Anda di halaman 1dari 113

PENGARUH WORD OF MOUTH DA CITA RASA

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AYAM GEPREK


JUARA
(PADA MASYARAKAT MERR SURABAYA)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Strata-1 Progam Studi Administrasi Bisnis

Oleh :
Lely Indah Wati
(1121900062)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2023
PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk :


1. Skripsi ini saya persembahkan untuk ibu, ayah, dan adik saya yang senantiasa memberi dukungan
kepada saya, mendoakan, serta memberikan saya semangat selama ini.
2. Dosen Pembimbing dan seluruh Dosen Administrasi Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
3. Teman-teman saya yang selalu memberikan semangat dan dukungan selama perkuliahan
berlangsung.
MOTTO

Permata tidak bisa berkilau tanpa gesekan. Begitu juga manusi yang luar biasa tanpa cobaan.
(Lely Indah W.)

Allah mencintai pekerjaan yang apa bekerja ia menyelesaikannya dengan baik.


(HR. Thabrani)
ABSTRAK

Pesatnya perkembangan industri makanan dan minuman dapat dijumpai dari banyaknya
bisnis kuliner yang berkembang di indonesia, Terutama di Surabaya. Salah satu tempat makan yang
memiliki keunggulan kompetitif dalam produknya adalah ayam geprek juara. Uniknya walaupun
ayam geprek juara hanya melakukan promosi di Instagram, konsumen yang mengunjungi dan
membeli produknya tetap ramai. Hal ini berarti terdapat faktor lain yang mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa signifikan pengaruh Word
Of Mouth (WOM) dan cita rasa terhadap keputusan pembelian ayam geprek juara. Dalam penelitian
ini menggunakan medote pendekatan kuantitatif. Media yang digunakan yaitu menggunakan media
kuisioner sebagai alat instrument penelitian, Teknis Analisa menggunakan regresi linier berganda
dengan uji hipotesis, yaitu uji R, uji t, uji f. jumlah sampe sebanyak 96 responden dengan
menggunakan metode Purposive Sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
Word Of Mouth dan cita rasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ayam
geprek juara. Pengaruh Word Of Mouth dan cita rasa terhadap keputusan pembelian sebesar 61%
variabel tersebut berpengaruh, sisanya sebesar 49% dipengaruhi oleh factor lain yang tidak digunakan
dalam penelitian ini. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan
penelitian ini dengan melakukan penelitian pada factor lain yang dapat mempengaruhi keputusan
pembeli dan sampel yang berbeda ataupun dengan menggunakan alat uji penelitian yang berbeda.

Kata Kunci: Word Of Mouth, Cita Rasa, Keputusan Pembelian, Ayam Geprek Juara
ABSTRACT

The rapid development of the food and beverage industry can be seen in many culinary
businesses that are developing in Indonesia, especially in Surabaya. One place to eat that has a
competitive advantage in its products is the champion geprek chicken. Uniquely, even though the
champion's geprek chicken only carries out promotions on Instagram, consumers who visit and buy its
products are still busy. This means that there are other factors that influence consumer purchasing
decisions. This study aims to determine how significant the influence of Word Of Mouth (WOM) and
taste on purchasing decisions for champion geprek chicken. In this study using a quantitative
approach method. The media used are questionnaire media as a research instrument. Technical
analysis uses multiple linear regression with hypothesis testing, namely R test, t test, f test. the sample
size is 96 respondents using a purposive sampling method. The results of this study indicate that the
word of mouth and taste variables have a positive and significant effect on the purchasing decision of
champion geprek chicken. The effect of word of mouth and taste on purchasing decisions is 61% of
these variables, the remaining 49% is influenced by other factors not used in this study.
Recommendations for future researchers are expected to be able to develop this research by
conducting research on other factors that can influence buyer decisions and different samples or by
using different research testing tools.

Keywords: Word Of Mouth, Taste, Purchase Decision, Champion Geprek Chicken


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas limpahan rahmat dan
kasih sayang-Nya. Tidak lupa pula shalawat dan salam senantiasa tercurahkan bagi Rasulullah Saw.
yang telah membawa manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang. Sehingga
diberi kesempatan menyelsaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Word Of Mouth dan Cita Rasa
Terhadap Keputusan Pembelian Ayam Geprek Juara”.
Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelsaikan program
pendidikan Strata-1 Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik universitas 17
Agustus 1945 surabaya. Kelancaran dalam proses pembuatan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan,
bantuan, dukungan, saran dan do’a dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kelancaran dan kemudahan.
2. Untuk Ibu, ayah, dan adik saya dan seluruh keluarga saya yang senantiasa mendukung saya,
mendo’akan dan menyemangati saya selama ini.
3. Bapak Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA. Selaku Rektor Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya.
4. Ibu Dr. Dra. Ayun Maduwinarti, M.M. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas 17 Agustus 1945.
5. Ibu Dra. Ni Made Ida Pratiwi, MM. Selaku Kepala program studi Administrasi Bisnis
Fakultas lmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
6. Bapak Drs. Agung pujianto, MM selaku pembimbing I dan Ibu Dra. Sri Andayani, M.M.
selaku pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pemikiranya untuk
memberikan bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi sehingga terselsaikan
dengan baik.
7. Terimakasih kepada pemilik NRP (3210191013) yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini serta memberi semangat kepada saya.
8. Teman-teman seperjuangan selama perkuliahan , dina merlinda sari, Tsany Diana Assyifa,
Putri Maria Zulfanah. Semoga kita selalu bisa bersama dan sukses untuk kita semua.
9. Teman-teman kos Sania, Marisa, Dian, Salsa, Yessi yang memberikan semangat selama
pengerjaan skripsi.
10. Terimakasih seluruh pihak yang terkait dan berkepentingan yang telah membantu penulis
dalam penyusunan skripsi. Penulis menyadari adanya kekurangan selama proses pembuatan
skripsi ini berlangsung. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
menambah pengetahuan bagi pembaca dan seluruh pihak terkait yang berkepentingan.
Daftar isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi, gaya hidup masyarakat
Indonesia, cara berpikir serta perilaku dan sikap konsumen juga mengalami perubahan seiring
dengan perkembangan zaman, khususnya dalam bidang memasak. Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya berbagai kuliner baru di Indonesia. Kematangan teknologi saat ini menuntut para
pelaku bisnis untuk kreatif, berinovasi sesuai selera konsumen dan mengikuti perkembangan
zaman. Perkembangan ini diikuti oleh para pelaku bisnis kuliner dengan melakukan inovasi
berbagai jenis makanan. Usaha kuliner harus terus berkembang dan berinovasi agar usaha
kuliner yang dijalankannya dapat bertahan dan mampu bersaing di pasar.
Gambar 1.1 Stastistik Bisnis Kuliner di Indonesia

Sumber: Good.id
Bisnis kuliner memang tidak mengenal krisis, bisnis kuliner terus-menerus
berkembang khususnya di kota jawa timur menurut (GoodStats.id) menempati posisi ke-3
dengan total 821 bisnis kuliner pada tahun 2020 Karena Makanan dan minuman adalah
kebutuhan esensial yang perlu dipenuhi oleh setiap individu., perkembangan bisnis makanan
di Surabaya semakin pesat. Masyarakat kini mencari makanan yang sederhana dalam
pembuatan, penyajian, dan konsumsinya. Industri kuliner telah merambah ke berbagai daerah,
dari pasar tradisional hingga pasar swalayan atau food court, dengan beragam jenis makanan
ringan, minuman, lauk pauk, dan hidangan utama lainnya. Fenomena ini menciptakan peluang
besar bagi siapa pun yang ingin memulai bisnis kuliner guna meningkatkan pendapatan.
Saat ini, salah satu tren bisnis kuliner yang sedang berkembang adalah makanan
dengan rasa pedas. Keanekaragaman pilihan makanan olahan dengan cita rasa pedas telah
membuatnya menjadi favorit dan digandrungi oleh masyarakat luas. Ragam makanan pedas
yang tersedia semakin menarik minat konsumen, yang merasa bahwa kepuasan makanan
tidak lengkap tanpa rasa pedas. Salah satu contoh usaha kuliner yang menawarkan konsep cita
rasa pedas adalah Ayam Geprek. Perkembangan olahan ayam telah dikenal di seluruh dunia,
dan di Indonesia sendiri, olahan ayam bahkan menjadi alternatif utama setelah nasi.
Pertumbuhan konsumsi ayam yang pesat menunjukkan bahwa ayam merupakan bahan kuliner
yang sangat disukai oleh konsumen di Indonesia. Saat ini, usaha kuliner makanan olahan
ayam dengan cita rasa pedas mulai bermunculan di Surabaya.antara lain ayam geprek
Surabaya, Mr. Suprek, ayam geprek mbok judes, ayam geprek bensu, ayam geprek juragan,
Perusahaan selalu berupaya menyediakan produk berkualitas dan bermutu tinggi guna
menarik perhatian pelanggan dan mempengaruhi keputusan mereka dalam melakukan
pembelian. Kualitas dan mutu produk memiliki nilai tambah yang signifikan dalam
membangun bisnis, karena dapat meningkatkan peluang serta memenuhi kebutuhan dan
harapan yang muncul dari tanggapan konsumen. Dengan cara yang maksimal, produsen
makanan Ayam Geprek Juara menyediakan produk unggul yang dapat melebihi kepuasan
konsumen. Pengalaman baik atau buruk dalam pembelian makanan atau jasa juga
memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli kembali di masa mendatang. Manajemen
bisnis kuliner Perlu memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan
kebutuhan dan preferensi konsumen.. Pendapat konsumen dalam memilih keputusan
pembelian didasarkan pada pemilihan produk dengan kualitas terbaik. Kualitas produk
mencerminkan kemampuan suatu produk dalam memberikan hasil dan pencapaian yang
sesuai, bahkan melebihi harapan konsumen.
Perusahaan dapat menggunakan berbagai taktik untuk secara luas mengingatkan atau
memberikan informasi tentang produk yang dijual, salah satunya melalui promosi atau iklan.
Promosi merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk menarik perhatian,
mengedukasi, mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa yang
ditawarkan. Melalui promosi, perusahaan berkomunikasi dan mencoba meyakinkan calon
konsumen agar dapat menerima informasi tentang produk-produk yang dihasilkan oleh
perusahaan. Promosi pada intinya adalah seni untuk mempengaruhi dan memikat pelanggan
serta calon konsumen agar membeli lebih banyak produk dari perusahaan. promosi dapat
dilakukan dengan banyak sekali cara, Kotler dan Amstrong (Kotler dan Amstrong, 2004:622)
mengungkapkan bahwa terdapat 5 alat promosi yaitu pemasangan iklan, penjualan langsung,
promosi tradisional, korelasi rakyat, dan pemasaran eksklusif. promosi bertujuan
mengenalkan serta mengingatkan pada warga luas tentang produk perusahaan masing-
masing. Alat promosi tadi memiliki kelemahan serta kelebihan.
Harga merupakan faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan, karena hal ini
mempengaruhi laba yang dihasilkan dari penjualan produk, baik itu makanan, barang,
maupun jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi dapat mengakibatkan penurunan penjualan,
sementara harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh oleh
perusahaan. Menurut Kotler dan Keller (dalam Firmasyah, 2018, h.180), harga adalah salah
satu elemen dalam bauran pemasaran yang berkontribusi pada pendapatan perusahaan. Hal ini
juga didukung oleh Doyle dan Saunders (dalam Firmasyah, 2018, h.18).
Namun, sejumlah pelaku bisnis kuliner ayam di Surabaya masih belum melakukan
promosi dengan baik pada makanan mereka, sehingga cita rasa yang disajikan tidak menarik
bagi konsumen. Hal ini mengakibatkan penilaian yang rendah dan menyebabkan kurang
diminatinya kuliner tersebut oleh konsumen, termasuk mahasiswa dan pelanggan lainnya.
Sebaliknya, terdapat juga bisnis makanan kuliner ayam yang sangat diminati oleh masyarakat
Surabaya. menggunakan cita rasa pedas yaitu Ayam geprek kampiun beralamat (Jl. Dr. Ir. H.
soekarno No.418, penjaringan sari, Kec. Rungkut, Kota SBY, Jawa timur).
Untuk mengenali nama ayam geprek, pemilik memberikan variasi pada ukuran ayam
nya dimana konsumen bisa memilih ukuran ayam sesuai dengan keinginan mereka, ayam
geprek juara menyediakan ukuran ayam diantaranya paha atas, paha bawah, dada, sayap, hal
itu dilakukan oleh pemilik ayam geprek juara agar konsumen merasa tertarik dengan produk
ayam geprek juara sehingga konsumen akan merasa puas dengan variant ukuran yang telah
disediakan,
Untuk rasa ayam geprek sendiri masih mengunggulkan rasa pedasnya saja alasannya
agar para konsumen mengenal ayam geprek dengan identic rasa pedas yang diberikan oleh
ayam geprek juara, cita rasa ayam geprek juara menyasar pelanggan masyarakat merr
Surabaya , Selain itu ayam geprek juara juga memiliki semboyan juara yang menjadi
guideline dalam bisnis kulier juara adalah suasana membuat menarik, rasa membuat balik.
Perusahaan yang berkualitas tinggi dengan keunggulan cita rasa yg dimiliki akan
memberikan laba yang sangat banyak dibandingkan kualitas yang rendah. adalah, konsumen
atau pelangganakan bersedia membeli Bila suatu barang atau produk menggunakan harga
yang lumrah/relatife terjangkau. Keputusan konsumen untuk membeli suatu produk makanan
atau minuman setiap konsumen pastinya akan mencari informasi mengenai produk kuliner
olahan ayam tersebut, dari segi harga, rasa, maupun variant produk sampai tahap pengambilan
keputusan.
Ayam Geprek menggunakan media sosial Instagram sebagai alat promosi untuk
memperkenalkan produk mereka kepada calon konsumen. Penggunaan Instagram sebagai
media komunikasi pemasaran memberikan kemudahan dalam memamerkan produk kepada
target pasar. Dengan demikian, Instagram menjadi salah satu platform yang digunakan dalam
ruang lingkup promosi pemasaran. Melalui Instagram, pengguna dapat dengan mudah
memasarkan produknya tanpa harus mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktu yang terlalu
besar. Objek yang digunakan penelian ini adalah masyarakat merr Surabaya yang pernah
melakukan pembelian ayam geprek juara minimal sebanyak 2x yang berada di kota Surabaya
yang beralamat (Jl. Dr. Ir. H. soekarno No.418, penjaringan sari, Kec. Rungkut, Kota SBY,
Jawa timur) pada tanggal 10 maret 2023.
Data yang didapatkan dari permasalahan yang dihadapi ayam geprek juara adalah
keterbatasan anggaran untuk melakukan promosi melalui brand ambassador untuk periklanan
kini sudah sangat mahal, Hal tersebut bukan merupakan sebuah halangan sang ayam geprek
juara, mengingat bahwa mereka mempunyai banyak kelebihan dibanding dengan pesaing
lainnya. Kelebihan berasal geprek juara memiliki Menu Ayam Geprek yang bervariasi, lokasi
yang strategis dekat dengan kampus yang bisa dijangkau mahasiswa dan pelanggan
masyarakat lainnya, inilah yang akan meciptakan Word of Mouth.
Gambar 1.3 perbandingan Word Of Mouth Tahun 2007 vs tahun 2020

Sumber: marketingcharts.com
Dalam grafik diatas diketahui bahwa Word Of Mouth dilakukan dengan
berbagai cara mulai dari percakapan tatap muka, telefon, sms, sosial media, email.
Data diatas menunjukkan bahwa Word Of Mouth mayoritas dilakukan dengan cara
percakapan tatap muka yang memiliki presentase (65,6%). Penggunaan komunikasi
Word Of Mouth yang positif akan mempengaruhi konsumen untuk
mempertimbangkan dalam proses keputusan pembelian hingga meningkatnya suatu
minat beli terhadap produk makanan tersebut. Maka perusahaan produk makanan
tersebut harus menjadi pengaruh yang positif terhadap konsumen agar konsumen
merasa senang dan ingin melakukan pembelian lagi pada produk makanan tersebut,
Sehingga restoran dapat mencapai keuntungan yang lebih optimal, keputusan
pembelian konsumen terbentuk ketika pengorbanan yang dikeluarkan sebanding
dengan nilai yang diterima oleh konsumen. oleh konsumen tersebut, yang artinya
Word Of Mouth, cita rasa, sangat mempengaruhi konsumen terhadap penilaian
restoran tersebut.
Menurut Kotler dan Keller dalam (Astuti1 & Ernawati, 2020) , Word of
Mouth (WOM) adalah komunikasi dari orang ke orang antar sumber pesan dan
menerima pesan dengan cara tidak komersial mengenai suatu produk, pelayanan, atau
merek. Rekomendasi yang diberikan oleh orang terdekat yang dipercaya memiliki
potensi kepercayaan yang lebih tinggi daripada sumber-sumber komersial seperti
iklan dan tenaga penjualan.
Selain itu cita rasa juga menjadi mendorong keputusan pembelian. Cita rasa
dari produk ayam geprek juara dapat dinilai oleh konsumen enak dan tidak enaknya
suatu makanan. Cita rasa mencakup berbagai atribut makanan seperti penampilan,
aroma, rasa, tekstur, dan suhu, yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan
keputusan pembelian., cita rasa produk, hal tersebut yang dapat dijadikan modal
utama ayam geprek juara mengunggulkan rasa pedasnya sebagai identitas untuk
mengenali ayam geprek juara, untuk mampu bersaing dengan bisnis usaha yang
sejenis, dan ayam geprek juara sendiri hanya menyediakan ayam berbalut tepung
tidak menyediakan varian lain seperti ayam goreng biasa.
Cita rasa merupakan faktor penting dalam memilih makanan yang
membedakan rasa kuliner tersebut. Cita rasa melibatkan kolaborasi dari lima indra
manusia, yaitu perasa, penciuman, perabaan, penglihatan, dan pendengaran. Menurut
Drummond dan Brefere dalam (Andi jamal, 2021) cita rasa merupakan cara yang
harus dibedakan dalam memilih kuliner berdasarkan rasa yang disajikan. Fenomena
bisnis ayam geprek juara seperti pada saat ini, bisnis kuliner cepat saji harus bisa
menjaga para konsumennya secara baik, konsumen baru maupun konsumen yang
lama agar dapat terus membuat cita rasa yang menarik, dari itu konsumen akan
merasakan minat untuk membeli makanan tersebut. Sehingga keinginan konsumen
dapat terpenuhi akan cita rasa dari makanan ayam geprek juara karena pada dasarnya
konsumen merupakan peran utama dalam kelangsungan bisnis makanan seperti
produk makanan cepat saji ayam geprek juara
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, penulis merasa
tertarik untuk melaksanakan penelitian ini.. pada ayam geprek juara. Didalam
penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “
Pengaruh Word Of Mouth dan Cita Rasa Terhadap keputusan pembelian ayam geprek
juara (masyarakat merr Surabaya). diharapkan dari penelitian tersebut didapatkan
hasil yang berguna untuk koreksi dan membantu ayam geprek juara yang memasarkan
produknya melalui metode Word Of Mouth dengan Keunggulannya yang
mengembangkan Cita Rasanya agar dapat memberikan kepuasan konsumen dan
menarik hati para mahasiswa masyarakat merr Surabaya serta dapat memperluas
jaringan permasaran.
Diharapkan pentingnya penelitian ini dapat menghasilkan temuan yang dapat
menjadi acuan untuk penelitian-penelitian di masa depan., serta membantu
permasalahan yang terkait pengaruh Word Of Mouth dan Cita rasa. Penelitian ini juga
diharapkan bisa digunakan sebagai evaluasi dan regerensi bagi para penjual yang lain
terutama terhadap Ayam Geprek Juara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas, dapat diidentifikasikan Masalah sebagai berikut :
1. Apakah Word Of Mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian ayam geprek
juara pada masyarakat merr Surabaya?
2. Apakah cita rasa berpengaruh terhadap keputusan pembelian ayam geprek juara
pada masyarakat merr Surabaya?
3. Apakah word of mouth dan cita rasa berpengaruh terhadap keputusan pembelian
ayam geprek juara pada masyarakat merr Surabaya?
1.3 Tujuan penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengarh Word Of Mouth terhadap keputusan pembelian ayam
geprek juara pada masyarakat merr Surabaya.
2. Untuk mengetahui pengaruh cita rasa terhadap keputusan pembelian ayam geprek
juara pada masyarakat merr Surabaya.
3. Untuk mengetahui pengaruh Word Of Mouth dan cita rasa terhadap keputusan
pembelian ayam geprek juara pada masyarakat merr Surabaya
1.4 Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
praktis, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi perusahaan ayam


geprek juara untuk mengembangkan ilmu kualitas cita rasa agar dapat
mengembangkan strategy promosi pemasaran melalui Word Of Mouth dari mahasiswa
untuk memotivasi pelanggan lainnya agar dapat meningkatkan penjualan produk
ayam geprek juara pada masyarakat merr Surabaya

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Perusahaan
Untuk perusahaan diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan
pentingnya kualitas cita rasa untuk menambah tingkat penjualan melalui Word Of
Mouth terhadap keputusan pembelian juara masyarakat merr Surabaya.

2. Mahasiswa
Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang ayam geprek dengan baik dan
memberikan motivasi atau saran secara langsung berasal dari mulut ke mulut
terhadap keputusan pembelian ayam geprek juara pada mahasiswa yang lain
maupun kerabat.
3. Bagi penulis selanjutnya
Harapannya, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian-penelitian
di masa depan dan memberikan kontribusi dalam memecahkan permasalahan
yang serupa.
1.4 Sistematika Penelitian
Sistematika ini dibuat sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN, yang menjelasankan soal latar belakang, Rumusan Msalah
pemasalahan, Tujuan Penelitian dan manfaat penelitian serta sistemasika penelitian.
BAB II : TINJUAN PUSTAKA, bab ini berisi tentang penlitian terdahulu, landasan teori
yang berhubungan dengan Word Of Mouth, Cita Rasa serta keputusan pembelian, definisi
konsep, definisi operasional, kerangka dasar pemikiranan dan hipotesis.
BAB III : METODELOGI PUSTAKA, bab ini berisi tentang jenis dan rancangan
penelitian, populasi, jenis data dan sumber data, Teknik pengumpulan data, Teknik
analisis data.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


Penelitian Terdahulu
Untuk mendukung permasalahan terhadap pembahasan, peneliti berusaha
malacak berbagai literature dan penelitian terdahulu (prior research) yang masih relevan
terhadap masalah yang menjadi obyek penelitian saat ini. Tujuannya adalah untuk
menegaskan penelitian, posisi penelitian dan sebagai teori pendukung guna menyusun
konsep berpikir dalam penelitian.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No JUDUL PENELITIAN METODE PERSAMAAN PERBEDAAN


DAN NAMA PENELITIAN DAN
PENELITI HASIL
PENELITIAN
1. Strategi Promosi Metode yang Sama-sama Penelitian
Dalam Meningkatkan digunakan jenis/ membahas terdahulu
Penjualan Luscious pendekatan strategi menggunakan
Chocolate Potato kualitatif, dari hasil
promosi metode kualitatif,
Snack penelitian
(Hedynata and Radianto 2019a)
menunjukkan bahwa penjualan penelitian
bauran promosi produk sekarang
Interactive Online makanan menggunakan
Marketing dipilih metode
sebagai salah satu kuantitatif,
strategi promosi penelitian
yang penting bagi
terdahulu tidak
LUSCIOUS.
Sebagian besar membahas
konsumen variabel cita rasa,
LUSCIOUS ternyata penelitian
suka membeli sekarang
produk secara menggunakan
online. Konsumen, variabel word of
reseller, dan
mouth, cita rasa
distributor juga
menyatakan bahwa dan keputusan
peningkatan media pembelian
promosi online harus
dilakukan
LUSCIOUS. Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa
Public Relations and
Publicity tidak
dipilih sebagai
strategi promosi
LUSCIOUS karena
dianggap kurang
sesuai dan belum
perlu dilakukan oleh
LUSCIOUS sebagai
start up business
dalam jangka waktu
dekat karena melihat
dari segi
keterbatasan biaya
promosi
LUSCIOUS.
Aktivitas Public
Relations and
Publicity tidak
efektif bagi
pencapaian
perusahaan karena
bersifat budget
constraint akibat
harus menghired
Public Relation atau
Humas.
2. Pengaruh Lokasi, Citra Penelitian ini Sama-sama Peneliti terdahulu
Merek, Word Of menggunakan menggunakan tidak hanya
Mouth Terhadap metode kuantitatif, metode membahas tentang
keputusan pembelian hasil dari penelitian
penelitian variabel Word Of
konsumen Mie Ayam Hasil pengujian
Solo Bangsal Jember membuktikan bahwa kuantitTIF, Mouth tetapi
(Husen et al., 2018a) lokasi mempunyai sama-sama penulis juga
pengaruh positif dan membahas membahas tentang
signifikan terhadap tentang variabel lokasi,
keputusan pengaruh Word citra merek
pembelian. Artinya Of Mouth sedangkan
bahwa lokasi yang
terhadap penelitian
meliputi lokasi Mie
Ayam Solo Bangsal keputusan sekarang
Jember mudah pembelian membahas
dijangkau dengan variabel Word Of
kendaraan pribadi Mouth dan Cita
maupun angkutan Rasa, obyeknya
umum, Hasil pun berbeda
pengujian
penelitian
membuktikan bahwa
ada pengaruh positif terdahulu
dan signifikan citra menggunakan
merek terhadap obyek mie ayam
keputusan solo sedangkan
pembelian. Artinya penelitian
bahwa citra merek sekarang
yang meliputi Mie menggunakan
Ayam Solo Bangsal
obyek ayam
Jember hanya
memakai bahan- geprek juara
bahan baku yang
baik, Mie Ayam
Solo Bangsal Jember
terjamin
kebersihannya, porsi
yang disediakan
membuat konsumen
cukup kenyang dan
harga yang
ditawarkan Mie
Ayam Solo Bangsal
Jember relatif
terjangkau,
berpengaruh
terhadap Keputusan
Pembelian, Hasil
pengujian
membuktikan bahwa
ada pengaruh positif
dan signifikan word
of mouth terhadap
keputusan
pembelian. Artinya
bahwa word of
mouth yang meliputi
membeli Mie Ayam
Solo Bangsal Jember
atas keinginan
sendiri, langsung
membeli Mie Ayam
Solo Bangsal Jember
ketika ingin makan
mie ayam, lebih
enak Mie Ayam
Solo Bangsal Jember
dibandingkan mie
ayam lain dan
bersedia antri untuk
mendapatkan Mie
Ayam Solo Bangsal
Jember, berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian.
3. Upaya Peningkatan menggunakan Sama-sama Penelitian
Repurchase Intention metode menggunakan terdahulu tidak
Melalui sosial media kuantitatif dan metode hanya
dan Word Of Mouth hasil peneliti ini kuantitatif, membahas
Terhadap Hotel Secara serempak
sama-sama word of mouth
Parbaba Beach di sosial media dan
Daerah Pariwisata word of mouth membahas tapi juga
Kabupaten Samosir berpengaruh variabel word membahas
signifikan of mouth variabel upaya
(Dewi Nurmasari et al, n.d.)
terhadap Peningkatan
repurchase repurchase
intention. intention sosial
Berdasarkan hasil
media, penelitian
uji parsial dapat
diketahui bahwa sekarang
variabel social menggunakan
media dan variabel cita rasa
variabel word of dan keputusan
mouth pembelian, obyek
berpengaruh dan tempat
positif dan
penelitian juga
signifikan
terhadap berbeda
repurchase
intention.
Berdasarkan hasil
penelitian dapat
diketahui bahwa
92,2% variabel
sosial media dan
word of mouth
menjelaskan variasi
terhadap variabel
repurchase intention.
4. Analisis Variasi Menggunakan Sama-sama Variabel bebas
produk, cita rasa dan metode membahas penelitian
higienitas terhadap kuantitatif, hasil tentang penulis tidak
minat beli konsumen dari penelitian
pengaruh cita hanya
(studi kasus pada ice ini bahwa
cream zangrandi Variasi produk rasa terhadap membahas
Surabaya) mempunyai keputusan tentang cita
pengaruh
(Novitasari, Awin, pembelian
and Andayani n.d. 2019) rasa namun
signifikan juga membahas
terhadap minat variasi produk,
beli konsumen. higienitas,
Cita rasa
sedangkan
mempunyai
pengaruh variabel bebas
signifikan penelian ini
terhadap minat Word Of Mouth
beli konsumen. dan cita rasa.
Higienitas Objeknya juga
mempunyai beda penelian
pengaruh terdahulu pada
signifikan
ice cream
terhadap minat
beli konsumen. zangrandi
Cita rasa Surabaya,
mempunyai sedangkan
pengaruh paling objek penelitian
dominan terhadap sekarang ayam
minat beli geprek juara
konsumen.
pada mahasiswa
fisip universitas
17
agustus 1945
surabaya.
5. Pengaruh cita rasa dan menggunakan Sama Peneliti
store atmosphere metode kuantitatif, menggunakan menggunakan
terhadap keputusan hasil dari penelitian meode obyek
pembelian pada ini bahwa cita rasa
kuantitatif, konsumen yang
upnormal coffe berpengaruh
nginden Surabaya signifikan terhadap sama-sama pernah
keputusan membahas cita mengunjungi
n.d 2022.)rasa dan
pembelian upnormal
(Nasrullah, Mulyati, and Maduwinarti upnormal coffe
coffe, store keputusan sedangkan
atmosphere pembelian penelitian ini
berpengaruh secara menggunakan
signifikan terhadap
obyek
keputusan upnormal
coffe, yang artinya mahasiswa
cita rasa dan store FISIP
atmosphere pada Universitas 17
upnormal coffe
dapat meningkatkan Agustus 1945
kepuasan pembelian Surabaya yang
konsumen pernah
melakukan
pembelian
ayam geprek
juara minimal
2x jadi targetnya
beda.
6. Pengaruh Kualitas Metode Sama-sama Penelitian
pelayanan, persepsi kuantitatif, hasil menggunakan terdahulu
harga, Cita rasa penelitian Kualitas metode menggunakan 6
Terhadap Keputusan pelayanan
kuantitatif dan variabel,
Konsumen dan berpengaruh
Loyalitas negatif serta tidak juga sama-sama kualitas
Konsumen signifikan membahas pelayanan,
(Maimunah et al., 2019)
terhadap kepuasan variabel cita persepsi harga,
konsumen di rasa cita rasa,
Kedai Mie Liho
keputusan
Mie Kiro Gresik.
Kualitas konsumen,dan
pelayanan dapat loyalitas
berpengaruh konsumen.
positif serta Penelitian
signifikan sekarang
terhadap loyalitas menggunakan 3
konsumen di
variabel word
Kedai Mie Liho
Mie Kiro Gresik. of mouth, cita
Persepsi harga rasa dan
berpengaruh keputusan
positif serta pembelian
signifikan
terhadap kepuasan
konsumen di
Kedai Mie Liho
Mie Kiro Gresik.
Persepsi harga
berpengaruh
negatif serta tidak
signifikan
terhadap loyalitas
konsumen di
Kedai Mie Liho
Mie Kiro Gresik.
Cita rasa
berpengaruh
positif serta
signifikan
terhadap kepuasan
konsumen di
Kedai Mie Liho
Mie
Kiro Gresik.. Cita
rasa berpengaruh
positif serta
signifikan
terhadap loyalitas
konsumen di
Kedai Mie Liho
Mie Kiro
Gresik.Kepuasan
konsumen
berpengaruh
positif serta
signifikan
terhadap loyalitas
konsumen
7. Pengaruh Citra merek, Metode Sama-sama Penelitian
Word Of Mouth, kuantitatif, hasil menggunakan terdahulu tidak
Kualitas produk, harga, Penelitian metode hanya
dan pelayanan menunjukkan
kuantitafif dan membahas
terhadap keputusan bahwa variabel
pembelian konsumen Word of Mouth sama-sama variabel word
eiger cabang manyar berpengaruh membahas of mouth dan
Surabaya positif terhadap variabel Word nkeputusan
(Saputra n.d. 2018)
Keputusan Of Mouth dan pembelian tapi
Pembelian keputusan juga membahas
konsumen produk pembelian variabel citra
Eiger cabang
merek, kualitas
Manyar. Hasil ini
menunjukkan produk, harga,
responden penelitian
mendapat sekarang tidak
informasi atau hanya
rekomendasi yang membahas
baik tentang word of mouth
produk Eiger,
dan keputusan
variabel Kualitas
Produk pembelian tapi
berpengaruh juga membahas
positif terhadap variabel cita
keputusan rasa, jadi
pembelian produk berbeda.
Eiger. Hasil ini
menunjukkan
bahwa Kualitas
Produk Eiger
yang baik, hal itu
di buktikan
dengan
mendapatkan
akan pengakuan
Arch of Europe
Gold Star Award
for Quality,
bahwa variabel
Harga
berpengaruh
negatif terhadap
keputusan
pembelian produk
Eiger. Hasil ini
menunjukkan
bahwa harga
produk Eiger
menigkat maka
minat beli
konsumen akan
turun, dan
sebaliknya jika
harga produk
Eiger turun maka
minat beli
konsumen akan
naik, variabel
Pelayanan
berpengaruh
positif terhadap
keputusan
pembelian produk
Eiger. Hasil ini di
tunjukan dengan
mengutamakan
service product
yaitu memberikan
Pelayanan yang
baik kepada
konsumen,
sehingga
membuat
konsumen
memunculkan
rasa kepuasan,
loyalitas, dan
keinginan
melakukan suatu
keputusan
pembelian yang
pada akhirnya
meningkatkan
volume penjualan.
8. Analisis Pengaruh cita Metode Sama-sama Penelitian
rasa, kualitas kuantitatif, hasil membahas terdahulu
pelayanan dan harga variabel Cita Rasa variabel cita menggunakan 4
terhadap kepuasan mempunyai
rasa dan variabel, cita
pelanggan (studi kasus pengaruh yang
bakso gibras jl.kutisari positif dan menggunakan rasa, kualitas
selatan no. 45 signifikan metode pelayanan,
surabaya) terhadap kuantitatif hardga dan
Kepuasan kepuasan
Pelanggan di pelanggan,
(Tri Arbiantoro Ayun Maduwinarti Agung Pujianto Program Studi Administrasi Bisnis n.d.
Bakso Gibrass. penelitian
Hasil penelitian
sekarang
menunjukkan
bahwa Kualitas menggunakan 3
Pelayanan variabel word
mempunyai of mouth, cita
pengaruh tidak
rasa dan
signifikan
terhadap keputusan
Kepuasan pembelian,
Pelanggan di obyek dan
Bakso Gibrass. tempat
Hasil penelitian penelitian juga
menunjukkan berbeda.
bahwa Harga
mempunyai
pengaruh negatif
dan signifikan
terhadap
Kepuasan
Pelanggan di
Bakso Gibrass.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa variabel
Cita Rasa,
Kualitas
Pelayanan, dan
Harga secara
simultan
mempunyai
pengaruh yang
positif dan
signifikan
terhadap
Kepuasan
Pelanggan Bakso
Gibrass. Dari
ketiga variabel
(Cita Rasa,
Kualitas
Pelayanan dan
Harga), variabel
Harga merupakan
variabel yang
paling dominan
pengaruhnya
terhadap
Kepuasan
Pelanggan di
Bakso Gibrass
Sumber : Penelitian Terdahulu (diolah oleh penulis)

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Bauran Promosi (Promotion Mix)
Promosi (Promotion) adalah suatu unsur yang digunakan untuk
memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada
perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun
publikasi. Kotler dan Armstrong (2012:408) dalam penelitian
(Hedynata and Radianto 2019b)
mendefinisikan bauran promosi (promotion mix) sebagai
perpaduan spesifik alat-alat promosi yang digunakan perusahaan untuk
mengkomunikasikan value ke customer secara persuasif dan membangun
customer relationships.
Model Bauran Promosi (Promotion Mix) Menurut Kotler dan Amstrong
(2012:408) dalam penelitian (Hedynata and Radianto 2019a)yaitu :
1. Iklan / Advertising
Merupakan semua bentuk terbayar dari persentasi nonpersonal dan
promosi ide, barang atau jasa melalui sponsor yang jelas melalui media cetak
(koran dan majalah), media penyiaran (radio dan televisi), media jaringan
(telepon, kabel, satellite, wireless), dan media elektronik (rekaman suara,
rekaman video, CD-ROM, halaman website), dan media pameran (billboard,
papan petunjuk, dan poster).
2. Promosi Penjualan / Sales Promotion
Merupakan berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong
percobaan atau pembelian produk atau jasa termasuk promosi konsumen
(seperti sampel, kupon, dan premi), promosi perdagangan (iklan dan
tunjangan), dan bisnis dan promosi tenaga penjualan (kontes untuk reputasi
penjualan)
3. Acara dan Pengalaman / Even and Experiences
Merupakan kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang
dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau merek khusus-terkait
interaksi dengan konsumen, termasuk seni olahraga, hiburan, dan
menyebabkan acara atau kegiatan menjadi kurang formal.
4. Hubungan Masyarakat dan Publisitas / Public Relations and Publicity
Merupakan berbagai program yang diarahkan secara internal kepada
karyawan dari perusahaan atau konsumen luar, perusahaan lain, pemerintah,
dan media untuk mempromosikan , membangun hubungan antar perusahaan
dengan public, melindungi dan membangun citra perusahaan atau produk
komunikasi individu yang positif.
5. Penjualan Personal / Personal Selling
Merupakan interaksi tatap muka yang dilakukan oleh tenaga penjualan
perusahaan dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan
pertemuan penjualan, presentasi pribadi, menjawab pertanyaan, pengadaan
pesanan, membuat penjualan, dan hubungan pelanggan
6. Pemasaran Langsung / Direct Marketing
Merupakan penggunaan surat, telepon, facsimile, e-mail, atau internet
untuk berkomunikasi atau berhubungan secara langsung dengan meminta
respon atau tanggapan dan melakukan dialog dari pelanggan dan prospek
tertentu
7. Pemasaran Interaktif / Interactive Online Marketing
Merupakan kegiatan dan program online yang dirancang untuk
melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung
meningkatkan kesadaran memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan
produk dan jasa.
8. Pemasaran dari mulut ke mulut / Word of Mouth Marketing
Merupakan komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat
yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau
menggunakan produk atau jasa.

2.2.2 Word Of Mouth


Menurut Kotler, P dan Keller (2012: 479) dalam
(Saputra n.d. 2018)
Word of Mouth Marketing adalah kegiatan pemasaran melalui perantara
orang ke orang baik secara lisan, tulisan, maupun alat komunikasi elektronik
yang berhubungan dengan pengalaman pembelian jasa atau pengalaman
menggunakan produk atau jasa. Sedangkan menurut Hasan. A (2010:32)
adalah tindakan konsumen memberikan informasi kepada konsumen lain dari
seorang kepada orang lain (antar pribadi) non komersial baik merek, produk ,
maupun jasa.
Word Of Mouth adalah penyaluran informasi dari orang ke orang lain
melalui komunikasi lisan, kegiatan bercerita antara dua lebih orang adalah
bentuk paling umum komunikasi dari mulut ke mulut, baik bercerita tentang
hal yang sungguh nyata terjadi ataupun hal-hal karangan yang tidak nyata.

Alasan Word Of Mouth menjadi begitu penting :

Menurut Rosen dalam penelitian (Husen et al., 2018b) ada tiga alasan
yang Word Of Mouth membuat menjadi begitu penting:
A. Kebisingan (noise)
Para calon konsumen hampir tidak dapat mendengar banyaknya
kebisingan yang dilihatnya di berbagai media setiap hari. Mereka bingung
sehingga untuk melindungi diri, mereka menyaring sebagiah pesan yang
berjejalan dari media massa. Sebenarnya mereka cenderung lebih
mendengarkan apa yang dikatakan orang atau kelompok yang menjadi
rujukan se perti teman-teman atau keluarga.
B. Keraguan (skepticism)
Para calon konsumen umumnya bersikap skeptis ataupun meragukan
kebenaran informasi yang diterimanya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya
kekecawaan yang dialami konsumen saat harapannya ternyata tidak sesuai
dengan kenyataan di saat mengkonsumsi produk. Dalam kondisi ini
konsumen akan berpaling ke teman ataupun orang yang bisa dipercaya
untuk mendapatkan produk yang mampu memuaskan kebutuhannya.
C. Keterhubungan (connectivity)
Kenyataan bahwa para konsumen selalu berinteraksi dan
berkomunikasi satu dengan yang lain, mereka saling berkomentar mengenai
produk yang dibeli ataupun bahkan bergosip mengenai persoalan lain.
Dalam interaksi inisering terjadi dialog tentang produk seperti pengalaman
mereka menggunakan produk.

Unsur-Unsur Word Of Mouth


Word of mouth adalah lembaga-lembaga distributor atau lembaga-
lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan barang-
barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen”. Defenisi yang lebih luas
mengenai Word of mouth adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan
yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk
untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu” Menurut Alex (2012.322)
dalam ( Dewi Nurmasari Pane et al 2020) . Dari defenisi-defenisi tersebut
diatas dapat diketahui adanya beberapa unsur penting, yaitu:
A. Word of mouth merupakan jalur yang dipakai oleh produsen untuk
memindahkan produk mereka melalui suatu lembaga yang mereka pilih.
B. Saluran mengalihkan kepemilikan produk baik secara langsung maupun
tidak langsung dari produsen kepada konsumen.
C. Word of mouth bertujuan untuk mencapai pasar tertentu. Jadi pasar
merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran.
D. Word of mouth merupakan suatu kesatuan dan melaksanakan sistem
kegiatan (fungsi) yang lengkap dalam menyalurkan produk.

Word of mouth terdiri dari beberapa macam yaitu :

Menurut Alex (2012.322) dalam penelitian Dewi Nurmasari Pane et al 2020


mengemukakan bahwa:
A. Perantara Pedagang
Pada dasarnya perantara pedagang (Merchant Middlemen) ini
bertanggung jawab terhadap kepemilikan semua barang yang dipasarkannya.
Dalam hubungannya dengan pemindahan milik, kegiatan perantara pedagang
ini berbeda dengan lembaga lain.
B. Perantaraan Agen
Perantara agen (Agen Middlemen) ini dibedakan dengan perantara
pedagang karena tidak mempunyai hak milik atas semua barang yang
ditangani. Untuk lebih jelasnya, agen adalah lembaga yang melaksanakan
perdagangan dengan menyediakan jasa-jasa atau fungsi khusus yang
berhubungan dengan penjualan atau distribusi barang, tetapi mereka tidak
mempunyai hak untuk memiliki barang yang diperdagangkan.

Dimensi Word Of Mouth Marketing

Terdapat lima elemen yang harus diperhatikan dalam mengupayakan Word of


Mouth yang menguntungkan menurut (Onny Fitriana S, novelia Utami 2017) dalam
karya buku yang berjudul Strategi Promosi Pemasaran. Ini adalah elemen dasar ini
adalah :
1. Talker
Pembicara adalah kelompok orang yang memiliki antusiasme dan
koneksi untuk menyampaikan pesan. Pembicara adalah pelanggan, dokter,
teman, tetangga, saudara.” Kadang-kadang penggemar fanatik yang secara
sukarela untuk menyebarkan produk. Pembicara terbaik mungkin pelanggan
yang berinteraksi hampir setiap harinya.

2. Topic
Menurut Ali (2010) Word of Mouth dimulai dengan membuat pesan
yang akan menyebar. Pesan tersebut tidak perlu mewah. Setiap perusahaan
memiliki satu topik untuk produknya. Topik yang cukup menarik untuk
memotivasi dan pembicaraan. Jangan pernah membohongi publik, perusahaan
harus jujur mengenai produk yang mereka produksi baik itu menyangkut
kualitas, desain, kegunaan, kemudahan mendapatkan pelayanan, harga, hingga
ragam pilihan.

3. Tools
Topik yang baik butuh sedikit bantuan untuk tersebar. Pertumbuhan
Word of Mouth saat ini sebagi teknik pemasaran yang disebabkan oleh
pertumbuhan dari alat-alat pendukung percakapan tersebut. menyediakan alat
bantu pesan, anda bergerak jauh lebih cepat. Misalnya anda menggunakan e-
mail atau web site, dan blog. Alat tersebut yang dapat mendorong percepatan
Word of Mouth. Karena alat adalah untuk memberi orang alasan berbicara
tentang barang dan bembuatnya lebih mudah untuk berlangsungnya
percakapan. Ketika seseorang memberitahu teman itu lebih baik dari pada
mereka memposting review yang dilihat semua orang. Berikutnya adalah
menjaga percakapan yang segar dan bergerak cepat dengan mengambil bagian
didalamnya.

4. Talking
Ketika menjangkau orang dan mendorong mereka untuk mulai
berbicara tentang produk, mereka mengharapkan anda untuk ikut. Menurut
Sernovitz(2009)“When people are talking about you, answer them. Replay to
email messages, accept comments on your blog, participate in the discussion
board, answer the phone. Thank blogger who write abouth you.”. Ketika orang
berbicara tentang produk anda, anda harus menjawabnya, membalas emailnya,
menerima komentar pada blog anda, bepartisipasi dalam diskusi, menjawab
telepon. Terima blogger yang menulis tentang anda.

5. Tracking
Alat yang menajubkan telah dikembangkan yang memungkinkan kita
untuk memahami bagaimana Word of Mouth, dan mengikuti apa yang
konsumen katakan tentang produk kita. Mencari apa yang dikatakan tentang
produk anda dan perusahaan anda sekarang menjadi jauh lebih mudah. Anda
dapat menemukan setiap komentar tentang anda pada setiap blog dan papan
pesan, beberapa saat setelah mereka berkomentar. Sebuah pemahaman yang
mendalam Word of Mouth yang tersebar tentang produk anda.

Menciptakan Word Of Mouth

Word Of Mouth akan tercipta ketika timbul kepuasan bagi si pengguna


terhadap produk yang digunakan. MenurutRosen (2004) dalam buku karya yang
berjudul Strategi Promosi (Onny Fitriana S, novelia Utami 2017) Pemasaran
menyatakan bahwa enam unsur yang harus dimiliki suatu produk untuk bisa
menghasilkan word-of-mouth secara positif dan terus menerus:
1. Produk tersebut harus mampu membangkitkan tanggapan emosional.
2. Produk atau merek tersebut harus mampu memberikan efek sesuatu yang delight
atau excitement. Berarti produk harus mampu memberikan sesuatu yang
melebihi dari ekspetasi konsumen.
3. Produk tersebut harus mempunyai sesuatu yang dapat mengiklankan dirinya
sendiri atau memberikan inspirasi seseorang untuk menanyakan hal tersebut.
4. Suatu produk menjadi lebih powefull bila penggunanya banyak.
5. Produk tersebut harus kompatibel dengan produk lainnya, khususnya dapat
diaplikasikan di produk yang mengandalkan teknologi

Indikator Word Of Mouth


Menurut Babin, Barry dalam (Oktavia n.d. 2019) word of mouth
communication terdapat beberapa hal yang digunakan untuk mengukur apakah word
of mouth communication tersebut berhasil atau tidak, yaitu:
1. Membicarakan
Kondisi di mana kemauan seseorang untuk membicarakan hal-hal
positif tentang kualitas produk kepada orang lain. Konsumen berharap
mendapatkan kepuasan yang maksimal dan memiliki bahan yang menarik
untuk dibicarakan dengan orang lain.
2. Mempromosikan
Seseorang mungkin menceritakan produk yang pernah di konsumsinya
tanpa sadar ia mempromosikan produk kepada orang lain (teman atau
keluarganya).
3. Merekomendasikan
Konsumen menginginkan produk yang dapat memuaskan dan memiliki
keunggulan dibandingkan dengan produk yang lain, sehingga dapat di
rekomendasikan kepada orang lain.
4. Mendorong
Dorongan terhadap teman atau relasi untuk melakukan transaksi atas
produk dan jasa. Kondisi dimana konsumen menginginkan timbal balik yang
menarik pada saat mempengaruhi orang lain untuk memakai produk atau jasa
yang telah diberitahukan tersebut.

2.2.3 Cita Rasa


Cita rasa adalah suatu cara pemilihan makanan yang harus dibedakan
dari rasa (taste) makanan tersebut. Cita rasa merupakan atribut makanan yang
meliputi penampakan, bau, rasa, tekstur, dan suhu. Cita rasa merupakan bentuk
kerja sama dari kelima macam indera manusia, yakni perasa, penciuman,
perabaan, penglihatan, dan pendengaran. Rasa sendiri merupakan hasil kerja
pengecap rasa (taste buds) yang terletak di lidah, pipi, kerongkongan, atap mulut,
yang merupakan bagian dari cita rasa. (Anonim, 2011) dalam penelitian
(Novitasari et al. n.d. 2019) Secara umum dikenal ada empat cita rasa utama yaitu
manis, asin, asam dan pahit, walaupun masih dimungkinkan adanya kategori cita
rasa lain misalnya gurih, pedas atau yang lain. Kata taste (cita rasa) juga
digunakan untuk menerangkan “ mutu “ dari kesan yang ditimbulkan oleh
senyawa- senyawa yang ada dalam bahan makanan atau minuman. Flavor
(perisai) adalah Suatu kesan kompleks yang menerangkan kesan - kesan yang
berasal dari Cita rasa (taste) dan Bau (odor) sekaligus secara serentak. Lebih
kompleks, kesan perisa tersebut bisa juga berhubungan dengan persepsi panas,
dingin, sakit, kasar, halus, lembut, dan lainnya. Hal ini menjelaskan bahwa Cita
Rasa berhubungan langsung dengan apa yang ditawarkan oleh pemilik kepada
pelanggan, Sejalan dengan pendapat Ferrinadewi (2008:46) rasa dapat digunakan
pemasar menawarkan produk dengan berupaya mengasosiasikan rasa tersebut
dengan perasaan konsumen dala penelitian
(PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN PELA

Komponen-Komponen Cita Rasa


Cita rasa merupakan cara dalam pemilihan makanan atau minuman
yang dibedakan dari rasa itu (Drummond & Brefere, 2010) dalam penelitian
(Maimunah et al., 2019) Cita Rasa Bisa mempengaruhi adanya tiga faktor, yaitu bau,
rasa serta rangsangan mulut (Garrow dan James, 2010:124) :
1. Bau
Adalah suatu komponen dari cita rasa pada makanan atau minuman
yang dapat memberikan sebuah aroma dan juga bisa mengetahui dari adanya
rasa yang terdapat di makanan tersebut.
2. Rasa
Rasa bisa dikenali dengan adanya kuncup cecepan yang letaknya di
papilla yaitu pada bagian noda darah jingga yang terletak di lidah. Pada anak
kuncup-kuncup perasa terletak pada faring, dan pelata pada bagian langit-
langit yang lunak ataupun keras dan juga terletak di lidah.
3. Rangsangan Mulut
Adalah sebuah perasaan seseorang yang timbul setelah menelan suatu
minuman yang sifatnya bisa merangsang syaraf perasa terdapat dibawah kulit
muka, lidah, atupun pada gigi yang bisa menimbulkan perasaan. Cita rasa
dapat mempengaruhi tekstur suatu bahan karena dapat ditimbulkan dari bahan
tersebut.
Indikator Cita Rasa
Berdasarkan menurut wahidah dalam (Kasus et al., 2016) , berikut ini
merupakan indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur indikator variabel
cita rasa ini, antara lain:
1. Bau
Bau makanan merupakan bau yang disebarkan makanan guna memiliki daya
tarik yang sangat kuat serta mampu merangsang indera penciuman sehingga
dapat membangkitkan selera.
2. Rasa
Rasa suatu makanan selain dikenali oleh manusia melalui sel-sel pencicip
yang juga ada dipengaruhi oleh sensasi bau, tekstur, warna dan suhu dari
makanan tersebut.
3. Tekstur
Tekstur makanan merupakan derajat kekerasan, kepadatan atau kekentalan.
Cair, kenyal, serta keras merupakan karakteristik dari konsistensi.
4. Suhu
Suhu makanan saat disajikan memegang peranan penting dalam penentuan
Cita Rasa makanan, namun makanan yang terlalu panas atau dingin akan
sangat mengurangi sensitifitas sarang pengecap terhadap rasa makanan.
Cita rasa produk sebuah makanan akan berpengaruh pada seseorang dengan
identitas darimana makanan tersebut diproduksi. Dengan indikator ciri, bau
dan aroma dari Cita Rasa, konsumen bisa menilai bahwa makanan yang
dikonsumsi memiliki ciri tersendiri di setiap daerah. Disamping itu rumah
makan wajib memiliki cita rasa yang tinggi pula untuk menarik para
konsumen, dengan cara memberikan kualitas yang tinggi terhadap produk
(makanan) yang di jual.

2.2.4 Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen dalah merupakan suatu proses yang berkaitan erat dengan
adanya suatu proses pembelian, pada saat itu konsumen melakukan aktivitas seperti
melakukan pencarian, penelitian, dan pengevaluasian produk dan jasa (product and
services). Perilaku konsumen merupakan sesuatu yang mendasari konsumen untuk
membuat keputusan dalam pembelian. Perilaku konsumen adalah sebuah kegiatan
yang berkaitan erat dengan proses pembelian suatu barang atau jasa. Mungkin
sedikit bingung, perilaku seperti apa yang dimaksud atau dikategorikan ke dalam
perilaku konsumen. Pada dasarnya perilaku konsumen ini sangat luas, mungkin anda
telah melakukan perilaku konsumen, namun tidak menyadarinya. Hal-hal seperti itu
seringkali terjadi ketika melakukan suatu proses pembelian.
Perilaku konsumen selain mengenai kualitas produk, juga meliputi harga
produk, promosinya juga mengenai tempat dimana barang tersebut dijual
(distribusinya). Jika harga suatu produk tidak terlalu tinggi, maka konsumen tidak
akan terlalu lama membutuhkan waktu untuk memikirkan dan melakukan aktivitas
perilaku konsumen untuk membeli. Namun jika harga suatu barang atau jasa tersebut
tinggi, atau mahal, maka konsumen tersebut akan memberikan usaha atau effort
lebih terhadap barang tersebut. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang
mendasari dan menjadikan konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Ketika
memutuskan akan membeli suatu barang atau produk dan jasa, tentu sebagai
konsumen selalu memikirkan terlebih dahulu barang yang akan dibeli. Mulai dari
harga, model, bentuk, kemasan, kualitas, fungsi atau kegunaan barang tersebut, dan
lain sebagainya. Aktivitas memikirkan, mempertimbangkan, dan mempertanyakan
barang sebelum membeli merupakan atau termasuk ke dalam perilaku konsumen.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perilaku konsumen sangat erat kaitannya
dengan pembelian dan penjualan barang dan jasa. Tentu sebagai konsumen, tidak
ingin salah membeli suatu produk atau jasa, maka dari itu perilaku konsumen
diperlukan untuk memilih dan akhirnya membeli barang, (firmansyah 2018).

Model Perilaku Konsumen

Seorang pemasar dapat mempelajari pembelian konsumen yang sebenarnya untuk


menemukan apa yang mereka beli, dimana, kapan, bagaimana, dan berapa banyak yang
mereka beli (Kotler & Armstrong, 2012). Model perilaku konsumen berupa rangsangan-
tanggapan terkait model perilaku pembeli yang diperlihatkan pada gambar berikut :

Gambar : model perilaku konsumen


Sumber : buku perilaku konsumen era modern
1. Stimulus ganda (stimulus pemasaran dan stimulus lain)
Stimulus yang dijalankan produsen atau pemasar, bisa berupa strategi bauran
pemasar (produk, harga, tempat, promosi), dan stimulus lain yang berupa kondisi
ekonomi, politik, teknologi dan budaya. Berikut adalah penjelasan tentang strategi
bauran pemasaran dan stimulus lain berupa kondisi ekonomi, politik, budaya, dan
teknologi yang dirancang pemasar untuk mempengaruhi dan memotivasi perilaku
konsumen agar mau melakukan pembelian produk.
A. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen.Produk yang dipasarkan meliputi barang
fisik, misalnya mobil, pakaian, perumahan, barang elektronik, dan sebagainya.
B. Harga
Produsen menetapkan harga pertama kali ketika menciptakan produk baru,
memperkenalkan produk reguler ke saluran distribusinya atau ke daerah baru,
atau ketika perusahaan membuat kontrak kerja baru.
C. Promosi
Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk
mendorong permintaan konsumen atas produk yang ditawarkan produsen atau
penjual. Tujuannya adalah :
1. Memodifikasi tingkah laku konsumen.
2. Memberitahukan atau menginformasi produk kepada konsumen
3. Membujuk atau memotivasi konsumen agar mau membeli produk yang
ditawarkan.
4. Mengingatkan konsumen tentang produk agar tidak beralih ke produk lain.

D. Tempat (distribusi)
Saluran distribusi merupakan jalur yang dilalui arus barang dari
produsen ke konsumen akhir baik melalui perantara yang panjang maupun
pendek.

2. Kotak Hitam Konsumen


Dimensi kedua dari model perilaku konsumen adalah kotak hitam konsumen,
yang mencakup karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan
konsumen. Contoh karakteristik konsumen adalah jenis kelamin, umur, tingkat
pendidikan, penghasilan, kelas sosial, budaya dan sebagainya. Proses pengambilan
keputusan konsumen dimulai dengan dirasakannya beberapa masalah, yaitu
kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan, pencarian informasi,
pengevaluasian, pembuatan keputusan pembelian, dan diakhiri dengan tindakan pasca
pembelian. Yang menjadi tujuan dari pemahaman proses pengambilan keputusan
konsumen sebagai berikut :
1. Untuk memahami tipe-tipe proses pembuatan keputusan konsumen
2. Untuk memahami langkah-langkah dalam setiap proses pengambilan keputusan
konsumen
3. Untuk mengetahui bagaimana konsumen menentukan perilaku konsumen dalam
pembelian
3. Respon konsumen

Dimensi ketiga dari model perilaku konsumen adalah respon konsumen terhadap
stimulus produsen atau pemasar.Respon konsumen bisa berupa tindakan membeli atau
tidak membeli produk yang ditawarkan produsen atau pemasar. Selanjutnya akan
dipaparkan tentang faktor- faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk
membuat keputusan pembelian. Selanjutnya adalah proses psikologi kunci, titik awal
untuk memahami perilaku konsumen adalah model respon rangsangan, rangsangan
pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran konsumen, dan kelompok proses
psikologis digabungkan dengan karakteristik konsumen tentu menghasilkan proses
pengambilan keputusan dan keputusan akhir pembelian
Jenis-Jenis Perilaku Konsumen

Pada dasarnya perilaku konsumen secara umum dibagi menjadi dua yaitu menurut
:
(Zusrony & Kom, n.d.)
1. Rasional,
Rasional adalah tindakan konsumen dalam melakukan pembelian barang dan
jasa dengan mengedepankan aspek-aspek konsumen secara umum seperti: kebutuhan
utama/primer, kebutuhan mendesak, dan daya guna produk itu sendiri kepada
konsumen pembelinya. Berikut ini beberapa ciri-ciri dari perilaku konsumen yang
bersifat rasional :
a. Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan.
b. Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi
konsumen.
c. Konsumen memilih barang yang mutunya terjamin dan harganya sesuai
dengan kemampuan konsumen.
2. Irasional,
Irasional adalah perilaku konsumen yang mudah terbujuk oleh iming-iming
diskon atau marketing dari suatu produk tanpa mendahulukan aspek kebutuhan atau
kepentingan.Berikut ini beberapa ciri-ciri dari Perilaku Konsumen yang bersifat
irrasional :
a. Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak
maupun elektronik.
b. Konsumen memilih barang-barang bermerk atau branded yang sudah
dikenal luas.
c. Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan
gengsi atau prestise.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen (Firmansyah, 2018) :


faktor tersebut saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian.
1. Rangsangan Pemasaran (Marketing Stimulation)
Rangsangan pemasaran sepenuhnya dipengaruhi oleh usaha perusahaan dalam
menarik minat beli konsumen. Dalam hal ini, perusahaan bisa melakukan rangsangan
kepada konsumen melalui beberapa kegiatan, seperti memperkenalkan keunggulan
produk yang akan dijual, memberikan diskon atau potongan harga terhadap produknya
tersebut, memilih tempat atau lokasi penjualan yang cocok, serta melakukan berbagai
langkah promosi melalui iklan atau promosi lainnya.
2. Rangsangan Lain (Other Stimulation)
Rangsangan lain yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian
terhadap suatu produk, di antaranya adalah situasi ekonomi, perkembangan teknologi,
pengaruh politik, dan pengaruh budaya (luar) yang dirasakan oleh konsumen secara
langsung. Jika situasi ekonomi yang tengah dialami konsumen berbanding lurus dengan
ketiga faktor lainnya, bukan mustahil keputusan pembelian akan segera diambil. Begitu
pula, sebaliknya. Jika situasinya berbanding terbalik, jangan harap akan muncul
keputusan pembelian dari konsumen.
3. Karakteristik Pembeli (Buyer Characteristics)
Variabel terpenting dari model perilaku konsumen adalah karakteristik pembeli itu
sendiri. Karakteristik itu meliputi, faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor
psikologis. Faktor budaya ini nantinya akan melahirkan kelas sosial tertentu dalam
pembelian produk, yaitu kelas sosial golongan atas, kelas sosial golongan menengah, dan
kelas sosial golongan rendah. Sementara itu, faktor sosial yang mempengaruhi perilaku
konsumen, meliputi kelompok acuan, keluarga, dan peran serta status si konsumen itu
dalam masyarakat. Faktor pribadi yang mempengaruhi perilaku konsumen, meliputi
umur, pekerjaan, kondisi ekonomi, dan gaya hidup si konsumen. Faktor psikologis,
meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, dan keyakinan serta sikap si konsumen
terhadap produk yang akan dibeli.
4. Proses Keputusan Membeli (Buying Decision Process)
Proses keputusan membeli ini didapat setelah si konsumen melakukan tahap
pengenalan terhadap suatu produk, pencarian informasilain, evaluasi keunggulan dan
kelemahan produk, sampai terciptanya keputusan pembelian dan keputusan
pascapembelian. Jika semua tahapan ini bernilai positif, pemakaian terhadap suatu produk
akan berlangsung secara kontinyu.
5. Keputusan Pembeli (Buyer's Decision)
Variabel terakhir dari model perilaku konsumen adalah keputusan pembeli. Dalam hal
ini, keputusan pembeli akan menghadirkan suatu keputusan terbaik menyangkut pilihan
produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, dan jumlah produk yang akan
dibeli.

2.2.5 Keputusan Pembelian


Dalam membeli dan mengkonsumsi sesuatu terlebih dahulu konsumen membuat
keputusan mengenai produk apa yang dibutuhkan, kapan, bagaimana dan dimana proses
pembelian atau konsumsi itu akan terjadi. Dengan kata lain diperlukan suatu proses
pengambilan keputusan untuk membeli sesuatu baik barang atau jasa. Menurut Setiadi
(2003) dalam penelitia (Tinggi et al., n.d.) pengambilan keputusan yang diambil oleh
seseorang dapat disebut sebagai suatu pemecahan masalah. Dalam proses pengambilan
keputusan, konsumen memiliki sasaran atau perilaku yang ingin dicapai atau dipuaskan.

Jenis-Jenis Tingkah Laku Pengambilan Keputusan Pembelian


Tingkah laku dalam keputusan pembelian oleh konsumen merupakan tingkah laku
membeli konsumen akhir, individu dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk
dikonsumsi secara pribadi. Semakin komplek keputusan yang harus diambil biasanya
semakin banyak pembelian dan semakin banyak pertimbangan untuk membeli. Adapun
jenis-jenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan dan tingkat
perbedaan antara merek (Kotler & Armstrong, 2012) dalam buku (Zusrony & Kom, n.d.)
, yaitu
:
1. Tingkah laku membeli komplek
Konsumen akan melakukan perilaku pembelian komplek apabila sangat
terlibat dalam pembelian dan mempunyai persepsi yang sangat mahal, penuh
resiko, jarang dibeli dan sangat mengesankan diri serta konsuemen seperti ini
biasanya harus banyak mempelajari kategori produk sebelum membelinya.

2. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan


Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika
konsumen dalam situasi yang memiliki ciri keterlibatan konsumen yang tinggi
tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Konsumen amat terlibat
dalam pembelian barang yang mahal,jarang dibeli,dan berisisko, tetapi melihat
sedikit perbedaan diantara merek. Akan tetapi sesudah membeli bisa jadi pembeli
mengalami ketidaknyamanan sesudah membeli sehinngga pemasar harus
membuat komunikasi kepada konsumen agar pembeli tidak menyesali pilihan
mereknya.
3. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan
Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi dalam situasi yang
memiliki ciri keterlibatan konsumen yang rendah dan beberapa perbedaan besar
merek yang dirasakan. Tingkat keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan
merek yang dirasakan besar.

4. Tingkah laku membeli yang mencari variasi


Tingkah laku membeli yang mencari variasi terjadi jika konsumen dalam
situasi yang memiliki ciri tingkat keterlibatan konsumen yang rendah, tetapi
perbedaan yang dirasakan besar. Perbedaan merek dianggap berarti pada kondisi,
dimana konsumen sering kali mengganti merek. Tetapi konsumen mungkin
mengambil merek yang lain lagi agar tidak bosan atau untuk sekedar mencoba
sesuatu yang berbeda. Pergantian merek terjadi demi variasi bukannya karena
tidak puas.

Model Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Gambar : model proses pengambilan keputusa


Sumber : buku perilaku konsumen era modern

konsumen membuat keputusan perilaku mana yang ingin dilakukan untuk mencapai
sasaran tersebut. Proses pengambilan keputusan menurut Engel, Blackwell dan Miniard
( 1995 ) dalam buku perilaku konsumen (Firmansyah, 2018)meliputi 6 tahap, yaitu :
1. Pengenalan kebutuhan
Didefinisikan sebagai perbedaan atau ketidaksesuaian antara keadaan yang
diinginkan dengan keadaan sebenarnya yang akan membangkitkan dan mengaktifkan
proses keputusan

2. Pencarian informasi
Tahap selanjutnya adalah pencarian internal ke memori untuk menentukan solusi
yang memungkinkan. Jika pemecahannya tidak diperoleh melalui pencarian internal,
maka proses pencarian difokuskan pada stimuli eksternal yang relevan dalam
menyelesaikan masalah (pencarian eksternal)
a. Sumber pribadi atau opini dari orang lain
b. .Sumber bebas seperti kelompok konsumen dan badan pemerintah
c. Sumber pemasaran seperti karyawan penjualan dan iklan
d. Sumber pengalaman langsung seperti mencoba langsung produk
3. Evaluasi alternatif
Mengevaluai pilihan serta menyempitkan pilihan pada alternatif yang
diinginkan
4. Pembelian
Konsumen melakukan pembelian berdasarkan alternatif yang telah dipilih.

5. Konsumsi
Konsumen melakukan pembelian berdasarkan alternatif yang telah dipilih
6. Evaluasi alternatif setelah pembelian
Konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan
harapan sesudah digunakan. Beberapa konsumen akan mengalami keraguan atau
kecemasan tentang keputusan pembeliann yang dikenal sebagai pertentangan pasca
pembelian atau post purchase dissonance (Munandar, 2001 ). Untuk mengurangi
pertentangan tersebut individu menggunakan strategi (Schiffman & Kanuk, 1983 ) :
a. Merasionalisasikan keputusannya sebagai keputusan terbaik
b. Mencari informasi yang mendukung pilihannya dan menghindari produk yang
berbeda
c. Berusaha mempengaruhi teman, orang lain untuk membeli produk yang sama
Merasa puas pada produk untuk menentramkan diri. Model ini menekankan
bahwa proses pembelian bermula sebelum pembelian dan berakibat jauh
setelah pembelian. Di dalam setiap pembelian yang dilakukan, setiap
konsumen akan melewati keenam tahapan pengambilan keputusan sebagai
tahapan proses di dalam melakukan tindakan pembelian.
Indikator Keputusan Pembelian

Kotler 2018:70) dalam buku Perilaku konsumen (Firmansyah, 2018)


mengemukakan keputusan pembelian memiliki indikator sebagai berikut:
a. Kemantapan pada sebuah produk
Dalam melakukan pembelian, konsumen memilih salah satu dari beberapa
alternatif yang ada. Pilihan tersebut didasarkan pada kualitas, mutu, harga yang
terjangkau, dan faktorfaktor lain yang dapat memantapkan keinginan konsumen
untuk membeli produk apakah produk tersebut benar- benar ingin digunakan atau
dibutuhkan.
b. Kebiasaan dalam membeli produk
Kebiasaan konsumen dalam membeli produk juga berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Konsumen merasa produk tersebut sudah terlalu melekat di
benak mereka karena mereka sudah merasakan manfaat dari produk tersebut. Oleh
karena itu, konsumen merasa tidak nyaman jika mencoba produk baru dan harus
menyesuaikan diri lagi. Mereka cenderung memilih produk yang sudah biasa
digunakan.
c. Memberikan rekomendasi kepada orang lain
Dalam melakukan pembelian, jika konsumen mendapatkan manfaat yang
sesuai dengan sebuah produk, mereka pasti merekomendasikan produk tersebut
dengan orang lain. Mereka ingin orang lain juga merasakan bahwa produk
tersebut sangat bagus dan lebih baik dari produk lain.

2.3 Definisi operasional dan definisi konsep


Definisi Konsep
1. Word Of Mouth (X1)
Kegiatan pemasaran melalui perantaranya orang ke orang baik secara
lisan, tulisan, maupun alat komunikasi elektronik yang berhubungan dengan
pengalaman pembelian produk atau pengalaman menggunakan produk (Kotler
dan keller 2009:512) dalam penelitian (Husen et al., 2018a) .
2. Cita Rasa (X2)
Drummond KE & Brefere LM dalam penelitian
(Nasrullah et al. n.d. 2022)
mendefinisikan bahwa cita rasa adalah suatu cara pemilihan makanan/minuman
yang harus dibedakan dari rasa (taste) makanan atau minuman tersebut.

3. Keputusan Pembelian (Y)


Menurut American Marketing Asociation (dalam Megawati, 2019)
Perilaku Konsumen adalah interaksi dinamis dari afeksi, kognisi, perilaku dan
lingkungan dimana manusia akan melakukan pertukaran aspek dalam
kehidupannya. Dengan kata lain perilaku konsumen melibatkan pikiran dan
perasaan dari pengalaman seorang dantindakan yang menunjukan proses
konsumsi.

2.4 Defnisi Operasional


1. Word Of Mouth (X1)
Menurut Babin, Barry (2005, p. 133-139), dalam (Oktavia n.d. 2019)
beberapa hal yang digunakan untuk mengukur apakah word of mouth communication
tersebut berhasil atau tidak, yaitu:
1. Membicarakan
Kondisi di mana kemauan seseorang untuk membicarakan hal-hal positif
tentang kualitas produk kepada orang lain. Konsumen berharap mendapatkan
kepuasan yang maksimal dan memiliki bahan yang menarik untuk dibicarakan
dengan orang lain.
2. Mempromosikan
Seseorang mungkin menceritakan produk yang pernah di konsumsinya tanpa
sadar ia mempromosikan produk kepada orang lain (teman atau keluarganya).
3. Merekomendasikan
Konsumen menginginkan produk yang dapat memuaskan dan memiliki
keunggulan dibandingkan dengan produk yang lain, sehingga dapat di
rekomendasikan kepada orang lain.
4. Mendorong
Dorongan terhadap teman atau relasi untuk melakukan transaksi atas produk
dan jasa. Kondisi dimana konsumen menginginkan timbal balik yang menarik
pada saat mempengaruhi orang lain untuk memakai produk atau jasa yang telah
diberitahukan tersebut.

2. Cita Rasa (X2)


Menurut wahidah dalam (Kasus et al., 2016) cita rasa dipengaruhi oleh 4
indikator yaitu :
1. Bau
Bau makanan merupakan bau yang disebarkan makanan guna memiliki
daya tarik yang sangat kuat serta mampu merangsang indera penciuman
sehingga dapat membangkitkan selera.
2. Rasa
Rasa suatu makanan selain dikenali oleh manusia melalui sel-sel
pencicip yang juga ada dipengaruhi oleh sensasi bau, tekstur, warna dan suhu
dari makanan tersebut.
3. Tekstur
Tekstur makanan merupakan derajat kekerasan, kepadatan atau
kekentalan. Cair, kenyal, serta keras merupakan karakteristik dari konsistensi.
4. Suhu
Suhu makanan saat disajikan memegang peranan penting dalam
penentuan Cita Rasa makanan, namun makanan yang terlalu panas atau dingin
akan sangat mengurangi sensitifitas sarang pengecap terhadap rasa makanan.

3. Keputusan Pembelian (Y)


Kotler 2018:70) dalam buku Perilaku konsumen (Firmansyah, 2018)
mengemukakan keputusan pembelian memiliki indikator sebagai berikut:
a. Kemantapan pada sebuah produk
Dalam melakukan pembelian, konsumen memilih salah satu dari
beberapa alternatif yang ada. Pilihan tersebut didasarkan pada kualitas, mutu,
harga yang terjangkau, dan faktorfaktor lain yang dapat memantapkan
keinginan konsumen untuk membeli produk apakah produk tersebut benar-
benar ingin digunakan atau dibutuhkan.

b. Kebiasaan dalam membeli produk


Kebiasaan konsumen dalam membeli produk juga berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Konsumen merasa produk tersebut sudah
terlalu melekat di benak mereka karena mereka sudah merasakan manfaat dari
produk tersebut. Oleh karena itu, konsumen merasa tidak nyaman jika
mencoba produk baru dan harus menyesuaikan diri lagi. Mereka cenderung
memilih produk yang sudah biasa digunakan.
c. Memberikan rekomendasi kepada orang lain
Dalam melakukan pembelian, jika konsumen mendapatkan manfaat
yang sesuai dengan sebuah produk, mereka pasti merekomendasikan produk
tersebut dengan orang lain. Mereka ingin orang lain juga merasakan bahwa
produk tersebut sangat bagus dan lebih baik dari produk lain

2.5 Pola Hubungan Antar Variabel


Menurut Kotler, P dan Keller (2012: 479) dalam (Saputra n.d 2018.) Word of
Mouth Marketing adalah kegiatan pemasaran melalui perantara orang ke orang baik
secara lisan, tulisan, maupun alat komunikasi elektronik yang berhubungan dengan
pengalaman pembelian jasa atau pengalaman menggunakan produk atau jasa. Word of
Mouth memiliki kekuatan besar yang berdampak pada perilaku pembelian konsumen.
Rekomendasi dari teman yang sudah dipercaya, asosiasi, dan konsumen lain berpotensi
untuk lebih dipercaya dibandingkan dari sumber komersil, seperti iklan dan
salespeople. Sebagian besar, word of mouth terjadi secara alami, konsumen mulai
dengan membicarakan sebuah merek yang mereka gunakan kepada orang lain Kotler, P
dan Amstrong (2012: 139). Sari, F. P (2016) yang menunjukan bahwa Word of Mouth
berpengaruh terhadap keputusan pembelian,
Sumarwan (2014:377) menyatakan keputusan pembelian sebagai pemilihan
suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Pada pengambilan keputusan
pembelian. Konsumen selalu mempertimbangkan faktor-faktor yang ada seperti cita
rasa, harga dan keunikan produk yang didapatkan dari promosi. Namun hal terpenting
yang harus di dipahami oleh organisasi bisnis bahwa setiap konsumen memiliki prilaku
yang berbeda sehingga belum tentu semua faktor-faktor tersebut akan
memperngaruhinya dalam membuat suatu keputusan pembelian pada suatu bisnis.
Berdasarkan observasi, konsumen mengharapkan produk yang dibeli memiliki cita rasa
yang baik dan sesuai dengan harapan agar dapat memuaskan mereka / para pembeli.
2.6 Kerangka Berfikir
Kerangka pemikiran menghubungkan antara variabel independent yaitu Word
Of Mouth (X1), dan Cita Rasa (X2) terhadap variabel dependen keputusan pembelian
(Y) yang dilakukan oleh masyarakat merr Surabaya.
Word Of Mouth H1
(X1)
Keputusan
Pembelian (Y)

H2
Cita Rasa (X2)

H3

Gambar 2.3 kerangka berpikir


Sumber : kerangka berpikir
Bersadarkan kerangkan pemikiran diatas dapat dilihat bahwa penulis ingin
mengetahui pengaruh Word Of Mouth dan Cita RasaTerhadap keputusan pembelian
ayam geprek juara (pada masyarakat merr Surabaya).

2.7 Hipotesis
Hipotesis merupakan pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara.
Hipotesis tersebut baru dapat diuji kebenarannya lewat penganalisaan dan penelitian.
Berdasarkan masalah pokok dan tujuan penelitian, maka penulis merumuskan hipotesis
yaitu :
Ho1 :Tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara Word Of Mouth
terhadap Keputusan pembelian ayam geprek juara.
Ha1 : Ada pengaruh positif dan signifikan antara Word Of Mouth terhadap
Keputusan pembelian ayam geprek juara.
Ho2 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara Cita Rasa terhadap
Keputusan pembelian ayam geprek juara
Ha2 : Ada pengaruh positif dan signifikan antara Cita Rasa terhadap
Keputusan pembelian ayam geprek juara
Ho3 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan variabel Word Of Mouth dan
cita rasa terhadap variabel keputusan pembelian.
Ha3 : Ada pengaruh positif dan signifikan variabel Word Of Mouth dan
cita rasa terhadap variabel keputusan pembelian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-
teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini
diukur sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan
prosedur-prosedur statistic (Creswell, n.d.). Menurut (Azwar, 2014) pada dasarnya,
pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian
hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan
penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi
perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada
umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar.
Penelitian ini untuk menguji pengaruh variabel X (Word Of Mouth dan Cita
Rasa) terhadap variabel Y (keputusan pembelian), populasi penelitian ini adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu, populasi yang akan digunakan penelitian adalah masyarakat
merr Surabaya yang berada di radius 2 kilometer dari area penjualan, berdasarkan
rumus Wibisono mendapat hasil perhitungan didapatkan 96,04 populasi. Sampel
penelitian dilaksanakan dengan metode non-probability sampling (pengambilan
secara tidak acak) kategori Teknik purposive dengan menggunakan Teknik
pengambilan sampel dimana sampel dipilih berdasarkan karakteristiknya. Sedangkan
untuk menganalisis pengaruh masing-masing variabel menggunakan Teknik regresi
linier sederhana.

Populasi dan Sampel


Populasi
Populasi menurut (Amruddin et al, 2022) merupakan seluruh kelompok yang
akan diteliti pada cangkupan wilayah dan waktu tertentu berdasarkan karakteristik
yang telah ditentukan peneliti, populasi yang akan digunakan penelitian adalah
masyarakat merr Surabaya yang berada di radius 2 kilometer dari area penjualan yang
pernah membeli ayam geprek juara di merr Surabaya.
Sampel
Menurut sumantri dalam buku (Aliwar, 2014) sampel adalah contoh yang
diambil dari Sebagian dari populasi penelitian yang dapat mewakili populasi.
Walupun yang diteliti adalah sampel, tetapi hasil penelitian atau kesimpulan penelitian
berlaku untuk populasi atau kesimpulan penelitian digeneralisasikan terhadap
populasi. Yang dimaksud menggerelisasikan adalah mengangkat kesimpulan
penelitian dari sampel sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Menggunakan non-
probability sampling (pengambilan secara tidak acak) menggunakan Teknik purposive
sampling, dengan menggunakan Teknik pengambilan sampel dimana sampel dipilih
berdasarkan karakteristiknya Teknik ini dipilih karena populasi dan sampel yang
diambil memiliki karakteristik tertentu, antara lain.
1. Masyarakat merr Surabaya yang berada diradius 2 kilometer dari area penjualan
ayam geprek juara.
2. Usia 15-35 tahun.
3. Pernah melakukan pembelian ayam geprek juara minimal 2x

Teknik yang penulis gunakan dalam pengambilan sampel adalah non-probability


sampling (tidak seluruh populasi diambil), kategori purposive, yang menggunakan
rumus Wibisono menjelaskan bahwa rumus ini digunakan apabla Teknik pengambilan
sampel populasinya tidak diketahui dalam Ridwan dan aldon (2013).

Keterangan :

n = jumlah sampel

Z a/ 2 = nilai table Z (nilai dari table distribusi normal atas tingkat keyakinan
95% = 1.96)

σ = standar devisiasi populasi 0,25

e = error (batas kesalahan = 5%)

Berdasarkan rumus diatas :

( )
2
Z σ

n= a/ 2
e
n= ( 0 ,05 )
( 1.69 ) .(0.25) 2
=96 , 04

Sehingga jumlah sampel n untuk dipenelitian ini sebanyak 96 responden.

Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian

3.2.1 Skala Pengukuran


Menurut (Sugiyono n.d. 2016) mengemukakan bahwa “skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial”. Adapun Jawaban kuesioner diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.1 Skala Instrument

Sangat setuju Skor 5


Setuju Skor 4
Kurang setuju Skor 3
Tidak setuju Skor 2
Sangat tidak setuju Skor 1
Agar kuesioner tersebut dapat dikatakan valid dan reliabel maka kuesioner
tersebut harus di uji terlebih dahulu menggunakan teknik berikut:

3.2.2 Instrumen Penelitian


Dalam penelitian ini penulis menggunakan data untuk menggali data
menggunakan angket atau menyebarkan kuesionar kepada Responden yang
disunsun melalui tiga variabel yaitu Word Of Mouth dan Cita Rasa dan keputusan
pembelian untuk memperoleh tingkat keandalan (reliability) dan keabsahan
(validity) setinggi mungkin Alasan peneliti menggunakan bentuk angket tertutup
yaitu karena dengan pertanyaan atau pernyataan tertutup akan membantu
responden untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam
melakukan analisis data serta tabulasi hasil terhadap seluruh hasil angket yang
telah terkumpul.
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian

No Variabel Definisi Konsep Definisi Operasional Indikator


.
1. Word Of Kegiatan Menurut Babin, Barry 1. Membicarakan
Mouth pemasaran dalam 2. Mempromosikan
(Oktavia n.d. 2019)
word of mouth
(X1) melalui 3. Merekomendasika
communication terdapat
perantaranya beberapa hal yang n
orang ke orang digunakan untuk mengukur 4. Mendorong
apakah word of mouth
baik secara lisan,
communication tersebut
tulisan, maupun berhasil atau tidak, yaitu:
alat komunikasi
1. Membicarakan
elektronik yang
Kondisi di mana kemauan
berhubungan seseorang untuk
dengan membicarakan hal-hal
pengalaman positif tentang kualitas
produk kepada orang lain.
pembelian produk Konsumen berharap
atau pengalaman mendapatkan kepuasan
menggunakan yang maksimal dan
memiliki bahan yang
produk (Kotler
menarik untuk dibicarakan
dan keller dengan orang lain.
2009:512) dalam 2. Mempromosikan
Seseorang mungkin
penelitian
(Husen et menceritakan
al., 2018a) produk yang
pernah di konsumsinya
tanpa sadar ia
mempromosikan produk
kepada orang lain (teman
atau keluarganya).
3. Merekomendasika
n
Konsumen menginginkan
produk yang dapat
memuaskan dan memiliki
keunggulan dibandingkan
dengan produk yang lain,
sehingga dapat di
rekomendasikan kepada
orang lain.

4. Mendorong
Dorongan terhadap teman
atau relasi untuk
melakukan transaksi atas
produk dan jasa. Kondisi
dimana konsumen
menginginkan timbal balik
yang menarik
2. Cita rasa Drummond KE & Menurut wahidah dalam 1. Bau
(X2) Brefere LM (Kasus et al. 2019), 2. Rasa
dalam penelitian berikut ini merupakan
3. Tekstur
indikator-indikator yang
n.d. 2022) et al. n.d.digunakan
(Nasrullah 2022) untuk 4. Suhu
mendefinisikan mengukur indikator
bahwa cita rasa variabel cita rasa ini,
adalah suatu cara antara lain:
pemilihan
makanan/minuma 1. Bau
n yang harus Bau makanan merupakan
dibedakan dari bau yang disebarkan
rasa (taste) makanan guna memiliki
makanan atau daya tarik yang sangat kuat
minuman serta mampu merangsang
tersebut. indera penciuman sehingga
dapat membangkitkan
selera.
2. Rasa
Rasa suatu makanan selain
dikenali oleh manusia
melalui sel-sel pencicip
yang juga ada dipengaruhi
oleh sensasi bau, tekstur,
warna dan suhu dari
makanan tersebut.
3. Tekstur
Tekstur makanan
merupakan derajat
kekerasan, kepadatan atau
kekentalan. Cair, kenyal,
serta keras merupakan
karakteristik dari
konsistensi.
4. Suhu
Suhu makanan saat
disajikan memegang
peranan penting dalam
penentuan Cita Rasa
makanan, namun makanan
yang terlalu panas atau
dingin akan sangat
mengurangi sensitifitas
sarang pengecap terhadap
rasa makanan.

3. Keputusa Menurut Kotler 2018:70) dalam 1. Kemantapan pada


n American buku Perilaku konsumen sebuah produk
Marketing (Firmansyah, 2018)
Pembelia 2. Kebiasaan dalam
Asociation (dalam mengemukakan keputusan
n (Y) Megawati, 2019) pembelian memiliki membeli sebuah
Perilaku indikator sebagai berikut: produk
Konsumen adalah
3. Merekomendasika
interaksi dinamis 1. Kemantapan pada
dari afeksi, sebuah produk n kepada orang
kognisi, perilaku Dalam melakukan lain
dan lingkungan pembelian, konsumen
dimana manusia memilih salah satu dari
akan melakukan beberapa alternatif yang
pertukaran aspek ada. Pilihan tersebut
dalam didasarkan pada kualitas,
kehidupannya. mutu, harga yang
Dengan kata lain terjangkau, dan
perilaku faktorfaktor lain yang
konsumen dapat memantapkan
melibatkan keinginan konsumen untuk
pikiran dan membeli produk apakah
perasaan dari produk tersebut benar-
pengalaman benar ingin digunakan atau
seorang dibutuhkan.
dantindakan yang
menunjukan 1. Kebiasaan dalam
proses konsumsi. membeli sebuah
produk
Kebiasaan konsumen
dalam membeli produk
juga berpengaruh terhadap
keputusan pembelian.
Konsumen merasa produk
tersebut sudah terlalu
melekat di benak mereka
karena mereka sudah
merasakan manfaat dari
produk tersebut. Oleh
karena itu, konsumen
merasa tidak nyaman jika
mencoba produk baru dan
harus menyesuaikan diri
lagi. Mereka cenderung
memilih produk yang
sudah biasa digunakan.

2. Memberikan
rekomendasi
kepada orang
lain
Dalam melakukan
pembelian, jika konsumen
mendapatkan manfaat yang
sesuai dengan sebuah
produk, mereka pasti
merekomendasikan produk
tersebut dengan orang lain.
Mereka ingin orang lain
juga merasakan bahwa
produk tersebut sangat
bagus dan lebih baik dari
produk lain

3.2.3 Uji Validitas


Menurut (Arikunto n.d. 2013) uji validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan instrumen. Uji validitas
digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan hasil yang didapat merupakan hasil dari
pengukuran akurat berupa angka yang diberikan oleh responden melalui
kuesioner. Hasil pengukuran berupa angka tersebut kemudian diolah
menggunakan metode statistik. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson
Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari
pernyataan pernyataan. Menurut (Ghozali n.d. 2016) suatu pertanyaan dikatakan
valid jika tingkat signifikannya berada dibawah 0,05. Dasar pengambilan
keputusan dalam uji validitas akan dilakukan dengan bantuan SPSS versi 25.
Dengan dua kriteria sebagai berikut:

1) Jika nilai r hitung > r tabel, maka item pertanyaan atau pernyataan dalam
angket berkorelasi signifikan terhadap skor total (item angket dinyatakan
valid).
2) Jika nilai r hitung < r tabel, maka item pertanyaan atau pernyataan dalam
angket tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (item angket
dinyatakan tidak valid)

3.2.4 Uji Realibilitas


Menurut (Ghozali, 2016) reliabilitas adalah suatu angka yang menunjukkan
konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur objek yang sama. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel (handal) jika jawaban seorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Maka dari itu untuk mengetahui hasil
pengukuran yang sebenarnya kesalahan pengukuran sangat diperhitungkan.
Pengujian reabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus koefisien Cronbach
Alpha. Menurut (Ghozali, 2016) suatu variabel dapat diakatakan reliabel jika
pilihan dari responden terhadap pilihan kuesioner menunjukkan cronbachs alpha
> 0,06 dan dikatakan tidak reliabel jika cronbach alpha < 0,06.

3.3 Jenis Data dan Sumber Data


2.3.1 Jenis Data
Jenis data yang peneliti gunakan untuk penelitian ini adalah data kuantitatif, data
kuantitatif merupakan data yang memuat informasi berupa bilangan dan angka
yang bias di hitung dan diukur secara langsung, data tersebut kemudian diolah
oleh peneliti agar diperoleh penjelasan secara akurat.
2.3.2 Sumber Data
Menurut (Supranto n.d. 2016) data primer adalah data yang dikumpulkan dan
dioleh sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari sumbernya, data
primer dalam penelitian ini berupa jawaban hasil dari wawancara pihak pengelola
ayam geprek juara mengenai profil perusahaan, data pengujung dan lain sebagainya
serta, data diperoleh dari pelanggan data yang berasal dari jawaban responden
melalui kuisioner yang diberikan yang sampelnya telah ditentukan sebelumnya,
teknik yang dapat digunakan dalm penggalian data primer ini adalah dengan
menggunakan kuisioner (angket), wawancara, observasi (pengamatan) dan
dokumentasi.

2.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan
menggunakan kuesioner dengan cara melakukan penyebaran quesionar melalui
google form untuk mendapatkan data yang akan digunakan sebagai obyek penelitian.

2.5 Teknis Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bertujuan untuk
menentukan hasil yang berguna sebagai kesimpulan hipotesis yang telah ditentukan
dan menjawab pertanyaan dari sebuah masalah. Penelitian ini menggunakan software
SPSS versi 20 sebagai alat pengukur untuk mengetahui adakah pengaruh yang
signifikan antara variabel dependen terhadap variabel independen. Dalam melakukan
analisa dibutuhkan beberapa langkah atau uji yang harus dilakukan, yaitu sebagai
berikut:

2.5.1 Uji Asusmsi Klasik


A. Uji linieritas
Uji Linearitas merupakan suatu perangkat uji yang diperlukan untuk
mengetahui bentuk hubungan yang terjadi di antara variabel yang sedang
diteliti. Uji ini dilakukan untuk melihat hubungan dari dua buah variabel yang
sedah diteliti apakah ada hubungan yang linear dan signifikan. Uji linearitas
merupakan pra syarat penggunaan analisis regresi dan korelasi.
Linearitas akan terpenuhi dengan asumsi apabila plot antara nilai
residual terstandarisasi dengan nilai prediksi terstandarisasi tidak membentuk
suatu pola tertentu atau random. Namun, penggunaan uji linearitas dengan
menggunakan gambar dianggap kurang objektif. Selain itu, pengujian
linearitas ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS pada
perangkat Test for Linearity. Adapun teknik analisisnya dengan menggunakan
nilai signifikansi pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05) sebagai berikut :
Jika nilai sig. < 0,05, maka variabel memiliki hubungan yang linear
Jika nilai sig. > 0,05, maka variabel memiliki hubungan yang tidak linear

B. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan dengan tujuan untuk
menilai data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Menurut (Imam Ghozali,
2011) Model regresi yang baik merupakan yang memiliki distribusi data yang
normal ataupun yang mendekati normal. Dasar pengambilan keputusan uji
normalitas dapat dilihat dengan grafik Histogram dan P-Plot dengan melihat
persebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik histogram dari
residualnya, karena data dikatakan berdistribusi normal jika data menyebar
disekitar garis normal atau mengikuti garis diagonal dan grafik histogramnya.

C. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas ini bertujuan untuk menguji apakah suatu model
regresi apakah variabel terikat dengan variabel bebas memiliki hubungan linier
atau tidak. Pada hasil uji multikolonieritas ini dilihat dari nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF) dengan nilai VIF < 10, dengan angka tolerance
> 0,10.

D. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas menurut (Ghozali, 2016) bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi linier terjadi ketidaksamaan varians
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik
adalah apabila tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas tidak akan
terjadi apabila tidak ada pola yang jelas (seperti gelombang, melebar lalu
menyempit) pada gambar scatterplots, dan titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y. Namun jika ditemukan adanya korelasi maka
variabel tersebut berarti tidak ortogonal.

E. Uji Autokorelasi
Menurut (Suyonto n.d. 2007) persamaan regresi yang baik adalah yang
tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan
tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi.
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan
uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2 (DW< -2).
b. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2
atau -2 ≤ DW ≤ +2.
c. Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW diatas +2 atau DW > +2.

F. Analisis Regresi Linier Berganda


Regresi linier berganda berguna untuk menganalisis besarnya
hubungan serta pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS 25 untuk menganalisis
data secara statistik yaitu dengan menggunakan teknik analisis data regresi linier
berganda. (Suharyadi & Purwanto, 2009)

Menurut (Suharyadi & Purwanto, 2009) persamaan model analisis


regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Y= a+b1X1+b2X2

Keterangan :

Y : Variabel Keputusan Pembelian

X1 : Variabel Word Of Mouth

X2 : Variabel Cita Rasa


a : Parameter konstant

b1 : Koefisien regresi Word Of Mouth

b2 : Koefisien regresi Cita Rasa

Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Word
Of Mouth terhadap Keputusan Pembelian ayam geprek juara.

3.6.3 Teknik Pengujian Hipotesis

A. Uji t (parsial)
Menurut (Ghozali, 2016) uji t digunakan untuk menguji seberapa jauh
pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini secara
individual dalam menerangkan variabel dependen secara parsial. Adapun kriteria
pengujian ini adalah membandinkan nilai statistik t dengan titik kritik menurut
tabel. Dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Apabila nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
b) Apabila nilai thitung < ttabel maka, Ho diterima dan Ha ditolak.

Tingkat signifikan α biasanya digunakan sebesar 5% atau setara 0,05


sehingga apabila thitung > ttabel maka secara parsial variabel independen
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

B. Uji F (Simultan)
Menurut (Ferdinan (2006). pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana variabel bebas yang digunakan mampu menjelaskan secara simultan atau
bersama-sama terhadapat variabel terikat. Adapun variabel dependent dalam
penelitian ini yaitu, Word Of Mouth (X1) dan Cita Rasa (X2) secara simultan atau
bersama-sama mempengaruhi variabel independen yaitu, Keputusan Pembelian
(Y). Kriteria pengukuran yang digunakan sebagai berikut:
1. Jika nilai Fhitung>Ftabel, berarti ada pengaruh secara simultan atau
bersama- sama dari semua variabel bebas terhadap variabel terikat.
2. Jika nilai Fhitung<Ftabel, berarti tidak ada pengaruh seecara simultan
atau bersama-sama dari semua variabel bebas terhadap variabel terikat.
C. Koefisien Determinasi (𝑹𝟐)
Menurut (Noer & Sugito, 2011) koefisien determinasi ditulis dengan symbol
𝑅2, merupakan pengukuran seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan para variabel dependen atau bagian secara keseluruhan dari total
variasi dalam Y (variabel dependen) yang dapat dijelaskan oleh hubungan antara
Y dan X. koefisien determiasi 𝑅2 ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
presetase variasi variabel bebas dapat diterangkan oleh variabel terikat.
BAB IV
PENYAJIAN, ANALISA, DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyajian Data


4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Ayam Geprek Juara merupakan jenis makanan favorit di kalangan masyarakat
Surabaya. Makanan ini terbuat dari campuran ayam dan tepung yang mengandung
rempah-rempah, disajikan dengan cara digeprek agar bumbu dapat meresap ke dalam
daging ayam. Di tengah persaingan yang ketat, produsen Ayam Geprek Juara harus
menunjukkan keunggulan agar tetap eksis dalam bisnis ini. Rumah makan Ayam Geprek
Juara di Surabaya menawarkan beberapa keunggulan, seperti menggunakan ayam
kampung asli yang halal, daging yang empuk dan kaya protein, pemotongan ayam yang
sesuai syariat, sambal yang terbuat dari cabai pilihan, dan pembumbuan dengan sistem
marinasi. Rumah makan ini telah memperoleh izin dan sertifikat halal dari MUI sehingga
kehalalannya terjamin.

Terdapat banyak brand ternama dan terkenal yang menawarkan berbagai produk
olahan ayam. Setiap produk olahan ayam yang ada di Indonesia memiliki keunggulan
yang berbeda-beda. Meskipun produk-produk tersebut sesuai dengan kemampuan dan
memberikan manfaat yang baik kepada konsumen, kepercayaan terhadap produk Ayam
Geprek Juara sangat penting. Tanpa kepercayaan tersebut, konsumen mungkin enggan
membeli dan memilih untuk mengkonsumsi ayam geprek yang diinginkannya. Di Kota
Surabaya, selain restoran Ayam Geprek Juara, terdapat banyak restoran ayam geprek
ternama yang sudah tersebar di Surabaya. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa
yang membuat masyarakat di Kota Surabaya memilih Ayam Geprek Juara sebagai pilihan
mereka.

4.1.2 Karakteristik Responden

Penelitian ini berjudul "Pengaruh Word of Mouth dan Cita Rasa terhadap Keputusan
Pembelian Ayam Geprek Juara (Pada Masyarakat Surabaya)." Dalam menentukan
karakteristik responden, beberapa faktor yang diperhatikan meliputi jenis kelamin, usia,
profesi, dan pendapatan bulanan. Berikut adalah penjelasan mengenai setiap karakteristik
responden dalam penelitian ini:
A. Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)


Laki-laki 41 43%
Perempuan 55 57%
Total 96 100%
Sumber : data primer yang diolah penulis, 2023
Dalam tabel 4.1 terlihat hasil data dari 96 responden yang mengisi kuisioner
elektronik. Data tersebut menunjukkan dominasi responden perempuan dengan presentase
sebesar 57%, atau sebanyak 55 orang. Sementara itu, jumlah responden laki-laki sebanyak
41 orang, dengan presentase 43%.

Usia
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Presentase%


15 – 20 Tahun 13 14%
21 – 25 Tahun 57 59%
26 – 30 Tahun 17 18%
31 – 35 Tahun 9 9%
Total 96 100%
Sumber : data primer diolah oleh penulis, 2023
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden dengan umur 15-20 tahun dengan
jumlah presentase 14%, lalu dilanjutkan dengan urutan responden terbanyak yaitu yang
berusia 21-25 tahun dengan presentase 59%. Selanjutnya responden dengan umur 26-30
tahun dengan jumlah presentase 18%, dan yang paling sedikit responden umur 31-35 tahun
dengan jumlah presentase 9%. Dari 96 orang responden maka pada penelitian ini di dominasi
oleh usia 21-25 tahun, dan dilanjutkan oleh usia 26-30 tahun.
B. Berdasarkan Profesi
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Profesi

Pendidikan Terakhir Frekuensi Presentase (%)


Mahasiswa 40 42%
Pelajar 15 16%
Karyawan 34 35%
Pengusaha 7 7%
Total 96 100%
Sumber : data primer dioleh oleh penulis, 2023
Berdarkan tabel 4.3 dari 96 orang responden yang telah mengisi kuisioner elektronik
ini, terlihat bahwa mayoritas responden merupakan mahasiswa dengan hasil presentase 42%
yaitu sebanyak 40 orang, selanjutnya diikuti oleh karyawan dengan presentase 35%
sebanyak 34 orang, lalu responden pelajar dengan hasil presentase 16% sebanyak 15 orang,
dan yang terkecil yaitu pengusaha dengan presentase 7% sebanyak 7 orang. Dari 96
responden yang telah mengisi kuisioner maka didominasi oleh mahasiswa.

C. Berdasarkan Pendapatan Tiap Bulan


Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pendapatan Tiap Bulan

Pendapatan Frekuensi Presentase


< Rp. 1.000.000 34 35%
> Rp. 1.000.000 – ≤ Rp. 2.000.000 30 31%
> Rp. 2.000.000 – ≤ Rp. 3.000.000 21 22%
>Rp. 3.000.000 11 11%
Total 96 100%
Sumber : data primer yang diolah oleh penulis, 2023
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 96 responden yang mengisi
penilitian ini terlihat bahwa kurang dari Rp. 1.000.000 perbulannya dengan presentase
35% jumlah frekuensi 34 orang mendominiasi, lalu dilanjutkan oleh para responden
yang memiliki pendapatan lebih dari Rp. 1.000.000 hingga kurang lebih Rp.
2.000.000 dengan presentase 31% jumlah frekuesi 30 orang, selanjutnya responden
yang memiliki pendapatan lebih dari Rp. 2.000.000 hingga kurang lebih Rp.
3.000.000 dengan presentase 22% jumlah frekunsi 21 orang dan yang terakhir
responden dengan pendapatan lebih dari Rp. 3.000.000 perbulan dengan presentase
11% jumlah frekuensi 11 orang.

4.1.3 Uji Instrumen

Sebelum memaparkan data tabulasi dari kuisioner yang diisi oleh responden pada
kuisioner elektronik tersebut, peneliti terlebih dahulu menjelaskan hasil uji validitas dan
reliabilitas dari 30 responden pertama untuk menentukan apakah data tersebut valid dan
reliabel. Berikut ini adalah hasil uji validitas dan reliabilitas dari masing-masing variabel:
A. Uji Validitas
Ketika ingin mengetahui valid atau tidaknya pernyataan instrument dalam
penelitian, maka perlu dilakukan uji validitas :
Tabel 4.5 Uji Validitas

Variabel R hitung r tabel Kesimpulan


X1.1 0,537 0,199 Valid
X1.2 0,616 0,199 Valid
X1.3 0,602 0,199 Valid
X1.4 0,385 0,199 Valid
Word Of X1.5 0,665 0,199 Valid
Mouth (X1) X1.6 0,529 0,199 Valid
X1.7 0,510 0,199 Valid
X1.8 0,581 0,199 Valid
X1.9 0,609 0,199 Valid
X1.10 0,588 0,199 Valid

Varibel r hitung r tabel kesimpilan


X1.1 0,382 0,199 Valid
X1.2 0,619 0,199 Valid
Cita Rasa X1.3 0,625 0,199 Valid
(X2) X1.4 0,673 0,199 Valid
X1.5 0,593 0,199 Valid
X1.6 0,531 0,199 Valid
X1.7 0,509 0,199 Valid
X1.8 0,436 0,199 Valid
X1.9 0,594 0,199 Valid
X1.10 0,636 0,199 Valid

Variabel R hitung r tabel Kesimpulan


X1.1 0,369 0,199 Valid
X1.2 0,638 0,199 Valid
X1.3 0,766 0,199 Valid
Keputusan X1.4 0,713 0,199 Valid
Pembelian (Y) X1.5 0,720 0,199 Valid
X1.6 0,519 0,199 Valid
X1.7 0,488 0,199 Valid
X1.8 0,348 0,199 Valid
X1.9 0,670 0,199 Valid

Penelitian ini terdapat 96 responden yang telah mengisi kuesioner. Untuk


itu, kuesioner dapat dikatakan valid apabila r hitung > r tabel (0,199) (Ghozali,
2016) dengan tingkat signifikansi 95% (α=0,05). Berdasarkan tabel 4.5 dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam setiap variabel Word Of Mouth (X1), Cita
Rasa (X2) dan Keputusan Pembelian (Y) semuanya dinyatakan valid. Karena
berdasarkan persepsi responden setiap item r hitung > r tabel (0,199).

B. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, maka berikutnya dilakukan uji reabilitas.


Menurut (Ghozali, 2016) suatu variabel dapat dikatakan reliabel jika hasil
menunjukkan cronbach’s alpha > 0,06 dan dikatakan tidak reliabel jika cronbach
alpha < 0,600. Berdasarkan peongalahan data menggunakan SPSS versi 25 diperoleh
hasil uji reliabilitasWord Of Mouth, Cita Rasa, dan keputusan pembelian sebagai
berikut :

Tabel 4.6 Hasil Uji Realibilitas

Variabel Cronbach’ Ambang Keterangan


s Alpha Batas
Word Of Mouth (X1) 0,764 0,600 Reliabel
Cita Rasa (X2) 0,759 0,600 Reliabel
Keputusan Pembelian (Y) 0,762 0,600 Reliabel
Sumber : data primer diolah dari spss, 2023

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukan bahwa variabel Word Of Mouth memiliki
Cronbach’s Alpha sebesar 0.764, variabel Cita Rasa memiliki Cronbach’s Alpha sebesar
0,759 dan variabel Keputusan Pembelian memiliki Cronbach’s Alpha sebesar 0,603. Dari
hasil tersebut, menunjukkan bahwa seluruh variabel Word Of Mouth (X1) dan Cita Rasa (X2)
dan Keputusan Pembelian (Y) dalam penelitian ini dinyatakan reliabel karena memiliki
Cronbach’s Alpha yang melebihi ambang batas yaitu 0,600.
4.2 Tabulasi Data

Sebelum mengungkapkan hasil tabulasi jawaban responden, penulis menjelaskan


skala pengukuran yang digunakan. Dalam penelitian ini, terdapat 96 responden yang mengisi
kuesioner. Untuk mengetahui frekuensi responden pada setiap skala dapat menggunakan
kelas interval, penggunaan kelas interval nilai rata-rata interval kelas memberikan gambaran
tentang jawaban responden dan memungkinkan untuk mengetahui posisi rata-rata penilaian
responden terhadap variabel yang diteliti. Skala yang digunakan untuk mengukur tanggapan
responden terdiri dari 5 skala. Selanjutnya, dicari interval rasio tanggapan berdasarkan nilai
rata-rata menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Nilai tertinggi= 5

Nilai terendah= 1

Jumlah kelas= 5

Rumusan diatas dapat diperoleh interval sebagai berikut:

nilai tertinggi−nilai terendah


Kelas interval=
Jumlah Kelas

5−1
¿ =0 , 8
5

Berdasarkan kelas interval diatas, maka dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 4.7 Interval Rata Rata Skor

Interval Rata – rata Skor Kriteria Setiap Variabel


1,00 - 1,80 Sangat tidak setuju
1,81 – 2,60 Tidak setuju
2,61 – 3,40 Cukup setuju
3, 41 – 4,20 Setuju
4,21 – 5,00 Sangat setuju
Sumber : Durianto (2001)

Berikut distribusi frekuensi jawaban responden dan nilai mean.

4.2.1 Tabulasi Variabel Word Of Mouth (X1)


Tabel 4.8 Hasil Tabulasi Variabel Word Of Mouth

Word Of Mouth (X1)


PERNYATAAN
No.R Jumlah Rata-Rata
es X1. X1. X1. X1. X1. X1. X1. X1. X1. X1. Skor Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 5 4 3 4 4 5 3 4 40 4,00
2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 39 3,90
3 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 45 4,50
4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 38 3,80
5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 46 4,60
6 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 45 4,50
7 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 44 4,40
8 5 3 5 4 5 4 3 5 4 5 43 4,30
9 3 4 5 3 3 4 3 4 5 4 38 3,80
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,00
11 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 39 3,90
12 3 4 4 4 4 3 4 2 5 4 37 3,70
13 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 43 4,30
14 3 4 3 5 4 3 5 4 4 3 38 3,80
15 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 40 4,00
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,00
17 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 45 4,50
18 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 46 4,60
19 4 4 5 3 4 3 4 4 5 4 40 4,00
20 5 4 3 4 5 3 5 4 5 4 42 4,20
21 5 4 5 3 4 5 4 5 4 4 43 4,30
22 5 4 5 5 4 5 3 4 5 4 44 4,40
23 5 4 4 4 5 3 5 5 5 4 44 4,40
24 5 4 4 5 5 4 5 5 3 4 44 4,40
25 5 4 5 4 5 5 5 4 3 5 45 4,50
26 5 3 4 4 5 4 3 5 5 4 42 4,20
27 5 4 5 4 3 4 4 4 3 5 41 4,10
28 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 44 4,40
29 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 43 4,30
30 4 4 5 5 3 4 4 5 5 4 43 4,30
31 3 3 4 2 1 3 3 3 2 3 27 2,70
32 4 5 4 5 5 5 3 4 5 5 45 4,50
33 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 30 3,00
34 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 26 2,60
35 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 37 3,70
36 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 45 4,50
37 4 4 3 4 5 4 4 5 4 5 42 4,20
38 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 42 4,20
39 3 2 4 2 2 2 2 2 3 3 25 2,50
40 2 2 4 4 3 2 3 3 3 3 29 2,90
41 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 46 4,60
42 5 4 3 4 5 5 5 4 4 5 44 4,40
43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49 4,90
44 3 2 2 5 5 3 3 3 3 3 32 3,20
45 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 45 4,50
46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3,00
47 2 3 4 5 5 1 5 3 4 4 36 3,60
48 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 46 4,60
49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49 4,90
50 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3,00
51 1 5 4 3 5 5 2 4 4 5 38 3,80
52 3 5 3 5 3 3 5 5 5 4 41 4,10
53 5 5 3 5 4 3 4 4 4 5 42 4,20
54 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3 40 4,00
55 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 45 4,50
56 5 4 4 3 5 4 4 4 5 4 42 4,20
57 5 4 5 3 5 4 5 3 5 4 43 4,30
58 5 4 3 5 4 3 5 4 3 2 38 3,80
59 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 45 4,50
60 5 4 4 3 5 5 3 5 3 5 42 4,20
61 2 4 3 4 4 5 4 5 3 2 36 3,60
62 5 3 4 3 2 4 1 4 3 5 34 3,40
63 4 4 2 4 2 2 3 3 3 3 30 3,00
64 3 3 5 3 5 3 4 5 5 4 40 4,00
65 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 41 4,10
66 5 3 4 4 5 3 5 4 5 3 41 4,10
67 3 3 5 5 4 4 4 5 5 3 41 4,10
68 5 3 3 2 2 4 5 4 4 5 37 3,70
69 4 4 3 3 3 4 5 4 4 5 39 3,90
70 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 45 4,50
71 5 3 5 2 5 5 4 4 4 4 41 4,10
72 4 4 5 5 4 4 3 3 3 2 37 3,70
73 5 1 1 2 3 5 2 3 4 2 28 2,80
74 3 5 3 2 4 4 4 3 3 3 34 3,40
75 4 4 4 3 5 5 5 3 3 5 41 4,10
76 4 5 3 5 5 5 3 5 3 5 43 4,30
77 2 5 4 4 4 5 3 2 2 3 34 3,40
78 4 4 4 3 5 5 3 5 4 4 41 4,10
79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,00
80 5 4 4 4 3 5 3 5 3 4 40 4,00
81 2 4 3 3 2 5 3 4 5 3 34 3,40
82 5 3 4 4 5 5 2 3 5 5 41 4,10
83 2 3 3 5 3 3 3 4 3 3 32 3,20
84 3 3 3 3 1 2 3 5 1 3 27 2,70
85 3 4 3 2 5 3 5 4 5 4 38 3,80
86 1 2 4 5 3 4 4 4 5 4 36 3,60
87 5 3 4 4 4 2 3 3 4 3 35 3,50
88 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 44 4,40
89 4 4 3 4 4 5 5 3 5 1 38 3,80
90 4 3 2 3 5 5 5 1 2 5 35 3,50
91 5 2 1 3 4 5 5 3 5 4 37 3,70
92 5 3 3 5 2 4 4 3 3 3 35 3,50
93 4 5 3 3 3 5 1 5 3 2 34 3,40
94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,00
95 5 5 4 3 3 5 5 5 4 5 44 4,40
96 5 3 4 2 5 3 4 4 4 5 39 3,90
NILAI TOTAL 3784 378,40

NILAI RATA-RATA 39,4167 3,94


Sumber : data primer diolah peneliti, 2023

Berdasarkan hasil tabulasi dari variabel Word Of Mouth (X1) pada tabel 4.8 diatas
menunjukan bahwa rata-rata responden memilih jawaban setuju dengan indicator Word Of
Mouth dengan rata-rata score 3,94 yang artinya Word Of Mouth salah satu factor yang
mempengaruhi keputusan pembelian.

4.2.2 Tabulasi Variabel Cita Rasa (X2)

Tabel 4.9 hasil tabulasi variabel Cita Rasa

CITA RASA (X2)


PERNYATAAN Rata-
No.R Jumla
X2. X2. X2. X2. X2. X2. X2. X2. X2. X2,1 Rata
es h Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 Skor
1 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 42 4,20
2 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 39 3,90
3 5 3 5 4 5 4 4 4 4 5 43 4,30
4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 40 4,00
5 5 3 5 4 5 4 4 4 4 5 43 4,30
6 4 4 4 5 5 3 5 4 5 5 44 4,40
7 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 42 4,20
8 3 4 4 4 4 4 3 5 5 5 41 4,10
9 5 4 3 4 4 3 4 5 3 3 38 3,80
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,00
11 3 3 4 4 4 4 5 4 4 5 40 4,00
12 5 4 4 4 5 3 3 4 4 4 40 4,00
13 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39 3,90
14 3 3 4 4 3 5 3 5 4 3 37 3,70
15 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 40 4,00
16 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 44 4,40
17 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 47 4,70
18 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 45 4,50
19 5 4 4 5 4 3 4 4 5 4 42 4,20
20 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 44 4,40
21 5 5 4 3 4 4 4 3 5 4 41 4,10
22 3 4 5 4 5 4 4 5 4 4 42 4,20
23 5 4 3 4 4 4 4 5 5 4 42 4,20
24 4 3 5 5 5 4 4 4 4 5 43 4,30
25 5 4 3 4 2 3 3 4 4 4 36 3,60
26 5 3 5 4 4 5 2 4 4 5 41 4,10
27 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 47 4,70
28 4 4 5 3 2 2 4 5 5 5 39 3,90
29 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 44 4,40
30 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 37 3,70
31 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 41 4,10
32 4 5 5 5 4 4 5 4 3 5 44 4,40
33 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 44 4,40
34 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 28 2,80
35 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39 3,90
36 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 46 4,60
37 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 45 4,50
38 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 48 4,80
39 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 32 3,20
40 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3,00
41 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 5,00
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,00
43 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 47 4,70
44 3 1 3 4 3 4 4 2 5 3 32 3,20
45 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 45 4,50
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,00
47 3 3 4 4 5 5 3 2 4 5 38 3,80
48 3 3 3 4 4 4 5 5 5 2 38 3,80
49 4 4 4 4 5 5 5 2 2 5 40 4,00
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 5,00
51 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 36 3,60
52 3 2 5 5 5 3 2 1 5 4 35 3,50
53 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 46 4,60
54 5 5 5 4 5 4 3 3 5 4 43 4,30
55 3 3 3 3 3 5 5 4 4 5 38 3,80
56 5 3 4 4 5 5 4 3 4 4 41 4,10
57 2 4 4 5 4 5 5 4 4 5 42 4,20
58 5 4 3 4 5 3 3 4 5 2 38 3,80
59 1 3 2 1 3 4 5 4 3 4 30 3,00
60 4 3 5 5 5 5 3 5 4 5 44 4,40
61 4 5 4 4 3 3 2 2 4 1 32 3,20
62 5 2 2 1 4 4 3 5 3 3 32 3,20
63 5 3 3 3 5 4 4 4 2 3 36 3,60
64 5 3 5 3 3 4 4 5 4 3 39 3,90
65 5 4 3 5 4 5 3 4 2 2 37 3,70
66 5 3 2 5 4 5 3 4 2 1 34 3,40
67 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 33 3,30
68 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 45 4,50
69 5 4 3 4 4 4 4 3 2 1 34 3,40
70 4 5 3 4 5 3 4 5 3 5 41 4,10
71 3 3 4 4 5 3 4 4 3 3 36 3,60
72 4 4 4 5 5 2 2 2 3 3 34 3,40
73 4 3 2 2 2 3 3 3 4 4 30 3,00
74 4 3 3 3 3 3 2 5 2 1 29 2,90
75 5 2 3 2 1 4 4 3 2 3 29 2,90
76 4 4 5 5 3 3 5 3 5 3 40 4,00
77 4 5 4 3 3 4 4 3 2 4 36 3,60
78 2 1 3 3 3 3 3 5 5 3 31 3,10
79 4 5 5 4 5 5 4 3 5 3 43 4,30
80 5 3 4 4 3 4 4 5 3 3 38 3,80
81 3 2 4 3 3 2 3 3 2 3 28 2,80
82 4 5 1 4 4 3 5 5 3 3 37 3,70
83 5 4 4 3 4 4 4 3 5 4 40 4,00
84 3 3 2 2 3 2 2 3 3 4 27 2,70
85 3 4 3 3 3 2 5 4 4 5 36 3,60
86 5 1 1 3 4 5 4 4 2 4 33 3,30
87 4 4 3 4 4 5 5 5 4 5 43 4,30
88 3 4 5 3 5 4 3 5 3 3 38 3,80
89 2 4 3 5 5 4 5 4 5 5 42 4,20
90 4 5 5 4 5 4 4 5 3 5 44 4,40
91 3 3 5 4 4 5 5 5 3 4 41 4,10
92 3 2 5 4 4 3 5 4 4 4 38 3,80
93 5 3 5 1 5 4 4 3 2 3 35 3,50
94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,00
95 4 5 4 5 5 5 3 5 5 5 46 4,60
96 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 45 4,50
NILAI TOTAL 3774 377,40
NILAI RATA-RATA
39,312 3,93
5

Sumber : data primet diolah peneliti, 2023

Pada variabel Cita Rasa (X2) dapat dilihat tabel 4.9 diatas. Nilai rata-rata responden
berdasarkan tabulasi memilih jawaban setuju, rata-rata score 3,93 yang berarti responden
setuju pada indikator yang diajukan peneliti pada variabel cita rasa.

4.2.3 Tabulasi Variabel Keputusan Pembelian

Tabel 4.10 Variabel Keputusan Pembelian

KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y)


PERNYATAAN
No.Re Jumlah Rata-Rata
s Y. Y. Y. Y. Y. Y. Y. Y. Y. Skor Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 5 3 4 5 4 3 5 5 5 39 4,33
2 4 3 4 5 4 4 5 5 4 38 4,22
3 5 5 4 4 4 5 4 4 5 40 4,44
4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 35 3,89
5 5 5 4 4 4 4 4 3 5 38 4,22
6 4 4 5 5 5 4 3 5 4 39 4,33
7 5 5 4 4 4 4 4 4 5 39 4,33
8 5 4 3 4 4 3 4 4 5 36 4,00
9 4 4 4 4 4 4 5 4 4 37 4,11
10 4 4 4 5 4 4 4 4 4 37 4,11
11 4 4 5 4 4 4 5 4 4 38 4,22
12 4 3 4 4 4 3 4 4 5 35 3,89
13 4 5 5 4 4 5 4 4 5 40 4,44
14 4 4 3 4 4 2 4 3 5 33 3,67
15 4 4 5 3 4 5 3 3 5 36 4,00
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4,00
17 4 4 5 5 5 5 4 4 4 40 4,44
18 4 5 4 5 4 5 5 5 5 42 4,67
19 4 3 4 4 4 4 4 3 5 35 3,89
20 5 4 4 5 5 5 4 5 5 42 4,67
21 4 5 4 5 4 3 5 5 4 39 4,33
22 4 4 4 4 3 4 4 4 5 36 4,00
23 5 4 3 4 3 4 4 4 4 35 3,89
24 5 4 5 4 4 5 5 5 5 42 4,67
25 5 3 4 4 3 5 4 5 4 37 4,11
26 2 3 4 4 5 5 4 3 4 34 3,78
27 5 4 4 5 4 5 3 4 5 39 4,33
28 5 4 4 4 5 5 4 4 4 39 4,33
29 4 4 5 5 4 4 5 5 5 41 4,56
30 4 4 5 5 4 4 4 4 5 39 4,33
31 3 4 3 4 4 4 4 3 4 33 3,67
32 4 5 5 4 4 4 4 4 5 39 4,33
33 3 2 4 3 3 3 4 3 4 29 3,22
34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 3,00
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4,00
36 4 5 5 4 4 4 4 5 5 40 4,44
37 5 4 5 5 4 5 5 5 5 43 4,78
38 5 5 5 5 5 5 5 4 5 44 4,89
39 4 2 4 3 3 3 3 4 3 29 3,22
40 3 2 3 3 2 2 3 3 3 24 2,67
41 5 5 5 4 4 5 5 5 5 43 4,78
42 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 5,00
43 5 4 5 5 4 5 5 5 5 43 4,78
44 2 3 4 4 3 3 4 3 5 31 3,44
45 5 4 5 4 5 4 5 4 4 40 4,44
46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 5,00
47 5 3 2 2 4 5 4 4 3 32 3,56
48 3 3 1 5 5 3 4 5 5 34 3,78
49 3 5 5 4 5 4 5 3 5 39 4,33
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4,00
51 5 5 3 3 4 4 5 5 3 37 4,11
52 5 2 3 2 2 5 5 3 4 31 3,44
53 4 5 4 5 4 5 3 5 5 40 4,44
54 2 2 3 3 4 5 4 3 5 31 3,44
55 5 2 2 5 3 3 5 5 5 35 3,89
56 4 3 5 3 4 3 3 4 4 33 3,67
57 4 4 5 5 3 4 5 5 4 39 4,33
58 1 1 1 3 3 4 4 5 5 27 3,00
59 5 3 5 5 3 3 2 4 4 34 3,78
60 3 3 4 5 5 3 5 4 5 37 4,11
61 5 5 5 5 5 5 5 5 4 44 4,89
62 3 4 3 4 5 5 3 4 2 33 3,67
63 3 5 2 1 1 5 3 2 3 25 2,78
64 5 2 5 3 3 5 4 4 4 35 3,89
65 5 3 3 4 3 4 3 4 3 32 3,56
66 3 3 3 5 4 4 3 4 4 33 3,67
67 3 3 4 4 4 4 5 5 4 36 4,00
68 5 4 3 3 2 5 3 5 4 34 3,78
69 3 3 5 4 5 5 3 4 5 37 4,11
70 3 4 4 4 5 4 3 3 5 35 3,89
71 4 3 5 4 2 2 2 2 2 26 2,89
72 5 3 3 3 4 3 4 5 3 33 3,67
73 2 2 2 4 4 4 5 3 3 29 3,22
74 4 5 5 3 5 5 5 3 5 40 4,44
75 4 3 5 4 3 4 4 2 1 30 3,33
76 3 5 3 4 4 4 5 5 4 37 4,11
77 1 4 3 3 3 3 3 3 3 26 2,89
78 4 3 5 3 3 3 5 3 3 32 3,56
79 4 4 4 5 3 3 4 5 4 36 4,00
80 4 3 4 4 4 3 3 4 4 33 3,67
81 1 1 2 3 5 5 5 3 5 30 3,33
82 4 2 2 2 2 5 4 2 4 27 3,00
83 4 5 5 3 3 5 3 5 3 36 4,00
84 4 3 5 3 3 2 1 2 2 25 2,78
85 3 3 2 2 1 5 3 5 2 26 2,89
86 4 3 3 3 4 4 5 5 1 32 3,56
87 4 3 4 4 4 5 3 3 4 34 3,78
88 5 3 2 3 2 2 3 4 3 27 3,00
89 4 3 1 1 3 4 4 3 2 25 2,78
90 1 4 5 2 5 4 5 5 3 34 3,78
91 3 5 5 2 2 4 5 5 5 36 4,00
92 4 1 2 1 1 2 2 4 3 20 2,22
93 5 4 2 2 3 1 4 5 3 29 3,22
94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4,00
95 4 4 4 4 4 5 5 5 5 40 4,44
96 3 4 4 4 3 4 5 5 4 36 4,00
JUMLAH TOTAL 3371 374,56
NILAI RATA-RATA 35,11 3,90

Sumber : data primer diolah peneliti, 2023

Hasil dari tabulasi variabel keputusan pembelian (Y) yang diolah dari hasil kuisioner
menunjukkan variabel keputusan pembelian pada tabel 4.10 diatas menyatakan bahwa rata-
rata responden memilih jawaban setuju dengan rata-rata score 3,90. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa responden menyetujui semua pernyataan yang diajukan pada variabel
keputusan pembelian.

Keterangan:

Nilai tertinggi= 5

Nilai terendah= 1

Jumlah kelas= 5

Rumusan diatas dapat diperoleh interval sebagai berikut:


nilai tertinggi−nilai terendah
Kelas interval=
Jumlah Kelas

5−1
¿ =0 , 8
5

Berdasarkan kelas interval diatas, maka dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 4.11 Interval Rata Rata Skor

Interval Rata – rata Skor Kriteria Setiap Variabel


1,00 - 1,80 Sangat tidak setuju
1,81 – 2,60 Tidak setuju
2,61 – 3,40 Cukup setuju
3, 41 – 4,20 Setuju
4,21 – 5,00 Sangat setuju
Sumber : Durianto (2001)

4.2.4 Analisis Rata-rata Tabulasi Variabel Word Of Mouth (X1)

Tabel 4.12 Hasil Mean Jawaban Responden Variabel Word Of Mouth (X1)

Persentasi
No Pernyataan SS S KS TS STS Total Mean keterangan
score
Word Of Mouth (X1)
Membicarakan
1. Saya sering 41 29 17 7 2 388/9 4,04 Setuju
membicarakan 6
keunggulan ayam
geprek juara
kepada orang lain
2. Saya menceritakan 15 53 20 7 1 362/9 3,77 Setuju
pelayanan ayam 6
geprek juara
kepada orang lain

3. Saya sering 30 36 24 4 2 378/9 3,91 Setuju


mendengar orang
lain menceritakan 6
kepuasannya
setelah melakukan
pembelian ayam
geprek juara
Mempromosikan
4. Saya 22 42 24 8 0 366/9 3,81 Setuju
mempromosikan 6
kepada teman
maupun orang
terdekat, tentang
pengalaman
pribadi saat
mengomsumsi
ayam geprek juara
kepada orang lain
5. Saya tertarik untuk 39 31 18 6 2 387/9 4,03 Setuju
mempromosikan 6
kualitas produk
yang diberikan
ayam geprek juara
kepada teman
maupun orang
terdekat melalui
mulut ke mulut

Merekomendasikan
6. Memberikan 36 33 20 6 1 385/9 4,01 Setuju
rekomendasi ayam
geprek juara 6
tersebut kepada
teman-teman
terdekat lebih dari
satu kali
7. Saya 26 39 24 5 2 3,85 Setuju
merekomendasika 370/9
n kepada tetangga, 6
keluarga yang
ingin membeli
ayam geprek juara
8. Saya tertarik 30 42 19 4 1 384/9 4,00 Setuju
merekomendasika 6
n ayam geprek
juara kepada
kerabat yang
senang dengan
makanan kuliner
berjenis rasa pedas
Mendorong
9. Saya sering 35 33 24 3 1 386/9 4,02 Setuju
menceritakan rasa 6
yang dimiliki oleh
ayam geprek juara
dan mendorong
teman-teman
terdekat untuk
mencoba

10. Saya sering merasa 29 41 20 5 1 380/9 3,95 Setuju


puas setelah 6
mengomsumsi
ayam geprek juara
dan mendorong
kerabat terdekat
untuk membeli
Sumber : tabel 4.8 (data diolah oleh peneliti, 2023)
Tabel 4.12 hasil mean jawaban responden Word Of Mouth menunjukan bahwa
responden memberikan penilaian baik terhadap variabel Word Of Mouth, rata-rata tanggapan
responden variabel word of mouth menunjukan bahwa responden menjawab dengan jawaban
setuju yang menunjukan pernyataan yang diajukan sesuai dengan keadaan Word Of Mouth.
Berdasarkan pernyataan 1 indikator membicarakan yaitu bahwa saya sering membicarakan
keunggulan ayam geprek juara kepada orang lain memiliki nilai rata-rata 4,04 yang
menyatakan bahwa responden setuju, sedangkan jawaban rata-rata paling terendat terletak
pada indicator mempromosikan dengan rata-rata 3,81 yaitu Saya mempromosikan kepada
teman maupun orang terdekat, tentang pengalaman pribadi saat mengomsumsi ayam geprek
juara kepada orang lain, responden menjawab dengan jawaban setuju.

4.2.5 Analisis Rata-rata Tabulasi Variabel Cita Rasa (X2)

Tabel 4.13 Hasil Mean Jawaban Responden Variabel Cita Rasa (X2)

Persentasi
No Pernyataan SS S KS TS STS Total Mean keterangan
score
Cita Rasa (X2)
Bau
1. Aroma makanan 38 36 18 3 1 395/9 4,11 Setuju
yang disebarkan 6
oleh ayam geprek
juara mempunyai
daya tarik yang
kuat pada indra
penciuman
2. Bau yang 30 40 19 5 2 379/9 3,94 Setuju
ditawarkan oleh 6
ayam geprek juara
mengundang
selera konsumen

Rasa
3. Rasa pedas yang 35 38 19 1 3 391/9 4,06 Setuju
diberikan oleh 6
ayam geprek juara
memiliki ciri khas
tersendiri sehingga
dikenali oleh
konsumen
4. Semua rasa menu 24 49 17 3 3 376/9 3,91 Setuju
variant ayam 6
gepek juara dan
minuman yang
dihidangkan di
ayam geprek juara
sangat nikmat di
lidah
5. Rasa makanan 19 42 24 8 3 354/9 3,68 Setuju
pada ayam geprek 6
juara sudah sesuai
dengan ekspetasi
Tekstur
6. Makanan yang 22 49 19 6 0 374/9 3,90 Setuju
disajikan oleh 6
ayam geprek juara
memiliki
kepadatan yang
sesuai
7. Sambal yang 22 46 22 6 0 372/9 3,87 Setuju
dihidangkan oleh 6
ayam geprek juara
memiliki tingkat
kekentalan dan
tingkat kecairan
yang sesuai
Suhu
8. Suhu makanan 32 39 19 5 1 384/9 4,00 Setuju
yang disediakan 6
oleh ayam geprek
juara memiliki
kehangatan yang
pas
9. Suhu minuman 29 38 17 12 0 372/9 3,87 Setuju
yang disediakan 6
oleh ayam geprek
juara memiliki
dingin yang pas
10. Produk ayam 34 31 24 3 4 376/9 3,91 Setuju
geprek juara 6
memiliki suhu
yang aman
dikonsumsi
Sumber : tabel 4.9 (data diolah oleh peneliti, 2023)
Pada tabel 4.13 diketahui tanggapan responden atas variabel cita rasa, rata-rata
responden menjawab dengan jawaban setuju. Nilai rata-rata jawaban paling tinggi terdapat
pada pernyataan 1 dengan rata-rata sebesar 4,11 yang berarti pada indicator “Bau” yaitu
responden setuju Aroma makanan yang disebarkan oleh ayam geprek juara mempunyai daya
tarik yang kuat pada indra penciuman, sedangkan rata-rata jawaban paling rendah terdapat
pada pernyataan 3 dengan rata-rata sebesar 3,68 pada indicator “Rasa” yaitu ”Rasa makanan
pada ayam geprek juara sudah sesuai dengan ekspetasi” dan menunjukkan bahwa responden
menjawab dengan jawaban setuju.

4.2.6 Analisis Rata-rata Tabulasi Variabel Keputusan Pembelian (Y)


Tabel 4.14 Hasil Mean Jawaban Responden Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Persentasi
No Pernyataan SS S KS TS STS Total Mean keterangan
score
KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y)
Kemantapan Pada Sebuah Produk
1. Saya memutuskan 30 41 17 4 4 377/96 3,92 Setuju
membeli produk
ayam geprek juara
setelah membeli
salah satu dari
beberapa kedai
ayam geprek.
2. Saya memutuskan 21 34 29 9 3 349/96 3,63 Setuju
membeli ayam
geprek berulang-
ulang.
3. Saya memutuskan 32 34 17 10 3 370/96 3,85 Setuju
membeli ayam
geprek juara
karena pelayanan
nya bagus.
4. Saya memutuskan 25 41 20 7 3 366/96 3,81 Setuju
membeli ayam
geprek juara
karena memiliki
banyak variant
ukuran ayam yang
disediakan sesuai
selera konsumen

Kebiasaan Dalam Memilih Sebuah Produk


5. Saya memilih 20 44 22 7 3 359/96 3,73 Setuju
mengunjungi ayam
geprek juara
karena tempat
tersebut sudah
melekat di benak
saya dan telah
merasakan manfaat
produknya
6. Saya memilih 34 37 18 6 1 385/96 4,01 Setuju
membeli ayam
geprek juara
karena sesuai
dengan lidah saya.
7. Saya memilih 33 38 21 3 1 387/96 4,03 Setuju
membeli makanan
di ayam geprek
juara karena
memberikan kesan
yang baik.
Memberikan Rekomendasi Kepada Orang Lain
8. Saya sering 35 34 22 5 0 387/96 4,03 Setuju
merekomendasikan
ayam geprek juara
kepada teman
terdekat yang
bertanya mengenai
makanan olahan
berjenis ayam
9. Saya membeli 39 34 16 5 2 391/96 4,07 Setuju
ayam geprek juara
karena mendapat
rekomendasi dari
teman terdekat.
Sumber : tabel 4.10 (data diolah oleh peneliti, 2023)
Dari tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa hasil nilai rata-rata tanggapan responden
variabel keputusan pembelian dari semua pernyatan menjawab dengan jawaban setuju. Rata-
rata jawaban responden paling tinggi adalah 4,03 terletak pada indikator “Kebiasaan dalam
memilih sebuah produk” dan indicator “kebiasaan memberi rekomendasi kepada orang lain”
yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa Saya memilih membeli makanan di
ayam geprek juara karena memberikan kesan yang baik, dan responden juga setuju dengan
pernyataan bahwa Saya memilih membeli makanan di ayam geprek juara karena memberikan
kesan yang baik.

4.3 Analis Data


4.3.1 Uji Asumsi Klasik

A. Uji Linieritas

Tujuan dari uji linieritas adalah untuk menentukan apakah terdapat hubungan linear
antara variabel dependen dan variabel independen. Hubungan dikatakan linear jika Deviation
from Linearity memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05.

Tabel 4.15 Uji Linieritas Variabel Word Of Mouth Terhadap Variabel

Keputusan Pembelian

Sumber : Spss, 2023

Tabel diatas menunjukkan hubungan antara Variabel Word Of Mouth dengan Variabel
keputusan pembelian, uji tersebut menyatakan bahwa nilai signifikansi yaitu sebesar 0,255
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara Variabel Word Of Mouth
dengan Variabel keputusan pembelian karena nilai signifikansi > 0,05.

Tabel 4.16 Uji Linieritas Variabel Cita Rasa Terhadap Variabel

Keputusan Pembelian

Sumber : spss, 2023

Tabel diatas menunjukkan hubungan antara Cita Rasa dengan Variabel keputusan
pembelian, uji tersebut menyatakan bahwa nilai signifikansi yaitu sebesar 0,100. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara Variabel Cita Rasa dengan
Variabel keputusan pembelian karena nilai signifikansi > 0,05.

A. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data pada suatu
variabel mengikuti distribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas dapat dilihat
melalui beberapa model, seperti Histogram dan Normal P-Plot, yang berguna untuk
mengetahui nilai selebaran data sebagai berikut:

Gambar 4.1 uji normalitas model histogram

Sumber : data primer diolah spss, 2023


Gambar 4.2 Uji Normalitas Data P-Plot

Sumber : data primer diolah spss, 2023

Dari hasil uji normalitas menggunakan SPSS 25, dapat dilihat dari Gambar 4.1 bahwa
grafik menunjukkan pola distribusi yang mengikuti garis histogram. Selain itu, pada
Gambar 4.2, titik-titik tersusun mengikuti garis diagonal. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini memiliki distribusi yang normal.

B. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas hanya diperlukan untuk uji regresi berganda dan
tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan interkorelasi atau hubungan
yang kuat antar variabel depedent. Dalam hasil uji multikolonieritas, perhatian
diberikan pada nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF < 10
dan nilai tolerance > 0,10, menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah
multikolonieritas dalam model tersebut
Tabel 4.17 Hasil Uji Multikolenieritas

Hasil uji multikolonieritas ini dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation
factor (VIF) dengan nilai VIF < 10, dengan angka tolerance > 0,10. Jadi berdasarkan
tabel 4.13 diketahui bahwa nilai VIF (X1) Word Of Mouth dan Cita Rasa (X2)
Keputusan pembelian adalah sebesar 1,274 dan nilai tolerance 0,785 maka data dalam
penelitian ini tidak terjadi multikolonieritas karena nilai VIF 1.274 < 10 dan nilai
tolerance 0,785 > 0,10.

C. Uji Heterokedastisitas

. Heteroskedastisitas tidak terjadi jika tidak terlihat pola yang jelas, seperti pola
gelombang, perluasan dan penyempitan, pada scatter plot, serta penyebaran titik-titik
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Namun, jika terdapat korelasi yang
ditemukan, berarti variabel tersebut tidak bersifat ortogonal.

Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas


Sumber : Data Primer dioleh dari spss, 2023
Dalam Gambar 4.3, dapat dilihat bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal
ini dapat dibuktikan dengan penyebaran titik-titik yang tidak membentuk pola tertentu
atau berkumpul pada satu titik. Selain itu, titik-titik tersebut menyebar di sekitar
angka 0 baik di bagian atas maupun bawah.

D. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya
(t-1) dalam model regresi linier (Ghozali, 2016:107). Dalam penelitian ini,
autokorelasi diuji menggunakan Uji Durbin-Watson (DW test), yang kemudian
dibandingkan dengan nilai Durbin-Watson yang terdapat dalam tabel. Keputusan
mengenai adanya autokorelasi dapat diambil berdasarkan hasil uji tersebut.
Tabel Pengambilan keputusan durbin-waston :
jika Hipotesis nol keputusan
0 < d < dL Hipotesis nol Tidak ada Tolak
autokorelasi positif
dL ≤ d ≤ dU Tidak ada autokorelasi Tidak ada
Positif keputusan
4 – dL < d < Tidak ada autokorelasi Tolak
4 negatif
4 – dU ≤ d ≤ Tidak ada autokorelasi Tidak ada
4 – dL Positif keputusan
dU < d < 4 – Tidak ada autokorelasi diterima
dU positif atau negatif
Tabel 4.18 Hasil Uji Autokorelasi

Sumber : Data Primer diolah oleh spss, 2023

Berdasarkan Tabel Durbin-Waston diatas didapatkan nilai :

n = 96

d = 1.780

dL = 1,688

dU = 1,625

4-dL = 4 – 1,6887 = 2,311

4-dU = 4 – 1,6254 = 2,374

Maka dari nilai diatas menunjukan dU < d < 4- dU atau 1,625 < 1,780 < 2,374

Dapat disimpulkan bahwa keputusan diterima tidak terdapat autokorelasi positif dan
negative.

E. Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji kelayakan atau
kebenaran hipotesis penelitian. Berikut Hasil Uji Regresi Berganda.

Tabel 4.19 Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber : Data Primer diolah dari SPSS, 2023

Dari Tabel 4.19 yang terlampir, dapat diberikan interpretasi terhadap model
persamaan regresi linier sebagai berikut:

Y =a+b ₁ X ₁+b ₂ X ₂

Y =0,969+0,292 X ₁+ 0,571 X ₂

Keterangan :
Y : Variabel Keputusan Pembelian
X1 : Variabel Word Of Mouth
X2 : Variabel Cita Rasa
a : Parameter independent
b1 : Koefisien regresi Word Of Mouth
b2 : Koefisien regresi Cita Rasa
1. Nilai konstanta (α) memiliki nilai positif sebesar 0,969, yang menunjukkan adanya
pengaruh searah antara variabel independen dan dependen. Hal ini mengindikasikan
bahwa jika semua variabel, termasuk Word of Mouth (X1) dan Cita Rasa (X2),
memiliki nilai 0 atau tidak mengalami perubahan, maka nilai Keputusan Pembelian
adalah 0,969.
2. Nilai koefisien regresi untuk variabel Word of Mouth (X1) adalah 0,292, yang
menunjukkan adanya pengaruh positif (searah). Ini berarti jika nilai variabel
independen tetap dan terjadi peningkatan 1 satuan dalam variabel Word of Mouth,
maka Keputusan Pembelian akan meningkat sebesar 0,292. Koefisien positif untuk
Word of Mouth menunjukkan adanya hubungan positif antara Word of Mouth dan
Keputusan Pembelian. Semakin menarik Word of Mouth dari produk Ayam Geprek
Juara, semakin besar kemungkinan konsumen akan membeli produk tersebut.
3. Berdasarkan nilai koefisien regresi untuk variabel Cita Rasa (X2) yang bernilai positif
(searah), terdapat hubungan positif antara Cita Rasa dan Keputusan Pembelian. Nilai
koefisien regresi untuk variabel Cita Rasa adalah 0,571, yang berarti jika nilai
variabel independen lainnya tetap dan terjadi peningkatan 1 satuan dalam variabel
Cita Rasa, maka Keputusan Pembelian akan meningkat sebesar 0,571. Oleh karena
itu, semakin menarik Cita Rasa dari produk Ayam Geprek Juara, penjualan produk
tersebut juga akan meningkat.
Pada penjabaran hasil regresi linear berganda diatas menunjukan bahwa setiap
terjadinya perubahan pada setiap variabel baik (X1) Word Of Mouth dan (X2) Cita
Rasa maka akan berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian konsumen Ayam Geprek
Juara.

F. Koefisiensi Determinasi (R2)


Koefisien Determinasi 𝑅2 bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menjelaskan variasi variabel dependen.
Tabel 4. 20 Hasil Uji Koefisien Determinasi 𝑅2

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur sejauh mana


kontribusi variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat. Nilai koefisien
determinasi dapat ditemukan dalam Tabel 4.20 di atas. Berdasarkan output data SPSS
25, hasil menunjukkan bahwa Keputusan Pembelian dipengaruhi oleh Word of Mouth
dan Cita Rasa sebesar 0,610 atau 61%. Sisanya sebesar 39% dapat dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti kualitas produk, harga
produk, dan kemasan dari Ayam Geprek Juara.

4.3.3 Teknik Pengujian Hipotesis


A. Uji t (Parsial)
Menurut Ghozali (2016), uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara individu terhadap variabel dependen secara parsial. Pengujian ini
melibatkan perbandingan nilai statistik t dengan nilai kritis yang terdapat dalam tabel.
Kriteria pengujian ini ditentukan sebagai berikut:
c) Apabila nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
d) Apabila nilai thitung < ttabel maka, Ho diterima dan Ha ditolak.

Tingkat signifikan α biasanya digunakan sebesar 5% atau setara 0,05


sehingga apabila thitung > ttabel maka secara parsial variabel independen
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Untuk mengetahui hasil uji t dari penelitian ini dengan jumlah responden sebanyak 96 orang
dapat dilihat dari tabel 4.19 pada lembar halaman terdahulu tabel hasil uji t (parsial), maka
dasar keputusan untuk menentukan t tabel adalah sebagai berikut :

t.tabel = t (ɑ/2; n – k – 1)

Keterangan :

N : Jumlah Sampel penelitian

K : Jumlah Variabel Indepeden

Maka :

= 0,05 / 2 ; 96 -2 -1

= 0,025 ; 94

=1,985

Jadi dalam penelitian ini dapat di lihat nilai signifikansi (α) sebesar 5% (0,05) dengan
nilai 𝑡.tabel diketahui sebesar 1,985. Yang mana sudah ditentukan untuk mengetahui suatu
hipotesis berpengaruh atau tidak dilihat dari, 𝑡.hitung>𝑡.tabel. adapun hasil dari pengujian Uji
t (Parsial), adalah sebagai berikut :

1) Hipotesis Pertama
Ho : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan Word Of Mouth Terhadap Keputusan
Pembelian ayam geprek juara.
Ha : Ada pengaruh positif dan signifikan Word Of Mouth terhadap Keputusan
Pembelian konsumen ayam geprek juara.
Berdasarkan pada tabel 4.19 dapat dilihat nilai t.hitung pada variabel Word Of Mouth
sebesar 4,211 dimana t.hitung lebih besar dari t.tabel yaitu t.hitung 4,211 > t.tabel
1,985 dengan tingkat signifikan (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima
artinya dapat disimpulkan ada pengaruh positif dan signifikan antara Word Of Mouh
terhadap Keputusan Pembelian Ayam Geprek Juara.
2) Hipotesis Kedua
Ho : tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara cita rasa terhadap keputusan
pembelian
Ha : Ada pengaruh positif dan signifikan antara Cita Rasa terhadap Keputusan
Pembelian ayam geprek juara .
Berdasarkan pada tabel 4.19 dapat dilihat nilai t.hitung pada variabel Cita Rasa
sebesar 4,062 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,05 maka t.hitung < t.tabel (8,065 >
1,985) dengan signifikasi (0,000 < 0,05 ) maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya
dapat dimpulkan ada pengaruh positif dan signifikan antara Cita Rasa terhadap
Keputusan Pembelian konsumen Ayam Geprek Juara.

B. Uji F Simultan
Uji F (simultan) digunakan untuk mengevtahui sejauh mana variabel
independen secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel dependen. Dalam
penelitian ini, variabel dependen adalah Keputusan Pembelian (Y), sedangkan
variabel independen adalah Word Of Mouth (X1) dan Cita Rasa (X2). Uji F ini
bertujuan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel Word Of Mouth
dan Cita Rasa mempengaruhi variabel Keputusan Pembelian.

Adapun hipotesis yang diajukan untuk uji simultan sebagai berikut :

H0 : variabel Word Of Mouth dan Cita rasa, secara Bersama-sama tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.

Ha : variabel Word Of Mouth dan Cita rasa, secara Bersama-sama mempunyai


pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.

Tabel 4.21 Hasil Uji F Silmutan


Sumber : Data Primer diolah dari spss, 2023

Kriteria pengukuran yang digunakan sebagai berikut:

1) Jika nilai Fhitung > Ftabel, berarti ada pengaruh secara simultan atau bersama- sama
dari semua variabel bebas terhadap variabel terikat.
2) Jika nilai Fhitung < Ftabel, berarti tidak ada pengaruh seecara simultan atau bersama-
sama dari semua variabel bebas terhadap variabel terikat.
Berdasarkan Tabel 4.21, dapat dilihat bahwa nilai F hitung adalah 72,799,
sedangkan nilai F tabel adalah 3,93. Dari perbandingan ini, dapat disimpulkan bahwa
F hitung (72,799) > F tabel (3,93), sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya,
terdapat pengaruh secara simultan atau bersama-sama dari variabel Word of Mouth
dan Cita Rasa terhadap variabel Keputusan Pembelian.

4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh Word Of Mouth (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Hasil pengujian pertama menggunakan uji-t diketahui bahwa Word Of Mouth
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada ayam geprek
juara merr Surabaya. Ini menunjukan bahwa hipotesis pertama yang diajukan dapat
diterima. Konsumen yang berpengalaman pernah membeli ayam geprek juara dan
merasa puas dengan produknya akan terus membicarakan keunggulan ayam geprek
kepada orang lain maupun teman terdekat yang akan membuat konsumen awalnya
tidak mengenal ayam geprek juara akhinya tau dan pada akhirnya melakukan
pembelian, secara tidak langsung hal tersebut masuk dalam mempromosikan ayam
geprek juara karena mempromosikan produk lewat mulut ke mulut dapat
mempengaruhi konsumen yang lain membuat orang lain tertarik dan penasaran pada
produk ayam geprek juara. Selain itu kita juga dapat merekomendasikan produk ayam
geprek juara secara langsung dua arah kepada teman terdekat yang meminta
rekomendasi makanan olahan ayam hal tersebut dapat mendorong konsumen maupun
teman dan kerabat untuk melakukan pembelian ayam geprek juara.
Berdasarkan hasil tabulasi, jawaban responden yang memiliki nilai rata-rata
paling tinggi terdapat pada indikator ”membicarakan”. Item pernyataan pertama yaitu
”Saya sering membicarakan keunggulan ayam geprek juara kepada orang lain”.
Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa Word Of Mouth pada indikator
“membicarakan” memiliki pengaruh yang kuat terhadap keputusan pembelian.
Kondisi ini menggambarkan bahwa konsumen dalam melakukan pemilihan atau
penetapan keputusan pembelian ayam geprek juara dikarenakan telah mendengar
cerita dari orang yang dianggap sebagai informasi yang lebih relevan dari pada iklan
yang beredar karena adanya maksud tertentu.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
(Saputra, n.d.) bahwa Word Of Mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputus

4.4.2 Pengaruh Cita Rasa (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y)

Hasil pengujian kedua menggunakan uji-t diketahui bahwa cita rasa


berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian pada ayam
geprek juara merr Surabaya. Ini menunjukan bahwa hipotesis kedua uji yang diajukan
dapat diterima. cita rasa menentukan konsumen melakukan keputusan pembelian. Cita
rasa yang enak membuat membuat konsumen memutuskan membeli ayam geprek
juara. Rasa makanan dari ayam geprek juara sangat nikmat di indera pengecap (lidah)
ayam geprek juara memiliki rasa pedas yang khas membuat konsumen merasa tertarik
untuk membeli karena rasa pedas yang diberikan ayam geprek juara sesuai di lidah
konsumen. Selain itu bau aroma yang ditawarkan ayam geprek juara mempengaruhi
selera konsumen aroma pada ayam geprek juara yang sedap di hidung dapat menarik
perhatian para konsumen terhadap ayam geprek juara sehingga konsumen
memutuskan untuk mencoba membeli ayam geprek juara, ayam geprek juara juga
memiliki kepadatan yang sesuai mulai dari sambal yang dihidangkan dengan tingkat
kekentalan dan tingkat kecairan yang sesuai yang pada akhirnya membuat para
konsumen merasa puas dengan produk yang dihidangkan leh ayam geprek juara
dengan suhu yang aman dikonsumsi dapat lebih menggugah selera konsumen.
Berdasarkan hasil tabulasi, jawaban responden yang memiliki nilai rata-rata
paling tinggi terdapat pada pada pernyataan pertama yakni pada indikator “Bau”. Item
tersebut berupa pernyataan “Aroma makanan yang disebarkan oleh ayam geprek juara
mempunyai daya tarik yang kuat pada indra penciuman” yang memiliki arti bahwa
konsumen untuk mengambil keputusan pembelian ayam geprek juara memperhatikan
aroma yang disebarkan. Aroma yang menggugah selera menjadikan konsumen ingin
mencoba untuk membeli produk ayam geprek juara. Kondisi ini disebabkan karena
aroma dapat menarik perhatian indra penciuman yang dapat membuat konsumen
merasa penasaran dengan ayam geprek juara.

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


(Nasrullah et al., n.d. 2022)
yang berjudul Pengaruh cita rasa dan store atmosphere terhadap keputusan
pembelian pada upnormal coffe nginden Surabaya. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa cita rasa berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian.
BAB IV
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Melalui analisis uji yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini,
didapatkan hasil yang menunjukkan mengenai variable word of mouth terhadap
keputusan pembelian ayam geprek juara dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel
word of mouth (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepustusan
pembelian ayam geprek juara hal ini didukung oleh hasil uji analisis uji t yang
menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Dan hal ini juga dipertegas
dengan jawaban responden menyatakan indikator variabel word of mouth Responden
menempatkan nilai mean tertinggi pada pada indikator “membicarakan” atau saya
sering membicarakan keunggulan ayam geprek juara kepada orang lain hal ini
mengambarkan bahwa konsumen dalam memilih atau menetapkan keputusan untuk
membeli ayam geprek juara karena mendengar cerita dari seseorang, karena dianggap
informasi yang didapat dari seseorang lebih relevan dari pada iklan yang beredar
karena ada maskud tertentu.
Kemudian variabel cita rasa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan pembelian ayam geprek juara hal ini didukung oleh analisis uji t yang
menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Hal tersebut juga diperkuat
dengan jawaban responden yang tertinggi terletak pada indicator “bau” atau aroma
makanan yang disebarkan oleh ayam geprek juara mempunyai daya tarik yang kuat
pada indra penciuman artinya bahwa konsumen untuk mengambil keputusan
pembelian yam geprek juara juga memperatikan aroma yang disebarkan, aroma yang
dapat menggugah menjadikan konsumen mencoba untuk membeli produk ayam
geprek juara karena aroma dapat menarik perhatian indra penciuman yang dapat
membuat konsumen penasaran dengan ayam geprek juara.
Dari hasil uji F (simultan) bahwa variabel Word Of Mouth dan cita rasa
terdapat pengaruh secara silmutan atau Bersama-sama dari variabel word of mouth
cita rasaterhadap keputusan pembelian. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis
uji f (simultan) yang memiliki nilai F hitung lebih besar dibandingkan F tabel.

5.2 Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas dalam hal ini penulis dapat merekomendasikan hal-hal
berikut, khususnya untuk pelaku usaha ayam geprek juara yang berada di Merr Surabaya :
1. Bagi pemilik usaha ayam geprek juara diharapkan mampu menciptakan inovasi
mengenai rasa makanan yang menarik guna meningkatkan pembelian. Cara yang
dapat dilakukan oleh pemilik yakni dengan tidak hanya menciptakan olahan ayam
berupa ayam geprek saja melainkan variasi olahan ayam lainnya guna memenuhi
ekspetasi konsumen. Selain itu, pemilik juga dapat mempertahankan bau yang lezat
sehingga dapat membantu menggugah selera konsumen. Cara tersebut dilakukan agar
perusahaan diharapkan mampu terus mempertahankan pesan positif yang telah
diterima oleh konsumen.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Harapannya, peneliti berikutnya akan mampu memperluas penelitian ini dengan
menyelidiki faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi keputusan pembelian dan
menggunakan sampel yang berbeda serta alat penelitian yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Aliwar. (2014). Stastistik Dasar. pusat penerbit dan percetakan.

Amruddin et al. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif.


Andi jamal, S. A. B. (2021). PENGARUH CITA RASA DAN LOKASI TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN AYAM GEPREK JUNIOR CABANG PEKAT DI
KABUPATEN SUMBAWA. JURNAL MANAJEMEN DAN BISNIS.
Arikunto, S. (n.d.). (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Astuti1, D., & Ernawati, S. (2020). s.d 238 Strategi Promosi dan Wom (Word of Mouth)
Terhadap Keputusan … | 225 (Vol. 8, Issue 2).
Creswell, J. W. (n.d.). 2012, Research Design Pendekatan Kualitatif,. Kuantitatif, dan
Mixed. Pustaka Pelajar.
Dewi Nurmasari et al. (n.d.). (2020) Upaya Peningkatan Repurchase Intention Melalui
sosial media dan Word Of Mouth Terhadap Hotel Parbaba Beach di Daerah
Pariwisata Kabupaten Samosir .
Ferdinan, A. (n.d.). (2006). Metodelogo Penelitian Manajemen. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Firmansyah, M. A. (2018). PERILAKU KONSUMEN.
https://www.researchgate.net/publication/329587407
Ghozali, I. (n.d.). (2016). Aplikasi Analisis Multivarrieta Dengan Progam IBM SPSS (edisi
8). cetakan ke VIII. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hedynata, M. L., & Radianto, W. E. D. (2016a). STRATEGI PROMOSI DALAM
MENINGKATKAN PENJUALAN LUSCIOUS CHOCOLATE POTATO SNACK. In
PERFORMA: Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis (Vol. 1, Issue 1).
Hedynata, M. L., & Radianto, W. E. D. (2016b). STRATEGI PROMOSI DALAM
MENINGKATKAN PENJUALAN LUSCIOUS CHOCOLATE POTATO SNACK. In
PERFORMA: Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis (Vol. 1, Issue 1).
Husen, A., Sumowo, S., Rozi, A. F., Ekonomi, F., & Muhammadiyah Jember, U. (2018a).
PENGARUH LOKASI, CITRA MEREK DAN WORD OF MOUTH TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN MIE AYAM SOLO BANGSAL
JEMBER THE EFFECT OF LOCATIONS, BRAND IMAGES AND WORD OF
MOUTH TO CONSUMER BUYING DECISIONS ON MIE AYAM SOLO
BANGSAL JEMBER. In Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia (Vol. 4, Issue 2).
Husen, A., Sumowo, S., Rozi, A. F., Ekonomi, F., & Muhammadiyah Jember, U. (2018b).
PENGARUH LOKASI, CITRA MEREK DAN WORD OF MOUTH TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN MIE AYAM SOLO BANGSAL
JEMBER THE EFFECT OF LOCATIONS, BRAND IMAGES AND WORD OF
MOUTH TO CONSUMER BUYING DECISIONS ON MIE AYAM SOLO
BANGSAL JEMBER. In Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia (Vol. 4, Issue 2).
Kasus, S., Ud, P., Pacitan, B. M., Timur, J., Sugeng, ), Hadi, N., & Al-Farisi, S. (2016).
Analisis Pengaruh Cita Rasa, Label Halal, dan Diversifikasi Produk terhadap
Keputusan Beli Konsumen pada Produk Olahan Tuna Inggil Pacitan Jawa Timur. In
Jurnal Ekonomi Islam (Vol. 15).
Kotler dan Amstrong. (n.d.). (2004) Dasar-dasar pemasaran. jakarta: PT.indek.
Maimunah, S., S1, P., Fakultas, M., & Dan Bisnis, E. (2019). PENGARUH KUALITAS
PELAYANAN, PERSEPSI HARGA, CITA RASA TERHADAP KEPUASAN
KONSUMEN DAN LOYALITAS KONSUMEN. In Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(Vol. 1, Issue 2).
Nasrullah, J. A., Mulyati, A., & Maduwinarti, A. (n.d.). Pengaruh Cita Rasa Produk Dan
Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada Upnormal Coffee Nginden
Surabaya.
Novitasari, V., Awin, S., & Andayani, S. (n.d.). ANALISIS PENGARUH VARIASI
PRODUK, CITA RASA, DAN HIGIENITAS TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (
STUDI KASUS PADA ICE CREAM ZANGRANDI SURABAYA).
Oktavia, F. (n.d.). Studi Komparatif Mengenai Word Of Mouth dan Minat Beli Pada Pusat
Oleh-Oleh Pempek Candy dan Pempek Vico Palembang (Vol. 2, Issue 1).
PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN Studi Kasus
Bakso Gibrass Jl Kutisari Selatan No, K., & Tri Arbiantoro Ayun Maduwinarti Agung
Pujianto Program Studi Administrasi Bisnis, S. (n.d.). ANALISIS PENGARUH CITA
RASA.
Saputra, D. (n.d.). PENGARUH CITRA MEREK, WORD OF MOUTH, KUALITAS
PRODUK, HARGA DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN EIGER CABANG MANYAR SURABAYA Mashariono Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA).
STRATEGI PROMOSI PEMASARAN i. (n.d.).
Sugiyono. (n.d.). 2016, metode penelitian & pengembangan research and devloment.
ALFABET.
Suharyadi, & P. (n.d.). (2009). Stastistika Untuk Ekonomi Keuangan, Salemba Empat.
Supranto. (n.d.). (2008). Stastistika Teori dan Aolikasi. Erlangga.
Suyonto. (n.d.). (2007). Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat. Amara Books.
Tinggi, S., Ekonomi, I., & Manggala, W. (n.d.). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Pembelian Konsumen (Studi pada Toko Oli Lancar Widodo Semarang)
Factors That Influence Consumer Purchasing Behavior (Study at Lancar Widodo Oil
Store Semarang) TEGUH PRASETYO TRI BODROASTUTI.
UPAYA PENINGKATAN REPURCHASE INTENTION MELALUI SOSIAL MEDIA DAN
WORD OF MOUTH TERHADAP HOTEL PARBABA BEACH DI DAERAH
PARIWISATA KABUPATEN SAMOSIR. (n.d.).
Zusrony, E., & Kom, M. (n.d.). PERILAKU KONSUMEN DI ERA MODERN.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner

KUESIONER PENELITIAN

Dengan Hormat,

Dalam rangka Menyusun skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan program sarjana
di Universitas 17 Agustus 195 Surabaya, peneliti berusaha untuk mengumpulkan data dan
informasi mengenai “Pengaruh Word Of Mouth dan Cita Rasa terhadap keputusan pembelian
ayam geprek juara”. Oleh karena itu saya ingin mengajak saudara/i berpatisipasi dalam
pengisian kuisioner ini agar hasil penelitian ini dapat memiliki kreadibilitas yang tinggi. Saya
sangat berterimakasih atas ketersediaan dan partisipasi saudara/i dalam meluangkan waktu
mengisi kuisioner ini.
1. PROFIL RESPONDEN
1. Nama Lengkap :
2. Jenis Kelamin :( ) Laki-laki ( ) Perempuan
3. USIA :
( ) 15 – 20 Tahun ( ) 21 – 25 Tahun
( ) 26 – 30 Tahun ( ) 31 – 35 Tahun
4. PROFESI
( ) Mahasiswa ( ) Pelajar
( ) Karyawan ( ) Pengusaha
5. Pendapatan :
( ) < Rp. 1.000.000
( ) > Rp. 1.000.000 - ≤ Rp. 2.000.000
( ) > Rp. 2.000.000 - ≤ Rp. 3.000.000
( ) > Rp. 3.000.000
6. Pernah melakukan pembelian ayam geprek juara minimal 2x
( ) Iya
( ) Tidak

II. Petunjuk Pengisian

Pililah salah satu jawaban yang telah disediakan pada pertanyaan yang terdapat pada
kuisioner. Adapun 5 (Lima) pilihan jawaban yang wajib diisi salah satu oleh responden
sebagai berikut :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

KS = Kurang Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Sejutu


Word Of Mouth (X1)

No. Pernyataan SS S KS TS STS

Membicarakan

1. Saya sering membicarakan keunggulan ayam geprek


juara kepada orang lain.

2. Saya menceritakan pelayanan ayam geprek juara


kepada orang lain.

3. Saya sering mendengar orang lain menceritakan


kepuasannya setelah setelah melakukan pembelian
ayam geprek juara

Mempromosikan

4. Saya mempromosikan kepada teman maupun orang


terdekat, tentang pengalaman pribadi saat
mengomsumsi ayam geprek juara kepada orang lain.
Saya tertarik untuk mempromosikan kualitas produk
5. yang diberikan ayam geprek juara kepada teman
maupun orang terdekat melalui mulut ke mulut
Mempromosikan

Memberikan rekomendasi ayam geprek juara tersebut


6. kepada teman-teman terdekat lebih dari satu kali
Saya merekomendasikan kepada tetangga, keluarga
7. yang ingin membeli ayam geprek juara
Saya tertarik merekomendasikan ayam geprek juara
8. kepada kerabat yang senang dengan makanan kuliner
berjenis rasa pedas
Mendorong

Saya sering menceritakan rasa yang dimiliki oleh


9. ayam geprek juara dan mendorong teman-teman
terdekat untuk mencoba
Saya sering merasa puas setelah mengomsumsi ayam
10. geprek juara dan mendorong kerabat terdekat untuk
membeli
Cita Rasa (X2)

No. Pernyataan SS S KS TS STS

BAU

1. Aroma makanan yang disebarkan oleh ayam


geprek juara mempunyai daya tarik yang
kuat pada indra penciuman
Bau yang ditawarkan oleh ayam geprek
2.
juara mengundang selera konsumen.

Rasa

3. Rasa pedas yang diberikan oleh ayam


geprek juara memiliki ciri khas tersendiri
sehingga dikenali oleh konsumen

4. Semua rasa menu variant ayam gepek juara


dan minuman yang dihidangkan di ayam
geprek juara sangat nikmat di lidah
Rasa makanan pada ayam geprek juara
5. sudah sesuai dengan ekspetasi
Tekstur

Makanan yang disajikan oleh ayam geprek


6. juara memiliki kepadatan yang sesuai
Sambal yang dihidangkan oleh ayam geprek
7. juara memiliki tingkat kekentalan dan
tingkat kecairan yang sesuai
SUHU

Suhu makanan yang disediakan oleh ayam


8. geprek juara memiliki kehangatan yang pas
Suhu minuman yang disediakan oleh ayam
9. geprek juara memiliki dingin yang pas
Produk ayam geprek juara memiliki suhu
10. yang aman dikonsumsi
Keputusan Pembelian (Y)

No. Pernyataan SS S KS TS STS

Kemantapan Pada Sebuah Produk

1. Saya memutuskan membeli produk ayam


geprek juara setelah membeli salah satu dari
beberapa kedai ayam geprek.
Saya memutuskan membeli ayam geprek
2.
berulang-ulang.

3. Saya memutuskan membeli ayam geprek


juara karena pelayanan nya bagus.
Saya memutuskan membeli ayam geprek
4.
juara karena memiliki banyak variant ukuran
ayam yang disediakan sesuai selera
konsumen.

Kebiasaan Memilih Sebuah Produk


Saya memilih mengunjungi ayam geprek
5. juara karena tempat tersebut sudah melekat
di benak saya dan telah merasakan manfaat
produknya
Saya memilih membeli ayam geprek juara
6. karena sesuai dengan lidah saya.
Saya memilih membeli makanan di ayam
7. geprek juara karena memberikan kesan yang
baik.
Memberikan Rekomendasi Kepada Orang Lain

Saya sering merekomendasikan ayam


8. geprek juara kepada teman terdekat yang
bertanya mengenai makanan olahan berjenis
ayam
Saya membeli ayam geprek juara karena
9. mendapat rekomendasi dari teman terdekat.
Lampiran 2 Uji Validitas

Hasil uji validitas variabel word of mouth (X1)


Hasil uji validitas variabel cita rasa (X2)
Hasil uji validitas variabel keputusan pembelian (Y)
Hasil Uji Realibilitas Variabel Word Of Mouth (X1)

Hasil Uji Realibilitas Cita Rasa (X2)

Hasil Uji Realibilitas Keputusan Pembelian (Y)

Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik

Uji linieritas word of mouth (X1) terhadap keputusan pembelian (Y)

Uji linieritas cita rasa (X2) terhadap keputusan pembelian (Y)


Hasil Uji Normalitas

Model histogram

Model P-plot

Hasil Uji Multikolinieritas

Hasil Uji Heterokedasitisitas


Hasil Uji Autokorelasi

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Hasil Uji Koefisiensi Determinasi

Hasil Uji t (parsial)


Hasil Uji F Simultan

Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian Ayam Geprek Juara

Gambar rumah makan ayam geprek juara Merr Surabaya

Gambar variant menu ayam geprek juara Merr Surabaya

Gambar sambal ayam geprek juara Merr Surabaya


Gambar foto Bersama pegawai ayam geprek juara Merr Surabaya

Gambar variant ukuran ayam geprek juara Merr Surabaya

Gambar ayam geprek juara


Lampiran 5 Kartu Bimbingan
Lampiran 6 Surat Keterangan Turnitin

Anda mungkin juga menyukai