Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KELOMPOK

INDUSTRI FARMASI

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI MAKANAN


PT. POD CHOCOLATE JUNGLEGOLD FACTORY BALI

KAMAL SAM 202006029


INDAH YULIANI 201906011
NURUL IZZAH 201906010

FAKULTAS FARMASI
INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
MUHAMMADIYAH
SIDENRENG RAPPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan seluruh rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“Laporan Kunjungan Industri Makanan POD Chocolate”. Shalawat serta salam
juga kami junjungkan pada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi
umatnya. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan pada Mata
Kuliah Farmasi Industri, dengan terselesaikannya makalah tertulis ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah Subahanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan segala kebaikan-Nya.
2. Ibu Fitriana Bunyanis, S.Si., M.Kes, dan Ibu Wahyuni L. Ode, S. Farm., M.
Kes, selaku dosen mata kuliah Farmasi Industri
3. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang selalu mendukung dan memberi
semangat serta membantu dalam segi finansial selama penyusunan makalah.
4. Serta semua pihak yang turut membantu terselesaikannya makalah ini yang
tidak dapat kami sebutkan satu per-satu
Penulis menyadari bahwa gagasan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna perbaikan makalah ini.
Semoga makalah tertulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
bagi penulis pada khususnya.

Sidenreng Rappang, Juli 2022


Penulis

Kamal Sam

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii


DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
I.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)........................................ 2
I.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)...................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 5
II.1 Pengertian Makanan..................................................................... 1
II.2 Pengertian Chocolate................................................................... 2
II.3 Sejarah Chocolate........................................................................ 3
II.4 Rasa Chocolate.............................................................................
II.5 Kandungan Chocolate..................................................................
BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN............. 14
III.1 Waktu.......................................................................................... 1
III.2 Tempat........................................................................................ 2
III.3 Kegiatan PKL............................................................................. 3
BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... 17
IV.1 Gambaran Umum Lokasi POD Chocolate................................. 5
IV.2 Sejarah Singkat POD Chocolate ................................................ 7
IV.3 Varian Rasa POD Chocolate...................................................... 9
IV.4 Cara Panen Buah Kakao............................................................
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 17
V. 1 Kesimpulan ................................................................................ 17
V.2 Saran ........................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Kakao atau di Indonesia dikenal dengan istilah kakao dan lebih
dikenal dengan coklat merupakan salah satu hasil perkebunan yang banyak
terdapat di dunia dan khususnya di Indonesia. Tanaman kakao pertama kali
dibawa masuk ke Indonesia pada tahun 1560 oleh bangsa Filipina dan
kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya. Kakao sendiri dikenal
terdapat beberapa jenis dan memiliki beberapa kegunaan. Seperti yang kita
ketahui, kakao dapat digunakan sebagai bahan makanan dan minuman,
hingga dapat digunakan sebagai produk untuk make up atau produk
kecantikan. Banyak produk hasil olahan kakao yang dapat digunakan oleh
masyarakat luas saat ini.
Selain sebagai produsen kakao, Provinsi Bali juga merupakan salah
satu provinsi di Indonesia sebagai konsumen kakao. Konsumsi kakao di
Provinsi Bali tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat lokal. Dengan kata
lain, konsumsi kakao di Bali juga diperuntukkan untuk kebutuhan pariwisata.
Namun, konsumsi kakao yang ada di Bali saat ini belum diimbangi dengan
jumlah tempat pengolahan yang ada. Mayoritas hasil produksi kakao di Bali
dikumpulkan pada pedagang pengepul, kemudian hasil produksi kakao
tersebut dibawa ke pabrik pengolahan besar di luar Bali untuk dilakukan
pengolahan selanjutnya. Kemudian hasil olahan yang telah jadi dikirim ke
seluruh Indonesia dan kembali ke Provinsi Bali untuk konsumsi.
Dengan hasil produksi kakao yang cukup besar, maka perlu
didukung dengan keberadaan industri atau pabrik pengolahan kakao yang
kiranya cukup memadai di Bali. Adanya pabrik pengolahan kakao ini
diharapkan nantinya dapat membantu memperkenalkan kepada masyarakat
tentang bagaimana proses pengolahan kakao dari buah hingga siap digunakan
dengan fungsi atau kegunaannya yang beragam. Selain itu dapat membantu
perekonomian daerah dan membantu memperkenalkan lokasi terpilih sebagai

4
daya tarik wisata, khususnya wisata edukasi bagi wisatawan lokal maupun
mancanegara
Berbagai inovasi pun dihadirkan untuk proses pengembangan rasa.
Oleh karena itu, kelompok kami tertarik untuk membahas jenis-jenis inovasi
rasa yang dihadirkan POD Chocolate Bali untuk tetap eksis di dunia
percoklatan.

Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


a) Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang
membentuk lapangan kerja sesuai dengan kebutuhan program pendidikn
yang ditetapkan.
b) Mengenal kegiatan-kegiatan penyelenggaraan program kesehatan
masyaraka secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi teknis
maupun social budaya.
c) Memberi kesempatan kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di bidang farmasi di Rumah
Sakit, Puskesmas, PBF, PBAK, BPOM, gudang Farmasi dn penyuluhan
kepada masyarakat.
d) Menumbuhkembangkan dan menetapkan sikap etis, profesionalisme, an
nasionalisme yang diperlukan mahasiswa untuk memasuki lapangan kerja
sesuai dengan bidangnya.
e) Memberikan kesempatan kepada mhasiswa untuk memsyarakatkan diri
pada suasana atau iklim lingkungan kerja yang sebenarnya.
f) Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan
teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya.
g) Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan
program Studi SI Farmasi.
h) Memberikan kesempatan penempatan kerja kepada mahasiswa.

5
I.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
1. Manfaat Bagi Industri Farmasi
a) Industri Farmasi dapat mengenal kualitas peserta PKL yang belajar
ditempat PKL.
b) Industri Farmasi secara tidak langsung dapat mempromosikan produk
dari Industri kepada Mahasiswa yang sedang belajar dan berkunjung
ke Industri Farmasi.
c) Memberikan kepuasan bagi Industri Farmasi karena diakui serta
menentukan masa depan anak bangsa melalui Praktek Kerja Lapangan
(PKL).
2. Manfaat Bagi Mahasiswa
a) Hasil belajar peserta PKL diharapkan memiliki keahlian professional
sebagai Tenaga Teknis Kefarmasian yang berkompoten dan bermutu
didalam Industri Farmasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b) Keahlian professional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri dan
percaya diri tamatan, yang selanjutnya akan mendorong mereka untuk
meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkat yang lebih tinggi.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Makanan
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap
saat dan memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat
bagi tubuh, karena makanan sangat diperlukan untuk oleh tubuh. Menurut
Depkes RI (2003), makanan adalah semua bahan dalam bentuk olahan
yang dimakan manusia kecuali air dan obat-obatan.
Makanan dapat juga terkontaminasi oleh mikroba. Beberapa mikroba
pembuat racun baik exotoxin maupun endotoxin, adalah tergolong
Salmonella, Staphylococcus, Clostridium, Bacillus cocovenans, Bacillus
cereus, dan lain- lainnya di Indonesia, dimana sanitasi makanan masih
sangat rawan, keracunan akibat mikroba yang menimbulkan gejala
gastero-intestinal (GI) masih sering didapat (Soemirat), 2009). Penyakit
bawaan makanan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan secara nyata
dari penyakit bawaan air. Yang dimaksud dengan Penyakit bawaan
makanan adalah penyakit umum yang dapat diderita seseorang akibat
memakan sesuatu makanan yang terkontaminasi mikroba patogen, kecuali
keracunan.
Makanan dapat terkontaminasi mikroba karena beberapa hal :

1. Mengolah makanan atau makan dengan tangan kotor.

2. Memasak sambil bermain dengan hewan peliharaan.

3. Menggunakan lap kotor untuk membersihkan meja, perabotan


bersih, dan lain-lainnya

7
4. Dapur, alat masak dan makanan yang kotor.

5. Makanan yang sudah jatuh ke tanah masih dimakan.

6. Makanan disimpan tanpa tutup sehingga serangga dan


tikus dapat menjangkaunya.
7. Makanan mentah dan matang disimpan bersama-sama.

8. Makanan dicuci dengan air kotor.

9. Makanan terkontaminasi kotoran akibat hewan yang berkeliaran


disekitarnya.

10. Sayuran dan buah-buahan yang ditanam pada tanah yang


terkontaminasi.

11. Memakan sayuran dan buah-buahan yang terkontaminasi.

12. Pengolah makanan yang sakit.

13. Pasar yang kotor, banyak insektisida dan sebagainya.

Cara-cara intervensi kontaminasi sehingga kontaminasi penyakit


bawaan makanan dapat dicegah :
a. Pemilahan bahan baku yang sehat, tidak busuk, warna yang segar.

b. Penyimpanan bahan baku jangan sampai terkena serangga, tikus


atau jangan sampai membusuk.
c. Pengolahan makanan yang hygienis serta prosesnya dapat
mematikan penyebab penyakit, peralatan masak harus

8
bersih.
d. Pengolahan makanan bukan pembawa penyakit dan tidak sakit.

e. Penyajian makanan tidak terkena lalat, debu, dan udara kotor,


peralatan makan yang hygienis (terutama ditempat umum).
f. Penyaji makanan harus mendapat surat keterangan sehat.

g. Penyimpanan makanan matang jangan sampai terkontaminasi dan


membusuk.

9
II.2 Pengertian Chocolate

Cokelat atau Coklat (bahasa Inggris: Chocolate) adalah sebutan untuk hasil
olahan makanan atau minuman dari biji kakao (Theobroma cacao). Cokelat pertama
kali dikonsumsi oleh penduduk Mesoamerika kuno sebagai minuman, walaupun
dipercaya bahwa dahulu cokelat hanya bisa dikonsumsi oleh para bangsawan.

Cokelat umumnya diberikan sebagai hadiah atau bingkisan pada hari ulang
tahun dan hari raya. Dengan bentuk, corak, dan rasa yang unik, cokelat sering
digunakan sebagai ungkapan terima kasih, simpati, atau perhatian bahkan sebagai
pernyataan cinta. Cokelat juga telah menjadi salah satu rasa yang paling populer di
dunia. Selain dikonsumsi paling umum dalam bentuk cokelat batangan, cokelat juga
menjadi bahan minuman hangat dan dingin

II.3 Sejarah Chocolate

Cokelat dihasilkan dari kakao (Theobroma cacao) yang diperkirakan mula-


mula tumbuh di daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah. Mungkin sampai
ke Chiapas, bagian paling selatan Meksiko. Orang-orang Olmec memanfaatkan
pohon dan, mungkin juga, membuat “cokelat” di sepanjang pantai teluk di selatan
Meksiko. Dokumentasi paling awal tentang cokelat ditemukan pada penggunaannya
di sebuah situs pengolahan cokelat di Puerto Escondido, Honduras sekitar 1100 -1400
tahun SM.[2] Residu yang diperoleh dari tangki-tangki pengolahan ini
mengindikasikan bahwa awalnya penggunaan kakao tidak diperuntukkan untuk
membuat minuman saja, tetapi selaput putih yang terdapat pada biji kokoa lebih
condong digunakan sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol.

Residu cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku
Maya kuno di Río Azul, Guatemala Utara, menunjukkan bahwa Suku Maya

10
meminum cokelat di sekitar tahun 400 SM. Peradaban pertama yang mendiami
daerah Meso-Amerika itu mengenal pohon “kakawa” yang buahnya dikonsumsi
sebagai minuman xocolātl yang berarti minuman pahit. Menurut mereka, minuman
ini perlu dikonsumsi setiap hari, entah untuk alasan apa. Namun, tampaknya cokelat
juga menjadi simbol kemakmuran.

Cara menyajikannya pun tak sembarangan. Dengan memegang wadah cairan


ini setinggi dada dan menuangkan ke wadah lain di tanah, penyaji yang ahli dapat
membuat busa tebal, bagian yang membuat minuman itu begitu bernilai. Busa ini
sebenarnya dihasilkan oleh lemak kokoa (cocoa butter) namun kadang-kadang
ditambahkan juga busa tambahan. Orang Meso-Amerika tampaknya memiliki
kebiasaan penting minum dan makan bubur yang mengandung cokelat.

Biji dari pohon kakao ini sendiri sangat pahit dan harus difermentasi agar
rasanya dapat diperoleh. Setelah dipanggang dan dibubukkan hasilnya adalah cokelat
atau kokoa. Diperkirakan kebiasaan minum cokelat suku Maya dimulai sekitar tahun
450 SM - 500 SM. Konon, konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status penting
pada masa itu. Suku Maya mengonsumsi cokelat dalam bentuk cairan berbuih
ditaburi lada merah, vanila, atau rempah-rempah lain. Minuman Xocoatl juga
dipercaya sebagai pencegah lelah, sebuah kepercayaan yang mungkin disebabkan dari
kandungan theobromin di dalamnya.

Ketika peradaban Maya klasik runtuh (sekitar tahun 900) dan digantikan oleh
bangsa Toltec, biji kokoa menjadi komoditas utama Meso-Amerika. Pada masa
Kerajaan Aztec berkuasa (sampai sekitar tahun 1500 SM) daerah yang meliputi Kota
Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah Meso-Amerika yang paling kaya akan biji
kokoa. Bagi suku Aztec biji kokoa merupakan “makanan para dewa” (theobroma,
dari bahasa Yunani). Biasanya biji kokoa digunakan dalam upacara-upacara
keagamaan dan sebagai hadiah.

11
Cokelat juga menjadi barang mewah pada masa Kolombia-Meso Amerika,
dalam kebudayaan mereka yaitu suku Maya, Toltec, dan Aztec biji kakao (cacao
bean) sering digunakan sebagai mata uang. Sebagai contoh suku Indian Aztec
menggunakan sistem perhitungan di mana satu ayam turki seharga seratus biji kokoa
dan satu buah avokad seharga tiga biji kokoa Sementara tahun 1544 M, delegasi
Maya Kekchi dari Guatemala yang mengunjungi istana Spanyol membawa hadiah, di
antaranya minuman cokelat.

Di awal abad ke-17, cokelat menjadi minuman penyegar yang digemari di


istana Spanyol. Sepanjang abad itu, cokelat menyebar di antara kaum elit Eropa,
kemudian lewat proses yang demokratis harganya menjadi cukup murah, dan pada
akhir abad itu menjadi minuman yang dinikmati oleh kelas pedagang. Kira-kira 100
tahun setelah kedatangannya di Eropa, begitu terkenalnya cokelat di London, sampai
didirikan “rumah cokelat” untuk menyimpan persediaan cokelat, dimulai di rumah-
rumah kopi. Rumah cokelat pertama dibuka pada 1657. Dan resep es coklat pertama
diketahui berasal dari Inggris pada tahun 1668.

Pada tahun 1689 seorang dokter dan kolektor bernama Hans Sloane,
mengembangkan sejenis minuman susu cokelat di Jamaika dan awalnya diminum
oleh suku apothekari, tetapi minuman ini kemudian dijual oleh Cadbury bersaudara.

Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman. Baru pada 1847
ditemukan cokelat padat. Orang Eropa membuang hampir semua rempah-rempah
yang ditambahkan oleh orang Meso-Amerika, tetapi sering mempertahankan vanila.
Juga mengganti banyak bumbu sehingga sesuai dengan selera mereka sendiri mulai
dari resep khusus yang memerlukan ambergris, zat warna keunguan berlilin yang
diambil dari dalam usus paus, hingga bahan lebih umum seperti kayu manis atau
cengkih. Namun, yang paling sering ditambahkan adalah gula. Sebaliknya, cokelat
Meso-Amerika tampaknya tidak dibuat manis.

12
Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang
digunakan suku Maya dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara Meso-Amerika kuno
masih dipertahankan, tetapi di dalam mesin industri. Biji kokoa masih sedikit
difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan digiling. Namun, serangkaian teknik
lebih rumit pun dimainkan. Bubuk cokelat diemulsikan dengan karbonasi kalium atau
natrium agar lebih mudah bercampur dengan air (dutched, metode emulsifikasi yang
ditemukan orang Belanda), lemaknya dikurangi dengan membuang banyak lemak
kokoa (defatted), digiling sebagai cairan dalam gentong khusus (conched), atau
dicampur dengan susu sehingga menjadi cokelat susu (milk chocolate).

II.4 Rasa Chocolate

Rasa cokelat masih sulit didefinisikan. Dalam bukunya Kaisar Cokelat


(Emperors of Chocolate), Joel Glenn Brenner menggambarkan riset terkini tentang
rasanya. Menurutnya rasa cokelat tercipta dari campuran 1.200 macam zat, tanpa satu
rasa yang jelas-jelas dominan. Sebagian dari zat itu rasanya sangat tidak enak kalau
berdiri sendiri. Karenanya, sampai kini belum ada rasa cokelat tiruan.

Efek psikologis yang terjadi saat menikmati cokelat dikarenakan titik leleh
lemak kokoa ini terletak sedikit di bawah suhu normal tubuh manusia. Sebagai
ilustrasi, bila anda memakan sepotong cokelat, lemak dari cokelat tersebut akan lumer
di dalam mulut. Lumernya lemak kokoa menimbulkan rasa lembut yang khas
dimulut, riset terakhir dari BBC mengindikasikan bahwa lelehnya cokelat di dalam
mulut meningkatkan aktivitas otak dan debaran jantung yang lebih kuat daripada
aktivitas yang dihasilkan dari ciuman mulut ke mulut, dan juga akan terasa empat kali
lebih lama bahkan setelah aktivitas ini berhenti.

13
II.5 Kandungan Chocolate

Cokelat mengandung alkaloid-alkaloid seperti teobromin, fenetilamina, dan


anandamida, yang memiliki efek fisiologis untuk tubuh. Kandungan-kandungan ini
banyak dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam otak. Menurut ilmuwan, cokelat
yang dimakan dalam jumlah normal secara teratur dapat menurunkan tekanan darah.
Cokelat hitam akhir-akhir ini banyak mendapatkan promosi karena menguntungkan
kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah sedang, termasuk kandungan anti
oksidannya yang dapat mengurangi pembentukan radikal bebas dalam tubuh.

14
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
III.1 Waktu
Kunjungan Praktek Kerja lapangan Industri Farmasi ITKeS Muhammadiyah
Sidrap dilaksanakan :
Hari/Tanggal : 30 Juni 2022 
Pukul : 13.00 sampai dengan 14.00 WIB.
III.2 Tempat
Kunjungan Praktek Kerja Lapangan industry Farmasi ITKeS Muhammadiyah
Sidrap di POD Chocolate, Jl. Raya Bedugul, Candi Kuning, Kecamatan Batu Riti,
Kabupaten Tabanan, Bali, Indonesia.
III.3 Kegiatan PKL
Kegiatan yang dilakukan saat mengunjungi POD Chocolate, pada saat sampai
dilokasi mahasiswa/i langsung menuju ke kebun kakao yang berada dilokasi.
Kemudian mendengarkan secara seksama pemaparan materi dari pemandu tour
tentang sejarah coklat, negara asal coklat, jenis-jenis buah kakao, dan cara panen dari
buah kakao tersebut sebelum diolah menjadi produk coklat. Kemudian kami
diperbolehkan untuk mencicipi biji kakao dalan bentuk paling murni sambil belajar
penanaman dan cara membasmi hama.

Setelah mahasiswa/i telah menerima materi yang dipaparkan, mahasiswa/i


diperbolehkan untuk melihat proses pengolahan biji kakao mulai dari proses sangrai
biji kakao hingga proses pencetakan coklat.

Kemudian mahasiswa/i mengunjungi cafe pod chocolate yang berada tidak jauh
dari pabrik pembuatan coklat, disana para mahasiswa/i diperbolehkan untuk
mencicipi semua varian rasa yang ada di pod chocolate.

15
Dan itu merupakan akhir dari kunjungan kami di Pod Chocolate, serta tidak
lupa pula kami mengadakan foto bersama didepan gedung Pod Chocolate sebagai
dokumentasi. Dan kami pun meninggalkan Pod Chocolate sekitar jam 14.00 waktu
setempat.

16
BAB IV
PEMBAHASAN
II.1 Gambaran Umum Lokasi
Kunjungan Industri yang dilaksanakan oleh Fakultas Farmasi, Institut
Teknologi Kesehatan Dan Sains Muhammadiyah Sidenreng Rappang ini
dilaksanakan di, Jalan Raya Pasuruan Malang, Jawa Timur yang dilaksanakan mulai
tanggal 28 Juni sampai 1 Juli 2022.

II.2 Sejarah POD Chocolate


Mengawali hari saat liburan ke Bali alangkah lebih baik dengan melakukan
kegiatan seru selain berwisata budaya dan bahari. Apabila Anda ingin menaikkan
mood atau menghilangkan stress cobalah berkunjung ke Pod Chocolate Bali.

17
Toby Garrit, mendirikan Pod Chocolate sejak tahun 2010 dengan tujuan untuk
menciptakan coklat terbaik di dunia. Pabrik yang dibangun pertama kali ini hanya
bermodal tempat sederhana berupa gubuk beratap jerami. Kemudian mulai
menggunakan mesin dari Eropa modern dan mengembangkan bisnis berkelanjutan
dengan memberdayakan petani dan masyarakat setempat.

Objek wisata ini merupakan salah satu dari sedikit penghasil cokelat di Bali
yang cukup terkenal. Pod Chocolate tidak hanya sekedar memproduksi coklat, tapi
juga menawarkan wisatawan sebuah kesempatan untuk mempelajari segala hal
berbau coklat. 

Mulai dari melihat proses panen di kebun coklat, pembuatan cokelat, mencoba
membuat coklat sendiri hingga merasakan berbagai jenis coklat. Anda akan diajak ke
pabrik yang terletak di kawasan Desa Carangsari untuk mengalami tur menarik
selama satu hari. Sebelum memulai kegiatan, pengunjung dapat mencicipi segelas
coklat hangat yang lumer di mulut.

Kemudian, Anda akan dibawa melalui setiap langkah dari proses pembuatan
cokelat, dari pemilihan biji kakao, memanen, hingga pemanggangan dan proses
fermentasi.

Tur Pod Chocolate Factory Bali berdurasi 1 jam 30 menit. Pengunjung


diperbolehkan untuk mencicipi biji kakao dalam bentuk paling murni sambil belajar
penanaman dan proses panen, termasuk cara membasmi hama. 

Biji kakao berwarna putih dan agak lembab, dengan rasa ringan cenderung
manis, mungkin konsistensi mirip dengan manggis. Biji ini nantinya akan dikirim ke
bagian fermentasi dan dipanggang.

18
Sebelum kembali ke penginapan atau melanjutkan perjalanan ke objek wisata
lain, pastikan Anda mampir ke kafe Pod Chocolate di Sunset Road Kuta. Tempat ini
adalah surga penggemar makanan manis yang menyediakan berbagai macam sajian
dari coklat. 

Selain di Sunset Road, Pod Shop & Cafe juga bisa Anda temui beberapa
tempat salah satunya di antara Rip Curl dan Carrefour Plaza Kuta. Cobalah menu lain
seperti Spaghetti Marinara Chocolate, nasi goreng kakao, coklat frappes dan masih
banyak lagi. 

Satu lagi, pastikan Anda membawa pulang oleh-oleh khas cafe ini berupa
produk coklat dengan isian bervariasi dari buah tropis. Markisa, aprikot, jeruk nipis,
dan jambu biji, hingga rasa yang benar-benar tidak konvensional seperti karamel
garam laut, pala, kapulaga, dan bahkan lada Szechuan, arak, dan adas bintang.

II.3 Varian Rasa POD Chocolate

Pod Chocolate memiliki banyak varian rasa chocolate bar, mulai dari yang
klasik sampai yang unik. Untuk rasa klasiknya tersedia rasa Cookies & Cream, Fruit
& Nut, Creamy Milk, dan Dark Milk. Apabila Anda senang mencoba rasa yang unik,
pilihlah Seasalt & Nibs, Goji Berry & Coconut, Orange, dan Peppermint.

19
II.4 Cara panen buah cacao

Buah kakao dihasilkan dari proses penyerbukan bunga jantan dan bunga
betina yang tumbuh menempel pada semua bagian batang tanaman. Bunga-bunga
yang tumbuh pada batang pokok umumnya akan menghasilkan buah yang besar dan
berkualitas.

Buah kakao dipetik apabila sudah cukup masak, yang ditandai dengan perubahan
warna kulit buah. Buah mentah berwarna hijau akan berubah menjadi kuning pada
waktu masak dan yang berwarna merah akan berubah menjadi warna jingga pada
waktu masak.  Dalam buah terdapat biji yang terangkai pada plasenta, biji berbalut
salut ari lunak berwarna putih(pulp).

Tanaman kakao mulai memproduksi atau menghasilkan buah ketika berumur 2,5-3
tahun setelah tanam. Dan masa produksi buah maksimal mencapai umur tanaman 7-
11 tahun. Produktivitas akan menurun seiring dengan umur tanaman yang sudah tua.

Buah kakao yang siap panen membutuhkan waktu sekitar 5-6 bulan dari proses
penyerbukan sampai buah matang. Buah yang siap dipanen memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :

1. Kulit buah berubah warna secara sempurna


2. Tangkai buah mulai mongering dan tidak terlalu sulit pada waktu buah
dipetik.
3. Buah kakao mengeluarkan bunyi jika digoncangkan atau dikocok.

Terdapat tiga perubahan warna kulit pada buah kakao yang menjadi kriteria kelas
kematangan buah di kebun-kebun yang mengusahakan kakao.

20
Tabel Perubahan Warna dan Pengelompokan Kelas Kematangan Buah (Sumber : Tumpal H.S. Siregar,dkk.,2003)

Buah kakao dalam kriteria panen harus segera dipetik agar mutu biji kakao tidak
turun apabila panen ditunda bisa mengakibatkan biji berkecambah saat masih
didalam buah dan mengurangi kadar lemak pada biji kakao. Pemanenan buah
kakao dilakukan sesering mungkin setiap 7-10 hari sekali agar dapat memutus
siklus hidup hama dan mencegah penularan penyakit busuk pada buah kakao.

Pemetikan buah dilakukan dengan memotong tangkai buah menggunakan alat


berupa gunting pangkas, golok atau sabt, pemotongan dilakukan sedekat mungkin
dengan buahnya yang menyisakan tangkai dengan panjang 1-1,5cm karena
tangkai buah adalah investasi bunga-bunga kakao baru yang nantinya akan
tumbuh di bekas tangkai buah ini. Untuk buah yang sulit dijangkau pemetikan
dilakukan dengan bantuan gunting pangkas bergalah. Pemanenan menggunakan
galah saja beresiko merusak tangkai buah dan kulit tanaman.

Pengupasan buah dilakukan dengan memecah kulit buah menggunakan benda


tumpul seperti tongkat kayu atau bamboo. Biji kakao yang terdapat dalam buah
yang sudah pecah kemudian diambil dan ditampung dalam wadah ember plastik
atau tempat penampungan yang bersih, kemuian diolah menjadi biji kakao kering
dan siap dijual.(may).

21
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

1. POD Chocolate adalah merek cokelat asal Bali yang memiliki main factory
dan outlet di Denpasar.
2. Buah kakao dihasilkan dari proses penyerbukan bunga jantan dan bunga
betina yang tumbuh menempel pada semua bagian batang tanaman.
3. Cokelat dihasilkan dari kakao (Theobroma cacao) yang diperkirakan mula-
mula tumbuh di daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah.
Mungkin sampai ke Chiapas, bagian paling selatan Meksiko.
4. Cokelat mengandung alkaloid-alkaloid seperti teobromin, fenetilamina, dan
anandamida, yang memiliki efek fisiologis untuk tubuh.

V.2 Saran

Berikut saran yang dapat saya berikan.

1. Saat melalukan perjalanan untuk melihat proses produksi Pocari Sweat

seharusnya diperlihatkan secara langsung.

2. Serta saat proses produksi Pocari Sweat seharusnya menambahkan beberapa

tutor untuk menjelaskan dan menerangkan proses produksi Pocari Sweat.

3. Kurangnya koordinasi antar pihak kampus dengan pihak PT. Amerta Indah

Otsuka, sehingga saat ingin memasuki gedung PT. Amerta Indah Otsuka kami

harus menunggu cukup lama untuk menunggu rombongan lain.

22
DAFTAR PUSTAKA

23

Anda mungkin juga menyukai