Anda di halaman 1dari 34

PENGARUH WORD OF MOUTH DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP

MINAT BELI DOMBA AQIQAH DAN QURBAN DI CV. SAPI JALU


KABUPATEN KUNINGAN

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam


Menulis Skripsi Pada Program Studi
Manajemen

Oleh :
SYAHRUL SIDIQ
NIM. 1910056

KONSENTRASI MANAJEMEN PEMASARAN


PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI LATIFAH MUBAROKIYAH
SURYALAYA-TASIKMALAYA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Word Of Mouth dan Kualitas Produk Terhadap


Minat Beli Konsumen Domba Aqiqah Dan Qurban di CV. Sapi
Jalu Kabupaten Kuningan
Mahasiswa : Syahrul sidiq
NIM : 1910056
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kepada Tuhan

Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan usulan penelitian skripsi dengan judul : Pengaruh Word Of

Mouth Dan Product Quality Terhadap Minat Beli Domba Aqiqah Dan

Qurban di CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan.

Adapun tujuan dari penulisan usulan penelitian skripsi ini adalah untuk

memenuhi syarat dalam menulis skripsi pada Program Studi Manajemen (S1),

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah Suryalaya.

Sehubungan dengan selesainya usulan penelitian ini, penulis

menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya, KH. Ahmad Sohibul Wafa Tajul

Arifin (alm) yang telah memberikan limpahan kepada kami semua.

2. Bapak Dr. Iwan Saputra, SE.,M.Si,. selaku Ketua STIE Latifah

Mubarokiyah Suryalaya.

3. Bapak Iwan Sugianto, SE.,MM. selaku Wakil Ketua I bidang Akademik

STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya.

4. Bapak H. Baban Ahmad Jihad, SB,.Ar,. selaku Wakil Ketua II bidang

Keuangan STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya.

5. Bapak H. Agoes Heri Edy Wibowo, SE.,MM. selaku Wakil Ketua III

bidang Kemahasiswaan STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya.


6. Bapak Asep Saeful Falah, SE.,MM. selaku Ketua Prodi Manajemen STIE

Latifah Mubarokiyah Suryalaya.

7. Bapak Dian Ardiansah, S.Pd.,M.Pd. selaku wali dosen

8. Ibu Laty Sari Dewi S.Pd,..MM selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membantu penulis dalam penyusunan usulan penelitian ini.

9. Ibu Sani Haryati, SE.,MM selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membantu penulis dalam penyusunan usulan penelitian ini.

10. Seluruh Dosen dan Staff STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya yang telah

ikut serta memberikan dukungan selama penulisan usulan penelitian ini.

11. Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua, kakak

dan adik yang selalu memberikan do’a serta dukungan moril sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan usulan penelitian ini.

12. Rekan-rekan seperjuangan Renaldi, Willy, Angga, Andrean, dan yang

lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah ikut serta

memberikan motivasi dan bantuan dalam penyusunan usulan penelitian

ini.

Semoga segala bantuan, bimbingan dan pengajaran yang telah diberikan

kepada penulis mendapat imbalan dari Allah SWT. Tak lupa penulis memohon

maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan selama penyusunan usulan penelitian

ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami

harapkan demi kesempurnaan usulan penelitian ini.


Akhir kata penulis berharap usulan penelitian ini dapat berguna bagi

penulis khususnya dan bagi pihak lain umumnya.

Tasikmalaya, 03 Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini persaingan bisnis diantara para pelaku usaha dalam dunia

pemasaran barang dan jasa semakin ketat. Hal ini menyebabkan terbentuknya

iklim persaingan pasar yang semakin kompetitif. Dengan adanya persaingan

pasar ini sebuah organisasi bisnis yang berorientasi pada keuntungan dituntut

untuk dapat mengambil langkah-langkah yang tepat agar dapat mendominasi

persaingan bisnis yang sedang berjalan.

Iklim persaingan yang semakin kuat pola adaptasi terhadap perubahan

iklim usaha yang sangat dinamis. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap

pola pikir pelaku usaha untuk memutar kepala agar lini usahanya tetap eksis

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia yang cenderung ingin

mendapatkan segala kebutuhan dan keinginannya dengan cepat dalam

kapasitas yang sangat memuaskan. Bagi pelaku usaha yang menjual sebuah

produk, pemenuhan kesesuaian harapan yang diterima oleh konsumen dalam

mengkonsumsi produknya merupakan prioritas utama sehingga pelaku usaha

selalu memastikan produk yang dipasarkan merupakan produk yang

diinginkan oleh konsumen sesuai dengan persepsi serta kehendak konsumen.

Maka produk yang bagus dalam persepsi konsumen akan membentuk

kecenderungan serta ketertarikan minat beli konsumen terhadap produk

tersebut besar.
Sebagaimana menurut (Saputra et al., 2023) bahwa Minat Beli

merupakan kencenderungan dan hasrat yang secara kuat mendorong individu

untuk membeli suatu produk. Sehingga minat beli merupakan sikap yang

terbentuk dalam perilaku konsumen ketika seorang konsumen dirangsang oleh

faktor eksternal dan menjadikannya berkeinginan untuk membeli berdasarkan

karakteristik keputusan mereka pribadi dan proses pengambilan keputusan.

Persaingan bisnis terjadi juga diantara para pelaku usaha dibidang

pemenuhan kebutuhan pangan daging hewan aqiqah dan kurban. Kebutuhan

akan daging hewan ternak khususnya daging domba sebagai pilihan hewan

yang disembelih saat perayaan hari raya Idul Adha dan acara aqiqah di

indonesia khususnya menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

masyarakat indonesia yang hampir mayoritas merupakan masyarakat yang

memeluk agama islam.

Ditengah gencarnya para pelaku usaha dalam menjaga kualitas domba

yang akan dikonsumsi oleh umat muslim sebagai hewan yang dikurbankan

dan untuk disembelih pada acara aqiqah. Penyakit mulut dan kuku (PMK)

pada hewan ternak muncul dan menjangkit seluruh wilayah di indonesia.

Penyakit mulut dan kuku (PMK) merupakan momok yang menjadi

malapetaka para pelaku usaha hewan ternak tidak terkecuali domba.

Penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak masih harus diwaspadai

Karena penyakit itu diprediksi belum akan hilang setidaknya hingga 2035.

Kondisi tidak lepas banyaknya hewan ternak seiring peningkatan konsumsi

masyarakat, termasuk di Jawa Barat. Berdasarkan data, di Jawa Barat jumlah

hewan ternak mencapai 750 ribu. Sementara banyaknya hewan ternak belum
ditunjang dengan kesadaran dalam menjaga kebersihan.

(https://www.detik.com/jabar/berita/d-6425339/cegah-pmk-jabar-targetkan-

vaksinasi-200-ribu-hewan-ternak).

Dengan beredarnya isu PMK yang menyerang hewan ternak sampai

pada periode Tahun 2022 terakhir hal ini menjadi acuan dan harus

ditingkatkannya lagi kehati-hatian para peternak yang termasuk kedalam

kelompok hewan yang bisa terwabah virus ini. Implikasinya konsumen

menjadi lebih was-was dan selektif terhadap pemenuhan kebutuhan mereka

untuk memperoleh daging hewan yang berkualitas dan sehat tidak terjangkit

oleh PMK.

Diketahui bahwa populasi umat muslim di Indonesia merupakan

mayoritas dari penduduk yang berarti bahwa dominasi daripada kebutuhan

manusia yang paling efektif bagi keuntungan peternak adalah dengan

menyediakan kebutuhan daging hewan yang berorientasi pada penduduk

dengan mayoritas umat muslim tentunya hal ini merupakan peluang bagi

individu ataupun kelompok yang merupakan pelaku usaha untuk mengarahkan

target usahanya yaitu terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat muslim.

Aqiqah dan hari raya kurban merupakan momentum hari keagamaan

yang membutuhkan hewan yang disembelih salah satunya adalah domba yang

merupakan hewan yang sekaligus tidak hanya dijadikan sebagai hewan yang

disembelih saat kurban tetapi juga pada saat aqiqah. Aqiqah merupakan salah

satu wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas lahirnya seorang anak ke

dunia, sebuah syariat agama Islam yang mulia. Biasanya hewan yang selalu

dijadikan pilihan pada saat aqiqah adalah domba. Sementara kurban adalah
ibadah sunnah yang sangat dianjurkan kepada umat Islam yang memiliki

kemampuan berkurban. Hewan yang disembelih sebagai kurban di Indonesia

umumnya sapi, kambing atau domba. Domba sendiri memiliki kapasitas

permintaan yang tinggi karena hewan ini dipilih untuk dipotong pada dua

momentum perayaan hari raya kurban dan aqiqah.

Minat beli konsumen terhadap domba kurban dan aqiqah menurun sejak

adanya wabah PMK yang menyerang karena konsumen cenderung memiliki

sikap yang lebih selektif dalam memilih domba yang akan dikonsumsi.

Sehingga para peternak yang mengarungi usaha ternak domba harus selalu

menjaga kesehatan dombanya agar tidak terjangkit virus PMK. Domba yang

tidak terjangkit virus PMK merupakan domba yang layak dan menarik minat

beli konsumen untuk menjadikan domba tersebut sebagai hewan yang dipakai

dalam penyembelihan Aqiqah maupun qurban.

Minat beli konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk sebagaimana

dikuatkan oleh hasil kajian akademis hasil penelitian dari (Anum & Badau,

2023) bahwa persepsi kualitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Kualitas produk adalah faktor-faktor yang terdapat didalam suatu

barang yang menyebabkan barang tersebut sesuai dengan tujuan awal produk

itu dimaksudkan Menurut (Anum & Badau, 2022). Maka kualitas produk yang

memenuhi fungsi yang menjadi prasyarat kebutuhan konsumen sangat

mempengaruhi minat beli terhadap produk tersebut.

Selain dipengaruhi oleh kualitas produk presepsi konsumen yang

memiliki kecenderungan untuk membeli terhadap suatu produk juga di

pengaruhi oleh asumsi-asusmi berita ataupun kabar yang beredar disekitaran


tempat tersebut berada terhadap objek barang maupun jasa yang diperjual

belikan yaitu word of mouth terkait apapun yang berkaitan dengan produk atau

barang yang dijual. Menurut (Sernovitz, 2012) dalam (Sandy et al., 2018)

WOM adalah “giving people a reason to talk about your stuff and making it

easier for that conversation to take place,” memberikan orang alasan untuk

berbicara mengenai produk dan membuat berlangsungnya pembicaraan itu

lebih mudah. Sehingga WOM dari luar lingkungan usaha harus dijaga baik

agar produk yang dijual memiliki kelangsungan jangka panjang. Hal ini

didukung oleh hasil kajian akademis dari (Ali, 2020) yang memiliki

kesimpulan diperoleh promosi dan word of mouth secara simultan terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen.

CV.Sapi Jalu adalah salah satu CV yang menyediakan hewan domba

sebagai hewan yang di potong untuk dikonsumsi dagingnya pada perayaan

hari raya kurban Idul Adha dan kegiatan syukuran aqiqah. CV jalu terletak di

Jalan Cipancar blok lawatan RT. 09 RW. 03 Dusun Pahing Desa Karang

Muncang Kecamatan Ciganda mekar Kabupaten Kuningan. CV ini “Sapi

Jalu” berdiri tahun 2019 dengan menggunakan sistem pemasaran melalui

langsung kepada konsumen yaitu melayani dan menyediakan domba Potong

untuk Idul Adha dan Aqiqah. Adanya outlet qurban di Depok setiap Idul

Adha serta penjualan langsung di peternakan pola pemasaran Sapi Jalu

menggunakan kombinasi antara offline dan online serta pola sentralisasi dan

desentralisasi, tidak hanya penjualan domba yang hanya sebatas pasar lokal di

kabupaten kuningan penjualan juga telah menjangkau area Jabodetabek, Jawa

Tengah dan Jawa Timur dari tahun ke tahun konsumen domba aqiqah dan
qurban di CV. Sapi Jalu semakin meningkat dan banyak dari konsumen Sapi

Jalu yang sudah memesan domba qurban untuk Idul Adha untuk tahun yang

akan datang pada tahun 2023.

Dari hasil observasi penulis fenomena yang terjadi pada CV. Sapi jalu

dalam minat beli konsumen domba aqiqah dan kurban justru memiliki angka

tertinggi dibandingkan peternakan lainnya yang serupa. Hal ini dikuatkan

dengan hasil perolehan data penjualan domba aqiqah dan kurban pada CV

lain yang serupa yang menjual domba aqiqah dan domba qurban sebagai

berikut:

Data penjualan domba aqiqah dan kurban di peternakan yang ada

di kabupaten Kuningan

No Nama CV Jumlah penjualan domba Aqiqah dan domba Qurban

1. CV. Sapi Jalu 335

kabupaten kuningan

2. CV. Mitra Tani Farm 225

kabupaten Kuningan

3. CV. Suka Senang 167

Kabupaten Kuningan

Sumber : Data primer diolah, 2022

Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa peternakan CV. Sapi Jalu

dalam penjualan domba aqiqah dan domba qurban memiliki angka penjualan

domba aqiqah dan kurban tertinggi dibandingkan dengan peternakan lainnya.


Hal ini menunjukan bahwa minat beli konsumen domba aqiqah dan qurban

tertinggi diraih oleh CV. Sapi Jalu.

Akan tetapi, minat beli konsumen domba aqiqah dan kurban di CV.

Sapi Jalu dari tahun ketahun selalu mengalami penurunan. Hal ini ditunjukan

dengan angka penurunan penjualan domba aqiqah dan kurban di CV. Sapi Jalu

pada tiga tahun terakhir sebagai berikut:

Tabel 1.2
DATA PENJUALAN DOMBA AQIQAH DAN KURBAN CV.
SAPI JALU PERIODE TAHUN 2020-2022.
No Tahun Penjualan

1. 2020 335

2. 2021 315

3. 2022 297

Sumber : Data primer diolah, 2022

Dari data tabel di atas, di peroleh fenomena minat beli konsumen yang

membeli domba Aqiqah dan Kurban pada CV. Sapi Jalu dari tiga tahun

terkahir mengalami penurunan yang cukup merugikan bagi pemilik

peternakan. Hal ini menjadi masalah bagi pemilik CV.Sapi Jalu karena jika

minat beli konsumen akan tetap menurun pada periode tahun 2023 akan

sangat berdampak terhadap keuntungan bagi CV. Sapi Jalu.

Berdasarkan hasil observasi awal dengan pemilik CV. Sapi Jalu,

diperoleh informasi bahwa kondisi tiga tahun terakhir mengalami penurunan

minat beli konsumen terhadap domba aqiqah dan domba qurban pada CV.

Sapi Jalu dipengaruhi oleh kualitas domba yang ada di CV. Sapi Jalu ditengah

isu penyakit yang menyerang hewan ternak yang menjangkit, yaitu wabah

PMK yang menjadi momok yang menakutkan bagi para peternak karena
domba yang terjangkit dengan wabah PMK dapat dipastikan dapat

mempengaruhi kualitas daging domba yang akan di konsumsi oleh konsumen

dan cenderung akan membahayakan kesehatan dari konsumen daging domba

aqiqah maupun domba qurban.

Berdasarkan fenomena yang terjadi domba yang ada di CV. Sapi Jalu

memiliki kualitas yang baik hal ini dapat dilihat dengan domba yang ada pada

CV. Sapi Jalu tergolong memiliki karakter domba yang lincah, kemudian

memiliki nafsu makan yang baik, memiliki bobot daging yang lebih banyak

dibandingkan dengan lemaknya. Hal ini dikarenakan baiknya perawatan yang

dilakukan oleh CV. Sapi Jalu untuk domba ternaknya serta pemberian pakan

yang baik dengan mempertimbangkan asupan nutrisi yang baik untuk

perkembangan domba yang diternak. Akan tetapi ada beberapa hal yang

menjadi kekurangan dari domba yang ada pada CV. Sapi Jalu yaitu terdapat

warna kusam yang ada pada domba. Sehingga kurang begitu menarik bagi

minat beli konsumen dan memilih untuk membeli domba dengan warna kulit

yang bersih.

Selain itu juga menurut pemilik CV. Sapi Jalu pengaruh word of mouth

sangat membantu CV. Sapi Jalu menarik minat beli karena dari portofolio

konsumen yang telah membeli hewan domba aqiqah dan domba kurban yang

merasa puas memilih membeli domba di CV. Sapi Jalu. Di sebarluaskan dari

mulut ke mulut (word of mouth) karena Kepercayaan konsumen pada

kelompok acuan dan kerabat di latar belakangi oleh keterlibatan dan

ketertarikan atau keahlian mereka terkait suatu produk tertentu. Sehingga

Penyampaian informasi yang tertuju langsung pada domba aqiqah ataupun


qurban. juga membuat pesan word of mouth lebih mudah diingat konsumen

untuk memperkecil tingkat risiko yang akan dihadapinya untuk produk

tersebut. Sehingga sangat efektif menjaga word of mouth sebagai dasar sarana

yang dipakai konsumen sebagai melihat gambaran positif keseluruhan produk

yang dipasarkan pelaku usaha khususnya di CV. Sapi Jalu terkait informasi

domba aqiqah dan domba qurban. Fenomena yang terjadi pada CV. Sapi Jalu

terkait word of mouth penulis menemukan adanya sedikit stigma yang ada

pada masyarakat sekitar mengatakan bahwa CV. Sapi Jalu sangat sulit di

jangkau sehingga domba yang akan dibeli oleh konsumen sulit untuk di lihat

secara jelas, dan masyarakat yang akan membeli domba tersebut hanya dapat

melihat gambar dari media elektronik yang ada. Disamping dominasi berita

baik mengenai CV. Sapi Jalu ditemukan bahwa masih ada sedikit berita

negatif yang peneliti temukan terkait CV. Sapi Jalu.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Word Of Mouth Dan Kualitas

produk Terhadap Minat Beli Konsumen Domba Aqiqah Dan Qurban Di

CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan ”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka identifikasi masalah yang

hendak diteliti terkait dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi

terhadap nilai perusahaan adalah:

1. Bagaimana word of mouth pada CV. Sapi Jalu kabupaten kuningan?

2. Bagaimana Kualitas domba aqiqah dan qurban di CV. Sapi jalu kabupaten

kuningan?
3. Bagaimana minat beli konsumen di CV. Sapi Jalu kabupaten kuningan?

4. Bagaimana pengaruh word of mouth dan kualitas produk terhadap minat

beli konsumen domba Aqiqah dan Kurban di CV. Sapi Jalu kabupaten

kuningan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui word of mouth di CV. Sapi Jalu kabupaten kuningan.

2. Untuk mengetahui Kualitas domba aqiqah dan qurban di CV. sapi jalu

kabupaten kuningan.

3. Untuk mengetahui minat beli domba aqiqah dan kurban di CV. Sapi Jalu

kabupaten kuningan.

4. Untuk mengetahui pengaruh word of mouth dan kualitas produk terhadap

minat beli konsumen domba Aqiqah dan Kurban di CV. Sapi Jalu kabupaten

kuningan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Dengan dilakukannya penelitian ini penulis dapat menambah pengetahuan,

wawasan, dan pemahaman dalam menerapkan ilmu yang telah didapat

selama berada di bangku kuliah mengenai Manajemen. Terutama yang

berkaitan dengan word of mouth dan kualitas produk terhadap minat beli

konsumen.

2. Bagi CV. Sapi Jalu kabupaten kuningan


Dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan strategi

word of mouth dan Kualitas produk dan mempertahakan peningkatan

volume minat beli di CV. Sapi Jalu dalam usaha membuat konsumen

merasa puas dan membuat perusahaan lebih maju dan unggul dengan

pesaing lainnya.

3. Bagi STIE Latifah Mubarokiyah

Dari hasil penulisan ini diharapkan bisa dijadikan tambahan referensi di

perpustakaan STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya mengenai strategi

word of mouth dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen.

4. Bagi pihak lain

Dari hasil penelitian ini semoga dapat memberikan sumbangan pemikiran

dan penambahan ilmu baru untuk perbandingan penulisan lebih baik dan

lebih lanjut untuk masalah yang sama.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

2.2 Landasan teori

2.2.1 Pemasaran

Dalam memenuhi kebutuhan konsumen, seorang pelaku usaha harus

terjun kedalam kegiatan pemasaran. Menurut (Indrasari, 2019:2) :

“Pemasaran adalah suatu kegiatan menyeluruh, terpadu, dan


terencana, yang dilakukua oleh sebuah organisasi atau institusi
dalam melakukan usaha agar mampu mengakomodir permintaan
pasar dengan cara menciptakan produk bernilai jual, menentukan
harga, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan saling bertukar
tawaran yang bernilai bagi konsumen, klien, mitra, dan masyarakat
umum.”

Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada

keahlian mereka di bidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun

bidang lain. Selain itu juga tergantung pada kemampuan mereka untuk

mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan

lancar. Pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk

tetap bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan.


Menurut Kotler (2006) dalam (Sari dewi, 2022:15) mengatakan :

“pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang


didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan denganmenciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.”

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran

adalah suatu sistem keseluruhan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan

para pengusaha untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya

dengan melakukan perencanaan, penentuan harga, promosi, dan

pendistribusian barang-barang yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan para konsumen.

2.2.2 Manajemen pemasaran

Keberhasilan sebuah perusahaan yang sukses sangat bergantung

pada kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya. Tujuan

perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya,

berkembang dan mampu bersaing, hanya memungkinkan perusahaan

untuk menjual produknya dan mampu mengatasi tantangan dari pesaing

dalam pemasaran.Menurut (Sari dewi, 2022:16)

“pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dalam kegiatan


bisnis yang dilakukan para pengusaha untuk mempertahankan
keberlangsungan hidupnya dengan melakukan perencanaan,
penentuan harga, promosi, dan pendistribusian barang-barang yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para
konsumen.”

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran

adalah melakukan suatu proses untuk menciptakan sesuatu untuk


membantu tujuan organisasi atau perusahaan. Kegiatan pemasaran

dilakukan melalui proses perencanaan, pengarahan, penetapan harga,

distribusi, dan kegiatan promosi.

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:30) dalam (Sari dewi, 2022:17)

mengatakan bahwa pemasaran bersandar pada konsep inti pemasaran

sebagai berikut :

1. Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan (Needs, Wants, and


Demands) Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan
manusia dan harus ada agar dapat menggerakkan manusia
sebagai dasar (alasan) untuk berusaha. Keinginan adalah
keinginan untuk mencapai pemenuhan kebutuhan tertentu.
Permintaan adalah keinginan akan suatu produk tertentu yang
didukung dan kemauanauntuk membayar dan membeli produk
tersebut.
2. Penawaran Pasar Produk, Pelayanan dan Pengalaman (Market
Offerings Product, Services and Experiences) Penawaran pasar
adalah suatu kombinasi produk dan jasa, informasi atau
pengalaman yang ditawarkan ke pasar untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan mereka akan hal tertentu.
3. Nilai Pelanggan dan Kepuasan (Customer Value and
Satisfaction) Nilai pelanggan dilihat sebagai kombinasi suatu
kualitas, layanan dan harga yang mencerminkan manfaat dan
biaya yang berwujud dan tidak berwujud bagi konsumen.
Kepuasan layanan seseorang dari kinerja produk yang dirasakan
dalam kaitannya dengan harapannya.
4. Pertukaran dan Hubungan (Exchanges and Relationships)
Pertukaran adalah tindakan mendapatkan objek yang diinginkan
dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai
ketidakseimbangan. Pemasaran terdiri dari tindakan yang
dilakukan untuk membangun dan meningkatkan hubungan
melalui transaksi dengan target pembeli, pemasok, dan
distributor yang melibatkan produk, jasa, ide, atau objek lain.
5. Pasar (Market) Pasar merupakan kumpulan semua pembeli
sebenarnya dan potensial memiliki kebutuhan atauakeinginan
akan produk atau jasa tertentu yang sama, yang bersedia
danamampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan itu dengan membeli dan menjual.
2.2.3 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:75) dalam (Sari dewi, 2022:19)

“Marketing mix is the set of tactical marketing tools that the firm blends

to produce the respinse it wants in the target market” artinya bauran

pemasaran adalah seperangkat aalat pemasaran taktis yangpmemadukan

perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam target

pasar.

Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat komponen

dalam strategi pemasaran yang disebut 4P, yaitu :

1. Product (Produk) adalah suatu barang, jasa, atau gagasan yang


dirancang dan ditawarkan perusahaanzuntuk kebutuhan
konsumen.
2. Price (Harga) adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh
pelanggan untuk mendapatkan produk yang dibelinya.
3. Place (Tempat) adalah penempatan suatu produk agar tersedia
bagi target konsumen, sejenis aktivitas yang berkaitan dengan
bagaimana menyampaikan produk dari produsen ke konsumen.
4.Promotion (Promosi) adalah suatu aktivitas mengkomuni kasikan
atau memberikan informasi mengenai produk kepada konsumen
dan membujuk target konsumen untuk membeli produk.

2.2.4 Produk

A. Pengertian Produk

Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya masyarakat

tidak pernah terlepas dari mengkonsumsi produk-produk yang

beredar dipasar dalam hal memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Menurut Kotler dan Keller (2012:30) dalam (Sari Dewi, 2022:9)

“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar

untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi

yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”. Menurut


Sofyan Assauri (2010) dalam (Indrasari, 2019) menyatakan bahwa

produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar

dimiliki dan digunakan atau di konsumsi guna memenuhi kebutuan

dan keinginan konsumen.

Maka produk merupakan suatu output yang diciptakan oleh

produsen yang ditawarkan kepada konsumen dan dijadikan alat

pemuas kebutuhan dan keinginan manusia yang memiliki nilai.

Menurut Kotler dan Keller (2012:41) dalam (Sari Dewi, 2022:9)

“Produk merupakan elemen kunci dalam keseluruhan penawaran

pasar. Selain itu produk juga dapat didefinisikan sebagai persepsi

pelanggan yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil

produknya”.

Maka produsen perlu memahami begitu pentingnya peranan

dan arti kualitas produk yang unggul untuk memenuhi harapan

konsumen. Para pemilik perusahaan juga umumnya semakin

menyadari adanya keterhubungan langsung antara kualitas produk

terhadap kepuasan konsumen yang pada akhirnya akan

meningkatkan volume penjualan. Keberadaan kepuasan konsumen

pada perusahaan merupakan sebuah variabel yang sangat penting

dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Salah satu tolak

ukurnya adalah kualitas produk dari perusahaan itu sendiri. Namun,

yang menjadi pertanyaan adalah produk seperti apa yang

sesungguhnya dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen.


B. Klasifikasi atau jenis-jenis produk

Adapun klasifikasi atau jenis-jenis dari produk yang di

konsumsi/digunakan menurut (Indrasari, 2019:28) terbagi menjadi

2 jenis yaitu :

1. Produk Konsumsi yaitu produk yang digunakan oleh


konsumen tingkat akhir, jadi konsumen membeli lalu
digunakan langsung sehingga tidak dijual kembali. Secara
umum produk yang sering di konsumsi masyarakat
digolongkan menjadi tiga bagian diantaranya:Produk
kebutuhan sehari- hari, Produk belanjaan, Produk khusus.
2. Produk Industri yaitu produk yang dibeli oleh produsen atau
perusahaan, yang nantinya akan dijual kembali atau
digunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi
sehingga menghasilkan barang lain. Jadi intinya
barang/produk industri digunakan untuk proses produksi,
diantaranya yaitu:
a. Materials and parts “bahan baku dan suku cadang”
b. Capital items “barang modal”
c. Supplies and services “perlengkapan dan layanan
bisnis”

C. Pengertian kualitas produk

Dalam kegiatan konsumsi produk sehari-hari seorang

konsumen tentu memiliki presepsi sendiri terkait produk mana

yang sesuai dengan yang dibutuhkan dan inginkan olehnya.

Kesesuaian produk yang tersedia dengan apa yang diharapkan oleh

konsumen merupakan kunsi dari keberhasilan pelaku usaha dalam

memasarkan produknya, kenyamanan, keamanan, kesesuaian

dengan harapan konsumen berakar dari baik dan tidaknya kualitas

produk yang ditawarkan oleh prlaku usaha kepada konsumen.

Menurut Kotler dan Keller (2012) dalam (Sari Dewi, 2022:17)


mendefinisikan “Kualitas produk adalah kemampuan suatu barang

untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi

dari apa yang diinginkan konsumen”.

Sedangkan menurut Menurut Kotler dan Amstrong (2012)

dalam (Sari Dewi, 2022:17) “Kualitas produk adalah karakter yang

dimiliki sebuah produk yang mempunyai kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan konsumen”.

Maka dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas

produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memberikan

kepuasan yang sesuai terhadap presepsi konsumen dalam

memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

D. Dimensi kualitas produk

Menurut Buchari Alma (2014:207) dalam (Sari Dewi,

2022:17) mengemukakan bahwa tingkat kualitas ditentukan

oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Fungsi suatu barang kualitas yang hendak dicapai sesuai


dengan fungsi untuk apa barang tersebut digunakan atau
dibutuhkan tercermin pada spesifikasi dari barang tersebut
seperti tahan lamanya, kegunaannya, berat, bunyi, ada
atau tidaknya perawatan dan kepercayaannya.
2. Wujud luar salah satu faktor yang penting dan sering
dipergunakan oleh konsumen dalam melihat suatu barang
pertama kalinya, untuk menentukan kualitas barang
tersebut, adalah wujud luar barang itu. Faktor wujud luar
yang terdapat pada suatu barang tidak hanya terlihat dari
bentuk, tetapi juga dari warna, susunan dan hal-hal
lainnya.
3. Biaya barang tersebut umumnya biaya dan harga suatu
barang akan menentukan kualitasobarang tersebut. Hal ini
terlihat dari barang-barang yang mempunyai biaya atau
harga yang mahal, dapat menunjukkan bahwa kualitas
barang tersebut relatif lebih baik.

Berdasarkan faktor-faktor di atas menyatakan bahwa

tingkat kualitas produk ditentukan oleh tiga faktor, yaitu fungsi

dari produk itu sendiri, wujud luarnya, dan harga barang atau

produk tersebut.

E. Indikator kualitas produk

Adapun menurut Kotler dan Keller (2012) dalam (Sari

Dewi, 2022:18) indikator kualitas produk yaitu :

1. Bentuk (Form) yaitu bentuk sebuah produk dapat


meliputi ukuran, bentuk atau struktur fisik produk.
2. Fitur (Feature) yaitu fitur produk yang melengkapi
fungsi dasar suatu produk tersebut.
3. Penyesuaian (Customization) yaitu dimana pemasar
dapat diferensiasikan produk dengan menyesuaikan
produk tersebut dengan keinginan perorangan.
4. Kualitas Kinerja (Performance Quality) yaitu tingkat
dimana karakteristik utama produk beroperasi.
Kualitas menjadi dimensi yang semakin penting
untuk diferensiasi ketika perusahaan menerapkan
sebuah model nilai dan memberikan kualitas yang
lebih tinggi dengan uang yang lebih rendah.
5. Kualitas Kesesuaian (Conformance Quality) yaitu
tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik
dan memenuhi spesifikasi yang dijanjikan.
6. Ketahanan (Durability) yaitu ukuran umur operasi
harapan produk dalam kondisi biasa atau penuh
tekanan, merupakan atribut berharga untuk produk
tertentu.
7. Keandalan (Reliability) yaitu ukuran kemungkinan
produk tidak akan mengalami kerusakan atau
kegagalan dalam periode waktu tertentu.
8. Kemudahan Perbaikan (Repairability) yaitu ukuran
kemudahan perbaikan produk ketika produk itu tidak
berfungsi atau gagal.
9. Gaya (Style) yaitu menggambarkan penampilan dan
rasa produk kepada pembeli.
10. Desain (Design) yaitu totalitas fitur yang
mempengaruhi tampilan, rasa dan fungsi produk
berdasarkan kebutuhan pelanggan.

2.2.5 Word of mouth

A. pengertian word of mouth

Berita yang baik mengenai semua hal yang berhubungan

dengan internal perusahaan akan membawa dampak yang

menguntungkan bagi sebuah perusahaan sehingga perusahaan

selalu menjaga citra yang beredar di masyarakat terkait segala

hal yang berkaitan dengan perusahaannya. Menurut (Joesyiana,

2018) :

“Word Of Mouth adalah komunikasi dari mulut ke mulut


tentang pandangan atau penilaian terhadap suatu produk
atau jasa, baik secara individu maupun kelompok yang
bertujuan untuk memberikan informasi secara personal.”

Word of Mouth merupakan salah satu Bauran promosi menurut

lupiyoadi (2013) dalam (Haque Fawzi et al., 2022). Informasi

mulut ke mulut ini merupakan salah satu strategi promosi yang

efektif, karena yang akan menginformasikannya ialah pengguna

atau konsumen secara suka rela tanpa disadari karena kepuasan


akan pelayanan atau produk yang diberikan.

Berdasarkan perngertian yang telah di kemukakan para ahli

diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa word of mouth

merupakan sebuah kegiatan pemasaran dalam memberikan

informasi untuk mempromosikan dan merekomendasikan suatu

merek kepada orang lain.

B. Dimensi word of mouth

Terdapat lima elemen yang harus diperhatikan dalam

mengupayakan word of mouth yang menguntungkan. Menurut

Sernovitz (2012: 19) dalam (Ali, 2020) terdapat lima T yang

harus diperhatikan dalam mengupayakan WOM yang

menguntungkan, yaitu:

1. Talkers (pembicara), adalah kumpulan orang yang


memilki antuasiasme dan hubungan untuk
menyampaikan pesan.
2. Topics (topik), berkaitan dengan apa yang dibicarakan
oleh talker. Topik ini berhubungan dengan sesuatu
yang ditawarkan oleh suatu merek.
3. Tools (alat), mengacu kepada perlengkapan yang
diperlukan untuk mempermudah konsumen dalam
melakukan WOM, seperti sampel, kupon atau brosur.
4. Taking Part (partisipasi), perlunya partisipasi orang
lain yang ikut serta dalam percakapan agar WOM
dapat terus berlanjut.
5. Tracking (pengawasan), suatu tindakan perusahaan
untuk mengawasi proses WOM sehingga perusahaan
dapat mengantisipasi terjadinya WOM negatif
mengenai produk atau jasa.
C. Jenis-Jenis Komunikasi Word Of Mouth

Menurut Hughes (2015) dalam (Joesyiana, 2018)

mengemukakan bahwa jenis – jenis komunikasi word of mouth

dapat di kelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Word Of Mouth positif, merupakan proses penyampaian


informasi dari mulut ke mulut yang dilakukan oleh
individu yang satu ke individu lain berdasarkan
pengalaman yang bersifat positif terhadap suatu produk,
jasa, maupun perusahaan.
2. Word Of Mouth negatif, merupakan proses interaksi dari
mulut ke mulut yang didasarkan pada pengalaman
negatif yang diperoleh dari individu yang satu ke
individu yang lain terhadap suatu produk, jasa, atau
perusahaan.

D. Indikator word of mouth

Menurut Babin, Barry (2014) dalam (Joesyiana, 2018)

terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai

komponen untuk mengukur word of mouth yaitu sebagai

berikut:

1. Kemauan konsumen dalam membicarakan hal-hal


positif tentang kualitas pelayanan dan produk kepada
orang lain.
2. Rekomendasi jasa dan produk perusahaan kepada
orang lain.
3. Dorongan terhadap teman atau relasi untuk melakukan
pembelian terhadap produk dan jasa perusahaan.

2.2.6 Minat Beli

A. Pengertian Minat Beli

Kecenderungan konsumen dalam memilih membeli untuk


sebuah produk merupakan suatu keadaan yang selalu

dikondisikan oleh pelaku usaha agar produk yang dijualnya di

beli oleh konsumen.

Menurut (Saputra & Mahaputra, 2022) mendefinisikan

“purchase intention is a condition which a person intends to

make a purchace of an item or service”. Yang artinya : niat beli

adalah suatu kondisi dimana seseorang berniat untuk melakukan

pembelian suatu barang atau jasa.

Menurut (Pebriani & Busyra, 2023) minat beli konsumen

ialah perspektif positif yang muncul dari konsumen akan

produk, rasa tertarik, dan harus terpenuhi sehingga dorongan

kuat muncul untuk memiliki produk yang dituju.

Sehingga dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan

bahwa minat beli merupakan suatu kecenderungan positif dari

seorang konsumen untuk menjatuhkan pilihan pembelian

terhadap suatu produk dalam upaya pemenuhan kebutuhan dan

keinginannya.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli

Kecenderungan konsumen dalam memilih suatu produk

sehingga memutuskan membeli produk tersebut dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Sebagaimana menurut (Saputra &

Mahaputra, 2022) minat beli dapat timbul dari berbagai faktor


antara lain :

1. Kualitas produk
2. Harga
3. Citra merek
4. Kualitas layanan.

C. Indikator minat beli

Beberapa indikator untuk mengukur minat beli konsumen

menurut (Saputra & Mahaputra, 2022) dalam (Saputra et al.,

2023) indikator untuk mengukur minat beli sebagai berikut :

1. Ketertarikan untuk mencari informasi tentang produk


2. Mempertimbangkan untuk membeli
3. Tertarik untuk mencoba
4. Ingin mengetahui produk
5. Keinginan memiliki produk

2.2.7 Kerangka Pemikiran

Word Of Mouth (X1)

Minat Beli (Y)

Kualitas Produk (X2)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan dari

landasan teori dan penelitian terdahulu serta merupakan jawaban

sementara terhadap masalah yang diteliti di mana jawaban itu

masih bersifat lemah dan perlu dilakukan pengujian secara empiris

kebenarannya Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :


H a : terdapat pengaruh yang signifikan Word of mouth dan

Kualitas produk baik secara parsial maupun simultan terhadap

keputusan pembelian domba aqiqah dan kurban di CV Sapi Jalu

Kabupaten Kuningan.

H o : tidak terdapat pengaruh yang signifikan Word of mouth dan

Kualitas produk baik secara parsial maupun simultan terhadap

keputusan pembelian domba aqiqah dan kurban di CV Sapi Jalu

Kabupaten Kuningan.

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan uji

statistik (Uji Parsial) dan uji F (Uji Simultan).


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA

Ali, K. (2020). Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Dan Word Of Mouth

Terhadap Keputusan Konsumen Memilih Wedding Organizer (Studi Pada

Konsumen Art Project Lampung di Kecamatan Trimurjo Lampung Pengaruh

Promosi Melalui Media Sosial Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan.

Jurnal Manajemen Dan Bisnis (JMB), 1(2), 2745–2892.

Anum, F., & Badau, M. M. (2022). Pengaruh Kualitas Produk dan Harga

Terhadap Minat Beli Ulang Pada Official Store Emina di Shopee. 4, 1707–

1715.

Haque Fawzi, M. G., Syarief Iskandar, A., Erlangga, H., Nurjaya, & Sunarsi, D.

(2022). STRATEGI PEMASARAN. Pascal Books.

Indrasari, M. (2019). PEMASARAN DAN KEPUASAN PELANGGAN. UNITOMO

PRESS.

Joesyiana, K. (2018). Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen Pada Media Online Shop Shopee Di Pekabaru (Survey pada

Mahasiswa Semester VII Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau). Jurnal Valuta, Vol. 4(1), 71–

85.

Pebriani, W., & Busyra, N. (2023). Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Minat Beli

Konsumen di Era New Normal. Jurnal EMT KITA, 7(1), 83–89.

https://doi.org/10.35870/emt.v7i1.739

Sandy, F. A., Basalamah, M. R., & Wahono, B. (2018). Vol. 12. No. 01 ISSN :
2302-7061. 12(01), 510–518.

Saputra, F., Khaira, N., & Saputra, R. (2023). Pengaruh User Interface dan Variasi

Produk terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Literature). Jkis, 1(1), 18–25.

https://dinastirev.org/

Saputra, F., & Mahaputra, M. R. (2022). Relationship of Purchase Interest , Price

and Purchase Decisions to IMEI Policy ( Literature Review Study ). Journal

of Low Politic and Humanities, 2(2), 71–80.

Sari dewi, L. (2022). Monograf PENGARUH HARGA TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN. Global Aksara Pers.

Sari Dewi, L. (2022). Monograf THE INFLUENCE OF PRODUCT QUALITY

PADA KEPUASAN KONSUMEN. CV. Global Aksara Pers.

Anda mungkin juga menyukai