LATAR BELAKANG
Ubi jalar kuning merupakan bahan pangan yang kaya akan karbohidrat dan protein,
selain itu ubi jalar ungu juga merupakan sumber vitamin dan mineral sehingga cukup baik
untuk memenuhi gizi bagi kesehatan masyarakat. Zat-zat yang terkandung didalamnya
dapat menurunkan risiko terkena kanker, menjaga kesehatan mata, menghasilkan energi,
menurunkan tekanan darah, menjaga sistem pencernaan, mengendalikan gula darah, dan
meningkatkan kekebalan tubuh.
Ubi jalar kuning juga dapat diolah sebagai bahan pembuatan kue bingka. Bingka
merupakan kue bertekstur lembut dan padat, berwarna hijau pandan dan memiliki rasa khas
ubi jalar. Olahan makanan yang satu ini banyak digemari oleh masyarakat, baik dari
kalangan anak-anak, remaja, maupun orang tua dikarenakan dominan rasa ubi jalarnya yang
lezat dan teksturnya yang lembut.
• Visi
"Menciptakan produk makanan yang unik dan memiliki nilai fungsional untuk
masyarakat dengan mengikuti arus zaman serta selalu memberikan pelayanan yang
terbaik kepada konsumen”.
• Misi
1. Memperkenalkan produk yang unik dan memiliki nilai fungsional
2. Menyediakan pelayanan terbaik bagi konsumen
3. Selalu berinovasi menciptakan produk yang disukai masyarakat
3. ASPEK PEMASARAN
Usaha penjualan produk bingka ubi jalar kuning ini merupakan usaha yang
sudah pernah dijalankan dengan menggunakan sistem ready dan melakukan penitipan
dibeberapa outlet serta melalui media sosial seperti Whatsapp, Instagram, Tiktok,
Facebook serta platform belanja online Shopee.
1). Definisi Produk, Jenis produk bingka ubi jalar kuning yang di pasarkan adalah
makanan ringan yaitu bingka dengan penambahan tepung terigu serta memiliki rasa
pandan yang kaya akan kandungan gizi yang baik bagi kesehatan tubuh.
2). Segmentasi Pasar, Demografis. Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke
dalam kelompok kelompok berdasarkan variabel demografis seperti : Usia, jenis
kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, ras, pendidikan, dan pekerjaan. 1. Usia:
Produk bingka ubi jalar kuning dapat dikonsumsi oleh anak-anak hingga dengan
dewasa. 2. Jenis Kelamin: Produk bingka ubi jalar kuning dapat dikonsumsi oleh
semua kalangan. Pendapatan: Produk bingka ubi jalar kuning dapat dibeli oleh
konsumen dengan pendapatan golongan menengah kebawah dan golongan
menengah keatas karena memiliki harga yang terjangkau.
3). Target Pasar. Target pasar produk bingka ubi jalar kuning umumnya tertuju pada
pengguna media sosial seperti Whatsapp, Instagram dan Facebook. untuk target
konsumen adalah mulai dari anak-anak hingga dengan dewasa, Anak sekolah,
remaja, mahasiwa, pegawai kantoran, ibu rumah tangga, maupun lansia bisa
mencicipi atau menikmati bingka ini, karena bingka ubi jalar kuning ini tidak ada
batasan dan dapat dikonsumsi semua jenis kalangan. Produk bingka ubi jalar kuning
juga di titipkan ke outlet-outlet yang ada di kabupaten Ketapang.
4). Positioning. Setelah menentukan target pasar, maka selanjutnya harus dirancang
diposisi produk. Posisi produk untuk memasuki akal pikiran konsumen agar produk
melekat dibenak konsumen. bingka ubi jalar kuning memposisikan diri sebagai
produk yang sehat dan terjangkau serta cocok dikonsumsi oleh semua kalangan.
Analisa ini sesuai dengan wawancara langsung dengan konsumen dan juga melalui
kuesioner.
B. Analisis Pesaing dan Pemasaran (Analisis SWOT)
• Produk bingka ubi jalar kuning hanya bertahan selama 2 hari jika dimasukkan ke
dalam lemari pendingin.
• Promosi yang dilakukan disosial media semakin lance karena kebanyakan dari
konsumen memesan produk disosial media.
• Pesaing semakin banyak karena banyak dari pesaing yang menjual bingka dengan
harga yang lebih murah.
• Harga bahan baku semakin naik.
• Produk pesaing lebih banyak berinovasi.
C. Rencana Penjualan
1). Harga (Price). Harga merupakan suatu nilai yang dijadikan patokan suatu barang.
Penetapan harga dalam usaha akan menentukan posisi persaingan dan
mempengaruhi tingkat penjualan produk. Harga dasar harus didasarkan pada daya
beli konsumen dan ketersediaan bahan baku. Produk ini sudah ditetapkan
berdasarkan penentuan harga biaya produksi bahan baku dan penentuan berdasarkan
harga pesaing yaitu Rp. 2.000 per kemasan dengan berat 70g. Pemesanan produk
bingka ubi jalar kuning juga dapat menggunakan sistem PO (Pre Order) melalui
media sosial.
2). Produk (Product). Produk bingka ubi jalar kuning yaitu produk bingka yang
merupakan produk yang bergerak dibidang kue basah dan juga merupakan strategi
bauran pemasaran pada aspek product, yang baru saja memulai usaha dan akan terus
dikembangkan. Bingka ubi jalar kuning sangat menjaga kualitas bahan baku sebelum
dijadikan produk yang akan dijual. Cita rasa yang dihasilkan produk bingka ubi jalar
kuning murni rasa ubi jalar dan campuran pandan.
3). Promosi (Promotion). Promosi adalah kegiatan penjualan dan pemasaran dalam
rangka menginformasikan dan mendorong permintaan terhadap produk, jasa, dan ide
dari perusahaan dengan cara memengaruhi konsumen agar membeli produk dan jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan (Rangkuti, 2009). Promosi produk bingka
dipromosikan melalui media sosial yakni Instagram, Facebook, WhatsApp, yang
diposting dengan kata-kata,gambar dan video mungkin yang semenarik dan dengan
menyampaikan atau promosikan langsung dengan konsumen dengan Bahasa yang
sopan, baik dan ramah agar konsumen tertarik dengan produk bingka.
Mempromosikan dengan cara memberikan testi terlebih dahulu kepada konsumen
agar konsumen merasa apakah produk ini layak dibeli atau tidak.
4). Sistem Pemasaran (Place). Tempat/saluran distribusi merupakan salah satu indikator
yang mempengaruhi kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha. Semakin baik strategi
lokasi/tempat dan saluran distribusi yang dipilih, semakin tinggi pula tingkat
penjualan dan kesuksesan sebuah usaha. Tempat produk yang akan dipasarkan yaitu
pada beberapa outlet dan juga menggunakan media sosial seperti whatsapp,
Instagram, dan facebook. Tiktokdan Shopee.
A. Aspek Organisasi
1 NAMA PRODUK USAHA BINGKA UBI JALAR KUNING
2 DIREKTUR RAISA SABINA
3 PRODUKSI RAISA SABINA
4 PENYEDIA BAHAN RAISA SABINA
5 KEUANGAN RAISA SABINA
6 PEMASARAN RAISA SABINA
7 JENIS PRODUKSI CEMILAN BASAH
8 ALAMAT PRODUKSI JL. GAJAH MADA, KALINILAM
9 NOMOR TELEPON 85252498571
10 ALAMAT EMAIL rsabina2912@gmail.com
B. Perijinan
Untuk memasarkan suatu produk perlu adanya perizinan suatu usaha tentunya
agar usaha yang dipasarkan menjadi legal dan mentaati peraturan pemerintah. dengan
adanya kelengkapan perizinan usaha dapat terhindar dari tindakan penertiban dan hal-
hal yang tidak diinginkan karena sudah terlindung secara hukum, sehingga pengusaha
memiliki perasaan nyaman dan aman tanpa khawatir dalam menjalankan usaha.
Tahapan yang setidaknya harus dipenuhi untuk memasarkan suatu produk UMKM agar
legal dipasaran adalah sebagai berikut: 1. Pendaftaran NIB: Nomor Induk Berusaha
(NIB) adalah identitas pelaku usaha yang diterbitkan oleh lembaga OSS. Setelah
memiliki NIB maka pelaku usaha dapat mengajukan usaha dan izin komersial atau
operasional sesuai dengan bidang usahanya masing-masing. 2. Pendaftaran P-IRT:
Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) adalah izin berbentuk kode dalam kemasan
produk makanan atau minuman yang telah diatur dalam peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 22 Tahun 2018. P-IRT adalah sertifikasi untuk
produksi skala rumahan dengan pengecualian jenis produk yang tidak disertakan dalam
klasifikasi perizinannya. 3. Pendaftaran Sertifikat Halal: Sertifikat Halal adalah
pengakuan kehalalan suatu produk yang dikeluarkan oleh BPJPH berdasarkan fatwa
halal tertulis yang dikeluarkan uleh MUI. Sertifikasi Halal adalah salah satu syarat bagi
pengusaha untuk memasarkan dan mengedarkan produk yang dimiliki. tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH). 4.
Pendaftaran BPOM: Badan pengawas obat dan makanan atau disingkat badan POM
adalah sebuah lembaga di Indonesia yang bertugas mengawasi peredaran obat-obatan
dan makanan di Indonesia. Adapun manfaat memiliki sertifikat BPOM untuk produk
adalah konsumen dan calon konsumen lebih merasa aman dan percaya untuk
mengonsumsi atau menggunakan produk yang ada
C. Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan
Maret April Mei
No. Nama Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Survei Usaha
2 Perancangan Usaha
3 Penulisan Proposal
4 Produksi Usaha
5. ASPEK PRODUKSI
A. Proyeksi Keuangan
1). Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan didapat dari dana Proposal sendiri.
2). Kebutuhan Pembiayaan/Modal Kerja
(i). Biaya Investasi
Biaya investasi terdiri dari peralatan yang digunakan dalam proses produksi
yaitu dengan total biaya Rp. 1.182.000,- dengan penyusutan pertahun
sebesar Rp 248.000,-
(ii). Biaya Produksi (biaya tidak tetap)
Biaya tidak tetap terdiri dari biaya bahan baku serta kemasan yaitu sebesar
Rp 35.563.500/tahun, Rp 2.936.000/bulan, Rp 1.337.394/minggu Rp
445.798/ produksi.
(iii). Biaya Operasional
Biaya operasional terdiri dari listrik, gas dan perizinan PIRT sebesar
Rp 1.760.000/tahun dan Rp 146.667/bulan, Rp 20.592/minggu dan Rp
12.500/produksi.
3). Analisa Biaya Tetap
Biaya Tetap = Total penyusutan + Total Biaya Oprasional
= Rp 248.000 + Rp 1.760.000= Rp 2.008.000/Tahun.
4). Analisa Biaya Tidak Tetap
Biaya tidak tetap terdiri dari biaya penggunaan bahan baku yaitu sebesar Rp
35.563.500/tahun, Rp 2.936.000/bulan, Rp 1.337.394/minggu Rp 445.798/
produksi.
5). Harga Pokok Produksi (HPP)
HPP = Biaya Tetap + Biaya Produksi : Jumlah Produksi
𝑅𝑝 2.008.000 + 𝑅𝑝 35.563.500
= = 𝑅𝑝 714,830, −
52.560
1) Biaya Investasi
3) Biaya Operasional