produk
terhadap berpengaruh
Pengambilan signifikan terhadap
Keputusan Pengambilan
Keputusan
Pembelian Kentucky
Fried Chicken
(KFC)
3. Muanas, A Produk, Harga, Mobil Hasil penelitian
(2014) dan Promosi Suzuki menunjukkan:
Produk, Harga, dan
Promosi
berpengaruh
signifikan terhadap
Keputusan
Pembelian mobil
Suzuki dan variabel
dominan yang
mempengaruhi
Keputusan
Pembelian mobil
Suzuki adalah
Produk.
4. Mariana Kualitas Produk Amplang Hasil penelitian
(2015) dan Harga Belida menunjukkan:
Kualitas Produk dan
Harga berpengaruh
signifikan terhadap
Keputusan
Pembelian Amplang
Belida dan variabel
dominan yang
mempengaruhi
Keputusan
Pembelian Amplang
Belida adalah
Harga.

5. Rawung, D.R., et al Kualitas Sepeda Hasil penelitian


(2015) Produk, Merek, Motor menunjukkan:
Harga Suzuki Variabel merek dan
harga berpengaruh
signifikan terhadap
Keputusan
Pembelian Sepda
Motor Suzuki. Dan
Kualitas Produk
tidak berpengaruh
terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda
Motor Suzuki.
6. Artanto, P Kualitas A&W Hasil penelitian
(2016) Produk, Citra Menunjukkan:
Merek, dan Kualitas Produk,
Harga dan Citra Merek
berpengaruh
signifikan positif
terhadap Keputusan
Pembelian A&W.
Variabel Harga
berpengaruh
signifikan negatif.
Variabel dominan
yang mempengaruhi
Keputusan
Pembelian A&W
adalah Citra Merek.
7. Wibawa, Komang Kualitas Sepeda Hasil Penelitian
Agus A.A., et al Produk, Harga, Motor Menunjukkan:
(2016) Iklan dan Citra Yamaha Kualitas Produk,
Merek Xeon Harga, Iklan dan
Citra Merek
berpengaruh positif
terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda
Motor Yamaha
Xeon. Variabel
dominan yang
mempengaruhi
Keputusan

Pembelian Sepeda
Motor Yahama
Xeon adalah
Kualitas Produk.

2.3 Kerangka Pemikiran

Persaingan dalam dunia bisnis saat ini semakin ketat. Fenomena persaingan
yang ada telah membuat para pengusaha menyadari suatu kebutuhan untuk
memaksimalkan semua aset-aset mereka demi meningkatkan kemampuan mereka
untuk memaksimalkan kinerja perusahaan dan meningkatkan keuntungan kompetitif.
Pemaksimalan atas produk atau jasa yang di produksi tersebut sangat berdampak
terhadap pembelian konsumen. Hal itu dikarenakan karena lingkungan yang selalu
berubah dengan cepat. Suatu barang atau jasa yang di produksi oleh perusahaan untuk
konsumen dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain ketika perusahaan
tersebut dapat terus memasarkan barang atau jasa tersebut.
Menurut Kotler dan Keller (2007) proses pengambilan keputusan oleh
konsumen terdiri dari lima tahap, yaitu pengenalan masalah atau kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pemasaran sebagai pola pikir yang menyadari
bahwa suatu perusahaan tidak dapat bertahan tanpa adanya transaksi pembelian dan
inovasi yang terus menerus.
Kondisi pemasaran produk yang sangat dinamis, membuat para pelaku pasar
dan produsen berlomba untuk menonjolkan keunggulan masing-masing. Hal ini
membuat konsumen menjadi memiliki banyak referensi dalam menentukan produk
yang akan mereka gunakan. Sementara bagi produsen, hal tersebut merupakan
tantangan bagi mereka untuk selalu melakukan inovasi untuk mempertahankan
loyalitas konsumen serta memenuhi kebutuhan konsumen. Membuat produk yang
bermutu dan digemari konsumen merupakan tantangan bagi perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah Kualitas
Produk, Harga, dan Promosi. Harga suatu barang atau jasa merupakan penentu bagi
permintaan pasar dan merupakan salah satu elemen penting bagi usaha dalam
melakukan strategi pemasaran. Harga harus sesuai dengan persepsi konsumen tentang
produk yang akan di tawarkan. Penetapan harga yang berorientasi efektif mencakup
memahami berapa besar nilai yang ditempatkan konsumen atas manfaat yang mereka
terima dari produk tersebut dan penetapan harga yang sesuai dengan nilai.
Selain kualitas produk dan harga, faktor lain yang mempengaruhi keputusan
pembelian adalah promosi. Promosi suatu produk atau jasa yang di produksi oleh
perusahaan sangat mempengaruhi kelanggengan produk atau jasa tersebut dimata
konsumen.
Gambar 2.2

Model Penelitian

Kualitas
Produk
H1

Harga Keputusan
H2 Pembelian

H3
Promosi

H4

2.4 Perumusan Hipotesis


Menurut Sugiyono (2012) perumusan hipotesis merupakan langkah dalam
penelitian setelah mengemukakan kerangka pemikiran dan landasan teori. Hipotesis
merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang akan diteliti. Hipotesis disusun
dan diuji untuk menunjukkan benar atau salah dengan cara melakukan pengujian yang
dipilih atau dilakukan oleh peneliti yang menyusun dan mengujinya. Berikut adalah
hipotesis yang dapat peneliti ajukan dalam penelitian ini:
a. H1 = Terdapat pengaruh positif antara kualitas produk dengan keputusan
pembelian.
b. H2 = Terdapat pengaruh positif antara harga dengan keputusan pembelian. H3 =
Terdapat pengaruh positif antara promosi dengan keputusan pembelian.
c. H4 = Terdapat pengaruh positif antara kualitas produk, harga, dan promosi
terhadap keputusan pembelian.
4.
a. Jelaskan tentang definisi konsptual dan definisi operasional
b. Buatlah definisi konseptual dan operasional skripsi saudara
Jawab :

METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian

3.1.1 Objek Penelitian


Dalam penelitian ini, menganalisis hubungan keputusan pembelian konsumen
yang dipengaruhi oleh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi McDonald’s.
3.1.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
(descriptive research). Menurut Sugiyono (2010) penelitian yang menggunakan
metode deskriptif, merupakan metode untuk menggambarkan secara sistematis
mengenai fakta atau karakteristik populasi atau bidang tertentu secara aktual dan
cermat.
Sugiyono (2013) menjelaskan metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Hal- hal yang tercakup
dalam metode penelitian adalah Desain Penelitian, Operasional Variabel, Populasi
dan Sampel, Jenis dan Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Pengujian
Asumsi- Asumsi Model Regresi, dan Metode Analisis Data.

3.1.3 Desain Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelesaikan masalah dan mencari
pengetahuan tentang pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi terhadap
Keputusan Pembelian. Penelitian ini termasuk dalam desain penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2012) yaitu, sebuah metode yang
digunakan untuk menganalisis suatu fenomena hasil penelitian tanpa untuk
mengambil kesimpulan dari fenomena tersebut. Menurut Ghozali (2011), analisis
deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel
penelitian yang utama dan daftar demografi responden.
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum. Metode deskriptif adalah
metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas
(Sugiyono, 2011).

3.1.4 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian mengenai pengaruh kualitas produk, harga, dan promosi terhadap
keputusan pembelian McDonald’s cabang Jatiwaringin ini diteliti pada awal bulan
Oktober 2016 sampai dengan bulan maret 2017.
Sedangkan pengumpulan data penelitian melalui penyebaran kuisioner yang
dilakukan secara manual kepada konsumen McDonald’s dan sekumpulan orang-
orang yang berada di wilayah Jatiwaringin.
3.2 Operasionalisasi Variabel

3.2.1 Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan penjelasan mengnai variabel-variabel yang akan


diteliti. Penjelasan disini meliputi definisi, indikator variabel, dan pengukuran
variabel. Adapun variabel-variabel tersebut dibedakan berdasarkan jenisnya, yaitu:

3.2.2 Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2010) variabel dependen adalah variabel yang menjadi akibat
atau yang dipengaruhi oleh variabel independen/ variabel bebas. Dalam penelitian
ini, variabel dependen yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah
Keputusan Pembelian.
Keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2007) adalah beberapa tahapan
yang dilakukan konsumen sebelum memutuskan membeli suatu produk atau jasa.

3.2.3 Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2012) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi


terjadinya perubahan terhadap variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini,
variabel independen yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah
variabel Kualitas Produk, Harga, dan Promosi.
Pertama, Kualitas Produk. Menurut Kotler (2008), kualitas produk adalah
kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya. Kemampuan tersebut
meliputi, daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan
pengoperasionalan, kemudahan dalam perbaikan, dan atribut yang berharga pada
produk secara keseluruhan.
Kedua, Harga. Umar (2003) menyatakan bahwa, harga merupakan sejumlah nilai
yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari mengkonsumsi atau menggunakan
suatu barang atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual, melalui
tawar- menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap
pembeli.
Ketiga Promosi Menurut Kotler (2010), promosi adalah media untuk
mengenalkan suatu produk barang dan jasa yang baru atau memperkuat brand
image suatu produk yang telah ada sebelumnya.
Tabel 3.1

Skala Pengukuran

Variabel Devinisi Sumbe Dimensi Indikator Tingkat


Variabel r Pengukura
n skala
Likert
Kualitas Kotler Kinerja Kualitas 1= Sangat
Kualitas Produk adalah (2008) (Performance) Produk yang Tidak
Produk kemampuan unggul Setuju
suatu produk 2= Tidak
untuk Setuju
melakukan 3= Netral
fungsi- 4= Setuju
fungsinya 5= Sangat
Setuju
Gaya Penampilan
(Style) Produk
McDonald’s
yang
menarik
Kehandalan Kemampuan
(Reliability) produk
Mcdonald’s
dari waktu
ke waktu
Harga Umar Keterjangkaua Produk 1= Sangat
Harga merupakan (2003) n harga McDonald’s Tidak
sejumlah nilai memiliki Setuju
yang harga yang 2= Tidak
ditukarkan terjangkau Setuju
konsumen 3= Netral
dengan 4= Setuju
manfaat dari 5= Sangat
mengkonsums Kesesuaian Mutu Setuju
i atau harga dengan kualitas
menggunakan kualitas McDonald’s
suatu barang produk lebih baik
atau jasa yang dari produk
nilainya lain
ditetapkan
oleh pembeli
dan penjual,
melalui tawar-
menawar atau
ditetapkan
oleh penjual
untuk satu
harga yang
sama terhadap
pembeli
Media untuk Kotler Promosi McDonald’s 1= Sangat
Promosi mengenalkan (2010) Konsumen memberikan Tidak
suatu produk kupon Setuju
barang dan 2= Tidak
jasa yang baru Hubungan Produuk ini Setuju
atau Masyarakat diterima oleh 3= Netral
memperkuat semua 4= Setuju
brand image kalagan 5= Sangat
suatu produk Iklan Setuju
Segala
yang telah ad
bentuk
sebelumnya
promosi,
penyampaian
ide-ide yang
selalu
doterima
masyarakat
Beberapa Kotler Pengenalan Produk ini 1= Sangat
Keputusa tahapan yang dan Kebutiuhan dapat Tidak
n dilakukan Keller diketahui Setuju
Pembelia kosnumen (2007) oleh 2= Tidak
n sebelum konsumen Setuju
memutusksn melalui iklan 3= Netral
membeli suatu 4= Setuju
produk atau 5= Sangat
jasa Setuju
Pencarian Sumber dari
Informasi pribadi
maupun
publik
Evaluasi Perbandinga
alternatif n produk
McDonald’s
dengan
produk
pesaing
Keputusan Pembelian
Pembelian awal dan
pembelian
akhir
Perilaku pasca Produk ini
pembelian diterima oleh
semua
kalangan

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2007) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Pendapat lain mengatakan bahwa, populasi adalah keseluruhan dari subjek
penelitian. Yang dimaksud dengan populasi adalah individu yang memiliki sifat
yang sama meskipun persentase kesamaan tersebut sedikit atau dengan kata lain
seluruh individu yang akan dijadikan objek penelitian (Arikunto 2013). Sedangkan
menurut Sugiyono (2013) populasi adalah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi
adalah sekumpulan subjek maupun objek dengan karakteristik tertentu yang akan
dijadikan sebagai sasaran bagi peneliti untuk dipelajari lebih lanjut lalu dibuat
dalam suatu kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen McDonald’s dan sekumpulan
orang-orang yang berada di kawasan Jatiwaringin. Data tersebut didapat melalui
survey penulis pada sekumpulan orang yang berada di Jatiwaringin.

3.3.2 Sampel

Penelitian ini menggunakan pendekatan secara kuantitatif, maka dengan demikian


sampel menjadi sangat penting untuk dibahas secara rinci. Arikunto (2013)
mengatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti.
Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Dan tujuan dari penggunaan sampel adalah apabila
jangkauan populasi dalam suatu penelitian terbilang luas dan besar. Peneliti
berasumsi bahwa jangkauan dari jumlah populasi sekumpulan orang yang berada di
kawasan Jatiwaringin terbilang cukup luas dan besar.
Menurut Sugiyono (2011) ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah lebih
dari 30 dan kurang dari 500 responden. Sehingga, peneliti mengambil sampel
sebanyak 150 responden dari populasi sekelompok orang yang merupakan
konsumen dari McDonald’s yang berada di kawasan Plaza Festival Epicentrum.
Data yang diperoleh dari penelitian ini sebanyak 175 responden, dimana minimal
responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 150 responden, sehingga
175 responden telah mencukupi untuk melakukan pengolahan data dengan
menggunakan metode SPSS.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah teknik
nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2012) nonprobability sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau
kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Metode purposive sampling merupakan bagian dari teknik nonprobability sampling
yang juga digunakan dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono (2012) purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Sedangkan menurut Arikunto (2010) purposive sampling dilakukan dengan cara
mengambil subjek diataskan strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas
adanya tujuan tertentu.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subyektif melalui
penyebaran kuesioner kepada setiap sekumpulan orang yang mengkonsumsi
McDonald’s di Jatiwaringin yang kemudian nantinya akan diolah dan ditarik suatu
kesimpulan. Sedangkan sumber data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data
primer.
Menurut Nyoman Dantes (2012) data primer merupakan data yang didapat dari
sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara
yang biasa dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian ini, sumber data primer diperoleh
dari hasil wawancara dengan sekelompok individu yang telah mengkonsumsi
McDonald’s di kawasan Jatiwaringin yang dijadikan sebagai studi kasus dalam
penelitian ini.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang disusun


berdasarkan skala likert untuk masing-masing variabel. Instrumen yang disusun
dalam bentuk kalimat pernyataan yang bersifat positif dan negatif yang berhubungan
dengan variabel peneliti.
Menurut Sugiyono (2014) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social.
Skala ini banyak digunakan karena mudah, bebas memasukkan pernyataan yang
relevan, realibilitas yang tinggi dan aplikatif pada berbagai aplikasi. Untuk
memperoleh jawaban responden, maka dikemukakan pernyataan-pernyataan tetang
keputusan pembelian yang jawabannya disediakan berupa, 1= Sangat Tidak Setuju
(STS), 2= Tidak Setuju (TS), 3= Netral (N), 4= Setuju (S), 5= Sangat Setuju (SS).
Jawaban dari pernyataan yang diajukan kepada responden dihitung dengan
menggunakan skala likert yang mempunyai nilai dari sangat positif sampai negatif,
dengan ini sebagai berikut :

Tabel 3.2
Pengelompokan Berdasarkan Skala
Likert
Alternative Jawaban Kode Bobot

Sangat Tidak Setuju SS 1

Tidak Setuju S 2

Netral N 3

Setuju TS 4

Sangat Setuju STS 5

Untuk mempermudah peneliti dalam mendapatkan hasil yang bermanfaat dan dapat
dijadikan dasar pengambilan keputusan, maka data harus diolah dan dianalisis
terlebih dahulu. Dalam mengelola hasil yang berupa data mentah, maka peneliti
melakukan pengolahan data menggunakan komputerisasi dalam program SPSS versi
23.
Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan dengan cara menghitung skor jawaban
para responden terhadap bagian-bagian yang ada dalam kuesioner. Analisis deskriptif
digunakan menurut Sugiyono (2008) digunakan untuk menganlisis data dengan
menggunakan tabel frekuensi tabulasi penelitian dengan kategori penelitian sebagai
berikut :

Bobot x Penelitian = Total Kumulatif Nilai Akhir


a. Skala tertinggi didapat melalui jawaban dari responden yaitu nilai sebesar 5,
maka total nilai adalah 5 × 175 = 875
b. Skala terendah didapat melalui jawaban responden yaitu nilai sebesar 1, maka
total nilai adalah 1 × 175 = 175
Apabila telah terkumpul jumlah kumulatif dari data penelitian, maka
dikelompokan dalam interval perhitungan sebagai berikut:

Skor Tertinggi−Skor Terendah


Interval =
Jumlah Kelas

Dimana :
a. Skor tertinggi = 175 x 5 = 875
b. Skor terendah = 175 x 1 = 175
Tabel 3.3

Interval Penilaian Responden

Rentang Nilai Penilaian

175-315 Sangat Tidak Setuju

315-455 Tidak Setuju

455-595 Netral

595-735 Setuju

735-875 Sangat Setuju

Sumber: Data diolah oleh penulis (2016)

3.6 Pengujian Asumsi-Asumsi Model Regresi

3.6.1 Validitas

Menurut Sugiyono (2014) validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang
terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Sedangkan
menurut Arikunto (2010) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kehandalan dan kesahihan suatu instrument. Instrumen yang valid berarti alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur, oleh Sugiyono (2012).
Suatu variabel dapat dikatakan valid apabila dari setiap item pertanyaan terhadap
skor Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) dan
Component Matrix harus lebih besar sama dengan dari 0,5 (Malhotra, 2010).

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menyebarkan kuisioner kepada populasi


sekelompok orang yang merupakan konsumen dari McDonald’s yang berada di
kawasan Plaza Festival Epicentrum. Kuisioner tersebut telah melibatkan variabel-
variabel yang berada penelitian ini. Uji ini dilakukan dengan menyebarkan kepada
175 responden, yang mana minimal responden yang dibutuhkan dalam penelitian
ini sebanyak 150 responden, sehingga 175 responden telah mencukupi untuk
melakukan pengolahan data dengan menggunakan metode SPSS 23.

Berdasarkan hasil pengolahan uji validitas yang telah dilakukan, terdapat satu butir
pernyataan yang tidak valid pada variabel kualitas produk, dua pernyataan pada
variabel promosi, dan enam butir pernyataan pada variabel keputusan pembelian
sehingga peneliti tidak memasukkan butir tersebut. Sedangkan untuk variabel
harga, seluruh butir pernyataannya telah valid. Hal tersebut dapat dilihat dari setiap
item pernyataan terhadap skor Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy (KMO) dan Component Matrix harus lebih besar sama dengan dari 0,5
(Malhotra, 2010 )
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk
KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of .760

Sampling Adequacy.

Approx. Chi- 326.8


Bartlett's Test of Square 64
Sphericity Df 28
Sig. .000

Component Matrixa
Component
1
KP2 .506
KP3 .600
KP4 .658
KP5 .600
KP6 .615
KP7 .579
KP8 .693
KP9 .650
Extraction Method: Principal Component
Analysis.
a. 1 components

Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Variabel Harga
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling .703
Adequacy.
Approx. Chi-Square 92.852
Bartlett's Test of
Df 6
Sphericity
Sig. .000
Component Matrixa
Component
1
H1 .711
H2 .719
H3 .702
H4 .687

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 1 components extracted.

Tabel 3.6
Hasil Validitas Variabel Promosi
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling .734
Adequacy.
Approx. Chi-Square 173.186
Bartlett's Test of
Df 6
Sphericity
Sig. .000

Component Matrixa

Component
1
P3 .631
P4 .767
P5 .794
P6 .835

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 1 components extracted.

Tabel 3.7
Hasil Validitas Variabel Keputusan Pembelian
KMO and Bartlett's Test
Component Matrixa
Component
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling .669
1
Adequacy.
KEPEM4 .538
Approx. Chi-Square 107.812
KEPEM8
Bartlett's Test of .746
Df 10
KEPEM9
Sphericity .633
KEPEM10 Sig. .000
.572
KEPEM11 .686
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 1 components

3.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Menurut Juliansyah Noor (2012) reabilitas adalah indeks
yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau
diandalkan. Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan dengan program SPSS,
kuesioner dikatakan reliable jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,60
(Ghozali, 2006).

Untuk mengukur reliabilitas instrument dapat menggunakan formulasi Alpha


Cronbach sebagai berikut

Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Produk

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.761 8

Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Variabel

Harga Reliability Statistics


Cronbach's N of
Alpha Items
.661 4
Tabel 3.10

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Promosi

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.757 4

Tabel 3.11

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
\\

.622 5

3.7 Uji Asumsi Klasik

Agar mendapat regresi yang baik, maka harus memenuhi asumsi yang disyaratkan
yaitu memenuhi uji asumsi normalitas dan bebas dari Auto Korelasi,
Multikolineritas, Heteroskedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
software statistic SPSS 23.

3.7.1 Uji Normalitas

Dalam uji normalitas terdapat beberapa hal yang perlu dikaji yaitu kurva normal
dan pengujian atas normalitas itu sendiri. Pada kurva normal merujuk pada dua hal
pokok, yaitu terdiri atas skewnes dan kurtosis. Menurut Sudarmanto (2013),
skewnes untuk mengukur sejauh mana kemencengan kurva dari kurva simetrik
normal, sedangkan kurtosis untuk mengukur tentang kecuraman atas keruncingan
kurva simetrik normal standar.
Menurut pandangan lainnya, Ghozali (2011), uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal, bila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
untuk jumlah sampel kecil.
Uji statistik yang digunakan untuk uji normalitas data dalam penelitian ini adalah
uji normalitas atau sampel Kolmogorov-Smirnov. Hasil analisis ini kemudian
dibandingkan dengan nilai kritisnya. Uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat
kenormalan dengan mengidentifikasi nilai p-value lebih besar dari alpha
(Purwoto dan Wahyuni, 2009). Menurut Singgih Santoso (2007), Output test of
normality merupakan pedoman pengambilan keputusan yaitu:
a. Angka signifikansi (Sig) > α = 0,05 maka data berdistribusi normal
b. Angka signifikansi (Sig) < α = 0,05 maka data tidak berdistribusi norma.
3.7.2 Uji Autokorelasi

Pengujian asumsi berikutnya dalam penelitian ini adalah melakukan uji


autokorelasi. Adapun pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi, Ghozali (2013). Pengujian ini menggunakan uji Durbin-
Watson.Jika nilai Du < d <4-Du maka dapat dikatakan data terbebas dari
autokorelasi. Berikut adalah kriteria pengambilan keputusan dengan menggunkaan
nilai Durbin-Watson :
Tabel 3.12 Nilai Durbin-Watson

Jika Hipotesis Nol Keputusan

0˂d˂DL Tidak ada Ditolak


autokorelasi
positif

DL≤d≤DU Tidak ada Tidak ada


autokorelasi keputusan
positif

4-DL˂D˂4 Tidak ada Ditolak


autokorelasi
negatif

4-DU≤D≤4-DL Tidak ada Tidak ada


autokorelasi keputusan
negatif

DU˂D˂4-DU Tidak ada Diterima


autokorelasi
positif dan
Sumber: Ghozali (2013) negatif

3.7.3 Uji Multikolinearitas

Tujuan dari dilakukannya uji multikolinearitas adalah untuk menguji dan


membuktikan ada atau tidaknya hubungan linear antara variabel bebas
(independen) satu dengan variabel bebas (independen) lainnya (Sudarmanto, 2013).
Pendapat lainnya, menurut Ghozali (2011), uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi, pada
penelitian ini menggunakan besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan
Tolerance, untuk mendeteksi multikolinearitas adalah sebagai berikut. Besaran VIF
(Variance Inflation Factor) dan Tolerance:
a. Mempunyai nilai VIF +/1
b. Mempunyai angka Tolerance +/1
c. Atau tolerance = 1/VIF dan VIF = 1/Tolerance
d. Nilai cut off yang umumnya dipakaiuntuk menunjukkan
adanya multikolinearitas adalah nilai VIF >5 dipastikan terjadi
multikolinearitas.

3.7.4 Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2011) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model


regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

3.8 Uji Koefisien Regresi

3.8.1 Metode Analisis Regresi Berganda

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda.


Regresi linear berganda adalah regresi dimana variabel terikatnya (Y) dihubungkan
atau dijelaskan lebih dari satu variabel, mungkin satu, dua, tiga, dan seterusnya
variabel bebas (X1, X2,...,Xn) namun masih menunjukkan diagram hubungan yang
linear (Iqbal Hasan, 2008). Sebelum model regresi digunakan untuk menguji
hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik.

Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriterium atau
untuk mencari hubungan fungsional dua variabel prediktor atau lebih dengan
variabel kriteriumnya, atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih
terhadap variabel kriteriumnya (Meilia Nur Indah Susanti, 2010). Adapun bentuk
persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana:

Y = Keputusan Pembelian Koefisien Regresi


X1 = Kualitas Produk
X2 = Harga
X3 = Promosi
e = kesalahan atau error

3.8.2 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Penggunaan uji statistik F adalah untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel-


variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat pada suatu penelitian.
Implementasi uji statistik F dalam penelitian ini akan memperlihatkan pengaruh
antara variabel Kualitas Produk, Harga, dan Promosi secara simultan terhadap
Keputusan Pembelian McDonald’s.

Kriteria dalam uji statistik F adalah melihat nilai probabilitasnya, apabila


probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, sebaliknya apabila < 0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berikut adalah rumus uji.
𝑅2(𝑛−𝑘−1)
F0 =
𝑘(1−𝑅2)
Keterangan : R2 = Koefisien regresi
N = Jumlah sampel
K = Jumlah variabel independen
3.8.3 Uji T

Pengujian uji t statistik bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Uji t diuji
pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali 2011).
Melalui uji ini dapat dilihat variabel apa yang paling berpengaruh terhadap variabel
terikat. Adapun kriteria dari uji statistik t adalah dengan melihat nilai probabilitas,
apabila nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha diterima. Sebaliknya
apabila nilai probabilitas signifikasi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Dalam implementasinya pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan
secara parsial antara variabel Kualitas Produk, Harga, dan Promosi terhadap
Keputusan Pembelian McDonald’s.

3.8.4 Koefisien Determinasi (Uji Adjust R²)

Menurut Ghozali (2011), koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur


seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R² yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.Uji koefisien independen (kualitas produk,
harga, dan promosi) terhadap variabel dependen (keputusan pembelian) yaitu
dengan mengkuadratkan koefisien korelasi.

3.9 Metode Analisis Data

3.9.1 Analisis Deskriptif

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik
deskriptif. Menurut Sugiyono (2011) metode analisis deskriptif merupakan metode
untuk mengetahui nilai variable mandiri atau lebih sebagai perbandingan atau
menggabungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain.

Dapat ditarik kesimpulan berdasarkan definisi di atas, bahwa metode analisis


deskriptif digunakan untuk menguji nilai variabel mandiri sebagai gambaran
langsung mengenai keadaan di lapangan.

Analisis deskriptif pada penelitian ini terdapat 4 variabel, terdiri dari 3 variabel
bebas yang dinyatakan dalam X1, X2, dan X3 yaitu Kualitas Produk, Harga, dan
Promosi serta 1 variabel terikat yang dinyatakan dalam Y yaitu Keputusan
Pembelian. Keempat variabel akan diuji menggunakan uji statistik dan hasil dari uji
statistik tersebut dapat dilihat serta ditarik kesimpulan apakah antar variabel saling
berpengaruh secara signifikan atau tidak.

3.9.2 Analisis Kuantitatif


Desain dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif
merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis,
terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Menurut
Sugiyono (2015), metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
5. Uraikan metode analisis statistik dari rencana proposal skripsi saudara
Jawab :

ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian


4.1.1. Identifikasi Responden

Responden dalam penelitian ini beragam, baik itu wanita-pria, usia yang
berbeda, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Umumnya responden adalah
konsumen dari McDonald’s Jatiwaringin. Adapun jumlah responden yang
ditentukan sebagai sampel adalah sebanyak 150 responden dengan teknik
Purposive Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu, sehingga peneliti ingin melakukan penelitian terhadap pengaruh Kualitas
di Jatiwaringin dengan menyebarkan kuesioner secara sengaja sesuai dengan
persyaratan sampel yang diperlukan. Data yang diperoleh dari penelitian ini
sebanyak 175 responden, dimana minimal responden yang dibutuhkan dalam
penelitian ini sebanyak 150 responden, sehingga 175 responden telah
mencukupi untuk melakukan pengolahan data dengan menggunakan metode
SPSS. Dari hasil pengolahan data terhadap identifikasi responden dapat dilihat
sebagai berikut :
a. Pertama karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
b. Kedua karakteristik responden berdasarkan usia.
c. Ketiga karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, Keempat
karakteristik responden berdasarkan pendapatan,
d. Yang terakhir karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan.

4.1.2 Cakupan Wilayah Penelitian

Responden dalam penelitian ini sangat beragam, baik dari segi jenis kelamin pria
dan wanita, tingkat usia yang berbeda-beda, tingkat pendapatan, pekerjaan,
penghasilan dan tingkat pendidikan. Penelitian ini dilakukan di wilayah Plaza
Festival Epicentrum Jakarta Selatan, dikarenakan wilayah Jakarta Selatan
khususnya wilayah Jatiwaringin adalah wilayah sentral bisnis, dan juga merupakan
area pembuka ritel makanan siap saji di wilayah tersebut.
4.1.3 Data Karakteristik responden berdasarkan Demografi
Setelah peneliti melakukan penyebaran instrument penelitian pada konsumen,
sampel data yang diperoleh sebanyak 150 responden. Data responden terbagi
menjadi beberapa karakteristik berdasarkan jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan,
tingkat pendapatan dan tingkatan pendidikan.

4.1.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Data profil responden yang pertama adalah jenis kelamin. Berdasarkan data
penelitian yang diperoleh dari hasil survei melalui kuesioner, perolehan data
berdasarkan jenis kelamin responden dapat dilihat dari tabel berikut, ini:

Tabel 4.1
Statistik Jenis Kelamin
Responden
Klasifikasi Frekuensi Persentase
Pria 82 46,9%
Wanita 93 53,1%
Jumlah 175 100%

Berdasarkan Tabel 4.1 ini dapat dijelaskan bahwa dari 175


responden, sebanyak 82 responden berjenis kelamin pria dengan presentase
46,9% dan 93 responden berjenis kelamin wanita dengan presentase 53,1%.
Maka, dapat dikatakan bahwa responden yang paling banyak mengkonsumsi
McDonald’s di wilayah Jatiwaringin adalah wanita.
4.1.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Data profil responden yang kedua adalah usia. Berdasarkan data penelitian yang
diperoleh dari hasil survei melalui kuesioner, perolehan data berdasarkan usia
responden dapat dilihat dari tabel, berikut ini :
Tabel 4.2
Statistik Usia Responden

Klasifikasi Frekuensi Persentase


<15 Tahun 0 0%
16-20 16 9,1%
21-25 89 50,9%
26-30 28 16%
31-35 15 8,6%
>35 27 15,4%
Jumlah 175 100%

Berdasarkan Tabel 4.2 ini dapat dijelaskan dari 175 responden bahwa responden
dilihat dari usia, 16-20 tahun sebanyak 16 responden atau 9,1%, usia 21-25 tahun
sebanyak 89 responden dengan persentase 50,9%. Usia 26-30 tahun sebanyak 28
responden atau 16%, usia 31-35 tahun sebanyak 15 responden dengan presentase
8,6%. Dan yang terakhir usia diatas 35 tahun sebanyak 27 responden atau sebesar
15,4%. Maka dapat dikatakan bahwa responden yang paling banyak
mengkonsumsi McDonald’s di Jatiwaringin adalah usia 21-25 tahun dengan
persentase 50,9%.
4.1.3.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan
Data profil responden yang ketiga adalah pekerjaan. Berdasarkan data penelitian
yang diperoleh dari hasil survei melalui kuesioner, perolehan data berdasarkan
pekerjaan responden dapat dilihat dari tabel, berikut ini :
Tabel 4.3
Statistik Pekerjaan Responden
Klasifikasi Frekuensi Persentase
PNS 17 9,7%
TNI 0 0%
Polisi 3 1,7%
Ibu Rumah Tangga 11 6,3%
Karyawan Swasta 18 10,3%
Wiraswasta 22 12,5%
Profesional 21 12%
Pensiunan 6 3,4%
Pelajar/Mahasiswa 75 42,9%
Lainnya 2 1,2%
Jumlah 175 100%

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa dari 175 responden, konsumen
yang paling banyak mengkonsumsi McDonald’s di wilayah Jatiwarinigin berasal
dari kalangan pelajar atau mahasiswa dengan jumlah 75 responden atau sebesar
42,9%.
4.1.3.4 Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Penghasilan
Data profil responden yang keempat dinilai dari jumlah pendapatan. Berdasarkan
data penelitian yang diperoleh dari hasil survei melalui kuesioner, perolehan data
berdasarkan jumlah pendapatan responden dapat dilihat dari tabel, berikut ini :

Tabel 4.4

Statistik Jumlah Pendapatan Responden

Klasifikasi Frekuensi Persentase


< Rp 5.000.000 79 45,1%
Rp 5.000.001- Rp 38 21,7%
10.000.000
Rp 10.000.001- Rp 24 13,8%
15.000.000
Rp 15.000.001- Rp 27 15,4%
20.000.000
> Rp 20.000.001 7 4%
Jumlah 175 100%

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat dijelaskan bahwa responden yang paling
banyak mengkonsumi McDonald’s di Jatiwaringin dominasi dengan responden
yang berpenghasilan kurang dari Rp 5.000.000 dengan jumlah 79 responden atau
sebesar 45,1%.

4.1.3.5 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan


Data profil responden yang terakhir dinilai dari tingkat pendidikan. Berdasarkan
data penelitian yang diperoleh dari hasil survei melalui kuesioner, perolehan data
berdasarkan tingkat pendidikan responden dapat dilihat dari tabel, berikut ini :

Tabel 4.5

Statistik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Klasifikasi Frekuensi Persentase


SD 0 0%
SMP 1 0,6%
SMA 64 36,6%
S1 98 56%
S2 12 6,8%
S3 0 0%
Lainnya 0 0%
Jumlah 175 100%
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat dijelaskan bahwa responden yang paling
banyak mengkonsumsi McDonald’s di Jatiwaringin didominasi oleh responden
dengan pendidikan S1 sebesar 98 responden atau senilai dengan 56%.
4.2 Analisis Data
Kuesioner yang telah disebar secara langsung pada 175 responden kemudian
akan diolah dan berikut ini merupakan perolehan hasil jawaban pernyataan responden
atas setiap masing-masing variabel. Setiap pernyataan pada masing-masing variabel
tersebut diukur dengan menggunakan skala likert.
Setiap responden diberikan daftar pernyataan dengan mengacu pada skala likert
untuk variabel X1 (Kualitas Produk), X2 (Harga), X3 (Promosi) dan variabel Y
(Keputusan Pembelian).
4.2.1 Analisis Data Variabel Kualitas Produk (X1)
Pada variabel Kualitas Produk digunakan 8 item penyataan valid yang diajukan
kepada 175 responden dengan hasil penilaian sebgai berikut:
Tabel 4.6
Rasa yang Sesuai dengan Selera
Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan
STS 1 0 0% 0
TS 2 1 1% 2
N 3 16 9% 48
Setuju
S 4 126 72% 504
SS 5 32 18% 160
Total 175 100% 714
Berdasarkan data ini responden memberikan tanggapan tentang kesesuaian rasa
dari McDonald’s. Mayoritas responden menjawab setuju dengan pernyataan
tersebut, sehingga pernyataan ini memiliki rata-rata nilai sebesar 714 yang
termasuk pada skala setuju.

Tabel 4.7

Makanan dan Minuman yang Higienis

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 0 0% 0
TS 2 4 2% 8
N 3 23 13% 69
Netral
S 4 111 63% 444
SS 5 37 21% 0
Total 175 100% 521

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang makanan


dan minuman yang higienis dari McDonald’s. Mayoritas responden menjawab
setuju dengan pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini memiliki rata- rata nilai
sebesar 521 yang termasuk pada skala netral.
Tabel 4.8

Makanan dan Minuman yang Menarik

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 0 0% 0
TS 2 8 5% 16
N 3 41 23% 123
Setuju
S 4 108 62% 432
SS 5 18 10% 90
Total 175 100% 661

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang makanan


dan minuman yang menarik dari McDonald’s. Mayoritas responden menjawab
setuju dengan pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini memiliki rata- rata nilai
sebesar 661 yang termasuk pada skala setuju.
Tabel 4.9

Kemasan yang Simpel dan Menarik

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 0 0% 16
TS 2 8 5% 84
N 3 28 16% 428
S 4 107 61% 160
Setuju
SS 5 32 18% 0
Total 175 100% 688

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang kemasan


yang simple dan menarik dari McDonald’s. Mayoritas responden menjawab netral
dengan pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini memiliki rata-rata nilai sebesar
688 yang termasuk pada skala setuju.

Tabel 4.10

Desain yang Sangat Menarik

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 0 0% 30
TS 2 15 9% 123
N 3 41 23% 368
Setuju
S 4 92 53% 135
SS 5 27 15% 0
Total 175 100% 656

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang desain


yang sangat menarik dari McDonald’s. Mayoritas responden menjawab netral
dengan pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini memiliki rata-rata nilai sebesar
656 yang termasuk pada skala setuju.
Tabel 4.11

Inovasi dari Waktu ke Waktu yang Sangat Menarik

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 0 0% 0
TS 2 15 9% 30
Setuju
N 3 41 23% 123
S 4 92 53% 368
SS 5 27 15% 135
Total 175 100% 656

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang inovasi


kemasan dari waktu ke waktu yang sangat menarik dari McDonald’s. Mayoritas
responden menjawab setuju dengan pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini
memiliki rata-rata nilai sebesar 656 yang termasuk pada skala setuju.

Tabel 4.12
Produk Selalu dalam Keadaan Baik

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 0 0% 0
TS 2 9 5% 18
N 3 37 21% 111
Setuju
S 4 106 61% 424
SS 5 23 13% 115
Total 175 100% 668

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang produk


yang dikonsumsi selalu dalam keadaan baik dari McDonald’s. Mayoritas responden
menjawab setuju dengan pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini memiliki
rata- rata nilai sebesar 668 yang termasuk pada skala setuju.
Tabel 4.13

McDonald’s Produk yang Berkualitas

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 0 0% 0
TS 2 6 3% 12
Setuju
N 3 13 7% 39
S 4 115 66% 460
SS 5 41 23% 205
Total 175 100% 716

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang


McDonald’s produk yang berkualitas. Mayoritas responden menjawab setuju
dengan pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini memiliki rata-rata nilai sebesar
716 yang termasuk pada skala setuju.

4.2.1.1 Rekapitulasi Variabel Kualitas Produk

Berdasarkan jawaban yang telah didapat dari para responden atas variable
kualitas pelayanan, maka dapat disusun rekapitulasi jawabannya sebagai berikut :
Tabel 4.14

Rekapitulasi Variabel Kualitas Produk

No Butir pernyataan Rata- rata Keterang


an
Kp 2 Rasa makanan yang sesuai 714 Setuju
Kp 3 Kehigienisan makanan dan 521 Setuju
minuman
Kp 4 Tampilan makanan dan 661 Setuju
minuman yang menarik
Kp 5 Kemasan yang menarik 688 Setuju
Kp 6 Desain kemasan yang menarik 656 Setuju
Kp 7 Inovasi kemasan 656 Setuju
Kp 8 Keadaan makanan dan minuman 668 Setuju
yang selalu baik
Kp 9 Produk yang berkualitas 716 Setuju

Dapat dilihat bahwa rata-rata seluruh butir pernyataan termasuk kedalam


kategori setuju, dimana kategori setuju adalah rentang 595-735. Rata-rata
terendah adalah 521 pada pernyataan butir nomor 3 dan rata-rata tertinggi adalah
716 pada butir pernyataan nomor 9.
4.2.2 Analisis Data Variabel Harga (X2)
Pada variabel harga digunakan 4 item pernyataan valid yang diajukan kepada
175 responden dengan hasil penilaian sebagai berikut :

Tabel 4.15

Penawaran Harga yang Terjangkau

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 0 0% 0
TS 2 9 5% 18
N 3 30 17% 90
Setuju
S 4 114 65% 456
SS 5 22 13% 110
Total 175 100% 674

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang


penawaran harga yang terjangkau oleh McDonald’s. Mayoritas responden
menjawab setuju dengan pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini memiliki
rata-rata nilai sebesar 674 yang termasuk pada skala setuju.
Tabel 4.16

Penawaran Variansi Harga yang Sangat Menarik

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 0 0% 0
TS 2 5 3% 10
N 3 21 12% 63
Setuju
S 4 118 67% 472
SS 5 31 18% 155
Total 175 100% 700

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang


penawaran variansi harga yang menari oleh McDonald’s. Mayoritas responden
menjawab setuju dengan pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini memiliki
rata- rata nilai sebesar 700 yang termasuk pada skala setuju.
Tabel 4.17

Kesesuaian Harga dengan Produk yang Ditawarkan

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 1 1% 1
TS 2 1 1% 2
N 3 17 10% 51
Setuju
S 4 129 74% 516
SS 5 27 15% 135
Total 175 100% 705

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang


kesesuaian harga dengan produk yang ditawarkan oleh McDonald’s. Mayoritas
responden menjawab setuju dengan pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini
memiliki rata-rata nilai sebesar 705 yang termasuk pada skala setuju.
Tabel 4.18

Harga yang ditawarkan Tidak mengurangi Kualitas

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 0 0% 0
TS 2 2 1% 4
N 3 23 13% 69
Setuju
S 4 122 70% 488
SS 5 28 16% 140
Total 175 100% 701

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang harga


yang ditawarkan oleh McDonald’s tidak megurangin kualitas. Mayoritas responden
menjawab setuju dengan pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini memiliki
rata- rata nilai sebesar 701 yang termasuk pada skala setuju.

4.2.2.1 Rekapitulasi Variabel Harga


Tabel 4.19

Rekapitulasi Variabel Harga

No Butir pernyataan Rata- rata Keteran


gan
H1 Penawaran harga yang 674 Setuju
terjangkau
H2 Variasi harga yang sangat 700 Setuju
menarik
H3 Harga yang ditawarkan sesuai 705 Setuju
dengan kualitas
H4 Harga yang ditawarkan tidak 701 Setuju
mengurangi kualitas produk

Dapat dilihat bahwa rata-rata seluruh butir pernyataan termasuk kedalam


kategori setuju dimana kategori setuju adalah rentang 513-735. Rata-rata terendah
adalah 674 pada pernyataan butir nomor 1 dan rata-rata tertinggi adalah 705 pada
butir pernyataan nomor 3.
4.2.3 Analisis Data Variabel Promosi (X3)
Pada variabel promosi digunakan 4 item pernyataan valid yang diajukan kepada
175 responden dengan hasil penilaian sebagai berikut :
Tabel 4.20

Promosi yang Ditawarkan Cukup Diterima oleh Semua Kalangan

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 0 0% 0
TS 2 8 5% 16
N 3 33 19% 99
Setuju
S 4 106 61% 424
SS 5 28 16% 140
Total 175 100% 679

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang promosi


yang ditawarkan McDonald’s cukup diterima senua kalangan. Mayoritas responden
menjawab setuju dengan pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini memiliki
rata- rata nilai sebesar 679 yang termasuk pada skala setuju.
Tabel 4.21

Variansi Produk yang Selalu Diterima

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 0 0% 0
TS 2 24 14% 48
N 3 28 16% 84
Setuju
S 4 89 51% 356
SS 5 34 19% 170
Total 175 100% 658

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang variansi


produk McDonald’s yang selalu diterima. Mayoritas responden menjawab setuju
dengan pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini memiliki rata-rata nilai sebesar
658 yang termasuk pada skala setuju.

Tabel 4.22
Menarik Konsumen Melalui Iklan Pada Media

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 0 0% 0
TS 2 23 13% 46
N 3 23 13% 69
S 4 95 54% 380 Setuju
SS 5 34 19% 170
Total 175 100% 665

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang


McDonald’s menarik konsumen melalui media. Mayoritas responden menjawab
setuju dengan pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini memiliki rata-rata nilai
sebesar 665 yang termasuk pada skala setuju.
Tabel 4.23
Menarik Konsumen Melalui Iklan Pada Billboard

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 2 1% 2
TS 2 24 14% 48
N 3 35 20% 105
Setuju
S 4 78 45% 312
SS 5 36 21% 180
Total 175 100% 647

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang


McDonald’s menarik konsumen melalui iklan pada billboard. Mayoritas responden
menjawab setuju dengan pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini memiliki
rata- rata nilai sebesar 647 yang termasuk pada skala setuju.
4.2.3.1 Rekapitulasi Variabel Promosi
Tabel 4.24

Rekapitulasi Variabel

Promosi

No Butir Pernyataan Rata- rata Keterangan

P3 Promosi diterima semua 679 Setuju


Kalangan
P4 Variansi produk selalu diterima 658 Setuju

P5 Iklan di media membuat tertarik 665 Setuju


untuk mengkonsumsi
P6 Iklan di billboard mempengaruhi 647 Setuju
untuk membeli
Dapat dilihat bahwa rata-rata seluruh butir pernyataan termasuk kedalam
kategori setuju, dimana kategori baik adalah rentang 595-735. Rata-rata terendah
adalah 658 pada pernyataan butir nomor 4 dan rata-rata tertinggi adalah 679 pada
butir pernyataan nomor 3.
4.2.4 Analisis Data Variabel Keputusan Pembelian
Pada variabel promosi digunakan 5 item pernyataan valid yang diajukan kepada
175 responden dengan hasil penilaian sebagai berikut.
Tabel 4.25

Menngetahui Informasi Karena Pernah Mengkonsumsi

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 0 0% 0
TS 2 4 2% 8
N 3 8 5% 24 Sanga
S 4 79 45% 316 t
SS 5 84 48% 420 Setuj
u
Total 175 100% 768
Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang
mengetahui informasi mengenai McDonald’s karena pernah mengkonsumsi.
Mayoritas responden menjawab setuju dengan pernyataan tersebut, sehingga
pernyataan ini memiliki rata-rata nilai sebesar 768 yang termasuk pada skala sangat
setuju.
Tabel 4.26

McDonald’s Merupakan Produk yang Layak Konsumsi

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 1 1% 1
TS 2 4 2% 8
N 3 17 10% 51
Setuju
S 4 108 62% 432
SS 5 45 26% 225
Total 175 100% 717

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang McDonald’s


merupakan produk yang layak konsumsi. Mayoritas responden menjawab dengan
pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini memiliki rata-rata nilai sebesar 717
yang termasuk pada skala setuju.
Tabel 4.27

Mengkonsumsi McDonald’s karena Storenya 24 jam

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 0 0% 0
TS 2 0 0% 0
N 3 21 12% 63
Sangat
S 4 83 47% 332 Setuju
SS 5 71 41% 355
Total 175 100% 750
Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang
mengkonsumsi McDonald’s karena storenya 24 jam. Mayoritas responden menjawab
sangat setuju dengan pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini memiliki rata-rata
nilai sebesar 750 yang termasuk pada skala sangat setuju.

Tabel 4.28

Tertarik untuk Mencoba Varian- Varian yang Dikeluarkan

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 0 0% 0
TS 2 15 9% 30
N 3 15 9% 45 Sangat
S 4 94 54% 376 Setuju
SS 5 51 29% 355
Total 175 100% 806

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang ketertarikan


untuk mencoba varian- varian yang akan dikeluarkan oleh McDonald’s. Mayoritas
responden menjawab setuju dengan pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini
memiliki rata-rata nilai sebesar 806 yang termasuk pada skala sangat setuj
Tabel 4.29

Rasa Puas Mengkonsumsi McDonald’s

Penilaian Bobot Frekuensi % Nilai Keterangan


STS 1 0 0% 0
TS 2 1 1% 2
N 3 14 8% 42 Sangat
S 4 107 61% 428 Setuju
SS 5 53 30% 265
Total 175 100% 737

Berdasarkan data tersebut, responden memberikan tanggapan tentang rasa puas


mengkonsumsi McDonald’s. Mayoritas responden menjawab setuju dengan
pernyataan tersebut, sehingga pernyataan ini memiliki rata-rata nilai sebesar 737
yang termasuk pada skala sangat setuju.
4.2.4.1 Rekapitulasi Variabel Perilaku Pasca Pembelian
Tabel 4.30

Rekapitulasi Perilaku Pasca Pembelian

No Butir Pernyataan Rata- rata Keteranga


n
Kepem Mengetahui informasi karena 768 Sangat
4 Mengkonsumsi Setuju
Kepem Mcdonald’s adalah produk 717 Setuju
8 yang layak untuk dikonsumsi
Kepem Mengkonsumsi karena banyak 750 Sangat
9 store 24 jam Setuju
Kepem Selalu tertarik untuk mencoba 806 Sangat
10 varian produk Setuju
Kepem Puas mengkonsumsi 737 Sangat
11 McDonald’s Setuju

Dapat dilihat bahwa rata-rata seluruh butir pernyataan termasuk kedalam kategori
sangat setuju dan satu indikator dalam kategori setuju, dimana kategori setuju
adalah rentang 595-735 dan sangats etuju adalah rentang 735-875. Rata-rata
terendah adalah 717 pada pernyataan butir nomor 8 dan rata-rata tertinggi adalah
806 pada butir pernyataan nomor 10.
4.3 Interpretasi Hasil
4.3.1 Uji Asumsi Klasik

Variabel independent atau terikat dalam penelitian ini adalah Kualitas Produk,
Harga dan Promosi. Sedangkan variabel dependent atau bebasnya ialah Keputusan
Pembelian. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi klasik, yang meliputi Uji Normalitas, Uji Autokorelasi, Uji Multikolinearitas,
dan Uji Heterokedastisitas.

4.3.2 Uji Normalitas


Dalam uji normalitas terdapat beberapa hal yang perlu dikaji yaitu kurva normal
dan pengujian atas normalitas itu sendiri. Pada kurva normal merujuk pada dua hal
pokok, yaitu terdiri atas skewnes dan kurtosis. Menurut Sudarmanto (2013),
skewnes untuk mengukur sejauh mana kemencengan kurva dari kurva simetrik
normal, sedangkan kurtosis untuk mengukur tentang kecuraman atas keruncingan
kurva simetrik normal standar. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik
(Ghozali, 2011). Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat penyebaran data
(berupa titik) pada sumbu diagonal dari grafik (Santoso, 2007). Dasar
pengambilan keputusannya adalah:
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan gambar 4.1, dapat dilihat bahwa titik titik berada di dan didekat
garis diagonal hal tersebut dapat menjelaskan bahwa model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
4.3.3 Uji Autokorelasi

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Ghozali (2013). Pengujian ini menggunakan uji Durbin-Watson.Jika nilai Du <
d <4-Du maka dapat dikatakan data terbebas dari autokorelasi.
Tabel 4.31
Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryᵇ

Autokorelasi Ragu Tidak ada Ragu Autokorelasi


Positif Ragu Autokorelasi Ragu Negatif
dL= 1,7180 dU= 1,7877 4- dU= 4- dL=
0 2,2123 2,282

Hipotesa:
Ho : Tidak ada autokorelasi
Ha : Ada autokorelasi

Dengan jumlah variabel sebanyak 3 dan butir sampel sebanyak 175,


didapatkan besarnya DW hitung senilai 1,707. Nilai tersebut lebih kecil dari dU
senilai 1,7877 dan lebih kecil dari dL senilai 1,7180. Uji dinyatakan diterima
apabila nilai DW hitung lebih besar dari nilai dL dan lebih kecil dari nilai dU.
Maka dapat dikatakan bahwa data berada pada autokorelasi positif.

4.3.4 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah


model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi, pada
penelitian ini menggunakan besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan
Tolerance, untuk mendeteksi multikolinearitas adalah sebagai berikut :
Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance:
a. Mempunyai nilai VIF +/1
b. Mempunyai angka Tolerance +/1
c. Atau tolerance = 1/VIF dan VIF = 1/Tolerance
d. Nilaii cut off yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah nilai VIF >5 dipastikan terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.32

Hasil Uji Multikolinieritas

Model Unstandardized Standard t Sig. Collinearit


Coefficients i zed y
Coefficie Statistics
Nts
B Std. Beta Toler VIF
Erro a
r nce
(Cons 8.089 1.560 5.185 .000
t ant)
1 kp .117 .050 .175 2.318 .022 .719 1.391
h .501 .094 .397 5.346 .000 .744 1.344
pr .085 .056 .103 1.519 .131 .885 1.130
Dependent Variable : Keputusan
Pembelian Hipotesa :
Ho : Tidak ada
Autokorelasi
Ha : Terdapat
Autokorelasi Pengambilan Keputusan:
Jika nilai VIF < 10,00 maka Ho diterima
Jika nilai VIF > 10,00 maka Ho ditolak

Berdasarkan hasil pengolahan, diketahui bahwa seluruh variabel independent yang


di gunakan dalam persamaan terbebas dari multikolinearitas, karena hasil VIF yang
diperoleh adalah dibawah 10,00. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa persamaan
regresi ini terbebas dari multikolinearitas.

4.3.5 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model


regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Pengujian
heteroskedastisitas penelitian ini dilakukan dengan membuat Scatterplot (alur
sebar) antara residual dan nilai prediksi dari variabel terikat yang telah di
standarisasi. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan dari uji heteroskedastisitas
adalah :
a. Jika titik-titik membentuk suatu pola tertentu yang teratur (seperti gelombang),
melebar kemudian menyempit), maka model regresi memiliki ketidaksamaan
varian atau telah terjadi heterokedastisitas.
b. Jika titik-titik membentuk pola yang tidak jelas serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka nol dari sumbu y, maka model regresi memiliki samaan
varian atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari gambar 4.2 diatas terlihat bahwa sebaran titik tidak membuat suatu pola
tertentu dan terdapat titik titik diatas dan diibawah sumbu x dan y, sehingga dapat
dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3.6 Analisis Regresi Berganda

Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriterium


atau untuk mencari hubungan fungsional dua variabel prediktor atau lebih dengan
variabel kriteriumnya, atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih
terhadap variabel kriteriumnya (Meilia Nur Indah Susanti, 2010).

Tabel 4.33

Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Standard t Sig. Collinearit


Coefficients i zed y
Coefficie Statistics
Nts
B Std. Beta Toler VIF
Erro a
r nce
(Const 8.089 1.560 5.185 .000
a nt)
1 kp .117 .050 .175 2.318 .022 .719 1.391
h .501 .094 .397 5.346 .000 .744 1.344
pr .085 .056 .103 1.519 .131 .885 1.130
Dependen Variabel: Keputusan Pembelian

Berikut adalah persamaan regresi dari penelitian ini:

Y = 8,089+0.0175X1+0.397X2+0.103X3+e

Koefisien regresi menunjukan arah perubahan variabel terikat (Keputusan


Pembelian) akibat pengaruh variabel bebas (Kualitas Produk, Harga, dan Promosi).
Persamaan regresi dalam penelitian ini dapat di interprestasikan sebagai berikut:
a. Pertama, Konstanta yang dihasilkan sebesar 8,099 mengindikasikan jika
tidak ada peningkatan ataupun penurunan dari variabel bebas (kualitas
produk, harga, dan promosi), maka koefisien keputusan pembelian sebesar
8,099.
b. Kedua, pada variabel Kualitas Produk (X1) koefisien regresi sebesar 0,175
yang bertanda koefisien regresi variabel kualitas produk positif, menunjukan
bahwa kualitas produk mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan
pembelian. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi peningkatan pada kualitas
produk sebesar 1, maka akan mengakibatkan peningkatan pada koefisien
keputusan pembelian sebesar 0,117 begitu juga sebaliknya jika terjadi
penurunan pada kualitas produk sebesar 1 maka akan mengakibatkan
penurunan pada koefisien keputusan pembelian.
c. Ketiga, pada variabel Harga (X2) koefisien regresi sebesar 0,397 yang
bertanda koefisien regresi variabel harga positif, menunjukan bahwa harga
mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti
bahwa setiap terjadi peningkatan pada harga sebesar 1, maka akan
mengakibatkan peningkatan pada koefisien keputusan pembelian sebesar
0,397 begitu juga sebaliknya jika terjadi penurunan pada kesadaran merek
sebesar 1 maka akan mengakibatkan penurunan pada koefisien keputusan
pembelian.
d. Keempat, pada variabel promosi (X3) koefisien regresi sebesar 0,103 yang
bertanda koefisien regresi variabel promosi positif, menunjukan bahwa
promosi mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hal ini
berarti bahwa setiap terjadi peningkatan pada promosi sebesar 1, maka akan
mengakibatkan peningkatan pada koefisien keputusan pembelian sebesar
0,103 begitu juga sebaliknya jika terjadi penurunan pada promosi sebesar 1
maka akan mengakibatkan penurunan pada koefisien keputusan pembelian.

4.3.7 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Penggunaan uji statistik F adalah untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel-


variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat pada suatu penelitian.
Kriteria dalam uji statistik F adalah melihat nilai probabilitasnya, apabila
probabilitas F hitung > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, sebaliknya
apabila probabilitas F hitung < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Tabel 4.34 Hasil

Uji Statistik F

ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Squar
e
Regressio 258.698 3 86.233 24.403 .000b
n
1
Residual 604.250 171 3.534
Total 862.949 174

Hipotesa:

Ho : Tidak ada variabel


independen yang
berpengaruh.
Ha : Ada variabel independen
yang berpengaruh.
Pengambilan Keputusan:
Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak
Jika sig > 0,05 maka Ho diterima

Berdasarkan hasil uji pada tabel diatas, uji hipotesis secara simultan dihasilkan
nilai F hitung sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Maka dapat
dikatakan bahwa model regresi linier yang diestimasi layak digunakan untuk
menjelaskan pengaruh Kualitas Produk, Harga dann Promosi terhadap Keputusan
Pembelian.

4.3.8 Uji Statistik T

Pengujian uji t statistik bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Uji t diuji
pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali 2011). Melalui uji ini dapat dilihat variabel
apa yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat. Adapun kriteria dari uji
statistik t adalah dengan melihat nilai probabilitas, apabila nilai probabilitas > 0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya apabila nilai probabilitas signifikasi
< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Regresi secara individu ini dilakukan dengan menggunakan 5% yang berarti tingkat
keyakinan adalah 95% penguji ini menggunakan uji dua sisi yaitu untuk
membandingkan nilai Thitung dan Ttabel dengan kriteria sebagai berikut:
a. X1, X2, dan X3 diterima apabila statistik Thitung< statistik Ttabel
b. X1, X2, dan X3 ditolak apabila statistik Thitung> statistik Ttabel
Tabel 4.35

Hasil Uji Statistik

Coefficientsa
Model Unstandardized Standard t Sig. Collinearit
Coefficients i zed y
Coefficie Statistics
nts
B Std. Beta Toler VIF
Erro a
r nce
(Consta 8.089 1.560 5.185 .000
1 nt)
kp .117 .050 .175 2.318 .022 .719 1.391
H .501 .094 .397 5.346 .000 .744 1.344
Pr .085 .056 .103 1.519 .131 .885 1.130

a. Dependen Variabel: Keputusan Pembelian

Diketahui bahwa, dengan jumlah variabel sebanyak 3 dan butir pernyataan


sebanyak 175, didapatkan nilai Ttabel sebesar 1,9737. Untuk membaca tabel diatas,
dapat dilihat pada kolom t dan kolom signifikan. Dimana, kolom t akan dibandingkan
dengan Ttabel dan kolom signifikan akan dibandingkan dengan nilai α=0.05.

b. Variabel Kualitas Produk (X1)

Tabel 4.36 menunjukkan bahwa hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk
variabel X1 (Kualitas Produk) diperoleh nilai t hitung sebesar 2,318 dimana t tabel 1,9737
sehingga (thitung ˃ ttabel) sehingga (Ho) ditolak dan (Ha) diterima artinya terdapat
pengaruh antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Nilai probabilitas
atau signifikansi hasil sebesar 0,022 dimana nilai α=0.05 dengan demikian (ρ=
0,022 >α = 0,05), maka variabel kualitas produk tidak memiliki hubungan positif
terhadap keputusan pembelian. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Evalina et al (2012) yang menyatakan bahwa Kualitas Produk mempunyai
pengaruh yang positif terhadap Keputusan Pembelian.

c. Variabel Harga (X2)

Dalam tabel 4.36 menunjukkan juga bahwa hasil pengujian dengan SPSS
diperoleh untuk variabel X2 (harga) diperoleh nilai t hitung sebesar 5,346 dimana t tabel
1,9737 sehingga (thitung ˃ ttabel) sehingga (Ho) diterima dan (Ha) ditolak artinya terdapat
pengaruh antara harga terhadap keputusan pembelian. Nilai probabilitas atau
signifikansi hasil sebesar 0,000 dimana nilai α=0.05 dengan demikian (ρ=0.000 < α =
0,05), maka variabel harga memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian . Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Muanas, A (2014)
yang menyatakan bahwa Harga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap Keputusan Pembelian.

d. Variabel Promosi (X3)

Dalam tabel 4.36 menunjukkan juga bahwa hasil pengujian dengan SPSS
diperoleh untuk variabel X3 (promosi) diperoleh nilai t hitung sebesar 1,519 dimana t
tabel 1,9737 sehingga (thitung < ttabel) sehingga (Ho) ditolak dan (Ha) diterima artinya
tidak ada pengaruh antara promosi terhadap keputusan pembelian. Nilai
probabilitas atau signifikansi hasil sebesar 0,131 dimana nilai α=0.05 dengan
demikian (ρ=0.131 > α = 0,05), maka variabel promosi tidak memiliki hubungan
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian . Hasil penelitian tersebut
tidak sesuai dengan penelitian Muanas, A (2014) yang mengatakan bahwa Promosi
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan pembelian.
4.3.9 Uji Determinasi Koefisien (Uji Adjust R²)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi atau
pengaruh variabel independen (kualitas produk, harga, dan promosi) terhadap
variabel dependen (keputusan pembelian) yaitu dengan mengkuadratkan koefisien
korelasi.

Hasil Uji Determinasi


Koefisien Model Summaryb

Mode R R Square Adjusted Std. Error Durbin-


l R of the Watson
Square Estimate
a
1 .548 .300 .287 1.880 1.707
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel terlihat di kolom Adjusted R Square
sebesar 0,287 atau sebesar 28%. Maka variabel dalam penelitian ini layak untuk
menjelaskan variabel terikat yaitu keputusan pembelian dan sisanya 72% (100%-
28% = 72%), dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga,


dan promosi terhadap keputusan pembelian McDonald’s Jatiwaringin. Terdapat
175 responden yang menjadi sampel dalam penelitian. Dari hasil pengolahan data
menggunakan SPSS Versi 21 diperoleh hasil bahwa koefisien regresi menunjukan
positif pada variabel terikat (koefisien keputusan pembelian). Persamaan regresi
yang diperoleh adalah Y = 8,089+0.0175X1+0.397X2+0.103X3+e yang
menunjukan jika, terjadi peningkatan pada kualitas produk, harga, dan promosi
maka koefisien keputusan pembelian mengalami peningkatan dan sebaliknya, jika
terjadi penurunan pada kualitas produk, harga, dan promosi maka keputusan
pembelian akan mengalami penurunan.
Tabel Hasil Uji Hipotesis

No. Hipotesis Hasil Uji Kesimpu


lan
1. Terdapat pengaruh positif antara Dari uji T yang Diterima
Kualitas Produk dengan Keputusan dilakukan,
Pembelian didapatkan hasil
nilai t hitung sebesar
2,318 dimana t tabel
1,9737 sehingga
(thitung ˃ ttabel). (Ho)
ditolak dan (Ha)
diterima artinya
terdapat pengaruh
antara kualitas
produk terhadap
keputusan
pembelian.
2. Terdapat pengaruh positif antara Dari uji T yang Diterima
harga dengan Keputusan dilakukan,
Pembelian didapatkan hasil
nilai t hitung sebesar
5,346 dimana t tabel
1,9737 sehingga
(thitung ˃ ttabel). (Ho)
diterima dan (Ha)
ditolak artinya
terdapat pengaruh
antara harga
terhadap
keputusan
pembelian.
3. Terdapat pengaruh positif antara Dari uji T yang Ditolak
Promosi dengan Keputusan dilakukan,
Pembelian didapatkan hasil
nilai t hitung sebesar
1,519 dimana t tabel
1,9737 sehingga
(thitung < ttabel). (Ho)
ditolak dan (Ha)
diterima artinya
tidak ada pengaruh
antara promosi
terhadap
keputusan
pembelian.
4. Terdapat pengaruh positif antara Dari uji F yang Diterima
Kualitas Produk, Harga, dan dilakukan,
Promosi dengan keputusan didapatkan hasil
Pembelian uji hipotesis secara
simultan
memghasilkan
nilai F hitung
sebesar 0,000 lebih
kecil dari tingkat
signifikansi yaitu
sebesar 0,05.
Maka dapat
dikatakan bahwa
model regresi
linier yang
diestimasi layak
digunakan untuk
menjelaskan
pengaruh Kualitas
Produk, Harga
dann Promosi
terhadap
Keputusan
Pembelian.

Anda mungkin juga menyukai