Marketing Mix 4P adalah konsep pemasaran yang terdiri dari empat elemen, yaitu
produk, harga, promosi, dan distribusi. Konsep ini digunakan oleh perusahaan untuk
merancang strategi pemasaran mereka agar dapat mencapai tujuan bisnisnya.
Elemen pertama, produk, mencakup berbagai aspek seperti desain, fitur, kualitas,
merek, dan paket penjualan yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen.
Elemen kedua, harga, berkaitan dengan menentukan harga yang tepat bagi produk
dan jasa yang ditawarkan agar sesuai dengan posisi pasar dan keinginan pelanggan.
Kombinasi empat elemen dalam Marketing Mix 4P ini harus disesuaikan dengan
karakteristik produk atau jasa, pasar target, dan tujuan perusahaan untuk mencapai
keberhasilan pemasaran yang diinginkan. Dengan memperhatikan Marketing Mix 4P
secara cermat, perusahaan dapat merancang strategi pemasaran yang efektif untuk
memenuhi kebutuhan konsumen dan meningkatkan penjualan serta profitabilitas
bisnisnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah menjelaskan strategi 4P (Product, Price,
Placement, and Promotion) dan analisis STP (Segmentasi, Target, dan Positioning)
ide usaha keripik tahu-tempe Soya Chips.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2.1 Product
Produk adalah sesuatu yang ditawarkan dan dapat memuaskan keinginan serta
kebutuhan konsumen. Strategi produk didefinisikan sebagai suatu strategi yang
dilaksanakan oleh suatu perusahaan yang berkaitan dengan produk yang
ditawarkannya (Utami, 2008).
Usaha keripik kami yaitu memproduksi keripik tahu-tempe dengan merk
dagang “Soya Chips”. Produk keripik tahu-tempe dipasarkan dalam bentuk dua
kemasan yaitu kemasan 250 gram (kemasan kecil) dan kemasan 600 gram (kemasan
besar). Pada produk keripik tahu-tempe ini memiliki beberapa keunggulan, selain rasa
enak dan gurih, nilai kandungan gizinya pun tinggi. Disamping itu, konsumen dapat
mengasup dua produk sekaligus dalam satu kemasan.
2.2.2 Placement
Lokasi adalah salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan. Setiap usaha
mempunyai karakteristik tempat yang disesuaikan dengan jenis usaha dan target
konsumennya. Lakukan survei untuk mencari tempat yang sesuai. Amati potensi
pasarnya, potensi permintaanya, dan prospek pengembangan wilayahnya.
Pemasaran produk keripik tahu-tempe yang dilakukan saat ini yaitu dengan
dua jalur distribusi. Pertama, produsen langsung menjual produk keripik tahu-tempe
kepada konsumen secara langsung. Dalam hal ini, produsen tidak menggunakan
perantara untuk memasarkan produknya tetapi produsen melayani konsumen secara
langsung, baik di tempat usaha, toko maupun kios. Kedua, Produsen menggunakan
perantara dalam memasarkan produknya. Keuntungan bagi produsen yang
menggunakan jalur distribusi kedua ini adalah jangkauan daerah pemasaran yang
lebih luas jika dibandingkan dengan jalur distribusi pertama. Hal ini dikarenakan
agen bukan hanya berasal dari satu daerah saja namun dari berbagai daerah
sekitarnya.
2.2.3 Promotion
Pemasaran tidak hanya membicarakan produk, harga produk, dan
mendistribusikan produk, tetapi juga mengkomunikasikan produk ini kepada
masyarakat agar produk itu dikenal dan akhirnya dibeli oleh konsumen. Sejauh ini,
promosi yang kami lakukan untuk memasarkan produk keripik tahu-tempe adalah
promosi secara mouth to mouth. Selain itu, promosi juga dilakukan melalui jejaring
sosial serta menggunakan brosur ataupun pamflet. Produk yang bagus pun bisa
menjadi bentuk promosi mouth to mouth jika produk kita memang disukai konsumen.
Kami juga melakukan promosi secara kontinyu supaya memberikan efek kontinuitas
pada produk yang kami tawarkan.
2.2.4 Price
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat
memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan
penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang
sama terhadap semua pembeli. Harga harus disesuaikan dengan target konsumen
yang akan kita bidik. Harga untuk konsumen yang berpenghasilan tinggi, menengan,
atau bawah. Sesuaikan harga, produk dengan target konsumen.
Kami sebagai produsen keripik tahu-tempe memberikan atau menetapkan harga
jual yang sama kepada konsumen. Penetapan harga keripik tahu-tempe adalah dengan
menyesuaikan kondisi keuangan konsumen namun masih tetap memperoleh keuntungan
dari harga penjualan tersebut. Harga produk keripik tahu-tempe untuk kemasan 250 gram
adalah sebesar Rp 7.000,00 per kemasan dan kemasan 600 gram dijual dengan harga
sebesar Rp 14.000,00 per kemasan.
2.4 Targeting
Setelah memetakan pasar, tahap targeting seperti namanya adalah membidik
kelompok konsumen mana yang akan kita sasar. Menurut Ariadi Abimanju
(2011), targeting adalah mengenal segmen pasar yang telah ditentukan dan
merencanakan cara apa yang paling optimal agar segmen pasar memberikan
kemungkinan paling besar untuk membeli produk yang akan
dijual/dipasarkan. Targeting ini menentukan kepada siapa target market dari suatu
produk, apakah kepada semua orang, sebagian orang atau orang-orang tertentu yang
memiliki kekhususan.
Pada produk keripik tahu-tempe ini, kami mengkhususkan targeting kami untuk
pria dan wanita yang berusia remaja sampai dewasa yang ingin menikmati waktu
santainya dengan cemilan yang bergizi. Seiring perjalanan waktu, orang telah
mengetahui, cemilan ini juga cocok untuk siapa saja yang mulai peduli akan apa yang
dikumsumsinya. Konsumen sekarang mulai peduli tentang kesehatannya dan mulai
melirik segala makanan dan minuman yang mempromosikan kandungan nilai
gizinya. Sehingga cemilan keripik tahu-tempe ini bisa sebagai cemilan pilihan lain,
selain produk snack ekstruksi yang sejak dahulu sering dikonsumsi sebagai cemilan.
2.5 Positioning
Positioning merupakan mengembangkan strategi pemasaran yang bertujuan
untuk mempengaruhi konsumen tentang bagaimana sebuah segmen pasar tertentu
memandang suatu barang atau jasa berbeda dibandingkan dengan kompetitor.
Penentuan posisi pasar menunjukkan bagaimana suatu produk dapat dibedakan dari
para pesaingnya. Cara product positioning yang dapat dilakukan pemasar dalam
memasarkan produk kepada konsumen yang dituju, antara lain:
1. Penentuan posisi menurut atribut. Ini terjadi bila suatu perusahaan memposisikan
dengan menonjolkan atribut produk yang lebih unggul dibanding pesaingnya,
seperti ukuran, lama keberadaannya, dan seterusnya. Misalnya Disneyland dapat
mengiklankan din sebagai taman hiburan terbesar di dunia.
2. Menentuan posisi menurut manfaat. Dalam pengertian ini produk diposisikan
sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu. Misalnya Knotts Berry Farm
memposisikan diri sebagai taman hiburan untuk orang-orang yang mencari
pengalaman fantasi, seperti hidup di jaman keemasan koboi Old West.
3. Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan. Seperangkat nilai-nilai
penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang
ditonjolkan dibandingkan pesaingnya, misal: Japanese Deer Park memposisikan
diri untuk wisatawan yang hanya ingin memperoleh hiburan singkat.
4. Penentuan posisi menurut pemakai. Ini berarti memposisikan produk sebagai
yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran
lebih ditujukan pada sebuah atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun
dalam arti luas. Misalnya Magic Mountain dapat mengiklankan diri sebagai
taman hiburan untuk ‘pencari tantangan’.
5. Penentuan posisi menurut pesaing. Disini produk secara keseluruhan
menonjolkan nama mereknya secara utuh dan diposisiskan lebih baik daripada
pesaing. Misalnya: Lion Country Safari dapat beriklan memilk lebih banyak
macam binatang jika dibandingkan dengan Japanese Deer Park.
6. Penentuan posisi menurut kategori produk. Disini produk diposisikan sebagai
pemimpin dalam suatu kategori produk. Misalnya: Marineland of the Pacific
dapat memposisikan diri bukan sebagai ‘taman rekreasi’ tapi sebagai ‘lembaga
pendidikan’.
7. Penentuan posisi harga atau kualitas. Disini produk diposisikan sebagai
menawarkan nilai terbaik. Misalnya Busch Gardens dapat memposisikan diri
sebagai nilai terbaik untuk harga (dibandingkan penentuan posisi seperti kualitas
tinggi/harga tinggi atau harga termurah).
Adapun positioning perusahaan keripik tahu-tempe kami adalah “Cemilan
Bergizi Khas Indonesia”. Kami memilih positioning tersebut untuk menonjolkan
produk kami yang merupakan makanan ciri khas indonesia yaitu tahu dan tempe
dengan berbagai macam rasa yang juga khas indonesia, seperti rasa rendang, bumbu
pecel, dan sambal goreng hati. Kami juga menonjolkan kelebihan produk kami yaitu
makanan yang bergizi, karena tempe dan tahu merupakan cemilan yang mengandung
protein nabati dalam jumlah yang tinggi. Karena gaya hidup masyarakat zaman
sekarang yang serba instan dan cepat, maka produk kami memiliki keunggulan
berupa cemilan yang dapat langsung dikonsumsi serta memiliki nilai gizi yang tinggi
dengan harga yang terjangkau.
2.6 Strategi Pemasaran
Strategi yang dilakukan oleh kami agar produk keripik tahu-tempe ini dapat
diterima dengan baik oleh konsumen yaitu dengan menggunakan analisis SWOT.
Analisis SWOT merupakan strategi yang dibuat dengan melihat kelebihan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan serta peluang dan ancaman yang berasal dari
luar perusahaan.
Kami menciptakan kemasan produk yang belum dipakai oleh produk lain
sehingga produk yang kami tawarkan memberikan kesan lebih menarik dan lebih
unik dibandingkan produk lain dengan jenis usaha yang sama. Menyesuaikan desain
kemasan luar dengan isi dalam kemasan. Menawarkan produk keripik tahu-tempe,
yang didesain dengan menampilkan gambar animasi tahu dan tempe yang berbentuk
bulat. Sehingga konsumen tidak salah dalam memilih produk yang mereka inginkan.
Selain itu kami juga membuat kemasan dengan berbagai ukuran, karena tidak semua
konsumen mengonsumsi dalam jumlah banyak, dipadukan dengan harga yang
ekonomis dan dinamis. Menggunakan kemasan produk yang dapat didaur ulang,
karena saat ini konsumen lebih menyukai kemasan yang dapat didaur ulang untuk
mengurangi adanya global warming.
ANALISIS SWOT (STRENGTH, WEAKNESS, OPPORTUNITY, THREATHS)
IDE USAHA KERIPIK TAHU-TEMPE SOYA CHIPS
STRENGTH WEAKNESS
Produk olahan tempe
Produk mudah hancur
sudah familiar di lidah
sebelum dipasarkan
orang Indonesia
Proses pengolahan masih
Banyak digemari oleh
secara manual (non
semua kalangan
hitech technology)
OPPORTUNITY STRATEGI W-O
Permintaan pasar STARTEGI S-O Menggunakan kemasan
meningkat yang lebih modern dengan
Meningkatkan jumlah menggunakan nitrogen
Berkembangnya
produksi agar produk di dalamnya
teknologi pengemasan
pangan tidak mudah hancur
THREATS
Competitor dari produk STRATEGI S-T STRATEGI W-T
keripik jenis lain Memproduksi varian rasa Menjalin relasi atau kerja
memegang pangsa pasar yang berbeda serta sama dengan penyedia alat
Berkembangnya kemasan eyes catching pengolahan pangan
perusahaan competitor
DAFTAR PUSTAKA
Utami NL. 2008. Analisis kelayakan usaha serbuk minuman instan berbasis tanaman obat
[skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.