Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS MARKETING

PRODUK KECAP BANGO

Disusun oleh :

Hilmi Fadillah Pratama

Muhammad Fadhil Ramadhan

Nurhayati Agustin

Rahmat Bagus Saputra

Saddam Ramadhan

Selvie Oktavia H

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS BAKRIE
JAKARTA
2017
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Pengenalan Perusahaan Kecap Bango

Pendirian

Kecap Bango awalnya merupakan sebuah industri rumah tangga yang dimulai pada tahun
1928 di daerah Benteng, Tangerang, Jawa Barat. Perjalanan Bango dimulai oleh Tjoa Pit
Boen yang pertama kali dijajakan di toko kecil di garasi rumahnya. Nama Bango dipilih
pendirinya dengan satu visi, yaitu agar produknya dapat terbang tinggi hingga ke manca
negara.
Ketika usaha Yunus Kartadinata berkembang, pabrik Kecap Bango pindah di Jalan Asem
Lama (sekarang Jalan Wahid Hasyim), Tanah Abang, Jakarta Pusat, persis di belakang
gedung Badan Pengawas Pemilu. Namun kawasan itu sudah berubah menjadi deretan rumah
perkantoran. Kecap Bango tumbuh dan populer di Jawa Barat dan Jakarta.
Perusahaan Kecap Bango berubah menjadi perseroan terbatas, yaitu PT Anugrah Indah
Pelangi dan PT Anugrah Damai Pratama. Manajemen dikelola anak Yunus yang keempat,
Eppy Kartadinata, pada 1982. Pabrik kini menempati area seluas delapan hektaree di Desa
Wantilan, Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat.

Di bawah naungan Unilever

Pada tahun 1992, PT. Unilever Indonesia tertarik untuk mengakuisisi merek dan usaha
Kecap Bango di bawah naungan perusahaan mereka. Akhirnya Kecap Bango resmi menjadi
salah satu produk PT. Unilever Indonesia pada tahun 2001. Setelah proses akuisisi, nama dan
performa Kecap Bango semakin kencang dan dikenal hingga luar Jakarta. Langkah awal
setelah akuisisi, Unilever mengubah tampilan merek, logo, dan kemasan Bango. Dulu
mereknya ”Kecap Bango”. Pada 1 Februari 2008, mereknya resmi menjadi ”Bango”.

Unilever dan keluarga Kartadinata membentuk perusahaan patungan bernama PT


Anugrah Lever. Perusahaan ini memproduksi dan memasarkan kecap, sambal, dan saus
bermerek Bango. Unilever menguasai 65 persen saham, sisanya 35 persen dimiliki Anugrah
Indah Pelangi dan Anugrah Damai Pratama. Pada 2007, Unilever mengakuisisi sisa saham
Bango milik keluarga Kartadinata.

Menurut Ainul Yaqin, Foods Director Unilever Indonesia, 'dari beberapa hasil survei
lembaga riset, Bango menjadi pemimpin pasar kecap nasional. Performa bagus tersebut
dimulai sejak paska diakusisi.

“Posisi kami sangat dominan. Bango sendiri memberikan kontribusi 5% untuk Unilever
dan pertumbuhannya naik berlipat-lipat setiap tahun.”
1.2 Situasi Lingkungan Pemasaran

1.2.1 Persaingan Usaha


Seiring dengan berkembangnya kulinerari di Indonesia, membuat orang memburu
bermacam-macam penyedap yang sesuai dnegan seleranya untuk mebuat masakan
mereka menjadi hidangan yang memuaskan. Kecap Bango disejajarkan dnegan produk
lain seperti Kecap ABC, Kecap Sedap. Meskipun semakin banyaknya competitor yang
bermunculan hal ini tidak membuat Kecap Bango kehilangan motivasi untuk tetap bisa
bertahan di pasaran, tapi hal ini membuat Kecap Bango menjadi lebig solid dalam
melakukan pembaharuan varian rasa dan ukuran untuk perkembangan produk Kecap
Bango.

1.2.2 Demografi
Analisis demografi dilakukan meliputi analisis pertumbuhan Populasi, jenis kelamin,
penghasilan, dan jenis pekerjaan yang menggunakan Kecap Bango.

1. Analisis pertumbuhan Populasi


Populasi dalam makalah ini yaitu remaja sampai dengan orang tua usia 18—60
tahun yang tinggal di Indonesia dari sabang sampai maraukek. Berdasarkan data BPS
(Badan Pusat Statistik, 2013), populasi terus meningkat sampai dengan tahun 2035.
Hal ini membuat kebutuhan atas penggunakan kecap bango tiap harinya mengalami
peninggatan dan merupakan peluang bagi Bango dalam memasarkan produknya.
Kebutuhan mengenai kecap ini sampai kapanpun tidak aka nada habisnya sebab
kecap bango merupakan penyedap pendamping untuk hamper semua jenis makanan
yang di olah di Indonesia terutama.

2. Jenis Kelamin
Berdasarkan data yang kami peroleh, jenis kelamin perempuan di Indonesia
sangatlah banyak tersebar sampai penjuru Indonesia. Oleh karena itu pembeli atau
pengkonsumsi kecap bango berjenis kelamin perempuan. Selain faktor jenis kelamin,
hal lain yang mempengaruhi pertumbuhan pembelian pun karena hampir 98%
perempuan di Indonesia hobby memasak.

3. Penghasilan
Berdasarkan data yang kami peroleh menurut UMR setiap daerah yang berbeda-
beda. Perusahaan kecap bango pun menargetkan pembeli yang dapat membeli kecam
bango yaitu berpenghasilan >Rp500.000,-.
Karena penghasilan yang diperkirakan memungkinkan untuk semua ibu rumah
tangga dapat membeli produk kecap bango dengan harga yang ekonomis.

4. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan yang memungkinkan seseorang membeli kecap bango yaitu yang
memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, ibu berkarier, dan pedagang.
Menurut hasil riset yang didapat oleh kelomopok kami, bahwa semua pekerjaan
yang disebutkan di atas adalah jenis pekerjaan yang paling banyak membeli kecap
bango.

1.2.3 Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi
memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Kotler dan Keler, 2009). Ada
beberapa faktor yang memengaruhi konsumen untuk memutuskan pembelian,
diantaranya adalah faktor sosial dan faktor pribadi.

1. Faktor Sosial
Dalam pembelianKecap Bango, salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen
yaitu faktor sosial, yakni terbagi atas status dan acuan kelompok. Faktor social
dipengaruhi oleh orang-orang yang memiliki status dalam sebuah organisasi atau
sebuah system, seperti dosen, pebisnis, mahasiswa, grup kuninary dalam pembelian
produk kecap bango. Faktor social yang dipengaruhi oleh acuan kelompok
menekankan bahwa pembelian produk kecap bango berdasarkan rekomendasi pihak
ketiga atau pihak yang dijadikan acuan untuk membeli kecap bango tersebut.

2. Faktor Pribadi
Faktor pribadi adalah karakteristik individu yang memengaruhi keputusan
pembelian, termasuk diantaranya adalah kepribadian, gaya hidup, dan nilai-nilai.
Faktor pribad yang dapat menjadi peluang bagi Kecap Bango diantaranya usia,
dimana dalam makalah ini membahas usia remaja sampai dengan orang tua usia
(18—60 tahun) yang meiliki kegemaran dalam memasak maupun mengkonsumsi
kecap itu langsung dengan hidangan lainnya seperti bakso. Selain itu, faktor keadaan
ekonomi mempengaruhi pembelian produk Kecap Bango, dimana kebanyakan
berekonomi menengah keatas. Atas hobby memasaknya ini lah peluang bagi kecap
bango dapat memasarkan produknya keseluruh Indonesia melalui event-event seperti
“jajanan nusantara kecap Bango”, iklan maupun hal lainnya.
Selain menjadi peluang, peningkatan penduduk ini pun dapat menjadi ancaman
karena akan semakin banyak competitor yang menawarkan laptop dengan spesifikasi
serupa dengan harga yang relative lebih rendah.
BAB 11

PEMBAHASAN

2.1 Orientasi Perusahaan


Orientasi perusahaan yang kecap bango gunakan yaitu marketing concept karena kecap
bango mengahasilkan produk yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumen.
Selain itu, kecap bango juga membuat produk yang sesuai dengan konsumen bukan
dengan mencari konsumen yang tepat untuk produknya.

Contohnya ketika awalnya pembuatan produk kecap bango yang dikemas dengan kemasan
yang terbuat dari kaca karena dianggap lebih steril dan bisa lebih tahan lama, dengan
seiring berjalannya waktu kecap bango memberikan inovasi baru untuk kemasan yang
berbahan plastik karena dianggap lebih praktis dan mudah dibawa kemana-mana.

2.2 Analisis Strategi Pemasaran


Menurut kotler (2005) seluruh strategi pemasaran harus dibangun berdasarkan tiga
langkah utama dalam pemasaran bersasaran yaitu segmentation,targeting and positioning
(STP) .

2.2.1 Segmentasi
Segmentasi terbagi menjadi tiga, yaitu :

1. Demography
 Perumbuhan Populasi
Semua umur kecuali umur dibawah 1 tahun
 Jenis Kelamin
Semua jenis kelamin
 Penghasilan
Diatas Rp 500.000
 Jenis Pekerjaan
Segala jenis pekejaan
2. Geography
Seluruh daerah yang ada di Indonesia
3. Cycography
Status Ekonomi Sosial: menengah sampai menengah keatas
Kepribadian: wanita yang gemar memasak, hemat

2.2.2 Targeting
 Umur: 18-60 tahun
 Jenis kelamin: Perempuan
 Tingkat penghasilan: Rp500.000- keatas
 Jenis pekerjaan: Ibu rumah tangga, wanita berkarier, pedagang.
 Ibu rumah tangga yang gemar memasak
 Pemilik restoran dan pedagang kaki lima

2.2.3 Positioning
Kecap bango memberikan informasi kepada masyarakat bahwa kecap yang dibuatnya
benar-benar kecap yang terbuat dari bahan-bahan pilihan dan berkualitas, dan kecap bango
juga memiliki slogan “ Bango benar-benar kecap” yang sampai saat ini diingat oleh
masyarakat Indonesia.

Value Proposition
Value yang ditawarkan oleh perusahaan kecap bango adalah produk kecap manis dan pedas

Selain itu, target konsumen adalah ibu rumah tangga yang gemar memasak, pedagang kaki lima, wanita
karier. Key benefits ditujukan kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menunjang kegiatan
memasaknya sehari-hari. Dari posisi harga produk kecap bango mempunyai harga yang terjangkau
untuk semua kalangan.

Point of Difference
Point of Difference bersifat unik dan favorit adapun secara khusus Point of Difference yang diangkat oleh
kecap bango yaitu:

1. Kualitas karena memiliki kekentalan produknya


2. Cita rasa yang dimiliki oleh kecap bango lebih manis dibandingkan pesaing lainnya
3. Memiliki warna hitam yang lebih pekat yang dihasilkan oleh kacang kedelai hitamnya itu sendiri

Point of Parity
Point of Parity biasanya tidak menjadi alasan dari konsumen untuk memilih merek , point of parity yang
dimiliki kecap bango dan pesaingnya antara lain kecap ABC dan kecap Sedap dalam memproduksi varian
kecap masing-masing ( manis dan pedas).

Perceptual Map

2.3 Analisis Bauran Pemasaran


Analisis bauran pemasaran yang digunakan adalah marketing mix
2.2.1 Product

Bango Kecap Manis

 Bango sachet 14 ml
 Bango pouch 85 ml
 Bango 135 ml
 Bango 275 ml
 Bango pouch 225 ml
 Bango 620 ml (Botol)
 Bango 600 ml

Bango Kecap Manis Pedas Gurih

Varian kecap manis pedas gurih diluncurkan pada tahun 2012. Bahan-bahan yang
ditambahkan adalah cabai rawit merah dan hijau serta bawang.[5]

1. Bango pedas gurih 135 ml


2. Bango pedas gurih 275 ml

2.2.2 Price

Bango Kecap Manis

 Bango sachet 14 ml : Rp1.500/Sachet


 Bango pouch 85 ml : Rp5.000
 Bango 135 ml : Rp7600
 Bango 275 ml : Rp14900
 Bango pouch 225 ml : Rp9400
 Bango 620 ml (Botol) : Rp42.900
 Bango 600 ml : Rp20.200
 Bango pedas gurih 135 ml : Rp7800
 Bango pedas gurih 275 ml : Rp15.000

2.2.3 Place
Place atau tempat untuk memasarkan produk kecap bango yaitu di pasar swalayan tradisional maupun
modern

2.2.4 Promotion

Promosi merupakan hal yang terpenting dalam memasarkan produk perusahaan, promosi yang
digunakan untuk memasarkan kecap bango adalah melalui iklan, event jajanan bango nusantara,
sponsorship dan acara televisi yaitu kuliner nusantara.

Anda mungkin juga menyukai