Oleh:
SOPI SAPUTRI
NIM : 2431700217
ARIE INDRIANI
NIM : 2431700217
MOH NAPIS AROPI. NIM 2431700217, SOPI SAPUTRI. NIM 2431700217, ARIE
INDRIANI. NIM 2431700217. Pengaruh Ekuitas Merek, Kualitas Produk, dan
Saluran Distribusi Terhadap Loyalitas Pelanggan Indomie Rasa Soto (Studi
Kasus Masyarakat Kota Bogor). Program Studi Manajemen. Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi GICI Depok. 2017.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Ekuitas Merek, kualitas produk dan Saluran Distribusi terhadap keputusan pembelian
Indomie Rasa Soto di Kota Bogor. Jenis penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan bentuk penelititan survey berupa pengumpulan data dasar dengan
menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota
Bogor, sedangkan untuk sampelnya sebanyak 30 responden dengan pemilihan sampel
menggunakan teknik purposive smapling dan purposional sampling. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis regresi liniear berganda dengan pengujian
hipotesis menggunakan uji F dan Uji t.
Hasil uji regresi menunjukan bahwa 46,3 % faktor-faktor keputusan pembelian dapat
dijelaskan oleh variabel bebas seperti brand image, harga, kualitas produk dan harga.
Sedangkan sisanya sebesar 53,7% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Hasil uji F menunjukan bahwa secara simultan variabel brand image,
harga, kualitas produk dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian dengan hasil analisis yaitu dengan nilai F hitung (22,318) > Ftabel
(2,700). Hasil uji t menunjukan bahwa variabel brand image t hitung (2,208), kualitas
produk thitung (2,883). Variabel tersebut secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian dengnanilai signifikansi < 0,05. Disisi lain,
variabel harga dan iklan secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian dengan nilai signifikansi > 0,05.
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa penulis
panjatkan karena berkat rahmat, taufik, dan hidayah serta inayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini dan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam juga penulis haturkan untuk junjungan kita semua, Nabi Muhammad Shallahu
’alaihiwassalam dengan harapan kita semua mendapatkan syafaatnya di hari
pembalasan nanti.
Penelitian dengan judul Pengaruh Ekuitas Merek, Kualitas Produk dan saluran
Distribusi (Studi Kasus Masyarakat Kota Bogor) ini disusun guna memenuhi Tugas
Mata Kuliah Riset Pasar Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Gici. Alasan pemilihan judul tersebut karena penulis melihat fenomena industri
makanan ringan dan instant yang semakin meningkat yang tentunya sebanding
dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang mempengaruhi pembelian makanan
ringan. Oleh sebab itu perlu adanya penelitian lebih lanjut guna mengetahui makanan
ringan seperti apa yang diminati masyarakat.
Dalam proses penulisannya, tentunya penulis dibantu oleh banyak pihak. Oleh
sebab itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak H. Nurdin Rifa’i, SE., M.Sc., selaku Ketua Yayasan Nusa Jaya Depok yang
telah berusaha untuk selalu mengembangkan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi GICI
ini dengan baik.
2. Bapak Dr. Ahmad Subagyo, SE., MM., CRBD., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi GICI yang telah mengelola kampus dengan baik.
3. Bapak Martino Wibowo, SE, M.Si, selaku Ketua Prokram Akademik
3. Bapak Sugiharto, SH, MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran
GICI yang terus berusaha untuk memanjukan Prodi.
4. Ibu Maya Andini Kartika Sari SP, MM. selaku dosen yang selalu sabar dan
semangat dalam membantu mengarahkan penulis menyusun laporan ini.
5. Bapak Intan Idianto, SE., MM., selaku direktur atau pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi GICI Bogor yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman
selama masa perkuliahan.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi GICI khususnya
Program Studi Manajemen Pemasaran yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah dengan ketekunan dan dedikasi yang tinggi dalam mengajarkan
penulis.
7. Rekan-rekan mahasiswa angkatn 2017 yang masih terus bersama-sama menjalani
masa perkuliahan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi GICI selama 3 tahun sampai
saat ini dengan penuh suka cita.
8. Orangtua tercinta yang tanpa henti berdoa dan memberikan dukungan kepada
penulis selama proses perkuliahan ini .
9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dorongan yang luar biasa selama proses belajar di STIE GICI.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak memerlukan
penyempurnaan. Oleh sebab itu peulis selalu mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca semuanya. Harapannya, di masa yang akan datang nanti penulis mampu
menulis dengan lebih baik lagi. Akhir kata sekali lagi penulis mengucapkan terima
kasih yang tidak terhingga dan semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya dan
diberi kesuksesan. Amiin.
Tabel. 1.2 Rating Produk Makanan Ringan Indomie Rasa Soto dalam Top Brand
Index
2015 2016 2017 2018
NO
MEREK TBI MEREK TBI MEREK TBI MEREK TBI
1 Chitato 57.0% Chitato 58.3% Chitato 55.0% Chitato 52.6%
Mister
2 Lays 12.2% Lays 14.2% Lays 16.1% 14.2%
Potato
Mister Mister Mister
3 8.3% 13.2% 15.4% Lays 13.0%
Potato Potato Potato
BAB II
2.1.1. Manajemen
dalam melaksanakan proses pembelian dan penawaran suatu produk atau jasa.
Dengan adanya pasar maka akan terjadi saling mendukung antara pembeli dan
penjual. Dalam hal ini pembeli bisa mendapatkan produk atau jasa sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan serta daya belinya masing-masing, sedangkan penjual dapat
mendapatkan keuntungan.
adalah tempat berkumpulnya para pembeli dan penjual untuk membeli dan menjual
barang. Sedangkan menurut Kerin dan Peterson (2015:64) pasar dapat dianggap
sebagai sejumlah calon pembeli (individu atau organisasi) yang bersedia dan mampu
membeli potensi penawaran (produk barang atau jasa) dari organisasi tertentu.
kebutuhan akan produk yang kita pasarkan, dan mereka itu memiliki daya beli yang
Menurut Kotler dan Keller (2016: 27) pemasaran adalah “Marketing is about
identifying and meeting human and social needs. One of the shortest good definitions
and getting, keeping, and growing customers through creating, delivering, and
Manajemen pemasaran merupakan sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar
diuraikan oleh para ahli di atas, peneliti sampai pada pemahaman bahwa manajemen
pemasaran dapat diartikan sebagai suatu seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran
tercapai.
target pasar suatu perusahaan diperlukan adanya seperangkat alat pemasaran yang
disebut dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran tersebut terdiri dari empat
variabel yaitu produk, harga, tempat dan promosi. Hal ini sesuai dengan pendapat
pemasaran tersebut menjadi empat kelompok yang disebut 4P dalam pemasaran yaitu
1. Produk (product)
Pengusaha dapat mempengaruhi konsumennya melalui produk yang ditawarkan
2. Harga (price)
3. Promosi (promotion)
produknya, sehingga konsumen menjadi lebih kenal dan tahu serta mengingatkan
4. Distribusi (place)
(product), harga (price), saluran distribusi (place), dan promosi (promotion). Dengan
pemasaran yang efektif dan efisien maka keputusan pembelian konsumenpun akan
d. Loyalitas Merek
Loyalitas Merek (Brand Loyalty) adalah komitmen kuat dalam berlangganan atau
membeli kembali suatu merek secara konsisten di masa mendatang. Konsumen
yang loyal berarti konsumen yang melakukan pembelian secara berulang-ulang
terhadap merek tersebut dan tidak mudah terpengaruhi oleh karakteristik produk,
harga dan kenyamanan para pemakainya ataupun berbagai atribut lain yang
ditawarkan oleh produk merek alternatif. Dengan pengelolaan dan pemanfaatan
yang benar, loyalitas merek menjadi aset strategis bagi perusahaan. Secara
umum, langkah-langkah untuk memelihara dan meningkatkan brand loyalty
adalah dengan melakukan pemasaran hubungan (relationship marketing),
pemasaran frekuensi (frequency marketing), pemasaran keanggotaan
(membership marketing) dan memberikan hadiah (reward) (Aaker, 2013:206).
Indikator Ekuitas Merek
Menurut Aeker ( 1996 ) indikator atau elemen ekuitas merek diantaranya yaitu:
1. kesadaran merek ( brand awareness )
2. asosiasi merek ( brand association )
3. persepsi kualitas ( brand loyalty )
4. Aset lain yang berkaitan dengan merek ( other brand-related assets ), seperti
hak paten dan lain sebagainya.
c. Menjual barang tidak bermutu, kemungkinan akan banyak menerima keluhan dan
pengembalian barang dari konsumen. Atau biaya untuk memperbaikinya menjadi
sangat besar, selain memperoleh citra tidak baik. Belum lagi, kecelakaan yang
diderita konsumen akibat pemakaian produk yang bermutu rendah. Konsumen
tersebut mungkin akan menuntut ganti rugi melalui pengadilan. Jadi, berdasarkan
ketiga alasan tersebut, memproduksi produk bermutu tinggi lebih banyak akan
memberikan keuntungan bagi produsen, bila dibandingkan dengan produsen yang
menghasilkan produk bermutu rendah.
Dimensi Kualitas Produk Sifat khas mutu suatu produk yang handal harus
mempunyai dimensi, karena harus member kepuasan dan nilai manfaat yang besar
bagi konsumen dengan melalui berbagai cara.
Menurut Sviokla, Kualitas memiliki delapan dimensi pengukuran yang terdiri atas
aspek-aspek sebagai berikut :
a. Perfomance, Kinerja di sini merujuk pada karakter produk inti yang meliputi
merek, atribut-atribut yang dapat diukur, dan aspek-aspek kinerja individu.
Kinerja produk biasanya didasari oleh preferensi subjektif pelanggan yang pada
dasarnya bersifat umum.
b. Featurs, yaitu aspekyang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan
dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.
c. Reliability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu
barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan.
d. Canformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi
yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan
e. Durability, Yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau
masa pakai barang.
f. Servieability. Yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi,
kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.
g. Asthetics, merupakan karakterisitik yang bersifat subyektif mengenai nilai
estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi
individual.
h. Percived quality, Konsumen tidak selalu memiliki informasi lengkap mengenai
atribut-atribut produk. Namun demikian, biasanya konsumen memiliki informasi
tentang produk secara tidak langsung. Kualitas merupakan faktor yang terdapat
dalam suatu produk yang menyebabkan suatu produk tersebut bernilai sesuai
dengan maksud untuk apa produk di produksi. Kualitas ditentukan oleh
sekumpulan kegunaan atau fungsinya, termasuk di dalamnya daya tahan,
ketergantungan pada produk atau komponen lain (kenyamanan dan wujud luar
seperti warna, bentuk, pembungkus dan sebainya).
3. Tingkat Kemudahan
Tingkat kemudahan merupakan suatu kondisi yang diciptakan oleh pengusaha
untuk memberikan kemudahan atau kenyamanan bagi konsumen dalam
mendapatkan produk atau jasa melalui pendistribusiannya di tempat yang
strategis, sehingga konsumen tidak merasa kesulitan untuk mendapatkan produk
atau jasa yang dibutuhkan.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang saluran distribusi, maka perlu
memahami mengenai fungsi saluran distribusi. Menurut Suparyanto dan Rosad
(2015:160-162) saluran distribusi memiliki beberapa fungsi dalam aktivitas
pemasaran yang meliputi fungsi ke depan, fungsi ke belakang dan fungsi ke dua arah.
1. Fungsi ke depan : Saluran distribusi menjalankan fungsi dari peusahaan kepada
pelanggan :
a. Fungsi promosi :
Saluran distribusi memiliki fungsi promosi, hal ini karena saluran distribusi
menjadi mata rantai perusahaan yang turut serta dalam mengembangkan dan
menyebarkan promosi untuk mempengaruhi dan membujuk setiap pelanggan
potensial.
b. Fungsi fisik :
Saluran distribusi melakukan fungsi penyimpanan dan pemeliharaan produk,
serta pendistribusian kepada para pelanggan.
c. Fungsi pengalihan hak milik :
Saluran distribusi mengalihkan kepemilikan individu atau organisasi kepada
organisasi atau individu.
2. Fungsi ke belakang : Saluran distribusi menjalankan fungsi dari pelanggan
kepada perusahaan.
a. Fungsi pemesanan, yaitu saluran distribusi menjalankan fungsi pemesanan
produk dari para pelanggan potensial kepada pihak perusahaan.
b. Fungsi pembayaran, yaitu saluran distribusi memperlancar fungsi
pembayaran dari pelanggan kepada perusahaan.
3. Fungsi dua arah : Saluran distribusi menjalankan fungsi dari perusahaan ke
pelanggan dan dari pelanggan ke perusahaan secara dua arah.
a. Fungsi informasi
Saluran distribusi menyampaikan berbagai informasi dari perusahaan kepada
pelanggan potensial misalnya tentang ketentuan berlangganan, jenis produk
yang dimiliki oleh perusahaan. Sebaliknya saluran distribusi menyampaikan
informasi tentang pelanggan, pesaing, dan berbagai kondisi lingkungan
ekstern kepada pihak perusahaan.
b. Fungsi negosiasi
Saluran distribusi menjadi media negosiasi antara pelanggan potensial dan
perusahaan untuk mencapai kesepakatan harga dan syarat-syarat transaksi.
c. Fungsi pendanaan
Saluran menjadi pihak yang turut menyediakan dana untuk pemesanan,
penyimpanan, dan pemeliharaan produk dari pihak perusahaan. Disamping itu
berfungsi juga untuk memperlancar transaksi dari pelanggan.
d. Fungsi risiko
Saluran distribusi memiliki risiko atas kesalahan aktivitas pendistribusian
kepada pelanggan, misalnya adanya produk cacat.
Pendistribusian produk dari produsen ke konsumen akhir biasanya melalui
beberapa tingkatan. Menurut Suparyanto dan Rosad (2015:162-163) menyatakan
bahwa tingkat saluran distribusi menunjukkan panjangnya saluran yang terlibat
dalam pendistribusian produk dari produsen sampai kepada konsumen akhir.
Grosir Grosir
Pedagang besar
Gambar 2.1
Tingkat Saluran Distribusi
Sumber : Suparyanto dan Rosad (2015)
Tingkat 0 :
Produsen menjual dan mendistribusikan langsung kepada konsumen akhir tanpa
menggunakan saluran distribusi. Jenis saluran tingkat 0 antara lain penjualan produk
secara door to door artinya produsen langsung menjual produk dari rumah ke rumah
seperti makanan ringan yang tidak tahan lama (cepat basi), penjualan secara arisan,
penjualan langsung di toko milik produsen.
Tingkat 1 :
Penjualan dan pendistribusian produk dari produsen sampai kepada konsumen akhir
dengan memanfaatkan satu saluran, misalnya pengecer.
Tingkat 2 :
Penjualan dan pendistribusian produk dari produsen sampai kepada konsumen akhir
dengan memanfaatkan dua saluran, misalnya grosir dan pengecer.
Tingkat 3 :
Penjualan dan pendistribusian produk dari produsen sampai kepada konsumen akhir
dengan memanfaatkan tiga saluran, misalnya grosir, pedagang besar, dan pengecer.
Indomie
Manajemen Pemasaran
H2 - Parsial
Ekuitas Merek (X1)
Loyalitas pelanggan
Kualitas Merek (X2)
Pengaruh
H3 - Parsial
H1 – Simultan
Saluran Distribusi (X3)
H1 - Parsial
Tidak Pengaruh
Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
H2 - Parsial
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak
dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2 ( dua ) minggu, 1
minggu pengumpulan data dan 1 minggu pengolahan data yang meliputi penyajian
dalam bentuk laporan.
2. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah dilingkungan masyarakat dan
sekolah, yaitu di Jl. Abdul Fatah Kelurahan Bojong Jengkol Kec. Ciampea Kab.
Bogor, STIE Gici Business School dan SMK Yapura 1.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian survei yaitu penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas
populasi untuk mewakili seluruh populasi. Maksud penelitian survei untuk
penjajagan (explorative), deskriptif, penjelasan (explanatory atau confirmatory),
evaluasi, prediksi atau peramalan, penelitian operasional dan pengembangan
indikator-indikator sosial. Metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari
tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan
dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, tes, wawancara
terstruktur dan sebagainya (Sugiyono, 2014:6).
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Banyak ahli menjelaskan pengertian tentang populasi. Salah satunya Sugiyono
(2014:80) mengatakan bahwa:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Pupulasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu”.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah para pelanggan Supermarket
Mahabharata
Bogor. Jumlah pelanggan berdasarkan informasi dari pihak Supermarket
Mahabharata Bogor setiap bulannya mencapai 30.000 orang. Oleh sebab itu dalam
penelitian ini kami menggunakan angka 30.000 sebagai populasi penelitian.
3.3.1. Sampel
Sejalan dengan pengertian populasi, banyak juga ahli yang mendefinisikan
pengertian tentang sampel. Sugiyono (2016:81) mengatakan bahwa:
”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
populasi itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).”
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Hal ini berarti bahwa sampel
mewakili populasi. Guna menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, penulis
menggunakan rumus pengambilan sampel menurut Taro Yamane atau yang lebih
dikenal dengan istilah Rumus Slovin, sebagai berikut:
N
n=
Nd2 + 1
Keterangan:
n = Banyaknya sampel
N = Populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan (dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 10%) Sumber:
Rakhmad dalam Unaradjan (2013:124)
Oleh sebab itu peneliti tidak menentukan siapa yang akan dijadikan responden,
melainkan sampel diambil secara acak yang dipandang sesuai untuk digunakan
sebagai sumber data serta memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
6. Pelanggan yang menyukai produk tersebut dan minimal sudah merasakan produk
yang ditawarkan.
3.6 Uji Kualitas Data Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan
instrumen kuesioner harus dilakukan pengujian kualitas atas data yang diperoleh.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid
dan reliabel atau tidak. Sebab kebenaran data yang diperoleh akan sangat
menentukan kualitas hasil penelitian.
1. Uji Validitas
Uji kualitas data pertama yang harus dilakukan adalah uji validitas. Berkaitan dengan
uji validitas ini Arikunto dalam Unaradjan (2013:164) menyatakan bahwa: ”validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat
ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Guna menguji
validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat
ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan
total skor yang merupakan jumlah tiap skor butir dengan rumus Pearson Product
Moment”, adalah:
Keterangan:
rhitung = Koefisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat
∑X1 = Jumlah skor item
∑Yi = Jumlah skor total (sebuah item)
N = Jumlah responden Sumber: Arikunto dalam Unaradjan (2013:164)
Namun demikian dalam penelitian ini uji validitas tidak dilakukan secara manual
dengan menggunakan rumus di atas melainkan dengan menggunakan Statistical
Program for Social Science (SPSS). Guna melihat valid atau tidaknya butir
pernyataan kuesiner maka kolom yang dilihat adalah kolom Corrected Item-Total
Correlation pada tabel Item-Total Statistics hasil pengolahan data dengan
menggunakan SPSS tersebut. Dikatakan valid jika rhitung > 0,3 (Situmorang, et.al,
2008:36).
2. Uji Reliabilitas
Setelah semua butir pernyataan kuesioner dinyatakan valid, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan uji kualitas data kedua yaitu uji reliabilitas. Uji
reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat konsistensi butir penyataan. Butir
pernyataan dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap penyataan
yang diajukan selalu konsisten.
Dengan kata lain dapat dikatakan bawa uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya konsistensi kuesioner dalam penggunaannya. Butir pernyataan
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika butir pernyataan tersebut konsisten
apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Dalam uji reliabilitas
digunakan teknik Alpha Cronbach, dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal
(reliabel) bila memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih, dengan
menggunakan rumus alpha, sebagai berikut:
Keterangan: r11 = Nilai reliabilitas
∑Si = Jumlah variabel skor setiap item
St = Varians total k = banyaknya butir pertanyan
Sumber: Arikunto dalam Unaradjan (2013:186)
Namun dalam penelitian ini uji reliabel tidak dilakukan secara manual menggunakan
rumus di atas, melainkan dengan menggunakan Statistical Program for Social
Science (SPSS). Guna melihat reliabel atau tidaknya butir pernyataan kuesioner
maka dapat dilihat nilai Cronbach’s Alpha yang tertera pada tabel Reability Statistics
hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS. Jika nilai Cronbach’s Alpha
tersebut lebih besar dari 0,6 maka dapat dikatakan bahwa semua instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini handal (reliabel) sehingga dapat digunakan untuk uji-
uji selanjutnya (Situmorang, et.al., 2008:43)
Uji Asumsi Klasik Merupakan uji yang wajib dilakukan untuk melakukan analisis
regresi liner berganda khususnya yang berbasis Ordinary Least Square (OLS). Uji
asumsi klasik yang biasa digunakan dalam sebuah penelitian diantara meliputi: (1) uji
normalitas, (2) uji multikolinieritas, (3) uji heteroskedastisitas, (4) uji autokorelasi
dan (5) uji linieritas. Namun demikian dalam penelitian ini hanya akan digunaka 3 uji
asumsi klasik saja yaitu: uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji
heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji data variabel bebas (X) dan data variabel
terikat (Y) pada sebuah persamaan regresi yang dihasilkan. Persamaan regresi
dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan variabel terikat berditribusi
mendekati normal atau bahkan normal. Dalam penelitian ini akan digunakan program
Statistical Program for Social Science (SPSS) dengan menggunakan pendekatan
histogram, pendekatan grafik maupun pendekatan Kolmogorv-Smirnov Test. Dalam
penelitian ini akan digunakan pendekatan histogram. Data variabel bebas dan
variabel terikat dikatakan berdistribusi normal jika gambar histogram tidak miring ke
kanan maupun ke kiri (Situmorang, et.al., 2008:56).
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk mengetahui terdapatnya perbedaan
variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain atau
gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan studentized delete residual
nilai tersebut. Prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang
sama diantara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya
terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas (tidak terjadi heteroskedastisitas) dan
ini yang seharusnya terjadi. Sedangkan jika varian tidak sama maka dikatakan terjadi
heteroskedastisitas (Situmorang, et.al., 2007:63).
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan melihat pola
gambar scatterplot maupun dengan uji statistik misalnya uji glejser ataupun uji park.
Namun demikian dalam penelitian ini akan digunakan SPSS dengan pendekatan
grafik yaitu dengan melihat pola gambar scatterplot yang dihasilkan SPSS tersebut.
Dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas jika titik-titik yng ada menyebar secara
acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas
maupun di bawah angka nol pada sumbu Y dan di kanan maupun kiri angka nol
sumbu X (Situmorang, et.al., 2007:68).
3. Uji Multikolinieritas
Uji asumsi klasik mulkolinieritas ini digunakan dalam analisis regresi linier berganda
yang menggunakan dua variabel bebas dua atau lebih (X1, X2, X3, ... Xn) dimana
akan diukur tingkat keeratan (asosiasi) pengaruh antar variabel bebas tersebut
melalui besaran koefisien korelasi (r). Dalam penelitian ini akan dilakukan uji
multikolinieritas dengan cara melihat nilai tolerance dan VIF yang terdapat pada
tabel Coefficients hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS. Dikatakan
terjadi multikolinieritas jika nilai tolerance < 0,1 atau VIF > 5 (Situmorang, et.al.,
2008:101).
Keterangan :
Fhitung = Nilai F yang dihitung
R2 = Nilai koefisien korelasi ganda
k = Jumah variabel bebas
n = Jumlah sampel
Sumber: Unaradjan (2013:207)
Namun demikian dalam penelitian ini semua uji hipotesis tidak dilakukan secara
manual melainkan dengan menggunakan Statistical Program for Social Science
(SPSS). Caranya dengan melihat nilai yang tertera pada kolom F pada tabel Anova
hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS tersebut. Guna menguji kebenaran
hipotesis pertama digunakan uji F yaitu untuk menguji keberartian regresi secara
keseluruhan, dengan rumus hipotesis, sebagai berikut:
H0 : βi = 0 ; artinya variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
Ha : βi = 0 ; artinya variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F, variansnya dapat diperoleh dengan
membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada taraf = 0,05 dengan ketentuan:
a. Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak Artinya variasi model regresi
berhasil menerangkan bahwa ekuitas merek, diskon harga dan Wiraniaga secara
bersama-sama (simultan) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan membeli
b. Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima Artinya variasi model regresi
berhasil menerangkan bahwa ekuitas merek, diskon harga dan Wiraniaga secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap keputusan membeli
2. Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur persentase
sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap naik turunnya variabel terikat.
Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1) yang
berarti bahwa bila R2 = 0 berarti menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel
bebas terhadap variabel terikat, dan bila R2 mendekati 1 menunjukkan bahwa
semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien
determinasi (R2) dapat dilihat pada kolom Adjusted R Square pada tabel Model
Summary hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS.
b
t
Hitung =
se
Keterangan:
thitung = Nilai t
b = Koefisien regresi X
se = Standar error koefisein regresi X
Sumber: Arikunto dalam Widayat (2008:73)
BAB IV
Hasil Dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Perusahaan
Pada awalnya PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Divisi Noodle
didirikan di Jakarta dengan nama PT. Sanmaru Food Manufacturino Co. Ltd yang
berdiri pada tanggal 27 April 1970 yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan
minuman. Sedangkan PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd cabang Semarang
didirikan pada tanggal 31 Oktober 1987 diresmikan oleh menteri Perindustrian Ir.
Hartanto dan Menteri Tenaga Kerja Soedomo. Pada tanggal 1 Maret 1994, PT.
Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dan anak perusahaan yang berada di lingkup
Indofood Group bergabung menjadi sebuah perusahaan dengan nama PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk yang khusus bergerak dibidang pengolahan mie instant.
Kemudian pada tanggal 1 Oktober 2009, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berganti
nama menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Dalam beberapa dekade ini
PT Indofood Sukses Makmur Tbk telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan
Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan
proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga
menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran. Kini, Indofood
dikenal sebagai perusahaan yang mapan dan terkemuka di setiap kategori bisnisnya.
Nilai Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Noodle Semarang
“Dengan disiplin sebagai falsafah hidup, kami menjalankan usaha kami dengan
menjunjung tinggi integritas, kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dan
secara bersama-sama membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi
yang berkelanjutan”
Karakteristik Responden
Merupakan karakteristis responden yang digunakan dalam penelitian. Hal ini
menunjukkan seperti apakah demografi responden dilihat dari jenis kelamin, usia,
pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Dengan mengetahui demografi responden
maka kita akan mengetahui karakteristik responden dalam hal ini pelanggan yang
loyal terhadap Mie Instant Indomie Rasa Soto.
Tanggapan Responden
Dalam tanggapan responden adalah peneliti bisa melihat indikator dari masing
masing variabel nya berpengaruh atau tidak. Dalam sebuah penelitian, tanggapan
respon yang merupakan jawaban atas apa yang ada dalam benak pikiran responden
menjadi hal sangat penting. Ini karena apa yang mereka sampaikan merupakan data
awal yang akan digunakan untuk berbagai uji nantinya. Oleh sebab itu proses
pengumpulan data yang dilakukan khususnya lewat kuesioner harus benar-benar
diperhatikan ke absahannya. Tujuannya agar data yang didapatkan tersebut mampu
mewakili persepsi yang ada pada diri masing-masing responden bukan sekedar asal
isi saja. Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 40 responden pelanggan Mie
Instan Indomie Mie Instant, seluruh indikator yang ada pada masing masing variabel,
hasilnya sangat berpengaruh karna 40 orang responden menjawab setuuju dan sangat
setuju untuk masing masing indikator yang ada pada variable quisioner.
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk melihat sejauh mana suatu alat pengukur itu bisa
mengukur apa yang ingin diukur. Guna melihat valid atau tidaknya sebuah data maka
kolom yang dilihat adalah kolom Corrected Item-Total Correlation. Dikatakan valid
jika rhitung > 0,300.
Dan ketika peneliti menyusun penelitian, hasilnya seluruh indikator pernyatan dari
semua variabel menunjukan VALID bahwa semua nilai rhitung yang disajikan pada
kolom Corrected Item-Total Correlation hasil perhitungan menggunakan SPSS
(terlampir) lebih besar dibandingkan nilai rtabel sehingga dapat dikatakan bahwa
semua item pernyataan tentang variabel ekuitas merek tersebut valid dan dapat
digunakan untuk ujiuji selanjutnya.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau diandalkan bila alat pengukur tersebut digunakan berkali-kali untuk
mengukur gejala yang sama. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang atas pertanyaan yang disampaikan konsisten dari waktu ke waktu.
Dikatakan handal (reliabel) jika memiliki koefisien keandalan atau cronbach’s alpha
sebesar 0,6 atau lebih. Di bawah ini penulis sajikan daftar Cronbach Alpha untuk
semua variabel penelitian yang ada baik variabel bebas maupun variabel terikatnya
atas dasar perhitungan dengan menggunakan SPSS.
Dan ketika peneliti menyusun penelitian, hasilnya seluruh indikator pernyatan dari
semua variabel menunjukan RELIABLE bahwa semua nilai rhitung yang disajikan
pada kolom Corrected Item-Total Correlation hasil perhitungan menggunakan SPSS
(terlampir) lebih besar dibandingkan nilai rtabel sehingga dapat dikatakan bahwa
semua item pernyataan tentang variabel ekuitas merek tersebut RELIABLE dan
dapat digunakan untuk ujiuji selanjutnya.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Seperti diketahui
bahwa uji F dan uji t mengasumsikan bahwa nilai residual harus mengikuti distribusi
normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Uji ini dapat dilakukan dengan pendekatan histogram,
pendekatan grafik maupun pendekatan Kolmogorv-Smirnov. Dengan menggunakan
analisis Kolmogorov Smirnov, data residual dikatakan berdistribusi normal bila nilai
Asymp Sig (2-tailed) > taraf nyata (α = 5%). Adapun uji normalitas dalam penelitian
ini menggunakan pendekatan histogram, hasilnya seperti terlihat pada gambar di
bawah ini
.
Pada grafik histogram di atas terlihat bahwa variabel berdistribusi miring ke kanan.
Hal ini ditunjukkan oleh gambar histogram yang miring ke kiri negatif.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan pendekatan grafik. Di bawah ini penulis
sampaikan hasil uji heteroskedastisitas menggunakan pendekatan grafik.
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung yang diolah dengan menggunakan
SPSS adalah sebesar 1,181. Sementara itu nilai Ftabel yang dilihat pada Tabel
Nilainilai Untuk Distribusi F adalah 0,83. Dengan demikian maka dapat dikatakan
bahwa nilai Fhitung = 1,181 > dari Ftabel = 0,83. Ini berarti bahwa variabel
independen yang terdiri dari equitas merek, kualitas merek dan saluran distribusi
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen pada produk Mie Instant
Indomie Rasa Soto.
Koefisien Determinasi
Setelah variabel independen dinyatakan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen
pada produk Mie Instant Indomie Rasa Soto, maka untuk melihat seberapa besar
pengaruhnya dapat dilihat pada Tabel Model Summary hasil perhitungan dengan
menggunakan Statistical Program for Social Science (SPSS), seperti terlihat di bawah
ini.
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 ,299 ,090 ,014 ,26491 ,670
a. Predictors: (Constant), distribusi, ekuitas, kualitas
b. Dependent Variable: Loyalitas_Produk
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square adalah ,014 atau 90,0%.
Ini berarti bahwa variabel independen berupa equitas merek, kualitas merek dan
saluran distribusi secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen loyalitas
konsumen pada produk Mie Instant Indomie Rasa Soto sebesar 90,0% sedangkan
sisanya sebesar 10,0% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak termasuk dalam
penelitian ini, misalnya suasana lingkungan, harga, promosi dan lain sebagainya.
Hasil Uji t (Uji Parsial)
Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah melakukan Uji t atau yang lebih
dikenal dengan nama Uji Parsial. Jika Uji F bertujuan untuk melihat pengaruh secara
bersama-sama, maka Uji t ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependennya secara parsial atau sendiri-sendiri. Jadi dalam
penelitian ini akan dilihat bagaimana pengaruh equitas merek terhadap loyalitas
konsumen, pengaruh kualitas merek terhadap loyalitas konsumen dan pengaruh
saluran disribusi terhadap saluran konsumen. Hasil Uji t penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel Coefficients di atas yaitu dengan melihat nilai t maupun sig.-nya. Guna
lebih jelasnya dapat dilihat pada salinan tabel di bawah ini.
T Sig
VARIABEL Kesimpulan
tHitung tTabel Hasil ɑ = 5%
EKUITAS Berpengaruh
-1,250 27,558 ,219 > 0,05
MEREK Signifikan
KUALITAS Berpengaruh
859 142,484 ,396 > 0,05
MEREK Signifikan
SALURAN Berpengaruh
-,681 62,811 ,500 > 0,05
DISTRIBUSI Signifikan
Guna menentukan H0 maupun H1 yang ditolak atau diterima maka nilai thitung di
atas dapat dibandingkan dengan nilai ttabel pada tingkat signifikasi 5% (ɑ = 0,05).
Dengan membandingkan thitung dan ttabel maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
a. Secara parsial ekuitas merek berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen
pada produk Mie Instant Indomie Rasa Soto karena thitung (-1,250) < ttabel (27,558
serta nilai signifikansinya di atas 0,05.
b. Secara parsial Kualitas merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Loyalitas Konsumen Pada Produk Mie Instant Indomie Rasa Soto karena thitung
(859) > ttabel (,389) serta nilai signifikansinya di atas 0,05.
c. Secara parsial saluran distribusi berpengaruh positif dan signifikan tehadap
Loyalitas Konsumen Pada Produk Mie Instans Indomie karena thitung (-,681) >
ttabel (500) serta nilai signifikansinya di atas 0,05.
5. Pengaruh Dominan
Guna mengetahui variabel independen yang berpengaruh paling dominan terhadap
variabel dependennya adalah dengan cara melihat besarnya nilai Standaridized
Coefficient Beta yang ada pada tabel diatas. Tabel tersebut memperlihatkan bahwa
variabel independen yang mempunyai nilai Standaridized Coefficient Beta paling
besar adalah variabel kualitas produk yaitu sebesar ,079 yang berarti bahwa variabel
kualitas produk merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap
Loyalitas Konsumen Pada Produk Mie Instant Indomie.
Pembahasan
Sesuai dengan latar belakang yang telah disampaikan diawal dimana data
dalam top brand index rating produk Indomie Rasa Sotomengalami penurunan yang
sangat signifikan ditahun 2018. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
diantaranya dengan menggunakan variabel brand image, harga, kualitas produk dan
iklan maka permasalahan tersebut setidaknya mulai terjawab. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat sejauh mana pengaruh brand image, harga, kualitas produk dan iklan
terhadap keputusan pembelian Indomie Rasa Soto di Kota Bogor. Dari keempat
variabel independen yang digunakan, ternyata ada dua variabel yang tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Indomie Rasa Soto
di Kota Bogor yaitu Harga dan Iklan. Sedangkan 2 variabel independen lainnya yaitu
brand image dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian Indomie Rasa Soto di Kota Bogor.
Hasil dari uji hipotesi pertama pada sub bab sebelumnya dapat diketahui bahwa
citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dapat
terlihat pada hasil signifikan uji t sebesar 0,006 < = 0,05 maka brand image
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Indomie Rasa Sotodi Kota
Bogor. Pandangan konsumen saat ini tentang Indomie Rasa Soto pastilah positif.
Dengan memiliki citra yang baik di mata konsumen, maka perusahaan akan semakin
mudah meyakinkan masyarakat untuk melakukan pembelian.
Berpengaruhnya brand image (citra merek) terhadap keputusan pembelian
Indomie Rasa Soto di Kota Bogor kemungkinan besar disebabkan karena umumnya
pelanggan memang berkepentingan atas variabel brand image dimana merek bisa
menjadi kebanggaan tersendiri bagi seseorang. Selain itu faktor gaya hidup dan
aktivitas juga bisa menjadi pertimbangan pelanggan.
Selain variabel brand image, hasil uji hipotesis yang kedua pada sub bab.
sebelumnya dapat diketahui bahwa harga tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian. Hal ini terlihat dari hasil signifikan uji t sebesar 0,570 > =
0,05 maka harga tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
Indomie Rasa Soto di Kota Bogor. Disamping itu ternyata persamaan regresi linier
berganda yang dihasilkan menunjukan bahwa untuk variabel harga angkanya paling
rendah. Artinya, dalam kondisi tertentu jika harga naik atau kuat, justru minat
pelanggan untuk membeli Indomie Rasa Sotodi Kota Bogor akan tetap sama atau
bahkan bisa saja berkurang. Demikian sebaliknya, jika harga yang ada semakin
menurun maka keputusan pembelian pelanggan Indomie Rasa Soto di Kota Bogor
justru akan tetap atau bahkan meningkat.
Hasil uji hipotesis yang ketiga pada sub bab sebelumnya dapat diketahui bahwa
kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini
terlihat pada hasil signifikan uji t sebesar 0,005 < = 0,05 maka kualitas produk
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Indomie Rasa Soto di Kota
Bogor. Hal ini menunjukan bahwa kualitas yang diberikan oleh Indomie Rasa
Sotoadalah yang terbaik bagi pelanggan dan mampu bersaing dengan produk keripik
kentang lainnya.
Kualitas produk memiliki hubungan yang erat dengan kepercayaan pelanggan.
Dengan kualitas produk yang baik maka akan memunculkan rasa puas dari pelanggan
dan tidak menutup kemungkinan bagi pelanggan untuk terus melakukan pembelian
ulang. Pada umumnya produk yang berkualitas pada sebuah makanan menandakan
bahwa makanan tersebut mempunyai rasa yang nikmat dan memiliki kandungan
yang baik bagi tubuh apabila dikonsumsi. Berpengaruhnya kualitas produk terhadap
keputusan pembelian Indomie Rasa Soto di Kota Bogor kemungkinan besar
disebabkan karena umumnya pelanggan memang berkepentingan atas variabel
kualitas produk dimana kualitas bisa menjadi tolok ukur tersendiri bagi sebuah
produk yang baik. Bagi sebagian pelanggan, kualitas produk adalah hal yang sangat
penting. Oleh karena itu kualitas produk merupakan variabel yang mempengaruhi
keputusan pembelian Indomie Rasa Soto di Kota Bogor.
Selain variabel harga, variabel lainnya yang juga tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian Indomie Rasa Soto di Kota Bogor yaitu variabel iklan.
Hal ini terlihat dari hasil signifikan uji t sebesar 0,268 > = 0,05 maka iklan tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Indomie Rasa Sotodi Kota
Bogor. Iklan sendiri merupakan salah satu dari bauran promosi. Artinya, promosi
dalam bentuk iklan di televisi rupanya tidak berpengaruh terhadap keputusan
pembelian Indomie Rasa Soto di Kota Bogor. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh
gaya hidup masyarakat yang sudah jarang sekali menonton televisi melainkan aktif di
media sosial.
Variabel brand image dan kualitas produk merupakan variabel yang
mempengaruhi keputusan pembelian. Oleh karena itu untuk tetap mempetahankan
eksistensi dan kemapuan dalam bersaing dengan kompetitor lain, Indomie Rasa
Sotodituntut untuk selalu menjaga dan meningkatkan kualitas produknya juga
memberikan citra merek yang lebih baik lagi untuk menarik lebih banyak pembeli
Indomie Rasa Soto.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis dan evaluasi data yang telah dilakukan terhadap variabel
variabel dalam penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran
sebagai berikut:
Kesimpulan
Sesuai dengan uraian-uraian di atas serta hasil analisis dan interpretasi data yang
telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut:
1. Secara serempak ekuitas merek, kualitas merek, dan saluran distribusi berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas konsumen pada produk Mie Instant Indomie Rasa Soto.
2. Secara parsial equitas merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loyalitas
Konsumen Pada produk Mie Instant Indomie Rasa Soto.
3. Secara parsial kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen
pada produk Mie Instant Indomie Rasa Soto.
4. Secara parsial saluran distribusi berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas
Konsumen pada Produk Mie Instant Indomie Rasa Soto.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis dapat memberikan beberapa saran,
sebagai berikut:
1. Perusahaan PT Indofood sebaiknnya selalu memperhatikan program brand image
dan kualitas produk. Hal ini menjadi sangat penting karena variabel ini secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian indomie soto di
Kota Bogor. Khusus dalam hal kualitas perusahaan dirasa perlu menciptakan
inovasi baru, baik dari segi varian rasa maupun tampilan dalam kemasan produk.
Sehingga pelanggan indomie soto akan semakin tertarik malakukan pembelian
ulang dimasa mendatang.
2. Dalam hal membuat program khususnya yang berhubungan dengan brand image
(citra merek) perusahaan diharapkan memperbanyak keterlibatan dalam berbagai
kegiatan-kegiatan sosial seperti acara festival, bazar dan menjadi sponsor dalam
kegiatan-kegiatan positif.
3. Hubungannya dengan harga dan iklan perusahaan tidak perlu risau karena hasil
penelitian menunjukan bahwa kedua variabel tersebut tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian indomie soto di Kota Bogor. Sebagian
besar pelanggan tidak memperhatikan harga saat membeli indomie soto dan tidak
pula dipengaruhi iklan sehingga melakukan pembelian. Hal ini bisa disebabkan
karena kesadaran pelanggan akan kualitas indomie soto tersebut.
4. Peneliti sangat mengharapkan dapat mengembangkan penelitian ini lebih luas,
dengan cara memperbanyak variabel untuk diteliti. Semakin lengkap variabel
yang diteliti maka akan semakin tahu faktor apa saja yang mempengaruhi
keputusan pembelian agar mejadi masukan untuk perusahaan.
Daftar Pustaka
Sama bunda / nafis deh
LAMPIRAN LAMPIRAN
KUISIONER PENELITIAN
Pillihlah jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda dengan memberikan
tanda silang ( x ) atau ceklis ( √ ) pada kotak yang tersedia.
I. PROFIL RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
□ < 19 tahun □ 20-24 tahun □ 25-29 tahun □ 30-34
tahun
3. Jenis Kelamin :
□ Pria □Wanita
4. Pekerjaan anda sekarang
5. Penghasilan Perbulan
EKUITAS MEREK
SS S CS TS STS
No. Pernyataan
5 4 3 2 1
Merek Indomie yang selalu terpikirkan
1. saat anda akan melakukan pembelian mie
instan
Anda selalu merasa yakin dengan
2.
kualitas merek Indomie
Merupakan kebanggaan tersendiri
3. bisa membeli produk mi instan
dengan merek Indomie
Anda selalu merasa puas atas merek mie
4
instan yang dibeli yaitu indomie
Merek Mie indtant Indomie rasa soto
5
mudah dikenali
Produk Mie Instant Indomie rasa soto
6 mempunyai ciri khas yang berbeda
dengan produk lain yang sejenis
KUALITAS PPRODUK
SS S CS TS STS
No. Pernyataan
5 4 3 2 1
Mutu produk mie instan Indomie Kuah
1 rasa soto secara keseluruhan sudah cukup
baik
Kualitas produk Indomie kuah rasa soto
2
sesuai dengan apa yang dijanjikan
Produk mie instan Indomie kuah rasa soto
3
memiliki tekstur yang cukup baik
Produk mie instan Indomie kuah rasa
4
soto memiliki citra rasa yang tinggi
Masa kadaluarsa produk mie instan
5
Indomie rasa soto cukup lama
Mie Instan Indomie rasa soto selalu
6
enak dinikmati diwaktu kapan saja
Fitur mie Indomie rasa soto di desain
7
sangat menarik
SALURAN DISTRIBUSI
SS S CS TS STS
No. Pernyataan
5 4 3 2 1
Lokasi pembelian Mie Indomie Rasa
1
Soto mudah dijangkau
Mie indomie Rasa soto dapat ditemukan
2
dimana saja
Lanjutan lampiran Bagian II
Pertanyaan :
1. Apakah anda akan selalu melakukan pembelian ulang produk Indomie kuah rasa
soto ?
a. Ya b. Tidak
2. Dari faktor-faktor dibawah ini, manakah yang menurut anda paling penting terhadap
loyalitas pelanggan ?
3. Apakah ada merek lain yang pernah anda konsumsi selain produk Indomie kuah
rasa soto ?
a.Ya b. Tidak
4. Apakah anda yakin bahwa Indomie merupakan yang terbaik dibandingkan merek
mie instan lainnya
a.Ya b. Tidak
5. Apakah Anda akan merekomendasikan Produk Indomie kuah rasa soto kepada orang
lain?
a. Ya b. Tidak
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,965 15
Item Statistics
Std.
Mean Deviation N
P1 4,30 ,966 40
P2 4,65 ,483 40
P3 4,30 ,966 40
P4 4,65 ,483 40
P5 4,30 ,966 40
P6 4,65 ,483 40
P7 4,30 ,966 40
P8 4,30 ,966 40
P9 4,30 ,966 40
P10 4,65 ,770 40
P11 4,30 ,966 40
P12 4,65 ,483 40
P13 4,30 ,966 40
P14 4,65 ,483 40
P15 4,30 ,966 40
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
P1 62,30 84,574 ,954 ,959
P2 61,95 97,946 ,447 ,968
P3 62,30 84,574 ,954 ,959
P4 61,95 97,946 ,447 ,968
P5 62,30 84,574 ,954 ,959
P6 61,95 97,946 ,447 ,968
P7 62,30 84,574 ,954 ,959
P8 62,30 84,574 ,954 ,959
P9 62,30 84,574 ,954 ,959
P10 61,95 91,126 ,730 ,964
P11 62,30 84,574 ,954 ,959
P12 61,95 97,946 ,447 ,968
P13 62,30 84,574 ,954 ,959
P14 61,95 97,946 ,447 ,968
P15 62,30 84,574 ,954 ,959
Scale Statistics
Std.
Mean Variance Deviation N of Items
66,60 102,451 10,122 15
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 distribusi,
ekuitas, . Enter
kualitasb
a. Dependent Variable: Loyalitas_Produk
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 ,299a ,090 ,014 ,26491 ,670
a. Predictors: (Constant), distribusi, ekuitas, kualitas
b. Dependent Variable: Loyalitas_Produk
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,249 3 ,083 1,181 ,330b
Residual 2,526 36 ,070
Total 2,775 39
a. Dependent Variable: Loyalitas_Produk
b. Predictors: (Constant), distribusi, ekuitas, kualitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Toler
Model B Std. Error Beta t Sig. ance VIF
1(Constant) 4,632 ,429 10,785 ,000
ekuitas -,079 ,063 -1,044 -1,250 ,219 ,036 27,558
kualitas ,079 ,092 1,631 ,859 ,396 ,007 142,484
distribusi -,118 ,174 -,858 -,681 ,500 ,016 62,811
a. Dependent Variable: Loyalitas_Produk
Collinearity Diagnosticsa
Condition Variance Proportions
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) ekuitas kualitas distribusi
1 1 3,972 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00
2 ,027 12,240 ,22 ,00 ,00 ,01
3 ,002 46,860 ,72 ,19 ,00 ,12
4 ,000 169,410 ,06 ,81 1,00 ,87
a. Dependent Variable: Loyalitas_Produk
Casewise Diagnosticsa
Loyalitas_Pro Predicted
Case Number Std. Residual duk Value Residual
1 ,000 4,00 4,0000 ,00000
2 ,000 4,00 4,0000 ,00000
3 ,000 4,00 4,0000 ,00000
4 -3,179 3,00 3,8421 -,84211
5 -3,179 3,00 3,8421 -,84211
6 -3,179 3,00 3,8421 -,84211
7 ,000 4,00 4,0000 ,00000
8 ,000 4,00 4,0000 ,00000
9 ,000 4,00 4,0000 ,00000
10 ,596 4,00 3,8421 ,15789
11 ,596 4,00 3,8421 ,15789
12 ,596 4,00 3,8421 ,15789
13 ,000 4,00 4,0000 ,00000
14 ,000 4,00 4,0000 ,00000
15 ,000 4,00 4,0000 ,00000
16 ,596 4,00 3,8421 ,15789
17 ,596 4,00 3,8421 ,15789
18 ,596 4,00 3,8421 ,15789
19 ,000 4,00 4,0000 ,00000
20 ,000 4,00 4,0000 ,00000
21 ,000 4,00 4,0000 ,00000
22 ,596 4,00 3,8421 ,15789
23 ,596 4,00 3,8421 ,15789
24 ,596 4,00 3,8421 ,15789
25 ,000 4,00 4,0000 ,00000
26 ,000 4,00 4,0000 ,00000
27 ,000 4,00 4,0000 ,00000
28 ,596 4,00 3,8421 ,15789
29 ,596 4,00 3,8421 ,15789
30 ,596 4,00 3,8421 ,15789
31 ,000 4,00 4,0000 ,00000
32 ,000 4,00 4,0000 ,00000
33 ,000 4,00 4,0000 ,00000
34 ,596 4,00 3,8421 ,15789
35 ,596 4,00 3,8421 ,15789
36 ,596 4,00 3,8421 ,15789
37 ,000 4,00 4,0000 ,00000
38 ,000 4,00 4,0000 ,00000
39 ,000 4,00 4,0000 ,00000
40 ,596 4,00 3,8421 ,15789
a. Dependent Variable: Loyalitas_Produk
Residuals Statisticsa
Minimu Maximu Std.
m m Mean Deviation N
Predicted Value 3,8421 4,0000 3,9250 ,07985 40
Std. Predicted Value -1,038 ,939 ,000 1,000 40
Standard Error of
,061 ,100 ,081 ,020 40
Predicted Value
Adjusted Predicted
3,8333 4,0000 3,9250 ,08110 40
Value
Residual -,84211 ,15789 ,00000 ,25451 40
Std. Residual -3,179 ,596 ,000 ,961 40
Stud. Residual -3,266 ,612 ,000 ,987 40
Deleted Residual -,88889 ,16667 ,00000 ,26865 40
Stud. Deleted Residual -3,839 ,607 -,045 1,133 40
Mahal. Distance 1,078 4,596 2,925 1,780 40
Cook's Distance ,000 ,148 ,013 ,039 40
Centered Leverage
,028 ,118 ,075 ,046 40
Value
a. Dependent Variable: Loyalitas_Produk