Jawab :
Masa era globalisasi yang terjadi pada saat ini dikatakan sudah termasuk
pada masa modern yang artinya yaitu suasana hidup yang bebas tanpa adanya
keterikatan dalam persaingan. Dengan adanya perkembangan yang terjadi, gaya
dan pola hidup manusia semakin berkembang dengan mengikuti adanya trend.
Gaya hidup yang cepat dan pola hidup yang simple menjadikan manusia memiliki
keakuratan dan kecepatan dalam semua hal. Salah satunya yaitu dengan
pengkonsumsian makanan dan minuman untuk kebutuhan sehari – hari. Di zaman
modern ini persaingan yang terjadi dalam dunia bisnis menjadi semakin ketat dan
persaingan yang ada membuat masing – masing dari perusahaan selalu ingin
mengikuti trend dan promosi sesuai dengan era globalisasi untuk meningkatkan
penjualannya. Para pengusaha juga menyadari bahwa suatu kebutuhan untuk
memaksimalkan kinerja melalui promosi dan trend yang ada akan membantu
menjaga asset – asset dan meningkatkan keuntungan.
Dilihat dari pangsa pasar saat ini mendorong para pemasar dibidang siap
saji untuk lebih focus terhadap strateginya pada usaha – usaha untuk
mempertahankan konsumen jika ingin loyal dan setia pada perubahan zaman
yang terjadi. Konsumen yang akan menjadi target terhadap harga dan promosi
juga memiliki beberapa harapan yang tidak terbatas dimana ketika terdapat
ketidaksamaan antara keinginan dan kenyataan yang terjadi konsumen akan
berupaya untuk memperkecil ketidaksamaan yang terjadi dengan proses
keputusan. Dilihat dari tingkat konsumsi makanan yang selalu meningkat, sector
industri yang berkembang dengan pesat yaitu merupakan industry bagian
makanan. Perkembangan yang terjadi memiliki bukti dengan banyaknya investor
yang memberi modal kepada perusahaan industri makanan. Kekuatan usaha pada
produk makanan ini yaitu dilihari dari bagaimana setiap perusahaan berusaha
selalu memberikan nilai tambahan yang berbeda terhadap produk dan jasa yang
diberikan kepada konsumennya. Dapat disimpulkan bahwa nilai tambah akan
membuat suatu produknya berbeda dengan yang lainnya, yang dimana akan
menyebabkan konsumen memiliki alasan tersendiri mengapa harus memiliki
produk tersebut yang nantinya akan menjadi perbandingan dengan perusahaan
lainnya.
McDonald’s pertama kali didirikan di dunia yaitu oleh Ray Kroc. Pada
umur 15 tahun profesi awal yang Ray Kroc jalankan yaitu pengemudi ambulans
Palang Mera pada tahun 1917. Pada tahun 1954 Ray memiliki banyak pesanan
yang membuatnya terkejut yaitu berupa 8 Multi – Mixer dari sebuah restoran di
San Bernardino, California. Di California Ray menemukan restoran yang tidak
terlalu besar tetapi bisa dikatakan sudah sukses yang dikelola oleh Dick dan Mac
McDonald’s. Pada tahun 1960 Ray memiliki hak yang eksklusif atas merek
McDonald’s ( mcdonalds.co.id ). McDonald’s hingga saat ini memiliki ribuan
restoran yang tersebar di lebih dari 100 negara salah satunya Indonesia.
McDonald’s di Indonesia pertama kali didirikan pada 23 Februari 1991 dengan
pendiri Bambang Racmadi di Sarinah, Thamrin. Pada tahun 2009 PT. Rekso
Nasional Food ( RNF ) yang merupakan salah satu anak perusahaan dari Rekso
Group menandatangani Master Franchise Agreement dengan McDonald’s
International Property Company ( MIPCO ) yang sudah memberikan izin untuk
mengoperasikan semua restoran dengan brand McDonald’s dan akan membuka
restoran baru di seluruh Indonesia. Hingga pada saat ini PT. Rekso Nasional Food
telah membuka sebanyak 268 gerai yang tersebar di berbagai kota di Indonesia
yang didukung dengan lebih dari 14.000 karyawan diseluruh dunia. PT. Rekso
Nasional Food melalui McDonlad’s Indonesia berkomitmen penuh dalam
menyuguhkan pelayanan yang terbaik untuk konsumen, menghadirkan kualitas
makanan yang terdepan, serta memberikan manfaat yang besar bagi para
konsumennya.
Gambar 2.1
Tahap Pengambilan Keputusan Kotler
Pembelian Sepeda
Motor Yahama
Xeon adalah
Kualitas Produk.
Persaingan dalam dunia bisnis saat ini semakin ketat. Fenomena persaingan
yang ada telah membuat para pengusaha menyadari suatu kebutuhan untuk
memaksimalkan semua aset-aset mereka demi meningkatkan kemampuan mereka
untuk memaksimalkan kinerja perusahaan dan meningkatkan keuntungan kompetitif.
Pemaksimalan atas produk atau jasa yang di produksi tersebut sangat berdampak
terhadap pembelian konsumen. Hal itu dikarenakan karena lingkungan yang selalu
berubah dengan cepat. Suatu barang atau jasa yang di produksi oleh perusahaan untuk
konsumen dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain ketika perusahaan
tersebut dapat terus memasarkan barang atau jasa tersebut.
Menurut Kotler dan Keller (2007) proses pengambilan keputusan oleh
konsumen terdiri dari lima tahap, yaitu pengenalan masalah atau kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pemasaran sebagai pola pikir yang menyadari
bahwa suatu perusahaan tidak dapat bertahan tanpa adanya transaksi pembelian dan
inovasi yang terus menerus.
Kondisi pemasaran produk yang sangat dinamis, membuat para pelaku pasar
dan produsen berlomba untuk menonjolkan keunggulan masing-masing. Hal ini
membuat konsumen menjadi memiliki banyak referensi dalam menentukan produk
yang akan mereka gunakan. Sementara bagi produsen, hal tersebut merupakan
tantangan bagi mereka untuk selalu melakukan inovasi untuk mempertahankan
loyalitas konsumen serta memenuhi kebutuhan konsumen. Membuat produk yang
bermutu dan digemari konsumen merupakan tantangan bagi perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah Kualitas
Produk, Harga, dan Promosi. Harga suatu barang atau jasa merupakan penentu bagi
permintaan pasar dan merupakan salah satu elemen penting bagi usaha dalam
melakukan strategi pemasaran. Harga harus sesuai dengan persepsi konsumen tentang
produk yang akan di tawarkan. Penetapan harga yang berorientasi efektif mencakup
memahami berapa besar nilai yang ditempatkan konsumen atas manfaat yang mereka
terima dari produk tersebut dan penetapan harga yang sesuai dengan nilai.
Selain kualitas produk dan harga, faktor lain yang mempengaruhi keputusan
pembelian adalah promosi. Promosi suatu produk atau jasa yang di produksi oleh
perusahaan sangat mempengaruhi kelanggengan produk atau jasa tersebut dimata
konsumen.
Gambar 2.2
Model Penelitian
Kualitas
Produk
H1
Harga Keputusan
H2 Pembelian
H3
Promosi
H4
METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelesaikan masalah dan mencari
pengetahuan tentang pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi terhadap
Keputusan Pembelian. Penelitian ini termasuk dalam desain penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2012) yaitu, sebuah metode yang
digunakan untuk menganalisis suatu fenomena hasil penelitian tanpa untuk
mengambil kesimpulan dari fenomena tersebut. Menurut Ghozali (2011), analisis
deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel
penelitian yang utama dan daftar demografi responden.
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum. Metode deskriptif adalah
metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas
(Sugiyono, 2011).
Menurut Sugiyono (2010) variabel dependen adalah variabel yang menjadi akibat
atau yang dipengaruhi oleh variabel independen/ variabel bebas. Dalam penelitian
ini, variabel dependen yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah
Keputusan Pembelian.
Keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2007) adalah beberapa tahapan
yang dilakukan konsumen sebelum memutuskan membeli suatu produk atau jasa.
Skala Pengukuran
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2007) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Pendapat lain mengatakan bahwa, populasi adalah keseluruhan dari subjek
penelitian. Yang dimaksud dengan populasi adalah individu yang memiliki sifat
yang sama meskipun persentase kesamaan tersebut sedikit atau dengan kata lain
seluruh individu yang akan dijadikan objek penelitian (Arikunto 2013). Sedangkan
menurut Sugiyono (2013) populasi adalah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi
adalah sekumpulan subjek maupun objek dengan karakteristik tertentu yang akan
dijadikan sebagai sasaran bagi peneliti untuk dipelajari lebih lanjut lalu dibuat
dalam suatu kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen McDonald’s dan sekumpulan
orang-orang yang berada di kawasan Jatiwaringin. Data tersebut didapat melalui
survey penulis pada sekumpulan orang yang berada di Jatiwaringin.
3.3.2 Sampel
Tabel 3.2
Pengelompokan Berdasarkan Skala
Likert
Alternative Jawaban Kode Bobot
Tidak Setuju S 2
Netral N 3
Setuju TS 4
Untuk mempermudah peneliti dalam mendapatkan hasil yang bermanfaat dan dapat
dijadikan dasar pengambilan keputusan, maka data harus diolah dan dianalisis
terlebih dahulu. Dalam mengelola hasil yang berupa data mentah, maka peneliti
melakukan pengolahan data menggunakan komputerisasi dalam program SPSS versi
23.
Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan dengan cara menghitung skor jawaban
para responden terhadap bagian-bagian yang ada dalam kuesioner. Analisis deskriptif
digunakan menurut Sugiyono (2008) digunakan untuk menganlisis data dengan
menggunakan tabel frekuensi tabulasi penelitian dengan kategori penelitian sebagai
berikut :
Dimana :
a. Skor tertinggi = 175 x 5 = 875
b. Skor terendah = 175 x 1 = 175
Tabel 3.3
455-595 Netral
595-735 Setuju
3.6.1 Validitas
Menurut Sugiyono (2014) validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang
terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Sedangkan
menurut Arikunto (2010) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kehandalan dan kesahihan suatu instrument. Instrumen yang valid berarti alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur, oleh Sugiyono (2012).
Suatu variabel dapat dikatakan valid apabila dari setiap item pertanyaan terhadap
skor Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) dan
Component Matrix harus lebih besar sama dengan dari 0,5 (Malhotra, 2010).
Berdasarkan hasil pengolahan uji validitas yang telah dilakukan, terdapat satu butir
pernyataan yang tidak valid pada variabel kualitas produk, dua pernyataan pada
variabel promosi, dan enam butir pernyataan pada variabel keputusan pembelian
sehingga peneliti tidak memasukkan butir tersebut. Sedangkan untuk variabel
harga, seluruh butir pernyataannya telah valid. Hal tersebut dapat dilihat dari setiap
item pernyataan terhadap skor Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy (KMO) dan Component Matrix harus lebih besar sama dengan dari 0,5
(Malhotra, 2010 )
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk
KMO and Bartlett's Test
Sampling Adequacy.
Component Matrixa
Component
1
KP2 .506
KP3 .600
KP4 .658
KP5 .600
KP6 .615
KP7 .579
KP8 .693
KP9 .650
Extraction Method: Principal Component
Analysis.
a. 1 components
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Variabel Harga
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling .703
Adequacy.
Approx. Chi-Square 92.852
Bartlett's Test of
Df 6
Sphericity
Sig. .000
Component Matrixa
Component
1
H1 .711
H2 .719
H3 .702
H4 .687
a. 1 components extracted.
Tabel 3.6
Hasil Validitas Variabel Promosi
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling .734
Adequacy.
Approx. Chi-Square 173.186
Bartlett's Test of
Df 6
Sphericity
Sig. .000
Component Matrixa
Component
1
P3 .631
P4 .767
P5 .794
P6 .835
a. 1 components extracted.
Tabel 3.7
Hasil Validitas Variabel Keputusan Pembelian
KMO and Bartlett's Test
Component Matrixa
Component
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling .669
1
Adequacy.
KEPEM4 .538
Approx. Chi-Square 107.812
KEPEM8
Bartlett's Test of .746
Df 10
KEPEM9
Sphericity .633
KEPEM10 Sig. .000
.572
KEPEM11 .686
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 1 components
3.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Menurut Juliansyah Noor (2012) reabilitas adalah indeks
yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau
diandalkan. Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan dengan program SPSS,
kuesioner dikatakan reliable jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,60
(Ghozali, 2006).
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Produk
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.761 8
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.757 4
Tabel 3.11
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
\\
.622 5
Agar mendapat regresi yang baik, maka harus memenuhi asumsi yang disyaratkan
yaitu memenuhi uji asumsi normalitas dan bebas dari Auto Korelasi,
Multikolineritas, Heteroskedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
software statistic SPSS 23.
Dalam uji normalitas terdapat beberapa hal yang perlu dikaji yaitu kurva normal
dan pengujian atas normalitas itu sendiri. Pada kurva normal merujuk pada dua hal
pokok, yaitu terdiri atas skewnes dan kurtosis. Menurut Sudarmanto (2013),
skewnes untuk mengukur sejauh mana kemencengan kurva dari kurva simetrik
normal, sedangkan kurtosis untuk mengukur tentang kecuraman atas keruncingan
kurva simetrik normal standar.
Menurut pandangan lainnya, Ghozali (2011), uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal, bila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
untuk jumlah sampel kecil.
Uji statistik yang digunakan untuk uji normalitas data dalam penelitian ini adalah
uji normalitas atau sampel Kolmogorov-Smirnov. Hasil analisis ini kemudian
dibandingkan dengan nilai kritisnya. Uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat
kenormalan dengan mengidentifikasi nilai p-value lebih besar dari alpha
(Purwoto dan Wahyuni, 2009). Menurut Singgih Santoso (2007), Output test of
normality merupakan pedoman pengambilan keputusan yaitu:
a. Angka signifikansi (Sig) > α = 0,05 maka data berdistribusi normal
b. Angka signifikansi (Sig) < α = 0,05 maka data tidak berdistribusi norma.
3.7.2 Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi, pada
penelitian ini menggunakan besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan
Tolerance, untuk mendeteksi multikolinearitas adalah sebagai berikut. Besaran VIF
(Variance Inflation Factor) dan Tolerance:
a. Mempunyai nilai VIF +/1
b. Mempunyai angka Tolerance +/1
c. Atau tolerance = 1/VIF dan VIF = 1/Tolerance
d. Nilai cut off yang umumnya dipakaiuntuk menunjukkan
adanya multikolinearitas adalah nilai VIF >5 dipastikan terjadi
multikolinearitas.
Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriterium atau
untuk mencari hubungan fungsional dua variabel prediktor atau lebih dengan
variabel kriteriumnya, atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih
terhadap variabel kriteriumnya (Meilia Nur Indah Susanti, 2010). Adapun bentuk
persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana:
Pengujian uji t statistik bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Uji t diuji
pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali 2011).
Melalui uji ini dapat dilihat variabel apa yang paling berpengaruh terhadap variabel
terikat. Adapun kriteria dari uji statistik t adalah dengan melihat nilai probabilitas,
apabila nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha diterima. Sebaliknya
apabila nilai probabilitas signifikasi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Dalam implementasinya pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan
secara parsial antara variabel Kualitas Produk, Harga, dan Promosi terhadap
Keputusan Pembelian McDonald’s.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik
deskriptif. Menurut Sugiyono (2011) metode analisis deskriptif merupakan metode
untuk mengetahui nilai variable mandiri atau lebih sebagai perbandingan atau
menggabungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain.
Analisis deskriptif pada penelitian ini terdapat 4 variabel, terdiri dari 3 variabel
bebas yang dinyatakan dalam X1, X2, dan X3 yaitu Kualitas Produk, Harga, dan
Promosi serta 1 variabel terikat yang dinyatakan dalam Y yaitu Keputusan
Pembelian. Keempat variabel akan diuji menggunakan uji statistik dan hasil dari uji
statistik tersebut dapat dilihat serta ditarik kesimpulan apakah antar variabel saling
berpengaruh secara signifikan atau tidak.
Responden dalam penelitian ini beragam, baik itu wanita-pria, usia yang
berbeda, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Umumnya responden adalah
konsumen dari McDonald’s Jatiwaringin. Adapun jumlah responden yang
ditentukan sebagai sampel adalah sebanyak 150 responden dengan teknik
Purposive Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu, sehingga peneliti ingin melakukan penelitian terhadap pengaruh Kualitas
di Jatiwaringin dengan menyebarkan kuesioner secara sengaja sesuai dengan
persyaratan sampel yang diperlukan. Data yang diperoleh dari penelitian ini
sebanyak 175 responden, dimana minimal responden yang dibutuhkan dalam
penelitian ini sebanyak 150 responden, sehingga 175 responden telah
mencukupi untuk melakukan pengolahan data dengan menggunakan metode
SPSS. Dari hasil pengolahan data terhadap identifikasi responden dapat dilihat
sebagai berikut :
a. Pertama karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
b. Kedua karakteristik responden berdasarkan usia.
c. Ketiga karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, Keempat
karakteristik responden berdasarkan pendapatan,
d. Yang terakhir karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan.
Responden dalam penelitian ini sangat beragam, baik dari segi jenis kelamin pria
dan wanita, tingkat usia yang berbeda-beda, tingkat pendapatan, pekerjaan,
penghasilan dan tingkat pendidikan. Penelitian ini dilakukan di wilayah Plaza
Festival Epicentrum Jakarta Selatan, dikarenakan wilayah Jakarta Selatan
khususnya wilayah Jatiwaringin adalah wilayah sentral bisnis, dan juga merupakan
area pembuka ritel makanan siap saji di wilayah tersebut.
4.1.3 Data Karakteristik responden berdasarkan Demografi
Setelah peneliti melakukan penyebaran instrument penelitian pada konsumen,
sampel data yang diperoleh sebanyak 150 responden. Data responden terbagi
menjadi beberapa karakteristik berdasarkan jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan,
tingkat pendapatan dan tingkatan pendidikan.
Tabel 4.1
Statistik Jenis Kelamin
Responden
Klasifikasi Frekuensi Persentase
Pria 82 46,9%
Wanita 93 53,1%
Jumlah 175 100%
Berdasarkan Tabel 4.2 ini dapat dijelaskan dari 175 responden bahwa responden
dilihat dari usia, 16-20 tahun sebanyak 16 responden atau 9,1%, usia 21-25 tahun
sebanyak 89 responden dengan persentase 50,9%. Usia 26-30 tahun sebanyak 28
responden atau 16%, usia 31-35 tahun sebanyak 15 responden dengan presentase
8,6%. Dan yang terakhir usia diatas 35 tahun sebanyak 27 responden atau sebesar
15,4%. Maka dapat dikatakan bahwa responden yang paling banyak
mengkonsumsi McDonald’s di Jatiwaringin adalah usia 21-25 tahun dengan
persentase 50,9%.
4.1.3.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan
Data profil responden yang ketiga adalah pekerjaan. Berdasarkan data penelitian
yang diperoleh dari hasil survei melalui kuesioner, perolehan data berdasarkan
pekerjaan responden dapat dilihat dari tabel, berikut ini :
Tabel 4.3
Statistik Pekerjaan Responden
Klasifikasi Frekuensi Persentase
PNS 17 9,7%
TNI 0 0%
Polisi 3 1,7%
Ibu Rumah Tangga 11 6,3%
Karyawan Swasta 18 10,3%
Wiraswasta 22 12,5%
Profesional 21 12%
Pensiunan 6 3,4%
Pelajar/Mahasiswa 75 42,9%
Lainnya 2 1,2%
Jumlah 175 100%
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa dari 175 responden, konsumen
yang paling banyak mengkonsumsi McDonald’s di wilayah Jatiwarinigin berasal
dari kalangan pelajar atau mahasiswa dengan jumlah 75 responden atau sebesar
42,9%.
4.1.3.4 Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Penghasilan
Data profil responden yang keempat dinilai dari jumlah pendapatan. Berdasarkan
data penelitian yang diperoleh dari hasil survei melalui kuesioner, perolehan data
berdasarkan jumlah pendapatan responden dapat dilihat dari tabel, berikut ini :
Tabel 4.4
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat dijelaskan bahwa responden yang paling
banyak mengkonsumi McDonald’s di Jatiwaringin dominasi dengan responden
yang berpenghasilan kurang dari Rp 5.000.000 dengan jumlah 79 responden atau
sebesar 45,1%.
Tabel 4.5
Tabel 4.7
Tabel 4.10
Tabel 4.12
Produk Selalu dalam Keadaan Baik
Berdasarkan jawaban yang telah didapat dari para responden atas variable
kualitas pelayanan, maka dapat disusun rekapitulasi jawabannya sebagai berikut :
Tabel 4.14
Tabel 4.15
Tabel 4.22
Menarik Konsumen Melalui Iklan Pada Media
Rekapitulasi Variabel
Promosi
Tabel 4.28
Dapat dilihat bahwa rata-rata seluruh butir pernyataan termasuk kedalam kategori
sangat setuju dan satu indikator dalam kategori setuju, dimana kategori setuju
adalah rentang 595-735 dan sangats etuju adalah rentang 735-875. Rata-rata
terendah adalah 717 pada pernyataan butir nomor 8 dan rata-rata tertinggi adalah
806 pada butir pernyataan nomor 10.
4.3 Interpretasi Hasil
4.3.1 Uji Asumsi Klasik
Variabel independent atau terikat dalam penelitian ini adalah Kualitas Produk,
Harga dan Promosi. Sedangkan variabel dependent atau bebasnya ialah Keputusan
Pembelian. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi klasik, yang meliputi Uji Normalitas, Uji Autokorelasi, Uji Multikolinearitas,
dan Uji Heterokedastisitas.
Gambar 4.1
Berdasarkan gambar 4.1, dapat dilihat bahwa titik titik berada di dan didekat
garis diagonal hal tersebut dapat menjelaskan bahwa model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
4.3.3 Uji Autokorelasi
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Ghozali (2013). Pengujian ini menggunakan uji Durbin-Watson.Jika nilai Du <
d <4-Du maka dapat dikatakan data terbebas dari autokorelasi.
Tabel 4.31
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryᵇ
Hipotesa:
Ho : Tidak ada autokorelasi
Ha : Ada autokorelasi
Tabel 4.32
Dari gambar 4.2 diatas terlihat bahwa sebaran titik tidak membuat suatu pola
tertentu dan terdapat titik titik diatas dan diibawah sumbu x dan y, sehingga dapat
dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4.33
Coefficientsa
Y = 8,089+0.0175X1+0.397X2+0.103X3+e
Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Squar
e
Regressio 258.698 3 86.233 24.403 .000b
n
1
Residual 604.250 171 3.534
Total 862.949 174
Hipotesa:
Berdasarkan hasil uji pada tabel diatas, uji hipotesis secara simultan dihasilkan
nilai F hitung sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Maka dapat
dikatakan bahwa model regresi linier yang diestimasi layak digunakan untuk
menjelaskan pengaruh Kualitas Produk, Harga dann Promosi terhadap Keputusan
Pembelian.
Pengujian uji t statistik bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Uji t diuji
pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali 2011). Melalui uji ini dapat dilihat variabel
apa yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat. Adapun kriteria dari uji
statistik t adalah dengan melihat nilai probabilitas, apabila nilai probabilitas > 0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya apabila nilai probabilitas signifikasi
< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Regresi secara individu ini dilakukan dengan menggunakan 5% yang berarti tingkat
keyakinan adalah 95% penguji ini menggunakan uji dua sisi yaitu untuk
membandingkan nilai Thitung dan Ttabel dengan kriteria sebagai berikut:
a. X1, X2, dan X3 diterima apabila statistik Thitung< statistik Ttabel
b. X1, X2, dan X3 ditolak apabila statistik Thitung> statistik Ttabel
Tabel 4.35
Coefficientsa
Model Unstandardized Standard t Sig. Collinearit
Coefficients i zed y
Coefficie Statistics
nts
B Std. Beta Toler VIF
Erro a
r nce
(Consta 8.089 1.560 5.185 .000
1 nt)
kp .117 .050 .175 2.318 .022 .719 1.391
H .501 .094 .397 5.346 .000 .744 1.344
Pr .085 .056 .103 1.519 .131 .885 1.130
Tabel 4.36 menunjukkan bahwa hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk
variabel X1 (Kualitas Produk) diperoleh nilai t hitung sebesar 2,318 dimana t tabel 1,9737
sehingga (thitung ˃ ttabel) sehingga (Ho) ditolak dan (Ha) diterima artinya terdapat
pengaruh antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Nilai probabilitas
atau signifikansi hasil sebesar 0,022 dimana nilai α=0.05 dengan demikian (ρ=
0,022 >α = 0,05), maka variabel kualitas produk tidak memiliki hubungan positif
terhadap keputusan pembelian. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Evalina et al (2012) yang menyatakan bahwa Kualitas Produk mempunyai
pengaruh yang positif terhadap Keputusan Pembelian.
Dalam tabel 4.36 menunjukkan juga bahwa hasil pengujian dengan SPSS
diperoleh untuk variabel X2 (harga) diperoleh nilai t hitung sebesar 5,346 dimana t tabel
1,9737 sehingga (thitung ˃ ttabel) sehingga (Ho) diterima dan (Ha) ditolak artinya terdapat
pengaruh antara harga terhadap keputusan pembelian. Nilai probabilitas atau
signifikansi hasil sebesar 0,000 dimana nilai α=0.05 dengan demikian (ρ=0.000 < α =
0,05), maka variabel harga memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian . Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Muanas, A (2014)
yang menyatakan bahwa Harga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap Keputusan Pembelian.
Dalam tabel 4.36 menunjukkan juga bahwa hasil pengujian dengan SPSS
diperoleh untuk variabel X3 (promosi) diperoleh nilai t hitung sebesar 1,519 dimana t
tabel 1,9737 sehingga (thitung < ttabel) sehingga (Ho) ditolak dan (Ha) diterima artinya
tidak ada pengaruh antara promosi terhadap keputusan pembelian. Nilai
probabilitas atau signifikansi hasil sebesar 0,131 dimana nilai α=0.05 dengan
demikian (ρ=0.131 > α = 0,05), maka variabel promosi tidak memiliki hubungan
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian . Hasil penelitian tersebut
tidak sesuai dengan penelitian Muanas, A (2014) yang mengatakan bahwa Promosi
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan pembelian.
4.3.9 Uji Determinasi Koefisien (Uji Adjust R²)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi atau
pengaruh variabel independen (kualitas produk, harga, dan promosi) terhadap
variabel dependen (keputusan pembelian) yaitu dengan mengkuadratkan koefisien
korelasi.